FILSAFAT ISLAM
Dosen Pembimbing:
Disusun oleh:
Bismillah hirrahmanirrahim....
Syukur alhamdulillah, segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang
telah mensyariatkan hukum islam kepada para umat manusia. Shalawat serta salam,
semoga tetap tercurahkan kepada Uswatun Hasanah baginda Muhammad SAW.
Yang merupakan sebagai pembawa syariat islam, untuk diimani, dipelajari,
dipahami, dan dihayati, serta diamalkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari
sebagai hamba Allah SWT.
Berkat rahmat, hidayah, serta inayah Allah Swt. Yang telah memberikan
anugerah, kesempatan dan pemikiran kepada kami, sehingga dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah dengan Matakuliah filsafat islam tentang: ” kosmologi
islam”.
Dalam hal ini, kami menyadari ketidak sempurnaan Makalah ini, baik dalam
bentuk empiris maupun teoritisinya, oleh sebab itu, saya mengharapkan ada kritik
dan saran dari pembaca demi perbaikkan makalah ini. Selanjutnya, kami terima
dengan senang hati. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua
dalam upaya pembangunan ilmu pendidikan dan menumbuhkan karakteristik
khususnya bagi generasi muda, agar kelak menjadi generasi yang beriman,
bertakwa berilmu, dan berkarakter yang baik, dan memberikan manfaat bagi
agama, masyarakat, bangsa dan Negara. Aamiin.............
Penyusun
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tidak ada cabang dari sains yang memiliki hubungan secara langsung
dengan kepercayaan agama selain kosmologi—ilmu yang berhubungan dengan
asal-usul dan pengembangan alam semesta. Namun, adanya hubungan langsung
itu sendiri masih membingungkan. Apa yang dimaksud dengan kosmologi pada
saat ini seluruhnya berbeda dengan yang dimaksud pada abad kedelapan.
1
eksperimental telah ditemukan yang menjadi fondasi langsung pada pertanyaan
tentang asal-usul kosmos, utamanya secara teoritis.\
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kosmologi?
2. Apa hakikat alam semesta?
3. Bagaimana dengan penciptaan alam?
4. Apa yang dimaksud dengan mekanisme alam?
5. Apa hakikat dari ruang?
6. Apa hakikat dari waktu?
7. Apa hakikat dari gerakan?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian kosmologi
2. Mengetahui dan memahami hakikat alam semesta
3. Mengetahui dan memahami penciptaan alam
4. Mengetahui dan memahami mekanisme alam
5. Mengetahui dan memahami hakikat ruang
6. Mengetahui dan memahami hakikat waktu
7. Mengetahui dan memahami hakikat gerakan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dunia konsep pada dasarnya adalah dunia ide, yang bagi plato adalah
kenyataan yang sesungguhnya. Sedangkan satuan kenyataan yang dilihat,
ditangkap, dan ditimbang adalah kenyataan yang semu saja karena turunan dan
tiruan dari dunia ide. Karena itulah maka manusia dapat mengenalinya, karena ia
diingatkan oleh kenyataan pada dunia idenya. Tanpa adanya kenyataan dalam
dunia ide sebelumnya, manusia tidak dapat mengenalinya, dan karenanya
3
dianggap tidak ada. Sebaliknya bagi aristoteles, kenyataan sesungguhnya adalah
satuan-satuan empirik yang dapat dilihat, ditangkap, dan ditimbang, yaitu
kenyataan bentuk. Sedangkan kenyataan yang lainnya adalah kenyataan benda.
Hakikat kenyataan tidak ada pada bendanya tetapi pada bentuknya, yang sudah
ada terlebih dahulu pada konsep bentuk, adanya satuan kenyataan-kenyataan
bentuk itulah yang memberikan makna dalam kehidupan di sekitarnya, seperti
batu sebagai benda tidak ada artinya bagi manusia, kecuali setelah ia menjadi
bangunan atau alat para demonstran untuk melawan dan melempari polisi huru-
hara.
Dalam tahap ini, sesungguhnya ada dua kenyataan; yang pertama adalah
kenyataan yang besar, keseluruhan yang abstrak, metafisik, gaib, yang hanya
dimengerti melalui konsep dan kedua adalah kenyataan kecil, satuan empirik yang
dilihat, ditangkap dan ditimbng oleh peralatan indera fisik.
Dalam konsep fisafat islam, alam semesta adalah wujud atau ekstensi
tuhan dalam kehidupan ini. ia mencerminkan tanda-tanda kebesaran tuhan
ataupun ayat ayat-Nya. Alam semesta tidak bisa dilihat dengan mata kepala
4
manusia, karena penglihatan manuasia sangat terbatas, meskipun menggunakan
remote sensing sekalipun. Alam semesta tidak bisa ditimbang, karena tidak ada
timbangan yang memuatnya. Alam semesta tidak bisa ditangkap, karena tangan
manusia hanya sebagiannya, apalagi menangkap alam semesta, dimana manusia
sebagai keseluruhan alam besar, hanya bagian saja dari alam semesta.
Alam sebagai ekstetensi tuhan tidak terbatas, yang terbatas adalah wujud-
wujud keseluruhan sejenis dari bagian alam langit, bumi, samudra dan gunung
serta manusia. Oleh karena itu wujud-wujud keseluruhan sejenis ini akan rusak,
bersifat sementara, berubah bahkan mati. Alam semesta sebagai ekstensi tuhan
hanya bisa dipahami melalui kemampuan intelek dalam dimensi spiritualisasinya,
yang dapat memahami tanda-tanda tuhan atau ayat-ayat tuhan yang terkandung
atau tersembunyi dalam semua wujud keseluruhan sejenis, yaitu langit, bumi, air,
udara, bahkan yang tersirat dalam firman-firman-Nya yang tertulis dalam kitab-
kitab suci.
5
sendiri. Bagaimana tuhan itu maha kuasa terikat dan tergantung pada hukum-
hukum penciptaan. Sementara pendapat lain menyatakan bahwa ciptaan itu tidak
terikat pada hukum-hukum penciptaan. Dengan kata lain alam semesta tidak
diciptakan kejadiannya dimungkinkan melalui proses emanasi atau al-fadl atau
pancaran.
1. Tuhan
2. Ekstensi Tuhan, pencipta pertama: Alam Semesta
3. Alam Besar: kumpulan jenis: Air, udara, bumi, langit, manusia
6
4. Alam Kecil: satuan jenis: si Fulan, Udara panas, bumi tandus:satu-satunya
5. Eksistensi manusia,pencipta kedua: alam kreatif spiritualitas Nafs
6. Alam budaya besar: kumpulan jenis kebudayaan: ilmu, kesenian, teknologi
7. Alam budaya kecil: matematika, wayang kulit, komputer: satu-satunya
ۡ الَّذ
َ َِّى َخلَقَ ف
س ّٰوى
Sedangkan bentuk tertinggi adalah satuan alam kecil yang bersifat keduniaan
yaitu produk budaya yang sifatnya jangka pendek, berubah, sangat terbtas, bahkan
seringkali menyesatkan. Pada umumnya berkaitan dengan alam budaya besar dan
alam budaya kecil, seperti ladan pertanian atau agrobisnis, kekayaan, perhiasaan
dan bentuk-bentuk kesenangan semu lainnya. Al-Qur’an srah al- Hadid (57:20)
mengatakan:
ا ْعلَ ُموا أَنَّ َما ْال َحيَاة ُ الدُّ ْنيَا لَعِّبٌ َولَ ْه ٌو َو ِّزينَةٌ َوتَفَا ُخ ٌر بَ ْينَ ُك ْم َوت َ َكاث ُ ٌر فِّي ْاْل َ ْم َوا ِّل َو ْاْل َ ْو َۡل ِّد ۖ َك َمث َ ِّل
ٌشدِّيد َ ٌعذَاب َ ِّطا ًما ۖ َوفِّي ْاْل ِّخ َرة َ ون ُح ُ صفَ ًّرا ث ُ َّم يَ ُك َ َّب ْال ُكف
ْ ار نَبَاتُهُ ث ُ َّم يَ ِّهي ُج فَت ََراهُ ُم َ غيْث أ َ ْع َج َ
ِّ ع ْالغُ ُر
ور ُ ان ۖ َو َما ْال َحيَاة ُ الدُّ ْنيَا إِّ َّۡل َمت َا َّ ََو َم ْغ ِّف َرة ٌ ِّمن
ٌ ّللاِّ َو ِّرض َْو
Artinya:
7
Dalam kosep filsafat islam, sesungguhnya dalam kehidupan ini hanya ada
dua pencipta, sebagai aktualisasi nafs keakuan, yaitu penciptaan mutlak,
penciptaan pertama yang tak terbatas dan penciptaan relatif dan juga penciptaan
kedua yang terbatas. Penciptaan mutlak sebagai ekstensi nafs, keakuan mutlak,
dan penciptaan relatif sebagai eksistensi nafs, keakuan mutlak, dan pencipta relatif
sebagai eksistensi nafs tuhan dan eksistensi nafs manusia.
Oleh karena itu, proses penciptaan pada hakikatnya hanya terjadi pada
alam hierarkis 3 samapi ke-6, di mana pada alam hierarkis 3 diciptakan oleh tuhan
sendiri, sedangkan alam hierarkis 4 tercipta oleh mekanisme hukum alam besar,
hierarkis 6 dan 7 ditentukan oleh kapasitas konseptual manusia. Proses-proses
penciptaan tersebut diatas, terikat oleh hukum-hukum penciptaan yang
mensyaratkan adanya beberapa faktor, yaitu pencipta, bahan waktu, model,
metode, proses, dan tujuan.
Mengenai penciptaan keseluruhan sejenis, yaitu langit dan bumi serta apa
yang ada diantara keduanya, al-Qur’an surat as-Sajadah (32:4) mengatakan:
Artinya:
Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada
8
bagi kamu selain dari pada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang
pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran ?
Jika langit dan bumi serta apa yang ada diantara keduanya diciptakan
tuhan dalam enam hari, maka untuk bumi saja diciptakan dalam dua hari, al-
qur’an surat Fushilat (41:9) mengatakan:
َض فِّي يَ ْو َمي ِّْن َوتَجْ عَلُونَ لَهُ أ َ ْندَادًا ۖ ٰذَلِّكَ َربُّ ْالعَالَ ِّمين
َ قُ ْل أَئِّنَّ ُك ْم لَت َ ْكفُ ُرونَ بِّالَّذِّي َخلَقَ ْاْل َ ْر
Artinya:
Demikian juga untuk langit yang berjumlah tujuh tingkat diciptakan oleh allah
tuhan dalam dua hari, seperti yang ditegaskan oleh al-Qur’an surah Fushilat
(41:12) yang mengatakan:
فقضاهن سبع سماوات في يومين وأوحى في كل سماء أمرها وزينا السماء الدنيا بمصابيح
وحفظا ذلك تقدير العزيز العليم
Artinya:
Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada
Setiap-Setiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-
bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan senang-senang.
Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Akan tetapi hari (yaum) yang dipakai untuk penciptaan langit dan itu tidak 24
jam, dan ukurannya seribu tahun menurut perhitungan tahun manusia. Al-Qur’an
surat as-Sajadah (32;5) mengatakan:
Artinya:
Dia bertanggung jawab dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik ke-Nya
dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.
9
Adapun mengenai bahan yang dipakai dalam menciptakan langit, dimungkinkan
dari asap, seperti dijelaskan al-Qur’an surat fushilat (41:11):
Artinya:
Kemudian Dia menuju ke langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia
berkata tentang dan di bumi: "Datanglah kamu sesuai dengan permintaan-Ku
dengan suka hati atau gunakan". Ketika menjawab: "Kami datang dengan suka
hati"
Adapun tentang kehidupan atau daya hidup itu diciptakan tuhan dari air
tumbuhan, binatang dan manusia mendapatkan kehidupan untuk tumbuh dan
berkembang biak. Al-Qur’an surah al-Anbiya’ (21:30) mengatakan:
ِّ ض َكانَت َا َرتْقًا فَفَت َ ْقنَا ُه َما ۖ َو َجعَ ْلنَا ِّمنَ ْال َم
ْ اء ُك َّل ش
َيء َ ت َو ْاْل َ ْر َّ أ َ َولَ ْم يَ َر الَّذِّينَ َكفَ ُروا أ َ َّن ال
ِّ س َم َاوا
ََحي ۖ أَفَ َل يُؤْ ِّمنُون
Artinya:
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman?
Penciptaan semua yang ada itu dilakukan dengan ukuran. Ukuran itu
adalah batas-batas yang terdapat didalamnya yang membuatnya tidak bisa keluar
dari batas-batas yang sudah ditentukan oleh penciptanya. Seperti yang dijelaskan
oleh al-Qur’an surat al-Qamar (54:49):
10
Dalam penciptaan alam hierarki 3 dan 4 itu di dalamnya ada mekanisme kontrol
yang bekerja secara otomatis untuk memelihara, memperbaiki, dan memperbarui
keadaan interbalnya. Seperti yang dijelaskan al-Qur’an surah al-A’raf (7:54):
علَى ْال َع ْر ِّش يُ ْغشِّي اللَّ ْي َل َ ض ِّفي ِّست َّ ِّة أَيَّام ث ُ َّم ا ْست ََو ٰى
َ ت َو ْاْل َ ْر
ِّ س َم َاوا َّ ّللاُ الَّذِّي َخ َلقَ ال
َّ إ ِّۖ َّن َربَّ ُك ُم
َارك َ َس َّخ َرات بِّأ َ ْم ِّر ِّه ۖ أ َ َۡل لَهُ ْالخ َْل ُق َو ْاْل َ ْم ُر ۖ تَب َ س َو ْالقَ َم َر َوالنُّ ُج
َ وم ُم َ ش ْم ْ َار ي
َّ طلُبُهُ َحثِّيثًا َوال َ النَّ َه
َّللاُ َربُّ ْالعَالَ ِّمين
َّ
Artinya:
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam
kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula)
matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-
Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci
Allah, Tuhan semesta alam.
Semua penciptaan langit, bumi dan seisinya tidak main-main, dan semuanya
diciptakan dengan kebenaran seperti yang ditegaskan al-Qur’an surah ad-Dukhaan
(43:38-39):
ِّ ) َما َخلَ ْقنَا ُه َما ِّإۡل بِّ ْال َح38( َض َو َما بَ ْينَ ُه َما ۡل ِّع ِّبين
ق َولَ ِّك َّن أ َ ْكث َ َر ُه ْم ۡل َ اْلر
ْ ت َو
ِّ س َم َواَّ َو َما َخلَ ْقنَا ال
َ( َي ْع َل ُمون39)
Artinya:
Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya
dengan bermain-main: Dan Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan
hak, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
11
kehidupannya. Jika dalam alam 3 dan 4 di dalamnya tidak ada mekanisme yang
bekerja secara otomatis, sepenuhnya bergantung dan tergantung manusia.
D. Mekanisme Alam
Ayat 3
علَى ْٱلعَ ْر ِّش ۖ يُدَبِّ ُر ْٱْل َ ْم َر َ ض فِّى ِّست َّ ِّة أَيَّام ث ُ َّم ٱ ْست ََو ٰى
َ ت َو ْٱْل َ ْر ِّ س ٰ َم ٰ َوَّ ٱَّللُ ٱلَّذِّى َخلَقَ ٱل
َّ إِّ َّن َربَّ ُك ُم
َٱَّللُ َربُّ ُك ْم فَٱ ْعبُدُوهُ ۖ أَفَ َل تَذَ َّك ُرونَّ ش ِّفيع إِّ َّۡل ِّمنۖ بَ ْع ِّد إِّ ْذنِّ ِّهۦ ۖ ٰذَ ِّل ُك ُم
َ ۖ َما ِّمن
Artinya:
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala
urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-
Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia.
Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?
Ayat 4
ۖى ٱلَّذِّينَ َءا َمنُوا َ ٱَّللِّ َحقًّا ۖ ِّإنَّهۥُ يَ ْبدَؤُاۖ ْٱلخ َْلقَ ث ُ َّم يُ ِّعيدُهۥُ ِّليَجْ ِّز
َّ َِّإلَ ْي ِّه َم ْر ِّجعُ ُك ْم َج ِّميعًا ۖ َو ْعد
ۖعذَابٌ أ َ ِّلي ٌمۖ بِّ َما َكانُوا
َ ْط ۖ َوٱلَّذِّينَ َكفَ ُرواۖ لَ ُه ْم ش ََرابٌ ِّم ْن َح ِّميم َو ِّ ت ِّبٱ ْل ِّقس َّ ٰ ع ِّملُواۖ ٱل
ِّ ص ِّل ٰ َح َ َو
َيَ ْكفُ ُرون
Artinya:
Hanya kepada-Nya-lah kamu semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar
daripada Allah, sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya
kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit), agar
Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang
12
mengerjakan amal saleh dengan adil. Dan untuk orang-orang kafir disediakan
minuman air yang panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka.
Ayat 5
علَقَة ث ُ َّم ْ ُّث فَإِّنَّا َخلَ ْق ٰنَ ُكم ِّمن ت ُ َراب ث ُ َّم ِّمن ن
َ طفَة ث ُ َّم ِّم ْن ِّ اس إِّن ُكنت ُ ْم فِّى َريْب ِّمنَ ْٱلبَ ْع ُ َّيۖأَيُّ َها ٱلن
َٰ
س ًّمى ث ُ َّم َ غي ِّْر ُمخَلَّقَة ِّلنُبَيِّنَ لَ ُك ْم ۖ َونُ ِّق ُّر فِّى ْٱْل َ ْر َح ِّام َما نَشَاۖ ُء إِّلَ ٰىۖ أ َ َجل ُّم
َ ضغَة ُّمخَلَّقَة َوْ ِّمن ُّم
شدَّ ُك ْم ۖ َو ِّمن ُكم َّمن يُت ََوفَّ ٰى َو ِّمن ُكم َّمن ي َُردُّ إِّلَ ٰىۖ أ َ ْرذَ ِّل ْٱلعُ ُم ِّر
ُ َ نُ ْخ ِّر ُج ُك ْم ِّط ْف ًل ث ُ َّم ِّلت َ ْبلُغُوۖاۖ أ
تْ علَ ْي َها ْٱل َماۖ َء ٱ ْهت ََّز
َ َامدَة ً فَإِّذَاۖ أَنزَ ْلنَا ِّ ض ه َ شيْـًٔا ۖ َوت ََرى ْٱْل َ ْر َ ِّل َكي َْل يَ ْعلَ َم ِّمنۖ بَ ْع ِّد ِّع ْلم
ْ ت َوأَنۖبَت
َت ِّمن ُك ِّل زَ ْوجۖ بَ ِّهيج ْ ََو َرب
Artinya:
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
(ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian
dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging
yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada
kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu
yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian
(dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara
kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan
umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang
dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila
telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan
menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
13
Ayat 6
ْ علَ ٰى ُك ِّل ش
ٌ َىء قَد
ِّير َّ ٰذَلِّكَ ِّبأ َ َّن
َ ُٱَّللَ ُه َو ْٱل َح ُّق َوأَنَّهۥُ يُحْ ِّى ْٱل َم ْوت َٰى َوأَنَّۥه
Artinya:
Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan
sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Oleh karena itu, dalam proses penciptaan alam 6 dan 7 sebagai tiruan dan
turunan dari lam 3 dan 4, mausia harus menghindarkan diri serta menjauhkan diri
dari tindakan yang dapat melahirkan terjadinya proses pengerusakan alam 3 dan 4.
Karena tindakan demikian dianggap sebuah pelanggaran hukum-hukum
kebenaran, dan agama memandangnya sebagai kezaliman. Al-Qur’an surat at-
Thalaq (65:1) mengatakan:
Artinya:
14
kepada adam ketika akan diangkat sebagai khalifah fil ardli tentang nama-nama
benda, pengetahuan yang bersifat kekuasaan. Karena dengan menguasai
pengetahuan konseptual, manusia menegaskan kekuasaannya di muka bumi. Al-
Qur’an surat ar-Rahman (55:33) mengatakan:
Artinya:
Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru
langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan
kekuatan.
E. Ruang
Ruang yang tak terbatas ada karena adanya ruang yang terbatas, karena
ruang yang terbatas itu sesungguhnya memerlukan ruang yang memungkinkan
ruang terbatas itu ada. Ruang tak terbatas harus ada sebagai tempat kembalinya
dari semua yang ada, karena jika ruang tak terbatas itu tidak ada, lantas kemana
kembalinya ruang yang terbatas. Oleh karena itulah, maka tuhan sendiri
menegaskan sirinya sebagai al-Muhith, yaitu yang meliputi segala sesuatu. Al-
Qur’an surat Fushilat (41:53-54) mengatakan:
15
Ayat 53
علَ ٰى ِّ ق َوفِّىۖ أَنفُ ِّس ِّه ْم َحت َّ ٰى يَتَبَيَّنَ لَ ُه ْم أَنَّهُ ْٱل َح ُّق ۖ أ َ َولَ ْم يَ ْك
َ ُف ِّب َر ِّبكَ أَنَّهۥ ْ سنُ ِّري ِّه ْم َءا ٰيَتِّنَا فِّى
ِّ ٱل َءافَا َ
ٌش ِّهيدَ َىء ْ ُك ِّل ش
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di
segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka
bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu
menjadi saksi atas segala sesuatu?
Ayat 54
ْ أ َ َۡلۖ ِّإنَّ ُه ْم فِّى ِّم ْريَة ِّمن ِّلقَاۖ ِّء َر ِّب ِّه ْم ۖ أ َ َۡلۖ ِّإنَّهۥُ ِّب ُك ِّل ش
ٌ َىء ُّم ِّحي
ۖط
F. Waktu
Sesungguhnya waktu adalah ukuran gerak, karena waktu yang akan dan
yang dapat mengukur adanya gerakan itu berlangsung. Jadi yang diukur adalah
kelangsungan suatu gerakan, bukan ukuran bendanya, tetapi gerakannya.
Sedangkan ukuran bendanya adalah ruang, sehingga ruang dan waktu pada
dasarnya menjadi sebuah keniscayaan bagi suatu yang ada dan yang diciptakan,
semuanya berada dalam waktu.
Dalam konsep waktu, sesungguhnya ada waktu yang tak terbatas dan
waktu yang terbatas. Adanya waktu yang terbatas mengharuskan adanya waktu
yang tak terbatas, sebagai pedoman bagi waktu-waktu yang terbatas itu ada untuk
mengukur adanya perubahan dan gerak keabadian. Ukuran gerak benda-benda
sudah jelas ukurannya, yaitu tentukan oleh perhitungan pergantian siang dan
malam. Al-Qur’an surat Yunus (10:5) mengatakan:
اب ۖ َما
َ سَ السنِّينَ َو ْال ِّح َ َاز َل ِّلت َ ْعلَ ُموا
ِّ َعدَد ِّ ورا َوقَد ََّرهُ َمن ً ُضيَا ًء َو ْالقَ َم َر نِّ س َ ش ْم َّ ُه َو الَّ ِّذي َجعَ َل ال
ٰ َّ ََخلَق
َت ِّلقَ ْوم يَ ْعلَ ُمونِّ ص ُل ْاْليَا ِّ َق ۖ يُفِّ ّللاُ ذَلِّكَ إِّ َّۡل بِّ ْال َح
Artinya:
16
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-
Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu
mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan
yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.
ۖ ض يَ ْومَ سا َءلُوا بَ ْينَ ُه ْم ۖ قَا َل قَائِّ ٌل ِّم ْن ُه ْم َك ْم لَبِّثْت ُ ْم ۖ قَالُوا لَبِّثْنَا يَ ْو ًما أ َ ْو بَ ْع َ َ َو َك ٰذَلِّكَ بَعَثْنَا ُه ْم ِّليَت
ُ قَالُوا َربُّ ُك ْم أ َ ْعلَ ُم بِّ َما لَبِّثْت ُ ْم فَا ْبعَثُوا أ َ َحدَ ُك ْم بِّ َو ِّرقِّ ُك ْم ٰ َه ِّذ ِّه إِّلَى ْال َمدِّينَ ِّة فَ ْليَ ْن
َ ظ ْر أَيُّ َها أ َ ْز َك ٰى
طعَا ًما
ف َو َۡل يُ ْش ِّع َر َّن بِّ ُك ْم أ َ َحدًا َّ َفَ ْليَأْتِّ ُك ْم بِّ ِّر ْزق ِّم ْنهُ َو ْليَتَل
ْ ط
Artinya:
Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara
mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sudah berapa lamakah
kamu berada (disini?)". Mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau
setengah hari". Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa
lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk
pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat
manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu
untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali
menceritakan halmu kepada seorangpun.
G. Gerakan
17
Gerak atau gerakan adalah ukuran kehidupan. Karena itu, sesuatu yang
bergerak dapat disebut sesuatu yang hidup. Tanpa ada gerakan tidak ada
kehidupan. Dalam kaitan ini, maka benda-benda mati yang bergerak disebut
hidup, seperti mesin yang bergerak dan menggerakkan disebut mesinnya hidup.
Bahkan lukisan bisa disebut lukisan hidup karena indahnya dapat menggetarkan
dan menggerakkan perasaan dan hati manusia menjadi lebih peka memahami
realitas keindahan
Sifat gerak kehidupan itu mencair dan mengalir. Mencair dalam pengertian
selalu mencari bentuk-bentuk sintetik, sedangkan mengalir adalah pergerakan
kehidupan yang menuju ke asal-usulnya. Oleh karena itu, al-Qur’an menegaskan
bahwa kehidupan dijadikan bermula dari air, bumi yang kering karena turun hujan
menjadi subur dengan tumbuhnya berbagai tanaman. Dengan air, semua makhluk
hidup di dunia ini tergantung kepadanya, bahkan manusia dan hewan juga
dijadikan dari sperma. Al-Qur’an surah al-Anbiya’ (21:30) mengatakan:
Artinya:
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman?
Artinya :
18
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat
kepada orang-orang yang berbuat baik.
Artinya :
Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum
kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan
mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di
daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-
buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-
mudahan kamu mengambil pelajaran.
BAB III
PENUTUP
19
A. Kesimpulan
Dalam konsep fisafat islam, alam semesta adalah wujud atau ekstensi
tuhan dalam kehidupan ini. ia mencerminkan tanda-tanda kebesaran tuhan
ataupun ayat ayat-Nya. Alam semesta tidak bisa dilihat dengan mata kepala
manusia, karena penglihatan manuasia sangat terbatas, meskipun menggunakan
remote sensing sekalipun. Didalam penciptaan alam yakni dimana proses
penciptaan pada hakikatnya hanya terjadi pada alam hierarkis 3 samapi ke-6, di
mana pada alam hierarkis 3 diciptakan oleh tuhan sendiri, sedangkan alam
hierarkis 4 tercipta oleh mekanisme hukum alam besar, hierarkis 6 dan 7
ditentukan oleh kapasitas konseptual manusia, mengenai penciptaan ini, filsafat
islam meletakkan arti pentingnya kedudukan manusia sebagai khalifah, yaitu
sebagai kedudukan yang mulia dengan tugas untuk meneruskan penciptaan. Selain
itu juga sebagai proses meneruskan tugas penciptaan itu hanya dimungkinkan oleh
penguasaan manusia terhadap pengetahuan konseptualnya.
B. Saran
20
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, maka dari itu penulis berharap kritik yang membangun
untuk penyempurnaan penulisan di masa mendatang.
21
DAFTAR PUSTAKA
22