Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tafsir Ilmi
Disusun oleh :
Jl. Aruji Kartawinata Ciawitali Tarogong Kidul Garut Kode Pos 44151
1443 H/2022 M
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala Rabb semesta alam yang
telah memberikan akal untuk berfikir demi kemaslahatan kehidupan dunia dan
akhirat. Alhamdulillah dengan segala rahmat dan maghfirah-Nya, pemakalah
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tafsir Ayat Peredaran Matahari
dan Bulan Serta Implikasi Ilmu Pengetahuan” untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan dalam mata kuliah Tafsir Ilmi. Makalah ini tentunya jauh
dari kata sempurna, tapi pemakalah bertujuan untuk menjelaskan atau
memaparkan point-point dalam makalah ini, sesuai dengan pengetahuan yang
penyusun peroleh, baik dari buku maupun sumber-sumber lain. Semoga semuanya
memberikan manfaat bagi kita. Dalam penulisan makalah ini, kami
menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada :
Bila ada kesalahan tulisan atau kata-kata di dalam makalah ini, pemakalah
memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Pemakalah
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
ِ ِ ِ
ً َسنُ ِريْ ِهم اَََيتنَا ِِف األَفَاق َوِِف أّنْ ُفس ِه ْم َح ىَّت يَتَ بَ ى
ْ َُّي َلُْم أّنَه
اْلَق
Ayat diatas menunjukkan bahwa apa saja yang diungkap oleh Al-Quran
apapun itu akan diketahui, termasuk sains modern. Jaminan yang diberikan Al-
Quran diatas, tentu mendorong para mufassir yang menggeluti dunia sains dan
ilmu pengetahuan untuk memperbaharui penafsiran Al-Quran terkhusus kepada
ayat-ayat kauniyah. Seperti yang telah diketahui, Matahari merupakan salah satu
benda langit yang pengaruhnya sangat besar sebagai sumber kehidupan semua
makhluk di bumi, dalam tata surya matahari adalah pusat beredarnya benda langit
di sekitarnya serta mampu memancarkan cahayanya sendiri. Selain sebagai pusat
peredaran benda-benda langit, ia berfungsi sebagai control stabilitas peredaran
bumi serta planet lain. Selain matahari, bulan juga merupakan salah satu benda
angkasa yang juga merupakan satelit bumi. Posisinya sebagai satelit menyebabkan
secara alamiah senantiasa berada di sekeliling bumi. Penafsiran dengan
menggunakan metodologi pendekatan sains merupakan sebuah kesadaran akan
ketertinggalan dunia Islam dengan mengejar ketertinggalannya dengan
mengadopsi sains Barat yang maju.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan inti
permasalahan makalah ini sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Tafsir ayat Peredaran Matahari
2
BAB II
PEMBAHASAN
ِسَرجadalah pelita atau lampu. Maka dari itu, matahari memancarkan sinar.1
Dalam waktu yang lama, para filsuf Eropa dan Ilmuwan meyakini
bahwa bumi adalah pusat alam semesta dan seluruh benda-benda langit
termasuk matahari mengelilingi bumi. Di Barat, teori Geosentris (konsep
yang meyakini bahwa bumi adalah pusat alam semesta) sudah menjadi
pemahaman yang lazim sejak abad kedua sebelum masehi. Pada tahun
1512, Nicholas mengemukakan teori Heliosentris dalam konsep tata surya.
Teori ini menegaskan bahwa matahari senantiasa bergerak sebagai pusat
tata surya dengan planet-planet mengelilinginya. Pada tahun 1609.
Ilmuwan Jerman Yohannus Keppler mengenakan teori “Astronomis
Nova.” Dalam teori ini menyimpulkan bahwa selain planet-planet
bergerak mengelilingi matahari dalam garis orbit yang berbentuk elips.
Mereka juga berputar pada sumbu masing-masing dengan kecepatan yang
tidak teratur. Penemuan teori ini menjadi alasan yang tidak dapat
dipungkiri bagi para saintis Eropa untuk mengoreksi Kembali mekanisme
system dari matahari. Dimana posisi matahari sebagai pusat tata surya dan
termasuk di dalamnya proses bergantinya siang dan malam.2
1
Muhammad Hasan. 2015. Benda Astronomi Dalam Al-Quran Dari Perspektif Sains. Teologia.
Vol.26. No. 1
2
Naik, Dr. Zakir. 2015. Miracles of Al-Quran & Sunnah. Terj. Dani Ristanto. Penerbit: Solo,
Aqwam. Hal. 18
3
ٍ َوهو الى ِذي خلَق الىيل والنىهار والشىمس والْ َقمر ُكلٌّ ِِف فَل
ك يى ْسبَ ُح ْو َن ََ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ ًََ
Kata ٌّ ُكلdigunakan dalam ayat tersebut bersifat umum, itu berarti
Ayat ini menyatakan: Dan Dialah bukan selain Dia Yang Maha
Kuasa itu, yang telah menciptakan malam sehingga manusia dapat
berstirahat akibat gelapnya malam dan hanya Dia juga yang menciptakan
siang dengan terbitnya matahari. Allah juga menciptakan matahari dan
bulan. Masing-masing dari keduanya terus menerus beredar pada garis
edarnya.
3
Nebula adalah awan antar bintang yang terdiri dari debu, gas, dan plasma. (wikipedia)
4
kilometer per detik dan peredarannya mengitari pusat membutuhkan waktu
sekitar 200 juta tahun cahaya.4
Ayat ini ditutup dengan dua sifat Allah, yakni ( )الْ َع ِزيْ ِزyang Maha
Perkasa dan ( )الْ َعلِْي ِمyang Maha Mengetahui. Ini bertujuan untuk
kadar serta system tertenti dan teliti. Ia juga berarti menetapkan kadar
sesuatu, baik yang berkaitan dengan materi maupun waktu. Kata yang
digunakan diatas, mencakup kedua makna tersebut. Allah menetapkan
bagi matahari kadar system perjalanan/peredarannya yang sangat teliti dan
dalam saat yang Maha Kuasa itu mengatur dan menetapkan pula kadar
waktu bagi peredarannya itu. Penggunaan kata (Taqdir) pada ayat ini,
menunjukkan bahwa Bahasa dalam Al-Quran digunakan dalam konteks
5
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir al-Misbah. (Jakarta: Lentera Hati) Hal 541-2. Jil 11.
6
Naik, Dr. Zakir. 2015. Miracles of Al-Quran & Sunnah. Terj. Dani Ristanto. Penerbit: Solo,
Aqwam. Hal. 21.
6
uraian tentang hukum-hukum Allah yang berlaku di alam raya, di samping
hukum-hukum-Nya yang berlaku bagi manusia.7
7
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir al-Misbah. (Jakarta: Lentera Hati) Hal 541-2. Jil 11.
8
Lipi. Kemenag RI. Tafsir Ilmi (Mengenal ayat-ayat sains dalam Al-Quran).
7
Perjalanan bulan seperti yang dijelaskan ayat di atas menggambarkan juga
perjalanan hidup banyak manusia di pentas bumi ini. Ia beranjak sedikit demi
sedikit dari bayi, remaja, hingga dewasa, kemudian menurun
kekuatanntya, melengkung dan membungkuk badannya hingga akhirnya
menua dan mati.
9
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir al-Misbah. (Jakarta: Lentera Hati) Hal 542-3, Jil. 11
8
pelaksanaannya sangat terkait dengan posisi dan pergerakan matahari,
bumi dan bulan.10
1. Gerakan Matahari
10
https:/eprints.walisongo.ac.id (Matahari, Bumi dan Bulan Dalam Tinjauan Alquran dan
Sains)
9
B. Gerak Semu Matahari
10
kearah selatan dari titik timur dan barat. Posisi matahari ketika berada di
dua titik terakhir disebut dengan soltitium, yang artinya pemberhentian
matahari. Hal tersebut karena pada saat itu perubahan deklinasi matahari
sangat lambat seolah-olah berhenti. Sebaliknya pada titik ekuinox, yakni
ketika lintasan matahari berada tepat pada titik timur dan barat,
perubahan deklinasi berlangsung cepat.
2. Gerak Bulan
Bulan merupakan satu-satunya satelit bumi. Jarak rata-rata bumi-
bulan adalah 385.000,56 km. titik perigee bulan berjarak sekitar 363.300
km, sedangkan titik apogee-nya mencapai sekitar 405.500 km. meski ja-
rak bulan-bumi cukup dekat bahkan masih dalam jangkauan gravitasi
bumi, bulan tidak sepenuhnya tertarik gaya gravitasi bumi, sebab bulan
memiliki gaya sentrifugal yang membuatnya tetap dapat bertahan pada
lintasannya. Namun akibat gaya sentrifugal bulan sedikit lebih besar
dibanding gaya gravitasi bumi-bulan, bulan semakin menjauh sekitar 3,8
cm setiap tahunnya.
Sebagaimana gerak matahari, di dalam astronomi juga dikenal dua
jenis gerak bulan yaitu:
a. Gerak Bulan Hakiki
Gerak bulan hakiki adalah gerak yang sebenarnya dilakukan
ketika beredar di angkasa luar. Gerak hakiki bulan terdiri dari tiga
macam gerak yaitu:
i. Rotasi Bulan. Bulan berputar pada porosnya dengan
periode sekitar 27 hari lebih 7 jam dengan arah
rotasi berlawanan dengan jarum jam. Lama rotasi
bulan adalah sama dengan lama revolusinya. Hal
tersebut yang mengakibatkan permukaan bulan
yang menghadap ke bumi selalu sama.
ii. Revolusi Bulan. Bulan mengelilingi bumi memer-
lukan waktu sekitar 27 hari 7j43m12d, sama dengan
periode rotasinya. Sebagaimana rotasinya, arah rev-
11
olusi bulan juga berlawanan dengan arah jarum jam.
Lama revolusi bulan tersebut kemudian disebut
dengan 1 periode Sideris bulan.
iii. Gerak bulan bersama bumi mengelilingi matahri.
Bulan bergerak mengitari bumi, maka secara otoma-
tis bulan juga bergerak mengitari matahri bersama-
sama dengan bumi. Hal tersebut yang menyebabkan
lintasan revolusi bulan tidak berbentuk lingkaran
sempurna melainkan lingkaran berpilin dimana titik
awal revolusi bulan tidak betremu titik akhirnya. Sa-
tu lingkaran berpilin ini ditempuh bulan dalam wak-
tu 29,5 hari. Adapun waktu yang diperlukan bulan
untuk mencapai titik awalnya yakni sekitar 365,5
hari atau setelah melewati 12 kali lingkaran berpilin.
b. Gerak Semu Bulan
Gerak rotasi bumi mengakibatkan penampakan benda langit,
termasuk bulan, ketika diamati dari bumi bergerak secara semu
dari arah timur ke barat. Pada saat yang bersamaan bulan juga
melakukan gerak revolusi. Akibatnya, setiap harinya bulan terlam-
bat terbit dari bintang tertentu sekitar 50 menit atau sekitar 13
busur. Terhadap matahari, setiap hari bulan terlambat sekitar 12
busur atau 0,5 setiap jamnya.
Hal tersebut kemudian menimbulkan penampakan bulan yang
berubah-ubah setiap harinya, mulai dari sebatas garis kecil
melengkung hingga semakin membesar membentuk bulatan sem-
purna kemudian mengecil kembali. Peristiwa perubahan fase-fase
penampakan semu bulan tersebut diakibatkan oleh fungsi elongasi
bulan, yakni sudut yang dibentuk bulan dari matahari ketika dia-
mati dari bumi. Bulan mencapai fase purnama ketika sudut elon-
gasinya sebesar 180 dan fase bulan mati pada sudut 0.
12
Periode revolusi bulan yang disertai dengan fase-fase permukaannya
berbeda dengan Sideris bulan. Waktu yang dibutuhkan oleh bulan untuk
kembali ke fase awal adalah sekitar 29,5305882 hari. Lama waktu tersebut
kemudian disebut dengan 1 periode sinodis bulan.
ك تَ ْق ِديْ ُر الْ َع ِزيْ ِز الْ َعلِْي ِم َوُه َو الى ِذ ْي َج َع َل ِ ً اح وجعل الىيل س َكنا ىوالشىمس والْ َقمر حسب ِۚ اَل
ِ ِ
َ اًن ۗ ٰذلَْ ُ ََ َ َ ْ ً َ َ ْ َ َ َ َ ِ َصب ْ ْ فَال ُق
ت لَِق ْوٍم يى ْعلَ ُم ْو َن ِ ٰاَلي ت الَِّْب َوالْبَ ْح ِۗر قَ ْد فَ ى
ٰ ْ صلْنَا ِ لَ ُكم النجوم لِتَ هتَ ُدوا ِِبا ِِف ظُلُ ٰم
ْ َ ْ ْ َُْ ُ
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut pembahasan di atas, dapat penulis simpulkan sebagai
berikut:
Bulan adalah salah satu benda luar angkasa yang merupakan satelit
bumi. Sebagaimana satelit dan palnet lain, bulan melakukan beberapa
gerakan pada waktu yang sama. Di dalam Alquran, bulan disebut sebagai
”nur” karena bulan tidak mempunyai cahaya dan hanya memantulkan
cahaya dari matahari.
14
B. Saran
Makalah ini disusun dengan keterbatasan kemampuan penyusun makalah
dalam menguraikan pembahasan mengenai Tafsir Ayat Peredaran Matahari
dan Bulan Serta Implikasi Ilmu Pengetahuan. Dengan demikian, disarankan
kepada pihak yang lain untuk mengkaji lebih dalam mengenai
pembahasannya.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Hasan. 2015. Benda Astronomi Dalam Al-Quran Dari Perspektif
Sains. Teologia. Vol.26. No. 1
Naik, Dr. Zakir. 2015. Miracles of Al-Quran & Sunnah. Terj. Dani Ristanto.
Penerbit: Solo, Aqwam.
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir al-Misbah. (Jakarta: Lentera Hati) Jil.8 (pdf)
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir al-Misbah. (Jakarta: Lentera Hati) Jil.11 (pdf)
Lipi. Kemenag RI. 2019. Tafsir Ilmi (Mengenal ayat-ayat sains dalam Al-Quran).
Sumber internet
https://Wikipedia.com/
https://eprints.walisongo.ac.id/
15