Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

POKOK-POKOK AJARAN TASSAWUF

Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah : Akhlak Tassawuf

Dosen Pengampu : Khairun Nisa, M.Pd

Disusun oleh : Kelompok 8

Naila Cantika Nur Azizah

Putri Handayani

Winda safitri

Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)

Sekolah Tinggi Agama Islam Raudhatul Akmal (STAIRA)

Batang Kuis

2023/2024
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum wr. wb

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan penulis kemudahan

dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa Rahmat dan pertolongan-Nya penulis

tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta

salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah Swt atas limpahan nikmat -Nya,sehingga

makalah yang berjudul “Pokok-Pokok Ajaran Tassawuf” dapat diselesaikan.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Tassawuf. Kami

menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala

saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi

perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini dapat bermanfaat

khususnya bagi kami sendiri dan bagi pembaca lain pada umumnya.

Batang Kuis, 5 November 2023

Kelompok 8

i
Daftar Isi

Kata Pengantar...............................................................................................................................i

Daftar Isi.............................................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................2

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Tassawuf......................................................................................................3
B. Pokok-Pokok Ajaran Tassawuf.................................................................................4
1. Tassawuf Akhlaqi.......................................................................................................4
2. Tassawuf Amali...........................................................................................................10
3. Tassawuf Filsafati......................................................................................................12

Bab III Penutup

A. Kesimpulan...........................................................................................................................14
B. Saran........................................................................................................................................14

Daftar Pustaka.................................................................................................................................15

ii
Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Tasawuf merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari cara bagaimana orang dapat

berada sedekat mungkin dengan Tuhannya. Selain itu,tasawuf dapat menjadikan agama lebih

dihayati serta dijadikan sebagai suatukebutuhan bahkan suatu kenikmatan. Tasawuf timbul

dalam Islam sesudah umat Islam mempunyai kontak dengan agama Kristen, filsafat Yunani

dan agama Hindu dan Budha, muncullah anggapan bahwa aliran tasawuf lahir dalam Islam

atas pengaruh dari luar. Ada yang mengatakan bahwa pengaruhnya datang dari rahib-rahib

Kristen yang mengasingkan diri untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan di

gurun pasir Arabia. Tempat mereka menjadi tujuan orang yang perlu bantuan di padang yang

gersang. Di siang hari, kemah mereka menjadi tempat berteduh bagi orang yang kepanasan;

dan di malam hari lampu mereka menjadi petunjuk jalan bagi musafir. Rahib-rahib itu berhati

baik, dan pemurah dan suka menolong. Sufi juga mengasingkan diri dari khalayak ramai.

Mereka adalah orang yang berhati baik, pemurah dan suka menolong.

Pengaruh filsafat Yunani dikatakan berasal dari pemikiran mistik Pythagoras. Dalam

filsafatnya, Ruh manusia adalah suci dan berasal dari tempat suci, kemudian turun ke

dunia materi dan masuk ke dalam tubuh manusia yang bernafsu. Ruh yang pada

mulanya suci itu menjadi tidak suci dan karena itu tidak dapat kembali ke tempatnya

semula yang suci. Untuk itu ia harus menyucikan diri dengan memusatkan perhatian

pada filsafat serta ilmu pengetahuan dan melakukan beberapa pantangan. Filsafat sufi

juga demikian. Ruh yang masuk ke dalam janin di kandungan ibu berasal dari alam

Ruhani yang suci, tapi kemudian dipengaruhi oleh hawa nafsu yang terdapat dalam

tubuh manusia. Maka untuk dapat bertemu dengan Tuhan Yang Maha Suci, Ruh yang

telah kotor itu dibersihkan dahulu melalui ibadah yang banyak serta melewati beberapa

ujian-ujian dari mulai membersihkan diri dari segala dosa hingga mencapai rida Ilahi.

Dari agama Budha, pengaruhnya dikatakan dari konsep Nirwana. Nirwana dapat dicapai

dengan meninggalkan dunia, memasuki hidup kontemplasi dan menghancurkan diri. Ajaran

menghancurkan diri untuk bersatu dengan Tuhan juga terdapat dalam Islam. Sedangkan

1
pengaruh dari agama Hindu dikatakan datang dari ajaran bersatunya Atman dengan Brahman

melalui kontemplasi dan menjauhi dunia materi. Dalam tasawuf terdapat pengalaman ittihad.

Kita perlu mencatat, agama Hindu dan Budha, filsafat Yunani dan agama Kristen datang lama

sebelum Islam. Bahwa yang kemudian datang dipengaruhi oleh yang datang terdahulu adalah

suatu kemungkinan. Tapi pendapat serupa ini memerlukan bukti -bukti historis. Hakekat

tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam ajaran Islam, Tuhan memang dekat

sekali dengan manusia. Dekatnya Tuhan kepada manusia disebutkan Alquran dan Hadits.

“Jika hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka Aku dekat dan mengabulkan seruan

orang yang memanggil jika Aku dipanggil.”

Disini, sufi melihat persatuan manusia dengan Tuhan. Perbuatan manusia


adalah perbuatan Tuhan. Tuhan dekat bukan hanya kepada manusia, tapi
juga kepada makhluk lain sebagaimana dijelaskan hadis berikut, “Pada
mulanya Aku adalah harta yang tersembunyi, kemudian Aku ingin dikenal.
Maka Kuciptakan makhluk, dan melalui mereka Aku pun dikenal.”
B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan tassawuf

2. Apa yang dimaksud dengan Tasawuf Akhlaqi?

3. Apa yang dimaksud dengan Tasawuf Amali?

4. Apa yang dimaksud dengan Tasawuf Filsafati?

C. Tujuan

1. Menjelaskan definisi tasawuf

2. Menjelaskan maksud dari tasawuf Akhlaqi

3. Menjelaskan maksud dari tasawuf amali

4. Menjelaskan maksud dari tasawuf filsafati

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tassawuf
Secara etimologis, ilmu Tasawuf banyak diartikan oleh para ahli,sebagian
menyatakan bahwa kata tasawuf berasal dari kata shuffah yang berarti serambi
masjid nabawi yang did-iami oleh sebagian sahabat anshar, ada pula yang
mengatakan berasal dari kata shaf yang berarti barisan, shafa yang berarti bersih
atau jernih dan shufanah yakni nama kayu yang bertahan di padang pasir. 1
Adapun tentang definisi tasawuf (sufi) yang dikemukakan oleh sejumlah
tokoh sufi, diantaranya adalah sebagai berikut2 :
1. Bisyri bin Haris : mengatakan bahwa Tasawuf adalah orang yang suci
hatinya menghadap Allah SWT.
2. Sahl at-Tustari : orang yang bersih dari kekeruhan, penuh dengan
renungan, putus hubungan dengan manusia dalam menghadap Allah,
baginya tiada beda antara harga emas dan pasir.
3. Al-Junaid al-Baghdadi (Wafat 298 H) : membersihkan hati dari sifat yang
menyamai binatang, menekan sifat basyariah (kemanusiaan),menjauhi hawa
nafsu, berpegang pada ilmu kebenaran dan mengikuti syari’at Rasulullah Saw.
4. Abu Qasim Abdul Karim al-Qusyairi : menjabarkan ajaran-ajaram Al-Qur’an dan
Sunnah, berjuang mengendalikan nafsu, menjauhi perbuatan bid’ah,
mengendalikan syahwat dan menghindari sifat meringankan terhadap ibadah.
5. Abu Yazid al-Bustami : melepaskan diri dari perbuatan tercela,menghiasi
diri dengan akhlak yang terpuji dan mendekatkan diri kepada Allah.
6. Ma‟ruf al-Karkhi (Wafat 200 H): mengambil hakikat dan Tamak dari apa

yang ada dalam genggaman tangan makhluk.


Jika menelaah beberapa pengertian diatas, pengertian tasawuf tampaknya bermakna

bervariasi, hal ini dikarenakan perilaku dan status spiritual (Maqam) yang berbeda dan

1 Amin syukur, Menggugat Tasawuf : Sufisme dan Tanggung Jawab Social abad 21, Yogyakarta,2002, hal 8
2 Permadi, Pengantar Ilmu Tasawuf , Jakarta,2004, hal.28

3
dominan dalam diri mereka, seperti tawakkal, cinta kasih dan rambu-rambu

spiritual yang menjadi pengantar kehadirat Tuhan semesta alam.3


Al-Thusi (w. 378 H) melansir beberapa definisi tasawuf di dalam kitabnya yang monumental

al-Luma’, seolah-olah betapa sulitnya memberikan definisi yang bersifat jami’ mani’

Definisi 4ias disarikan dalam karakteristik Sufi yang disebutkan oleh al-Thusi.

Beliau mengatakan bahwa sufi adalah orang alim yang mengenal Allah dan hukum-

hukum Allah, mengamalkan apa yang diajarkan, menghayati apa yang diperintahkan,

merasakan apa yang mereka hayati dan melebu rdengan yang mereka rasakan. 4

Dari paparan al-Thusi diatas, dapat dirumuskan bahwa Tasawuf memuat dan

mengandung setidaknya lima unsur, yaitu Ilmu (Pengetahuan), Amal (Pelaksanaan),

Tahaqquq (Penghayatan), Wajd (Perasaan) dan Fana’ (Peleburan).

B. Pokok-Pokok Ajaran Tassawuf


1. Tasawuf Akhlaqi
a. Pengertian Tassawuf Akhlaqi

Tasawuf ahlaki, jika di tinjau dari sudut bahsa arab merupakan bentuk
frase dalam kaidah bahasa arab di kenal dengan sebutan jumlah idhofah
yaitu merupakan gabungan dua kata menjadi satu kesatuan makna yang utuh
dan menentukan realitas yang khusus,yaitu kata tasawuf dan ahklak.
Kata tasawuf menurut kaidah ilmu shorof merupakan bentuk isim masdar yaitu

tashowwufan yang artinya bisa membersihkan atau saling membersihkan, kata

membersihkan merupakan kata kerja transitif yang membutuhkan objek. Objek

tasawwuf adalah ahklak manusia saling membersihkan merupakan kata kerja yang

di dalamnya harus terdapat dua subyek yang aktif meberi dan menerima.
Kemudian ahklak dalam konteks agama adalah perangai, budi, adab atau tingkah laku.

Kosepsi ajaran ahklak menurut islam adalah menuju perbuatan amal sholeh, yaitu semua

perbuatan baik dan terpuji,berfaedah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat

yang di ridhoi oleh Allah. Jika kata tasawuf dengan kata ahlaki di satukan akan terbentuk

sebua frase yaitu tasawuf ahklaki, secata etimologis tasawuf ahklaki ini bermakna

3 Moenir Nahrowi Tohir, Menjelajahi Eksistensi Tasawuf : Meniti Jalan Menuju Tuhan, Jakarta,2012, hal 3
4 Ibid, Hal 4.

4
membersihkan tingkah laku atau saling membersihkan tingkah laku, jika
konteksnya adalah manusia, tingkah laku manusia menjadi sasarannya.
Tasawuf ini bisa di pandang sebagai sebuah tatanan dasar untuk menjaga
ahklak manusia, atau dalam dalam bahasa sosialnya moralitas masyarakat.
Oleh karena itu tasawuf ahklaki merupakan kajian ilmu yang sangat memerlukan

praktik untuk menguasainya, tidak hanya berupa teori sebagai sebuah pengetahuan

akan tetapi harus terealisasi dalam perbutan manusia, supaya lebih mudah

menempatkan posisi tasawuf dalam kehidupan masyarakat.

Tasawuf akhlaki merupakan gabungan antara ilmu tasawuf dan ilmu


ahklak.ahklak hubungannya sangat erat dengan tingkah laku dan perbuatan
manusia dalam interaksi sosial pada lingkungan tempat tinggalnya.5
Tasawuf akhlaqi adalah tasawuf yang berkonstrasi pada teori-teori perilaku,

akhlaq atau budi pekerti atau perbaikan akhlaq.


Dengan metode-metode tertentu yang telah dirumuskan, tasawuf seperti ini berupaya

untuk menghindari akhlaq mazmunah dan mewujudkan akhlaq mahmudah.6

b. Tokoh dan Ajaran-ajaran Tasawuf Akhlaqi

1) Hasan Albasri

Nama lengkap Hasan Al-Bashri adalah Abu Sa’id Al Hasan bin Yasar. Ia seorang
yang masyur dikalangan tabi’in. Ia lahir di Madinah pada tahun 21 H/632 M dan wafat
pada hari Kamis bulan Rajab tanggal 10 tahun 110 H/728 M. Ajaran-ajarannya
tentang kerohanian didasarkan pada Sunnah Nabi. Para sahabat nabi pun mengakui
kebesaran hasan al basri, karir pendidikan hasan al basri di mulai di hijaz, kemudian
ia pindah ke basrah dan memperoleh puncak keilmuannya di sana.

Ajaran-ajaran tasawufnya.
Ajaran-Ajaran tasawufnya Hasan Al-Bashri adalah anjuran kepadanya setiap orang

untuk senantiasa bersedih hati dan takut kalau tidak mampu melaksanakanseluruh

perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Adapun ajarannya antara lain :

5
Rosihan anwar,Ahklak Tasawuf,(bandung pustaka setia2009)hlm 5
6Nata M.A, Prof. Dr. H. Abudin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003, cet. Kelima

5
Perasaan takut yang menyebabkan hatimu tentram lebih baik dari pada
rasa tentram tapi yang menimbulkan rasa takut.
Dunia adalah negeri tempat beramal.
Tafakur membawa kita pada kebaikan dan selalu berusaha untuk
mengerjakannya. Menyesal atas perbuatan jahat menyebabkan kita
bermaksud untuk tidak mengulanginya lagi.
Dunia ini adalah seorang janda tua yang telah bungkuk dan beberapa
kali ditinggalkan mati suaminya.
Orang yang beriman akan senantiasa berduka cita pada pagi dan sore
hari karena berada di antara dua perasaan takut.
Hendaklah setiap orang sadar akan kematian yang senantiasa
mengancamnya, dan juga takut akan kiamat yang hendak menagih janjinya.
Banyak duka cita di dunia memperteguh semangat amal shaleh.

Sikap tasawuf Hasan Al-Bashri senada dengan sabda Nabi yang berbunyi:

“Orang yang selalu mengingat dosa-dosa yang pernah dilakukannya adalah


laksana yang orang duduk di bawah sebuah gunung besar yang senantiasa
merasa takut gunung itu akan menimpa dirinya”.7
2) Al Muhasibi

Nama lengkapnya adalah abu abdillah Al Harits bin asad Al muhasibi (w 243 H). Ia di

lahirkan di basrah irak tahun 165 H/781M dan meninggal di bahgdad irak tahun

243H/857M. Ia menempuh jalan tasawuf karena hendak keluar dari keraguan yang

dihadapinya. Dia memandang bahwa jalan keselamatan hanya dapat ditempuh melalui

ketakwaan kepada Allah, melaksanakan kewajiban, wara’ dan meneladani Rasulullah.

Pandangan Al Muhasibi tentang Ma’rifat

Menurut AL Muhasibi, ma’rifat harus ditempuh melalui jalan tasawuf yang

mendasarkan kepada kitab dan sunnah. Tahapan ma’rifat adalah sebagai berikut :

Taat. Awal kecintaan kepada Allah SWT adalah taat, yaitu wujud konkret ketaatan

hamba kepada Allah. Kecintaan kepada Allah hanya dapat dibuktikan dengan jalan

ketaatan, bukan hanya sekedar pengungkapan semata. Implementasinya adalah

7 Rosihan anwar,Ahklak Tasawuf,(bandung pustaka setia2009)hlm 12


6
memenuhi hati dengan sinar dan kemudian melimpah pada lidah dan
anggota tubuh yang lain.
Aktivitas anggota tubuh yang telah disinari oleh cahaya yang
memenuhi hati merupakan ma’rifat selanjutnya.
Pada tahap ketiga ini Allah menyingkapkan khazanah-khazanah keilmuan dan
keghaiban kepada setiap orang yang telah menempuh kedua tahap di atas. Ia
akan menyaksikan berbagai rahasia yang selamam ini disimpan Allah.
Tahap keempat adalah apa yang dikatakan oleh sementara sufi dengan
gana’ yang menyebabkan baqa’.
Pandangan Al Muhasibi tentang Khauf dan Raja’

Khauf (rasa takut) dan raja’ (pengharapan) menempati posisi penting dalam perjalanan

seseorang dalam membersihkan jiwa. Menurut Al Muhasibi, pangkal wara’ adalah ketakwaan,

pangkal ketakwaan adalah introspeksi diri (musabat Al nafs), pangkal instrospeksi diri adalah

khauf dan raja’, pangkal khauf dan raja’ adalah pengetahuan tentang janji dan ancaman Allah;

pangkal pengetahuan tentang keduanya adalah perenungan.

Khauf dan raja’ dapat dilakukan dengan sempurna bila berpegang teguh pada Al Qur-aan

dan As Sunnah. Sebagaimana penjelasan Al Qur-aan tentang surga dan neraka.

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga)

dan mata air-mata air, Sambil menerima segala pemberian Rabb mereka.

Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat

kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu

memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.” (Q.S. Adz Dzariyyat : 15-18)
Raja’ dalam pandangan Muhasibi seharusnya melahirkan amal saleh. Inilah yang dilakukan

oleh mukmin yang sejati dan para sahabat nabi, sebagaimana digambarkan oleh ayat :

¨Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan


berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-Baqarah : 218)
3) Al-Qusyairi

Nama lengkapnya adalah Abdul karim bin hawazin ia lahir tahun 376H di istewa, kawasan

naisabur dan wafat pada tahun 465H. Disamping berguru pada mertuanya, abu ali ad daqoq

7
Imam Al-Qusyairy juga berguru pada para ulama lain. Diantaranya, Abu Abdurrahman
Muhammad ibn al-Husain (325-412 H/936-1021 M), seorang sufi, penulis dan sejarawan.
Al-Qusyairy juga belajar fiqh pada Abu Bakr Muhammad ibn Abu Bakr at-Thusy (385-460
H/995-1067 M, belajar Ilmu Kalam dari Abu Bakr Muhammad ibn al -Husain, seorang
ulama ahli Ushul Fiqh. Ia juga belajar Ushuluddin pada Abu Ishaq Ibrahim ibn
Muhammad, ulama ahli Fiqh dan Ushul Fiqh. Al-Qusyairy pun belajar Fiqh pada Abu
Abbas ibn Syuraih, serta mempelajari Fiqh Mazhab Syafi’i pada Abu Mansyur Abdul
Qohir ibn Muhammad al-Ashfarayain. Al-Qusyairy banyak menelaah karya-karya al -
Baqillani, dari sini ia menguasai doktrin Ahlusunnah wal Jama’ah yang dikembangkan
Abu Hasan al-Asy’ary (w.935 M) dan para pengikutnya. Karena itu tidak mengherankan,
kalau Kitab Risalatul Qusyairiyah yang merupakan karya monumentalnya dalam bidang
Tasawuf -dan sering disebut sebagai salah satu referensi utama Tasawuf yang bercorak
Sunni-, Al-Qusyairy cenderung mengembalikan Tasawuf ke dalam landasan Ahlusunnah
Wal Jama’ah. Dia juga penentang keras doktrin-doktri aliran Mu’tazilah, Karamiyah,
Mujassamah dan Syi’ah. Karena tindakannya itu, Al-Qusyairy pernah mendekam dalam
penjara selama sebulan lebih, atas perintah Taghrul Bek, karena hasutan seorang
menteri yang beraliran Mu’tazilah yaitu Abu Nasr Muhammad ibn Mansyur al-Kunduri.

Ajaran-Ajaran Tasawuf Al Qusyairi mengembalikan


Dalam karyanya Ar Risalah Al Qusyairiyyah, Al Qusyairi cenderung
tasawuf ke atas landasan doktrin Ahlus Sunnah. Dalam ungkapannya, Al Qusyairi menolak
para sufi syathahi, yang mengesankan terjadinya perpaduan antara sifat -sifat ketuhanan,
khsususnya sifat terdahuluNya, dan sifat-sifat kemanusiaan, khususnya sifat baharuNya.
Selain itu dia mengecam keras para sufi yang gemar mempergunakan pakaian orang miskin,
sedangkan tindakan mereka bertentangan dengan pakaian mereka. Dalam konteks berbeda,

Al Qusyairi mengemukanan suatu penyimpangan lain dari para sufi, dengan ungkapan pedas.

“Kebanyakan para sufi yang menempuh jalan kebenaran dari kelompok tersebut telah tiada.

Tidak ada bekas mereka yang tinggal dari kelompok tersebut kecuali bekas-bekas mereka.”

Dalam hal ini jelaslah bahwa Al Qusyairi adalah pembuka jalan bagi

kedatangan Al Ghazali yang berafiliasi pada aliran yang sama, yaitu Al

Asy’ariyyah, yang nantinya merujuk pada gagasan Al Qusyairi.8

8 M.sholihin.Tokoh Sufi Lintas Zaman.Bandung:Pistaka Setia 2003 hlm19-23


8
4) Al Ghozali

Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ta’us

Ath Thust Asy Syafi’i Al Ghazali. Dia dipanggil Al Ghazali karena dilahirkan di Ghazlah. Iran

pada yahun 1058 M. Dan meninggal pada tahun 505 H pada usia 54 tahun. Karya-karyanya

menunjukkan bahwa AL Ghazali merupakan seorang pemikir kelas dunia yang sangat

berpengaruh. Di kalangan Islam sendiri banyak yang menilai bahwa dalam hal ajaran ia

adalah seorang kedua yang paling berpengaruh sesudah rasulullah Saw. Di kalangan Kristen

abad tenha, pengaruh Al Ghazali merembes melalui filsafat Bonabentura.Banyak literatur

yang menyebutkan tentang jaza-jasa Al Ghazali bagi peradaban Islam.

Ajaran Tasawuf Al Ghazali

Didalam tasawufnya, Al Ghazali memilih tasawuf sunni yang berdasarkan Al Qur-aan dan

sunnah Nabi. Ditambah dengan doktrin Ahlu Al Sunnah wa Al Jamaah. Dari paham

tasawufnya, ia menjauhkan semua kecenderungan gnotis yang mempengaruhi para filosof

Islam, sekte Ismalilyah, aliran Syi’ah, Ikhwan Ash Shafa. Ia menjauhkan tasawufnya dari

paham ketuhanan Aristoteles seperti emanasi dan penyatuan. Itulah sebabnya dapat

dikatakan bahwa Al Ghazali benar-benar bercorak Islam. Corak tasawufnya adalah psiko-

moral yang mengutamakan pendidikan moral. Hal ini dapat dilihat dari karya-karyanya seperti

Ihya Ulum Al Din, Minhaj Al Abidin, Mizan Al Amal, Bidayah Al Hidayah, Mi’raj Al Salikin,

Ayyuhal Walad. Oleh sebab itu, Al Ghazali mempunyai jasa besar dalam dunia Islam. Dialah

yang memadkan antara ketiga keilmuan Islam, yakni tasawuf, fiqih dan ilmu kalam. Al Ghazali

menjadikan tasawuf sebagai sarana untuk beroalh rasa dan berolah jiwa, hingga sampai pada

ma’rifat yang membantu menciptakan (sa’adah).

Pandangan Al Ghazali tentang Ma’rifat

Menurut Al Ghazali, ma’rifat adalah mengetahui rahasia Allah dan pengetahui peraturan-

peraturan Tuhan tentang segala yang ada. Alat memperoleh ma’rifat bersandar pada sir,

qalb dan roh. Ma’rifat seorang sufi tidak dihalangi oleh hijab, sebagaimana ia melihat si

Fulan ada di dalam rumah dengan mata kepala sendiri. Jadi ma’rifat menurut AL Ghazali

adalah ma’rifat yang dibangun atas dasar dzauq rohani dan jasyf ilahi. Ma’rifat seperti ini

dapat dicapai oleh para khawash auliya tanpa melalui perantara atau langsung dari Allah,

sebagaimana ilmu kenabian. Nabi mendapat ilmu Allah melalui perantara malaikat,

9
sedangkan wali mendapat ilmu melalui ilham. Namun kedua-duanya sama-

sama memperoleh ilmu dari Allah.

Pandangan Al Ghazali tentang As Sa’adah

Menurut AL Ghazali, kelezatan dan kebahagiaan yang paling tinggi adalah melihat Allah

(ru’yatullah). Kenikmatan qalb sebagai alat memperoleh ma’rifat terletak ketika melihat

Allah. Melihat Allah merupakan kenikmatan paling agung yang tiada taranya karena

ma’rifat itu sendiri agung dan mulia. Kenikmatan qolb sebagai alat memperoleh ma’rifat

terletak ketika melihat Allah. Melihat Allah merupakan kenikmatan paling agung yang

tiada taranya karena ma’rifat itu sendiri agung dan mulia.Kelezatan dan kenikmatan

dunia tergantung pada nafsu dan akan hilang setelah manusia mati, sedangkan

kelezatan dan kenikmatan melihat Tuhan tergantung pada qalbu dan tidak akan hilang

walaupun manusia sudah mati, hal ini karena qalbu tidak ikut mati, malah kenikmatannya

bertambah karena dapat keluar dari kegelapan menuju cahaya terang.

2. Tasawuf Amali

a. Pengertian Tasawuf Amali

Tasawuf amali adalah tasawuf yang penekanannya pada amaliah berupa wirid dan amaliah

lainnya. Tasawuf amali atau hadah, menghapuskan sifat-sifat yang tercela, melintasi semua

hambatan itu, dan menghadap total dari segenap esensi diri hanya kepada Alla SWT. Di

dalamnya terdapat kaedah-kaedah suluk (perjalanan tarbiyah ruhaniyah), macam -macam

etika (adab) secara terperinci, seperti hubungan antara murid dengan shaykh, uzlah dengan

khalwah, tidak banyak makan, mengoptimalkan waktu malam, diam, memeperbanyak zikir,

dan semua yang berkaitan dengan kaedah-kedah suluk dan adab.9

Pada hakikatnya metode kaum shufi ini hanyalah sebuah lanjutan atau
pengembangan dari tasawuf sunni. Dinamakan tasawuf amali karena sisi
amal di dalamnya lebih dominan dari sisi teori.
b. Istilah-istilah dalam tasawuf amali.

Dilihat dari tingkatan dan komunitas itu, terdapat beberapa istilah sebagai berikut, yaitu :

9http://referensiagama.blogspot.com/januari/2011

10
1) Murid. Menurut Al- Kalabazi dalam bukunya “At-Ta’arruf li al- Madzhab ahli ash-shaufiyah;

menyatakan bahwa murid yaitu, orang yang mencari pengetahuan dan bimbingan dalam

melaksanakan amal ibadahnya, dengan memusatkan segala perhatian dan usahanya

kearah itu, melepas segala kemauannya dengan menggantungkan diri dan nasibnya

kepada iradah Allah. Murid dalam tasawuf ada tiga kelas, yaitu :

Mubtadi atau Pemula, yaitu mereka yang baru mempelajari syari’at.


Mutawassith, adalah tingkatan menengah yaitu, orang yang sudah dapat melewati

kelas pemula, telah mempunyai pengetahuan yang cukup dengan syari’at.

Muntahi, adalah tingkat atas atau orang yang telah matang ilmu
syari’at sudah menjalani tarekat dan mendalami ilmu bathiniyah.
2) Syekh, yaitu seorang pemimpin kelompok kerohanian, pengawas murid-
murid dalam segala kehidupanny, penunjuk jalan dan sewaktu-waktu
dianggap sebagai perantara antara seorang murid dengan Tuhannya.
3) Wali dan Quthub, yaitu seseorang yang telah sampai kepuncak kesuucian bathin,

memperoleh ilmu laduni yang tinggi sehingga tersingkap tabir rahasia yang gaib-gaib.

Orang seperti ini akan memperoleh karunia dari Allah dan itulah yang disebut wali. 10

Dilihat dari sudut amalan serta jenis ilmu yang dipelajari, maka terdapat beberapa istialah

yang khas dalam dunia tasawuf, yaitu : ilmu-lahir dan ilmu-bathin. Oleh karena itu cara

memahami dan mengamalkannya juga harus memiliki aspek lahir dan aspek batin. Kedua

aspek yang terkandung dalam ilmu itu mereka bagi kepada empat kelompok, yaitu :

1) Syari’at. Syari’at mereka artikan sebagai amalan-amalan lahir yang difardukan


dalam Agama, yang biasanya dikenal sebagai rukun Islam dan segala hal yang
berhubungan dengan itu bersumber dari Al Quran dan Sunnah Rasul.
2) Tarekat. Dalam melakukan syari’at tersebut di atas, haruslah berdasarkan tata cara
yang telah digariskan dalam Agama dan dilakukan hanya karena pengahambaan diri
kepada Allah, karena kecintaan kepada Allah dan karena ingin berjumpa dengan-Nya.
3) Hakikat. Secara lughawi, hakikat berarti inti sesuatu, puncak atau sumber asal sesuatu.

Dalam dunia sufi, hakikat diartikan sebagai aspek lain dari syari’at yang bersifat lahiriyah,

yaitu aspek bathiniah. Dengan demikian dapat diartikan sebagai rahasia yang

10
Dr. Zakiyah Daradjat, Pengantar Ilmu Tasawuf, IAIN Sumut, 1981, hal. 123

11
paling dalam dari segala amal, inti dari syari’at dan akhir dari perjalanan
yang ditempuh oleh seorang sufi.
4) Ma’rifah. Dari segi bahasa, ma’rifah berarti pengetahuan atau pengalaman,
sedangkan dalam istilah sufi, ma’rifah itu diartikan sebagai pengetahuan
mengenai tuhan melalui hati sanubari.11
3. Tasawuf Falsafi
a. Pengertian Tasawuf Falsafi

Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi

rasional.Tasawuf ini menggunakan terminologi filosofis dalam pengungkapannya,yang

berasal dari berbagai macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya.

Konsep-konsep mereka yang disebut dengan tasawuf falsafi yakni tasawuf yang kaya dengan

pemikiran-pemikiran filsafat. ajaran filsafat yang paling banyak dipergunakan dalam analisis

tasawuf adalah Paham emanasi neo-Plotinus.

Perbedaan tasawuf sunni dan salafi lebih menonjol kepada segi praktis ( ‫) ي لمعال‬, sedangkan

tasawuf falsafi menonjol kepada segi teoritis ( ‫ ) ير طنال‬sehingga dalam konsep-konsep tasawuf

falsafi lebih mengedepankan asas rasio dengan pendektan-pendekatan filosofis yang ini sulit

diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari khususnya bagi orang awam, bahkan bisa

dikatakan mustahil. Kaum sufi falsafi menganggap bahwasanya tiada sesuatupun yang wujud

kecuali Allah, sehingga manusia dan alam semesta, semuanya adalahAllah. Mereka tidak

menganggap bahwasanya Allah itu zat yang Esa, yang bersemayam diatas Arsy.

Dalam tasawuf falsafi, tentang bersatunya Tuhan dengan


makhluknya,setidaknya terdapat beberapa term yang telah masyhur beserta
para tokohnya yaitu ; hulul,wadah al~wujud, insan kamil, Wujud Mutlak. 12
b. Macam-macam tasawuf Falsafi
1) Hulul, merupakan salah satu konsep didalam tasawuf falsafi yang meyakini terjadinya

kesatuan antara kholiq dengan makhluk. Paham hululini disusun oleh Al-hallaj.

2) Wahdah Al-Wujud. Istilah wahdah Al-wujud sangat dekat dengan pribadi Ibnu

Arabi,sehingga ketika menyebut pemikiran Ibnu Arabi seakan-akan terlintas tentang

doktrin wahdah Al-wujud sebenarnya wihdatul wujud bukan penyebutan aari ibnu arbai

11 Ibid, hal. 128-129


12 Ibid, hal, 135
12
sendiri melainkan sebutan yang dilontarkan oleh musuh bebuyutannya
yaitu Ibnu taimiyah.
3) Ittihad. Pengertian ittihad sebagaimana disebutkan dalam sufi terminologi adalah;
ittihad adalah penggabungan antara dua hal yang menjadi satu.Ittihad merupakan
doktrin yang menyimpang dimana didalamnya terjadiproses pemaksaan antara dua
ekssistensi. Kata ini berasal dari katawahd atau wahdah yang berarti satu atau
tunggal. Jadi ittihad artinyabersatunya manusia dengan Tuhan.

4) Insan Kamil. Al-jilli adalah seorang yang sangat terkenal di Baqhdat,


riwayat hidupnya tidak banyak diketahui oleh sejrah tapi yang jelas ajran
yang al-jilli ini ialah Insan kamil. Insan kamil menurut aljilli ialah manusia.
5) Wujud al mutlak Ibnu Sab’in. Disamping para sufi ia juga seorang filosof yang sangat

terkenal dari Andalusia, ia adalah seorang penggagas paham tasawwuf yang lebih dikenal

dengan kesatuan Mutlak. Ibnu Khaldun dalam karyanya Al -Muqaddimah, menyimpulkan

bahwa ada empat objek utama yang menjadi perhatian para sufi filosof, antara lain :

Latihan rohaniah dengan rasa, instiusi serta introspeksi diri yang timbul darinya.

Iluminasi atau hakekat yang tersingkap dari alam gaib, seperti sifat –
sifat rabbani, ‘arsy, kursi, malaikat dll.
Peristiwa – peristiwa dalam alam maupun kosmos yang berpengaruh
terhadap berbagai bentuk kekeramatan atau keluarbiasaan.
Penciptaan ungkapan – ungkapan yang pengertiannya sepintas samar

– samar (syatahiyyat).

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tasawuf merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari cara bagaimana orang dapat

berada sedekat mungkin dengan Tuhannya. Selain itu,tasawuf dapat menjadikan agama

lebih dihayati serta dijadikan sebagai suatukebutuhan bahkan suatu kenikmatan

Tasawuf ahlaki, jika di tinjau dari sudut bahsa arab merupakan bentuk frase
dalam kaidah bahasa arab di kenal dengan sebutan jumlah idhofah yaitu
merupakan gabungan dua kata menjadi satu kesatuan makna yang utuh dan
menentukan realitas yang khusus,yaitu kata tasawuf dan ahklak.
Tasawuf amali adalah tasawuf yang penekanannya pada amaliah berupa wirid dan amaliah

lainnya. Tasawuf amali atau hadah, menghapuskan sifat-sifat yang tercela, melintasi semua

hambatan itu, dan menghadap total dari segenap esensi diri hanya kepada Alla SWT. Di

dalamnya terdapat kaedah-kaedah suluk (perjalanan tarbiyah ruhaniyah), macam -macam

etika (adab) secara terperinci, seperti hubungan antara murid dengan shaykh, uzlah dengan

khalwah, tidak banyak makan, mengoptimalkan waktu malam, diam, memeperbanyak zikir,

dan semua yang berkaitan dengan kaedah-kedah suluk dan adab

Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi

rasional.Tasawuf ini menggunakan terminologi filosofis dalam pengungkapannya,yang

berasal dari berbagai macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya.

B. SARAN

Untuk menuju kesempurnaan tentu butuh koreksi dari semua pihak yaitu

koreksi yang bersifat konstruktif agar pembuatan makalh selanjutnya dapat

lebih baik, olehnya itu penulis mengharapkan adanya koreksi dari pembaca

agar kesempurnaan dalam penulisan makalh dapat tercapai.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anwar rosihan. 2009. Ahklak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.

M.sholihin. 2003. Tokoh Sufi Lintas Zaman. Bandung: Pustaka Setia

Nata M.A, Prof. Dr. H. Abudin. 2003. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

Permadi, 2004. Pengantar Ilmu Tasawuf. Jakarta : RINEKA CIPTA,(anggota IKAPI).

Tohir, Moenir Nahrowi. 2012. Menjelajahi Eksistensi Tasawuf, Meniti Jalan

Menuju Tuhan. Jakarta : PT. As-Salam Sejahtera


Syukur, Amin. 1999. Menggugat Tasawuf: sufisme dan tanggung jawab sosial abad 21.

Yogyakarta : PUSTAKA PELAJAR

Syukur, Amin; dan Masyharuddin. 2002. Intelektualisme Tasawuf, Studi Intelektualisme

Tasawuf Al-Ghazali. Yogyakarta : PUSTAKA PELAJAR (anggota IKAPI).

15

Anda mungkin juga menyukai