Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya khususnya bagi Kami yang telah menyelesaikan makalah.
Dalam menulis karya ilmiah ini, alhamdulillah Kami tidak mendapatkan kendala –
kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu Kami jika
seandainya dalam penulisan karya ilmiah ini terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan,
untuk itu kami dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga apa yang di harapkan kami
semua dapat di capai dengan sempurna. Amin.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Ilmu dakwah perspektif ontologis
Kesimpulan...................................................................................................................... 8
Saran ............................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk mengabdikan diri kepada-Nya, Allah
menyatakan dalam beberapa firmannya bahwa manusia dikirim ke bumi ini dengan tujuan
untuk menjadi khalifah-Nya, untuk mengemban amanat-Nya, dan untuk memenuhi janji
dengan-Nya. Maka haruslah ada aturan untuk mengabdikan diri. Tanpa aturan mustahil
pengabdian diri dapat dilaksanakan.
Dalam aturan ini haruslah datangnya dari Allah sendiri. Sebab manusia mustahil
manusia tidak akan dapat membuat aturan tersebut yang sesuai dengan keinginan Allah.
Karena manusia tidaklah mungkin dapat mengetahui apa yang diinginkan Allah. Jangankan
keinginan Allah, keinginan manusia yang lain saja tidak dapat diketahui oleh manusia.
Karena itulah Allah yang Maha Tahu mengirimkan aturan kepada manusia dalam bentuk
kitab suci dengan perantara rasul-Nya. Oleh karenanya, manusia harus beriman kepada
kitab suci dan juga kepada Rasul Allah. Maka dalam makalah ini akan mencoba
menyajikan dan menjelaskan beberapa hal yang berkaitan tentang ilmu dakwah perspektif
ontologis
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perspektif ontologis ?
2. Bagaimana ilmu dakwah perspektif ontologis ?
3. Bagaimana objek kajian ilmu dakwah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian perspektif ontologis
2. Dapat memahami tentang ilmu dakwah perspektif ontologis
3. Dapat mengetahui objek ilmu dakwah
BAB II
PEMBAHASAN
Ontologis menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental dan cara-cara yang
berbeda dalam mana entitas dari kategori-kategori logis yang berlainan (seperti objek-objek
tradisional, ontologi dianggap sebagai teori mengenai primsip-prinsip umum mengenai hal “ada”
, sedangkan dalam pemakaian nya pada akhir-akhir ini ontologi dipandang sebagai teori
mengenai “apa yang ada”. Ontologi berusaha mengungkap kan makna eksistensi , tidak termasuk
mengenai persoalan asal mula perkembangan dan struktur kosmos (atau alam semesta)
Filsafat dakwah menurut sistematika filsafat yang dibuat the liang gie termasuk dalam filsafat
khusus masalah ontologi dari filsafat dakwah berkaitan dengan pandangan tentang hakikat ilmu
atau pengetahuan ilmiah di sekitar persoalan dakwah. Dengan demikian , aspek ontology dalam
tulisan ini dibatasi maksud nya ada eksistensi dakwah apa yang nyata secara fundamental dalam
dakwah. 1
Sebelum mendiskusikan objek kajian ilmu dakwah, terlebih dahulu akan dikemukakan
pendapat al-faruqi tentang dakwah. Dalam salah satu karya nya, ismail al-faruqi mengemukakan,
dakwah berhubungan dengan islam. Islam menempatkan yang benar dan yang salah dengan
sangat jelas. Kebenaran menjadi nyata karna disisi lain nya kesalahan menjadi tampak nyata.
1
Bustanuddin Agus, Pengembangan ilmu-ilmu sosial, Studi Banding Antara Ilmiah dan Ajaran
Islam, (Jakarta: Gema Insani Press 1999), hlm 23.
Dakwah berpihak pada kebenaran yang dalam mencapai tujuan nya tidak lebih dari sekedar
menemumbuhkan pembenaran atas kebenaran yang timbul secara sadar sukarela tanpa paksaan.
Dakwah bukanlah suatu perkejaan magis, ilusi atau usaha menumbuhkan kesenangan
Sumber ajaran islam membuat pembedaan secara tegas antara kebenaran dan kesalahan, al-haq
dan al-bathil, antara ma’ruf dan mungkar dakwah islam memihak pada kebenaran,al-haq dan
ma’ruf karna kebenaran, al-haq dan ma’ruf lah yang sesuai dengan fitrah manusia dengan
demikian, ada hubungan antara islam, dakwah,fitrah manusia dan kebenaran maka dalam
dakwah tidak ada paksaan, tidak ada tipu muslihat, tidak ada pendangkalan fungsi akal, tidak ada
pengkaburan kesadaran dan penciptaan prokondisi negative lain yang akan mendorong pada
penerimaan dakwah secara paksa. Oleh karna itu, kita mungkin dapat dengan mudah memahami
pemikiran bahwa hakikat dakwah adalah mengajak manusia kembali kepada hakikat fitri yang
Merujuk pada pengertian dakwah itu, dapat dibangun beberapa hubungan, yaitu variable iman
dan amal saleh di satu pihak dan hubungan Khairu al-bariah dan khairu al-ummah dipihak lain.
tujuan akhir dakwah islam adalah terwujud nya khairu al-ummah, yang basis nya didukung
oleh muslim yang berkualitas khairu al-bariah (QS al-bayyinnah [98] :7-8).
Khairu al-bariah dapat terwujud, jika iman dapat ditransformasikan menjadi perilaku saleh
(amal saleh dalam semua segi kehidupan), nilai-nilai islam ditransfarmasikan menjadi realitas
2
Amrullah Achmad, “Dakwah Islam Sebagai Ilmu “, Makalah, hlm. 25-26.
Objek material ilmu dakwah, menurut penjelasan cik hasan bisri adalah unsur substantial ilmu
dakwah yang terdiri dari enam komponen , yaitu da’i mad’u , metode , materi , media , dan
dakwah. Sedangkan objek formal dakwah adalah sudut pandang tertentu yang dikaji dalam
disiplin utama ilmu dakwah. Objek formal ilmu dakwah itu berfungsi untuk mengembalikan
Perilaku keagamaan adalah ruang terjadinya persentuhan antara objek material ilmu dakwah
dengan ilmu – ilmu sosial. Sedangkan perilaku teknologis adalah ruang persentuhan objek
material ilmu dakwah dengan penerapan ilmu teknologi untuk kesejahteraan manusia. Bentu-
bentuk empiris dari apa yang menjadi objek formal kajian ilmu dakwah meliputi ajakan untuk
membela dan menerapkan kebenaran melalui media lisan, tulisan, perbuatan nyata.
B. Karakteristik manusia
Manusia adalah sesuatu yang nyata ada , oleh karena itu dapat di pahami adanya eksistensi
manusiawi disamping sisi organik dari segi materialnya. Maka, konsepsi tentang manusia dalam
filsafat merupakan suatu problem yang sangat rumit. Manusia dalam kenyataanya bukan sekedar
Sisi material manusia memiliki kualitas – kualitas seperti berat , masa, bentuk , dan volume.
Sisi material manusia ini tunduk kepada hokum-hukum fisika. 3 Eksistensitas itu disebut
eksistensi manusiawi, dalam arti cara berada yang khas dari manusia terdiri dari interaksi –
interaksi dari suatu kumpulan unsur-unsur. Ada empat filosof yaitu seni , kepercayaan , filsafat ,
dan ilmu.
3
Muhammad Baqir al-Shadr, Falsafatuna, terj. Mufid Bin Ali, (Bandung: Mijan, 1995).
Keempat unsur itu saling berinteraksi , antara unsur -unsur eksistensi manusiawi itu telah
melahirkan cara berada manusia yang unik. Jika interaksi itu terjadi secara stabil untuk rentan
waktu tertentu maka akan dapat di jelaskan suatu lapisan dari kompleksitas eksistensi
manusiawi. Teologi muncul pada diri manusia ketika ada hubungan antara unsur kepercayaan
dan filsafat. Hubunghan antara unsur ilmu dan seni akan mewujudkan teknologi . arsitektur,
perancangan industri.
Menurut al-quran , keberadaan alam semesta diciptakan oleh allah swt. Seperti dapat di pahami
1. Tidaklah kamu perhatikan bagaimana allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat
2. Dan alah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari
Dalam kaitan itu , allah swt. Selau menetapkan ketentuan -ketentuan bagi setiap
2. Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung -gunung dan
Ketentuan -ketentua allah swt. Untuk setiap ciptaanya itu dikenal sebagai istilah sunnahtullah,
yaitu suatu konsep yang di kembangkan aliran teologi mu’ tazila ketika menjelaskan kekuasaan
allah swt yang di batasi oleh kebebasan manusia. Ciptaan allah swt itu tidak terhitung jumlah dan
jenisnya. Namun terhadap ciptaan allah swt itu dapat di kelompokkan kedalam dua macam .
yaitu , ciptaan allah swt yang dapat di tangkap oleh indra dan instrumen yang di miliki manusia.
Ciptaan jenis ini dikenal dengan dunia empiris . dan lainnya adalah ciptaan allah swt . yang tidak
akan ditangkap oleh kemampuan manusia. Ciptaan jenis ini dikenal dengan dunia non empiris.
Manusia menduduki tempat amat khusus. Manusia adalah satu satu nya ciptaan allah swt. Yang
memiliki dua potensi sekaligus potensi untuk mengelola dan merusak alam semesta hal itu secara
normatif ditunjukkan oleh sejumlah ayat-ayat al-quran yang sebagian diantara nya memuji dan
Manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik baik nya (QS at-tin [95] :4). Disamping itu
Digambar kan pula dalam al-quran hal-hal negatif mengenai manusia, seperti ayat-ayat berikut :
1. Dan sesungguhnya kami telah mengulang-ulang bagi manusia dalam al-quran ini
2. Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagai mana ia mendoa untuk kebaikan. Dan
Manusia cenderung melakukan ketundukkan kepada allah swt. Secara sungguh sungguh ketika
tertimpa musibah dan sebaliknya dan ketika manusia mendapat kenikmatan atau anugrah,
D. Pengertian Islam
Secara harfiyah, islam bentuk lain dari terma asmala merujuk pada sebuah ayat berikut, berarti
"menyerahkan jiwa/ diri kepada... " Yakni QS al-baqarah 2:112 yang artinya :
4
Fuad Amsyari, Islam Kaffah, Tantangan Sosial dan Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta: Gema
Insani Press, 1995), hlm. 57-59.
(Tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat
kebajikan, maka baginya pahala disisi Tuhan nya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka
Atau berarti "menaati dengan tulus hati/mengikhlaskan kepada kebenaran" Sesuai dengan QS
Al-Jinn yang berarti: "Dan sesungguhnya diantar kami ada orang orang yang taat dan ada (pula)
orang orang yang menyimpang dari kebenaran. Barang siapa yang taat. Maka mereka itu benar-
Dengan memerhatikan beberapa makna nya itu, maka dapat di kemukakan bahwa,
Islam menuntut penyerahan diri kepada Allah SWT. Dengan menyerah diri kepada Allah,
seseorang akan mampu mengembangkan seluruh kepribadian nya secara menyeluruh dan oleh
Pengertian islam tersebut dapat di pikiran kan sebagai pemaknaan islam sebagai sikap
jiwa. Di samping itu, islam juga merupakan nama dari suata agama, sebagai mana tersirat dalam
ayat ayat berikut: "Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah agama Islam.
"(QS Ali-imran 3:19) "Pada hari ini telah kesempurnaankan untuk kamu agamaMu, dan telah
kucukupkan kepadamu nikmatku, dan telah ku ridhai islam itu jadi agamamu bagimu (QS Al-
maidah 5:3)
Pada umumnya islam dimengerti hanya sebagai nama dari sebuah agama, yaitu agama yang
telah " Terorganisasikan", agama formal, agama mapan. Sebagai nama agama, islam
menunjukkan kepada ajaran yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW. Untuk membimbing umat
manusia, bukan cuma untuk umat tertentu. Hal ini dikarenakan nabi Muhammad SAW adalah
utusan Allah yang paling akhir, yang setelah kewafatannya, Tuhan tidak pernah mengutus siapa
pun untuk membawa risalah-nya. Kecuali penerus risalah nabi Muhammad SAW. Sebelum
menjadi nama untuk keyakinan dan ajaran yang dibawa nabi Muhammad Saw, islam diyakini
oleh umat islam sebagai keyakinan dan ajaran yang dibawa oleh nabi Ibrahim a.s. Nabi
Muhammad SAW. Diyakini tidak membawa agama baru, karena pada dasar nya agama Islam
yang dibawanya adalah juga ajaran yang diwahyukan Allah SWT, kepada nabi Ibrahim a.s. dan
juga kepada nabi sebelum nya. Ajaran yang dibawa nabi Ibrahim a.s pada mulanya hanya suatu
keyakinan yang memenuhi dan mengisi sebagian dari unsur esensial yang utama dari eksistensi
manusiawi. Hal itu ditandai dengan sikap nabi Ibrahim a.s yang hanif, yaitu sifat tulus dan sikap
selalu cenderung pada kebenaran. Dalam Al-quran tergambar bahwa nabi Ibrahim a.s adalah
seorang yang lurus pemikiran dan seluruh hidupnya, yang disucikan dan terpilih. Ketika Alquran
menyebutkan "agama Ibrahim" Maka kurang lebih maksudnya adalah agama yang mengajarkan
"tunduk secara tulus dan lurus kepada Allah Swt, penguasa alam semesta.5
Sebagaimana dapat dipahami dari ayat berikut: Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu
kepada anak anak nya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata) "Hai anak anakku
sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu maka janganlah kamu mati kecuali dalam
Agama Ibrahim yang tanpa nama itu memiliki nilai penting untuk tiga agama besar: Yahudi,
Kristen dan Islam. Islam terbagi dua yaitu: islam predikatif dan islam esensial. Keduanya secara
analisis dapat dibedakan tetapi. Dikalangan pengkaji islam, pada umumnya ada dua
kecenderungan yang berbeda. Umat islam cenderung mengkaji islam dalam pengertian yang
ideal, islam konsep atau islam interpretasi. Sementara kalangan lain yang kebetulan bukan
5
M. Dawam Rahardjo, “Ensiklopedia Al-quran: Ibrahim”. Dalam Ulumul Quran ,Nomor 4, vol
IV Th 1993,hlm. 57.
pengikut Nabi Muhammad SAW.6 Cenderung mengkaji islam sebagai mana tampil dalam
Nubuwwah atau Risalah adalah konsep sebagai hasil pemikiran yang berusaha memahami
kemungkinan adanya kontak antara yang supranatural dan natural. Filsafat kenabian dianggap
sebagai produk pemikiran spesifik dan orisinal dari filosof muslim. Filsafat kenabian tidak
dijumpai dalam khazanah pemikiran Filsafat Yunani. Dalam konteks pembahasan ini, kontak
antara supranatural dan natural menunjukkan pada kemungkinan dan ke tak mustahil adanya
petunjuk Allah SWT. Manusia amat membutuhkan bimbang Allah SWT dalam bentuk agama,
dengan penjelasan misalnya sebagai berikut bahwa sebagian dari unsur eksistensi manusiawi
adalah kepercayaan. Kepercayaan adalah pembeda yang khas antara manusia dan makhluk hidup
Dalam penyataan, memang ditemukan pada diri manusia untuk beragama. Potensi beragama
ditemukan ada pada diri manusia dalam pengertian bahwa secara eksistensial memiliki sifat sifat
yang dapat mendorong. Ketidak sanggupan dalam mengendalikan diri, dan keterbatasan nya
dalam memahami hal hal ghoib (misalnya sifat dasarnya cenderung mengingkari adanya hari
kiamat. Telah mendorong manusia terlalu spekulatif dalam memahami yang supranatural natural
Tantangan yang dihadapi manusia juga termasuk faktor pendorong manusia memerlukan
agama, baik tantangan dari luar maupun dari dalam. Tantangan manusia dari dalam misalnya
pada situasi konflik yang ditimbulkan oleh tarik menarik antar sifat sifat positif. Tantangan dari
6
Roger Graudy, Janji – janji islam, terj H.M. Rasyidi, ( Jakarta: Bulan Bintang 1982), hlm 167.
luar misalnya berupa tipu daya orang orang kafir atau rekayasa negatif yang dilakukan oleh
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Ontologis menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental dan cara-cara
yang berbeda dalam mana entitas dari kategori-kategori logis yang berlainan (seperti
Sumber ajaran islam membuat pembedaan secara tegas antara kebenaran dan kesalahan,
al-haq dan al-bathil, antara ma’ruf dan mungkar dakwah islam memihak pada
kebenaran,al-haq dan ma’ruf karna kebenaran, al-haq dan ma’ruf lah yang sesuai dengan
fitrah manusia dengan demikian, ada hubungan antara islam, dakwah,fitrah manusia dan
kebenaran maka dalam dakwah tidak ada paksaan, tidak ada tipu muslihat, tidak ada
pendangkalan fungsi akal, tidak ada pengkaburan kesadaran dan penciptaan prokondisi
negative lain yang akan mendorong pada penerimaan dakwah secara paksa.
Ketentuan -ketentua allah swt. Untuk setiap ciptaanya itu dikenal sebagai istilah
sunnahtullah, yaitu suatu konsep yang di kembangkan aliran teologi mu’ tazila ketika
2. SARAN
Penulis menyadari bahwa dalam perbuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan ataupun kesalahan , baik dari penyajian materi maupun penulisan makalah .
Fuad Amsyari, Islam Kaffah, Tantangan Sosial dan Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta: Gema
Insani Press, 1995)
Roger Graudy, Janji – janji islam, terj H.M. Rasyidi, ( Jakarta: Bulan Bintang 1982)
Bustanuddin Agus, Pengembangan ilmu-ilmu sosial, Studi Banding Antara Ilmiah dan Ajaran
Muhammad Baqir al-Shadr, Falsafatuna, terj. Mufid Bin Ali, (Bandung: Mijan, 1995).