Putri Handayani
Winda safitri
Batang Kuis
2023/2024
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum wr. wb
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa Rahmat dan pertolongan-Nya penulis
tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta
salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah Swt atas limpahan nikmat -Nya,sehingga
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Tassawuf. Kami
menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi
perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini dapat bermanfaat
khususnya bagi kami sendiri dan bagi pembaca lain pada umumnya.
Kelompok 8
i
Daftar Isi
Kata Pengantar...............................................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................2
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Tassawuf......................................................................................................3
B. Pokok-Pokok Ajaran Tassawuf.................................................................................4
1. Tassawuf Akhlaqi.......................................................................................................4
2. Tassawuf Amali...........................................................................................................10
3. Tassawuf Filsafati......................................................................................................12
A. Kesimpulan...........................................................................................................................14
B. Saran........................................................................................................................................14
Daftar Pustaka.................................................................................................................................15
ii
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Tasawuf merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari cara bagaimana orang dapat
berada sedekat mungkin dengan Tuhannya. Selain itu,tasawuf dapat menjadikan agama lebih
dihayati serta dijadikan sebagai suatukebutuhan bahkan suatu kenikmatan. Tasawuf timbul
dalam Islam sesudah umat Islam mempunyai kontak dengan agama Kristen, filsafat Yunani
dan agama Hindu dan Budha, muncullah anggapan bahwa aliran tasawuf lahir dalam Islam
atas pengaruh dari luar. Ada yang mengatakan bahwa pengaruhnya datang dari rahib-rahib
Kristen yang mengasingkan diri untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan di
gurun pasir Arabia. Tempat mereka menjadi tujuan orang yang perlu bantuan di padang yang
gersang. Di siang hari, kemah mereka menjadi tempat berteduh bagi orang yang kepanasan;
dan di malam hari lampu mereka menjadi petunjuk jalan bagi musafir. Rahib-rahib itu berhati
baik, dan pemurah dan suka menolong. Sufi juga mengasingkan diri dari khalayak ramai.
Mereka adalah orang yang berhati baik, pemurah dan suka menolong.
Pengaruh filsafat Yunani dikatakan berasal dari pemikiran mistik Pythagoras. Dalam
filsafatnya, Ruh manusia adalah suci dan berasal dari tempat suci, kemudian turun ke
dunia materi dan masuk ke dalam tubuh manusia yang bernafsu. Ruh yang pada
mulanya suci itu menjadi tidak suci dan karena itu tidak dapat kembali ke tempatnya
semula yang suci. Untuk itu ia harus menyucikan diri dengan memusatkan perhatian
pada filsafat serta ilmu pengetahuan dan melakukan beberapa pantangan. Filsafat sufi
juga demikian. Ruh yang masuk ke dalam janin di kandungan ibu berasal dari alam
Ruhani yang suci, tapi kemudian dipengaruhi oleh hawa nafsu yang terdapat dalam
tubuh manusia. Maka untuk dapat bertemu dengan Tuhan Yang Maha Suci, Ruh yang
telah kotor itu dibersihkan dahulu melalui ibadah yang banyak serta melewati beberapa
ujian-ujian dari mulai membersihkan diri dari segala dosa hingga mencapai rida Ilahi.
Dari agama Budha, pengaruhnya dikatakan dari konsep Nirwana. Nirwana dapat dicapai
dengan meninggalkan dunia, memasuki hidup kontemplasi dan menghancurkan diri. Ajaran
menghancurkan diri untuk bersatu dengan Tuhan juga terdapat dalam Islam. Sedangkan
1
pengaruh dari agama Hindu dikatakan datang dari ajaran bersatunya Atman dengan Brahman
melalui kontemplasi dan menjauhi dunia materi. Dalam tasawuf terdapat pengalaman ittihad.
Kita perlu mencatat, agama Hindu dan Budha, filsafat Yunani dan agama Kristen datang lama
sebelum Islam. Bahwa yang kemudian datang dipengaruhi oleh yang datang terdahulu adalah
suatu kemungkinan. Tapi pendapat serupa ini memerlukan bukti -bukti historis. Hakekat
tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam ajaran Islam, Tuhan memang dekat
sekali dengan manusia. Dekatnya Tuhan kepada manusia disebutkan Alquran dan Hadits.
“Jika hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka Aku dekat dan mengabulkan seruan
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tassawuf
Secara etimologis, ilmu Tasawuf banyak diartikan oleh para ahli,sebagian
menyatakan bahwa kata tasawuf berasal dari kata shuffah yang berarti serambi
masjid nabawi yang did-iami oleh sebagian sahabat anshar, ada pula yang
mengatakan berasal dari kata shaf yang berarti barisan, shafa yang berarti bersih
atau jernih dan shufanah yakni nama kayu yang bertahan di padang pasir. 1
Adapun tentang definisi tasawuf (sufi) yang dikemukakan oleh sejumlah
tokoh sufi, diantaranya adalah sebagai berikut2 :
1. Bisyri bin Haris : mengatakan bahwa Tasawuf adalah orang yang suci
hatinya menghadap Allah SWT.
2. Sahl at-Tustari : orang yang bersih dari kekeruhan, penuh dengan
renungan, putus hubungan dengan manusia dalam menghadap Allah,
baginya tiada beda antara harga emas dan pasir.
3. Al-Junaid al-Baghdadi (Wafat 298 H) : membersihkan hati dari sifat yang
menyamai binatang, menekan sifat basyariah (kemanusiaan),menjauhi hawa
nafsu, berpegang pada ilmu kebenaran dan mengikuti syari’at Rasulullah Saw.
4. Abu Qasim Abdul Karim al-Qusyairi : menjabarkan ajaran-ajaram Al-Qur’an dan
Sunnah, berjuang mengendalikan nafsu, menjauhi perbuatan bid’ah,
mengendalikan syahwat dan menghindari sifat meringankan terhadap ibadah.
5. Abu Yazid al-Bustami : melepaskan diri dari perbuatan tercela,menghiasi
diri dengan akhlak yang terpuji dan mendekatkan diri kepada Allah.
6. Ma‟ruf al-Karkhi (Wafat 200 H): mengambil hakikat dan Tamak dari apa
bervariasi, hal ini dikarenakan perilaku dan status spiritual (Maqam) yang berbeda dan
1 Amin syukur, Menggugat Tasawuf : Sufisme dan Tanggung Jawab Social abad 21, Yogyakarta,2002, hal 8
2 Permadi, Pengantar Ilmu Tasawuf , Jakarta,2004, hal.28
3
dominan dalam diri mereka, seperti tawakkal, cinta kasih dan rambu-rambu
al-Luma’, seolah-olah betapa sulitnya memberikan definisi yang bersifat jami’ mani’
Definisi 4ias disarikan dalam karakteristik Sufi yang disebutkan oleh al-Thusi.
Beliau mengatakan bahwa sufi adalah orang alim yang mengenal Allah dan hukum-
hukum Allah, mengamalkan apa yang diajarkan, menghayati apa yang diperintahkan,
merasakan apa yang mereka hayati dan melebu rdengan yang mereka rasakan. 4
Dari paparan al-Thusi diatas, dapat dirumuskan bahwa Tasawuf memuat dan
Tasawuf ahlaki, jika di tinjau dari sudut bahsa arab merupakan bentuk
frase dalam kaidah bahasa arab di kenal dengan sebutan jumlah idhofah
yaitu merupakan gabungan dua kata menjadi satu kesatuan makna yang utuh
dan menentukan realitas yang khusus,yaitu kata tasawuf dan ahklak.
Kata tasawuf menurut kaidah ilmu shorof merupakan bentuk isim masdar yaitu
tasawwuf adalah ahklak manusia saling membersihkan merupakan kata kerja yang
di dalamnya harus terdapat dua subyek yang aktif meberi dan menerima.
Kemudian ahklak dalam konteks agama adalah perangai, budi, adab atau tingkah laku.
Kosepsi ajaran ahklak menurut islam adalah menuju perbuatan amal sholeh, yaitu semua
perbuatan baik dan terpuji,berfaedah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat
yang di ridhoi oleh Allah. Jika kata tasawuf dengan kata ahlaki di satukan akan terbentuk
sebua frase yaitu tasawuf ahklaki, secata etimologis tasawuf ahklaki ini bermakna
3 Moenir Nahrowi Tohir, Menjelajahi Eksistensi Tasawuf : Meniti Jalan Menuju Tuhan, Jakarta,2012, hal 3
4 Ibid, Hal 4.
4
membersihkan tingkah laku atau saling membersihkan tingkah laku, jika
konteksnya adalah manusia, tingkah laku manusia menjadi sasarannya.
Tasawuf ini bisa di pandang sebagai sebuah tatanan dasar untuk menjaga
ahklak manusia, atau dalam dalam bahasa sosialnya moralitas masyarakat.
Oleh karena itu tasawuf ahklaki merupakan kajian ilmu yang sangat memerlukan
praktik untuk menguasainya, tidak hanya berupa teori sebagai sebuah pengetahuan
akan tetapi harus terealisasi dalam perbutan manusia, supaya lebih mudah
1) Hasan Albasri
Nama lengkap Hasan Al-Bashri adalah Abu Sa’id Al Hasan bin Yasar. Ia seorang
yang masyur dikalangan tabi’in. Ia lahir di Madinah pada tahun 21 H/632 M dan wafat
pada hari Kamis bulan Rajab tanggal 10 tahun 110 H/728 M. Ajaran-ajarannya
tentang kerohanian didasarkan pada Sunnah Nabi. Para sahabat nabi pun mengakui
kebesaran hasan al basri, karir pendidikan hasan al basri di mulai di hijaz, kemudian
ia pindah ke basrah dan memperoleh puncak keilmuannya di sana.
Ajaran-ajaran tasawufnya.
Ajaran-Ajaran tasawufnya Hasan Al-Bashri adalah anjuran kepadanya setiap orang
untuk senantiasa bersedih hati dan takut kalau tidak mampu melaksanakanseluruh
5
Rosihan anwar,Ahklak Tasawuf,(bandung pustaka setia2009)hlm 5
6Nata M.A, Prof. Dr. H. Abudin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003, cet. Kelima
5
Perasaan takut yang menyebabkan hatimu tentram lebih baik dari pada
rasa tentram tapi yang menimbulkan rasa takut.
Dunia adalah negeri tempat beramal.
Tafakur membawa kita pada kebaikan dan selalu berusaha untuk
mengerjakannya. Menyesal atas perbuatan jahat menyebabkan kita
bermaksud untuk tidak mengulanginya lagi.
Dunia ini adalah seorang janda tua yang telah bungkuk dan beberapa
kali ditinggalkan mati suaminya.
Orang yang beriman akan senantiasa berduka cita pada pagi dan sore
hari karena berada di antara dua perasaan takut.
Hendaklah setiap orang sadar akan kematian yang senantiasa
mengancamnya, dan juga takut akan kiamat yang hendak menagih janjinya.
Banyak duka cita di dunia memperteguh semangat amal shaleh.
Sikap tasawuf Hasan Al-Bashri senada dengan sabda Nabi yang berbunyi:
Nama lengkapnya adalah abu abdillah Al Harits bin asad Al muhasibi (w 243 H). Ia di
lahirkan di basrah irak tahun 165 H/781M dan meninggal di bahgdad irak tahun
243H/857M. Ia menempuh jalan tasawuf karena hendak keluar dari keraguan yang
dihadapinya. Dia memandang bahwa jalan keselamatan hanya dapat ditempuh melalui
mendasarkan kepada kitab dan sunnah. Tahapan ma’rifat adalah sebagai berikut :
Taat. Awal kecintaan kepada Allah SWT adalah taat, yaitu wujud konkret ketaatan
hamba kepada Allah. Kecintaan kepada Allah hanya dapat dibuktikan dengan jalan
Khauf (rasa takut) dan raja’ (pengharapan) menempati posisi penting dalam perjalanan
seseorang dalam membersihkan jiwa. Menurut Al Muhasibi, pangkal wara’ adalah ketakwaan,
pangkal ketakwaan adalah introspeksi diri (musabat Al nafs), pangkal instrospeksi diri adalah
khauf dan raja’, pangkal khauf dan raja’ adalah pengetahuan tentang janji dan ancaman Allah;
Khauf dan raja’ dapat dilakukan dengan sempurna bila berpegang teguh pada Al Qur-aan
dan mata air-mata air, Sambil menerima segala pemberian Rabb mereka.
kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu
memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.” (Q.S. Adz Dzariyyat : 15-18)
Raja’ dalam pandangan Muhasibi seharusnya melahirkan amal saleh. Inilah yang dilakukan
oleh mukmin yang sejati dan para sahabat nabi, sebagaimana digambarkan oleh ayat :
Nama lengkapnya adalah Abdul karim bin hawazin ia lahir tahun 376H di istewa, kawasan
naisabur dan wafat pada tahun 465H. Disamping berguru pada mertuanya, abu ali ad daqoq
7
Imam Al-Qusyairy juga berguru pada para ulama lain. Diantaranya, Abu Abdurrahman
Muhammad ibn al-Husain (325-412 H/936-1021 M), seorang sufi, penulis dan sejarawan.
Al-Qusyairy juga belajar fiqh pada Abu Bakr Muhammad ibn Abu Bakr at-Thusy (385-460
H/995-1067 M, belajar Ilmu Kalam dari Abu Bakr Muhammad ibn al -Husain, seorang
ulama ahli Ushul Fiqh. Ia juga belajar Ushuluddin pada Abu Ishaq Ibrahim ibn
Muhammad, ulama ahli Fiqh dan Ushul Fiqh. Al-Qusyairy pun belajar Fiqh pada Abu
Abbas ibn Syuraih, serta mempelajari Fiqh Mazhab Syafi’i pada Abu Mansyur Abdul
Qohir ibn Muhammad al-Ashfarayain. Al-Qusyairy banyak menelaah karya-karya al -
Baqillani, dari sini ia menguasai doktrin Ahlusunnah wal Jama’ah yang dikembangkan
Abu Hasan al-Asy’ary (w.935 M) dan para pengikutnya. Karena itu tidak mengherankan,
kalau Kitab Risalatul Qusyairiyah yang merupakan karya monumentalnya dalam bidang
Tasawuf -dan sering disebut sebagai salah satu referensi utama Tasawuf yang bercorak
Sunni-, Al-Qusyairy cenderung mengembalikan Tasawuf ke dalam landasan Ahlusunnah
Wal Jama’ah. Dia juga penentang keras doktrin-doktri aliran Mu’tazilah, Karamiyah,
Mujassamah dan Syi’ah. Karena tindakannya itu, Al-Qusyairy pernah mendekam dalam
penjara selama sebulan lebih, atas perintah Taghrul Bek, karena hasutan seorang
menteri yang beraliran Mu’tazilah yaitu Abu Nasr Muhammad ibn Mansyur al-Kunduri.
Al Qusyairi mengemukanan suatu penyimpangan lain dari para sufi, dengan ungkapan pedas.
“Kebanyakan para sufi yang menempuh jalan kebenaran dari kelompok tersebut telah tiada.
Tidak ada bekas mereka yang tinggal dari kelompok tersebut kecuali bekas-bekas mereka.”
Dalam hal ini jelaslah bahwa Al Qusyairi adalah pembuka jalan bagi
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ta’us
Ath Thust Asy Syafi’i Al Ghazali. Dia dipanggil Al Ghazali karena dilahirkan di Ghazlah. Iran
pada yahun 1058 M. Dan meninggal pada tahun 505 H pada usia 54 tahun. Karya-karyanya
menunjukkan bahwa AL Ghazali merupakan seorang pemikir kelas dunia yang sangat
berpengaruh. Di kalangan Islam sendiri banyak yang menilai bahwa dalam hal ajaran ia
adalah seorang kedua yang paling berpengaruh sesudah rasulullah Saw. Di kalangan Kristen
Didalam tasawufnya, Al Ghazali memilih tasawuf sunni yang berdasarkan Al Qur-aan dan
sunnah Nabi. Ditambah dengan doktrin Ahlu Al Sunnah wa Al Jamaah. Dari paham
Islam, sekte Ismalilyah, aliran Syi’ah, Ikhwan Ash Shafa. Ia menjauhkan tasawufnya dari
paham ketuhanan Aristoteles seperti emanasi dan penyatuan. Itulah sebabnya dapat
dikatakan bahwa Al Ghazali benar-benar bercorak Islam. Corak tasawufnya adalah psiko-
moral yang mengutamakan pendidikan moral. Hal ini dapat dilihat dari karya-karyanya seperti
Ihya Ulum Al Din, Minhaj Al Abidin, Mizan Al Amal, Bidayah Al Hidayah, Mi’raj Al Salikin,
Ayyuhal Walad. Oleh sebab itu, Al Ghazali mempunyai jasa besar dalam dunia Islam. Dialah
yang memadkan antara ketiga keilmuan Islam, yakni tasawuf, fiqih dan ilmu kalam. Al Ghazali
menjadikan tasawuf sebagai sarana untuk beroalh rasa dan berolah jiwa, hingga sampai pada
Menurut Al Ghazali, ma’rifat adalah mengetahui rahasia Allah dan pengetahui peraturan-
peraturan Tuhan tentang segala yang ada. Alat memperoleh ma’rifat bersandar pada sir,
qalb dan roh. Ma’rifat seorang sufi tidak dihalangi oleh hijab, sebagaimana ia melihat si
Fulan ada di dalam rumah dengan mata kepala sendiri. Jadi ma’rifat menurut AL Ghazali
adalah ma’rifat yang dibangun atas dasar dzauq rohani dan jasyf ilahi. Ma’rifat seperti ini
dapat dicapai oleh para khawash auliya tanpa melalui perantara atau langsung dari Allah,
sebagaimana ilmu kenabian. Nabi mendapat ilmu Allah melalui perantara malaikat,
9
sedangkan wali mendapat ilmu melalui ilham. Namun kedua-duanya sama-
Menurut AL Ghazali, kelezatan dan kebahagiaan yang paling tinggi adalah melihat Allah
(ru’yatullah). Kenikmatan qalb sebagai alat memperoleh ma’rifat terletak ketika melihat
Allah. Melihat Allah merupakan kenikmatan paling agung yang tiada taranya karena
ma’rifat itu sendiri agung dan mulia. Kenikmatan qolb sebagai alat memperoleh ma’rifat
terletak ketika melihat Allah. Melihat Allah merupakan kenikmatan paling agung yang
tiada taranya karena ma’rifat itu sendiri agung dan mulia.Kelezatan dan kenikmatan
dunia tergantung pada nafsu dan akan hilang setelah manusia mati, sedangkan
kelezatan dan kenikmatan melihat Tuhan tergantung pada qalbu dan tidak akan hilang
walaupun manusia sudah mati, hal ini karena qalbu tidak ikut mati, malah kenikmatannya
2. Tasawuf Amali
Tasawuf amali adalah tasawuf yang penekanannya pada amaliah berupa wirid dan amaliah
lainnya. Tasawuf amali atau hadah, menghapuskan sifat-sifat yang tercela, melintasi semua
hambatan itu, dan menghadap total dari segenap esensi diri hanya kepada Alla SWT. Di
etika (adab) secara terperinci, seperti hubungan antara murid dengan shaykh, uzlah dengan
khalwah, tidak banyak makan, mengoptimalkan waktu malam, diam, memeperbanyak zikir,
Pada hakikatnya metode kaum shufi ini hanyalah sebuah lanjutan atau
pengembangan dari tasawuf sunni. Dinamakan tasawuf amali karena sisi
amal di dalamnya lebih dominan dari sisi teori.
b. Istilah-istilah dalam tasawuf amali.
Dilihat dari tingkatan dan komunitas itu, terdapat beberapa istilah sebagai berikut, yaitu :
9http://referensiagama.blogspot.com/januari/2011
10
1) Murid. Menurut Al- Kalabazi dalam bukunya “At-Ta’arruf li al- Madzhab ahli ash-shaufiyah;
menyatakan bahwa murid yaitu, orang yang mencari pengetahuan dan bimbingan dalam
kearah itu, melepas segala kemauannya dengan menggantungkan diri dan nasibnya
kepada iradah Allah. Murid dalam tasawuf ada tiga kelas, yaitu :
Muntahi, adalah tingkat atas atau orang yang telah matang ilmu
syari’at sudah menjalani tarekat dan mendalami ilmu bathiniyah.
2) Syekh, yaitu seorang pemimpin kelompok kerohanian, pengawas murid-
murid dalam segala kehidupanny, penunjuk jalan dan sewaktu-waktu
dianggap sebagai perantara antara seorang murid dengan Tuhannya.
3) Wali dan Quthub, yaitu seseorang yang telah sampai kepuncak kesuucian bathin,
memperoleh ilmu laduni yang tinggi sehingga tersingkap tabir rahasia yang gaib-gaib.
Orang seperti ini akan memperoleh karunia dari Allah dan itulah yang disebut wali. 10
Dilihat dari sudut amalan serta jenis ilmu yang dipelajari, maka terdapat beberapa istialah
yang khas dalam dunia tasawuf, yaitu : ilmu-lahir dan ilmu-bathin. Oleh karena itu cara
memahami dan mengamalkannya juga harus memiliki aspek lahir dan aspek batin. Kedua
aspek yang terkandung dalam ilmu itu mereka bagi kepada empat kelompok, yaitu :
Dalam dunia sufi, hakikat diartikan sebagai aspek lain dari syari’at yang bersifat lahiriyah,
yaitu aspek bathiniah. Dengan demikian dapat diartikan sebagai rahasia yang
10
Dr. Zakiyah Daradjat, Pengantar Ilmu Tasawuf, IAIN Sumut, 1981, hal. 123
11
paling dalam dari segala amal, inti dari syari’at dan akhir dari perjalanan
yang ditempuh oleh seorang sufi.
4) Ma’rifah. Dari segi bahasa, ma’rifah berarti pengetahuan atau pengalaman,
sedangkan dalam istilah sufi, ma’rifah itu diartikan sebagai pengetahuan
mengenai tuhan melalui hati sanubari.11
3. Tasawuf Falsafi
a. Pengertian Tasawuf Falsafi
Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi
berasal dari berbagai macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya.
Konsep-konsep mereka yang disebut dengan tasawuf falsafi yakni tasawuf yang kaya dengan
pemikiran-pemikiran filsafat. ajaran filsafat yang paling banyak dipergunakan dalam analisis
Perbedaan tasawuf sunni dan salafi lebih menonjol kepada segi praktis ( ) ي لمعال, sedangkan
tasawuf falsafi menonjol kepada segi teoritis ( ) ير طنالsehingga dalam konsep-konsep tasawuf
falsafi lebih mengedepankan asas rasio dengan pendektan-pendekatan filosofis yang ini sulit
diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari khususnya bagi orang awam, bahkan bisa
dikatakan mustahil. Kaum sufi falsafi menganggap bahwasanya tiada sesuatupun yang wujud
kecuali Allah, sehingga manusia dan alam semesta, semuanya adalahAllah. Mereka tidak
menganggap bahwasanya Allah itu zat yang Esa, yang bersemayam diatas Arsy.
kesatuan antara kholiq dengan makhluk. Paham hululini disusun oleh Al-hallaj.
2) Wahdah Al-Wujud. Istilah wahdah Al-wujud sangat dekat dengan pribadi Ibnu
doktrin wahdah Al-wujud sebenarnya wihdatul wujud bukan penyebutan aari ibnu arbai
terkenal dari Andalusia, ia adalah seorang penggagas paham tasawwuf yang lebih dikenal
bahwa ada empat objek utama yang menjadi perhatian para sufi filosof, antara lain :
Latihan rohaniah dengan rasa, instiusi serta introspeksi diri yang timbul darinya.
Iluminasi atau hakekat yang tersingkap dari alam gaib, seperti sifat –
sifat rabbani, ‘arsy, kursi, malaikat dll.
Peristiwa – peristiwa dalam alam maupun kosmos yang berpengaruh
terhadap berbagai bentuk kekeramatan atau keluarbiasaan.
Penciptaan ungkapan – ungkapan yang pengertiannya sepintas samar
– samar (syatahiyyat).
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tasawuf merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari cara bagaimana orang dapat
berada sedekat mungkin dengan Tuhannya. Selain itu,tasawuf dapat menjadikan agama
Tasawuf ahlaki, jika di tinjau dari sudut bahsa arab merupakan bentuk frase
dalam kaidah bahasa arab di kenal dengan sebutan jumlah idhofah yaitu
merupakan gabungan dua kata menjadi satu kesatuan makna yang utuh dan
menentukan realitas yang khusus,yaitu kata tasawuf dan ahklak.
Tasawuf amali adalah tasawuf yang penekanannya pada amaliah berupa wirid dan amaliah
lainnya. Tasawuf amali atau hadah, menghapuskan sifat-sifat yang tercela, melintasi semua
hambatan itu, dan menghadap total dari segenap esensi diri hanya kepada Alla SWT. Di
etika (adab) secara terperinci, seperti hubungan antara murid dengan shaykh, uzlah dengan
khalwah, tidak banyak makan, mengoptimalkan waktu malam, diam, memeperbanyak zikir,
Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi
berasal dari berbagai macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya.
B. SARAN
Untuk menuju kesempurnaan tentu butuh koreksi dari semua pihak yaitu
lebih baik, olehnya itu penulis mengharapkan adanya koreksi dari pembaca
14
DAFTAR PUSTAKA
Nata M.A, Prof. Dr. H. Abudin. 2003. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
15