FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
SYEKH MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARY
.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3 Tujuan Masalah..................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan Makalah.................................................................. 2
1.5 Prosedur Makalah.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A,Landasan filosofis dan teologis Ketuhanan………………………........ 3
1.Bagaimana Tuhan Dirasionalisasikan dalam Perspektif Filosofis?.......... 3
2.Konsep tentang Tuhan dalam Perspektif Teologis Dalam perspektif teologis.. 5
B.Bertuhan Sebagai Kebutuhan Spiritual.................................................... 6
1.Pengertian spiritual menurut KBBI.......... .................................................... 6
2.Contoh spiritual.......................................................................................... 7
3.Menelusuri konsep spiritual dalam bertuhan .............................................. 7
4.Mengapa spiritual penting dalam kebutuhan bertuhan..............................7
5.Pengalaman spiritual dalam merasakan kehadiran tuhan......................... 8
6.Enam alasan kenapa kita membutuhkan spiritual..................................... 8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 11
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Pendidikan Agama Islam.Dan tak lupa sholawat serta salam tetap tecurah kepada
Nabi besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap
gulita menuju jalan yang terang dengan membawa agama yang sempurna addinul
islam.
Makalah yang kami susun ini menjelaskankan tentang Pendidikan Agama
Islam yang terdiri dari berbagai bahasan. Makalah yang berjudul ‘HAKIKAT
MANUSIA BERTUHAN” ini juga bertujuan agar kita mengetahui tentang materi
Bagaimana Manusia Bertuhan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan pengajar
yaitu Ibu Dr.Galuh Nashrulloh KMR,SAG, M.A yang dengan kesabaran dan
kelebihannya telah mengajar kami serta teman – teman yang telah membantu
kami.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat
memberikan wawasan yang luas bagi pembaca.
Terima kasih.
Hormat Kami,
Penulis
BAB 1 PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT, Allah menciptakan manusia untuk
beribadah kepada-Nya dan untuk melakukan hal-hal yang baik kepada sesama
manusia dan untuk menjadi khalifah di muka bumi ini.
Beribadah adalah suatu perbuatan yang dilakukan pada manusia untuk
menyembah tuhan-Nya, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangannya.
Dalam hakikat manusia ber-Tuhan, kalian bisa melihat dalam dunia ini, ada
manusia yang ber-Tuhan tapi tidak ber-Agama, begitu juga sebaliknya ada
manusia yang ber-Agama tetapi tidak ber-Tuhan.
Sementara itu, dalam masalah ber-Tuhan dan ber-Agama menjadi masalah utama
dalam keimanan dan keislaman, keimanan kepada tuhan itu lah yang akan
menjadi dasar orang dalam memeluk Agama.
Alam oleh Ibn Sina dikategorikan sebagai mumkīn al-wujūd, artinya wujud
potensial, yang memiliki kemungkinan untuk ada atau aktual. Sebagai wujud
potensial, alam tidak bisa mengaktualkan atau mewujudkan dirinya sendiri,
karena ia tidak memiliki prinsip aktualitas untuk mengaktualkan potensinya. Oleh
sebab itu, alam tidak mungkin ada (mewujud) apabila tidak ada yang
mengaktualkannya, karena hanya yang telah aktuallah yang bisa mewujudkan
segala yang potensial, ialah yang disebut dengan Tuhan.
Mengingat tuhan adalah zat yang mahatransenden dan gaib (gha ibul
ghuyub), maka manusia tidak mungkin sepenuhnya dapat mempersepsi
hakikatnya. Manusia hanya mampu merespon dan mempersepsi tajalliyat tuhan.
Dari interaksi antara tajalliyat tuhan dan respon manusia, lahirlah keyakinan
tentang tuhan. tajalliyat tuhan adalah manifestasi-manifestasi tuhan di alam
semesta yang merupakan bentuk pengikatan, pembatasan, dan transmutasi yang
dilakukan tuhan agar manusia dapat menangkap sinyal dan gelombang ketuhanan.
Dengan demikian, keyakinan adalah persepsi kognitif manusia terhadap
penampakan (tajalliyat) darinya. Dengan kata lain, meyakini atau memercayai
tuhan artinya pengikatan dan pembatasan terhadap wujud mutlak tuhan yang gaib
dan transenden yang dilakukan oleh subjek manusia melalui kreasi akalnya,
menjadi sebuah ide, gagasan, dan konsep tentang tuhan.
Tajalli Tuhan yang esa akan ditangkap oleh segala sesuatu (termasuk
manusia) secara berbeda-beda karena tingkat kesiapan hamba untuk
menangkapnya berbeda-beda. Kesiapan (isti’dad) mereka berbeda-beda karena
masing-masing memiliki keadaan dan sifat yang khas dan unik. Karena
penerimaan terhadap tajalli Tuhan berbeda-beda kualitasnya sesuai dengan
ukuran pengetahuan hamba, maka keyakinan dan keimanan pun berbeda satu
dengan yang lain.
Dapat Disimpulkan Spiritual adalah kepercayaan akan adanya kekuatan non fisik
yang lebih besar daripada kekuatan diri kita, suatu kesadaran yang
menghubungkan kita langsung kepada tuhan atau suatu unsur yang kita namakan
sebagai sumber keberbedaan kita.
1. https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/625444/mod_resource/content/1/Bab
%202%20Bagaimana%20Bertuhan.pdf