Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“KONSEP ALAM SEMESTA”

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama
Islam yang diampu oleh Bapak Drs. H. Aep Suwaepi, M.Ag

DISUSUN OLEH :

Shifa Fauziah (21001066)


Erlan Satria Airlangga (21001067)
Salma Aulia Adisti (21001068)
Kamila Syifa Amalia (21001069)
Ripan Gunadi (21001070)

AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA


KESEHATAN BANDUNG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Makalah tentang Konsep Alam Semesta” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Drs. H. Aep Suwaepi, M.Ag pada bidang studi Pendidikan Agama
Islam . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Kosep “Alam Semesta “bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Aep Suwaepi, M.Ag,
selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang di tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................i


DARTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
2.1 Pengertian alam semesta .............................................................................. 3
2.2 Sifat Alam Semesta ........................................................................................ 7
2.3 Proses Penciptaan Alam Semesta ................................................................. 8
2.4 Tujuan Alam Semesta ................................................................................... 12
2.5 Hubungan Antara MAnusia dengan Alam Semesta .................................. 16
BAB III SIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 19
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 19
3.2 Saran .............................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum, alam semesta dapat dipahami sebagai mikro-kosmos beserta
keseluruhan yang tersedia di dalamnya, dan berbagai keteraturan atau regularitas dan
stabilitas yang terjadi dalam keberlangsungannya. Secara sederhana, alam semesta
terdiri dari langit dan bumi, keduanya mewakili ciptaan Tuhan di dunia. Berbagai
bentuk rupa bumi seperti; dataran tanah, laut, kutub, pegunungan, gurun dan pantai.
Rupa langit yang terdiri dari planet-planet juga bintang-bintang yang hidup di atas
bumi sana. Al-Quran yang diturunkan kepada Rasulullah bukanlah omong kosong,
murni firman dari Allah. Al-Quran sudah menjelaskan bagaimana asal muasal alam
semesta tercipta, dan penelitian abad 19 menunjukkan kesamaan hasil penelitian
dengan yang termaktub dalam Al-Quran yang diturunkan sekitar 610 Masehi. Dalam
salah satu teori mengenai terciptanya alam semesta (teori big bang), disebutkan
bahwa alam semesta tercipta dari sebuah ledakan kosmis sekitar 10-20 miliar tahun
yang lalu yang mengakibatkan adanya ekspansi (pengembangan) alam semesta.
Sebelum terjadinya ledakan kosmis tersebut, seluruh ruang materi dan energi
terkumpul dalam sebuah titik. Mungkin banyak di antara kita yang telah membaca
tentang teori tersebut. Sekarang, mungkin ada di antara kita yang ingin tahu
bagaimana Al-Quran menjelaskan tentang terbentuknya alam semesta ini. Tidak
ada kesulitan bagi Allah untuk mencipta juga menghancurkan alam semesta
ini. Ungkapan kesyukuran atas segala nikmat alam semesta ini dibuktikan dengan
sikap bersahabat dengan alam yang lebih baik. Ayat-ayat kosmologis dalam Al-
Qur'an merupakan petanda lain dari fakta alam semesta.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud alam semesta ?

2. Bagaimana sifat alam itu ?

1
3. Bagaimana proses penciptaan alam ?

4. Apakah tujuan alam diciptakan ?

5. Bagaimanakah hubungan antara manusia dengan alam semesta ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi alam semesta

2. Untuk mengetahui bagaimana sifat alam

3. Untuk mengetahui bagaimana proses penciptaan alam

4. Untuk mengetahui apa tujuan alam semesta diciptakan

5. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antar manusia dengan alam


semesta

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Alam semesta (disebut pula jagat raya atau universum) adalah seluruh ruang
waktu kontinu tempat kita berada, dengan energi dan materi yang dimilikinya.
Alam semesta adalah tempat yang sangat besar dan luas. Rumah bagi Bumi,
Tata Surya, galaksi, hingga benda langit lainnya. Namun, sebenarnya seberapa
besar alam semesta dan bagaimana cara mengukurnya? "Itu mungkin sesuatu yang
sebenarnya tidak pernah kita ketahui," kata Sarah Gallagher, astrofisikawan di
Western University di Ontario, Kanada, seperti dilansir dari Live Science, Jumat
(7/8/2020). Gallagher mengatakan semakin dekat suatu objek di alam semesta,
maka semakin mudah jaraknya untuk diukur. Namun, yang harus dilakukan
ilmuwan hanyalah menyorotkan seberkas cahaya ke atas dan mengukur jumlah
waktu yang diperlukan agar sinar itu memantul dari permukaan bulan dan kembali
ke Bumi. Akan tetapi, objek terjauh di galaksi kita, kata Gallagher, lebih rumit dan
setidaknya memerlukan sinar cahaya yang sangat kuat untuk bisa mencapai mereka.
Ilmuwan memiliki beberapa trik untuk menangani objek terjauh di alam semesta.
Bintang- bintang berubah warna seiring bertambahnya usia mereka, dan
berdasarkan warna tersebut, para ilmuwan dapat memperkirakan berapa banyak
bintang-bintang itu.
Namun, bagaimana menentukan batas tepi alam semesta dan bagaimana
ilmuwan menghitung jarak objek yang jauh? Gallagher mengatakan bawah di
situlah segalanya menjadi sangat rumit. Pada intinya, semakin jauh suatu benda dari
Bumi, maka semakin lama cahaya dari benda tersebut mencapai kita."Kita hanya
dapat melihat dari gelembung (alam semesta). Dan apa yang ada di luar itu, kami
tidak benar-benar tahu," ujar Will Kinney, fisikawan dari State University of New
York di Buffalo. Untuk menghitung alam semesta, para ilmuwan dapat
memperkirakan apa yang ada di luarnya. Ilmuwan tahu bahwa alam semesta
berumur 13,8 miliar tahun, kurang lebih beberapa ratus juta tahun. Artinya, objek

3
yang cahayanya telah mencapai 13,8 miliar tahun untuk mencapai bumi menjadi
objek terjauh yang bisa dilihat.
Alam semesta adalah suatu hamparan atau ruangan yang sangat luas yang
tak di ketahui atau tak dapat di bayangkan luasnya. alam semesta diduga bentuknya
melengkung dan dalam keadaan memuai serta terdiri atas galaksi-galaksi atau
sistem bintang yang jumlahnya ribuan.
Bumi adalah salah satu bagian dari alam semesta ini. maka tak heran
terciptanya bumi ini berhubungan erat dengan terbentuknya alam semesta.berikut
adalah teori-teori yang menjelaskan tentang terbentuknya alam semesta menurut
ilmu sains ( para ahli sains) dan menurut Al-Qur`an. Beberapa teori para ahli :Teori
Ledakan BesarEnstein adalah orang yang mempopulerkan teori ini.teori ini
didasarkan pada penelitian yang ditemukan bahwa alam semesta ini
mengembang,seluruh planet dan bintang terus bergerak saling menjauhi seolah-
olah berasal dari satu tempat yang sama. pada tahun 1915 Enstein menyempurnakan
teorinya tentang relativitas,yang kemudian ia terapkan dalam pendistribusian zat di
ruang angkasa. kemudian tahun 1917 ada massa bahan yang hampir seragam
dimana keseimbanganya tak menentu antara kekuatan gravitasi dan kekuatan
dorong kosmis lain yang tak dikenal. semua ini kemudian dapat dipecahkan pada
tahun 1922 oleh ahli fisika dari rusia. ia mengatakan bahwa kekuatan tolak tak
berpengaruh, bahkan seluruh alam semesta terus mengembang dan bergerak saling
menjauhi dengan keceptan tinggi.
Teori kant – Laplace
Sejak jaman sebelum masehi,para ahli telah banyak berfikir dan menganalisis
tentang gejala-gejala yang terjadi di alam. Mulai abad 18 para ahli telah memikirkan
tentang proses terjadinya bumi. salah satunya adalah teori kabut (nebula) yang
dikemukakan Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796) yang keudian
terkenal dengan teori Kant - Laplace. dalam teori ini dekemukakan bahwa alam
semesta terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut ( nebula ). gaya tarik
menarik antar gas ini kemudian membentuk kabut yang sangat besar dan berputar
semakin cepat. dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, kabut bagian
katulistiwa terlempar memisah dan memadat ( karena pendinginan ). bagian inilah

4
yang membentuk planet-planet di alam semseta.
Dari beberapa teori para ahli di atas kemudian para ahli astronomi terus
berusaha memecahkan teori terbentuknya alam semesta. hingga pada era modern
ini para ahli astronomi baik dari segi pengamatan maupun teori dengan jelas
mengungkapkan bahwa pada suatu saat seluruh alam semesta masih berupa
`gumpalan asap` (yaitu komposisi gas yang sangat rapat dan tak tembus pandang,
The First Three Minutes, a Modern View of the Origin of the Universe, Weinberg,
hal. 94-105.). Hal ini merupakan sebuah prinsip yang tak diragukan lagi menurut
standar astronomi moderen. Para ilmuwan sekarang dapat melihat pembentukan
bintang- bintang baru dari peninggalan `gumpalan asap` semacam

َّ ‫شدُّ خ َْلقًا أ َ ِم ال‬


‫س َما ُء بَنَاهَا‬ َ َ ‫أَأ َ ْنت ُ ْم أ‬
27. Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya,

َ َ‫س ْم َك َها ف‬
‫س َّواهَا‬ َ ‫َرفَ َع‬
28. Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya.

ُ ‫ش لَ ْيلَ َها َوأ َ ْخ َر َج‬


‫ض َحاهَا‬ َ ‫َوأ َ ْغ‬
َ ‫ط‬
29. dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang
benderang.

َ ‫َو ْاْل َ ْر‬


‫ض بَ ْعدَ ذَ ِل َك دَ َحاهَا‬
30. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.

َ ‫أ َ ْخ َر َج ِم ْن َها َما َءهَا َو َم ْر‬


‫عاهَا‬
31. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-
tumbuhannya.

َ ‫َو ْال ِجبَا َل أ َ ْر‬


‫ساهَا‬
32. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,

ِ َ‫عا لَ ُك ْم َو ِْل َ ْنع‬


‫ام ُكم فَإِذَا‬ ً ‫َمت َا‬
33. (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.

5
Sebuah bintang terbentuk dari gumpalan gas dan asap (nebula), yang merupakan
peninggalan dari `asap` yang menjadi asal kejadian alam semesta. (The Space Atlas,
Heather dan Henbest, hal. 50)

Nebula Laguna adalah sebuah gumpalan gas dan asap yang berdiameter
sekitar 60 tahun cahaya. Ia dipendarkan oleh radiasi ultraviolet dari bintang panas
yang baru saja terbentuk di dalam gumpalan tersebut. (Horizons, Exploring the
Universe, Seeds, gambar 9, dari Association of Universities for Research in
Astronomy, Inc.)
Jauh sebelum para ahli dapat menemukan teori tersebut, Allah telah
memberi tau manusia tentang kejadian terbentuknaya alam semesta melalui ayat-
ayatnya yang di muat
dalam Al Qur`an. (Q.S. An-Nazi`at: 27-33)
Bintang-bintang yang berkilauan yang kita lihat di malam hari, sebagaimana
seluruh alam semesta, dulunya berupa materi `asap` semacam itu. Allah telah
berfirman di dalam Al Qur`an:
(Al Fushshiilat, 41: 11)

‫عا ا َ ْو َك ْر ًه ۗا‬
ً ‫ط ْو‬ ِ ‫َان فَقَا َل لَ َها َو ِل ْْلَ ْر‬
َ ‫ض ائْتِيَا‬ ٌ ‫ي دُخ‬ ۤ َّ ‫ى اِلَى ال‬ ٓ ‫ث ُ َّم ا ْست َو‬
َ ‫س َما ِء َو ِه‬
١١‫ط ۤا ِٕى ِعيْن‬
َ ‫قَالَتَا ٓ اَت َ ْينَا‬

“ Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan
asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya

6
menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami
datang dengan suka hati".
Karena bumi dan langit di atasnya (matahari, bulan, bintang, planet, galaksi
dan lain-lain) terbentuk dari `gumpalan asap` yang sama, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa matahari dan bumi dahulu merupakan satu kesatuan. Kemudian
mereka berpisah dan terbentuk dari `asap`
yang homogen ini. Allah telah berfirman:
“ Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman?” (Al Anbiya, 21:30)
Dr. Alfred Kroner adalah salah satu ahli ilmu bumi terkemuka. Ia adalah
Profesor geologi dan Kepala Departemen Geologi pada Institute of Geosciences,
Johannes Gutenberg University, Mainz, Jerman. Ia berkata: ``Jika menilik tempat
asal Muhammad... Saya pikir sangat tidak mungkin jika ia bisa mengetahui sesuatu
semisal asal mula alam semesta dari materi yang satu, karena para ilmuwan saja
baru mengetahui hal ini dalam beberapa tahun yang lalu melalui berbagai cara yang
rumit dan dengan teknologi mutakhir. Inilah kenyataannya.`` Ia juga berkata:
``Seseorang yang tidak mengetahui apapun tentang fisika inti 14 abad yang lalu,
menurut saya, tidak akan pernah bisa mengetahui, melalui pemikirannya sendiri,
bahwa dulunya bumi dan langit berasal dari hal yang satu.`

2.2 Sifat Alam


Alam Semesta adalah segala sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar
dirinya yang merupakan suatu kesatuan system yang unik dan misterius. Alam
semesta juga dapat didefinisikan segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada
oleh manusia didunia ini
selain Allah SWT beserta Dzat dan sifat-Nya. Alam dibedakan menjadi beberapa
jenis diantaranya alam syahadah dan alam ghoib. Alam syahadah dalam istilah
Inggris disebut Universe yang artinya seluruhnya, dan dalam bahasa sehari-hari
disebut sebagai alam semesta. Alam semesta merupakan ciptaan Allah yang diurus

7
dengan kehendak dan perhatian Allah. Allah menciptakan alam semesta ini dengan
susunan yang teratur dalam aspek biologi, fisika, kimia, dan geologi beserta semua
kaidah sains. Alam syahadah atau alam materi sering juga disebut dengan alam fisik
karena alam syahadah merupakan alam yang dapat dicapai oleh indera manusia baik
dengan menggunakan alat atau tidak, berbeda dengan alam ghoib yang tidak dapat
tercapai oleh indera. Alam syahadah dapat dibedakan menjadi alam raya
(makrokosmos) dan alam zarrah (mikrokosmos).Dan dapat pula dibedakan menjadi
alam nabati, hewani, dan insani Al Quran menggambarkan alam semesta laksana
sebuah kitab yang disusun oleh satu wujud yang arif, yang setiap baris dan katanya
merupakan tanda kearifan penulisnya.

2.3 Proses Penciptaan Alam


Teori-teori Penciptaan Alam Semesta Menurut Teori Big Bang
Alam semesta telah diciptakan sekitar 15 miliar tahun yang lalu.Tidak
seorangpun tahu kenapa, mengapa, dan bagaimana alam semesta ini
terbentuk.Akan tetapi, dari beberapa penelitian yang memakan waktu yang lama,
bermunculanlah berbagai teori penciptaan alam semesta.Pada abad ke 19, banyak
orang mempercayai teori alam semesta yang tetap. Teori ini mengatakan bahwa
alam semesta tidak memiliki permulaan, dengan kata lain alam semesta ini telah
ada sejak dahulu kala dan tidak berubah (statis). Teori ini muncul dari kalangan
materialis yang tidak percaya tentang penciptaan.

Kemudian, pada abad 20 muncul suatu teori baru tentang penciptaan alam
semesta, yaitu teori Big Bang.Teori ini mengatakan bahwa alam semesta memiliki
permulaan.Pada teori ini, dikatakan bahwa alam semesta terbentuk karena sebuah
ledakan besar yang disebut Big Bang.Teori Big Bang merupakan kebalikan dari
teori alam semesta yang tetap. Teori Big bang menyatakan bahwa alam semesta
terbentuk oleh suatu ledakan besar. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa terdapat
permulaan pada alam semesta.Banyak orang yang menganut paham materialis yang
tidak percaya dan menyanggah teori ini.

8
Akan tetapi, tidak lama setelah teori ini muncul, banyak bukti -bukti yang
ditemukan membenarkan teori ini seperti ditemukannya sisa-sisa gema radiasi
dentuman dari ledakan tersebut.Sungguh menakjubkan karena sisa-sisa gema
dentuman tersebut masih ada meskipun proses-proses pendinginan dari dentuman
besar tersebut telah berlangsung selama 15 miliar tahun.Sisa-sisa radiasi gema
tersebut dapat ditemukan pada suhu 5 kelvin.Kemudian teori Big Bang pun diterima
oleh berbagai kalangan di seluruh dunia.

Menurut Al-Quran
Menurut pandangan Al Quran, penciptaan alam semesta dapat dilihat pada surat Al
Anbiya ayat 30.

َ‫ض َكانَت َا َرتْقًا فَفَت َ ْقن ُه َم ۗا َو َج َع ْلنَا ِمن‬


َ ‫ت َو ْاْلَ ْر‬ َّ ‫ا َ َولَ ْم يَ َر الَّ ِذيْنَ َكفَ ُر ْٓوا ا َ َّن ال‬
ِ ‫سمو‬
٣٠ ‫ش ْيءٍ َح ۗي ٍ اَفَ َْل يُؤْ ِمنُ ْون‬ َ ‫ْال َم ۤا ِء ُك َّل‬
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan
antara keduanya.dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman?”

Menurut ayat di atas dikatakan bahwa langit dan bumi dahulunya merupakan satu
kesatuan yang padu.

‫عا ا َ ْو َك ْر ًه ۗا‬
ً ‫ط ْو‬ ِ ‫َان فَقَا َل لَ َها َو ِل ْْلَ ْر‬
َ ‫ض ائْتِيَا‬ ٌ ‫ي دُخ‬ ۤ َّ ‫ى اِلَى ال‬ٓ ‫ث ُ َّم ا ْست َو‬
َ ‫س َما ِء َو ِه‬
١١ ‫ط ۤا ِٕى ِعيْن‬
َ ‫قَالَتَا ٓ اَت َ ْينَا‬

‫س َم ۤاءٍ ا َ ْم َرهَا َۗوزَ يَّنَّا‬


َ ‫ت فِ ْي يَ ْو َمي ِْن َوا َ ْوحى فِ ْي ُك ِل‬ ٍ ‫سمو‬ َ ‫س ْب َع‬َ ‫فَقَضى ُه َّن‬
١٢ ‫ظا ۗذ ِل َك ت َ ْق ِدي ُْر ْالعَ ِزي ِْز ْالعَ ِليْم‬ َ ‫س َم ۤا َء الدُّ ْنيَا بِ َم‬
ً ‫صابِ ْي َۖ َح َو ِح ْف‬ َّ ‫ال‬
“Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia
berkata kepadanya dan kepada bumi, “ Datanglah kamu keduanya menuruti

9
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab, “Kami datang
dengan suka hati”
“ Maka Dia menjadikannya 7 langit dalam 2 masa dan Dia mewahyukan pada tiap-
tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang
yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya`” ( Fushshilat
11-12)

Surat ini menerangkan bahwa yang pertama kali Allah ciptakan sebelum ada
bintang- bintang dan galaksi, adalah bumi, kemudian Allah swt siapkan makanan
di bumi bagi subject utama penciptaan alam semesta , yaitu manusia. Baru setelah
itu Allah ciptakan langit dan bintang-bintang dalam enam masa.Seperti diterangkan
dalam Surat Al A’raf ayat 54, alam semesta ini diciptakan selama 6 masa.

‫علَى‬ َ ‫ض فِ ْي ِست َّ ِة اَي ٍَّام ث ُ َّم ا ْست َوى‬ َ ‫ت َو ْاْلَ ْر‬ ِ ‫سمو‬ َّ ‫ِي َخلَقَ ال‬ ْ ‫اّٰللُ الَّذ‬
‫ا َِّن َربَّ ُك ُم ه‬
ٍ ‫س َّخر‬
‫ت‬ َ ‫س َو ْالقَ َم َر َوالنُّ ُج ْو َم ُم‬ َّ ‫طلُبُهٗ َحثِ ْيث ً ۙا َّوال‬
َ ‫ش ْم‬ ْ َ‫ار ي‬ َ ‫ش يُ ْغشِى الَّ ْي َل النَّ َه‬ ۗ ِ ‫ْالعَ ْر‬
٥٤ ‫اّٰللُ َربُّ ْالعلَ ِميْن‬ ‫بِا َ ْم ِر ٓه ۙا َ َْل لَهُ ْالخ َْل ُق َو ْاْلَ ْم ۗ ُر ت َب َر َك ه‬
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy.Dia menutupkan malam
kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula)
matahari, bulan dan bintang- bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-
Nya.Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah,
Tuhan semesta alam.

Bumi sebelumnya adalah planet yang mati dan Allah menghidupkannya dengan
menu- runkan air dari langit.

َ ‫س َم ۤا ِء َم ۤا ًء فَاَحْ َيا ِب ِه ْاْلَ ْر‬


ً‫ض َب ْعدَ َم ْوتِ َه ۗا ا َِّن فِ ْي ذ ِل َك َْل َية‬ َّ ‫اّٰللُ ا َ ْنزَ َل ِمنَ ال‬
‫َو ه‬
٦٥ َ‫ِلقَ ْو ٍم يَّ ْس َمعُ ْون‬
Dan Allah menurunkan dari langit air dan dengan air itu dihidupkannya bumi
sesudah matinya.”. (QS`An Nahl ; 65).

10
Pertanyaannya adalah darimana air ini berasal? Padahal waktu itu belum ada awan
yang bisa menghasilkan hujan, belum ada langit yang bisa menahan uap air.Maka
satu-satunya kemungkinan asal air adalah dari Arasynya Allah.

ٍ ‫على ذَهَا‬
‫ب ِبه‬ َۖ ِ ‫س َم ۤا ِء َم ۤا ًء ِبقَدَ ٍر فَا َ ْس َكنههُ فِى ْاْلَ ْر‬
َ ‫ض َواِنَّا‬ َّ ‫َوا َ ْنزَ ْلنَا ِمنَ ال‬
١٨َ ۚ ‫لَقد ُِر ْون‬
“ Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air
itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa
menghilangkannya.”( QS Al- Mu’minun ; 18)

Perhatikan kalimat “lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi” , ini menerangkan
bahwa air bukanlah pemukim asli bumi tetapi pendatang (alien).

َ‫ض َكانَت َا َرتْقًا فَفَت َ ْقن ُه َم ۗا َو َج َع ْلنَا ِمن‬


َ ‫ت َو ْاْلَ ْر‬ َّ ‫ا َ َولَ ْم يَ َر الَّ ِذيْنَ َكفَ ُر ْٓوا ا َ َّن ال‬
ِ ‫سمو‬
٣٠ ‫ش ْيءٍ َح ۗي ٍ اَفَ َْل يُؤْ ِمنُ ْون‬ َ ‫ْال َم ۤا ِء ُك َّل‬
“ ........ Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman “ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).

‫س َم ۤا ِء َم ۤا ۗ ًء‬
َّ ‫سب ًُْل َّوا َ ْنزَ َل ِمنَ ال‬
ُ ‫سلَ َك لَ ُك ْم ِف ْي َها‬
َ ‫ض َم ْهدًا َّو‬ َ ‫ِي َج َع َل لَ ُك ُم ْاْلَ ْر‬ ْ ‫الَّذ‬
٥٣ ‫شتهى‬ َ ‫ت‬ ٍ ‫فَا َ ْخ َرجْ نَا ِب ٓه ا َ ْز َوا ًجا ِم ْن نَّ َبا‬
“ …. Maka Kami tumbuhkan dengan air itu berjenis-jenis tumbuhan yang
bermacam-macam “( QS Tha Ha ; 53)

ْ ‫على َب‬
‫ط ِن ۚه َو ِم ْن ُه ْم َّم ْن ي َّْم ِش ْي‬ َ ‫اّٰللُ َخ َلقَ ُك َّل دَ ۤابَّ ٍة ِم ْن َّم ۤا ۚ ٍء فَ ِم ْن ُه ْم َّم ْن يَّ ْم ِش ْي‬
‫َو ه‬
‫على‬َ َ‫اّٰلل‬‫اّٰللُ َما َيش َۤا ۗ ُء ا َِّن ه‬‫علٓى ا َ ْر َب ۗ ٍع َي ْخلُ ُق ه‬
َ ‫على ِرجْ لَي ۚ ِْن َو ِم ْن ُه ْم َّم ْن ي َّْم ِش ْي‬ َ
٤٥ ‫ش ْيءٍ قَ ِديْر‬ َ ‫ُك ِل‬

11
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air...(Q.S. An-Nur ; 45)".

Ketiga ayat tersebut makin menjelaskan kepada kita bahwa setelah air diturunkan
ke bumi, maka sebelum Allah ciptakan hewan , tentunya yang terlebih dahulu Allah
cipakan adalah tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan makanan hewan. Kemudian
hewan-hewan ada juga yang menjadi cadangan makanan untuk hewan-hewan
predator.Semua jenis hewan, baik burung maupun hewan darat, ternyata menurut
ilmu pengetahuan memang asal-usulnya dari hewan air. Misteri berikutnya adalah
dikatakan dalam Al Qur’an bahwa langit dan bumi dulunya adalah suatu yang
padu.Jadi bukan bumi dan bintang-bintang yang dulunya sesuatu yang padu.

َ‫ض َكانَت َا َرتْقًا فَفَت َ ْقن ُه َم ۗا َو َجعَ ْلنَا ِمن‬


َ ‫ت َو ْاْلَ ْر‬ َّ ‫ا َ َولَ ْم يَ َر الَّ ِذيْنَ َكفَ ُر ْٓوا ا َ َّن ال‬
ِ ‫سمو‬
٣٠ ‫ش ْيءٍ َح ۗي ٍ اَفَ َْل يُؤْ ِمنُ ْون‬ َ ‫ْال َم ۤا ِء ُك َّل‬
“ ………bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,
kemudian kami pisahkan antara keduanya……. “ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).

Karakteristik, Tujuan, dan Mekanisme (Sunnatulloh) Penciptaan Alam


Karakteristik
1. Terbatas, segala sesuatu yang dapat tertangkap oleh indera, ruang dan waktunya
terbatas.
2. Berubah, segala sesuatu berubah tidak tahan lama, segala sesuatu yang dapat
ditangkap oleh indera, keadaannya tidak akan berhenti, kalau tidak berkembang, ya
rusak.
3. Ditentukan.
4. Bergantung.
5. Relative.

2.4 Tujuan Penciptaan Alam


Pada hakekatnya segala sesuatu yang tercipta, benda hidup maupun mati, nyata
ataupun tidak, semuanya adalah milik Allah semata yang pada akhirnya semuanya

12
akan kembali kepada-Nya. Baik secara suka atau terpaksa, segala alam yang ada itu
menjadi tunduk dan patuh pada hukum dan ketetapan Allah.
Hanya karena sifat kasih dan saying dari Allah maka manusia yangi ciptakan adalah
diberi tugas sebagai kholifah di bumi ini bertugas untuk megelola, membudayakan,
memanfaatkan dan melestarikan alam. Tugas tersebut diberikan kepada manusia
karena Allah menciptakn manusia sebagai makhluk yang
10
terbaik, seperti yang disebutkan dalam surat At Tiin ayat 4. Manusia di dalam
kehidupannya di dunia dibekali oleh Allah dengan potensi dasar. Potensi dasar itu
dapat nampak dan dilihat dalam jiwa, raga, tubuh, dan ruh.
Dari potensi dasar manusia yang berupa akal yang bias melahirkan daya berfikir
dan daya nalar, akhirnya manusia dapat menundukkan, menguasai, dan
memanfaatkan alam. Dengan akal itu pula manusia dapat mengamati, meneliti,
menganalisis gejala-gejala alam yang timbul, dan menguasai rahasia-rahasianya.
Sehingga pada puncak penelitian dan penemuannya itu, akan wujud dan keagungan
Allah sebagai penciptanya.
Dengan demikian, tujuan alam diciptakan adalah bukan untuk dirusak, dicemari,
dan dihancurkan.Akan tetapi adalah untuk difungsikan semaksimal mungkin dalam
kehidupan. Tujuan alam diciptakan juga bukan untuk disembah, dikultuskan, dan
dimintai pertolongan. Akan tetapi adalah untuk dikelola, dibudidayakan, dan
dimanfaatkan dalam kehidupan.Pada akhirnya alam diciptakan hanya sebagai
fasilitas semata bagi manusia untuk mengenal dan lebih mendekatkan diri pada
Allah.
Mekanisme alam (Sunnatullah)
Mekanisme alam atau sunnatullah adalah suatu ketentuan yang telah ditetapkan
Allah demi keteraturan, keserasian, dan keharmonisan alam jagat raya ini serta
kesejahteraan manusia yang hidup di dunia ini. Atau dengan kata lain, sunnatullah
dapat diartikan sebagai hukum-hukum Allah yang berlaku di alam raya ini atau
biasa disebut sebagai hukum alam. Hukum-hukum Allah diantaranya ada hukum
yang berkaitan dengan alam raya dan ada pula hukum yang berkaitan dengan
manusia.Kalau hukum Allah yang berlaku bagi manusia dalam kehidupan

13
bermasyarakat, disebut sunnatullah, kalau hukum yang berlaku antara manusia
dengan alam disebut dengan takdir.
Ada tiga sifat utama sunnatullah yang diterangkan dalam Al Qur’an, yaitu :
Exact (pasti) dalam surah Al Furqan : 2,

‫ض َولَ ْم َيت َّ ِخ ْذ َولَدًا َّولَ ْم َي ُك ْن لَّهٗ ش َِري ٌْك فِى‬


ِ ‫ت َو ْاْلَ ْر‬ ِ ‫سمو‬َّ ‫ِي لَهٗ ُم ْلكُ ال‬
ْ ‫الَّذ‬
َ ‫ْال ُم ْل ِك َو َخلَقَ ُك َّل‬
٢ ‫ش ْيءٍ فَقَد ََّر ٗه ت َ ْق ِدي ًْرا‬
Artinya : Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak
mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia
telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan
serapi-rapinya.
II. Immutable (abadi), dalam surah Al Israa : 77, Al An’am : 115,
Surah Al-Israa ayat 77

٧٧ ‫سنَّتِنَا تَحْ ِوي ًْْل‬ ُ ‫س ْلنَا قَ ْبلَ َك ِم ْن ُّر‬


ُ ‫س ِلنَا َو َْل ت َِجدُ ِل‬ َ ‫سنَّةَ َم ْن قَ ْد ا َ ْر‬
ُ
Artinya : (Kami menetapkan yang demikian) sebagai suatu ketetapan terhadap
rasul-rasul Kami yang Kami utus sebelum kamu dan tidak akan kamu dapati
perobahan bagi ketetapan Kami itu.

II. Objective, dalam surah Al Anbiya ayat 105 :

‫ص ِل ُح ْون‬ َ ‫ض َي ِرث ُ َها ِع َباد‬


‫ِي ال ه‬ ِ ‫الزب ُْو ِر ِم ْن َب ْع ِد‬
َ ‫الذ ْك ِر ا َ َّن ْاْلَ ْر‬ َّ ‫َولَقَ ْد َكت َ ْبنَا ِفى‬
١٠٥
Artinya : Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam)
Lauh Mahfuzh,
bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh.
Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah ciptaan Allah, maka segala
sesuatu yang ada di alam ini Allah yang mengatur semuanya dan Allah juga yang
berkehendak untuk menetapkan semua yang ada di alam semesta ini.
Sunnah/ketetapan Allah antara lain sebagai berikut :

14
I. Selalu ada dua kondisi saling ekstrim (surga-neraka, baik-buruk, benar-salah).
II. Segala sesuatu diciptakan saling berpasangan, saling cocok atupun saling
bertolakan.
III. Selalu terjadi pergantian dan perubahan dari suatu kondisi yang saling berbeda.
IV. Perubahan, penciptaan, maupun penghancuran selalu melewati suatu proses.
V. Alam diciptakn dengan keteraturan.
VI. Alam diciptakan dalam keadaan seimbang.
VII. Alam diciptakan terus berkembang.
VIII. Setiap terjadi kerusakn di alam manusia, Allah mengutus seseorang untuk
memberi peringatan atau memperbaiki kerusakan tersebut.

Pada intinya, Allah menciptakan alm semesta beserta isinya dilengkapi dengan
hukum- hukum (sunnatullah). Dan jika hukum-hukum tersebut dilanggar, maka
alam akan hancur. Itulah hakikat sunnatullah yang telah ditentukan oleh Dzat Yang
Maha Tinggi sebagai Sang Pencipta, Pengatur dan tempat kembali seluruh alam.
Hubungan Penciptaan Alam dalam Pandangan Islam dan Sains Modern
Diantara segi kemukjizatan Al-Qur’an adalah adanya beberapa petunjuk yang detail
mengenai ilmu pengetahuan umum yang telah ditemukan terlebih dahulu dalam Al-
Qur’an sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern. Penciptaan alam
berdasarkan konsep Islam dan Sains modern ternyata memiliki hubungan, dan dari
beberapa hasil observasi kosmolog ternyata banyak yang sesuai dengan beberapa
firman Allah SWT, antara lain sebagai berikut:
Surat Az-Zariyat ayat 47:

٤٧ ‫س َم ۤا َء بَنَيْن َها بِاَيْى ٍد َّواِنَّا لَ ُم ْو ِسعُ ْون‬


َّ ‫َوال‬
Artinya) “Dan langit kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya
Kami benar- benar meluaskannya.”
Menurut Baiquni yang dimaksud Banayna bi’abidin oleh ayat ini adalah ketika
ledakan besar terjadi dan inflasi melandanya sehingga beberapa dimensinya
menjadi terbentang. Sedangkan yang dimaksud dengan inna lamusi’un, adalah
Tuhan yang membuat kosmos berekspansi. Pernyataaan ini diperkuat oleh maksud

15
lafal yang terpakai, yakni isim al-fa’il, active participle yang menunjukkan bersifat
tetap dan permanen seperti yang dikemukakan sebelumnya. Hal ini berarti ekspansi
alam berlangsung sejak ledakan besar sampai seterusnya. Kata musi’un dalam
bahasa arab sangatlah tepat diterjemahkan sebagai “meluaskan”
atau “mengembangkan” yang sesuai dengan penjelasan sains masa kini bahwa alam
semesta memang meluas atau mengembang. Stephen Hawking, dalam A Brief
History of Time (1980), mengatakan bahwa penemuan bukti mengembangkannya
alam semesta merupakan salah satu revolusi terbesar dalam ilmu pengetahuan abad
ke-20. Berdasarkan teori Bing Bang yang telah diterima, alam semesta terbentuk
sekitar 13,7 miliar tahun lalu dan terus mengembang sejak saat itu. Pakar-pakar
Astronomi mengenali empat model grafik alam semesta di masa akan datang, yaitu
accelerating expansion (pengembangan yang bertambah cepat), open universe
(alam semesta terbuka), flat unirvese (alam semesta datar), dan closed universe
(alam semesta tertutup). Model closed universe menjelaskan bahwa suatu saat alam
semesta akan mengerut.

2.5 Hubungan Manusia Dengan Alam Semesta


Hubungan Historis
Asal usul manusia dikaitkan dengan keberadaan alam semesta ini
dilandaskan pada adanya persamaan bentuk morfologis dan fisiologis (dan alas an
yang bersifat ideologis). Pada abad ke 19 muncul suatu pemahaman asal usul
manusia yang dikaitkan dengan primata.Penciptaan manusia pada awal kehidupan
dari Ramapithecus-oseopithecus- Australopithecus-Pitecanthropus Erectus-
Neandertal-Homo Sapien yang kini dikenal sebagai manusia modern seperti
sekarang ini.Dari evolusi awal terciptanya manusia yang rumit inilah ada hubungan
historis/sejarah antara manusia dan alam semesta.
Kerumitan yang ada pada persoalan asal usul manusia hamper sama dengan
kerumitan asal usul alam semesta. Apalagi jika dihubungkan bahwa evolusi
manusia dahulu sampai sekarang sesungguhnya menyangkut perubahan gejala-

16
gejala jagat raya/alam meliputi tingkah laku, unsure, atom, dan elemen.Dari hal
itulah terdapat hubungan historis antara manusia dan alam semesta.
Hubungan Fungsional
Proses penciptaan manusia adalah integral dari alam semesta. Dalam sisitem
kosmos, manusia dan alam semesta merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan.Karena memiliki keunggulan dalam system kesadaran, maka alam
semesta menjadi obyek yang penting dalam kehidupan manusia.Seiring dengan
kemajuan pengetahuan terhadap alam dan teknologi yang diterapkannya,
menempatkan alam semesta dalam posisi sebagai sumber kehidupan yang tidak
terbatas bagi manusia.Maka wajarlah jika semakin dalam pengetahuan semakin
teraasa hubungan antara fungsi manusia dan fungsi alam.
Salah satu teori yang menunjukkan hubungan antara manusia dengan alam adalah
teori anthroposentris yang menyebutkan bahwa manusia menjadi pusat alam.
Maksudnya semua yang ada di alam adalah untuk manusia, seperti firman Allah
dalam Q.S. Al Baqarah ayat 29:

َ‫سم ۤا َِء فس ّٰوى ُه َّن‬ َ ِ ‫ُهوَ الَّذِيَ خلقَ ل ُكمَ َّما فِى اْلر‬
َّ ‫ض ج ِميعًا ث ََُّم است ٰٓوى اِلى ال‬
٢٩ َ‫ل شيءَ ع ِليم‬ َِ ‫سبعَ سموتَ َۗ و ُهوَ ِب ُك‬
Artinya : “Dan Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk
kamu. dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.
Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Menurut pandangan Islam, manusia ditempatkan sebagai rahmat bagi alam. Seperti
disebutkan dalm Q.S. Al Anbiya ayat 107 :

١٠٧ ‫ِْل رحم َةً ِللعل ِمين‬


ََّ ‫ومَا ٰٓ ارسلنكَ ا‬
Artinya : ”Dan tiadalah kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam.”

Pada intinya, alam dan manusia saling bergantung, alam menyediakan


segala sesuatu yang manusia butuhkan, dan alam membutuhkan manusia untuk
menjaga kelestariannya.Alam diciptakan oleh Allah sebagai objek untuk

17
mengembangkan potensi dan pengetahuan yang dimiliki manusia agar mereka bisa
berkembang dan memakmurkan alam, dan mengetahui tanda-tanda kebesaran
penciptanya, yaitu Allah SWT.

18
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Alam adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia
di dunia ini selain Allah beserta Dzat dan sifat-Nya. Alam semesta adalah segala
sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar dirinya yang merupakan suatu
kesatuan system yang unik dan misterius dan dapat dicapai oleh indera manusia
yang merupakan ciptaan Allah yang diurus dengan kehendak dan perhatian Allah.
Teori Big bang menyatakan bahwa alam semesta terbentuk oleh suatu ledakan
besar.Pernyataan ini mengindikasikan bahwa terdapat permulaan pada alam
semesta. Al Qur’an menerangkan bahwa yang pertama kali Allah ciptakan sebelum
ada bintang- bintang dan galaksi, adalah bumi, kemudian Allah swt siapkan
makanan di bumi bagi subject utama penciptaan alam semesta , yaitu manusia. Baru
setelah itu Allah ciptakan langit dan bintang-bintang dalam enam masa.Seperti
diterangkan dalam Surat Al A’raf ayat 54, alam semesta ini diciptakan selama 6
masa. Karakteristik integral alam ada 5, yaitu terbatas, berubah, tergantung,
ditentukan, dan relative.
Tujuan alam diciptakan adalah bukan untuk dirusak, dicemari, dan
dihancurkan. Akan tetapi adalah untuk difungsikan semaksimal mungkin dalam
kehidupan. Tujuan alam diciptakan juga bukan untuk disembah, dikultuskan, dan
dimintai pertolongan. Akan tetapi adalah untuk dikelola, dibudidayakan, dan
dimanfaatkan dalam kehidupan.Pada akhirnya alam diciptakan hanya sebagai
fasilitas semata bagi manusia untuk mengenal dan lebih mendekatkan diri pada
Allah. Mekanisme Alam (Sunnatullah) adalah ketentuan-ketentuan Allah sebagai
hukum yang mengatur alam semesta ini beserta isinya.Allah menciptakan alm
semesta beserta isinya dilengkapi dengan hukum-hukum (sunnatullah). Dan jika
hukum-hukum tersebut dilanggar, maka alam akan hancur. Itulah hakikat
sunnatullah yang telah ditentukan oleh Dzat Yang Maha Tinggi sebagai Sang
Pencipta, Pengatur dan tempat kembali seluruh alam.
Hubungan historis manusia dan alam semesta adalah terletak pada

19
kerumitan proses permulaan keduanya ada di dunia ini. Alam dan manusia saling
bergantung, alam menyediakan segala sesuatu yang manusia butuhkan, dan alam
membutuhkan manusia untuk menjaga kelestariannya.Alam diciptakan oleh Allah
sebagai objek untuk mengembangkan potensi dan pengetahuan yang dimiliki
manusia agar mereka bisa berkembang dan memakmurkan alam, dan mengetahui
tanda-tanda kebesaran penciptanya, yaitu Allah SWT.

3.2 Saran

Kita sebagai umat Islam harus lebih mengembangkan pengetahuan kita


akan alam ciptaan ALLAH yang sangat luas ini. Dan kita harus dapat pula membaca
tanda-tanda kebesarannya melalui ciptaan-Nya. Sehingga kita dapat benar-benar
menjadi hamba-hamba-Nya yang dicintai-Nya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahannya, diterbitkan oleh Departemen Agama RI, 1998.


Ahmad, Hanafi “al-Tafsir al-Ilmi Ayat al-Kauniyat”, Cet I. Dar al-Ma’arif
Kairo,
1995.
Carmody, Dennis Lardner & John Carmody, Jejak Rohani Sang Guru Suci;
Memahami Spiritualitas Buddha, Konfusius, Yesus, Muhammad, cet. I,
Murai Kenjana Jakarta Utara, 2001.
Djam’annuri, Agama Kita: Perspektif Sejarah Agama-Agama, cet II, Kurnia Kalam
Semesta, 2002.
Hammond, Jeff, Charles Pallaghy, Alkitab & Ilmu Pengetahuan, Immanuel,
Jakarta.
YPI Immanuel, 1992.
Ibnu Atsir, al-Kamil fi al-Tarikh, CD maktabah al-tarikh wa al- hadloroh, Kairo
2003.
Rohman, Fazlur, Tema Pokok Al-Quran, cet. I, Percetakan Salman Institut
Tehnologi Bandung ,1983.
Sou’yb, Joesoef , Agama-Agama Besar di Dunia, Cet I, Al-Husna Zikra Jakarta,
1996.
Supriyadi, Dedi, Pengantar Filsafat Islam; Konsep, Filosof dan Ajarannya,
Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Thobari al-, Ibnu Jarir, Tarikh al-Thobari, CD maktabah al- Tarikh wa al-Hadloroh,
Kairo 2003.
Zar, Sirajuddin, Konsep Penciptaan Alam dalam Pemikiran Islam, Sains Dan Al-
Quran, cet. II, Rajawali Pers PT Raja Brafindo Persada Jakarta, 1997.
------------, Filsafat Islam: Filosof dan Filsafatnya, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2004.
Tim Yayasan Sanatana Dharmasrama Surabaya, Studi Banding antar Agama, cet
I, Penerbit Paramita Surabaya, 2000.
http://www.sridianti.com/pengertian-teori-dentuman-besar-big- bang.html
diakses tanggal 20 Januari 2015
https://id.wikipedia.org/wiki/Ledakan_Dahsyat diakses tanggal 20 Januari 2015

21

Anda mungkin juga menyukai