INTAN PURNAMASARI
Prodi Pendidikan Matematika
Email: intanprnmsr306@gmail.com
ABSTRAK
Makalah ini bertujuan untuk mengkaji landasan sosiologis penyelenggaraan
pendidikan. Kajian landasan sosiologis pendidikan dibatasi pada pengertian sosiologi, latar
belakang histories perkembangan sosiologi pendidikan, landasan, ruang lingkup dan fungsi
kajian sosiologi pendidikan, dan kajian tentang masyarakat Indonesia sebagai landasan sosiologi
sistem pendidikan nasional. Sosiologi lahir di Eropa pada abad ke-19 oleh seorang sosiologis
yang bernama August Comte pada tahun 1839, kemudian diikuti oleh negara-negara lain.
Sosiologi sebagai ilmu empiris merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
masyarakat, mempelajari berbagai tindakan sosial yang menjelma dalam realitas sosial.
Sosiologis pendidikan bertolak dari perjuangan untuk memperbaiki masyarakat melalui
pendidikan, kemudian berkembang ke arah kajian akademik dan perbaikan praksis pendidikan.
Landasan sosiologi mengandung norma dasar yang bersumber dari norma kehidupan
masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa. Ada tiga macam norma yang dianut oleh
pengikutnya, yaitu: (1) individualisme, (2) kolektivisme, (3) integralistik. Ruang lingkup sosiologi
pendidikan meliputi empat bidang, yaitu: (1) hubungan sistem pendidikan dengan sistem sosial
lain, (2) hubungan sekolah dengan komunitas sekitar, (3) hubungan antar manusia dalam sistem
pendidikan, (4) pengaruh sekolah terhadap perilaku anak didik. Sosiologi pendidikan dituntut
melakukan tiga fungsi pokok, yaitu: fungsi eksplanasi, fungsi prediksi, dan fungsi utilisasi.
Kata-kata kunci: histories, sosial, pendidikan, masyarakat, norma, ruang lingkup, fungsi.
PENDAHULUAN
Peta dunia tentang kemakmuran dan kemajuan umat manusia berkembang dan
bergeser dari yang diwarnai penguasaan/kekayaan akan Sumber Daya Alam (SDA) kepada
pemilikan Sumber Daya Alam (SDA) yang bermutu. Tidak diragukan lagi bahwa mutu SDM
merupakan fungsi pendidikan, dalam arti bahwa bangsa yang memiliki sistem pendidikan
bermutu akan menjadi bangsa yang maju dan makmur, dan sebaliknya. Ada korelasi positif
antara struktur penduduk berdasarkan pendidikan dengan tingkat pendidikan yang dicapai.
Selanjutnya bisa dilihat bahwa antara mutu pendidikan dengan tingkat kemakmuran terdapat
hubungan yang saling menguatkan.
Pada level individu, pendidikan merupakan proses sosialisasi dan pembudayaan melalui
interaksi dengan lingkungan, yang menghasilkan pribadi-pribadi utuh yang menempati status
tertentu dalam struktur sosialnya. Pendidikan merupakan proses pelestarian dan perubahan
budaya. Melalui pendidikan, berlangsung pewarisan komponen-komponen budaya yang telah
dibina dan dipelihara secara turun temurun, namun sejalan dengan itu melalui pendidikan
orang diharapkan akan mampu membentuk hari esok yang lebih baik daripada hari ini dan hari
kemarin yang dilewatinya. Meskipun secara teknis setiap masyarakat mengembangkan sistem
pendidikan sendiri-sendiri sesuai dengan latar belakang sosio-budaya yang berlaku dan
karakteristik masyarakatnya, tujuan akhirnya adalah sama yaitu mengembangkan pribadi-
pribadi yang utuh, sehat jasmani dan rohani, berbudi pekerti luhur, beriman dan bertakwa,
bermental kuat, produktif, kreatif, dan mandiri, bermakna bagi dirinya dan turut
bertanggungjawab atas kesejahteraan masyarakat dan manusia pada umumnya.
Adapun yang menjadi fokus perhatian Sosiologi Pendidikan adalah yang kedua, yaitu
dimensi praksis pendidikan itu, yang dalam tulisan ini dibatasi pada pengertian landasan
sosiologi, latar belakang histories perkembangannya, landasan sosiologi pendidikan, ruang
lingkup dan fungsi kajian sosiologi pendidikan, dan kajian masyarakat Indonesia sebagai
landasan sosiologi sistem pendidikan nasional.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Landasan Sosiologi
Manusia selalu hidup berkelompok, sesuatu yang juga terdapat pada makhluk hidup
lainnya yakni hewan. Meskipun demikian, pengelompokan manusia jauh lebih rumit dari
pengelompokan hewan. Pada hewan, hidup berkelompok memiliki ciri-ciri (Wayan Ardhana,
1968) sebagai berikut:
a) ada pembagian kerja,
b) ada ketergantungan antar anggota,
c) ada kerjasama antar anggota,
d) ada komunikasi antar anggota,
e) ada diskriminasi antar individu yang hidup dalam kelompok lain.
Ciri-ciri hewan tersebut dapat pula ditemukan pada manusia. Kehidupan sosial manusia
tersebut dipelajari oleh filsafat, yang berusaha mencari hakekat masyarakat yang sebenarnya.
Filsafat sosial sering membedakan manusia sebagai individu dan manusia sebagai anggota
masyarakat. Pandangan aliran-aliran filsafat tentang realitas sosial itu berbeda-beda, sehingga
dapat ditemukan bermacam-macam aliran filsafat sosial.
Sosiologi lahir dalam abad ke-19 di Eropa, karena pergeseran pandangan tentang
masyarakat, sebagai ilmu empiris yang memperoleh pijakan yang kokoh. Sosiologi sebagai ilmu
yang otonom dapat lahir karena terlepas dari pengaruh filsafat. Nama sosiologi untuk pertama
kali digunakan oleh August Comte (1798-1857) pada tahun 1839, sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan positif yang memepelajari masyarakat. Sosiologi mempelajari berbagai tindakan
sosial yang menjelma dalam realitas sosial. Mengingat banyaknya realitas social, maka lahirlah
berbagai cabang sosiologi seperti sosiologi kebudayaan, sosiologi ekonomi, sosiologi agama,
sosiologi pengetahuan, sosiologi pendidikan, dan lain-lain.
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu, bahkan dua
generasi, yang memungkinkan generasi muda memperkembangkan diri. Kegiatan pendidikan
yang sistematis terjadi di lembaga sekolah yang dengan sengaja di bentuk oleh masyarakat.
Perhatian sosiologi pada pendidikan semakin intensif. Dengan meningkatnya perhatian
sosiologi pada kegiatan pendidikan tersebut maka lahirlah cabang sosiologi pendidikan.
KESIMPULAN
Dasar sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan, dan karakteristik
masyarakat. Sosiologi pendidikan merupakan analisa ilmiah tentang proses social di dalam
sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat
bidang:
1. hubungan sistem pendidikan dengan sistem sosial lain
2. hubungan sekolah dengan komunitas sekitar
3. hubungan antar manusia dalam sistem pendidikan
4. pengaruh sekolah terhadap perilaku anak didik
Landasan sosiologis mengandung norma dasar pendidikan yang bersumber dari norma
kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk memahami kehidupan
bermasyarakat suatu bangsa, kita harus memusatkan perhatian pada pola hubungan antar
pribadi dan antar kelompok dalam masyarakat tersebut. Untuk terciptanya kehidupan
bermasyarakat yang rukun dan damai, terciptalah nilai-nilai sosial yang dalam
perkembangannya menjadi norma-norma sosial yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan
harus dipatuhi oleh masing-masing anggota masyarakat.
Sosiologi pendidikan dituntut untuk melakukan tiga fungsi, yaitu:
1) fungsi eksplanasi,
2) fungsi prediksi,
3) fungsi utilisasi.
Secara umum, sosiologi pendidikan bertujuan untuk mengembangkan fungsi-fungsinya
tersebut melalui pengkajian fenomena-fenomena sosial dan pendidikan, dalam rangka mencari
model-model pendidikan yang lebih fungsional dalam kehidupan masyarakat.
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem
pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan
semakin meningkat dan kompleks. Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk
menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal
menumbuhkembangkan ke-Bhineka tunggal ika-an, baik melalui kegiatan jalur sekolah maupun
jalur pendidikan luar sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Ardhana, Wayan. 1986. Dasar-dasar Kependidikan. FIP IKIP. Malang.
Bachri, Syamsul. 2002. Sosiologi Pendidikan Dalam Perspektif Filsafat Ilmu
Pengetahuan. Makalah. Program Pascasarjana UNM. Makassar
Natawidjaya, R., Sukmadinata, N.S.,Ibrahim. Djohar, A,. 2007. Ilmu Rujukan
Filsafat, Teori, dan Praksis. Universitas Pendidikan Indonesia.
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo, 1994. Pengantar Pendidikan. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Rhineka Cipta
Jakarta.
Wijayantiloma, Nani. Landasan Sosiologis dan Kultur. http://naniwijayantiloma.blogspot.Com
2009/9.