Disusun Oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
Kelompok Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia. Dari pertama masuknya Islam yang dibawakan oleh Wali Songo
hingga pada masa modern saat ini pun islam harusnya selalu menjadi agama
yang dapat diterima dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Karena itu
atau yang biasa kita kenal dengan istilah “Dakwah” harus dilakukan dengan
cara halus dan fleksibel agar nilai-nilai kelembutan dalam Islam dapat terjaga.
dakwah terus berkembang baik dalam hal strategi maupun media yang
keluar dari jalan Allah ) dan ada pula strategi dakwah yang sudah tidak
dianggapnya tidak sama dengan islam ). Atau dalam hal mdia juga sudah
berbeda, ada Da’i yang masih berdakwah menggunakan cara lama dengan cara
berceramah langsung dan mengadakan kegiatan mengaji rutin, ada Da’i yang
Dari berbagai cara, metode, dan strategi dakwah tersebut tentu semuanya
tidak lepas dari pengetahuan dasar tentang berdakwah yang secara umum kita
1
menyebutnya “Ilmu Dakwah”. Dalam makalah ini akan mengenalkan hakikat
Ilmu Dakwah secara Ontologi, ontologi sendiri merupakan ilmu dalam kajian
dalam makalah ini akan mengulas objek atau eksistensi akar-akar yang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
M. Solihin, Perkembangan Pemikiran Filsafat dari Klasik Hingga modern (Cet. I; Bandung:
Pustaka Setia, 2007), h. 170
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ontologi
Ontologi merupakan salah satu cara mencari suatu kebenaran dalam
kajian filsafat. Secara etimologi, kata ontologi berasal dari bahasa Yunani;
ontos dan logos. Ontos berarti sesuatu yang berwujud, sedangkan logos
berarti ilmu, teori, uraian atau alasan. Ontologi secara istilah berarti hakekat
yang dikaji dan hakekat realitas yang ada tentang kebenaran atau juga hakekat
segala sesuatu yang ada yang memiliki sifat universal atau hakekat realitas
yang di dalamnya mengandung kemajemukan untuk memahami adanya
eksistensi.2 Secara mudahnya ontologi merupakan kajian yang membahas apa
hakekat dari sesuatu, misalkan dalam bab ini akan mengkaji ontologi ilmu
dakwah. Maka poin-poin utama yang seharusnya ada di dalamnya ialah apa
definisi ilmu dakwah itu sendiri, apa yang terkandung di dalamnya dan akan
sedikit mengulas tentang sejarahnya.
Ontologi adalah penjelasan tentang keberadaan atau eksistensi yang
mempermasalahkan akar-akar (akar yang paling mendasar tentang apa yang
disebut dengan ilmu pengetahuan itu). Jadi dalam ontologi yang
dipermasalahkan adalah akar-akarnya hingga sampai menjadi ilmu.3 Karena
pada dasarnya ilmu itu ialah gabungan dari beberapa pengetahuan yang
diperoleh sedikit demi sedikit oleh manusia baik diperoleh secara empiris
belaka atau dikaji secara positifisme. Maka dalam bab ini juga akan diulas
pengetahuan atau ilmu yang menjadi cikal bakal dari satu kesatuan ilmu yang
nantinya akan kita sebut dengan Ilmu Dakwah.
2
M. Solihin, Perkembangan Pemikiran Filsafat dari Klasik Hingga modern (Cet. I; Bandung:
Pustaka Setia, 2007), h. 170
3
Soetriono dan Rita Hanafie, Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian (Cet. I; Yogyakarta: ANDI,
2007), h. 61.
3
ini, terbentuk beberapa kata dengan ragam makna. Makna-makna tersebut
adalah memanggil, mengundang, minta tolong, meminta, memohon,
menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan, mendatangkan,
mendoakan, menangisi, dan meratapi (diambil dari kamus Munawwir).4
Dalam Al-Qur’an, kata da’wah dan berbagai bentuk katanya ditemukan
sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad Sulthon5, 299 kali versi
Muhammad Fu’ad ‘Abd al-Baqi’6 atau 212 kali menurut Asep Muhiddin7. Ini
berarti, Al-Qur’an mengembangkan makna dari kata da’wah untuk berbagai
penggunaan.8 Hal ini cukup membuktikan bahwa arti dari kata dakwah dari
segi bahasa cukup luas seperti yang dipaparkan dalam kamus Munawwir tadi.
Lantas apa deifnisi dari Ilmu Dakwah itu sendiri ?. dari beberapa literatur
ada beberapa definisi dari setiap pakar, antara lain :
1. Abu Bakar Zakaria mengatakan bahwa dakwah adalah usaha para ulama’
dan orang-orang yang memiliki pengetahuan agama Islam untuk
memberikan pengajaran kepada khalayak umum sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki tentang hal-hal yang mereka butuhkan dalam
urusan dunia dan akhirat. 9
2. Syekh Muhammad al-Khadir Husain mengatakan bahwa dakwah adalah
menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh kepada
kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat kebahagiaan dunia
dan akhirat.10
3. Syekh Muhammad al-Ghazali mengatakan bahwa dahwah ialah program
sempurna yang menghimpun semua pengetahuan yang dibutuhkan oleh
manusia di semua bidang, agar ia dapat memahami tujuan hidupnya serta
4
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progesif,
1997), h. 406.
5
Muhammad Sulthon, Desain Ilmu Dakwah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003),h. 4.
6
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah,
(Jakarta: Penamadani, 2006),h. 144-145.
7
Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif Al-Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2002),h. 40.
8
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2004),h. 6.
9
Abu Bakar Zakariya, al-Da’wah ila al-islam, (Kairo: Maktabah Dar al-‘Arubat, 1962) ,h. 8.
10
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2004),h. 11.
4
menyelidiki petunjuk jalan yang mengarahkannya menjadi orang-orang
yang mendapat petunjuk.11
4. Menurut ‘Abd al-Karim Zaidan ,dakwah adalah mengajak kepada agama
Allah, yaitu Islam.12
5. Toha Yahya Omar, dakwah Islam adalah mengajak manusia dengan cara
bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk
kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.13
6. Barmawi Umari, dakwah ialah mengajak orang kepada kebenaran,
mengerjakan perintah, menjauhi larangan, agar memperoleh kebahagiaan
di masa sekarang dan yang akan datang.14
7. B.J. Boland berkomentar bahwa dakwah diartikan propaganda Islam
tidak hanya dengan penyebaran dan publikasi, namun juga perbuatan dan
kegiatan dalam semua bidang kehidupan sosial, dengan kata lain, bahwa
dakwah harus berupa usaha Islamisasi masyarakat yang komprehensif.15
11
Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuni, al-Madkhal ila ‘ilm al-Da’wah, (Beirut: Muassasah al-
Risalah, 1993),h. 15.
12
‘Abd al-Karim Zaidan, Ushul al-Da’wah, (Beirut: Muassasah al-Risalah, 1993),h. 5.
13
Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Widjaya, 1993),h.1.
14
Barmawi Umari, Asas-asas Ilmu Dakwah, (Solo: Ramadhani, 1987),h.52.
15
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah,
(Jakarta: Penamadani, 2006), h. 9
16
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2004),h. 19.
5
untuk menjalani kehidupan yang lebih baik berdasarkan syariat Islam baik di
dunia maupun di akhirat.
17
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2004),h. 74.
18
Ibid
6
berbicara dakwah mereka melupakan ilmu-ilmu bantu untuk mengembangkan
pemikiran dakwah. Ilmu Balaghah adalah salah satu ilmu bantu yang telah
terlupakan oleh para sarjana Ilmu Dakwah.19
Ilmu Balaghah memuat tiga disiplin ilmu, Ilmu Al-Ma’ani (ilmu tentang
cara memberikan pemahaman), Ilmu al-Bayan (ilmu tentang memberikan
penjelasan), dan Ilmu al-Badi’ (ilmu tentang mengatur keindahan bahasa).
Ilmu al-Ma’ani adalah ilmu tentang dasar-dasar atau kaidah-kaidah untuk
memahami pembicaraan dasar bahasa Arab yang sesuai dengan suatu
kondisi.20 Agar pesan utama dakwah tidak menyimpang dari topik dan
tujuannya, kita perlu mempelajari Ilmu al-Bayan. Ilmu ini menawarkan varian
metode untuk menguraikan satu kalimat pokok dengan beberapa kalimat
penjelas yang relevan.21 Dalam Ilmu Balaghah, pemahaman dan penjelasan
saja tidak cukup, tetapi perlu keindahan kalimat. Untuk menyusun keindahan
kalimat, Ilmu al-Badi’ dapat dipelajari. Tingginya nilai sebuah sastra dapat
dilihat dengan instrumen Ilmu al-Badi’. Ilmu ini menawarkan beberapa
metode untuk membuat keindahan kalimat, ungkapan, maupun pernyataan
dari sudut kata-kata dan maknanya.22
Apabila kita bisa menguasai ketiga disiplin ilmu yang terdapat dalam
Ilmu Balaghah maka hal itu akan membantu kita mendapatkan hasil yang
lebih baik ketika berdakwah. Dengan adanya Ilmu Balaghah yang dapat
membuat kata-kata yang kita sampaikan menjadi lebih memikat baik dari segi
keindahan kalimat beserta dalamnya makna ,maka orang akan banyak tertarik
dan mudah menerima ajakan kita.
19
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2004),h. 78.
20
Ibid.,h. 75.
21
Ibid.,h. 76.
22
Ibid.,h. 77.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
DAFTAR PUSTAKA
Soetriono dan Rita Hanafie. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian .Cet. I;
Yogyakarta: ANDI, 2007.
Aziz, Moh Ali. Ilmu Dakwah Edisi Revisi. Jakarta: Prenadamedia Group, 2004.
Zakariya, Abu Bakar. al-Da’wah ila al-islam. Kairo: Maktabah Dar al-‘Arubat,
1962.
Bayanuni, Muhammad Abu al-Fath al-. al-Madkhal ila ‘ilm al-Da’wah. Beirut:
Muassasah al-Risalah, 1993.