Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Memahami Garis Edar Tata Surya dalam Perspektif al-Qur’an dan Sains
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
“al-Qur’an dan Sains”

Disusun Oleh :
1. Titik Damayanti (E91219099)
2. Tiya Nur Indah Sari (E91219100)

Dosen Pengampu :
Robi’atul Mariyah, S.Th.I, M.H.I

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
anugerah dan rahmat-Nya dalam mengerjakan makalah yang berjudul “Memahami Garis Edar
Tata Surya dalam Perspektif al-Qur’an dan Sains”. Makalah ini disusun memenuhi tugas mata
kuliah al-Qur’an dan Sains.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak lain yang turut memberikan
dukungan dan bimbingan dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini bisa berguna
bagi kita semua khususnya bagi penulis sebagai penyusun makalah ini dan umumnya bagi
pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Maka dari itu penulis
membutuhkan kritik dan saran dari teman-teman, para dosen dan pihak lain demi kesempurnaan
makalah penulis ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Gresik, 12 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Cover..............................................................................................................
Kata Pengantar...............................................................................................
Dafar Isi..........................................................................................................
Bab I Pendahuluan..........................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan Pembahasan............................................................................
Bab II Pembahasan.........................................................................................
A. Garis Edar Tata Surya dalam Perpektif Sains....................................
B. Garis Edar Tata Surya dalam Perspektif al-Qur’an............................
C. Korelasi Antara Keduanya.................................................................
Bab III Penutup..............................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................
B. Saran...................................................................................................
Daftar Pustaka................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tata surya (solar system) terdiri atas bintang yang dinamakan Matahari dan berbagai
macam objek yang mengelilinginya. Objek itu diantaranya adalah planet-planet yang
terdiri dari 8 buah yang sudah diketahui. Orbitnya memiliki bentuk elips, meteor,
asteroid, komet, planet kecil (katal) dan juga berbagai macam satelit alami. 1 Menurut
Sains, tata surya telah terbentuk sejak 4,6 milyar tahun lalu dan itu adalah hasil dari
adanya penggumpalan gas dan juga debu yang ada di angkasa. Itu semua pada akhirnya
membentuk Matahari dan planet-planet lain di sekelilingnya. Letak dari tata surya yakni
di tepian galaksi Bima Sakti. Jaraknya dari pusat galaksi adalah 2,6 x 10 km.2
Pergerakan dari semua benda padat dari bumi ke langit harus selalu berada pada
lintasan melengkung. Semua itu disebabkan oleh benda-benda langit yang dipengaruhi
oleh kekuasaan gravitasi bumi dan kekuatan kontra-gravitasi yang memberikan tarikan
benda-benda tersebut ke langit. Jika kedua kekuatan yang saling berlawanan kemudian
berimbang, maka benda itu akan mendapat dorongan untuk memutar berkeliling bumi.
Perputaran tu memiliki kecepatan horizontal yang dinamakan dengan kecepatan sudut
(angular velocity).3
Garis edar tata surya sudah dibuat sedemikian rupa dan akan tetap berada pada
jalurnya. Garis edar tersebut akan bisa berubah dan tidak sesuai pada saat masanya telah
tiba. Al-Qur’an juga sudah menjelasakan bahwa garis edar tata surya akan tetap berada
pada lintasannya yang sudah digariskan oleh Sang Maha Pencipta dan sesuai dengan
klaim dari para ilmuwan dan juga sains.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana garis edar tata surya dalam perspektif sains?
2. Bagaimana garis edar tata surya dalam perspektif al-Qur’an?
1
Abdul Aziz, Bumi Sholat Secara Matematis (Malang: UIN_Maliki Press, 2019), 25.
2
Ibid.,.
3
Heru Juabdin Sada, “Alam Semesta dalam Perspektif al-Qur’an dan Hadits”, al-Tadzkiyyah, 7 (November, 2016),
114.
3. Bagaiman korelasi antara keduanya?

C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Memahami garis edar tata surya dalam perspektif sains
2. Memahami garis edar tata surya dalam perspektif al-Qur’an
3. Memahami korelasi atau hubungan antara keduanya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Garis Edar Tata Surya dalam Perspektif Sains


Benda-benda yang ada di langit dan termasuk tata surya ada banyak macamnya, semua
itu bergerak dengan seimbang dan teratur. Tidak ada yang menyalahi kodrat dan garis
edarnya. Keseimbangan dan juga teraturnya benda-benda di langit dan tata surya sangat
penting dan akan selalu seperti itu. Dengan begitu, tidak akan terjadi benturan atau
tabrakan benda-beda langit antara yang satu dengan lainnya. Semuanya akan bisa
berjalan dan beredar sesuai dengan garis edarannya masing-masing.4 Garis edar tata surya
pada awalnya menuju ke arah bintang vega, hal tersebut dinamakan sebagai garis edar
Solar Apex. Garis edar matahari dalam system tata surya memiliki kecepatan yang cukup
tinggi.
1. Konsep mengenai Langit
Ada anggapan yang mengatakan bahwa langit adalah bola super raksasa yang panjang
sekali dan melakukan perputaran sesuai dengan porosnya. Pada area dinding langit,
ada bintang-bintang yang gemerlap dan terletak secara berubah serta bulan yang juga
berputar mengikuti bentuk dari langit yang melengkung. Bola raksasa tersebut
melingkupi alam semesta secara menyeluruh dan berbagai macam hal yang ada
didalamnya juga.5
Langit itu terus mengembang dari hari ke hari. Para pakar sains menjelaskan bahwa
alam semesta awalnya tercipta dari adanya ketiadaan sebagai sebuah goncangan
vakum yang membuatnya memiliki kandungan energy yang cukup tinggi. Saat alam
dalam suhu dingin karena adanya proses ekspansi, suhunya berubah menjadi rendah
dan turun hingga 1000 triliyun derajat. Pada masa inflasi ini, ada kemungkinan bahwa
alam yang muncul tidak hanya satu saja, namun ada beberapa alam. Tetapi, para
ilmuwan tidak memberikan klaim jumlahnya secara pasti.6
2. Matahari dan Bulan

4
Murtono, “Perspektif al-Qur’an tentang Astronomi (Analisis Sains Moderen dengan Teks al-Qur’an”, 31.
5
Ibid., 23.
6
Achmad Baiquni, al-Qur’an Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, (Yogyakarta: Bhakti Yasa, 1995), 41-43.
Matahari menjadi salah satu bagian dari tata surya yag memiliki sinar sendiri dan
menjadi pusat dari tata surya. Dalam sains, matahari pada system tata surya berada di
tengah dan menjadi pusatnya. Bulan sendiri adalah satelit dari bumi yang bergerak
mengelilingi bumi. Bulan sendiri memiliki tiga gerakan, yakni berotasi pada sumbu,
revolusi mengelilingi bumi dan juga bersama dengan bumi mengelilingi matahari.
Allah SWT sudah menjelaskan mengenai matahari dalam surat al-Furqan ayat 61
yang maknanya Allah menjadikan di langit gugusan bintang dan menjadikan matahari
dan bulan bercahaya. Matahari dapat dikatakan sebagai pelita yang sangat terang.
Sedangkan bulan adaah benda yang menyinarinya (munir). Bulan merupakan satelit
bumi yang bergerak mengelilingi matahari.7
Kedua benda langit ini sama-sama bersinar, namun matahari dan bulan sangat
berbeda. Baik dalam system tata surya atau fungsi untuk makhluk di bumi. 8 Matahari
menjadi salah satu bagian dari galaksi, yakni galaksi bimasakti. Benda satu ini
berkeliling sumbu galaksi bersamaan dengan semua anggota tata surya dengan radius
10 kiloparsecs (1 parsec = 3,26 tahun cahaya, 1 tahun cahaya adalah jarak yang
ditempuh cahaya dalam satu tahun, 1 tahun cahaya = 9,5. 10 km).9
Matahari saat tengah hari tampak kecil karena dibandingkan dengan langit yang lebih
luas. Matahari memberikan sinar kepada bulan yang terus mengiringinya. Oleh
karena itu manusia atau para ilmuan dan ahli sains dapat menentukan penanggalan
qamariyah. Untuk dapat menentukan waktu sholat, para ahli astronomi menganggap
posisi matahari adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam menentukan
waktu sholat. Ada juga fajar shidiq yang penyebabnya adalah karena adanya
semburan cahaya matahari pada bagian atas atmosfer. Jenis fajar ini berbeda dengan
fajar semu (kidzib).10
3. Bintang
Pada dasarnya, matahai dan binrang adalah sama-sama benda langit yang dapat
menghasilkan sinar sendiri. Terdapat kutipan dari Maurice Bucaille yang intinya
menjelaskan bahwa bintang hanya memantulkan sinar. Hal ini sama seperti bintang
7
Murtono, “Perspektif al-Qur’an tentang Astronomi (Analisis Sains Moderen dengan Teks al-Qur’an)”, 26.
8
Ibid., 27.
9
Ibid., 28.
10
Abdul Aziz, Bumi Sholat Secara Matematis (Malang: UIN_Maliki Press, 2019), 44-46.
fajar yang merupakan planet Venus. Menurut pengamatan modern, bintang ada juga
yang berekor dan sains menyebutnya sebagai komet. Kemunculan komet yakni
sekitar 100 tahun sekali. Komet ini juga adalah anggota dari tata surya. Saat mulai
mendekati matahai, maka wujud dari komet akan terbakar dan mengeluarkan
semburan api. Saat turun ke bumi wujudnya seperti memiliki ekor dan kemudian
sains menamakannya sebagai bintang berekor.11
4. Orbit
Orbit juga dapat disebut sebagai lintasan. Inia dalah garis edar suatu benda langit
yang gerakannnya seperti lingkaran dan berputar mengelilingi benda langit yang lain.
Contohnya seperti orbit bulan mengelilingi bumi, orbit bumi mengelilingi matahari,
orbit atahari mengenelilingi sumbu galaksi dan masih bnayak lainnya. Hal yang
memanfaatkan orbit ini adalah contohnya penghitungan perjalanan satelit bumi
(bulan) yang sudah dibuat selama 29 hari. Seharusnya hal tersebu perlu untuk dikaji
kembali karena orbit tidak memiliki bentuk lingkaran sempurna. Tetapi, bentuknya
lebih kepada elips (hal ini sesuai dengan sains modern dari hukum Keppler I).12
5. Benda-Benda di Angkasa Bergerak pada Garis Edar yang Melengkung
Alam semesta dapat dikatakan sangat misterius, misterinya belum juga terpecahkan
hingga masa sekarang. Terdiri atas beberapa hal, yakni bintang, planet, nebula,
komet, meteor dan juga angkasa. Alam semesta ini sangat luas, bahkan hingga tidak
dapat diimajinasikan oleh akal pikiran manusia. Termasuk para ahli sains yang
melakukan penelitian bertahun-tahun yang lalu. Tata surya tersusun atas matahari, 9
buah planet dan juga satelit-satelit di sekelilingnya. Terdapat banyak kajian ilmiah
modern yang membuktikan bahwa langit pasti tidak akan berada dalam lintasan lurus.
Justru bentuknya adalah bengkok atau melengkung sebagaimana pembesaran materi
dan energy yanga da di alam semesta ini. Intinya setiap gerak benda bumi ke langit
harus ebrada dalam lintasan melengkung. Ini semua karena adanya pengaruh dari
gravitasi bumi dan juga konra-gravitasi yang menarik benda tersebut ke langit.13

11
Ibid., 29-30.
12
Ibid., 31.
13
Heru Juabdin Sada, “Alam Semesta dalam Perspektif al-Qur’an dan Hadits”, al-Tadzkiyyah, 7 (November, 2016),
114
Allah menciptakan keseimbangan yang akurat antara dua buah kekuatan.
Penyebabnya adalah karena adanya proses pengembangan alam semesta. Hal ini
menyebabkan orbit-orbit benda langit dan kecepatan rotasi berada pada porosnya
sendiri-sendiri. Saat kekuatan gravitasi bumi semakin mengecil sesuai dengan
ketinggian benda di atas permukaan bumi, maka kecepatan benda yang didorong ke
angkasa juga akan mengalami perubahan seiring dengan tingginya benda tersebut di
atas permukaan bumi. Gravitasi bumi adalah hal yang mengontrol benda tersebut,
sedangkan kontra gravotasi adalah hal yang mendorong benda itu naik ke angkasa.14
B. Garis Edar Tata Surya dalam Perspektif Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan pedoman dan kitab petunjuk yang diturunkan oleh Allah untuk
memperjelas kepada manusia mengenai masalah atau problem yang tidak dapat
dimengerti atau diketahui oleh akal manusia. Di dalamnya juga membahas mengenai
segala sesuatu yang ada di langit dan bumi.15 Al-Qur’an juga telah menjelaskan bahwa
garis edar tata surya telah diatur sedemikian rupa sesuai dengan orbit atau garis
lintasannya. Garis lintasan ini berbentuk melengkung dan bukan lurus. Allah SWT
berfirman:

ٍ َ‫ ُكلٌّ يِف َفل‬ ۖ‫وهو الَّ ِذي خلَق اللَّيل والنَّهار والشَّمس والْ َقمر‬
‫ك يَ ْسبَ ُحو َن‬
]٢١:٣٣[
ََ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َُ َ
Artinya :Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. (QS. Al-Anbiya’: 33)16

Di dalam ayat tersebut Allah telah mengarahkan perhatian pada manusiadan kepada
kekuasaan-kekuasaan-Nya dalam hal menciptakan waktu malam dan siang , serta
matahari yang bersinar pada waktu siang dan bulan bercahaya dalam waktu malam hari.
Hal tersebut masing-masing beredar pada garis edarnya dalan ruang cakrawala yang
sangat luas dan hanya Allah lah yang mengetahui seluruh batasan-batasannya.17

14
Ibid., 115.
15
Ibid., 104.
16
Al-Qur’an, 31(Al-Anbiya’): 33.
17
Anonim, Manfaat Benda-Benda Langit Dalam Persepektif Al-Qur’an dan Sains (Jakarta: Lajnah Panteshihan
Mushaf Al-Qur’an, 2012), 11.
Dalam kitab tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa pada kalimat “Dan Dialah yang telah
menciptakan malam dan siang” maknanya adalah malam dengan suasana gelap dan
tenangnya serta siang dengan cahaya dan juga sibuknya. Terkadang, sering terjadi waktu
malam lebih panjang daripada siang atau sebaliknya waktu siang lebih panjang dari
malam. Kemudian dalam kalimat “Matahari dan bulan”, matahari memiliki cahaya
khusus, ruang edarnya sendiri, masa terbatas dan juga perjalanan khususnya. Dengan
bulan yang memiliki cahaya, ruang edar, perjalanan dan juga ukurannya yang lain. Dalam
kalimat “Keduanya itu beredar di dalam garis edarnya” maksudnya adalah mereka sama-
sama beredar. Ibnu Abbas menjelaskan bahwa matahari dan bulan beredar seperti
tenunan beredar di alat putarannya. Selain itu, Mujahid juga menjelaskan bahwa tenunan
tidak akan beredar kecuali berada pada alat putarannya sendiri dan tidak ada alat putaran
kecuali dengan tenunannya itu. Hal ini sama dengan matahari dan bulan yang tidak akan
beredar kecuali dengan alat edarnya dan alat edar itu juga tidak akan berputar kecuali
dengan itu semua.18

ِ
]١٤:٣٣[
َ ‫ َو َس َّخَر لَ ُك ُم اللَّْي َل َوالن‬ ۖ ِ ‫س َوالْ َق َمَر َدائَبنْي‬
‫َّه َار‬ َ ‫َّم‬
ْ ‫َو َس َّخَر لَ ُك ُم الش‬
Artinya: Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang yang terus
menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.
(QS. Ibrahim:33).19

Di dalam surah tersebut secara luas telah kita ketahui bahwa matahari dan bulan memiliki
“garis edar”. Tetapi hal tersebut untuk masing-masing dari keduanya tersebut (siang dam
malam) beredar pada garis edarnya masing-masing” yang merupakan sesuatu hal yang
baru dipahami. Dan dari sini yang dimaksudkan garis edar itu ialah tempat kedudukan
dari tempat-tempat yang ada di bumi yang telah mengalami peegantiang siang dan malam
atau telah mengalami terbenamnya sinar matahari (gurub). Dan sepanjang garis

18
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq al-Sheikh, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4, terj. M. Abdul Ghoffar
E.M dan Abdurrahim Mu’thi (Bogor: Pustaka Imam as-Syafi’I, 2003), 448-449.
19
Al-Qur’an, 14(Ibrahim): 33.
khatulistiwa garis tersebut telah bergeser dari timur ke barat seiring dengan urutan-urutan
tempat terbenamnya matahari atau pergantian siang dan malam.20

Dalam tafsir Ibnu Katsir dalam kalimat “Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu
matahari dan bulan yang yang terus menerus beredar (dalam orbitnya)” dijelaskan bahwa
kedua benda langit ini berjalan secara terus menerus siang-malam secara bergantian.
Siang dan malam ini keduanya saling berlawanan. Terkadang salah satunya mengambil
waktu yang lainnya, sehingga tercipta salah satu waktu yang lebih panjang dan satunya
menjadi pendek.21

ِ
]١٤:٣٣[
َ ‫ َو َس َّخَر لَ ُك ُم اللَّْي َل َوالن‬ ۖ ِ ‫س َوالْ َق َمَر َدائَبنْي‬
‫َّه َار‬ َ ‫َّم‬
ْ ‫َو َس َّخَر لَ ُك ُم الش‬

‫ات لَِق ْوٍم‬


ِ ‫ص ْلنَا اآْل ي‬
َ
ِ ‫وهو الَّ ِذي جعل لَ ُكم النُّجوم لَِتهتَ ُدوا هِب ا يِف ظُلُم‬
َّ َ‫ قَ ْد ف‬ ۗ‫ات الَْبِّر َوالْبَ ْح ِر‬ َ َ ْ َ ُ ُ َ ََ َُ َ
]٦:٩٧[ ‫َي ْعلَ ُمو َن‬

Artinya: Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk istirahat, dan
(menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan, itulah ketetapan Allah yang
Mahaperkasa, Maha Mengetahui. Dan Dialah yang menjadikan pentunjuk dalam
kegelapan di darat dan di laut. Kami telah menjelaskan tanda-tanda (ekuasaan Kami)
kepada orang-orang yang mengetahui. (QS. Al-An’am/6: 96-97).22

Di dalam ayat tersebut Allah telah menjelaskan bahwa semua benda langit yang memiliki
manfaat bagi makhluk-Nya. Pada saat kedatangan malam setelah adanya pagi dan siang
yang sudah berlalu, semisal saja, dengan menyediakan waktu untuk istiraha bagi seliruh
makhluk.23 Dan demikian juga dengan eksistensi matahari dan bulan keduanya sama-

20
Anonim, Manfaat Benda-Benda Langit Dalam Persepektif Al-Qur’an dan Sains (Jakarta: Lajnah Panteshihan
Mushaf Al-Qur’an, 2012), 11.
21
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq al-Sheikh, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4, terj. M. Abdul Ghoffar
E.M dan Abdurrahim Mu’thi (Bogor: Pustaka Imam as-Syafi’I, 2003), 545.
22
Al-Qur’an, 6(Al-An’am): 96-97.
23
Anonim, Manfaat Benda-Benda Langit Dalam Persepektif Al-Qur’an dan Sains (Jakarta: Lajnah Panteshihan
Mushaf Al-Qur’an, 2012), 11.
sama menjadi pedoman dalam hal Perhitungan waktu yang dapat memicu manusia untuk
mengenal perhitungan kalender yang bisa didasarkan pada peredaran matahari atau yang
sering disebut dengan Solar Calender Atau Kalender Syamsiyah serta yang didasarkan
pada peredaran bulan atau yang sering disebut dengan Lunar Calender atau Kalender
Qamariyah. (Dia yang menyingsingkan pagi) yakni masdar yang bermakna isim yang
merupakan subuh atau pagi hari artinya Allah lah yang dapat menyingsingkan sinar di
pagi hari yakni cahaya yang dapat tampak pada permulaan pagi hari mengusir kegelapan
di malam hari (dan menjadikan malam sebagai temapt beristirahat) dimana itu waktu
semua makhluk beristirahat dari kecapean (serta menjadikan matari dan bulan) untuk
perhitungan atau untuk ukuran perhitungan waktu. Artinya matahari dan bulan itu dapat
beredar menurut perhitungan tersebut.

Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa pada kalimat “Dan (menjadikan) matahari dan
bulan untuk perhitungan” berarti bahwa kedua benda langit tersebut berjalan sesuai
dengan perhitungan yang sempurna, terukur dan tidak berubah-ubah serta berauturan.
Keduanya memiliki orbitnya masing-masing yang mereka lalui pada musim panas dan
musim dingin. Hal tersebut menyebabkan adanya pergantian waktu siang dan malam
berikut waktu panjang dan pendeknya. Kemudian dalam kalimat “Itulah ketetapan Allah
yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui” maknanya adalah semua hal yang terjadi itu
adalah berdasarkan pada ketetapan Allah SWT yang Mahaperkasa dan tidak ada siapapun
yang bisa menentang hal tersebut, yang Mahamengetahui, sehingga apapun yang terjadi
pasti diketahui oleh Allah. Sekalipun hal tersebut sebesar atom. Dalam kalimat “Dialah
yang menjadikan petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut” dijelaskan bahwa Allah
mengumpamakan petunjuk sebagai bintang-bintang di langit. Lalu Dia menjelaskan, jika
ada orang yang meyakini bahwa bintang tersebut memiliki fungsi yang lain, maka dapat
dipastikan bahwa dia telah berdusta kepada-Nya. Karena Allah menjadikannya hiasan
langit, untuk melepar syaithan dan petunjuk untuk manusia di darat dan laut. Pada kata
“Kami telah menjelaskan tanda-tanda (ekuasaan Kami) kepada orang-orang yang
mengetahui” dijelaskan bahwa bagi orang-orang yang berakal yang mengetahui suatu
kebenaran dan harus menghindari kebathilan.24

24
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq al-Sheikh, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4, terj. M. Abdul Ghoffar
E.M dan Abdurrahim Mu’thi (Bogor: Pustaka Imam as-Syafi’I, 2003), 261-262.
ٍ ِ َّ ‫اللَّه الَّ ِذي رفَع‬
 ۖ‫س َوالْ َق َمَر‬
َ ‫َّم‬ ْ َّ‫ مُث‬ ۖ‫الس َم َاوات بِغَرْيِ َع َمد َتَر ْو َن َها‬
ْ ‫ َو َس َّخَر الش‬ ۖ‫اسَت َو ٰى َعلَى الْ َع ْر ِش‬ َ َ ُ
]١٣:٢[ ‫ات لَ َعلَّ ُك ْم بِلِ َق ِاء َربِّ ُك ْم تُوقِنُو َن‬
ِ ‫صل اآْل ي‬ ‫أِل‬
َ ‫ُكلٌّ جَيْ ِري‬
َ ُ ِّ ‫ يُ َد ِّبُر اأْل َْمَر يُ َف‬ ۚ‫َج ٍل ُم َس ًّمى‬
Artinya: Allah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagimana) yang kamu lihat,
kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy. Dia menundukkan matahari dan bulan;
masing-masing beredar menurut waktu yang telah ditentukan. Dia mengatur urusan
(makhluk-Nya), agar kamu yakin akan pertemuan dengan Tuhanmu. (QS. Ar-Ra’ad: 2).25

Setelah pada ayat tersebut Allah telah menjelskan bahwa Al-Qur’an ialah benar dari-Nya,
setelah itu pada ayat ini Allah juga membuktikan kebenarannya melalui keunikan
penciptaannya kepada alam semesta. Dan hanya Allah yang dapat meninggikan langit
tanpa tiang penyangga sebagaimana yang telah kita lihat, serta kemudia dia bermeyama
di atas ‘Arsy. Dia menundukkan matahari dan bulan dibawah aturan hukum alam-Nya
tersebut dan pada masing-masing dari keduanya itu beredar menurut waktu yang sudah
ditentukan. Dia juga telah mengatur segala urusan makhluk-Nya, baik itu yang ada di
bumi maupun yang ada di langit dan dia juga menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya
agar kita bisa yakin akan adanya pertemuan dengan Tuhanmu kelak di akhirat.26

Dalam Tafsir Ibn Katsir dijelaskan bahwa Allah memberitahukan mengenai kebesaran
dan kekuasaan-Nya dengan perintah dan izin-Nya yang dapat meninggikan langit tanpa
adanya tiang, mengangkat langit dari bumi hingga sampai pada jarak yang tidak dapat
diketahui jumlahnya. Langit yang paling dekat mengelilingi bumi dan apa yang ada
didalamnya seperti air dan udara dari semua arah di atas dan tegak dari segala arah secara
rata dan memiliki jarak yang sama antara langit dan bumi dari semua arah. Jarak dan
tebalnya adalah sekitar perjalanan lima ratus tahun lamanya. Lalu ada juga langit kedua
yang mengelilingi langit pertama dan apa yang ada di sekitarnya dengan jarak dan
ketebalan yang sama seperti langit pertama.27
25
Al-Qur’an, 13(Ar-Ra’ad): 2.
26
Anonim, Manfaat Benda-Benda Langit Dalam Persepektif Al-Qur’an dan Sains (Jakarta: Lajnah Panteshihan
Mushaf Al-Qur’an, 2012), 12.
27
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq al-Sheikh, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4, terj. M. Abdul Ghoffar
E.M dan Abdurrahim Mu’thi (Bogor: Pustaka Imam as-Syafi’I, 2003), 473.
C. Korelasi Antara Keduanya
Tata surya telah beredar sesuai dengan garis edarannya masing-masing. Semua hal itu
dapat dibuktikkan dalam perspektif ilmu Sains dan juga dalam kitab suci al-Qur’an
sendiri. Ada beberapa hal yang menjadi korelasi antara garis edar tata surya ini, berikut
adalah penjelasannya.
1. Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan
Salah satu fenomena yang dapat terjadi sebagai akibat dari garis edar bumi adalah
gerhana matahari dan gerhana bulan. Gerhana bulan dan matahari merupakan salah
satu dari tanda kebesaran Allah SWT. Umumnya gerhana matahari terjadi sekali
dalam seratus tahun. Sedangkan gerhana bulan bisa saja terjadi lebih dari satu kali
dalam waktu satu tahun.28
2. Fenomena Hari Tanpa Bayangan pada 21 Maret 2018
Hari tanpa bayangan ini terjadi akibat matahari terletak tepat di atas garis equator
(garis khatulistiwa). Fenomena langka satu ini terjadi pada 21 Maret 2018 lalu dan
terjadi sebanyak dua kali, berikutnya terjadi di tanggal 23 September 2018. Peristiwa
ini dapat terjadi karena bumi beredar mengelilingi matahari dengan jarak sebesar 150
juta kilometer dalam periode 1 tahun (365 hari).29

28
Anonim, “Khutbah Salat Gerhana: Gerhana Bulan, Tanda Kebesaran Allah”, https://kemenag.go.id/read/khutbah-
salat-gerhana-gerhana-bulan-tanda-kebesaran-allah. Diakses pada 20 November 2021.
29
Anonim, “Fenomena Menarik, “Hari Tanpa Bayangan”pada 21 Maret 2018”,
https://www.lapan.go.id/post/3834/fenomena-menarik-hari-tanpa-bayangan-pada-21-maret-2018. Diakses pada 20
November 2021.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Benda-benda yang ada di langit dan termasuk tata surya ada banyak macamnya, semua
itu bergerak dengan seimbang dan teratur. Tidak ada yang menyalahi kodrat dan garis
edarnya. Keseimbangan dan juga teraturnya benda-benda di langit dan tata surya sangat
penting dan akan selalu seperti itu. Dengan begitu, tidak akan terjadi benturan atau
tabrakan benda-beda langit antara yang satu dengan lainnya. Semuanya akan bisa
berjalan dan beredar sesuai dengan garis edarannya masing-masing

1. Konsep mengenai Langit


Ada anggapan yang mengatakan bahwa langit adalah bola super raksasa yang
panjang sekali dan melakukan perputaran sesuai dengan porosnya. Pada area dinding
langit, ada bintang-bintang yang gemerlap dan terletak secara berubah serta bulan
yang juga berputar mengikuti bentuk dari langit yang melengkung. Bola raksasa
tersebut melingkupi alam semesta secara menyeluruh dan berbagai macam hal yang
ada didalamnya juga.
2. Matahari dan Bulan
Matahari menjadi salah satu bagian dari tata surya yag memiliki sinar sendiri dan
menjadi pusat dari tata surya. Dalam sains, matahari pada system tata surya berada di
tengah dan menjadi pusatnya. Bulan sendiri adalah satelit dari bumi yang bergerak
mengelilingi bumi.
3. Bintang
Pada dasarnya, matahai dan binrang adalah sama-sama benda langit yang dapat
menghasilkan sinar sendiri.
4. Orbit
Orbit juga dapat disebut sebagai lintasan. Inia dalah garis edar suatu benda langit
yang gerakannnya seperti lingkaran dan berputar mengelilingi benda langit yang
lain. Contohnya seperti orbit bulan mengelilingi bumi, orbit bumi mengelilingi
matahari, orbit atahari mengenelilingi sumbu galaksi dan masih bnayak lainnya.
Tata surya telah beredar sesuai dengan garis edarannya masing-masing. Semua hal itu
dapat dibuktikkan dalam perspektif ilmu Sains dan juga dalam kitab suci al-Qur’an
sendiri. Ada beberapa hal yang menjadi korelasi antara garis edar tata surya ini, salah
satunya adalah peristiwa gerhana matahari dan gerhana bulan serta hari tanpa bayangan
yang terjadi pada 21 Maret 2018 lalu.
B. Saran
Terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Mulai dari sumber yang
masih kurang banyak dan pengetahuan penulis yang tidak seberapa. Untuk itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca. Agar penulis dapat memperbaiki isi
dari makalah ini. Sehingga, dapat menjadi lebih baik lagi ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq al-Sheikh, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4, terj.
M. Abdul Ghoffar E.M dan Abdurrahim Mu’thi. Bogor: Pustaka Imam as-Syafi’I, 2003.
Anonim, Manfaat Benda-Benda Langit Dalam Persepektif Al-Qur’an dan Sains. Jakarta: Lajnah
Panteshihan Mushaf Al-Qur’an, 2012.
Anonim, “Khutbah Salat Gerhana: Gerhana Bulan, Tanda Kebesaran Allah”,
https://kemenag.go.id/read/khutbah-salat-gerhana-gerhana-bulan-tanda-kebesaran-allah. Diakses
pada 20 November 2021.
Anonim, “Fenomena Menarik, “Hari Tanpa Bayangan”pada 21 Maret 2018”,
https://www.lapan.go.id/post/3834/fenomena-menarik-hari-tanpa-bayangan-pada-21-maret-2018.
Diakses pada 20 November 2021.
Aziz Abdul, Bumi Sholat Secara Matematis. Malang: UIN_Maliki Press, 2019.
Baiquni Achmad, al-Qur’an Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Yogyakarta: Bhakti Yasa, 1995.
Murtono, Perspektif al-Qur’an tentang Astronomi (Analisis Sains Moderen dengan Teks al-
Qur’an.
Rahmawati Richa Dwi, Nurhasanah Bakhtiar, Pembelajaran IPA Berbasis Integrasi Islam-sains
pada Pokok Bahasan Penciptaan Alam Semesta dan Tata Surya. Journal of Natural Science and
Interatio 2018.
Sada Heru Juabdin, Alam Semesta dalam Perspektif al-Qur’an dan Hadits. al-Tadzkiyyah, 2016.

Anda mungkin juga menyukai