Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ONTOLOGI ILMU DAKWAH

Dibuat sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Ilmu Dakwah

Dosen pembimbing : Achmad Farid, S.Pd.I., MA.

Disusun Oleh :

Bela Febrianti NIM. 2018100320142


Moch. Arifudin NIM. 2018100320130
Nor Imaniyah NIM. 20182320004

PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM SYARIFUDDIN
WONOREJO LUMAJANG

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan Makalah Filsafat Empirisme ini tepat waktu.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk

itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca

agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat

maupun inpirasi terhadap pembaca.

Lumajang, 16 Februari 2019

Kelompok Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ i

Daftar Isi .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2

C. Tujuan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Ontologi ............................................................................ 3

B. Pengertian Ilmu Dakwah ..................................................................... 3

C. Akar-akar pengetahuan dalam Ilmu Dakwah ...................................... 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama Islam merupakan agama yang dianut oleh mayoritas penduduk

Indonesia. Dari pertama masuknya Islam yang dibawakan oleh Wali Songo

hingga pada masa modern saat ini pun islam harusnya selalu menjadi agama

yang dapat diterima dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Karena itu

seyogyanya dalam proses penyebaran dan pengenalan Islam dalam masyarakat

atau yang biasa kita kenal dengan istilah “Dakwah” harus dilakukan dengan

cara halus dan fleksibel agar nilai-nilai kelembutan dalam Islam dapat terjaga.

Seiring berkembangnya jaman, berbagai macam jenis dan metode

dakwah terus berkembang baik dalam hal strategi maupun media yang

digunakan. Diantara perkembangan tersebut, ada yang tetap mempertahankan

strategi dakwah yang fleksibel ( menerima kulturasi budaya selama tidak

keluar dari jalan Allah ) dan ada pula strategi dakwah yang sudah tidak

fleksibel lagi ( mempertegas, merubah dan bahkan melarang budaya yang

dianggapnya tidak sama dengan islam ). Atau dalam hal mdia juga sudah

berbeda, ada Da’i yang masih berdakwah menggunakan cara lama dengan cara

berceramah langsung dan mengadakan kegiatan mengaji rutin, ada Da’i yang

menyesuaikan perkembangan jaman dengan berdakwah menggunakan media

internet, dan ada pula yang menggunakan keduanya yakni berceramah

langsung sekaligus mengunggahnya di internet.

Dari berbagai cara, metode, dan strategi dakwah tersebut tentu semuanya

tidak lepas dari pengetahuan dasar tentang berdakwah yang secara umum kita

1
menyebutnya “Ilmu Dakwah”. Dalam makalah ini akan mengenalkan hakikat

Ilmu Dakwah secara Ontologi, ontologi sendiri merupakan ilmu dalam kajian

filsafat yang membahas persoalan tentang objek ilmu pengetahuan.1 Maka

dalam makalah ini akan mengulas objek atau eksistensi akar-akar yang

mempersalahkan pengetahuan tentang dakwah hingga menjadi suatu ilmu yang

bernama “Ilmu Dakwah”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Ontologi ?

2. Apa yang dimaksud Ilmu Dakwah ?

3. Apa saja akar-akar pengetahuan dalam Ilmu Dakwah ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian Ontologi

2. Mengetahui pengertian Ilmu Dakwah

3. Mengetahui akar-akar pengetahuan dalam Ilmu Dakwah

1
M. Solihin, Perkembangan Pemikiran Filsafat dari Klasik Hingga modern (Cet. I; Bandung:
Pustaka Setia, 2007), h. 170

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ontologi
Ontologi merupakan salah satu cara mencari suatu kebenaran dalam
kajian filsafat. Secara etimologi, kata ontologi berasal dari bahasa Yunani;
ontos dan logos. Ontos berarti sesuatu yang berwujud, sedangkan logos
berarti ilmu, teori, uraian atau alasan. Ontologi secara istilah berarti hakekat
yang dikaji dan hakekat realitas yang ada tentang kebenaran atau juga hakekat
segala sesuatu yang ada yang memiliki sifat universal atau hakekat realitas
yang di dalamnya mengandung kemajemukan untuk memahami adanya
eksistensi.2 Secara mudahnya ontologi merupakan kajian yang membahas apa
hakekat dari sesuatu, misalkan dalam bab ini akan mengkaji ontologi ilmu
dakwah. Maka poin-poin utama yang seharusnya ada di dalamnya ialah apa
definisi ilmu dakwah itu sendiri, apa yang terkandung di dalamnya dan akan
sedikit mengulas tentang sejarahnya.
Ontologi adalah penjelasan tentang keberadaan atau eksistensi yang
mempermasalahkan akar-akar (akar yang paling mendasar tentang apa yang
disebut dengan ilmu pengetahuan itu). Jadi dalam ontologi yang
dipermasalahkan adalah akar-akarnya hingga sampai menjadi ilmu.3 Karena
pada dasarnya ilmu itu ialah gabungan dari beberapa pengetahuan yang
diperoleh sedikit demi sedikit oleh manusia baik diperoleh secara empiris
belaka atau dikaji secara positifisme. Maka dalam bab ini juga akan diulas
pengetahuan atau ilmu yang menjadi cikal bakal dari satu kesatuan ilmu yang
nantinya akan kita sebut dengan Ilmu Dakwah.

B. Pengertian Ilmu Dakwah


Dakwah secara bahasa berasal dari bahasa arab da’wah (‫)الدعوة‬. Da’wah
mempunyai tiga huruf asal, yaitu dal, ‘ain, dan wawu. Dari ketiga huruf asal

2
M. Solihin, Perkembangan Pemikiran Filsafat dari Klasik Hingga modern (Cet. I; Bandung:
Pustaka Setia, 2007), h. 170
3
Soetriono dan Rita Hanafie, Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian (Cet. I; Yogyakarta: ANDI,
2007), h. 61.

3
ini, terbentuk beberapa kata dengan ragam makna. Makna-makna tersebut
adalah memanggil, mengundang, minta tolong, meminta, memohon,
menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan, mendatangkan,
mendoakan, menangisi, dan meratapi (diambil dari kamus Munawwir).4
Dalam Al-Qur’an, kata da’wah dan berbagai bentuk katanya ditemukan
sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad Sulthon5, 299 kali versi
Muhammad Fu’ad ‘Abd al-Baqi’6 atau 212 kali menurut Asep Muhiddin7. Ini
berarti, Al-Qur’an mengembangkan makna dari kata da’wah untuk berbagai
penggunaan.8 Hal ini cukup membuktikan bahwa arti dari kata dakwah dari
segi bahasa cukup luas seperti yang dipaparkan dalam kamus Munawwir tadi.
Lantas apa deifnisi dari Ilmu Dakwah itu sendiri ?. dari beberapa literatur
ada beberapa definisi dari setiap pakar, antara lain :
1. Abu Bakar Zakaria mengatakan bahwa dakwah adalah usaha para ulama’
dan orang-orang yang memiliki pengetahuan agama Islam untuk
memberikan pengajaran kepada khalayak umum sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki tentang hal-hal yang mereka butuhkan dalam
urusan dunia dan akhirat. 9
2. Syekh Muhammad al-Khadir Husain mengatakan bahwa dakwah adalah
menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh kepada
kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat kebahagiaan dunia
dan akhirat.10
3. Syekh Muhammad al-Ghazali mengatakan bahwa dahwah ialah program
sempurna yang menghimpun semua pengetahuan yang dibutuhkan oleh
manusia di semua bidang, agar ia dapat memahami tujuan hidupnya serta

4
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progesif,
1997), h. 406.
5
Muhammad Sulthon, Desain Ilmu Dakwah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003),h. 4.
6
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah,
(Jakarta: Penamadani, 2006),h. 144-145.
7
Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif Al-Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2002),h. 40.
8
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2004),h. 6.
9
Abu Bakar Zakariya, al-Da’wah ila al-islam, (Kairo: Maktabah Dar al-‘Arubat, 1962) ,h. 8.
10
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2004),h. 11.

4
menyelidiki petunjuk jalan yang mengarahkannya menjadi orang-orang
yang mendapat petunjuk.11
4. Menurut ‘Abd al-Karim Zaidan ,dakwah adalah mengajak kepada agama
Allah, yaitu Islam.12
5. Toha Yahya Omar, dakwah Islam adalah mengajak manusia dengan cara
bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk
kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.13
6. Barmawi Umari, dakwah ialah mengajak orang kepada kebenaran,
mengerjakan perintah, menjauhi larangan, agar memperoleh kebahagiaan
di masa sekarang dan yang akan datang.14
7. B.J. Boland berkomentar bahwa dakwah diartikan propaganda Islam
tidak hanya dengan penyebaran dan publikasi, namun juga perbuatan dan
kegiatan dalam semua bidang kehidupan sosial, dengan kata lain, bahwa
dakwah harus berupa usaha Islamisasi masyarakat yang komprehensif.15

Apabila definisi dakwah dari para ahli dikaitkan dengan beberapa


fenomena dakwah, pemahaman dakwah dari sudut bahasa, serta
pengembangan makna konsep dakwah diatas, maka dapat dinyatakan bahwa
dakwah merupakan proses peningkatan iman dalam diri manusia sesuai
syariat Islam.16 Dari penulis sendiri menyimpulkan berdasarkan paparan para
pakar diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dakwah ialah suatu
perbuatan mengajak manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih baik
berdasarkan syariat agama Islam baik itu kehidupan dunia maupun kehidupan
akhirat. Karena pada dasarnya agama Islam itu sendiri merupakan agama
yang sesuai dengan makna-makna kehidupan.
Adapun yang dimaksud dengan Ilmu Dakwah berarti suatu ilmu yang
mempelajari tentang cara-cara penyampaian atau cara mengajak manusia

11
Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuni, al-Madkhal ila ‘ilm al-Da’wah, (Beirut: Muassasah al-
Risalah, 1993),h. 15.
12
‘Abd al-Karim Zaidan, Ushul al-Da’wah, (Beirut: Muassasah al-Risalah, 1993),h. 5.
13
Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Widjaya, 1993),h.1.
14
Barmawi Umari, Asas-asas Ilmu Dakwah, (Solo: Ramadhani, 1987),h.52.
15
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah,
(Jakarta: Penamadani, 2006), h. 9
16
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2004),h. 19.

5
untuk menjalani kehidupan yang lebih baik berdasarkan syariat Islam baik di
dunia maupun di akhirat.

C. Akar-akar pengetahuan dalam Ilmu Dakwah


Seperti yang kita singgung dalam pengertian ontologi tadi, bahwasannya
ontologi adalah penjelasan tentang keberadaan atau eksistensi yang
mempermasalahkan akar-akar yang menjadi terbentuknya suatu satu kesatuan
ilmu. Maka kali ini kita akan mengulas akar pengetahuan yang ada dalam
Ilmu dakwah. Karena Ilmu Dakwah adalah ilmu untuk menyampaikan atau
mengajak maka dapat kita jabarkan bahwa dalam ilmu mengajak terdapat tiga
jalan di dalamnya, yakni mengajak melalui lisan, tulisan atau perbuatan.
Ketiga hal tersebut merupakan pokok yang terdapat dalam Ilmu Dakwah.
Namun secara umum dakwah lebih sering disampaikan melalui lisan dan
tulisan.
Untuk mengasah ketajaman lisan, orang belajar mengolah kata dan
menyampaikan suatu kata agar terlihat mengesankan. Ilmu balaghah dan
retorika termasuk dari beberapa ilmu yang memberikan ketrampilan
tersebut.17 Maka dari sini dapat diketahui bahwa Ilmu Balaghah dan retorika
merupakan cikal bakal suatu kesatuan ilmu yang kita sebut dengan Ilmu
Dakwah. Karena kedua ilmu tersebut ( balaghah dan retorika ) merupakan
ilmu yang berpengaruh besar dalam mempengaruhi manusia sama hal nya
dengan tujuan utama ilmu dakwah yakni mengajak manusia.
Ilmu balaghah dikembangkan oleh ulama kontemporer. Kata balaghah
berarti sampai. Dengan demikian, ilmu balaghah adalah ilmu tentang tabligh,
yakni bagaimana pendakwah menyampaikan agama Islam yang mudah
18
dipahami oleh mitra dakwah. Dalam studi Islam, Ilmu balaghah tidak
dilihat sebagai pemikiran dakwah, melainkan bagian dari Ilmu Sastra.
Klasifikasi ini berlangsung lama serta belum ada upaya yang membedakan
antara Dakwah dan Ilmu Dakwah. Para ulama tidak melihat praktik dakwah
sebagai fakta sosial, melainkan sebagai etika sosial, akibatnya ketika

17
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2004),h. 74.
18
Ibid

6
berbicara dakwah mereka melupakan ilmu-ilmu bantu untuk mengembangkan
pemikiran dakwah. Ilmu Balaghah adalah salah satu ilmu bantu yang telah
terlupakan oleh para sarjana Ilmu Dakwah.19
Ilmu Balaghah memuat tiga disiplin ilmu, Ilmu Al-Ma’ani (ilmu tentang
cara memberikan pemahaman), Ilmu al-Bayan (ilmu tentang memberikan
penjelasan), dan Ilmu al-Badi’ (ilmu tentang mengatur keindahan bahasa).
Ilmu al-Ma’ani adalah ilmu tentang dasar-dasar atau kaidah-kaidah untuk
memahami pembicaraan dasar bahasa Arab yang sesuai dengan suatu
kondisi.20 Agar pesan utama dakwah tidak menyimpang dari topik dan
tujuannya, kita perlu mempelajari Ilmu al-Bayan. Ilmu ini menawarkan varian
metode untuk menguraikan satu kalimat pokok dengan beberapa kalimat
penjelas yang relevan.21 Dalam Ilmu Balaghah, pemahaman dan penjelasan
saja tidak cukup, tetapi perlu keindahan kalimat. Untuk menyusun keindahan
kalimat, Ilmu al-Badi’ dapat dipelajari. Tingginya nilai sebuah sastra dapat
dilihat dengan instrumen Ilmu al-Badi’. Ilmu ini menawarkan beberapa
metode untuk membuat keindahan kalimat, ungkapan, maupun pernyataan
dari sudut kata-kata dan maknanya.22
Apabila kita bisa menguasai ketiga disiplin ilmu yang terdapat dalam
Ilmu Balaghah maka hal itu akan membantu kita mendapatkan hasil yang
lebih baik ketika berdakwah. Dengan adanya Ilmu Balaghah yang dapat
membuat kata-kata yang kita sampaikan menjadi lebih memikat baik dari segi
keindahan kalimat beserta dalamnya makna ,maka orang akan banyak tertarik
dan mudah menerima ajakan kita.

19
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2004),h. 78.
20
Ibid.,h. 75.
21
Ibid.,h. 76.
22
Ibid.,h. 77.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Ontologi adalah penjelasan tentang keberadaan atau eksistensi yang


mempermasalahkan akar-akar (akar yang paling mendasar tentang apa yang
disebut dengan ilmu pengetahuan itu). Jadi dalam ontologi yang
dipermasalahkan adalah akar-akarnya hingga sampai menjadi ilmu. Karena
pada dasarnya ilmu itu ialah gabungan dari beberapa pengetahuan yang
diperoleh sedikit demi sedikit oleh manusia baik diperoleh secara empiris
belaka atau dikaji secara positifisme.
Dakwah merupakan proses peningkatan iman dalam diri manusia sesuai
syariat Islam. Berdasarkan paparan para pakar, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa dakwah ialah suatu perbuatan mengajak manusia untuk
menjalani kehidupan yang lebih baik berdasarkan syariat agama Islam baik
itu kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat. Karena pada dasarnya agama
Islam itu sendiri merupakan agama yang sesuai dengan makna-makna
kehidupan. Adapun yang dimaksud dengan Ilmu Dakwah berarti suatu ilmu
yang mempelajari tentang cara-cara penyampaian atau cara mengajak
manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih baik berdasarkan syariat
Islam baik di dunia maupun di akhirat.
Ilmu Balaghah dan retorika merupakan cikal bakal suatu kesatuan ilmu
yang kita sebut dengan Ilmu Dakwah. Karena kedua ilmu tersebut ( balaghah
dan retorika ) merupakan ilmu yang berpengaruh besar dalam mempengaruhi
manusia sama hal nya dengan tujuan utama ilmu dakwah yakni mengajak
manusia. Ilmu balaghah dikembangkan oleh ulama kontemporer. Kata
balaghah berarti sampai. Dengan demikian, ilmu balaghah adalah ilmu
tentang tabligh, yakni bagaimana pendakwah menyampaikan agama Islam
yang mudah dipahami oleh mitra dakwah.

8
DAFTAR PUSTAKA

M. Solihin. Perkembangan Pemikiran Filsafat dari Klasik Hingga Modern. Cet. I;


Bandung: Pustaka Setia, 2007.

Soetriono dan Rita Hanafie. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian .Cet. I;
Yogyakarta: ANDI, 2007.

Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia. Surabaya:


Pustaka Progesif, 1997.

Sulthon, Muhammad. Desain Ilmu Dakwah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.

Ismail, A Ilyas. Paradigma Dakwah Sayyid Quthub Rekonstruksi Pemikiran


Dakwah Harakah. Jakarta: Penamadani, 2006.

Muhiddin, Asep. Dakwah dalam Perspektif Al-Qur’an. Bandung: Pustaka Setia,


2002.

Aziz, Moh Ali. Ilmu Dakwah Edisi Revisi. Jakarta: Prenadamedia Group, 2004.

Zakariya, Abu Bakar. al-Da’wah ila al-islam. Kairo: Maktabah Dar al-‘Arubat,
1962.

Bayanuni, Muhammad Abu al-Fath al-. al-Madkhal ila ‘ilm al-Da’wah. Beirut:
Muassasah al-Risalah, 1993.

Zaidan, ‘Abd al-Karim. Ushul al-Da’wah. Beirut: Muassasah al-Risalah, 1993.

Omar, Toha Yahya. Ilmu Dakwah. Jakarta: Widjaya, 1993.

Umari, Barmawi. Asas-asas Ilmu Dakwah. Solo: Ramadhani, 1987.

Anda mungkin juga menyukai