Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

RUANG LINGKUP KAJIAN : AGAMA, BUDAYA DAN ADAT


ISTIADAT

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah : Ilmu Tasawuf
Dosen Pengampu : Pak Andika Novriadi, M.Ag

Disusun Oleh :

KELOMPOK VII

Andrian Zantomi Lase (Nim : 202250045)

Heri Kiswanto (Nim : 202240214)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYEKH ABDUR RAUF

ACEH SINGKIL (STAISAR)

TAHUN 2022 - 2023


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb,


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala
karena dengan rahmat dan karunia - Nya, kami dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah ini yang berjudul tentang “Ruang Lingkup
Kajian : Agama, Budaya dan Adat Istiadat”. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas kelompok mata kulaih Ilmu Tasawuf.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak
yang telah membantu sekaligus memberi dukungan dalam penyusunan
makalah ini, terutama dosen pengajar bapak Andika Novriad, M.Ag, dan
teman - teman seperjuangan.
Kami memohon maaf bila masih terdapat kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, baik secara materi maupun penyampaian dalam
karya tulis ini. Penulis juga menerima kritikan serta saran dari pembaca agar
dapat membuat makalah dengan lebih baik di kesempatan berikutnya.
Pernulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat sehingga dapat
menjadi inspirasi bagi pembaca.

Aceh Singkil, 10 Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i,

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii,

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1,


A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1,
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1,
C. Tujuan Masalah ............................................................................. 2,

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3,


A. Pengertian Tasawuf ....................................................................... 3,
B. Ruang Lingkup Kajian : Agama, Budaya dan Adat Istiadat ......... 5,
1. Agama ..................................................................................... 5,
2. Budaya .................................................................................... 7,
3. Adat Istiadat .......................................................................... 10,

BAB III PENUTUP .................................................................................. 15,

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 16,

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Era modern banyak memberikan kemudahan kepada manusia, di mana segala
hal nampak memungkinkan. Fenomena ini merupakan dampak dari
berkembangnya ilmu pengetahuan dan sains, sehingga menghasilkan produk-
produk yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Manusia dengan ilmu
pengetahuan dan sainsnya telah mencapai kebudayaan yang maju dengan pesat.
Kemajuan kebudayaan di segala bidang ternyata telah menyebabkan manusia
terseret ke kubangan dunia materialistis, melupakan fitrahnya sebagai manusia, dan
menggerus spiritualitasnya hingga kosong. Kondisi inilah yang menyebabkan
manusia menjadi sekuralis - individualis. Sejatinya di dalam diri manusia selalu
adanya kegundahan dan kerinduan untuk menggapai spiritualitas dan fitrah dirinya
sebagai manusia, Sebab itulah tidak ada solusi yang tepat kecuali ia harus kembali
ke fitrahnya atau agamanya.
Sesungguhnya kebudayaan yang telah dicapai oleh manusia hendaknya
dilandasi dengan agama, sehingga tidak menjadi kebudayaan liar yang menuntun
manusia hidup secara sekularis dan lepas dari tuntunan agama. Demikian juga
manusia sebagai pelaku harusnya tidak boleh lepas dari agama, karena agama
sebagai kontrol agar manusia tidak lepas dari rel fitrahnya. Oleh karena itu, tasawuf
memberikan tawaran tentang bagaimana manusia menjalani kehidupan dengan
tenang dan tenteram, karena tasawuf sendiri merupakan ajaran agama dan tidak
bertentangan dengan agama.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang pembahasan diatas, penulis menemukan
beberapa rumusan masalah yaitu :
1. Apakah pengertian ilmu tasawuf ?
2. Apa saja ruang lingkup ilmu tasawuf ?
3. Bagaimana ruang lingkup kajian tasawuf ?

1
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, penulis menyimpulkan tujuan
masalah yaitu :
1. Untuk mendefinisikan pengertian ilmu tasawuf,
2. Mengetahui apa saja ruang lingkup kajian ilmu tasawuf,
3. Mampu memberikan dan memaparkan tentang ruang lingkup ilmu tasawuf.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasawuf
Tasawuf merupakan sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri,
beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan dan selalu bersikap
bijaksana. Sikap jiwa yang demikian itu pada hakekatnya merupakan akhlak yang
mulia.1 Secara etimologi, pengertian tasawuf terdiri dari beberapa macam
pengertian yaitu :
1. Tasawuf berasal dari istilah yang dikonotasikan dengan āhlu śuffaĥ yang
berarti sekelompok orang yang hidup pada masa Rasulullah, yang mana
hidup mereka diisi hanya dengan banyak berdiam di serambi masjid dan
mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah swt.
2. Tasawuf berasal dari kata śhåfa yang berarti nama bagi orang-orang yang
bersih atau suci. Maknanya adalah orang-orang yang mensucikan dirinya
di hadapan Allah swt.
3. Tasawuf berasal dari kata Śhaf yang dinisbahkan kepada orang-orang yang
ketika salat berada di shåf paling depan.
4. Tasawuf berasal dari kata śhåufanah yakni sebangsa buah - buahan kecil
yang berbulu dan tumbuh di padang pasir tanah Arab. Kata tersebut juga
merujuk pada pakaian kaum śhŭfi yang berbulu seperti bulu pada buah -
buahan tersebut.
5. Tasawuf berasal dari kata śhŭf yang berarti bulu domba atau wol.2

Adapun pengertian tasawuf secara terminologi banyak yang disampaikan oleh


para ulama di antaranya:
1. Al Jŭwaįri
Tasawuf adalah masuk ke dalam segala budi (akhlak) yang mulia dan keluar
dari budi pekerti yang rendah.

1
Abuddin Nata, Ahlaq tasawuf, (PT Grafindo Persada, Jakarta:1996) hal 180
2
M. Sholihin dan Rosihan Anwar, Ilmu Tasawuf (Pustaka Setia, Bandung, 2008) hal 11-
12

3
2. Al Jŭnaįdi
Tasawuf adalah membersihkan hati dari apa saja yang mengganggu
perasaan makhluk, berjuang meninggalkan pengaruh budi yang asal
(insting) kita, memadamkan sifat-sifat kelemahan kita sebagai manusia,
menjauhi segala seruan hawa nafsu, mendekati sifat-sifat suci kerohanian,
bergantung pada ilmu-ilmu hakikat, memakai barang yang penting dan
terlebih kekal, menaburkan nasehat kepada semua orang, memegang teguh
janji dengan Allah dalam hal hakikat dan mengikuti contoh Rasulullah
dalam hal syariat.
3. Ma’rŭf Al Kurkĥi
Tasawuf adalah adalah mengambil hakikat dan tidak berharap terhadap apa
yang ada di tangan makhluk.3

Menurut Ibnu Khaldun, tasawuf adalah semacam ilmu syariat yang timbul
kemudian di dalam agama. Asalnya bertekun ibadah dan memutuskan hubungan
dengan selain Allah, dan hanya kepada Allah, menolak hiasan duniawi, membenci
perkara - perkara yang menipu orang banyak, kelezatan benda dan kemegahan dan
menyendiri menuju jalan Tuhan dan berkhalwat. Sedangkan menurut Imam Al
Jŭnaįdi, tasawuf adalah keluar dari budi tercela dan masuk ke dalam budi yang
baik.4
Tasawuf adalah salah satu filsafat yang maksud awalnya hendak zuhud dari
dunia yang fana. Tetapi lantaran banyaknya terpengaruh oleh adat dan budaya
negeri dan bangsa lain, maka banyak pula pengaruhnya yang masuk ke dalam
bentuk praktiknya. Tasawuf bukanlah agama, melainkan suatu ikhtiar yang
dipadukan dengan ajaran agama untuk menyesuaikan diri antara dzat kemanusiaan
dalam diri dengan memperoleh hubungan langsung secara sadar dengan Allah swt.5
Tatkala kerajaan Islam bertambah besar dan pemeluk agama Islam bertambah
hingga keluar tanah Arab, bertemulah ajaran agama Islam dengan budaya lokal,

3
Ibid hal. l 14-15
4
H.Moh.Toriquddin, Sekularitas Tasawuf, (UIN press Malang, Malang:2008) hal. 16
5
Hamka, Tasawuf Modern, (Pustaka Paanjimas, Jakarta: 1983) hal. 2

4
agama, pemikiran, dan identitas bangsa-bangsa baru. Salah satunya adalah
masuknya paham filsafat ke dalam dunia Islam yang kemudian menyuburkan
pemikiran Mu’tazilah. Sejak itulah budaya tasawuf beserta pengamal -
pengamalnya tersebut muncul.6

B. Ruang Lingkup Kajian Agama, budaya dan adat istiadat


1. Agama
Agama menurut bahasa berasal dari kata “a : hidup, gama : aturan”. Dalam
Al - Qur’an, agama disebut Al - din artinya undang - undang, peraturan dan
ketaatan. Sedangkan menurut istilah agama merupakan suatu sistem nilai yang
diakui dan diyakini kebenarannya dan merupakan jalan ke arah keselamatan
hidup. Sebagai suatu sistem nilai, agama meliputi tiga persoalan pokok, yaitu
a. Tata keyakinan atau credo, yaitu bagian dari agama yang paling
mendasar berupa keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural,
dzat yang maha mutlak diluar kehidupan manusia.
b. Tata peribadatan atau ritus, yaitu tingkah laku dan perbuatan - perbuatan
manusia dalam berhubungan dengan dzat yang diyakini sebagai
konsekuensi dari keyakinan akan keberdaan dzat yang maha mutlak.
c. Tata aturan, Tata aturan, yaitu kaidah-kaidah atau norma-norma yang
mengatur hubungan manusia dengan manusia, atau manusia dengan
alam lainnya sesuai dengan keyakinan dan peribadatan tersebut.

Pada dasarnya agama ada dua jenis, yaitu : 1) agama wahyu, ialah ajaran
Allah yang disampaikan kepada para Rasul - Nya untuk disebarkan kepada
seluruh umat manusia, 2) agama budaya, ialah ajaran yang dihasilkan oleh
pikiran atau perasaan manusia secara kumulatif.
Keinginan kepada hidup beragama adalah salah satu dari sifat - sifat yang
asli/fitrah pada manusia (panggilan hati nuraninya). Manusia pada dasarnya
memanglah makhluk yang religius, yang sangat cenderung kepada hidup
beragama, oleh sebab itu andaikata Allah tidak mengutus Rasul-rasul-Nya

6
Ibid hal. 4

5
untuk menyampaikan agama-Nya kepada manusia, maka mereka akan berusaha
dengan ikhtiar sendiri untuk mencari agama sebagaimana ia berikhtiar mencari
makanan di waktu ia merasa lapar. Agama sangatlah penting dalam kehidupan
manusia, karena agama merupakan : sumber moral, petunjuk kebenaran,
sumber informasi tentang masalah metafisika, dan bimbingan rohani bagi
manusia. Maksudnya : 1) Agama Sumber Moral; Manusia sangat memerlukan
akhlak atau moral, karena moral begitu penting dalam kehidupan. Moral adalah
mustika hidup yang membedakan manusia dari hewan. Moral dapat digali dan
diperoleh dalam agama karena agama adalah sumber moral, bahkan moral
paling tangguh, 2) Agama Petunjuk Kebenaran; Manusia adalah makhluk
berakal, dari akal lahirlah ilmu dan filsafat. Salah satu yang menjadi tujuan ilmu
dan filsafat tidak lain adalah untuk mencari jawaban masalah kebenaran. Agama
adalah petunjuk kebenaran, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal. Itulah
Agama Islam, 3) Agama Sumber Informasi Metafisika; Sesungguhnya
persoalan metafisika sudah masuk wilayah agama atau iman dan hanya Allah
saja yang mengetahuinya. Manusia dengan akal, dengan ilmu atau filsafatnya
tidak sanggup menyingkap rahasia metafisika, 4) Agama Pembimbing Rohani
bagi Manusia; Kehidupan dunia adalah rangkaian dari suka dan duka yang silih
berganti, dapat dilihat seringkali orang salah mengambil sikap menghadapi
cobaan suka dan duka ini. Dengan agama, orang akan bersyukur di kala suka
dan sabar di kala duka, inilah sikap mental yang hendaknya selalu dimiliki oleh
orang beriman. Dengan begitu hidup orang yang beriman selalu stabil, tidak ada
goncangan-goncangan, bahkan tenteram dan bahagia.
Dalam agama islam terkandung tiga komponen pokok yang tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lain. Ketiga komponen tersebut adalah :
a. Aqidah atau Iman, yaitu keyakinan akan adanya Allah dan para rasul
yang diutus dan dipilihNya untuk menyampaikan risalahNya kepada
umat melalui Malaikat, yang dituangkan dalam kitab kitab suciNya
yang berisikan informasi tentang adanya hari akhir dan adanya suatu
kehidupan sesudah mati, serta informasi tentang segala sesuatu yang
telah direncanakan dan ditentukan Allah. Aqidah merupakan komponen

6
pokok dalam Agama Islam yang diatasnya berdiri syariah dan akhlak.
b. Syariah, yaitu aturan atau undang-undang Allah tentang pelaksanaan
dan penyerahan diri secara total melalui proses ibadah secara langsung
kepada Allah maupun secara tidak langsung dalam hubungannya
dengan sesame makhluk lainnya (mu’amalah), baik dengan sesama
manusia maupun dengan alam sekitarnya. Oleh karena itu, secara garis
besar, syariah meliputi dua hal pokok yaitu : ibadah dalam pengertian
khusus (ibadah mahdlah) dan ibadah dalam arti umum atau mu’amalah
(ibadah ghairu mahdlah).
c. Akhlak, yaitu pelaksanaan ibadah kepada Allah dan bermu’amalah
dengan sesame makhluk dengan penuh keikhlasan seakan-akan
disaksikan langsung oleh Allah meskipun dia tidak melihat Allah secara
langsung.

Pada hakekatnya umat manusia itu didalam hidupnya selalu diliputi oleh
dua hal yang sangat dominan yaitu : harapan dan kecemasan. Agama
merupakan jawaban terhadap kebutuhan akan rasa aman, terutama pada hati
manusia. Dan Agama Islam-lah yang benar-benar memberikan rasa aman,
memberikan harapan - harapan yang nyata, baik untuk kehidupan di dunia
maupun di akhirat.

2. Budaya
Dalam tradisi Indonesia, kebudayaan yang masih dipertahankan oleh
masyarakat dari berbagai macam suku tidak terlepas dari tradisi - tradisi
sebelumnya yang dibawa serta dipegang erat nenek moyangnya. Begitu pula
dalam tradisi tasawuf yang bermetamorfosis menjadi thoriqoh -thoriqoh juga
terdapat silsilah yang membawa ajaran tasawuf itu hingga sampai Nabi.
Budaya adalah sebuah sistem yang mempunyai koherensi. Bentuk - bentuk
simbolis yang berupa kata, benda, laku, mite, sastra, lukisan, nyanyian, musik,
kepercayaan, mempunyai kaitan erat dengan konsep -konsep epistemologis dari
sistem pengetahuan masyarakatnya (Kuntowijoyo, 1999:11).
Ada kebatinan yang menekankan pada kekuatan gaib, ada yang hanya

7
menekankan akhlak sosial, ada yang terlalu menekankan pada aspek olah rasa
saja, ketuhanan dan sebagainya. maka aliran kebatinan itu ada yang bertipe :
a. Etis, yakni yang tujuannya adalah mencapai "manusia baru" budi luhur,
manusia "waskita" atau manusia cerdas, bersusila dengan budi luhur.
b. Tipe kosmis, yakni yang menekankan peleburan diri dengan alam
universal. Tipe ini mengandung ajaran tentang emanasi. Dari sini
dikembangkan ajaran sangkan paraning dumadi.
c. Tipe Panteistis, keingin menyatu dengan Tuhan adalah tujuan kebatinan
tipe ini. Hal ini dilakukan dengan melakukan eneng, ening, meleng
manteng, eling, nyawiji, manekung ing tyas, tapa brata, sujud dan
sebagainya. Bila orang sudah sampai pada tingkatan nyawiji, maka ia
merasa bahwa Tuhan telah hadir dalam dirinya. Ia lantas "merasa
sebagai Tuhan" dan ucapannya disadari sebagai wahyuNya. Kata-kata
itulah yang lalu ditulis dan dijadikan "kitab suci" bagi aliran itu.
Pangestu tampaknya termasuk tipe ini (Adi Massana, 1986;17).

Di sisi lain, al-Farouqi melihat bahwa kebudayaan adalah kesadaran akan


nilai - nilai dalam kesemestaannya, yang pada tingkat terendah mengandung
makna suatu kesadaran intuitif dari identitas nilai dan urutan tingkat yang
sesungguhnya dari setiap nilai, serta kewajiban seseorang untuk mengejar dan
mewujudkan nilai - nilai itu (Ismail R Farouqi, 1991:7).
Yang menarik adalah kebudayaan Indonesia, menurut Sutan Takdir
Alisyahbana, itu bukanlah sesuatu yang padu dan bulat, tetapi adalah sesuatu
yang terjadi dari berbagai unsur yang tersusun bersimpang siur di seluruh
Indonesia. Unsur sejarah yang menentukan kebudayaan Indonesia dapat kita
bagi menjadi empat lapis yaitu :
a. kebudayaan Indonesia asli;
b. kebudayaan India;
c. kebudayaan Arab-Islam;
d. kebudayaan Modern Eropa-Amerika (Sutan Takdir Alisyahbana,
1982:7).

8
Sebelum kebudayaan India datang ke Indonesia, kebudayaan asli Indonesia
dapat dikatakan mempunyai cara berpikir yang kompleks, yaitu bersifat
keseluruhan dan emosional, yaitu amat dikuasai oleh perasaan. Dengan kata
lain, pendekatan intuisi dalam kebudayaan asli Indonesia lebih dominan
ketimbang nalar atau logika. Dengan demikian kedudukan agama, dalam
kehidupan masyarakat dan kebudayaan menjadi amat penting. Kepercayaan
kepada roh-roh dan tenaga-tenaga yang gaib meresapi seluruh kehidupan, baik
kehidupan manusia seorang-seorang, maupun kehidupan masyarakat sebagai
keseluruhan.
Karena kedudukan agama yang sangat kuat dalam kebudayaan Indonesia
asli itu, telah selayaknya bahwa kehidupan ekonomipun rapat berjalin, malahan
sering ditentukan oleh syarat-syarat agama. Orang memilih hari baik untuk
memulai suatu usaha, berdasarkan kepercayaan kepada yang gaib. Tiap-tiap
membuat rumah, perahu atau apapun, mesti disertai upacara agama. Dalam
ekonomi ini amat penting kedudukan mantra-mantra dan sajian-sajian untuk
memperoleh bantuan tenaga kudus yang baik, maupun untuk menolak
pengaruh-pengaruh yang jahat.
Sebagai kebudayaan yang ekspresif yang dikuasai oleh intuisi perasaan, dan
fantasi, tentulah tenaga penciptaan kesenian yang berdasarkan intuisi, perasaan
dan fantasi itu amat besar. Bentuk dari pada seni yang rapat berjalin dengan
agama adalah mitos, yang mengisahkan kejadian segala sesuatu dari bumi,
manusia, hewan hingga adat istiadat yang kudus. Mitos itu biasanya diulang-
ulang dalam upacara pada hari-hari yang penting dalam kehidupan masyarakat.
Jika penelaahan terhadap tasawuf dilihat dari budaya Indonesia, maka ada
aspek kimiawi yang sama antara tasawuf dengan budaya Indonesia asli yaitu
dominannya aspek intuisi dibandingkan aspek nalar. Hal inilah yang
menjelaskan mengapa masyarakat Indonesia ketika Islam datang dapat dengan
mudah menerima agama Islam.
Meski memiliki unsur kimiawi yang sama dengan budaya Indonesia asli,
namun sayang kedatangan islam ke indonesia terbilang “lambat”. Sebab islam

9
yang datang ke Indonesia adalah Islam yang telah dikuasai sepenuhnya oleh
golongan agama yang ortodoks maupun golongan ahli fiqih setelah mundurnya
keberanian dan kecakapan berpikir filsafat dan ilmu pada umat Islam.
Akibatnya masyarakat Islam Indonesia tidak pernah mengalami masa kemajuan
filsafat dan ilmu, sehingga ketika manusia Eropa dari Renaissance datang
kemari, kerajaan Islam satu persatu dengan mudah dapat dikalahkan (Sutan
Takdir Alisyahbana, 1982:39-40).

3. Adat istiadat
Secara epistemologi tradisi berasal dari bahasa latin yaitu (tradision) yang
berarti suatu kebiasaan yang serupa dengan budaya (culture) atau biasa disebut
dengan adat istiadat, lebih jelasnya berikut definisi tradisi dari beberapa ahli
yang ada antara lain :
a. Soerjono Soekamto (1990) : Beliau mengemukakan bahwa tradisi ialah
sauatu bentuk kegiatan yang dilaksanakan dari sekelompok masyarakat
secara langgengatau terus menerus dilakukan.
b. Hasan Hanafi : beliau berpendapat bahwa tradisi ialah segala sesuatu
yang diwariskan dari masa lampau kepada kita dan masih berlaku pada
masa yang akan datang.
c. Shils : berpendapat bahwa tradisi adalah suatu bentuk warisan dari masa
lampau hingga kini maupun yang akan datang sedangkan kriteria tradsi
sendiri dapat dibatasi maupun dapat juga dipersempit cakupannya.
d. Coomans M. : mengemukakan tradisi adalah ssebuah gambaran
masyarakat sikap maupun prilakunya dengan jangka waktu yang cukup
lama dari nenek moyang dan dilakukan dengan turun temurun. Tradisi
yang sudah menjadi budaya akan menjadi acuan dalam bersikap maupun
berbuat bertindak dari sikap.
e. Harapandi Dahri : beliau berpendapat bahwa tradisi suatu kebiasaan
yang dilakukan dengan terus menurus dengan memakai norma, aturan,
kaidah dan symbol yang berlaku dalam masyarakat.

10
Dari beberapa pendapat tentang pengertian dari tradisi diatas, maka dari sini
Penulis menyimpulkan bahwa tradisi merupakan suatu warisan nenek moyang
yang dilakukan secara turun temurun berupa simbol, prinsip, material, benda
maupun kebijakan, akan tetapi tradisi yang telah diwariskan dapat juga berubah
atau tetap bertahan sesuai dengan situasi kondisi jaman yang telah berubah
menjadi era modern, sebagai contoh nenek moyang penah mempunyai prinsip
yaitu “banyak anak banyak rezeki” konteks tersebut cocok untuk saat itu karena
populasi penduduk yang masih sedikit sedangkan tanah yang tersedia masih
banyak karena waktu itu belum ada pembagian waris tanah dan belum ada
sertifikat atau surat-surat tanah seperti sekarang ini, jika diterapkan untuk
sekarang tidak relevan apalagi dengan adanya moto sekarang “dua anak lebih
baik” yang sekarang diterapkan pada masyarakat melalui program yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.7
Arti dari fungsi budaya sendiri Menurut E.B Taylor dilihat dari kebudayaan
sebagai komplek yang kepercayaans, pengetahuan, seni, moral,adat-istiadat
kemampuan dan kebiasaan yang dimiliki oleh manusia, sedangkan menurut
Selo Sumardjan dan Soleman Soemardi merumuskan kebudayaan adalah semua
hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.8 Karya masyarakat menghasilkan
teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (kebudayaan
material) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar
kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan pada keperluan masyarakat. Rasa
yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala kaedah-kaedah dan nilai-nilai
kemasyarakatan yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan
dalam arti luas. Sedangkan cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan
berpikir dari orang orang yang hidup bermasyarakat yang kemudian
menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan. Rasa dan cipta dapat juga disebut
sebagai kebudayaan rohaniah (spiritual atau immaterial culture).9 Secara materil
meliputi pekerjaan, kemampuan manusia untuk menciptakan benda, atau hasil

7
Ibid Hal - 97
8
Nyoman Wita DKK, Memahami Hukum dan Kebudayaan (Bali:Pustaka Ekspresi, cetakan pertama
2016) hal 9
9
Ibid hal-8

11
perbuatan manusia dalam bentuk materi. Dari sudut pandang spiritual, itu berisi
kreasi ilmu pengetahuan. Niat menghasilkan metode iman, martabat, dan
hukum, dan lebih banyak makna menghasilkan keindahan. Oleh karena itu,
manusia berusaha untuk memperoleh pengetahuan melalui logika,
menyelaraskan tindakannya dengan aturan melalui etika, dan memperoleh
keindahan melalui estetika. Semuanya adalah budaya yang mencakup semua
norma-norma sosial, termasuk sanksi atau hukuman yang dijatuhkan jika terjadi
suatu kejahatan. Norma-norma tersebut meliputi gaya hidup, dan kebiasaan
yang mengandung tradisi sosial yang telah digunakan secara turun temurun.
Sementara itu, ketika kebiasaan orang tersebut juga dilakukan orang lain untuk
membuat aturan yang akan digunakan Standar perilaku banyak orang sebagai
kebiasaan yang menjelaskan bahwa budaya bekerja mengatur agar orang
mengerti bagaimana seharusnya orang bertindak untuk memenuhi kebutuhan
kehidupannya, di masyarakat relatif berat disebut kebiasaan dan dalam
pengertian kita jika kita melanggarnya, maka harus menerima konsekuensi atas
larangan tersebut.10 Dari pokok-pokok tentang kebudayaan dapat dikemukakan
fungsi yang terkandung yaitu meningkatkan mutu dan kehidupan
bermasyarakat guna tercapai kehidupan yang aman sejahtera, dalam usaha
berjuang terdapat peningkatan mutu hidup manusia yang dapat diusahakan bila
kebutuhan dasar manusia telah terpenuhi, sedangkan kebiasaan,adat-istiadat
atau hukum adat sendiri dalam masyarakat bisa dinyatakan sebagai norma.
Norma sendiri membuat lebih teratur hubungan antar manusia, secara sosiologis
norma – norma ada 4 bagian antara lain :
a. Cara berbuat (usage) : memiliki kekuatan yang sangat lemah
Dibandingkan dengan standar lainnya.
b. Kebiasaan atau perilaku yang berulang (folkways). Ini memiliki ikatan
yang lebih kuat daripada saat digunakan.
c. Tata kelakuan (mores), ini adalah praktik yang diakui Oleh masyarakat
sebagai semua standar peraturan, jika melanggar dikenakan sangsi patuh

10
Nyoman Wita DKK, Memahami Hukum dan Kebudayaan (Bali:Pustaka Ekspresi, cetakan
pertama 2016) hal 15.

12
terhadap persturan awal.
d. Adat-istiadat (custom): aturan dengan hukuman yang lebih ketat.
Anggota masyarakat umum yang melanggar adat, mendapatkan sanksi
hukum baik formal maupun informal.11

Pendapat antropolog C. Kluckhohn (Soerjono Soekanto 2012:154) ada


berbagai jenis elemen budaya untuk tujuan ilmiah dan analisis. Terbagi menjadi
unsur-unsur utama atau kebudayaan, yang biasa disebut secara budaya
universal. Istilah ini memiliki elemen universal Ini terjadi di semua budaya di
seluruh dunia, ada tujuh unsur diantaranya :
a. Perlengkapan dan perlengkapan untuk kehidupan manusia (pakaian,
tempat tinggal, perkakas) Rumah, senjata, alat produksi, transportasi,
dll.
b. Sistem kehidupan dan ekonomi (pertanian, peternakan,Sistem produksi,
sistem distribusi, dll).
c. Sistem sosial (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem
hukum,sistem pernikahan).
d. Bahasa (lisan dan tulisan)
e. Seni (seni visual, seni suara, seni bergerak, dll.)
f. Sistem pengetahuan.
g. Agama (sistem kepercayaan)12

Akhirnya tidak dapat dipisahkan dari unsur - unsur dalam kehidupan


bermasyarakat budaya diatas. Masing - masing elemen ini, jenis elemen budaya
yang berbeda, Kepentingan dan analisis ilmiah dapat dibagi menjadi unsur -
unsur utama atau Sebuah budaya besar yang biasa dikenal dengan budaya.
Istilah ini adalah elemen - elemen ini bersifat universal. Artinya, itu terjadi di
semua budaya, untuk itu dalam penelitian ini membahas tentang tradisi dalam

11
Nyoman Wita DKK, Memahami Hukum dan Kebudayaan (Bali:Pustaka Ekspresi, cetakan
pertama 2016) 16.
12
Nyoman Wita DKK, Memahami Hukum dan Kebudayaan (Bali: Pustaka Ekspresi, cetakan
pertama, 2016) hal-14.

13
sistem sosial yakni didalam sistem adat pernikahan yang membahas seputar
tradisi yang masih ada dalam masyarakat sekarang.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Banyak hal yang dapat diambil kesimpulan dari pembahasan tentang tasawuf
salah satunya :
1. Tasawuf berasal dari kata bahasa arab, yaitu shafa - tashawwafa -
yatashawwafu, yang memiliki makna jernih, bersih atau suci dari berbagai
nafsu duniawi dan sifat - sifat kotor.
2. Tasawuf merupakan upaya membersihkan hati dari apa saja yang
menggaggu perasaan makhluk, berjuang meninggalkan pengaruh dunia,
menjauhi segala hal yang dilarang oleh allah swt, mendekatkan diri kepada
allah swt, serta berusaha tidak terpengaruh akan dunia yang fana.
3. Agama merupakan suatu sistem nilai yang diakui dan diyakini
kebenarannya dan merupakan jalan ke arah keselamatan hidup.
4. Agama terbagi menjadi dua jenis, yaitu : a) agama wahyu, dan agama
budaya.
5. Didalam agama terdapat 3 komponen pokok yang tidak dapat dipisahkan
antara satu dengan yang lain, yaitu : a) aqidah atau iman, b) syariah, dan c)
akhlak.
6. Budaya merupakan sebuah sistem yang mempunyai koherensi. Dan
terbentuk kedalam bentuk - bentuk simbolis yang berupa kata, benda, laku,
mite, sastra, lukisan, nyanyian, musik, kepercayaan dan sebagainya yang
mempunyai kaitan erat dengan konsep - konsep epistemologis dari sistem
pengetahuan masyarakatnya.
7. Adat istiadat merupakan suatu warisan nenek moyang yang dilakukan
secara turun temurun berupa simbol, prinsip, material, benda maupun
kebijakan, akan tetapi tradisi yang diwariskan dapat juga berubah atau tetap
bertahan sesuai dengan situasi jaman yang telah berubah menjadi modern.

15
DAFTAR PUSTAKA

A. Mustofa. (2008). Akhlak Tasawuf. Pustaka Setia: Bandung.

Anshari, Endang Saifuddin. (2004). Wawasan Islam : Pokok-Pokok Pikiran tentang


Paradigma dan Sistem Islam. Gema Insani: Jakarta

Asy’arie, Musa, dkk. (1993). Al Qur’an dan Pembinaan Budaya. LESFI:


Yogyakarta Az Zaibari, Amir Said. (2003). Manajemen Kalbu, Resep Sufi
Menghentikan Kemaksiatan. Mitra Pustaka: Yogyakarta

H. Moh. Toriquddin. (2008). Sekularitas Tasawuf. UIN press Malang: Malang


Hamka. (2018). Tasawuf Modern. Republika: Jakarta

Hamka. (1983). Tasawuf Modern. Pustaka Panjimas: Jakarta:


Jumantoro, Totol. (2005). Kamus Ilmu Tasawuf. AMZA:
Wonosobo

Madjid, Nurcholis. (2000). Masyarakat Religius: Membumikan Nilai-Nilai Islam


dalam Kehidupan Masyarakat. Paramadina: Jakarta

Muhaimin, dkk. (1994). Sejarah dan Kebudayaan. TK Citra Amanda: Jakarta

Nata, Abuddin. (1996). Akhlak Tasawuf. PT Grafindo Persada: Jakarta Shihab,


Quraish. (1997). Wawasan Al Qur’an. Mizan: Bandung

Sholikin, Muhammad. (2004). Tasawuf Aktual Menuju Insan Kamil. Pustaka Nuun:
Semarang

Abuddin Nata, Ahlaq tasawuf, (PT Grafindo Persada, Jakarta:1996)

M. Sholihin dan Rosihan Anwar, Ilmu Tasawuf (Pustaka Setia, Bandung, 2008)

Nyoman Wita DKK, Memahami Hukum dan Kebudayaan (Bali:Pustaka Ekspresi,


cetakan pertama 2016)

16

Anda mungkin juga menyukai