Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS SEMIOTIK DALAM LIRIK LAGU ‫ بالقرآن سأمضي‬/BIL -

QUR’ĀNI SA’AMḌĪ/ YANG DINYANYIKAN OLEH AI KHODIJAH

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :

AYUNDA WIEKE SASKIA

190704043

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
A. JUDUL PENELITIAN : ANALISIS SEMIOTIK DALAM LIRIK
LAGU ‫ي‬4444444‫القرآن سأمض‬4444444‫ ب‬/BIL-QUR’ĀNI SA’AMDĪ/ YANG
DINYANYIKAN OLEH AI KHODIJAH
B. BIDANG ILMU : SASTRA (SEMIOTIK)
C. LATAR BELAKANG :

Menurut Teeuw dalam Muzakki (2011:21) Sastra dalam bahasa


Sansekerta, berasal dari kata sas yang berarti mengarahkan, memberi petunjuk,
atau intruksi, sedang tra berarti alat atau sarana. Sedangkan sastra dalam bahasa
melayu, banyak diartikan sebagai tulisan. Pengertian ini kemudian ditambah
dengan kata su yang berarti indah, atau baik, sehingga susastra bermakna tulisan
yang indah.
Karya sastra terbagi menjadi tiga jenis, yakni prosa, puisi dan drama.
Berdasarkan pendapat di atas, seni musik termasuk lirik lagu, merupakan bagian
dari karya sastra karena bentuknya mirip puisi. Dikatakan demikian, karena lirik
lagu juga dihasilkan berdasarkan imajinasi dari pengarang yang dituangkan dalam
bentuk kata-kata yang indah dan padu yang mirip dengan puisi (Yuliantari,
2019:124). Puisi juga disebut syi’r dalam bahasa Arab, Menurut Iskandari dan
‘Inani dalam Muzakki (2011: 42) syi’r adalah :

‫الشعرهوالكالم الفصيح الموزون المقفى المعبر غالبا عن صور الخيال البديع‬

/Asy-syi’ru huwa al-kālamu al-faṣīhu al-mauzūna al-muqaffā al-mu`abbiru


gāliban ‘an ṣuwari al-khayāl al-badī’i/ Syair adalah kata-kata fasih yang berirama
dan berqafiah (kata akhir dari sebuah bait syair) yang mengekspresikan bentuk-
bentuk imajinasi yang indah (Muzakki, 2011: 42)
Dalam mengekspresikan suatu keresahannya seorang pencipta lagu kerap
melakukan permainan kata-kata dan bahasa yang indah guna menciptakan daya
tarik dan ciri khas dari lirik lagu yang ia ciptakan. Dengan lirik lagu seseorag
dapat berekspresi mengenai suatu hal yang sudah dilihat, didengar, maupun yang
dialaminya (Nurdiansyah, 2018: 182). Lirik lagu adalah sebuah alat komunikasi
verbal yang memiliki makna di dalamnya (Nugraha, 2016: 291)

1
Teori yang menganggap bahwa fenomena sosial (masyarakat) dan
kebudayaan itu sebagai tanda adalah teori semiotik. Menurut Teeuw dalam Ratih
(2016:1) semiotik adalah ilmu sastra yang sungguh-sungguh mencoba
menemukan konvensi-konvensi (kesepakatan) yang memungkinkan adanya
makna.
Menurut Khuli (1982: 252) semiotik adalah:
‫ علم يبحث في الرموز اللغوية وغير اللغوية‬:‫علم الّرموز‬
/ `ilmu ar-rumūzi:`Ilmu yabḥaṡu fī ar-rumūzi al-lugawiyyati wa gairu al-
lugawiyyati/ Semiotik: Ilmu yang membahas simbol linguistik dan non-linguistik.
Penekanan teori semiotik dalam kaitannya dengan karya sastra adalah
pemahaman makna karya sastra melalui tanda. Keseluruhan teks dari suatu karya
sastra merupakan tanda-tanda yang perlu dimaknai untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih baik terhadap teks tersebut. Teks sastra secara keseluruhan
merupakan tanda yang memiliki ketidaklangsungan ekpresi yang perlu dimaknai
oleh pembaca (Lantowa dkk, 2023:4).
Karya sastra yang dipilih sebagai objek penelitian ini adalah lirik lagu
‫ي‬dd‫القرآن سأمض‬dd‫ ب‬/Bil-qur’āni saʾamḍī/ yang dinyanyikan oleh Ai Khodijah,
Berdasarkan penelitian sementara peneliti belum menemukan siapa pengarang
lagu ‫ بالقرآن سأمضي‬/Bil-qur’āni saʾamḍī/ namun hingga saat ini peneliti masih
berusaha mencari pengarang lagu tersebut. Lagu ‫ي‬dd‫القرآن سأمض‬dd‫ ب‬/Bil-qur’āni
saʾamḍī/ dinyanyikan kembali oleh Ai Khodijah, berdurasi 4 menit 8 detik terdiri
dari 23 bait lirik. Lagu ini ditayangkan melalui media Youtube dengan nama
channel Ai Khodijah Official https://youtu.be/xu8tswIcO_Y, sudah ditonton hingga
6,2 juta kali dan jumlah subcriber sebanyak 1,33 juta. Ai Khodijah lahir di
Bandung, Jawa Barat 15 Juli 1998. Ia memulai karir bermusik sejak 28 Oktober
2012, ia di kenal dikalangan penggemar musik religi Indonesia, lagu-lagunya
merupakan sarana syiar atau berdakwah karena menggangap di zaman ini musik
adalah media yang bisa diterima oleh semua kalangan. Beberapa lagu yang
dinyanyikan Ai Khodijah yaitu, Yasir Lana, Laa Ilaha Ila Allah, Law kana
Bainanal Habib dan lain-lain.

2
Dalam memahami lirik lagu ‫ي‬dd‫ بالقرآن سأمض‬/Bil-qur’āni saʾamḍī/ yang
dinyanyikan oleh Ai Khodijah peneliti menggunakan sudut pandang kajian
semiotik. Adapun teori yang digunakan peneliti yaitu teori semiotik Riffaterre.
Semiotik sebagai ilmu yang tidak dapat dilepaskan dari pentingnya suatu makna.
Semiotik Riffaterre mengemukakan metode pemaknaan yang khusus, yaitu
dengan memberi makna karya sastra sebagai sistem tanda-tanda itu, istilahnya
memproduksi makna tanda-tanda. Riffaterre, dalam bukunya Semiotics Of
Poertry, mengemukakan empat pokok yang harus diperhatikan untuk
memproduksi arti (makna), berupa (1) ketidaklangsungan ekspresi, (2) Pembacaan
hereustik dan heurmeneutik, (3) Matriks, model, varian, dan (4) Hipogram (Ratih,
2016: 5). Dalam hal ini peneliti hanya memfokuskan pada ketidaklangsungan
ekspresi pada karya sastra, yaitu salah satu pokok yang harus diperhatikan untuk
memproduksi arti (makna) karya sastra dengan menyatakan sesuatu secara tidak
langsung, yaitu mengatakan suatu hal dan berarti lain. Jadi, ketidaklangsungan
ekspresi yang tidak langsung, yaitu ungkapan kalimat menggunakan perantara
atau menyembunyikannya melalui sebuah tanda.
Ketidaklangsungan ekspresi itu, disebabkan oleh penggantian arti
(displacing of meaning), penyimpangan arti (distorting of meaning), dan
penciptaan arti (creating of meaning). Penggantian arti terjadi apabila satu tanda
berubah atau bergeser dari satu makna ke makna lain, misalnya dengan metafora
atau metonimi. Metafora dan metonimi adalah bahasa kiasan pada umumnya,
yaitu metafora, personifikasi, sinekdoki, dan metonimi. Penyimpangan arti
disebabkan adanya ambiguitas, kontradiksi atau nonsense. Penciptaan arti terjadi
disebabkan oleh pengorganisasian ruang teks, yaitu enjambement, sajak, tipografi,
dan homologue (Ratih, 2016: 5-6).

Berikut ini peneliti akan menguraikan contoh ketidaklangsungan ekspresi


berupa penggantian arti yang disebabkan oleh metonimi yang terdapat pada lirik
lagu ‫ بالقرآن سأمضي‬/Bil-qur’āni saʾamḍī/ yang dinyanyikan oleh Ai Khodijah
terdapat pada baris ke-1:

‫ َأْج ُلو َخ َبَث األرِض‬... ‫ِبالُقرآِن َس َأمِض ي‬

3
/Bil-qur’āni saʾamḍī... ʾajlū khobaṡa al-ʾarḍi/ Dengan al-qur'an ku memulai
menghilangkan keburukan dunia

Pada contoh diatas terdapat kata “al-qur’an”. Al-Quran diturunkan Allah


SWT kepada manusia sebagai petunjuk mencapai keselamatan, kebahagiaan dunia
dan akhirat (Drajat, 2017:11). Al-quran merupakan sebagai pengganti nama yang
dekat berhubungan dengan kata petunjuk. Nama lain al-quran yang mempunyai
arti petunjuk yaitu Al-Huda. Al-qur’an memiliki kedudukan yang istimewa
dibanding kitab-kitab suci sebelumnya. Sebagai kitab suci yang terakhir, al-qur’an
memiliki peran yang lebih besar dan luas. Salah satu fungsi yang dibawa al-qur’an
adalah menyempurnakan kitab-kitab suci sebelumnya sekaligus meluruskan hal-
hal yang telah diselewengkan dari ajaran kitab-kitab tersebut. Selain itu, al-qur’an
juga berfungsi sebagai petunjuk bagi umat manusia sampai akhir zaman (Syukran,
2019:90-91). Menurut Shihab (1996:13-14) Al-qur’an adalah petunjuk-Nya yang
bila dipelajari akan membantu kita menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan
pedoman bagi penyelesaian berbagai problem hidup. Apabila dihayati dan
diamalkan akan menjadi pikiran, rasa, dan karsa kita mengarah kepada realitas
keimanan yang dibutuhkan bagi stabilitas dan ketenteraman hidup pribadi dan
masyarakat. Jadi kalimat tersebut merupakan bentuk gaya bahasa metonimi
berupa penggunaan sebuah atribut atau objek berupa al-qur’an yang sangat dekat
berhubungan dengan kata al-qur’an.

Adapun alasan peneliti mengkaji masalah ini adalah :


a) Lagu ‫ي‬dd‫القرآن سأمض‬dd‫ ب‬/Bil-qur’āni saʾamḍī/ yang dinyanyikan oleh Ai
Khodijah merupakan salah satu lagu yang mengandung pesan yang sangat
penting bagaimana seorang hamba menyikapi masalah moral dan sosial
masa kini dengan baris-baris liriknya yang menggambarkan Al-qur’an
sebagai cahaya dan petunjuk bagi hamba serta jalan keluar ketika
mempunyai masalah.
b) Mengkaji lirik lagu ‫ بالقرآن سأمضي‬/Bil-qur’āni saʾamḍī/ ini dengan ilmu
semiotik dapat mengetahui kaitan karya sastra dengan kenyataan yang ada
dalam masyarakat dan memberikan perhatian khusus kepada

4
perkembangan karya sastra untuk melahirkan persepsi dan pemahaman
secara ilmiah mengenai unsur perkembangan karya sastra dan agar
masyarakat mengetahui makna sesungguhnya yang ada pada lirik lagu
‫ سأمضي‬/Bil-qur’āni saʾamḍī/ yang dinyanyikan oleh Ai Khodijah.
c) Belum ditemukan penelitian lain yang mengkaji karya sastra menurut
Riffaterre pada lirik lagu ‫ي‬dd‫القرآن سأمض‬dd‫ ب‬/Bil-qur’āni saʾamḍī/ yang
dinyanyikan oleh Ai Khodijah.

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang terdapat


dalam penelitian ini adalah apa sajakah ketidaklangsungan ekspresi yang
ditemukan pada lirik lagu ‫ بالقرآن سأمضي‬/Bil-qur’āni saʾamḍī/ yang dinyanyikan
oleh Ai Khodijah.

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengetahui


makna ketidaklangsungan ekspresi yang terdapat dalam lirik lagu ‫بالقرآن سأمضي‬
/Bil-qur’āni saʾamḍī/ yang dinyanyikan oleh Ai Khodijah.

F. MANFAAT PENELITIAN

Sehubungan dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas,


maka hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca maupun masyarakat
pemakai bahasa Arab.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap bidang


ilmu sastra. Adapun manfaat dari penulisan ini adalah:

1. Menambah ilmu pengetahuan dan menjadi referensi yang relevan atau


bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya yang akan meneliti karya
sastra , khususnya lagu dengan pendekatan semiotik pada mahasiswa Program
Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

5
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada para
pembaca untuk menggali ide (concept) atau makna (signified) yang berada
dibalik tanda pada karya sastra.

G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Kajian Terdahulu
Nasution (2021) dengan judul “Analisis Semiotik Pada Lirik Lagu ‫انا آس ف‬
/ana asef / Yang Dipopulerkan Oleh Mostafa Atef”. Penelitian ini bertujuan
untuk menemukan tema, ketidaklangsungan ekspresi, makna heuristik dan
makna hermeneutik, matrik, model, varian dan hipogram Pada Lirik Lagu ‫انا‬
‫ آسف‬/ana asef / Yang Dipopulerkan Oleh Mostafa Atef dengan menggunakan
Teori Riffatere. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library
Research). Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis lagu ini yakni
pendekatan semiotik. Data premier penelitian ini bersumber dari lirik lagu ‫انا‬
‫آسف‬ /ana asef / yang dipopulerkan oleh Mostafa Atef yang terdiri dari 5
bait, sedangkan data sekunder terdiri dari referensi, buku, jurnal, ataupun
dokumen yang terkait dengan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tema yang ditemukan dari lirik lagu ‫انا آسف‬ /ana asef/ ini adalah
tentang “Pertaubatan”. Makna yang dihasilkan dari pembacaan heuristik dan
hermeneutik dalam syi’r ini ialah menceritakan tentang sebuah pertaubatan
seorang umat kepada tuhannya karena merasa menyesal atas perbuatan
perbuatan yang telah dilakukannya dimasa lalu dan berharap Allah SWT
memberikan akhlak seperti yang dicontohkan Rasulnya dan selalu
memberikan petunjuk hidayah kepadanya.
Munthe (2022) dengan judul “Analisis semiotik pada syi’r ‫ان اوالدكم ليسوا‬
‫اوالدالكم‬/ /inna aulādukum laisū Aulādan lakum/Anakmu bukanlah milikmu
Karya Khalil pada channel youtube lisan arabi ltd Khalil Gibran”. Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) pembacaan heuristik dan
hermeneutik (2), ketidaklangsungan ekspresi: penggantian arti terdapat pada
bait ke 12 dan 16, penyimpangan arti terdapat pada bait ke 4, 5 dan 12.
penciptaan arti terdapat pada bait ke 2, 3, 4, 6, 9 dan 10. dalam puisi Inna

6
Auladukum Laisu Aulādan Lakum. Dengan menggunakan teori Riffaterre.
Penelitian ini adalah penelitian pustaka karena data premier penelitian ini
bersumber dari syi’r Inna Auladukum Laisu Aulādan Lakum karya Khalil
Gibran yang terdiri dari 16 bait, sedangkan data sekunder terdiri dari
referensi, buku, jurnal, ataupun dokumen yang terkait dengan penelitian.
Penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan melalui
pendekatan semiotik. Data penelitian berupa bait dan baris dalam puisi Inna
Auladukum Laisu Aulādan Lakum karya Khalil Gibran. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tema yang ditemukan dari syi’r ‫ ان اوالدا لكم‬/ ‫اوالدكم ليسوا‬
/inna aulādukum laisū Aulādan lakum/Anakmu bukanlah milikmu Karya
Khalil Gibran ini adalah tentang orangtua dan seorang anak. Makna yang
dihasilkan dari pembacaan heuristik dan hermeneutik dalam syi’r ini ialah
menceritakan tentang bagaimana hak batasan tanggung jawab orangtua
kepada anaknya tentang cara berfikir dan masa depan anaknya. Heuristik dan
Hermeneutik terdapat didalam seluruh bait puisi Khalil Gibran.
Dari kajian terdahulu di atas, terdapat persamaan yaitu menggunakan
pendekatan kualitatif dan metode simak teknik catat dengan analisis
semiotik Riffaterre. Namun, perbedaannya terdapat pada pemilihan objek
kajian yaitu lirik lagu dan syi’r. Adapun lirik lagunya yaitu ‫ انا آس ف‬/ana asef/
yang dipopulerkan oleh mostafa atef dan syi’r ‫اوالدالكم‬/ ‫وا‬dd‫ ان اوالدكم ليس‬/inna
aulādukum laisū Aulādan lakum/Anakmu bukanlah milikmu karya Khalil
Gibran. Sedangkan penelitian ini menggunakan objek lirik lagu ‫سأمضي‬
‫ بالقرآن‬/Bil-qur’āni saʾamḍī/ yang dinyanyikan oleh Ai Khodijah, kemudian
penelitian sebelumnya membahas ketidaklangsungan ekspresi, makna
heuristik dan makna hermeneutik, matrik, model, varian dan hipogram.
Sedangkan penelitian ini hanya memfokuskan membahas ketidaklangsungan
ekspresi dan menggunakan tafsir untuk memperjelas isi yang telah di tulis
peneliti.

2. Landasan Teori

7
2.1 Pengertian Semiotik
Penggalian makna melalui tanda-tanda yang terdapat pada karya sastra
melibatkan bahasa yang dianggap sebagai media komunikasi dalam bentuk bahasa
yang memuat banyak sistem tanda (Ambarini, 2012:18-19). Untuk memahami
tanda-tanda yang terdapat dalam lirik lagu dapat dianalisis menggunakan sebuah
teori, teori merupakan alat untuk mengarahkan dan membantu memahami objek
secara maksimal. Sehingga dalam hal ini penggunaan teori sangat penting
kaitannya untuk mengetahui nilai-nilai yang ada pada karya sastra berupa lirik
lagu. Teori yang menganggap bahwa fenomena sosial (masyarakat) dan
kebudayaan itu sebagai tanda adalah teori semiotik.
Menurut Teeuw dalam Ratih (2016:1) semiotik adalah ilmu sastra yang
sungguh-sungguh mencoba menemukan konvensi-konvensi (kesepakatan) yang
memungkinkan adanya makna. Secara etimologis, Eco dalam Sobur (2004:95)
istilah semiotik berasal dari kata Yunani semion yang berarti “tanda”. Tanda itu
sendiri di definisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konveksi sosial yang
terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain.
Buhr dalam Pattinasarany (1996:3) Semiotik merupakan teori umum
mengenai tanda-tanda bahasa. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, semiotik
tidak meneliti tanda-tanda yang bersifat konkret (nyata) dalam suatu bahasa
tertentu, melainkan meneliti ilmu bahasa secara umum. Semua pengetahuan pada
akhirnya merupakan suatu pengetahuan yang bersifat sosial dengan syarat media
yang digunakan dalam tukar menukar informasi, penerimaan informasi, cara
pengolahan informasi, dan lain sebagainya dapat ditentukan secara bebas. Media
yang dimaksudkan di sini adalah tanda bahasa.
Menurut Khuli (1982: 252) semiotik adalah:
‫ علم يبحث في الّر موز اللغوية وغير اللغوية‬:‫علم الّرموز‬
/`ilmu ar-rumūzi: Ilmu yabḥaṡu fī ar-rumūzi al-lugawiyyati wa gairu al-
lugawiyyati/ Semiotik: Ilmu yang membahas simbol linguistik dan non-linguistik.
Ada beberapa model teori semiotik, seperti model Saussere, Peirce, dan
Moris. Teori semiotik itu diterapkan untuk menganalisis gejala-gejala budaya dan
menjadi acuan bagi beberapa pendekatan untuk menganalisis tanda-tanda

8
arsitektur. Pengaruh dari Saussure terutama berlangsung melalui pengaruh dari
linguistik struktural yang dikembangkan oleh Levi-Strauss, sedangkan dari Peirce
dan Moris langsung berpengaruh pada antropologi (Masinambow dalam Ratih,
2016:2).

2.2 Pengertian lirik lagu

Karya sastra terbagi menjadi tiga jenis, yakni prosa, puisi dan drama.
Berdasarkan pendapat di atas, seni musik termasuk lirik lagu, merupakan bagian
dari karya sastra karena bentuknya mirip puisi. Dikatakan demikian, karena lirik
lagu juga dihasilkan berdasarkan imajinasi dari pengarang yang dituangkan dalam
bentuk kata-kata yang indah dan padu yang mirip dengan puisi (Yuliantari,
2019:124).
Dalam mengekspresikan suatu keresahannya seorang pencipta lagu kerap
melakukan permainan kata-kata dan bahasa yang indah guna menciptakan daya
tarik dan ciri khas dari lirik lagu yang ia ciptakan. Dengan lirik lagu seseorag
dapat berekspresi mengenai suatu hal yang sudah dilihat, didengar, maupun yang
dialaminya (Nurdiansyah, 2018: 182). Lirik lagu adalah sebuah alat komunikasi
verbal yang memiliki makna di dalamnya (Nugraha, 2016: 291)
Menurut Fathiy (1986:253) lirik dalam bahasa Arab disebut
‫غنائي‬/ginā’iyyun/. Adapun pengertian lirik adalah :
‫ قصيدة لها شكل وصفات االغنية الموسيقية‬: ‫غنائي‬
/ginā`iyyun : qaṣīdatun lahā syakalun waṣifātu al-`agniyati al-mūsiqiyyati/ lirik :
puisi yang memiliki bentuk dan karakteristik lagu yang berirama (musik).
Menurut Sumja dalam Harnia (2021:225) Lagu adalah sebuah kombinasi
antara sebuah bunyi yang berirama dengan lantunan alat musik yang dilantunkan
secara dinamis dan harmonis guna mengungkapkan sebuah pikiran dan perasaan
guna menyenangkan dan menenangkan hati. Karena lagu digunakan untuk
menyenangkan diri sendiri ataupun untuk didengar oleh orang lain.

2.3 Semiotik Riffaterre

9
Semiotik model Riffaterre mengemukakan metode pemaknaan yang
khusus, yaitu dengan memberi makna karya sastra sebagai sistem tanda-tanda itu,
istilahnya memproduksi makna tanda-tanda. Semiotik Riffaterre mengemukakan
metode pemaknaan yang khusus, yaitu dengan memberi makna karya sastra
sebagai sistem tanda-tanda itu, istilahnya memproduksi makna tanda-tanda.
Riffaterre, dalam bukunya Semiotics Of Poertry, mengemukakan empat pokok
yang harus diperhatikan untuk memproduksi arti (makna), berupa (1)
ketidaklangsungan ekspresi, (2) Pembacaan hereustik dan heurmeneutik, (3)
Matriks, model, varian, dan (4) Hipogram (Ratih, 2016: 5). Dalam hal ini peniliti
hanya memfokuskan pada ketidaklangsungan ekspresi pada karya sastra, yaitu
salah satu pokok yang harus diperhatikan untuk memproduksi arti (makna) karya
sastra dengan menyatakan sesuatu secara tidak langsung, yaitu mengatakan suatu
hal dan berarti lain. Jadi, ketidaklangsungan ekspresi yang tidak langsung, yaitu
ungkapan kalimat menggunakan perantara atau menyembunyikannya melalui
sebuah tanda.
Ketidaklangsungan ekspresi itu, disebabkan oleh penggantian arti
(displacing of meaning), penyimpangan arti (distorting of meaning), dan
penciptaan arti (creating of meaning). Penggantian arti terjadi apabila satu tanda
berubah atau bergeser dari satu makna ke makna lain, misalnya dengan metafora
atau metonimi. Metafora dan metonimi adalah bahasa kiasan pada umumnya,
yaitu metafora, personifikasi, sinekdoki, dan metonimi. Penyimpangan arti
disebabkan adanya ambiguitas, kontradiksi atau nonsense. Penciptaan arti terjadi
disebabkan oleh pengorganisasian ruang teks, yaitu enjambement, sajak, tipografi,
dan homologue (Ratih, 2016: 5-6).

Berikut ini merupakan bagan ketidaklangsungan ekspresi:

10
Metafora

Personifikasi
Penggantian Arti
Sinekdoki

Metomini

Ambiguitas

Ketidaklangsungan
Penyimpangan Arti Kontradiksi
Ekspresi

Pembacaan Heuristik Nonsense


dan heurmeneutik
Semiotik Riffaterre
Matriks, Model, Enjambement
Varian
Sajak/Rima
Hipogram
Penciptaan Arti
Tipografi

Homologue

2.3.1 Ketidaklangsungan ekspresi puisi

Riffaterre dalam Pradopo (1999:12) sepanjang sejarahnya puisi itu


selalu berubah disebabkan evolusi selera dan konsep estetik yang berubah-
ubah. Dikemukakan Riffaterre bahwa ada satu hal yang tingga tetap dalam
puisi, puisi itu menyatakan sesuatu secara tidak langsung, yaitu mengatakan
suatu hal dan berarti lain. Jadi, ketidaklangsungan ekspresi yang tidak
langsung, yaitu ungkapan kalimat menggunakan perantara atau
menyembunyikannya melalui sebuah tanda. Ketidaklangsungan ekspresi
disebabkan oleh tiga hal, yaitu penggantian arti (displacing of meaning),

11
penyimpangan arti (distoring of meaning), dan penciptaan arti (creating of
meaning).

1) Penggantian Arti
Penggantian arti ini terjadi ketika tanda bergeser dari satu arti ke
arti yang lain, ketika sebuah kata mewakili kata lain seperti yang terjadi
pada bahasa kiasan. Menurut Riffatere penggantian arti disebabkan oleh
penggunaan metafora dan metonimi. Metafora dan metomini adalah
bahasa kiasan pada umumnya, yaitu metafora, personifikasi, sinekdoki,
dan metonimi (Ratih, 2016:5)
a) Metafora
Metafora ini bahasa kiasan seperti perbandingan, hanya tidak
mempergunakan kata-kata pembanding seperti bagai, laksana, seperti dan
sebagainya (Mahliatussikah, 2015:45). Metafora itu melihat sesuatu
dengan perantara benda yang lain (Becker dalam Pradopo 1999:66).
Metafora ini menyatakan sesuatu sebagai hal yang sama atau seharga
dengan hal lain, yang sesungguhnya tidak sama (Altenbernd dalam
Pradopo 1999:66). Contohnya:

‫َأْر َس ْلُت َو اتْس َأْب ِإَلى َز ْهَر ٍة َتَتَبَّس ُم‬

/`ar-saltu wāt`sab `ilā zahrati tatabassamu/ Saya mengirim whatsapp


untuk bunga yang selalu tersenyum.

Contoh di atas menggunakan gaya bahasa metafora, Kata ‫َز ْهَر ٍة‬
“bunga” maksudnya adalah gadis cantik (Nur, 2019:64).

b) Metonimi
Metonimi dalam bahasa Indonesia lebih sering disebut kiasan
pengganti nama. Metonimi adalah penggunaan sebuah atribut sebuah
objek atau penggunaan sesuatu yang sangat dekat berhubungan dengannya
untuk menggantikan objek tersebut (Mahliatussikah, 2015:46) Contohnya:

12
‫َو َاَّم ا اَّلِذ ْيَن اْبَيَّض ْت ُوُجْو ُهُهْم َفِفْي َر ْح َم ِة ِهّٰللاۗ ُهْم ِفْيَها ٰخ ِلُد ْو َن‬

/Waammā al-lażīyna ab-yaḍat wu jūhuhum fafī raḥmatillāḥi hum fīhā


khālidūna/ Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka
mereka berada dalam rahmat Allah (Ali Imran:107).

Dalam firman Allah di atas menggunakan ‫“ ُوُجْو ُهُهْم‬mukanya” yang


berarti dalam rahmat allah. Kata ‫ ُو ُج ْو ُهُهْم‬bermakna kias yang
dimaksudkan pada kata tersebut adalah surga (Nur, 2019:68).

Berikut ini contoh metonimi yang terdapat pada lirik lagu ‫بالقرآن‬

‫ سأمضي‬/Bil-qur’āni saʾamḍī/ yang dinyanyikan oleh Ai Khodijah pada


salah satu barisnya sebagai berikut:

‫ َأْج ُلو َخ َبَث األرِض‬... ‫ِبالُقرآِن َس َأمِض ي‬


/Bil-qur’āni sa`amḍī... `ajlū khobaṡa al-ʾarḍi/ Dengan al-qur'an ku
memulai menghilangkan keburukan dunia

Pada contoh diatas terdapat kata “al-qur’an”. Al-Quran diturunkan


Allah SWT kepada manusia sebagai petunjuk mencapai keselamatan,
kebahagiaan dunia dan akhirat (Drajat, 2017:11). Al-quran merupakan
sebagai pengganti nama yang dekat berhubungan dengan kata petunjuk.
Nama lain al-quran yang mempunyai arti petunjuk yaitu Al-Huda. Al-
qur’an memiliki kedudukan yang istimewa dibanding kitab-kitab suci
sebelumnya. Sebagai kitab suci yang terakhir, al-qur’an memiliki peran
yang lebih besar dan luas. Salah satu fungsi yang dibawa al-qur’an adalah
menyempurnakan kitab-kitab suci sebelumnya sekaligus meluruskan hal-
hal yang telah diselewengkan dari ajaran kitab-kitab tersebut. Selain itu,
al-qur’an juga berfungsi sebagai petunjuk bagi umat manusia sampai akhir
zaman (Syukran, 2019:90-91). Menurut Shihab (1996:13-14) Al-qur’an
adalah petunjuk-Nya yang bila dipelajari akan membantu kita menemukan

13
nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman bagi penyelesaian berbagai
problem hidup. Apabila dihayati dan diamalkan akan menjadi pikiran,
rasa, dan karsa kita mengarah kepada realitas keimanan yang dibutuhkan
bagi stabilitas dan ketenteraman hidup pribadi dan masyarakat. Jadi
kalimat tersebut merupakan bentuk gaya bahasa metonimi berupa
penggunaan sebuah atribut atau objek berupa al-qur’an yang sangat dekat
berhubungan dengan kata al-qur’an.

c) Personifikasi
Personifikasi merupakan jenis gaya bahasa yang membandingkan
benda-benda mati seakan-akan memiliki daya hidup seperti manusia
(Hikmat dkk, 2017:45). Pokok yang digambarkan itu seolah-olah
berwujud manusia baik dalam tindak-tanduk, perasaan, dan perwatakannya
(Nur, 2019:65). Contohnya:
(2:‫َو َأْخ َر َج ِت اَأْلْر ُض َأْنَقاَلَها (الزلزلة‬
/Wa akhrajatil-`arḍu `anqālahā/ “Dan bumi memuntahkan segala isi
perutnya (QS Al-Zalzalah:2)

Kata “memuntahkan” yang dilakukan oleh bumi seolah-olah bumi


mampu melakukan tindakan itu, padahal sesungguhnya tidak melainkan
atas izin Allah Swt.

Berikut ini contoh personifikasi yang terdapat pada lirik lagu


‫ بالقرآن سأمضي‬/Bil-qur’āni saʾamḍī/ yang dinyanyikan oleh Ai Khodijah
pada salah satu barisnya sebagai berikut:

‫ وَ َسَيبُلُغ ِبالٌد ْنَيا َطوَال‬... ‫َنصُر ِكتَاِبي أْو َلى‬

/Naṣru kitābī `aula ... wa sayabluġu bīl-dunyā ṭawlā/ Kitab penyelamatku


yang utama dan yang paling utama di dunia

14
Pada contoh diatas terdapat ungkapan “kitab penyelamatku ”.
Kitab merupakan buku yang mengandung perkara-perkara keagamaan.
Penyelamat merupakan seseorang yang menyelamatkan. Kitab merupakan
benda mati yang seakan-akan memiliki daya hidup seperti manusia yang
dapat menolong dan menyelamatkan. Personifikasi tersebut mengandung
arti bahwa kitab (al qur’an ) sebagai petunjuk (al huda) dapat menolong
kita agar tidak terjatuh dan terjerumus di dalam keburukan dunia.

d) Sinekdoke
Sinekdoke merupakan gaya bahasa yang menyampaikan suatu
bagian yang dianggap penciri dari bagian tersebut untuk menyatakan suatu
hal atau benda tersebut. Sinekdoke terbagi menjadi dua, yaitu pars pro
toto untuk menyatakan sebagian yang bermakna keseluruhan dan totum
pro parte untuk menyatakan keseluruhan yang bermakna sebagian
(Hikmat dkk, 2017:49). Contoh pars pro toto:
‫َفُسْبَح َٰن ٱِهَّلل ِح يَن ُتْم ُسوَن َو ِح يَن ُتْص ِبُحوَن‬
/Fasubḥanal-lāḥi ḥīna tumsūna wa ḥīna tuṣbiḥūna/“Maka bertasbihlah
kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada
di waktu subuh” (Ar-Rum:17).

Apakah ayat tersebut di atas hanya mewajibkan kita untuk


bertasbih semata? Tentu saja tidak. Tetapi kita diwajibkan sholat.
Bertasbih itu bagian dari sholat, ayat tersebut hanya mengungkapkan
sebagian tetapi yang dimaksud adalah keseluruhan (Nur, 2019:67-68).
Contoh totum pro parte:

‫وال تتكلم فى حضرة الرجال الغر با ألن صوتهاعورة‬


/Walā tatakallamu fī ḥuḍrati al-rijāli al-gari bil-`ana ṣautihā `auratun/
“Wanita tidak boleh berbicara dihadapan laki-laki asing karena suaranya
adalah aurat ”.

15
Kata “wanita” yang menyatakan keseluruhan untuk menyatakan
sebagian (totum pro parte), karna kata wanita menyatakan keseluruh bukan
hanya satu wanita saja tetapi untuk seluruh wanita yang ada di dunia ini
khususnya umat islam. Makna wanita harus menutup aurat karena aurat
adalah bagian dari tubuh manusia yang tidak boleh terlihat oleh orang lain.
Dalam islam menutup aurat itu wajib (Ardila, 2020:60).
2) Penyimpangan Arti
Dikemukakan Riffaterre dalam Pradopo (1999:213). bahwa
penyimpangan arti disebabkan oleh tiga hal yaitu ambiguitas, kontradiksi,
dan nonsense.
a) Ambiguitas
Ambiguitas merupakan bahasa sastra yang memiliki arti ganda
yang sering ditemui dalam puisi, Ambiguitas ini dapat berupa kata, frase,
klausa, atau kalimat yang taksa atau mempunyai makna yang lebih dari
satu (Pradopo, 1999:285). Contoh ambiguitas pada syi’r Auladukum Laisu
Lakum Karya Kahlil Gibran pada bait ke 12:

‫انتم اال قواس واوالدكم سهام حية قد رمت بها الحياة عن اقواسكم‬

/antum al-aqwāsu wa aulādukum sihāmu ḥayatu qad ramat bihā al-ḥayātu


`an aqwāsikum/ “Anda adalah busur dari mana anak-anak anda sebagai
anak panah hidup dikirim”

Pada bait ini terdapat ambiguitas dimana sebuah kata memiliki arti
ganda. Pada bait ini kata ‫ رمت‬/ramat/ mempunyai dua pengertian. Ada
yang menggantikannya dengan “dikirim” disisi lain ada juga yang
menggantikannya dengan makna “dibuang” (Munthe, 2022:24).
b) Kontradiksi
Kontradiksi adalah salah satu cara menyampaikan maksud secara
berlawanan atau berbalikan. Kontradiksi ini biasanya untuk mengejek
sesuatu yang keterlaluan. Kontradiksi ini menarik perhatian dengan cara

16
membuat pembaca berpikir (pradopo, 1999:215). Contoh kontradiksi pada
syi’r Auladukum Laisu Lakum Karya Kahlil Gibran pada bait ke 4:

‫ ولكم ال تقدرون ان تغرسوا فيهم بدور افكاركم‬,‫انتم تستطيعون ان تمنحوهم ومحبتكم‬

/antum tastaṭī`ūna an tamnaḥū hum wa maḥabbatukum, wa lakum lā


taqdirūna an tagrasū fīhim bidauri afkārikum/ “Anda mungkin
memberikan mereka cinta anda tetapi tidak pikiran anda”.

Pada bait ke-4 syi’r Auladukum Laisu Lakum Karya Khalil Gibran
ini kita dapat menemukan makna kontradiksi ataupun makna yang
berlawanan. Kata ‫ محبتكم‬/ maḥabbatukum / “cinta anda” dan ‫اركم‬dd‫ افك‬/
afkārikum/ “pikiran anda”. Hal tersebut dalam syi’r Auladukum Laisu
Lakum karya Khalil Gibran ini tergolong kedalam kontradiksi (Munthe,
2022:24)
c) Nonsense
Nonsense merupakan bentuk kata-kata yang secara linguistik tidak
mempunyai arti sebab tidak terdapat dalam kosakata, misalnya
penggabungan dua kata atau lebih (sepisaupi, sepisaupa) menjadi bentuk
baru, pengulangan suku kata dalam satu kata: terkekehkekeh-kehkehkeh
(Pradopo, 1999:219).

3) Penciptaan Arti
Penciptaan arti terjadi bila ruang teks (spasi teks) berlaku sebagai
prinsip pengorganisasian untuk membuat tanda-tanda keluar dari hal-hal
ketatabahasaan yang sesungguhnya secara linguistik tidak ada artinya
tetapi memiliki makna. Jadi penciptaan arti disebabkan oleh
pengorganisasian ruang teks, yaitu enjambement, sajak (rima), tipografi,
dan homologue (Ratih, 2016: 5).

17
a) Enjambement
Dalam kamus Istilah sastra istilah enjambement diartikan sebagai
peristiwa sambung-menyambungnya isi dalam larik yang bertautan
(Sudijiman dalam Suwardo, 2012:302). Contoh enjambement pada syi’r
Auladukum Laisu Lakum Karya Kahlil Gibran pada bait ke 3:

‫ فهم ليس ملكا لكم‬,‫ومع انهم يعيشون معكم‬


/wa ma’a annahum ya`īsyūna ma’akum, fahum laisa malakā lakum/ “Dan
meskipun mereka hidup bersamamu namun mereka bukan milikmu”.

Pada kalimat “dan meskipun mereka hidup bersamamu, namun


mereka bukan milikmu” merupakan kalimat yang bersambung pada akhir
larik ke awal larik berikutnya, sehingga maknanya juga saling
berkesinambungan antar kalimat (Munthe, 2022:26).
b) Sajak/Rima
Persajakan disebut juga dengan rima. Rima adalah bunyi yang
mengikuti vokal itu, Rima adalah kemiripan bunyi antara suku-suku kata.
Adapun beberapa jenis Rima yaitu, 1). Rima berangkai/kembar (aabb), 2).
Rima berselang (abab), 3). Rima berpeluk (abba) (Mahliatussikah,
2015:26). Contoh sajak/rima pada syi’r Auladukum Laisu Lakum Karya
Kahlil Gibran pada bait ke 9 dan 10:

‫وان لكم ان تجاهدوا لكى تصير مثلهم‬


/wa an lakum an tujāhidū lakā taṣīru miṡlahum/ “Anda mungkin berusaha
untuk menjadi seperti mereka.
‫ولكنكم عبثا تحاولون ان تجعلوهم مثلكم‬
/wa lakinnakum 'abaṡan tuḥāwilūna an taj`alū hum miṡlakum/ “Tetapi
berusaha untuk tidak membuat mereka seperti anda.

18
Bait kesembilan dan kesepuluh pada syi’r Auladukum Laisu
Lakum karya Khalil Gibran tersebut diakhiri dengan bunyi yang sama
yaitu ‫م‬/ mim/ yang terdapat pada kalimat ِ ‫ مثلهم‬/miṡlahum / “Seperti
mereka” dan kata ‫مثلكم‬/ miṡlakum / “Seperti anda”. Hal itu menjadikan
akhir bait pada syi’r Auladukum Laisu Lakum tersebut ialah bunyi yang
digolongkan kepada rima akhir, yaitu persamaan bunyi yang ada pada
sebagian suku kata terakhir (Munthe, 2022:26).
c) Tipografi
Tipografi adalah susunan tulisan, Tipografi atau typography
menurut Roy Brewer dalam Sudiana (2021:325) dapat memiliki pengertian
yang luas, yang meliputi penataan dan pola halaman, atau dalam
pengertian lebih sempit hanya meliputi pemilihan, penataan, dan berbagai
hal bertalian pengaturan baris-baris susun huruf. Contoh tipografi pada
syi’r Auladukum Laisu Lakum Karya Kahlil Gibran pada bait 2:
‫ ولكن ليس منكم‬,‫بكم ياتون الى العالم‬
/bikum yātūna ilā al-`ālami, wa lakin laisa minkum/ Melaluimu Mereka
lahir/datang, tetapi bukan berasal darimu.
‫ فهم ليس ملكا لكم‬,‫ومع انهم يعيشون معكم‬
/wa ma`a annahum ya` īsyūna ma`akum, fahum laisa malakā lakum/ Dan
meskipun mereka hidup hidup bersamamu namu mereka bukan milikmu.

Tipografi yang ditemukan pada syi’r Auladukum Laisu Lakum karya


Khalil Gibran ini adalah bentuk visual syi’r yang berbentuk segi empat,
yang berupa tata hubungan dan susunan baris syi’r yang sejajar setiap
baitnya. Setiap bait terdiri atas dua larik (Munthe, 2022:27).
d) Homologue
Homologue adalah persejajaran bentuk atau baris. Bentuk yang
sejajar itu akan menimbulkan makna yang sama (Salam, 2009:5). Contoh
homologue terdapat dalam syi’r Auladukum Laisu Lakum Karya Kahlil
Gibran pada bait 3:

19
‫ فهم ليس ملكا لكم‬,‫ومع انهم يعيشون معكم‬
/Wa ma`a annahum ya`īsyūna ma`akum, fahum laisa malakā lakum/ Dan
meskipun mereka bersamamu, namun mereka bukan milikmu.

Syi’r diatas merupakan contoh syi’r yang berbentuk hemologue (dua


baris sejajar) dan memiliki kesesuaian bunyi akhir kata yang sama pada
bait yang sama, yaitu ‫م‬/mim. Hal ini disebut dengan rima yaitu persamaan
bunyi yang terdapat pada sebagian suku kata terakhir (Munthe, 2022:25).

G. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, Denzin dalam Sentana
(2010: 5) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
bersifat interpretasi, dimana sebuah penelitian dilakukan kajian deskriptif
pada suatu data untuk dijelaskan atau diinterpretasikan/dimaknai.
Deskriptif merupakan gambaran ciri-ciri data secara akurat sesuai dengan
sifat alamiah itu sendiri, data di sini berupa kata-kata atau gambaran
sesuatu (Djajasudarma, 2006:16). Metode memiliki kedudukan yang
sangat penting dalam kegiatan ilmiah pada setiap disiplin ilmu (Mahsun,
2005: 271). Penelitian ini menggunakan metode simak dengan teknik
catat. Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan (library research).
Adapun penelitian kepustakaan yaitu kegiatan melakukan kajian dan
analisis terhadap bahan-bahan yang bersumber dari kepustakaan (buku,
laporan hasil penelitian, laporan hasil pengabdian, catatan manuskrip dan
sebagainya) (Ibrahim, 2018:37).
2. Data dan Sumber Data
Data didefinisikan sebagai segala fakta yang dapat dijadikan bahan
untuk menyusun suatu informasi. Data merupakan fakta tentang karakteristik
tertentu dari suatu fenomena yang di melalui pengamatan (Ahmad, 2019:29).
Data dalam penelitian adalah tanda-tanda berupa teks yang terdapat dalam lirik

20
lagu ‫ي‬dd‫القرآن سأمض‬dd‫ ب‬/Bil-qur’āni saʾamḍī/ yang dinyanyikan oleh Ai
Khodijah, berkaitan dengan ketidaklangsungan ekspresi.
Sumber data adalah asal dari mana data diperoleh. Bisa juga
didefinisikan sebagai benda atau orang tempat peneliti mengamati, membaca
mengenai informasi yang berkaitan dengan masalah peneliti. (Rahmadi,
2011:60). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber
data primer dan sekunder.
1. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data atau
objek penelitian, dalam penelitian ini data primer adalah analisis semiotik
yang bersumber lirik lagu ‫ بالقرآن سأمضي‬/Bil-qur’āni saʾamḍī/ yang
dinyanyikan oleh Ai Khodijah diambil dari channel resmi Ai Khodijah
yang dipublikasikan melalui Youtube dengan nama channel adalah Ai
Khodijah Official https://youtu.be/xu8tswIcO_Y.
2. Sedangkan data sekunder yaitu berupa data-data yang sudah tersedia dan
dapat diperoleh oleh peneliti dengan membaca, melihat atau
mendengarkan. Data ini biasanya berasal dari data primer yang sudah
diolah oleh peneliti sebelumnya (Ahmad, 2019:34). Data sekunder dalam
hal ini berupa buku semiotik, buku kajian sastra, jurnal-jurnal, kamus
bahasa arab-indonesia, dan lain-lain yang terkait dengan penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data harus dilakukan agar proses pengumpulan
datanya baik dan menghasilkan data yang akurat. Teknik pengumpulan data
merupakan cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data
(Aditya, 2013:9). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
simak dengan teknik catat (Sudaryanto, 2015:203-208).
Metode simak adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
melalui proses penyimakan atau pengamatan terhadap pengguna bahasa yang
diteliti. Dalam hal ini peneliti menyimak lirik lagu ‫ي‬dd‫القرآن سأمض‬dd‫ ب‬/Bil-
qur’āni saʾamḍī/ yang dinyanyikan oleh Ai Khodijah. Kemudian teknik
catat, pencatatan dilakukan sesuai dengan objek penelitian, pencatatan
dilakukan pada kertas yang mampu memuat, memudahkan pembaca dan

21
menjamin keawetan data. Mencatat berbagai literatur atau bahan bacaan yang
sesuai dengan pokok pembahasan dan dianalisis dengan semiotik Michaael
Riffaterre.
4. Analisis Data
Analisis data merupakan cara yang digunakan untuk melakukan
proses penyerdehanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterpretasikan. Yang dimaksud dengan interpretasi di sini adalah
memberi arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian,
dan mencari hubungan yang ada dalam uraian (Rahmadi, 2011:92). Adapun
langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Mengumpulkan data tentang lirik lagu ‫ بالقرآن سأمضي‬/Bil-qur’āni saʾamḍī/
yang dinyanyikan oleh Ai Khodijah dan mencari sumber data berupa teori
primer dan sekunder, kajian terdahulu beserta contoh-contohnya.
2. Membaca buku-buku referensi tentang semiotik, serta buku-buku yang
berkaitan dengan objek penelitian.
3. Memilah-milah data dan memahami isi yang terkandung di dalam lirik lagu.
4. Mengklasifikasikan data.
5. Menganalisis data yang diperoleh dengan toeri semiotik.
6. Menyajikan dalam sebuah laporan ilmiah berupa skripsi.

Dalam penelitian ini, sistem yang digunakan untuk memindahkan tulisan arab
ke dalam tulisan latin berpedoman pada Transliterasi Arab-Latin berdasarkan SKB
Menteri Agama dan Menteri Pendidikan Kebudayaan RI No. 158/1987.

H. JADWAL PENELITIAN

22
NO.
KEGIATAN BULAN
I II III
Persiapan dan
1. XXXX
Pengumpulan Data
Klasifikasi Data dan
2. XXXX
Analisis Data
3. Penyusunan laporan XXXX

23
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Dodiet. 2013. Data dan Metode Pengumpulan Data Penelitian. Surakarta:
Politeknik Kesehatan Surakarta
Al-Khuli, Muhammad Ali. 1972. A Dictionary of Theoritical Linguistic English-
Arabic With An Arabic-English Glosarry. Lebanon: Library Du Liban.
Ambarini dan Nazia Maharani Umaya. 2012. Semiotika Teori dan Aplikasi Pada
Karya Sastra. Semarang: IKIP PGRI Semarang Press
Ardila, Mia. 2020. Analisis Gaya Bahasa Kiasan Dalam Novel Al-Gholib Karya
Nawal El Sadawi. Palembang: UIN Raden Fatah Palembang
Drajat, Amroeni. 2017. Ulumul Qur’an Pengantar Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Depok:
KENCANA
Fathiy, I'dad Ibrahim . 1986. Mu'jamu Al Musṭalihātu Al 'Adabiyah. Shifaqi : Al
jumhuriyah altunisiyah.

Harnia, Neng Tika. 2021. Analisis Semiotika Makna Cinta Pada Lirik Lagu “ Tak
Sekedar Cinta” Karya Dnanda. Jurnal. Karawang: Universitas
Singaperbangsa Karawang
Hikmat, Ade, Nur Aini Puspitasari, dan Syarif Hidayatullah. 2017. Kajian Puisi.
Jakarta: FKIP UHAMKA
Hoed, Benny H. 2014. Semiotik & Dinamika Sosial Budaya. Depok : Komunitas
Bambu
Kusumastuti, Adhi dan Ahmad Mustamil Khioron. 2009. Metode Penelitian
Kualitatif. Semarang: Lembaga Pendidikan Sukarno Pressindo
Lantowa, Jafar, Nila Mega Marahayu, dan Muh. Khairussibyan. 2023. Semiotika
Teori, Metode, dan Penerapannya dalam penelitian Sastra. Yogyakarta :
CV BUDI UTAMA
Mahsun. 2017. Metode penelitian bahasa. Tahapan, Strategi, Metode, dan
Tekniknya. Depok: PT RajaGrafindo Persada
Mahliatussikah, Hanik. 2015. Pembelajaran Puisi Teori dan Penerapan dalam
Kajian Puisi Arab. Malang : Universitas Negeri Malang
Muzakki, Akhmad. 2011.Pengantar Teori Sastra Arab. Malang: UIN Maliki
Press

24
Munthe, Salamah. 2022. Analisis Semiotik Pada Syi’r Anakmu Bukanlah Milikmi
Pada Channel Youtube Lisan Arabi LTD Karya Khalil Gibran. Skripsi.
Medan: Universitas Sumatera Utara

Nasution, Ahmad Royhan. 2021. Analisis Semiotik Pada Lirik Lagu Ana Asef
Yang Dipopulerkan Oleh Mostafa Atef. Skripsi. Medan: Universitas
Sumatera Utara
Nur, Tajudin. 2019. Semantik Bahasa Arab. Bandung: CV SEMIOTIKA
Nugraha, Rahmadya Putra. 2016. Konstruksi Nilai-Nilai Nasionalisme dalam
Lirik Lagu (Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure pada Lirik Lagu
“Bendera”). Jurnal. Jakarta: Universitas Mercu Buana Jakarta
Nurdiansyah, Cepi. 2018. Analisa Semiotik Makna Motivasi Berkarya Lirik Lagu
Zona Nyaman Karya Fourtwenty. Jurnal. Jakarta: Akademi Komunikasi
BSI Jakarta
Pattinasarany, Sally. 1996. Dasar-Dasar Semiotik. Jakarta: Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan
Pradopo, Rakhmat Joko. 1999. Pengkajian puisi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
Ratih, Rina. 2016. Teori dan Aplikasi Semiotik Riffaterre. Yogyakarta : Pustaka
Belajar
Rahmadi. 2011. Pengantar Metodologi Penelitian. Banjarmasin : Antasari Press
Salam. 2023. Pembelajaran Menulis Puisi dengan Metode Riffaterre. Jurnal.
Makassar: Universitas Negeri Makassar
Shihab, Quraish. 1996. Wawasan Al-Quran. Bandung: Mizan
Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

__________. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Suwardo, F.X. 2012. Rima Dan Enjambemen Puisi Dalam Kumpulan Puisi
Dukamu Abadi Karya Sapardi Djoko Damono. Jurnal. Madiun :
Universitas Katolik Widya Mandala Madiun

Sudiana, Dendi. 2001. Tipografi: Sebuah Pengantar. Jurnal

Syukran, Agus Salim. 2019. Fungsi Al-Quran Bagi Manusia. Junal. Lamongan:
Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran dan Sains Al-Ishlah

25
Yuliantari, Ans Pratiwi dan Ermelinda Abur. 2019. Makna Konotatif Dalam Lirik
Lagu Grup Musik Ecko Show. Ruteng : UNIKA Santu Paulus Ruteng

INTERNET:
https://www.kompasiana.com/muhammadfadhlisati/
5cec34d56b07c54b6f4dc853/ai-khodijah-idola-baru-musik-gambus
https://youtu.be/xu8tswIcO_Y

26
OUT LINE

KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMA KASIH

PEDOMAN TRANSLITERASI

DAFTAR ISI

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Metode Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Terdahulu


2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Semiotik
2.2.2 Pengertian Lirik Lagu
2.2.3 Semiotik Riffaterre

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


3.2 Data dan Sumber Data
3.3 Metode Pengumpulan Data

3.4 Metode Analisis Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
4.2.1 Semiotik Pada lirik lagu ‫ بالقرآن سأمضي‬/Bil-qur’āni saʾamḍī/
yang dinyanyikan oleh Ai Khodijah

27
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

28
‫ َأْج ُلو َخ َبَث األرِض‬... ‫ِبالُقرآِن َس َأمِض ي‬
Dengan al-qur'an ku memulai menghilangkan keburukan dunia
‫ َوِم َن اآلياِت َس َنا َفيِض ي‬... ‫ُهَو َنْفلي ُهَو َفرِض ي‬
Dia hartaku Dia ketetapanku dan dari ayat-ayatnya cahaya yang terang
‫ ِفعًال اَل َال َقوَال‬... ‫َس ُأَعاِهُد َيا َم وَلى‬
Aku akan berjanji wahai Nabiku ... Akan mengamalkannya, tidak hanya ucapan
‫ وَ َسَيبُلُغ ِبالٌد ْنَيا َطوَال‬... ‫َنصُر ِكتَاِبي أْو َلى‬
Kitab penyelamatku yang utama dan yang paling utama di dunia
‫ َع ْن ِم ياَل ِد ي اْلَم بُروْر‬... ‫ُذ قُت َو اَل َلن أَتَخ َّلى‬
Aku telah merasakan dan dan tidak akan menyerah sejak hari lahirku yang
sebenarnya
‫ ِم ْن َبعِد َح يَاِة الُبور‬... ‫َس ِّج ْل َتاِريخ َو ُجوِد ي‬
Tercatat waktu keberadaanku Dari setelah binasa hidupku
‫ َع ْن ِم ياَل ِد ي اْلَم بُروْر‬... ‫ُذ قُت َو اَل َلن أَتَخ َّلى‬
Aku telah merasakan dan dan tidak akan menyerah sejak hari lahirku yang
sebenarnya
‫ ِم ْن َبعِد َح يَاِة الُبور‬... ‫َس ِّج ْل َتاِريخ َو ُجوِد ي‬
Tercatat waktu keberadaanku Dari setelah binasa hidupku
‫ ِم ْن َبعِد َح يَاِة الُبور‬... ‫َس ِّج ْل َتاِريخ َو ُجوِد ي‬
Tercatat waktu keberadaanku Dari setelah binasa hidupku
‫ ُس ْلَطاُن ِلَّلنفِس َتوَّلى‬... ‫ِح ْيَن اْلُقرآُن َتَج ًّلى‬
Ketika Alqur'an yang mulia, Alasan diri untuk berpaling
‫ ُس ْلَطاُن ِلَّلنفِس َتوَّلى‬... ‫ِح ْيَن اْلُقرآُن َتَج ًّلى‬
Ketika Alqur'an yang mulia, Alasan diri untuk berpaling
‫َو اْنَزاَح اْلُجوْر‬
Berpaling dari ketidakadilan

‫ َأْج ُلو َخ َبَث األرِض‬... ‫ِبالُقرآِن َس َأمِض ي‬


Dengan al-qur'an ku memulai menghilangkan keburukan dunia
‫ َوِم َن اآلياِت َس َنا َفيِض ي‬... ‫ُهَو َنْفلي ُهَو َفرِض ي‬

29
Dia hartaku Dia ketetapanku dan dari ayat-ayatnya cahaya yang terang
‫ ِفعًال اَل َال َقوَال‬... ‫َس ُأَعاِهُد َيا َم وَلى‬
Aku akan berjanji wahai Nabiku ... Akan mengamalkannya, tidak hanya ucapan
‫ وَ َسَيبُلُغ ِبالٌد ْنَيا َطوَال‬... ‫َنصُر ِكتَاِبي أْو َلى‬
Kitab penyelamatku yang utama dan yang paling utama di dunia
‫ َع ْن ِم ياَل ِد ي اْلَم بُروْر‬... ‫ُذ قُت َو اَل َلن أَتَخ َّلى‬
Aku telah merasakan dan dan tidak akan menyerah sejak hari lahirku yang
sebenarnya
‫ ِم ْن َبعِد َح يَاِة الُبور‬... ‫َس ِّج ْل َتاِريخ َو ُجوِد ي‬
Tercatat waktu keberadaanku Dari setelah binasa hidupku
‫ َع ْن ِم ياَل ِد ي اْلَم بُروْر‬... ‫ُذ قُت َو اَل َلن أَتَخ َّلى‬
Aku telah merasakan dan dan tidak akan menyerah sejak hari lahirku yang
sebenarnya
‫ ِم ْن َبعِد َح يَاِة الُبور‬... ‫َس ِّج ْل َتاِريخ َو ُجوِد ي‬
Tercatat waktu keberadaanku Dari setelah binasa hidupku
‫ ُس ْلَطاُن ِلَّلنفِس َتوَّلى‬... ‫ِح ْيَن اْلُقرآُن َتَج ًّلى‬
Ketika Alqur'an yang mulia, Alasan diri untuk berpaling
‫ًّل‬
‫ ُس ْلَطاُن ِلَّلنفِس‬... ‫ِح ْيَن اْلُقرآُن َتَج ى‬
Ketika Alqur'an yang mulia, Alasan diri untuk berpaling
‫َو اْنَزاَح اْلُجوْر‬
Berpaling dari ketidakadilan

30

Anda mungkin juga menyukai