Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“KONSEP DASAR PROSES SOSIOLOGI PENDIDIKAN”

MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu: Agus Wibowo S.pd.I.,M.M.

DI SUSUN OLEH : Imah Hidayati Rohmah 201401047

Puttry Syilvy Anggrainy 201401036

Nuro Ariatda 201401028

JURUSAN TARBIYAH

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) ALMA-ARIF

WAY KANAN TP. 2021/2022


BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kondisi yang  jauh  dari apa yang  diharapkan. Masalah
dalam dunia pendidikan di Negara ini sangat bermacam-macam, meliputi hubungan sistem
pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat, hubungan antar manusia di dalam
sekolah,pengaruh sekolah terhadap perilaku dan kepribadian semua pihak sekolah dan lembaga
pendidikan dalam masyarakat. Untuk itu, para guru dan calon guru harus paham dan dibekali
sosiologi pendidikan serta terampil mengoperasionalkan dalam kegiatan pendidikan.

Di dalam kegiatan manusia sebagai mahluk sosial menimbulkan berbagai ilmu pengetahuan sendiri.
Termasuk disini kegiatan manusia untuk mendidik generasi-generasi mudanya, ialah dengan
memberikan, mewariskan kebudayaannya kepada anak cucunya. Didalam karya mendidik inilah
manusia berusaha untuk mengetahui bagaimanakah proses pendidikan itu dilihat dari segi sosialnya,
ditinjau dari konstelasi sosial, dimana terjalin karya mendidik itu. Maka disini timbullah suatu cabang
ilmu pengetahuan ialah sosiologi pendidikan. Dewasa ini ilmu pengetahuan telah berkembang pesat,
terutama dalam bidang teknologi modern, Ilmu sosiologipun tidak mau ketinggalan. Salah satu
diantaranya adalah Sosiologi Pendidikan. Ilmu ini masih sangat muda dan masih memerlukan
pembinaan, terutama dilingkungan akademis. Secara garis besar, Plato dalam teori sosialnya amat
mementingkan masyarakat dibanding individu. Bahkan individualisme disamakan dengan egoisme,
dengan egoisme kelompok dengan altruisme. Oleh karenanya Plato memandang bahwa susunan
Negara adalah sintesis antara aristokrasi dengn demokrasi.

B.       Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penyusun merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut:

1.      Bagaimana perkembangan sejarah Sosiologi Pendidikan?

2.      Apa yang dimaksud dengan Sosiologi Pendidikan ?

3.      Apa ruang lingkup Sosiologi Pendidikan?

4.      Apa karakteristik Sosiologi Pendidikan?

5.      Apa tujuan dan manfaat Sosiologi Pendidikan?

6.      Apa pentingnya mempelajari Sosiologi Pendidikan?


C.      Tujuan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan:

1.      Sejarah Sosiologi Pendidikan

2.      Pengertian Sosiologi Pendidikan

3.      Ruang lingkup Sosiologi Pendidikan

4.      Karakteristik Sosiologi Pendidikan

5.      Tujuan dan manfaat Sosiologi Pendidikan

6.      Pentingnya mempelajari Sosiologi Pendidikan

D.      Kegunaan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara
praktis. Secara teoritis makalah ini berguna untuk pengembangan konsep sosiologi pendidikan.
Adapun secara praktis makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Penyusun, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya


tentang konsep dasar sosiologi pendidikan

2.    Pembaca / guru, sebagai media informasi tentang konsep dasar sosiologi pendidikan.

E.       Prosedur Makalah

Makalah ini disusun dengan menggunakan metode kepustakaan. Metode ini tidak hanya berarti
pergi ke perpustakaan. Tapi dapat pula dilakukan dengan mencari materi dengan menggunakan
akses internet. Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta
sangat mudah untuk mencari bahan dan data-data tentang topik ataupun materi yang penulis
gunakan untuk makalah ini.
BAB II

PEMBAHASAN

A.       Sejarah Sosiologi Pendidikan

Sosiologi ini dicetuskan oleh Aguste Comte maka dari itu dia dikenal sebagai bapak sosiologi, ia lahir
di Montpellier tahun 1798. ia merupakan seorang penulis kebanyakan konsep, prinsip dan metode
yang sekarang dipakai dalam sosiologi berasal dari Comte. Comte membagikan sosiologi atas statika
sosial dan dinamika sosial dan sosiologi mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:

1.      Bersifat empiris yaitu didsarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat
spekulatif.

2.      Bersifat teoritis yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dan hasil observasi.

3.      Bersifat kumulatif yaitu teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori yang ada kemudian
diperbaiki, diperluas dan diperhalus

4.      Bersifat nenotis yaitu tidak mempersoalkan baik buruk suatu fakta tertentu tetapi untuk
menjelaskan fakta tersebut.

Comte mengatakan bahwa tiap-tiap cabang ilmu pengetahuan manusia mesti melalui tiga tahapan
perkembangan teori secara berturut-turut yaitu keagamaan atau khayalan, metafisika atau abstrak
dan saintifik atau positif ( Soekadijo, 1989:4 ). Setelah selesai perang dunia II, perkembangan
masyarakat berubah secara drastis dimana masyarakat dunia menginginkan adanya perubahan
dalam menyahuti perkembangan dan kebutuhan baru terhadap penyesuaian perilaku lembaga
pendidikan. Oleh karena itu disiplin sosiologi pendidikan yang sempat tenggelam dimunculkan
kembali sebagai bagian dari ilmu-ilmu penting dilembaga pendidikan ( Muhyi Batu bara, 2004:5 ).
Perkembangan sosiologi pendidikan sebagai ilmu pengetahuan dimulai sejak awal abad ke 20 yang
merupakan bagian dari sosiologi. Tetapi sebenarnya sosiologi pendidikan lahir bersamaan
munculnya persoalan-persoalan pendidikan yang tidak teratasi dan kemudian pendidikan tersebut
diatasi dengan menggunakan pendekatan sosiologis.

Sebelum berakhirnya PD II sosiologi pendidikan sebagai suatu ilmu pengetahuan semapat hilang dari
peredaran dan tidak dianggap sebagai sesuatu yang penting untuk diajarkan di Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan (LPTK) di Amerika Serikat. Setelah PD II, perkembangan masyarakat mengalami
perubahan secara dratis.

Dinamika masyarakat dunia menginginkan adanya perubahan dalam menyahuti perkembangan dan
kebutuhan baru terhadap penyesuaian perilaku lembaga pendidikan, dalam menyikapi perlunya
dimensi pendidikan menjadi instrumen terpenting dalam memajukan masyarakat. Karena itu,
disiplin sosiologi pendidikan yang sempat tenggelam tersebut dimunculkan kembali sebagai bagian
dari ilmu penting di lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK). Lester Frank Word (1841-
1913), salah seorang pelopor sosiologi di Amerika dianggap sebagai pencetus gagasan lahirnya
sosiologi pendidikan di Amerika.

Gagasan tersebut muncul dalam bukunya yang berjudul : Applied Sociology (Sosiologi Terapan), yang
mengkaji perubahan-perubahan masyarakat karena usaha manusia. Gagasan Word tadi kemudian
dikembangkan oleh John Dewey. Dewey memandang bahwa hubungan antara lembaga pendidikan
dan masyarakat sangat penting. Pemikiran Dewey dikembangkan lagi dalam bukunya : Democracy
and Educatian (Demokrasi dan Pendidikan) pada tahun 1916 yang mendorong berkembangnya
sosiologi pendidikan. Pada tahun 1887 dibuka pertama kali kuliah sosiologi pendidikan di Amerika
Serikat.

Kemudian pada tahun 1910 Henry Suzzaalo memberi kuliah sosiologi pendidikan di Teachers Collage,
di 16 Lembaga Pendidikan Tinggi. Tahun 1917 Buku Teks Sosiologi Pendidikan pertama: Introduction
to Educational Sociology diterbitkan oleh Walter Smith.

Tahun 1928 terbit The Journal of educational pimpinan E. George Payne, dan tahun 1936 disusul
munculnya majalah : Social Education. Menurut pendapat Drs. Ary H. Gunawan, bahwa sejarah
sosiologi pendidikan terdiri dari 4 fase, yaitu:

1.      fase pertama, dimana sosiologi sebagai bagian dari pandangan tentang kehidupan bersama
filsafat umum. Pada fase ini sosiologi merupakan cabang filsafat, maka namanya adalah filsafat
sosial.

2.      fase kedua ini, timbul keinginan-keinginan untuk membangun susunan ilmu berdasarkan
pengalaman-pengalaman dan peristiwa-peristiwa nyata (empiris). Jadi pada fase ini mulai adanya
keinginan memisahkan diri antara filsafat dengan sosial.

3.      fase ketiga ini, merupakan fase awal dari sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri
sendiri. Orang mengatakan bahwa Comte adalah “bapak sosiologi”, karena ialah yang pertama kali
mempergunakan istilah sosiologi dalam pembahasan tentang masyarakat. Sedangkan Saint Simon
dianggap sebagai “perintis jalan” bagi sosiologi. Ia bermaksud membentuk ilmu yang disebut
“Psycho-Politique”. Dengan ilmu tersebut Saint Simon dan juga Comte mengambil rumusan dari
Turgot (1726-1781) sebagai orang yang berjasa terhadap sosiologi, sehingga sosiologi menjadi
tumbuh sendiri

4.      fase yang terakhir ini, ciri utamanya adalah keinginan untuk bersama-sama memberikan batas
yang tegas tentang obyek sosiologi, sekaligus memberikan pengertian-pengertian dan metode-
metode sosiologi yang khusus. Pelopor sosiologi yang otonom dalam metodenya ini berada pada
akhir abad 18 dan awal 19 antara lain adalah Fiche, Novalis, Adam Muller, Hegel, dan lain-lain.
Nama-nama sosiologi pendidikan sebagaimana yang dipakai oleh Steward adalah Sociologi Approach
to Education, Educational Sociologi, dan Sociology of Education. Meighan dan Siarj-Blatchford
mengunakan istilah Sociology of Education. W. Taylor mengunakan istilah Educational Sociology
tekanannya terletak pada pernyataan pendidikan dan sosial, sedang Sociology of Education titik
tekannya terletak pada permasalahan sosiologis. Menurut G.E jansen Educational Sociology
membahas problema pendidikan, sedangkan Sociology of Education membahas problema sosiologi
dalam pendidikan.
B.        Pengertian Sosiologi Pendidikan

Sosiologi pendidikan berasal dari dua kata, sosiologi dan pendidikan. Pada awalnya sosiologi
berkembang sesuai dengan obyek dan tujuannya sendiri, demikian pula pendidikan. Dengan adanya
perkembangan masyarakat yang begitu cepat dalam segala aspek kehidupan, memerlukan
pengetahuan sesuai dengan kebutuhan. Sosiologi tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat,
demikian pula kalau hanya pendidikan saja. Perkembangan masyarakat yang sangat kompleks
memerlukan ilmu pengetahuan yang kompleks pula, salah satunya adalah sosiologi pendidikan.

Sosiologi secara etimologis sosiologi berasal dari kata latin “socius” dan kata Yunani “logos”. “Socius”
berarti kawan, sahabat, sekutu, rekan, masyarakat. “logos” berarti ilmu. Jadi sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang masyarakat. (Chaerudin, dkk, 1995:67).

Adapun menurut para ahli pengertian sosiologi diartikan sebagai berikut: 

1.         Menurut W.F. Ogburn dan M.F. Nimkoff dalam buku mereka “A Handbook of Sociology”,
memberikan definisi sosology is the scientific of social life; yang maksudnya : sosiologi adalah studi
secara ilmiah terhadap kehidupan sosial. (Ahmadi, 1984:9)

2.         Menurut Roucek dan Wafren : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
manusia dalam kelompok-kelompok. (Soekanto, 1989:16).

3.         Menurut Ibnu Chaldun, sosiologi adalah mempelajari tentang masyarakat manusia dalam
bentuknya yang bermacam-macam, watak dan ciri-ciri dari pada tiap-tiap bentuk itu dan hukum
yang menguasai perkembangan. Sementara Prof. Groenman mendefinisikan sosiologi sebagai suatu
ilmu yang mempelajari tindakan-tindakan manusia dalam usahanya menyesuaikan diri dalam suatu
ikatan.

Sedangkan pengertian pendidikan sendiri diartikan dari istilah paedegogic berasal dari bahasa
Yunani, terdiri dari kata “pais”, artinya anak, dan ”again” diterjemahkan membimbing, jadi
paedagogic yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak. Secara definitif pendidikan (paedagogic)
diartikan, sebagai berikut:

1.         Menurut Jhon Dewey, Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan


fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. (Ahmadi dan
Uhbiyati, 2001:69).

2.         Menurut Langeveld, Mendidik adalah mempengaruhi anak dalam membimbingnya supaya


menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah usaha yang disadari dan dilaksanakan di sengaja antara
orang dewasa dengan anak yang belum dewasa (Suwarno, 1992:49).

3.         Menurut Ki Hajar Dewantara, Mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tinginya. (Ahmadi dan Uhbiyati, 2001:69).

4.         Menurut Undang-undang Republik Indonesia SISDIKNAS No.20 tahun 2003, pendidikan


adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Terdapat pula pengertian sosiologi pendidikan menurut para ahli, yaitu sebagai berikut :

1.         F.G. Robbins, pengertian sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang tugasnya


menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan. Struktur mengandung pengertian teori dan
filsafat pendidikan, sistem kebudayaan, struktur kepribadian dan hubungan kesemuanya dengantata
sosial masyarakat. Sedangkan dinamika yakni proses sosial dan kultural, proses
perkembangan kepribadian,dan hubungan kesemuanya dengan proses pendidikan.

2.         H.P. Fairchild dalam bukunya ”Dictionary of Sociology” dikatakan bahwa sosiologi pendidikan


adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang
fundamental. Jadi ia tergolong applied sociology.

3.         E.B Reuter, pengertian sosiologi pendidikan mempunyai kewajiban untuk menganalisa evolusi


dari lembaga-lembaga pendidikan dalam hubungannya dengan perkembangan manusia, dan dibatasi
oleh pengaruh-pengaruh dari lembaga pendidikan yang menentukan kepribadian sosial dari tiap-tiap
individu. Jadi prinsipnya antara individu dengan lembaga-lembaga sosial itu selalu
saling mempengaruhi.

4.         Charles A. Ellwood, pengertian sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang


mempelajari / menuju untuk melahirkan maksud hubungan-hubungan antara semua pokok-pokok
masalah antara proses pendidikan dan proses sosial.

5.         Dr. Ellwood, pengertian sosiologi pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari


tentang proses belajar dan mempelajari antara orang  yang satu dengan orang yang lain.

6.         Pro f. DR S. Nasution,M.A., pengertian sosiologi pendidikan adalah ilmu yang berusaha untuk


mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian
individu agar lebih baik.

7.         F.G Robbins dan Brown, pengertian sosiologi pendidikan ialah ilmu yang membicarakan dan
menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta
mengorganisasi pengalaman. Sosiologi pendidikan mempelajari kelakuan sosial serta prinsip-prinsip
untuk mengontrolnya.

8.         E.G Payne, pengertian sosiologi pendidikan ialah studi yang komprehensif tentang segala


aspek pendidikan dari segi ilmu sosiologi yang diterapkan.

9.         Drs. Ary H. Gunawan, pengertian sosiologi pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang berusaha


memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis atau pendekatan sosiologis.

10.     W. Dodson, sosiologi pendidikan itu mempersoalkan pertemuan dan percampuran daripada


lingkungan sekitar kebudayaan secara totalitas, dimana dalam dan dengan begitu maka terbentuklah
tingkah laku, dan sekolah dianggap sebagian daripada total cultural milieu, sedang sosiologi
pendidikan memperbincangkan dan berusaha menemukan bagaimana memanipulasikan proses
pendidikan untuk mengembangkan kepribadian,
Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pendapat ahli diatas  bahwa pengertian sosiologi pendidikan
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan dan interaksi manusia, baik itu
individu atau kelompok dengan peresekolahan sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan
berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan.

C.       Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan

Ruang lingkup sosiologi pendidikan menurut Brookoover dibagi menjadi 4 kategori yaitu:

1.         Hubungan sistem pendidikan dengan sistem social lain meliputi:

a.       Hubungan antara sistem pendidikan dengan proses sosial dan perubahan kebudayaan

b.      Fungsi sistem pendidikan formal didalam proses pembaharuan sosial

c.       Hubungan antara sistem pendidikan didalam proses pengendalian sosial

d.      Hubungan antara sistem pendidikan dengan publik opini

e.       Hubungan antara pendidikan dengan kelas sosial atau sistem status

f.       Keberartian pendidikan sebagai simbol terpercaya didalam kebudayaan demokratis

2.         Hubungan sekolah dengan komuniti seekolahnya meliputi:

a.       Analisis terhadap struktur kekuasaan dimasyarakat beserta implikasinya terhadap sekolah

b.      Analisis terhadap hubungan antara sistem sekolah dengan sistem sosial dimasyarakat

c.       Struktur masyarakat beserta pengaruhnya terhadap organisasi sekolah

3.         Hubungan antar manusia dengan sistem persekolahan meliputi:

a.        Ciri budaya sekolah, terutama yang jelas-jelas berbeda dengan budaya diluar sekolah

b.        Ciri pola stratifikasi di dalam persekolahan

c.        Hubungan antara guru dan murid

d.       Analisis terhadap klik dan struktur kelompok kekeluargaan di dalam sistem persekolahan

e.        Ciri pola kepemimpinan struktur kekuasaan di dalam bermacam-macam sekolah 

4.         Pengaruh sekolah terhadap perilaku peserta didik meliputi:

a.       Peranan sosial guru

b.      Ciri kepribadian guru

c.       Dampak kepribadian guru terhadap perilaku peserta didik

d.      Peranan sekolah di dalam pertumbuhan, penyesuaian atau penyimpangan peserta didik


e.       Ciri-ciri perilaku yang timbul karena tingkat keotoriteran dan kedemokrasian di lingkungan
sekolah.

Dari penjelasan diatas jelaslah apa yang dimaksud dengan ssosiologi pendidikan dan apa ruang
lingkup garapannya. Secara singkat sosiologi pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu analisis
ilmiah tentang interaksi antara manusia dalam sistem pendidikan dan dengan luar sistem
pendidikan, serta hubungannya antara pendidikan sebagai sebuah institusi sosial dan instusi sosial
lainnya.

D.       Karakteristik Sosiologi Pendidikan

Karakteristik yang membedakan sosiologi dengan disiplin sosial yang lain, yaitu (Soekamto, 1999)

1.       Sosiologi termasuk kelompok ilmu sosial, yaitu kelompok ilmu yang mempelajari peristiwa atau
gejala-gejala sosial

2. Sosiologi bersifat kategoris yaitu tidak normatif, membicarakan obyeknya secara apa
aqdanya (des sein) dan bukan bagaimana seharusnya (das sollen)

3. Sosiologi bersifat generalis, yaitu Sosiologi meneliti atau mencari prinsip atau hukum-hukum
umum interaksi manusia

4. Sosiologi bersifat abstrak yaitu wujud kesatuannya yang bersifat umum atau terpisah-pisah

5. Sosiologi merupakan ilmu yang umum, yaitu mempelajari umum yang ada pada setiap
interaksi umum. Yaitu mempelajari gejala-gejala yang khusus

6. Sosiologi termasuk ilmu murni yaitu tujuan penelitian Sosiologi semata-mata demi
perkembangan ilmu itu sendiri bukan untuk kepentingan kehidupan praktis

E.        Tujuan dan Manfaat Sosiologi Pendidikan

Sosiologi pendidikan merupakan ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara dalam


pengendalian proses pendidikan agar nantinya memperoleh perkembangan kepribadian individu
yang lebih baik. Adapun menurut Francis Broun mengemukakan bahwa sosiologi pendidikan
memperhatikan pengaruh keseluruhan lingkungan budaya sebagai tempat dan cara individu
memproleh dan mengorganisasi pengalamannya. Sedang S. Nasution mengatakan bahwa sosiologi
pendidikan adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses
pendidikan untuk memproleh perkembangan kepribadian individu yang lebih baik. Dari beberapa
pengertian yang telah dikemukakan dapat ini beberapa tujuan dari sosiologi pendidikan:

1.      Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis proses sosialisasi anak, baik dalam keluarga,
sekolah, maupun masyarakat. Dalam hal ini harus diperhatiakan pengaruh lingkungan dan
kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak. Misalnya, anak yang terdidik dengan
baik dalam keluarga yang religius, setelah dewasa/tua akan cendrung menjadi manusia yang religius
pula. Anak yang terdidik dalam keluarga intelektual akan cendrung memilih/mengutamakan jalur
intlektual pula, dan sebagainya.
2.      Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis perkembangan dan kemajuan social. Banyak
orang/pakar yang beranggapan bahwa pendidikan memberikan kemungkinan yang besar bagi
kemajuan masyarakat, karena dengan memiliki ijazah yang semakin tinggi akan lebih mampu
menduduki jabatan yang lebih tinggi pula (serta penghasilan yang lebih banyak pula, guna
menambah kesejahteraan social). Disamping itu dengan pengetahuan dan keterampilan yang banyak
dapat mengembangkan aktivitas serta kreativitas social.

3.      Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis status pendidikan dalam masyarakat. Berdirinya


suatu lembaga pendidikan dalam masyarakat sering disesuaikan dengan tingkatan daerah di mana
lembaga pendidikan itu berada. Misalnya, perguruan tinggi bisa didirikan di tingkat propinsi atau
minimal kabupaten yang cukup animo mahasiswanya serta tersedianya dosen yang bonafid.

4.      Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis partisipasi orang-orang terdidik/berpendidikan


dalam kegiatan social. Peranan/aktivitas warga yang berpendidikan / intelektual sering menjadi
ukuan tentang maju dan berkembang kehidupan masyarakat. Sebaiknya warga yang berpendidikan
tidak segan- segan berpartisipasi aktif dalam kegiatan social, terutama dalam memajukan
kepentingan / kebutuhan masyarakat. Ia harus menjadi motor penggerak dari peningkatan taraf
hidup social.

5.      Sosiologi pendidikan bertujuan membantu menentukan tujuan pendidikan. Sejumlah pakar


berpendapat bahwa tujuan pendidikan nasional harus bertolak dan dapat dipulangkan kepada
filsafat hidup bangsa tersebut. Seperti di Indonesia, Pancasila sebagai filsafat hidup dan kepribadian
bangsa Indonesia harus menjadi dasar untuk menentukan tujuan pendidikan Nasional serta tujuan
pendidikan lainnya. Dinamika tujuan pendidikan nasional terletak pada keterkaitanya dengan GBHN,
yang tiap 5 (lima) tahun sekali ditetapkan dalam Sidang Umum MPR, dan disesuaikan dengan era
pembangunan yang ditempuh, serta kebutuhan masyarakat dan kebutuhan manusia.

Sedangkan menurut para ahli, sosiologi pendidikan memberikan tujuan dan manfaat sebagai
berikut :

1.      Menurut E. G Payne, sosiologi pendidikan bertujuan utama memberi kepada guru-guru


(termasuk para peneliti dan siapa pun yang terkait dalam bidang pendidikan) latihan – latihan yang
efektif dalam bidang sosiologi sehingga dapat memberikan sumbangannya secara cepat dan tepat
kepada masalah pendidikan. Menurut pendapatnya, sosiologi pendidikan tidak hanya berkenaan
dengan proses belajar dan sosialisasi yang terkait dengan sosiologi saja, tetapi juga segala sesuatu
dalam bidang pendidikan yang dapat dianalis sosiologi. Seperti sosiologi yang digunakan untuk
meningkatkan teknik mengajar yaitu metode sosiodrama, bermain peranan (role playing) dan
sebagainya. Dengan demikian sosiologi pendidikan bermanfaat besar bagi para pendidik, selain
berharga untuk mengalisis pendidikan, juga bermanfaat untuk memahami hubungan antara manusia
di sekolah serta struktur masyarakat.

2.      Menurut Nasution (1999:2-4) ada beberapa konsep tentang tujuan  sosiologi pendidikan,


antara lain sebagai berikut:

a.          Analisis proses sosiologi

b.          Analisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat


c.           Analisis intraksi social di sekolah dan antara sekolah dengan masyarakat

d.         Alat kemajuan dan perkembangan social

e.          Dasar untuk menentukan tujuan pendidikan

f.          Sosiologi terapan dan

g.         Latihan bagi petugas pendidikan

3.      Menurut George S. Herrington mengemukakan lima tujuan sosiologi pendidikan, yaitu:

a.       Untuk memahami peraturan tentang penelitian dalam masyarakat dan sekolah sebagai
instrument dan faktor sosial atau kemajuan sosial yang mempengaruhi sekolah,

b.      Untuk memahami ideologi yang demokratis kultur kita dan kecenderungan sosial dan ekonomi
dalam hubungan dengan kedua agen pendidikan informal dan formal.

c.       Untuk memahami kekuatan sosial efek mereka atas individu.

d.      Kurikulum masyarakat

e.       Untuk menggunakan teknik penelitian dan pemikiran kritis untuk mencapai tujuan.

f.       Pokok-pokok penelitian sosiologi penelitian.

Dari beberapa konsep tentang tujuan dan manfaat sosiologi pendidikan di atas dapat disimpulkan


bahwa tujuan dan manfaat sosiologi pendidikan pada dasarnya untuk mempercepat dan
meningkatkan pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Karena itu, sosiologi pendidikan
tidak akan keluar dari upaya-upaya agar pencapaian tujuan dan fungsi pendidikan tercapai menurut
pendidikan itu sendiri. Serta sosiologi pendidikan memberikan tujuan dan manfaat sebagai cara
untuk menciptakan masyarakat madani, yaitu suatu masyarakat yang berpradaban yang menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang sadar akan hak dan kewajibannya, demokratis,
bertanggung jawab, berdisiplin, menguasai sumber informasi dalam bidang iptek dan seni, budaya
dan agama (Tilaar, 1999).

F.        Pentingnya Mempelajari Sosiologi Pendidikan

Mengapa para guru dan calon guru harus memahami dan dibekali dengan sosiologi pendidikan?
Berikut alasan pentingnya mempelajari sosiologi pendidikan bagi guru (Gunawan: 2000)

1.      Kenyataan menunjukan bahwa masyarakat mengalami perubahan sangat cepat, progresif, dan
kerap kali menunjukan segala “desitegrati” (berkurangnya kesetiaan terhadap nilai-nilai umum).
Perubahan sosial yang cepat menimbulkan “ciltural lag” (ketinggalan kebudayaan akibat adanya
hambatan-hambatan). Cultural lag ini merupakan sumber masalah-masalah sosial dalam
masyarakat. Masalah-masalah sosial juga dialami oleh dunia pendidikan, sehingga lembaga-lembaga
pendidikan tidak mampu mengatasinya. Maka para ahli sosiologi diharapkan dapat menyumbangkan
pemikirannya untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental.
2.      Guru adalah seorang administrator, informator, konduktor, dan sebagainya, dan harus
berkelakuan menurut harapan masyarakatnya. Dari guru, sebagai pendidik dan pembangun generasi
baru diharapkan tingkah laku yang bermoral tinggi demi masa depan bangsa dan negara.

3.      Kepribadian guru dapat mempengaruhi suasana kelas, baik kebebasan yang dinikmati anak
dalam mengeluarkan buah pikiran, dan mengembangkan kreatifitasnya ataupun pengekangan dan
keterbatasan yang dialami dalam pengembangan kepribadiannya. Kebebasan guru juga terbatas
oleh kepribadian atasannya (kepala sekolah, pengawas, kakanwil, sampai mendikbud) seluruhnya
dipengaruhi, dibatasi, serta diarahkan pada pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) dalam
GBHN, Undang-Undang Pendidikan, peraturan, dan sebagainya.

4.      Anak dalam perkembangannnya dipengaruhi oleh orangtua atau wali (pendidikan informal),


guru-guru (pendidikan formal), dan masyarakat (pendidikan nonformal). Keberhasilan pendidikan
disekolah bukan hanya ditentukan oleh usaha murid secara individual atau berkat interaksi
anak atau siswa dengan lingkungan sosialnya (yang berlainan) dalam berbagai situasi yang
dihadapi di dalam maupun di luar sekolah.

5.      Anak berbeda-beda dalam  bakat atau pembawaannya, terutama karena pengaruh lingkungan


sosialnya yang berlainan. Pendidikan itu sendiri dapat dipandang sebagai sosialisasi yang terjadi
dalam interaksi sosial. Maka sudah sewajarnya bila seorang guru atau pendidikan harus berusaha
menganalisis pendidikan dari segi sosiologi, mengenai hubungan antarmanusia dalam keluarga,
sekolah, dan masyarakat.

BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Pengertian sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan dan
interaksi manusia, baik itu individu atau kelompok dengan peresekolahan sehingga terjalin kerja
sama yang sinergi dan berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan. Untuk itu, para guru
dan calon guru harus paham dan dibekali sosiologi pendidikan serta terampil mengoperasionalkan
dalam kegiatan pendidikan.

B.       Saran

Dengan penulisan makalah ini penulis mengharapkan para pendidik bisa menjadi pendidik yang baik
yang mampu membimbing serta memberikan solusi bagi semua anak didiknya agar dapat
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya secara optimal. Dengan adanya sosiologi
pendidikan ini diharapkan dapat menciptakan suatu interaksi yang baik antara masing-masing
individu.
DAFTAR PUSTAKA:

Anonim. Ciri, Tujuan dan Sejarah Sosiologi Pendidikan. 2011.


[Online].  Tersedia :http://unsilster.com/2011/05/ciri-tujuan-dan-sejarah-sosiologi-pendidikan/

Anonim. Pengertian Sosiologi Pendidikan. 2011. [Online]. Tersedia : http://e-


jurnalpendidikan.blogspot.com/2011/10/sosiologi-pendidikan-pengertian-dan.html#.VNQT7HrqtoM

Arafat, Yaser. Pengertian Sosiologi Pendidikan. 2014. [Online].


Tersedia :  http://amboyaser.blogspot.com/2014/08/sosiologi-pendidikan-pengertian.html

Ardiwinata, Jajat. Sosiologi Antropologi Pendidikan. 2007. Bandung : UPI PRESS.

Mukty, Ababil. Pengertian Sosiologi Pendidikan. 2012. [Online]. Tersedia :


https://moextyababil17.wordpress.com/2012/11/25/pengertian-sosiologi-pendidikan/

Syakuro, Abdan. Konsep Sosiologi Pendidikan. 2014. [Online]. Tersedia :  http://www.abdan-


syakuro.com/2014/06/konsep-sosiologi-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai