Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kondisi yang jauh dari apa
yang diharapkan. Masalah dalam dunia pendidikan di Negara ini sangat
bermacam-macam, meliputi hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek
lain dalam masyarakat, hubungan antar manusia di dalam sekolah,pengaruh
sekolah terhadap perilaku dan kepribadian semua pihak sekolah dan lembaga
pendidikan dalam masyarakat. Untuk itu, para guru dan calon guru harus paham
dan dibekali sosiologi pendidikan serta terampil mengoperasionalkan dalam
kegiatan pendidikan.
Di dalam kegiatan manusia sebagai mahluk sosial menimbulkan
berbagai ilmu pengetahuan sendiri. Termasuk disini kegiatan manusia untuk
mendidik generasi-generasi mudanya, ialah dengan memberikan, mewariskan
kebudayaannya kepada anak cucunya. Didalam karya mendidik inilah manusia
berusaha untuk mengetahui bagaimanakah proses pendidikan itu dilihat dari
segi sosialnya, ditinjau dari konstelasi sosial, dimana terjalin karya mendidik
itu. Maka disini timbullah suatu cabang ilmu pengetahuan ialah sosiologi
pendidikan. Dewasa ini ilmu pengetahuan telah berkembang pesat, terutama
dalam bidang teknologi modern, Ilmu sosiologipun tidak mau ketinggalan.
Salah satu diantaranya adalah Sosiologi Pendidikan. Ilmu ini masih sangat
muda dan masih memerlukan pembinaan, terutama dilingkungan akademis.
Secara garis besar, Plato dalam teori sosialnya amat mementingkan masyarakat
dibanding individu. Bahkan individualisme disamakan dengan egoisme, dengan
egoisme kelompok dengan altruisme. Oleh karenanya Plato memandang bahwa
susunan Negara adalah sintesis antara aristokrasi dengn demokrasi.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas, Penulis merumuskan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan sejarah Sosiologi Pendidikan?
2. Apa yang dimaksud dengan Sosiologi Pendidikan?
3. Apa ruang lingkup Sosiologi Pendidikan?
4. Apa karakteristik Sosiologi Pendidikan?
5. Apa tujuan Sosiologi Pendidikan?
6. Apa pentingnya mempelajari Sosiologi Pendidikan?

1.3 Tujuan Makalah


Sejalan dengan Rumusan Masalah diatas, Makalah ini ditulis dengan
tujuan untuk mengetahui mendeskripsikan :
1. Sejarah Sosiologi Pendidikan
2. Pengertian Sosiologi Pendidikan
3. Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan
4. Karakteristik Sosiologi Pendidikan
5. Tujuan Sosiologi Pendidikan
6. Pentingnya Mempelajari Sosiologi Pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Sosiologi Pendidikan


Sosiologi ini dicetuskan oleh Aguste Comte maka dari itu dia dikenal
sebagai bapak sosiologi, ia lahir di Montpellier tahun 1798. ia merupakan
seorang penulis kebanyakan konsep, prinsip dan metode yang sekarang dipakai
dalam sosiologi berasal dari Comte. Comte membagikan sosiologi atas statika
sosial dan dinamika sosial dan sosiologi mempunyai ciri - ciri sebagai berikut :
1. Bersifat empiris yaitu didsarkan pada observasi dan akal sehat yang
hasilnya tidak bersifat spekulatif.
2. Bersifat teoritis yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dan hasil
observasi.
3. Bersifat kumulatif yaitu teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan
teori yang ada kemudian diperbaiki, diperluas dan diperhalus
4. Bersifat nenotis yaitu tidak mempersoalkan baik buruk suatu fakta
tertentu tetapi untuk menjelaskan fakta tersebut.

Comte mengatakan bahwa tiap-tiap cabang ilmu pengetahuan manusia


mesti melalui tiga tahapan perkembangan teori secara berturut-turut yaitu
keagamaan atau khayalan, metafisika atau abstrak dan saintifik atau positif
(Soekadijo, 1989:4). Setelah selesai perang dunia II, perkembangan masyarakat
berubah secara drastis dimana masyarakat dunia menginginkan adanya
perubahan dalam menyahuti perkembangan dan kebutuhan baru terhadap
penyesuaian perilaku lembaga pendidikan. Oleh karena itu disiplin sosiologi
pendidikan yang sempat tenggelam dimunculkan kembali sebagai bagian dari
ilmu-ilmu penting dilembaga pendidikan (Muhyi Batu bara, 2004:5).
Perkembangan sosiologi pendidikan sebagai ilmu pengetahuan dimulai sejak
awal abad ke 20 yang merupakan bagian dari sosiologi. Tetapi sebenarnya
sosiologi pendidikan lahir bersamaan munculnya persoalan-persoalan
pendidikan yang tidak teratasi dan kemudian pendidikan tersebut diatasi dengan
menggunakan pendekatan sosiologis.

3
Sebelum berakhirnya PD II sosiologi pendidikan sebagai suatu ilmu
pengetahuan semapat hilang dari peredaran dan tidak dianggap sebagai sesuatu
yang penting untuk diajarkan di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK) di Amerika Serikat. Setelah PD II, perkembangan masyarakat
mengalami perubahan secara dratis.
Dinamika masyarakat dunia menginginkan adanya perubahan dalam
menyahuti perkembangan dan kebutuhan baru terhadap penyesuaian perilaku
lembaga pendidikan, dalam menyikapi perlunya dimensi pendidikan menjadi
instrumen terpenting dalam memajukan masyarakat. Karena itu, disiplin
sosiologi pendidikan yang sempat tenggelam tersebut dimunculkan kembali
sebagai bagian dari ilmu penting di lembaga pendidikan tenaga kependidikan
(LPTK). Lester Frank Word (1841-1913), salah seorang pelopor sosiologi di
Amerika dianggap sebagai pencetus gagasan lahirnya sosiologi pendidikan di
Amerika.
Gagasan tersebut muncul dalam bukunya yang berjudul : Applied
Sociology (Sosiologi Terapan), yang mengkaji perubahan-perubahan
masyarakat karena usaha manusia. Gagasan Word tadi kemudian
dikembangkan oleh John Dewey. Dewey memandang bahwa hubungan antara
lembaga pendidikan dan masyarakat sangat penting. Pemikiran Dewey
dikembangkan lagi dalam bukunya : Democracy and Educatian (Demokrasi dan
Pendidikan) pada tahun 1916 yang mendorong berkembangnya sosiologi
pendidikan. Pada tahun 1887 dibuka pertama kali kuliah sosiologi pendidikan
di Amerika Serikat.
Kemudian pada tahun 1910 Henry Suzzaalo memberi kuliah sosiologi
pendidikan di Teachers Collage, di 16 Lembaga Pendidikan Tinggi. Tahun 1917
Buku Teks Sosiologi Pendidikan pertama: Introduction to Educational
Sociology diterbitkan oleh Walter Smith.

4
Tahun 1928 terbit The Journal of educational pimpinan E. George
Payne, dan tahun 1936 disusul munculnya majalah : Social Education. Menurut
pendapat Drs. Ary H. Gunawan, bahwa sejarah sosiologi pendidikan terdiri dari
4 fase, yaitu :
1. fase pertama, dimana sosiologi sebagai bagian dari pandangan
tentang kehidupan bersama filsafat umum. Pada fase ini sosiologi
merupakan cabang filsafat, maka namanya adalah filsafat sosial.
2. fase kedua ini, timbul keinginan - keinginan untuk membangun
susunan ilmu berdasarkan pengalaman-pengalaman dan peristiwa -
peristiwa nyata (empiris). Jadi pada fase ini mulai adanya keinginan
memisahkan diri antara filsafat dengan sosial.
3. fase ketiga ini, merupakan fase awal dari sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri. Orang mengatakan bahwa Comte
adalah “bapak sosiologi”, karena ialah yang pertama kali
mempergunakan istilah sosiologi dalam pembahasan tentang
masyarakat. Sedangkan Saint Simon dianggap sebagai “perintis
jalan” bagi sosiologi. Ia bermaksud membentuk ilmu yang disebut
“Psycho-Politique”. Dengan ilmu tersebut Saint Simon dan juga
Comte mengambil rumusan dari Turgot (1726-1781) sebagai orang
yang berjasa terhadap sosiologi, sehingga sosiologi menjadi tumbuh
sendiri.
4. fase yang terakhir ini, ciri utamanya adalah keinginan untuk
bersama-sama memberikan batas yang tegas tentang obyek
sosiologi, sekaligus memberikan pengertian-pengertian dan
metode-metode sosiologi yang khusus. Pelopor sosiologi yang
otonom dalam metodenya ini berada pada akhir abad 18 dan awal
19 antara lain adalah Fiche, Novalis, Adam Muller, Hegel, dan lain-
lain. Nama-nama sosiologi pendidikan sebagaimana yang dipakai
oleh Steward adalah Sociologi Approach to Education, Educational
Sociologi, dan Sociology of Education. Meighan dan Siarj-
Blatchford mengunakan istilah Sociology of Education. W. Taylor
mengunakan istilah Educational Sociology tekanannya terletak

5
pada pernyataan pendidikan dan sosial, sedang Sociology of
Education titik tekannya terletak pada permasalahan sosiologis.
Menurut G.E jansen Educational Sociology membahas problema
pendidikan, sedangkan Sociology of Education membahas
problema sosiologi dalam pendidikan.

2.2 Pengertian Sosiologi Pendidikan


Sosiologi pendidikan berasal dari dua kata, sosiologi dan pendidikan.
Pada awalnya sosiologi berkembang sesuai dengan obyek dan tujuannya
sendiri, demikian pula pendidikan. Dengan adanya perkembangan masyarakat
yang begitu cepat dalam segala aspek kehidupan, memerlukan pengetahuan
sesuai dengan kebutuhan. Sosiologi tidak dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat, demikian pula kalau hanya pendidikan saja. Perkembangan
masyarakat yang sangat kompleks memerlukan ilmu pengetahuan yang
kompleks pula, salah satunya adalah sosiologi pendidikan.
Sosiologi secara etimologis sosiologi berasal dari kata latin “socius”
dan kata Yunani “logos”. “Socius” berarti kawan, sahabat, sekutu, rekan,
masyarakat. “logos” berarti ilmu. Jadi sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang masyarakat. (Chaerudin, dkk, 1995:67).
Adapun menurut para ahli pengertian sosiologi diartikan
sebagai berikut :
1. Menurut W.F. Ogburn dan M.F. Nimkoff dalam buku mereka “A
Handbook of Sociology”, memberikan definisi sosology is the
scientific of social life; yang maksudnya : sosiologi adalah studi
secara ilmiah terhadap kehidupan sosial. (Ahmadi, 1984:9).
2. Menurut Roucek dan Wafren : Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-
kelompok. (Soekanto, 1989:16).
3. Menurut Ibnu Chaldun, sosiologi adalah mempelajari tentang
masyarakat manusia dalam bentuknya yang bermacam-macam,
watak dan ciri-ciri dari pada tiap-tiap bentuk itu dan hukum yang
menguasai perkembangan.

6
4. Sementara Prof. Groenman mendefinisikan sosiologi sebagai suatu
ilmu yang mempelajari tindakan-tindakan manusia dalam
usahanya menyesuaikan diri dalam suatu ikatan.

Sedangkan pengertian pendidikan sendiri diartikan dari istilah


paedegogic berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata “pais”, artinya anak,
dan ”again” diterjemahkan membimbing, jadi paedagogic yaitu bimbingan
yang diberikan kepada anak. Secara definitif pendidikan (paedagogic) diartikan,
sebagai berikut:
1. Menurut Jhon Dewey, Pendidikan adalah proses pembentukan
kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan
emosional ke arah alam dan sesama manusia. (Ahmadi dan
Uhbiyati, 2001:69).
2. Menurut Langeveld, Mendidik adalah mempengaruhi anak dalam
membimbingnya supaya menjadi dewasa. Usaha membimbing
adalah usaha yang disadari dan dilaksanakan di sengaja antara
orang dewasa dengan anak yang belum dewasa (Suwarno,
1992:49).
3. Menurut Ki Hajar Dewantara, Mendidik adalah menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tinginya. (Ahmadi dan
Uhbiyati, 2001:69).
4. Menurut Undang-undang Republik Indonesia SISDIKNAS No.20
tahun 2003, pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

7
Terdapat pula pengertian sosiologi pendidikan menurut para ahli, yaitu
sebagai berikut :
1. F.G. Robbins, pengertian sosiologi pendidikan adalah sosiologi
khusus yang tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses
pendidikan. Struktur mengandung pengertian teori dan filsafat
pendidikan, sistem kebudayaan, struktur kepribadian dan hubungan
kesemuanya dengantata sosial masyarakat. Sedangkan dinamika
yakni proses sosial dan kultural, proses
perkembangan kepribadian,dan hubungan kesemuanya dengan
proses pendidikan.
2. H.P. Fairchild dalam bukunya ”Dictionary of Sociology” dikatakan
bahwa sosiologi pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan
untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang
fundamental. Jadi ia tergolong applied sociology.
3. E.B Reuter, pengertian sosiologi pendidikan mempunyai
kewajiban untuk menganalisa evolusi dari lembaga-lembaga
pendidikan dalam hubungannya dengan perkembangan manusia,
dan dibatasi oleh pengaruh-pengaruh dari lembaga pendidikan yang
menentukan kepribadian sosial dari tiap-tiap individu. Jadi
prinsipnya antara individu dengan lembaga-lembaga sosial itu
selalu saling mempengaruhi.
4. Charles A. Ellwood, pengertian sosiologi pendidikan adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari / menuju untuk melahirkan maksud
hubungan-hubungan antara semua pokok-pokok masalah antara
proses pendidikan dan proses sosial.
5. Dr.Ellwood, pengertian sosiologi Pendidikan ialah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang proses belajar dan
mempelajari antara orang yang satu dengan orang yang lain.
6. Prof. DR. S.Nasution,M.A., pengertian sosiologi
pendidikan adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara
mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan
kepribadian individu agar lebih baik.

8
7. F.G Robbins dan Brown, pengertian sosiologi pendidikan ialah
ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan
sosial yang mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta
mengorganisasi pengalaman. Sosiologi pendidikan mempelajari
kelakuan sosial serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya.
8. E.G Payne, pengertian sosiologi pendidikan ialah studi yang
komprehensif tentang segala aspek pendidikan dari segi ilmu
sosiologi yang diterapkan.
9. Drs. Ary H. Gunawan, pengertian sosiologi pendidikan ialah ilmu
pengetahuan yang berusaha memecahkan masalah-masalah
pendidikan dengan analisis atau pendekatan sosiologis.
10. W. Dodson, sosiologi pendidikan itu mempersoalkan pertemuan
dan percampuran daripada lingkungan sekitar kebudayaan secara
totalitas, dimana dalam dan dengan begitu maka terbentuklah
tingkah laku, dan sekolah dianggap sebagian daripada total cultural
milieu, sedang sosiologi pendidikan memperbincangkan dan
berusaha menemukan bagaimana memanipulasikan proses
pendidikan untuk mengembangkan kepribadian.

Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pendapat ahli diatas bahwa


pengertian sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang hubungan dan interaksi manusia, baik itu individu atau kelompok
dengan peresekolahan sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan
berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan.

2.3 Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan


Ruang lingkup sosiologi pendidikan menurut Brookoover dibagi
menjadi 4 kategori yaitu :
1. Hubungan sistem pendidikan dengan sistem social lain meliputi :
a. Hubungan antara sistem pendidikan dengan proses sosial dan
perubahan kebudayaan
b. Fungsi sistem pendidikan formal didalam proses
pembaharuan social

9
c. Hubungan antara sistem pendidikan didalam proses
pengendalian social
d. Hubungan antara sistem pendidikan dengan publik opini
e. Hubungan antara pendidikan dengan kelas sosial atau sistem
status
f. Keberartian pendidikan sebagai simbol terpercaya didalam
kebudayaan demokratis
2. Hubungan sekolah dengan komuniti seekolahnya meliputi :
a. Analisis terhadap struktur kekuasaan dimasyarakat beserta
implikasinya terhadap sekolah
b. Analisis terhadap hubungan antara sistem sekolah dengan
sistem sosial dimasyarakat
c. Struktur masyarakat beserta pengaruhnya terhadap organisasi
sekolah
3. Hubungan antar manusia dengan sistem persekolahan meliputi :
a. Ciri budaya sekolah, terutama yang jelas-jelas berbeda dengan
budaya diluar sekolah
b. Ciri pola stratifikasi di dalam persekolahan
c. Hubungan antara guru dan murid
d. Analisis terhadap klik dan struktur kelompok kekeluargaan di
dalam sistem persekolahan
e. Ciri pola kepemimpinan struktur kekuasaan di dalam
bermacam-macam sekolah
4. Pengaruh sekolah terhadap perilaku peserta didik meliputi :
a. Peranan sosial guru
b. Ciri kepribadian guru
c. Dampak kepribadian guru terhadap perilaku peserta didik
d. Peranan sekolah di dalam pertumbuhan, penyesuaian atau
penyimpangan peserta didik
e. Ciri-ciri perilaku yang timbul karena tingkat keotoriteran dan
kedemokrasian di lingkungan sekolah

10
Dari penjelasan diatas jelaslah apa yang dimaksud dengan ssosiologi
pendidikan dan apa ruang lingkup garapannya. Secara singkat sosiologi
pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu analisis ilmiah tentang interaksi
antara manusia dalam sistem pendidikan dan dengan luar sistem pendidikan,
serta hubungannya antara pendidikan sebagai sebuah institusi sosial dan instusi
sosial lainnya.

2.4 Karakteristik Sosiologi Pendidikan


Karakteristik yang membedakan sosiologi dengan disiplin sosial yang
lain, yaitu (Soekamto, 1999) :
1. Sosiologi termasuk kelompok ilmu sosial, yaitu kelompok ilmu
yang mempelajari peristiwa atau gejala-gejala sosial
2. Sosiologi bersifat kategoris yaitu tidak normatif, membicarakan
obyeknya secara apa aqdanya (des sein) dan bukan bagaimana
seharusnya (das sollen)
3. Sosiologi bersifat generalis, yaitu Sosiologi meneliti atau mencari
prinsip atau hukum-hukum umum interaksi manusia
4. Sosiologi bersifat abstrak yaitu wujud kesatuannya yang bersifat
umum atau terpisah-pisah
5. Sosiologi merupakan ilmu yang umum, yaitu mempelajari umum
yang ada pada setiap interaksi umum. Yaitu mempelajari gejala-
gejala yang khusus
6. Sosiologi termasuk ilmu murni yaitu tujuan penelitian Sosiologi
semata-mata demi perkembangan ilmu itu sendiri bukan untuk
kepentingan kehidupan praktis

2.5 Tujuan Sosiologi Pendidikan


Sosiologi pendidikan merupakan ilmu yang berusaha untuk
mengetahui cara-cara dalam pengendalian proses pendidikan agar nantinya
memperoleh perkembangan kepribadian individu yang lebih baik. Adapun
menurut Francis Broun mengemukakan bahwa sosiologi pendidikan
memperhatikan pengaruh keseluruhan lingkungan budaya sebagai tempat dan
cara individu memperoleh dan mengorganisasi pengalamannya. Sedangkan

11
S. Nasution mengatakan bahwa sosiologi Pendidikan adalah ilmu yang
berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk
memproleh perkembangan kepribadian individu yang lebih baik. Dari beberapa
pengertian yang telah dikemukakan dapat ini beberapa tujuan dari sosiologi
Pendidikan :
1. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis proses sosialisasi
anak, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam
hal ini harus diperhatiakan pengaruh lingkungan dan kebudayaan
masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak. Misalnya, anak
yang terdidik dengan baik dalam keluarga yang religius, setelah
dewasa/tua akan cendrung menjadi manusia yang religius pula.
Anak yang terdidik dalam keluarga intelektual akan cendrung
memilih/mengutamakan jalur intlektual pula, dan sebagainya.
2. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis perkembangan dan
kemajuan social. Banyak orang/pakar yang beranggapan bahwa
pendidikan memberikan kemungkinan yang besar bagi kemajuan
masyarakat, karena dengan memiliki ijazah yang semakin tinggi
akan lebih mampu menduduki jabatan yang lebih tinggi pula (serta
penghasilan yang lebih banyak pula, guna menambah kesejahteraan
social). Disamping itu dengan pengetahuan dan keterampilan yang
banyak dapat mengembangkan aktivitas serta kreativitas social.
3. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis status pendidikan
dalam masyarakat. Berdirinya suatu lembaga pendidikan dalam
masyarakat sering disesuaikan dengan tingkatan daerah di mana
lembaga pendidikan itu berada. Misalnya, perguruan tinggi bisa
didirikan di tingkat propinsi atau minimal kabupaten yang cukup
animo mahasiswanya serta tersedianya dosen yang bonafid.
4. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis partisipasi orang-
orang terdidik/berpendidikan dalam kegiatan social.
Peranan/aktivitas warga yang berpendidikan/intelektual sering
menjadi ukuan tentang maju dan berkembang kehidupan
masyarakat. Sebaiknya warga yang berpendidikan tidak segan -

12
segan berpartisipasi aktif dalam kegiatan social, terutama dalam
memajukan kepentingan / kebutuhan masyarakat. Ia harus menjadi
motor penggerak dari peningkatan taraf hidup social.
5. Sosiologi pendidikan bertujuan membantu menentukan tujuan
pendidikan. Sejumlah pakar berpendapat bahwa tujuan pendidikan
nasional harus bertolak dan dapat dipulangkan kepada filsafat
hidup bangsa tersebut. Seperti di Indonesia, Pancasila sebagai
filsafat hidup dan kepribadian bangsa Indonesia harus menjadi
dasar untuk menentukan tujuan pendidikan Nasional serta tujuan
pendidikan lainnya. Dinamika tujuan pendidikan nasional terletak
pada keterkaitanya dengan GBHN, yang tiap 5 (lima) tahun sekali
ditetapkan dalam Sidang Umum MPR, dan disesuaikan dengan era
pembangunan yang ditempuh, serta kebutuhan masyarakat dan
kebutuhan manusia.

Sedangkan menurut para ahli, sosiologi pendidikan memberikan tujuan


dan manfaat sebagai berikut :
1. Menurut E. G Payne, sosiologi pendidikan bertujuan utama
memberi kepada guru-guru (termasuk para peneliti dan siapa pun
yang terkait dalam bidang pendidikan) latihan – latihan yang efektif
dalam bidang sosiologi sehingga dapat memberikan sumbangannya
secara cepat dan tepat kepada masalah pendidikan. Menurut
pendapatnya, sosiologi pendidikan tidak hanya berkenaan dengan
proses belajar dan sosialisasi yang terkait dengan sosiologi saja,
tetapi juga segala sesuatu dalam bidang pendidikan yang dapat
dianalis sosiologi. Seperti sosiologi yang digunakan untuk
meningkatkan teknik mengajar yaitu metode sosiodrama, bermain
peranan (role playing) dan sebagainya. Dengan demikian sosiologi
pendidikan bermanfaat besar bagi para pendidik, selain berharga
untuk mengalisis pendidikan, juga bermanfaat untuk memahami
hubungan antara manusia di sekolah serta struktur masyarakat.

13
2. Menurut Nasution (1999:2-4) ada beberapa konsep tentang
tujuan sosiologi pendidikan, antara lain sebagai berikut :
a. Analisis proses sosiologi
b. Analisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat
c. Analisis intraksi social di sekolah dan antara sekolah dengan
masyarakat
d. Alat kemajuan dan perkembangan social
e. Dasar untuk menentukan tujuan pendidikan
f. Sosiologi terapan dan
g. Latihan bagi petugas pendidikan
3. Menurut George S. Herrington mengemukakan lima tujuan
sosiologi pendidikan, yaitu :
a. Untuk memahami peraturan tentang penelitian dalam
masyarakat dan sekolah sebagai instrument dan faktor sosial
atau kemajuan sosial yang mempengaruhi sekolah,
b. Untuk memahami ideologi yang demokratis kultur kita dan
kecenderungan sosial dan ekonomi dalam hubungan dengan
kedua agen pendidikan informal dan formal.
c. Untuk memahami kekuatan sosial efek mereka atas individu.
d. Kurikulum masyarakat
e. Untuk menggunakan teknik penelitian dan pemikiran kritis
untuk mencapai tujuan.
f. Pokok-pokok penelitian sosiologi penelitian.

Dari beberapa konsep tentang tujuan dan manfaat sosiologi pendidikan


di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat sosiologi pendidikan pada
dasarnya untuk mempercepat dan meningkatkan pencapaian tujuan pendidikan
secara keseluruhan. Karena itu, sosiologi pendidikan tidak akan keluar
dari upaya-upaya agar pencapaian tujuan dan fungsi pendidikan tercapai
menurut pendidikan itu sendiri. Serta sosiologi pendidikan memberikan tujuan
dan manfaat sebagai cara untuk menciptakan masyarakat madani, yaitu suatu
masyarakat yang berpradaban yang menjunjung tinggi nilai - nilai kemanusiaan,
yang sadar akan hak dan kewajibannya, demokratis, bertanggung jawab, ber -
disiplin, menguasai sumber informasi dalam bidang iptek dan seni budaya, dan
agama (Tilaar, 1999).
14
2.6 Pentingnya Mempelajari Sosiologi Pendidikan
Mengapa para guru dan calon guru harus memahami dan dibekali
dengan sosiologi pendidikan? Berikut alasan pentingnya mempelajari sosiologi
pendidikan bagi guru (Gunawan: 2000)
1. Kenyataan menunjukan bahwa masyarakat mengalami perubahan
sangat cepat, progresif, dan kerap kali menunjukan segala
“desitegrati” (berkurangnya kesetiaan terhadap nilai-nilai umum).
Perubahan sosial yang cepat menimbulkan “ciltural lag”
(ketinggalan kebudayaan akibat adanya hambatan-hambatan).
Cultural lag ini merupakan sumber masalah-masalah sosial dalam
masyarakat. Masalah-masalah sosial juga dialami oleh dunia
pendidikan, sehingga lembaga-lembaga pendidikan tidak mampu
mengatasinya. Maka para ahli sosiologi diharapkan dapat
menyumbangkan pemikirannya untuk memecahkan masalah-
masalah pendidikan yang fundamental.
2. Guru adalah seorang administrator, informator, konduktor, dan
sebagainya, dan harus berkelakuan menurut harapan
masyarakatnya. Dari guru, sebagai pendidik dan pembangun
generasi baru diharapkan tingkah laku yang bermoral tinggi demi
masa depan bangsa dan negara.
3. Kepribadian guru dapat mempengaruhi suasana kelas, baik
kebebasan yang dinikmati anak dalam mengeluarkan buah pikiran,
dan mengembangkan kreatifitasnya ataupun pengekangan dan
keterbatasan yang dialami dalam pengembangan
kepribadiannya. Kebebasan guru juga terbatas oleh kepribadian
atasannya (kepala sekolah, pengawas, kakanwil, sampai
mendikbud) seluruhnya dipengaruhi, dibatasi, serta diarahkan pada
pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) dalam GBHN,
Undang-Undang Pendidikan, peraturan, dan sebagainya.
4. Anak dalam perkembangannnya dipengaruhi oleh
orangtua atau wali (pendidikan informal), guru-guru (pendidikan
formal), dan masyarakat (pendidikan nonformal). Keberhasilan

15
pendidikan disekolah bukan hanya ditentukan oleh usaha murid
secara individual atau berkat interaksi anak atau siswa dengan
lingkungan sosialnya (yang berlainan) dalam berbagai situasi yang
dihadapi di dalam maupun di luar sekolah.
5. Anak berbeda-beda dalam bakat atau pembawaannya, terutama
karena pengaruh lingkungan sosialnya yang berlainan. Pendidikan
itu sendiri dapat dipandang sebagai sosialisasi yang terjadi dalam
interaksi sosial. Maka sudah sewajarnya bila seorang
guru atau pendidikan harus berusaha menganalisis pendidikan dari
segi sosiologi, mengenai hubungan antarmanusia dalam keluarga,
sekolah, dan masyarakat.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengertian sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang hubungan dan interaksi manusia, baik itu individu atau
kelompok dengan peresekolahan sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan
berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan. Untuk itu, para guru dan
calon guru harus paham dan dibekali sosiologi pendidikan serta terampil
mengoperasionalkan dalam kegiatan pendidikan.

3.2 Saran
Dengan penulisan makalah ini penulis mengharapkan para pendidik
bisa menjadi pendidik yang baik yang mampu membimbing serta memberikan
solusi bagi semua anak didiknya agar dapat mengembangkan potensi yang ada
dalam dirinya secara optimal. Dengan adanya sosiologi pendidikan ini
diharapkan dapat menciptakan suatu interaksi yang baik antara masing-masing
individu.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://unsilster.com/2011/05/ciri-tujuan-dan-sejarah-sosiologi-pendidikan/
Ciri, Tujuan dan Sejarah Sosiologi Pendidikan. 2011.

http://e-jurnalpendidikan.blogspot.com/2011/10/sosiologi-pendidikan-pengertian-
dan.html#.VNQT7HrqtoM
Pengertian Sosiologi Pendidikan. 2011.

http://amboyaser.blogspot.com/2014/08/sosiologi-pendidikan-pengertian.html
Pengertian Sosiologi Pendidikan. 2014.

https://moextyababil17.wordpress.com/2012/11/25/pengertian-sosiologi-
pendidikan/
Mukty, Ababil. Pengertian Sosiologi Pendidikan. 2012

http://www.abdan-syakuro.com/2014/06/konsep-sosiologi-pendidikan.html
Syakuro, Abdan. Konsep Sosiologi Pendidikan. 2014

Ardiwinata, Jajat. 2007. “Sosiologi Antropologi Pendidikan”. Bandung : UPI


PRESS.

18

Anda mungkin juga menyukai