Anda di halaman 1dari 16

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

Pengantar Filsafat Bina Aulia Mahfuzah, S.Pd, M.Pd

MAKALAH FILSAFAT ISLAM


AL KINDI, AL RAZI,AL FARABI.

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3

Muhammad Sholeh 200104020284


Bina Rahmatini 200104020246
Fadila Maulida 200104020157

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda kita yaitu Nabi Muhammad SAW. yang kita nantikan dan
harapkan syafa’at beliau di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan ni’mat sehat dari-Nya,
baik berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sekaligus kami menyampaikan rasa terimakasih
yang sebanyak – banyaknya untuk Ibu Bina Aulia Mahfuzah,S.Pd,M,Pd.selaku dosen mata
kuliah Pengantar Filsafat yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami, sehingga
kami bisa menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “ Filsafat Islam ” ini
dengan tepat waktu.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran untuk makalah ini. Supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar – besarnya. Semoga makalah ini bisa memberikan manfa’at bagi
berbagai pihak. Aamiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Banjarmasin, Maret 2021

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang Makalah.............................................................................................................1
Rumusan Masalah.............................................................................................................................1
1. Bagaimana Ruwayat hidup Al kindi,Al Razi,Al Farabi.................................................................1
2. Bagaimana konsep pemikiran Al kindi,Al Razi,Al Farabi............................................................1
3. Apa saja karya-kaya Al kindi,Al Razi,Al Farabi............................................................................1
Tujuan Makalah.................................................................................................................................2
1. Untuk mengetahui Ruwayat hidup Al kindi,Al Razi,Al Farabi.....................................................2
2. Untuk mengetahui konsep pemikiran Al kindi,Al Razi,Al Farabi................................................2
3. Untuk mengetahui Apa saja karya-kaya Al kindi,Al Razi,Al Farabi.............................................2
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................2
AL KINDI.............................................................................................................................................2
2.Konsep Pemikiran AL KINDI........................................................................................................3
3.Karya-Karya Al kindi........................................................................................................................4
AL RAZI..................................................................................................................................................4
2 Konsep pemikiran Al Razi..............................................................................................................5
3.Karya-Karya Al Razi......................................................................................................................6
AL FARABI..............................................................................................................................................7
2.Konsep Pemikiran Al Farabi...........................................................................................................8
3.Karya-Karya Al Farabi....................................................................................................................10
BAB III..................................................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSAKA..................................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Makalah


Islam merupakan agama yang mendorong dan mendukung perkembangan pemikiran. Hal
ini banyak dinyatakan oleh kitab suci al-Qur’an yang mengajak manusia untuk berpikir dan
mengkaji alam sekitar dengan menggunakan rasio. Kondisi ini mengantarkan umat Islam
untuk selalu memupuk kebiasaan berfikir sehingga melahirkan filosof dan saintis Muslim
khususnya sebelum abad 14 Masehi, seperti al-Farabi, al-Kindi, dan Ibnu Sina. Kendatipun
para filosof itu banyak mengkaji dan menganalisis filsafat Yunani yang tidak di transfer ke
dunia Islam, namun pemikiran dan filsafat tetap akan muncul di dunia Islam, karena ajaran
Islam senantiasa mendorong umatnya menuju ke arah itu, dan mendukung perkembangan
pemikiran.
Salah satu permasalahan yang sering dibicarakan filosof Muslim adalah tentang ketuhanan.
Begitu juga dengan para teolog Muslim, hamper bisa dipastikan bahwa sumbangan pemikiran
teologi Islam seperti Mu’tazilah merupakan daya tarik yang lain didalam membahas
persoalan ketuhanan. Para filosof (pemikir-pemikir Islam) juga Mutakallimin sangat
mementingkan permasalahan ini. Bahkan dalam pembahasan para Mutakallimin sangat jelas
akan pembahasan mereka tentang Tuhan, seperti bagaimana kekuasaan dan kehendak mutlak
Tuhan, bagaimana keadilan Tuhan, perbuatan-perbuatan Tuhan, dan sifat-sifat Tuhan.6
Memang pada dasarnya para filosof tidak serta merta menyatakan dirinya sebagai penganut
suatu aliran teologi tertentu. Tetapi bila dipelajari dengan seksama pemikiran para filosof
Islam dalam membahas persoalan ketuhanan, seperti: al-Farabi dan al-Kindi, keduanya
adalah pendukung aliran Mu’tazilah, dan al-Ghazali yang merupakan eksponen terbesar dari
aliran teologi Asy’ariyah.
Filosof yang membicarakan masalah ini dengan sangat serius adalah di mulai dari Al-
Kindi yang mengatakan bahwa Tuhan tidak mempunyai hakikat dalam arti aniah atau
mahiah. Tidak aniah karena Tuhan tidak termasuk benda-benda yang ada di alam, bahkan Ia
adalah Pencipta alam. Ia tidak tersusun dari materi dan bentuk. Begitu pula dengan Tuhan
yang dikatakan tidak memiliki hakikat mahiah, karena Tuhan tidak merupakan genus atau
spesies. Tuhan hanya Satu, unik, dan tidak ada yang serupa dengan-Nya. Ia adalah al-Haq al-
Awwal dan al-Haq al-Wahid.
Filosof selanjutnya ialah Al-Razi yang mengungkapkan ajarannya tentang “Lima Kekal”
yaitu Allah Ta’ala, Jiwa Universal, Materi Pertama, Ruang Absolut dan Masa absolut. Beliau
mengatakan bahwa Allah Ta’ala adalah Maha Pencipta dan Pengatur seluruh alam ini. Alam
diciptakan Allah bukan dari tiada, tetapi dari sesuatu yang telah ada. Karena itulah alam
semestinya tidak kekal, sebab penciptaan di sini dalam arti disusun dari bahan yang telah ada.
Dan seterusnya masih banyak lagi filosof muslim yang akan hadir setelah mereka.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Riwayat hidup Al kindi,Al Razi,Al Farabi


2. Bagaimana konsep pemikiran Al kindi,Al Razi,Al Farabi
3. Apa saja karya-kaya Al kindi,Al Razi,Al Farabi

1
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui Riwayat hidup Al kindi,Al Razi,Al Farabi
2. Untuk mengetahui Konsep pemikiran Al kindi,Al Razi,Al Farabi
3. Untuk mengetahui Apa saja karya-kaya Al kindi,Al Razi,Al Farabi

BAB II

PEMBAHASAN
A. AL KINDI
1. RIWAYAT HIDUP AL KINDI

Nama Al-Kindi merupakan nama yang diambil dari suku yang menjadi asal cikal bakalnya,
yaitu Banu Kindah. Banu Kinda adalah suku keturunan Kindah yang sejak dulu menempati
daerah selatan Jazirah Arab yang tergolong memiliki apresiasi kebudayaan yang cukup tinggi
dan banyak dikagumi orang. Sedangkan nama lengkapAl-Kindi adalah Abu Yusuf Ya’qub bin
Ishaq As-Shabbah bin imron bin Isma’ilal-Asy’ad bin Qays al-Kindi. Lahir pada tahun 185 H
(801 M) di Kuffah. Ayahnya Ishaq As-Shabbah adalah gubernur Kuffah pada masa
pemerintahan al-Mahdidan Harun ar-Rasyid dari bani Abbas. Ayahnya meninggal beberapa
tahun setelah al-Kindi lahir.
Pada masa kecilnyaal-Kindi sempat merasakan masa pemerintahan khalifah Harun ar-Rasyid
yangterkenal kepeduliannya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan bagi kaum muslim.Ilmu
pengetahuan berpusat di Baghdad yang sekaligus menjadi pusat perdagangan.
Pada masa pemerintahan ar-Rasyid sempat didirikan lembaga yang disebut bayt al-Hikmah
(Balai Ilmu Pengetahuan). pada waktu al-Kindi berusia 9 tahun ar-Rasyid wafat dan
pemerintahan diambil alih oleh putranya al-Amin yang tidak melanjutkan usaha ayahnya ar-
Rasyid untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Namun setelah beliau wafat pada tahun 185
H (813 H) kemudian saudaranya al-Makmun menggantikan kedudukannya sebagai khalifah
(198-228 H) ilmu pengetahuan berkembang pesat. Fungsi Bayt al-hikmah lebih ditingkatkan,
sehingga pada masa pemerintahan al-Makmun berhasil dipadukannya antara ilmu-ilmu
keislaman dan ilmu-ilmu asing khususnya dari Yunani. Dan pada waktu inilah al-Kindi
menjadi sebagai salah seorang tokoh yang mendapat kepercayaan untuk menterjemahkan kitab-
kitab Yunani ke dalam bahasa Arab, bahkan dia memberi komentar terhadap pikiran-pikiran
pada filosuf Yunani. Masa kecil al-Kindimendapat pendidikan di Bashrah. Kemudian, dia

2
melanjutkan dan menamatkan pendidikan di Baghdad. Sejak belia, dia sudah dikenal berotak
encer. Tiga bahasa penting dikuasainya, yakni Yunani, Suryani, dan Arab. Sebuah kelebihan
yang jarang dimiliki orang pada era itu. Pada masa pemerintahanal-Mu’tashim yang
menggantikan al-Makmun pada tahun 218 H (833 M) nama al-Kindisemakin menanjak karena
pada waktu itu al-Kindi dipercaya pihak istana menjadiguru pribadi pendidik putranya yaitu
Ahmad bin Mu’tashim. Pada masa inilahal-Kindi mempunyai kesempatan untuk menulis
karya-karyanya, setelah pada masaal-Ma’mun menterjemahkan kitab-kitab Yunani ke dalam
bahasa Arab. Al-Kindi mampu menghidupkan paham Muktazilah. Berkat peran Al-Kindi pula,
paham yang mengutamakan rasionalitas itu ditetapkan sebagai paham resmi kerajaan. Menurut
Al-Nadhim, selama berkutat dan bergelut dengan ilmu pengetahuan di Baitulhikmah, Al-Kindi
telah melahirkan 260 karya. Di antara sederet buah pikirnya dituangkan dalam risalah-risalah
pendek yang tak lagi ditemukan. Karya-karya yang dihasilkannya menunjukan bahwa Al-Kindi
adalah seorang yang berilmu pengetahuan yang luas dan dalam.
2.Konsep Pemikiran AL KINDI

Bangunan pemikiran filsafat Al-Kindi merupakan refleksi doktrin-doktrin yang


diperolehnya dari sumber-sumber Yunani klasik dan warisan Neo-Platonis yang dipadukan
dengan keyakinan agama yang dianutnya. Oleh karena itu, basis pemikiran filsafat yang
mendasari keseluruhan pemikiran Al-Kindi ditemukan dalam risalah Fi al-Hudud al-Asyya.
Dalam risalah tersebut, Al-Kindi melakukan peringkasan atas defenisi-defenisi dari literatur
Yunani dalam bentuk yang sederhana. Ringkasan yang pada awalnya hendak memaparkan
filsafat Yunani, oleh banyak sejarawan dinilai hanya merupakan ringkasan defenisi secara
harfiah saja yang merujuk kepada Aristoteles tanpa kepastian yang jelas atas validitas
sumbernya (Basri, 2013: 37).
Sementara dalam risalah Al-Kindi yang khusus memaparkan bagian permulaan dari disiplin
filsafat, Al-Kindi mengemukakan enam defenisi filsafat yang seluruhnya bercorak Platonis.
Menurut Al-Kindi Filsafat adalah ilmu tentang hakikat sesuatu dalam batas kesanggupan
manusia yang meliputi ilmu ketuhanan, ilmu keesaan (wahdaniyyah), ilmu keutamaan
(fadhilah) dan kajian apapun yang berguna bagi kehidupan manusia. Al-Kindi juga
berpandangan bahwa tujuan para filosof dalam berteori adalah mengetahui kebenaran yang
kemudian ditindaklanjuti dengan amal perbuatan dalam tindakan, semakin dekat manusia
pada kebenaran, akan semakin dekat pula pada kesempurnaan (Basri, 2013).
Oleh karena itu, pengetahuan tentang kebenaran dan hal-hal lain yang diderivikasi dari
problem kebenaran merupakan orientasi para filosof manapun tanpa membedakan latar
pemikiran dan jenis ataupun aliran yang dianut. Para filosof muslim sebagaimana juga para
filosof Yunani, percaya bahwa perihal kebenaran berada jauh di atas batas-batas pengalaman
(Basri, 2013). Karena kebenaran bersifat abadi di alam adialami, atau berada di alam idea
atau di dalam posisi yang meliputi seluruh yang ada. Dalam berteori, para filosof mencari
kebenaran, dan dalam praktek, menyesuaikan kebenaran itu dengan kenyataan empiris. Jika
pengetahuan tentang kebenaran merupakan orientasi yang hendak dicapai oleh para filosof,
maka Al-Kindi pun menetapkan tujuan utama Filsafat sebagai jalan menuju pengetahuan
tersebut. Menurut Al-Kindi, pengetahuan akan kebenaran mengharuskan manusia untuk
menggabungkan fisika dan Metafisika, sains dan teknologi. Berangkat dari asumsi ini, Al-
Kindi mengupayakan perpaduan antara doktrin filsafat dan agama.

3
3.Karya-Karya Al kindi
Karya al-Kindi yang sangat terkenal antara lain di bidang studi metafisis, yaitu Fi al-Falsafa
al-Ula (Filsafat Pertama). Pengaruh Aristoteles sangat terasa di beberapa elemen, misalnya
pada bab mengenai pertanyaan awal mula terbentuknya dunia. Aristoteles juga mengajarkan
mengenai kesejatian dunia.
Karya karya Al-Kindi diantaranya:
1.Kitab Al-Kindi ila Al-Mu’tashim Billah fi al-Falsafah al-Ula (tentang filsafat pertama),
2. Kitab al-Falsafah al-Dakhilat wa al-Masa’il al-Manthiqiyyah wa al Muqtashah wa ma
fawqa al-Thabi’iyyah (tentang filsafat yang diperkenalkan dan masalah-masalah logika dan
muskil, serta metafisika),
3 Kitab fi Annahu la Tanalu al-Falsafah illa bi ‘ilm al-Riyadhiyyah (tentang filsafat tidak
dapat dicapai kecuali dengan ilmu pengetahuan dan matematika),
4.Kitab fi Qashd Aristhathalis fi al-Maqulat (tentang maksud-maksud Aristoteles dalam
kategori-kategorinya),
5.Kitab fi Ma’iyyah al-‘ilm wa Aqsamihi (tentang sifat ilmu  pengetahuan dan klasifikasinya)
B. AL RAZI

1 RIWAYAT HIDUP AL RAZI

Abu Abdillah Muhammad bin Umar bin al-Husain bin al-Hasan bin Ali al-Taimi al-Bakri
al-Thibristani, terkenal dengan nama Fakhr alDin al-Razi. Diberi julukan Ibn Khatib al-Ray
karena ayahnya, Dhiya alDin Umar, adalah seorang khatib di Ray. Ray merupakan sebuah
desa yang banyak ditempati oleh orang ajam (selain Arab). Di Herat Fakhr alDin mendapat
julukan Syaikh al-Islam. Al-Razi merupakan anak keturunan Quraisy yang nasabnya
bersambung kepada Abu Bakr alShiddiq. Fakhr al-Din al-Razi dilahirkan pada 25 Ramadhan
544 H, bertepatan dengan 1150 M di Ray, sebuah kota besar di wilayah Irak yang kini telah
hancur dan dapat dilihat bekas-bekasnya di kota Taheran Iran.2 Ray adalah sebuah kota yang
banyak melahirkan para ulama yang biasanya diberi julukan al-Razi setelah nama belakang
sebagaimana lazim pada masa itu. Diantara ulama sebangsa yang juga diberi gelar al-Razi
ialah Abu Bakr bin Muhammad bin Zakaria, seorang filosof dan dokterkenamaan abad X
M/IV H.

4
Beberapa sumber lain mengatakan bahwa al-Razi dilahirkan pada tahun 543 H/1149 M. Ibn
al-Subki mengatakan bahwa menurut pendapat yang kuat al-Razi dilahirkan pada tahun 543
H. Tetapi pendapat ini menjadi lemah jika dikaitkan dengan fakta melalui tulisan yang dibuat
alRazi sendiri. Al-Razi menulis dalam tafsir surah Yusuf bahwa ia telah mencapai usia 57
tahun dan pada akhir surah menyebutkan bahwa tafsirnya telah selesai pada bulan Sya‟ban
tahun 601 H. Jika dikurangi, maka kelahiran al-Razi ialah tahun 544 H/1150 M3
Al-Razi hidup pada pertengahan terakhir abad keenam Hijriah atau kedua belas Masehi.
Masa-masa ini merupakan masa-masa kemunduran di kalangan umat Islam, baik dalam
bidang politik, sosial, ilmu pengetahuan, dan akidah. Selama hidupnya, al-Razi mengalami
tiga kali pergantian khalifah di Baghdad. Pertama, al-Mustanjîd Billâh (555-556 H) yang
pada masa kekua-saannya belum ada pengaruh dari orang-orang Turki Seljuk. Kedua, al-
Mustadhi Billah (566-575 H) yang merupakan anak al-Mustanjid yang
memegang kekuasaan setelah ayahnya meninggal. Ketiga, al-Nashir liDinillah (575-622 H),
anak al-Mustadhi yang merupakan khalifah Abbasiyah dengan masa kekuasaan terpanjang.
Khalifah inilah yang berusaha mengembalikan kebesaran dinasti Abbasiyah dengan
mengadakan “kompromi” dengan syari‟ah yang saat itu biasa dikembangkan untuk
memprotespara khalifah. Al-Nashir juga bergabung dengan kelompok futuwwah di Baghdad.
Namun kebijakan al-Nashir sudah amat terlambat, sebab dunia Islam sudah dilanda bencana
yang akan membawa kepada keruntuhan dinasti Abbasiyah.
2 Konsep pemikiran Al Razi

. a. Moral
Adapun pemikiran Al-Razi tentang moral, sebagaimana tertuang dalam bukunya ath-Thib
Ar-Ruhani dan Al-Sirah alFalsafiyyah, bahwa tingkah laku mesti berdasarkan petunjuk rasio.
Hawa nafsu harus berada di bawah kendali akal dan agama. Ia mengingatkan bawhwa
minuman khamer yang dapat merusak akal dan melanggar ajaran agama, bahkan dapat
mengakibatkan penyakit jiwa dan raga yang pada waktunya akan menghancurkan manusia.
Karena itu, manusia harus mengetahui kekurangankekurangannya, sehingga ia dapat meminta
seseorang teman yang berkemampuan menalar untuk mengatakan kepadanya tentang
kekurangan tersebut. Sebaliknya seseorang harus mengatahui perihal orang lain, tetangga,
teman yang berfikir tentang dinrinya.
Al-Razi berpendapat bahwa seorang filosof harus moderat, tidak terlalu menyendiri dan
tidak terlalu menuhankan hawa nafsu. Ada dua batas dalam hidup ini: batas tertinggi dan
batas terendah. Batas tertinggi adalah batas yang tidak boleh. Batas tertinggi adalag batas
yang tidak boleh dilampaui oleh para filosof, yaitu berpantang dari kesenangan yang dapat
diperoleh hanya dengan melakukan ketakadilan dan melakukan hal-hal yang bertentangan
dengan akal. Sedangkan batas terendah ialah memakana sesuatu yang tidak membahayakan
atau menyebabkan sakit dan memakai pakaian yang cukup untuk melindungi kulitnya dan
sebaginya. Diantara batas itu, orang akan hidup tanda ketidaklayakan.
b. Logika
Al-Razi adalah termasuk seorang rasionalis murni. Ia hanya mempercayai terhadap kekuatan
akal. Bahkan di dalam bidang kedokteran studi klinis yang dilakukannya telah menemukan
metode yang kuat, dengan berpijak kepada observasi dan eksperimen. Sebagaimana terdapat

5
dalam kitab al Faraj ba‟d al Syaiddah, karya Al-tanukhi. Dambaan akal merujuk pada
kekuasaan tertinggi. Karena pendapat semacam itu berarti menantikan segalanya, kecuali
melalui akal. Segalanya harus masuk akal ilmiyah dan logis. Sehingga perbedaan manusia
adalah disebabkan oleh berbedanya pemupukan akal karena ada yang memperhatikan hal
tersebut dan ada yang tidak memperhatikannya, baik dalam segi teoritis maupun yang bersifat
praktis
c. Lima Kekal
Filsafat Al-Razi terkenal dengan ajarannya lima kekal, yakni Al-Bary Ta‟ala (Allah
Ta‟ala), Al-Nafs Al-Kulliyat (Jiwa Universal), Al-hayula Al-Ula (Materi Pertama), Al-
Makan Al- Muthlaq (Tempat/Ruang absolut) dan Al-Zaman Al-Muthlaq (Masa Absolut).
Menurut Al-Razi dua dari lima yang kekal itu hiduo dan aktif, yakni Allah dan Roh. Satu
diantaranya tidak hidup dan pasif, yakni materi. Dua lainnya tidak hidup, tidak aktif, dan
tidak pula pasif yakni ruang dan masa.
Menurut Al-Razi Allah maha pencipta dan pengatur seluruh alam diciptakan Allah bukan
dari tidak ada (creatio ex nihilo), tetapi dari bahan yang ada. Oleh karena itu, menurutnya
alam semesta tidak kadim, bahru, meskipun materi asalnya kadim, sebab penciptaan disini
dalam arti disusun dari bahan yang telah ada. Penciptaan dari tiada, bagi Al-Razi tidak dapat
dipertahankan secara logis. Pasalnya dari satu sisi bahan alam yang tersusun dari tanah,
udara, air, api dan benda-benda langit berasal dari materi pertama yang telah ada sejak azali.

3.Karya-Karya Al Razi

Al-Razi sebagai ulama yang luas ilmunya, ia mendapat popularitas yang besar dari segala
penjuru dunia, karyanya juga banyak diburu, hal ini dikarnakan al-Razi menggunakan
sistematika yang bagus dalam menyusun kitab karangannya, sehingga menjadi pembaca
mudah dan faham apa yang dimaksud didalam kitabnya.
Menurut Malik Abdul Halim Mahmud bila dihitung karya al-Razi sebanyak 200 buah30 dan
Sayyid Husein yang mengutip dari al-Bagdadi telah membagi karya al-Razi dalam beberapa
disiplin ilmu.
a. Karya Tafsir
Mafātih al-Ghaib,. Kitab Tafsir al-Fatihah, yang sekarang merupakan jilid pertama dari kitab
tafsīr al-Kabīr,. Kitab tafsīr Surat al-Baqarah, kitab ini juga tercangkup dalam satu
jilid tetapi sekarang telah dicetak sendiri,. Tafsīr al-Qur’an al-Sagīr, yang lebih dikenal
dengan nama Asrāral-Ta’wīl wa Anwār al Tanzīl, Kitab tafsīr Asmā’ Allah al-Husna,. Kitab
Tafsīr al-Bayyināt,dan. Risālah fī al-Qur’an al-Tanbīh ‘Alā Asrār al-Mau‘izah al-Qur’an.
Kitab ini merupakan gabungan antara kitab tafsir kalam dengan mencantumkan idi-ide sufi
metafisika didalamnya didasarkan pada surat al-ikhlas, ramalan menggunakan dasar surat al-
A„la, mengenai kebangkitan disandarkan pada surat al-Tin dan mengenai tekanan pekerjaan
manusia merujuk pada surat al-„Asr.
b. Karya Sejarah

6
Kitab Manaqib al-Imām al-A‘zam al-Syafi‘I, Kitab Fadāil al-Sahābah al-Rāsyiddīn Karya
Fiqh,. Kitab Mahsul fī Usul Fiqh, Kitab al-Ma‘ālim Fiqh, Al-Kitab Ihkām al-Ahkām
c. Karya Teknologi
Muhassal Afkār al-Mutaqaddimīn wa al-Muta’akhirīn min al- ‘Ulamā’ wa al-Hukamā’ al-
Mutakallimīn,. Al- Ma‘alim fi Usul al-Din, Tanbihah Isyarah fi Usul al-Din, Kitab al-Arba‘in
fi Usul al-Din, Kitab Zubdah al-Afkar wa Umdah al-Nazar,Kitab Asas al-Taqdis, Kitab
Tahdib al-Dala’il wa ‘Uyun al-Masa’il, Mabahis al-Wujud wa al-‘Adam, Kitab Jawab al-
Gaylani, Lawami‘ al-Bayyinat fi Syarh Asma’ Allah wa al-Sifah,. Kitab al-Qada’ wa al-
Qadar, Kitab al-Khalq wa al-Ba‘as, Kitab Ismat al-Anbiya’,. Kitab al-Riyad al-Mu‘niqat fi
Milal wa Al-Nihal, Kitab al-Bayan wa al- Burhan fi ar-Radd al-Ahla az-Zaig wa alTugyan,
Kitab Masa’il Khamsun fi Usul al-Din, Kitab Irsyad Al-Nazzar ila Lata’if al-Asrar, I‘tiqad
Farq al- Muslimin wa al-Musyrikin,Risalah fi al-Nabuwah, Kitab Syarh al-Wajiz fi al-Gazali
.d. Karya Bahasa dan Retorika
Kitab al-Muhassal fi Syarh al-Kitab al-Mufas}s}al li al-Zamaksyari, Kitab Syarh Najh al-
Balagah (tidak selesai) Nihayah al-I‘jaz fi Dariyat al-I‘jaz (fi ‘Ulum al-Balagah, Bayan
I'jaz al-Qur’an al-Syarif)
e. Karya Tasawuf dan Umum
Kitab al-Risalah al-Kamaliyah fi Haqa’iq al-Ilahiyyah,. Risalah Naftah al-Masdur, Kitab
Risalah fi Zamm al-Dunya’,Risalah al-Majdiyyah, Tahsil al-Haq,Al-Mabahis al-‘Imadiyyah
fi al-Matalib al-Ma’adiyah, al-Lata’if al-Giyasiyah,. Siraj al-Qulub, Ajwibah al-Masa’il al-
Bukhariyyahdan al-Risalah al-Sahibiyyah
f. Karya Filsafat
Al-Mabahis al-Masruqiyyah,Kitab Syarh ‘Uyun al- Hikmah li Ibn al-Sina, Nihayah al-‘Uqul,
Kitab al-Mulakhas fi al-Hikmah,Kitab al-Tariqah fi al-Jadal,Kitab Risalah fi al-Su’al, Kitab
Muntakhab Tanhalusa, Mabahis al-Jadal, Kitab al-Thariqah al-‘Ala’iyyah fi al-Khilafah,
Kitab Risalah al-Quddus,. Kitab Tahyin Ta‘jiz al-Falasifah, Al-Barahin al-Baha’iyyah,Kitab
Syifa’iyyah min al-Khilaf, Al-Akhlak, Al-Munazarah, Risalah Jauhar al-Fard,Syarh
Musadirah Iqlidis
C. AL FARABI
1.RIWAYAT HIDUP AL FARABI

Abu Nashr Muhamad Ibn Muhamad Ibn Tarkhan Ibn alUzalagh, al-Fārābī dilahirkan di
Wasij Distrik Fārāb (yang juga dikenal dengan nama Otrar) di Transoxiana (sekarang

7
Uzbekistan), pada tahun (257H/870 M).1 Dan wafat di Damaskus pada 950 M.2 Namun ada
yang menyebutkan al-Fārābī wafat pada usia 80 tahun di Aleppo pada 950 M.3 Di Eropa al-
Fārābī lebih dikenal dengan nama Alpharabius atau Avennasr. Al-Fārābī seorang filosofis
Islam berkebangsaan Turki, lahir di sebuah pedusunan terkenal dengan nama Bousij daerah
kelahirannya. Panggilan al-Fārābī diambil dari nama daerah kelahirannya.
Yang bisa di ketahui tentang soal latar belakang keluarga alFārābī adalah bahwa ayahnya
adalah seorang opsir tentara keturunan Persia (kendatipun nama kakek dan nama kakek
buyutnya jelas menunjukkan nama Turki) ibunya berkebangsaan Turki. Yang mengabdi
kepada pangeran-pangeran Dinasti Sam‟aniyyah. Barangkali bahwa masuknya keluarga ini
ke dalam Islam, terjadi pada . Peristiwa ini kira-kira bersamaan dengan penaklukan dan
Islamisasi atas Farab oleh Dinasti Sama‟niyyah pada 839-840 M.
Sejak kecil, al-Fārābī suka belajar dan ia mempunyai kecakapan luar biasa dalam bidang
bahasa. Bahasa yang dikuasainya antara lain bahasa Iran, Turkestan, dan Kurdistan, bahkan
ada yang mengatakan bahwa al-Fārābī dapat bicara dalam tujuh puluh macam bahasa, tetapi
yang dia kuasai dengan aktif, hanya empat bahasa : Arab, Persia, Turki, dan Kurdi.
Pada waktu mudanya al-Fārābī pernah belajar bahasa dan sastra Arab di Baghdad kepada
Abu Bajkar As-Saraj, dan logika serta filsafat kepada Abu Bisyr Mattitus ibn Yunus, seorang
Kristen Nestorian yang banyak menerjemahkan filsafat Yunani, dan belajar kepada Yuhana
ibn Hailam. Kemudian, ia pindah ke Harran, pusat kebudayaan Yunani di Asia Kecil, dan
berguru kepada Yuhana ibn Jilad. Akan tetapi, tidak beberapa lama ia kembali ke Baghdad
untuk memperdalam filsafat. Ia menetap di kota ini selama 20 tahun. Di Baghdad pula ia
membuat ulasan terhadap buku-buku filsafat Yunani dan mengajar. Di antara muridnya yang
dikenal yaitu Yahya ibn „Adi, filusuf Kristen.

2.Konsep Pemikiran Al Farabi


Pemikiran filsafat al-Fārābī tampaknya merupakan perpaduan antara pemikiran-pemikiran
filsafat sebelumnya, seperti Plato, Arostoteles dan New- Platonis, kemudian digabung dengan
pemikiran-pemikiran keislaman yaitu:

a) Ketuhanan
Al-Farabi dalam membahas mengenai ketuhanan mengkolaborasikan antara filsafat
aristoteles dengan NeoPlatonisme, yaitu al-Maujud al-Awal (wujud pertama) sebagai sebab
pertama untuk segala sesuatu yang ada. Sehingga ini tidak bertentangan dengan keesaan yang
mutlak dalam ajaran syariat Islam. dalam membuktikan adanya Allah, Al-Farabi
mengemukakan dalil yaitu wajib al-wujud dan mumkin al-wujud. Adapun wujud al-wujud
adalah wujudnya tidak boleh tidak harus ada, ada dengan sendirinya, karena natur-nya sendiri
yang menghendaki wujudnya. Esensinya adalah tidak bisa dipisahkan dengan wujud,
keduanya adalah sama dan satu kesatuan. Ia adalah wujud yang paling sempurna dan adanya
tanpa sebab dan wujudnya tidak terjadi karena hal lain. Ia ada selamanya dan tidak didahului
oleh tiada. Jika wujud ini tidak ada, maka akan timbul kemustahilan karena wujud lain ada
kerena bergantung kepadanya. Wujud alwujud inilah yang disebut dengan Allah.
b. Emanasi
Emanasi merupakan teori tentang keluarnya suatu wujud yang mumkin (alam makhluk) dai
zat yang wajibul wujud (Zat yang wajib adanya yakni Tuhan). Teori emanasi disebut juga

8
“teori uruturutan wujud.”19 Menurut Al –Farabi, Tuhan bersifat Maha satu,tidak berubah,
jauh dari materi, jauh dari arti banyak, maha sempurna dan tidak berkiblat pada apapun. Juga
demikian adalah hakikat sifat Allah. Bagaimana terjadinya alam materi yang banyak ini dari
yang maha satu menurut Al-Farabi alam terjadi dengan cara emanasi/pancaran, yakni Tuhan
sebagai wujud pertama dengan mengalami tahap-tahap pemancaran tersebut. Di mana setiap
tahap pemancaran terjadilah suatu alam materi tertentu, demikian seterusnya hingga
sempurnalah kejadian alam materi ini.
c. Jiwa
Jiwa manusia beserta materi asalnya memancar dari akal kesepuluh. Jiwa adalah jauhar
rohani sebagai form bagi jasad. Kesatuan keduanya merupakan secara accident, artinya
masingmasing keduanya mempunyai substansi yang berbeda dan binasanya jasad tidak
membawa binasa pada jiwa. Jiwa manusia disebut dengan al-nafs al-nathiqoh, berasal dari
alam ilahi, sedangkan jasad berasal dari alam khalq, berbentuk, berupa, berkadar, dan
bergerak. Jiwa diciptakan tatkala jasadsiap menerimanya.
d. Metafisika
Persoalan-persoalan filsafat telah dibahas oleh filosoffilosof sebelumya baik dari Yunani,
Persia atau yang lainnya, meski pemecahan yang dilakukan mereka saling berlawanan. Al-
Farabi dalam usaha memecahkan persoalan tersebut tidak lepas mutlak dari pembahasan-
pembahasan yang dilakukan oleh mereka.
e. Politik
Pemikiran Al-Farabi lainnya yang amat penting adalah tentang politik yang dia tuangkan
dalam dua karyanya Al-Siyasah Al Madaniyyah (Pemerintahan politik) dan Ara‟ Al-Madinah
AlFadhilah (pendapat-pendapat tentang negara utama) banyak dipengaruhi oleh konsep Plato
yang menyamakan negara dengan tubuh manusia. Ada kepala, tangan, kaki dan anggota
tubuh lainnya yang masing-masing memiliki fungsi tertentu. Yang paling penting dalam
tubuh manusisa adalah kepala, karena adari kepalalah (otak) segala perbuatan manusia
dikendalikan, sedangkan untuk mengendalikan kerja otak dilakukan oleh hati. Demikian juga
dengan negara. Menurut Al-Farabi yang amat penting dalam negara adalah pemimpinnya
atau pengauasnya bersama-sama dengan bawahannya sebagaimana halnya jantung dan organ-
organ tubuh yang lbih rendah secara berturut-turut.
f. Logika
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sebagian besar karya Al-Farabi dipustkan pada studi
tentang logika, tetapi hal ini hanya terbatas pada penulisan kerangka Organon, dalam versi
yang dikenal oleh para sarjana arab saat itu. Ia mengatakan bahwa seni logika umumnya
memberikan aturan-aturan yang bila diikuti dapat memberikan pemikiran yang besar yang
mengarahkan manusia secara langsung kepada kebanaran dan menjauhkan dari
kesalahankesalahan. Menurutnya, logika mempunyai kedudukan yang mudah dimengerti,
sebagaimana hubungan antara tata Bahasa dengan kata-kata dan ilmu matra dengan sya‟ir.
Menekankan praktik dan penggunaan aspek logika, dengan menunjukan bahwa pemahaman
dapat diuji llewat aturan-aturannya, sebagaimana dimensi, volume dan masa ditentukan oleh
ukuran.

9
3.Karya- Karya Al Farabi
Al-Farabi adalah seorang penulis yang produktif. Sepanjang masa hidupnya, Al-farabi
meninggalkan sejumlah karya-karya besar berbentuk tulisan yang penting bagi
perkembangan ilmu pengetahuan. Beberapa sumber menyebutkan bahwa jumlah tulisan Al-
Farabi mencapai angka 70 buah yang ditulisnya sewaktu ia berpindah tempat dari Baghdad
ke Damaskus. Namum, sangat sedikit yang sampai kepada kita. Pada abad pertengahan
kayra-karya Al-Farabi sangat terkenal, sehingga orang-orang Yahudi banyak yang
mempelajari karangannya dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Ibrani. Sampai sekarang
salinan-salinan tersebut masih tersimpan rapih di perpustakaan-perputakaan Eropa.
Al-Farabi yang dikenal sebagai filosof muslim yang terbesar memiliki banyak keahlian dalam
bidang keilmuan, seperti ilmu bahasa, matematika, kimia, astronomi, kemiliteran, musik,
ilmu alam, ketuhanan, fiqh, dan manthiq.26 Maka dari itu, banayak karya-karya Al-Farabi
yang sudah terkenal dikalangan filsafat Islam. Walaupun Al-Razi lebih dikenal dengan
seorang dokter. Buku-buku Al-Razi sangat banyak. Ia sendiri menyaipkan katalog untuk
buku-buku yang ditulisnya kemudian diproduksi oleh An-Nadim. Yang ditemukan adalah
118 buku, 19 surat, dan satu makalah, jumlah seluruhnya 148 buah.27 Kebanyakan karya
AlRazi telah hilang, dan yang masih dibaca dan dipublikasikan , baik yang sampai kepada
kita maupun tidak, kurang lebih 30 judul saja.
Al-Farabi menulis hampir semua bukunya di Baghdad dam Damaskus, karya-karya Al-
Farabi sendiri tersebar luas di timur pada abad ke- 4-5 H/ ke-10 M dan 11 M. Karya-karyanya
juga tersebar luas di Barat ketika sarjana-sarjana Andalusia menjadi pengikut Al-Farabi.
Beberapa tulisan Al-Farabi telah diterjemahkan ke dalam bahsa Yunani dan Latin,dan telah
mempengaruhi sarjana Yahudi dan Kristen. Karya-karyanya telah telah diterbitkan pada
sepuluh tahun terakhir abad ke 13 H/ ke- 19 M, dan beberapa diantaranya telah diterjemahkan
ke dalam berbagai bahasa Eropa Modern.28 Karya-karyanya sebagai berikut:

1 Al-Jam’u Baina Ra’yay Al-Hakimain Aflathun wa Aristhu


2. Tahqiq Ghard Aristhu fi Kitab ma Ba’da Ath-Tabi’ah
3. Syarah Risalah Zainun Al-Kabir Al-yunani
4. At-Ta’liqat
5. Risalah fima Yajibu Ma’rifat Qabla Ta’allumi Al-Falasafah
6. Kitab Tahshil As-Sa’asdah
7. Risalah fi Isbat Al-Fadhilah
8. ‘Uyun Al-Masa’il
9. Ara’Ahl Al-Madinah Al-Fadhilah
10. Ihsa Al-Ulum wa at-Ta’rif bi Aghradita
11. Makalat fi Ma’ani Al-Aql 12. Fususul Al-Hikam
13. Risalah Al-aql

10
14. As-Siyasah Al-Madaniyah
15. Al-mas’il Al-Falasfiyah wa Al-Ajwibah Anha.
16. Syarh Kitab Al-Burhan
17. Al-Mukhtashar
18. Kalam fi Al-Juz’ wa ma la Yatajazza’
19. Al-wahid wa Al-Wahdah
20. Al-Khair wa Al-Miqdar
21. Kalam fi Maujudat Al-Mutaghayyirah
22. Syarh Kitab as-Sama’wa Al-Alam
23. Kalam Fi Al-Jauhar
24. Risalah fi Mahiyah An-Nafs
25. Kitab fi Al-Quwwah Al-Mutanahiyah wa Ghair Al-Mutanahiyah.30
26. Al-Tanbiih ‘Alaa Sabiilis Sa’aadah
27. Ringkasan Nawaamis Aflaathuun
28. Ma Yanbaghi
29. Ad-dawa’i Al-Qalbiyah
30. Kalam Fi A’zha’ Al Hayawan
31. Risalah Fi Itsbat Al-Mufaraqat
32. Kitab Ar-Rad Ala Ibnu ar-Rawandi
33. Kitab Al-Ijima’at Al-Madaniyah
34. Nushushul Hikam

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Bangunan pemikiran filsafat Al-Kindi merupakan refleksi doktrin-doktrin yang
diperolehnya dari sumber-sumber Yunani klasik dan warisan Neo-Platonis yang
dipadukan dengan keyakinan agama yang dianutnya.
Adapun pemikiran Al-Razi tentang moral, sebagaimana tertuang dalam bukunya ath-
Thib Ar-Ruhani dan Al-Sirah alFalsafiyyah, bahwa tingkah laku mesti berdasarkan
petunjuk rasio. Hawa nafsu harus berada di bawah kendali akal dan agama
Pemikiran filsafat al-Fārābī tampaknya merupakan perpaduan antara pemikiran-
pemikiran filsafat sebelumnya, seperti Plato, Arostoteles dan New- Platonis, kemudian
digabung dengan pemikiran-pemikiran keislaman

12
DAFTAR PUSAKA
http://repository.uin-suska.ac.id/5828/2/BAB%20I.pdf
https://alkautsarkalebbi.wordpress.com/2013/12/02/riwayat-hidup-dan-pemikiran-al-kindi/
https://media.neliti.com/media/publications/145441-ID-pemikiran-filsafat-al-kindi.pdf
https://brainly.co.id/tugas/16218480#readmore

http://eprints.stainkudus.ac.id/1752/6/FILE%206%20BAB%20III.pdf
http://repository.uinbanten.ac.id/4215/4/BAB%20II.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai