Anda di halaman 1dari 7

DEGRADASI MOTIVASI BELAJAR DALAM ADAPTASI KEBIASAAN BARU DI ERA PANDEMI

A. Pendahuluan

Pada akhir tahun 2019 lalu, dunia digencarkan dengan ditemukannya penyakit
menular baru Covid-19 yang disebabkan oleh jenis virus baru yaitu Sars-CoV-2[ CITATION
KEM20 \l 1057 ]. Covid-19 menjadi sejarah perubahan besar dalam kehidupan umat
manusia. Covid-19 mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan kita, mulai aspek sosial,
ekonomi, agama, hingga pendidikan. Bahkan demi mempertahankan kehidupan ekonomi
dan sosial pemerintah telah mengeluarkan kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau
dalam istilah asingnya kerap kita dengar dengan sebutan New Normal. Dalam AKB
seseorang dianjurkan untuk tidak keluar rumah dan tidak melakukan kontak sosial secara
langsung dengan bertatap muka kecuali memang benar-benar perlu. Selain itu, AKB juga
menetapkan beberapa himbauan diantaranya adalah selalu menggunakan masker saat
keluar rumah, menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut yang merupakan jalur
masuknya virus, selalu mengambil jarak minimal satu meter dengan orang lain, dan tetap
mengikuti perkembangan informasi Covid-19 dari sumber terpercaya[CITATION Sat02 \l
1057 ].

Tidak hanya itu, AKB juga merubah sistem kehidupan manusia dalam berbagai aspek.
Salah satunya dalam aspek pendidikan. Pendidikan di kala pandemi mengalami perubahan
yang cukup signifikan, salah satu yang kita ketahui adalah pembelajaran jarak jauh dengan
menggunakan media daring. Bermula saat dikeluarkannya Surat Edaran Kemdikbud pada 24
Maret 2020 lalu tentang Pelaksanaan pendidikan dalam Masa Darurat Covid-19, sejak saat
itu juga sistem pendidikan di Indonesia perlahan mulai bertransisi menjadi sistem
pembelajaran jarak jauh (PJJ) menggunakan media daring. Hal itu menjadi kesempatan bagi
bangsa Indonesia sekaligus peringatan agar lebih melek terhadap perkembangan teknologi.
Namun di samping itu, adanya sistem PJJ ini juga memberikan beberapa dampak negatif.
Adanya kebijakan dan sistem PJJ tersebut tentu tidak dapat langsung dicerna dengan
mudah oleh rakyat Indonesia sendiri, mengingat keterbatasan teknologi dan masih banyak
tempat-tempat di Indonesia yang tidak terjangkau jaringan telekomunikasi. Selain itu,
sebagai bentuk evaluasi hasil PJJ tersebut, Pada November 2020 lalu Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim membeberkan beberapa dampak negatif
dan risiko apabila sistem PJJ diberlakukan terlalu lama di Indonesia diantaranya adalah; (1)
Ancaman putus sekolah dikarenakan kesenjangan ekonomi keluaraga akibat pandemi
Covid-19 sehingga anak terpaksa bekerja untuk membantu perekonomian keluarga, tidak
jarang juga ada orang tua kehilangan kepercayaan karena persepsinya yang keliru terhadap
pembelajaran yang tidak tatap muka sehingga memberhentikan pendidikan anaknya. (2)
Kendala tumbuh kembang peserta didik meliputi kesenjangan belajar, ketidakoptimalan
pertumbuhan, serta risiko learning loss yang menyebabkan anak merasa tidak
mendapatkan apa-apa dari hasil PJJ. (3) Tekanan psikososial dan kekerasan dalam rumah
tangga yang mempengaruhi kesehatan mental anak hingga memicu stres [CITATION
Kom20 \l 1057 ]. Pada Juni 2020 lalu UNICEF melaporkan ketidak efektifan PJJ dan
menunjukkan bahwa siswa sangat ingin kembali ke sekolah. Hampir 9 dari 10 responden
mengatakan bahwa mereka ingin segera kembali ke sekolah. Ketidak efektifan PJJ terbukti
dari data yang dipaparkan yakni 38% siswa mengatakan bahwa mereka kekurangan
bimbingan dari guru, 35% mengeluhkan akses daring yang buruk, dan sebanyak 62%
mengatakan mereka membutuhkan bantuan untuk kuota internet[CITATION UNI20 \l
1057 ]. Hari ini sudah satu tahun lebih kehidupan berlangsung bersamaan dengan pandemi
dan sistem PJJ, McKinsey Global Institute melakukan survei di delapan negara yang
dipublikasi Forum Ekonomi Dunia pada 4 Maret 2021 menunjukkan mayoritas guru
menyatakan bahwa PJJ tidak efektif. Mereka memberikan skor rata-rata lima dari skor
tertinggi 10 [ CITATION KOM21 \l 1057 ].

Seperti yang tersirat di atas, dampak negatif dari Pembalajran Jarak Jauh (PJJ) juga
dapat mempengaruhi kesehatan jiwa anak. Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis
Kesehatan Jiwa DKI Jakarta, Dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ, gangguan jiwa rentan terjadi pada
pelajar. Nova menyajikan data menurut penelitian yang dilakukan badan ahli kesehatan
jiwa anak dan remaja asal Inggris YoungMinds, menemukan bahwa 83% responden muda
mengatakan bahwa pandemi Covid-19 memperburuk kondisi kesehatan jiwa mereka.
Faktor-faktor utama peningkatan gangguan kesehatan jiwa remaja adalah penutupan
sekolah, kehilangan rutinitas, dan koneksi sosial yang terbatas. Akibat dari gangguan jiwa
tersebut dapat menurunkan motivasi belajar pelajar, meningkatnya tekanan akibat belajar
secara independent, meninggalkan rutinitas sehari-hari, dan konsekuensi angka drop out
(DO) bagi mahasiswa [ CITATION Lip20 \l 1057 ].

Data-data di atas menunjukkan bahwa sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama
pandemi ini menyebabkan degradasi motivasi belajar bagi pelajar. Baik dalam ranah pelajar
siswa maupun mahasiswa. Hal tersebut juga masih didukung dengan hasil penelitian Niken
Bayu Argaheni yang menyebutkan bahwa pembelajaran daring memiliki dampak buruk
terhadap mahasiswa. Selain membingungkan mahasiswa, pembelajaran daring juga
membuat mahasiswa menjadi pasif, kurang kreatif dan produktif, serta membuat
mahasiswa mengalamai stres [ CITATION Nik20 \l 1057 ]. Menurunnya motivasi belajar
tentu menjadi masalah yang sangat urgen karena tentunya akan sangat mempengaruhi
hasil belajar di era pandemi ini, dan bila tidak segera diatasi akan berdampak buruk pada
kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan.

B. Pembahasan
Motivasi berasal dari kata “motif” yang berarti penggerak yang ada dalam diri
seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.
Motivasi belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan, menjamin kelangsungan, dan memberikan arah kegiatan belajar,
sehingga diharapkan ujuan dapat tercapai [ CITATION Sya15 \l 1057 ]. Di era pandemi
seperti sekarang ini banyak sekali seseorang kehilangan motivasi karena berubahnya
tatanan kehidupan yang dijalani, salah satunya adalah pelajar. Dengan diberlakukannya
sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan beubahnya aktivitas sehari-hari membuat banyak
pelajar merasa jenuh dan kurang termotivasi dalam belajar. Fungsi dari adanya motivasi itu
sendiri adalah untuk mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan,
untuk mencapai tujuan [ CITATION Sya15 \l 1057 ]. Tanpa adanya motivasi belajar pelajar
akan semakin malas untuk belajar dan mencari ilmu. Padahal, ilmu sendiri merupakan hal
yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang tidak berilmu jelas akan kalah
jauh dengan orang yang berilmu.

Memang di era pandemi ini banyak himbauan agar meminimalisir kegiatan sosial di
luar dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah saja. Dengan adanya himbauan
tersebut, maka saat ini tidak sedikit orang yang hanya mengahbiskan waktu kesehariannya
di depan gawai mereka. Menyikapi hal tersebut, para pelaku usaha yang bergerak di bidang
pengembangan apliakasi saling berlomba-lomba membuat aplikasi daring yang dapat
membantu menjalani aktivitasnya tanpa harus keluar rumah seperti aplikasi komunikasi
virtual, toko online, permainan online, dan pengembangan media belajar online. Intensitas
penggunaan media sosial juga meningkat drastis dari sebelum adanya pandemi. Hal
tersebut bukannya membuat pelajar semakin giat belajar, sebaliknya, dengan maraknya
aplikasi online yang bermunculan membuat pelajar lebih sering menggunakan gawainya
untuk sekedar bermain game dan menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kurang
bermanfaat. Mungkin ada beberapa jenis pelajar yang masih semangat dan giat dalam
belajar meski pembelajarannya dari jarak jauh. Namun, seiring berjalannya waktu rasa
bosan dan jenuh juga pasti ada dan mulai membuat pelajar tersebut kehilangan motivasi
belajar. Apalagi dengan adanya circle media sosial yang juga dapat membuat dia
terpengaruh mengikuti trend dan akhirnya mengesampingkan kegiatan belajarnya. Selain
dipengaruhi oleh adanya aplikasi hiburan lain, motivasi belajar juga dapat menurun karena
sistem pembelajaran itu senidiri yang monoton dan tidak menyenangkan. Kebanyakan guru
atau dosen dalam pembelajaran jaral jauh hanya menjalankan tugasnya dalam
menyampaikan materi belajar saja. Padahal tugas seorang guru harusnya lebih dari itu,
seorang guru hendaknya bisa menjadi panutan dan bertanggung jawab atas psikologis
siswanya terutama dalam meningkatkan motivasi belajarnya agar tujuan daripada
pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Namun, dengan adanya sistem
Pembelajaran Jarak Jauh, guru menjadi kurang leluasa dalam menjalankan tugasnya sebagai
panutan dan pengembang motivasi siswa. Disamping itu, banyaknya tenaga pendidik yang
kurang cakap dalam menggunakan teknologi juga menjadi salah satu faktor ketidak
maksimalan sistem Pembelajaran Jarak Jauh ini.

Akibat dari merosotnya motivasi belajar dan gangguan kesehatan mental dapat
menyebabkan kesulitan belajar. Seorang yang besar motivasinya akan semakin giat
berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, dan giat membaca buku-buku untuk
meningkatkan prestasi belajarnya. Sebaliknya, mereka yang motivasinya lemah, tampak
acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, sering
meninggalkan pelajaran dapat berakibat mengalami kesulitan belajar. Faktor kesehatan
mental juga dapat menimbulkan kesulitan belajar, sebab dirasa tidak mendatangkan
kebahagiaan [ CITATION Sya15 \l 1057 ]. Merosotnya motivasi belajar juga menjadi salah
satu pemicu gagalnya sistem pendidikan di Indonesia yang akhirnya dapat mengakibatkan
kemerosotan kualitas sumber daya manusia. Yang jika tidak segera diatasi, maka bangsa
Indonesia akan kalah dan bisa saja terjajah kembali di masa depan.

Apabila motivasi belajar dapat ditingkatkan, maka sebenarnya Pembelajaran Jarak


Jauh dapat menjadi terobosan pendidikan yang sangat menguntungkan. Dalam
Pembelajaran Jarak Jauh, seseorang bisa belajar dengan siapapun dan dimanapun. Seorang
pelajar dapat berguru dan belajar dengan guru yang berada di belahan dunia manapun.
Meski tidak seefektif pembelajaran tatap muka, setidaknya Pembelajaran Jarak Jauh
memberikan kesempatan bagi pelajar untuk dapat belajar lebih jauh.

Dalam menngkatkan motivasi belajar, tentu peran dari semua pihak sangat
diperlukan. Mulai dari orang tua yang selalu memberikan dukungan baik material maupun
psikologis, guru yang meningkatkan cara mengajarnya dan mengubah pola pembelajaran
semenarik mungkin agar pelajar merasa nyaman dan tidak jenuh, juga upaya pemerintah
dalam memeratakan layanan teknologi telekomunikasi sangat diperlukan agar tidak ada lagi
pelajar yang mengeluhkan sarana dalam belajar mereka.

C. Penutup

Peran serta dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk keberhasilan sistem
pendidikan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) demi menjamin kualitas sumber daya manusia
terutama di Indonesia. Mulai dari peran orang tua dan keluarga di rumah dalam
memberikan dukungan baik material maupun psikologis, karena di era pandemi ini sendiri
seseorang lebih sering menghabiskan waktunya di rumah bersama keluarga. Kualitas dan
kecakapan guru dalam mengajar melalui media Pembelajaran Jarak Jauh juga hendaknya
lebih diperbaiki agar pembelajaran tetap menyenangkan meski tidak bertemu secara
langsung, dan tidak lupa peran serta pemerintah dalam meratakan layanan teknologi
telekomunikasi di seluruh daerah di Indonesia.

D. Kesimpulan

Covid-19 mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan kita, mulai aspek sosial,
ekonomi, agama, hingga pendidikan. Bahkan demi mempertahankan kehidupan ekonomi
dan sosial pemerintah telah mengeluarkan kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau
dalam istilah asingnya kerap kita dengar dengan sebutan New Normal. AKB juga merubah
sistem kehidupan manusia dalam berbagai aspek. Salah satunya dalam aspek pendidikan.
Pendidikan di kala pandemi mengalami perubahan yang cukup signifikan, salah satu yang
kita ketahui adalah pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media daring. Bermula
saat dikeluarkannya Surat Edaran Kemdikbud pada 24 Maret 2020 lalu tentang Pelaksanaan
pendidikan dalam Masa Darurat Covid-19, sejak saat itu juga sistem pendidikan di Indonesia
perlahan mulai bertransisi menjadi sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) menggunakan
media daring. Hal itu menjadi kesempatan bagi bangsa Indonesia sekaligus peringatan agar
lebih melek terhadap perkembangan teknologi.

Namun di samping itu, adanya sistem PJJ ini juga memberikan beberapa dampak
negatif. Adanya kebijakan dan sistem PJJ tersebut tentu tidak dapat langsung dicerna
dengan mudah oleh rakyat Indonesia sendiri, mengingat keterbatasan teknologi dan masih
banyak tempat-tempat di Indonesia yang tidak terjangkau jaringan telekomunikasi. UNICEF
melaporkan ketidak efektifan PJJ dan menunjukkan bahwa siswa sangat ingin kembali ke
sekolah. Hampir 9 dari 10 responden mengatakan bahwa mereka ingin segera kembali ke
sekolah. Seperti yang tersirat di atas, dampak negatif dari Pembalajran Jarak Jauh (PJJ) juga
dapat mempengaruhi kesehatan jiwa anak. Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis
Kesehatan Jiwa DKI Jakarta, Dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ, gangguan jiwa rentan terjadi pada
pelajar. Menurunnya motivasi belajar tentu menjadi masalah yang sangat urgen karena
tentunya akan sangat mempengaruhi hasil belajar di era pandemi ini, dan bila tidak segera
diatasi akan berdampak buruk pada kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa
depan.

Motivasi berasal dari kata “motif” yang berarti penggerak yang ada dalam diri
seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.
Motivasi belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan, menjamin kelangsungan, dan memberikan arah kegiatan belajar,
sehingga diharapkan ujuan dapat tercapai [ CITATION Sya15 \l 1057 ]. Di era pandemi
seperti sekarang ini banyak sekali seseorang kehilangan motivasi karena berubahnya
tatanan kehidupan yang dijalani, salah satunya adalah pelajar. Dengan diberlakukannya
sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan beubahnya aktivitas sehari-hari membuat banyak
pelajar merasa jenuh dan kurang termotivasi dalam belajar. Fungsi dari adanya motivasi itu
sendiri adalah untuk mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan,
untuk mencapai tujuan [ CITATION Sya15 \l 1057 ].

Akibat dari merosotnya motivasi belajar dan gangguan kesehatan mental dapat
menyebabkan kesulitan belajar. Seorang yang besar motivasinya akan semakin giat
berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, dan giat membaca buku-buku untuk
meningkatkan prestasi belajarnya. Sebaliknya, mereka yang motivasinya lemah, tampak
acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, sering
meninggalkan pelajaran dapat berakibat mengalami kesulitan belajar. Faktor kesehatan
mental juga dapat menimbulkan kesulitan belajar, sebab dirasa tidak mendatangkan
kebahagiaan [ CITATION Sya15 \l 1057 ]. Merosotnya motivasi belajar juga menjadi salah
satu pemicu gagalnya sistem pendidikan di Indonesia yang akhirnya dapat mengakibatkan
kemerosotan kualitas sumber daya manusia. Yang jika tidak segera diatasi, maka bangsa
Indonesia akan kalah dan bisa saja terjajah kembali di masa depan.

Peran serta dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk keberhasilan sistem
pendidikan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) demi menjamin kualitas sumber daya manusia
terutama di Indonesia. Mulai dari peran orang tua dan keluarga di rumah dalam
memberikan dukungan baik material maupun psikologis, karena di era pandemi ini sendiri
seseorang lebih sering menghabiskan waktunya di rumah bersama keluarga. Kualitas dan
kecakapan guru dalam mengajar melalui media Pembelajaran Jarak Jauh juga hendaknya
lebih diperbaiki agar pembelajaran tetap menyenangkan meski tidak bertemu secara
langsung, dan tidak lupa peran serta pemerintah dalam meratakan layanan teknologi
telekomunikasi di seluruh daerah di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Argaheni, N. B. (2020). SISTEMATIK REVIEW: DAMPAK PERKULIAHAN DARING SAAT


PANDEMI COVID-19 TERHADAP MAHASISWA INDONESIA. PLACENTUM Jurnal
Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, 107.

KEMKES RI. (2020, April 23). Hindari Lansia dari Covid-19. Diambil kembali dari Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia:
http://www.padk.kemkes.go.id/article/read/2020/04/23/21/hindari-lansia-dari-
covid-19.html

Kompas. (2020, November 11). Mendikbud: Ini 3 Dampak Negatif Jika Terlalu Lama PJJ.
Diambil kembali dari Kompas.com:
https://www.kompas.com/edu/read/2020/11/20/154226471/mendikbud-ini-3-
dampak-negatif-jika-terlalu-lama-pjj?page=all

KOMPAS. (2021, March 12). Sistem Pendidikan Berada di Titik Kritis. Diambil kembali dari
kompas.id: https://www.kompas.id/baca/dikbud/2021/03/12/sistem-pendidikan-
berada-di-titik-kritis/

Liputan6. (2020, December 12). Semangat Belajar Anak Menurun Selama Pandemi COVID-
19, Ini Penyebabnya. Diambil kembali dari Liputan6.com:
https://www.liputan6.com/health/read/4431723/semangat-belajar-anak-menurun-
selama-pandemi-covid-19-ini-penyebabnya

Nurjan, S. (2015). Psikologi Belajar. Ponorogo: CV. Wade Group.

Satuan Tugas Penanganan COVID-19. (2020, June 18). Ketahui: Adaptasi Kbiasaan Baru.
Diambil kembali dari COVID19: https://covid19.go.id/edukasi/apa-yang-harus-
kamu-ketahui-tentang-covid-19/adaptasi-kebiasaan-baru

UNICEF. (2020, June 16). Indonesia: Survei terbaru menunjukkan bagaimana siswa belajar
dari rumah. Diambil kembali dari unicef.org:
https://www.unicef.org/indonesia/id/press-releases/indonesia-survei-terbaru-
menunjukkan-bagaimana-siswa-belajar-dari-rumah

Anda mungkin juga menyukai