Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ILMU FALAK & PRAKTEK


”Pengantar Ilmu Falak”

Disusun oleh :
Kelompok 1
1. MAYANG ISNALIA (1810102010)
2. RINDIANI (1810102001)
3. DESI ARIZONA (1810102023)
4. FERDIAN PUTRA (1810102022)

Dosen Pembimbing :
Hj. DARTI BUSNI, S.Ag, M.Sy

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) KERINCI T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah Ilmu Falak &
Praktek yang sederhana ini. Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik, tak lepas
dari sumber-sumber yang terkait dengan makalah ini. Kamipun menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang
membacanya dan makalah yang kami buat dapat memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
agama bagi kita semua. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan, oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat untuk kedepannya.

Sungai penuh, Maret 2021


Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ i


Daftar Isi......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A. Pengertian Ilmu Falak ........................................................................ 3
B. Manfaat dan Hukum Mempelajari Ilmu Falak ................................... 4
C. Cabang-Cabang Ilmu Astronomi ....................................................... 7
BAB III. PENUTUP .................................................................................... 10
A. Kesimpulan ...................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................. 10
Daftar Pustaka ..................................................................................................

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai sumber ajaran Islam kedua sesudah al-Qur’an, hadits
mempunyai peranan penting dalam mengembangkan kandungan ajaran Islam,
baik yang telah ditetapkan dalam al-Qur’an maupun yang belum. Dari segi
dilalah-nya Al Qur’an sama dengan hadits, masing-masing ada yang qith’i al
dilalah dan ada yang zhanni al dilalah. Hanya saja Al Qur’an bersifat global,
sedangka hadits bersifat terperinci. Salah satu fungsi hadits Nabi terhadap Al
Qur’an adalah sebagai bayan at tafsir (keterangan penafsiran).atau bayan al
tafsir (Keterangan penjelasan). Meskipun hadits nabi sebagai penafsir atau
penjelas terhadap Al Qur’an, teapi tidak berarti bahwa hadits nabi seluruhnya
adalah qath’i al dilalah. Kata atau kalimat yang digunkan dalam matan hadits,
atara lain ada yang mujmal (gobal), musykil, khafi (implist), dan mutasyabih
(samar-samar).

Secara umum Ilmu Falak, bisa disamakan dengan Astronomi, yaitu ilmu
yang mempelajari perbintangan, tetapi sebenarnya ilmu falak adalah sebuah
ilmu yang mempelajari peredaran benda-benda langit, khususnya bumi, bulan
dan matahari. Peredaran benda-benda langit tersebut digunakan untuk
menentukan waktu sholat, arah kiblat, gerhana bulan dan matahari serta
penentuan awal bulan bulan hijriyah. Dan sebagai patokan-patokan penetuan
waktu ibadah diambil dari Al-Qur’an yang diperjelas dengan hadits.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan ilmu falak?
2. Bagaimana manfaat dan hukum mempelajari ilmu falak!
3. Apa-apa saja cabang dari ilmu astronomi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu yang dimaksud dengan ilmu falak
2. Untuk mengetahui manfaat dan hukum mempelajari ilmu falak
3. Untuk mengetahui apa-apa saja cabang dari ilmu astronomi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Falak


Ilmu falak menurut etimologi terdiri dari dua kata ilm dan falak atau al-
falak. Ilm artinya al-ma’rifah, yaitu pengetahuan, sedangkan falak atau al-falak
artinya al-madaar, yaitu orbit, garis/tempat perjalanan bintang. Jadi, secara
lughawi bahwa ilmu falak adalah ilmu pengetahuan tentang orbit, garis edar
tempat beredarnya bintang dan planet-planet.
Lois Ma’luf menyebutkan bahwa ilmu falak itu menurut etimologi adalah
ilmu yang membahas tentang letak benda-benda langit beserta dengan
pergerakan dan pengaturannya.
Adapun ilmu falak menurut isthilahi (terminologi) adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari lintasan benda-benda langit, seperti matahari,
bulan, bintang-bintang, dan benda-benda langit lainnya, dengan tujuan untuk
mengetahui posisi dari benda-benda langit yang lain, dalam bahasa inggris
disebut practical astronomy.
Hamzah Salim Saerofi menegaskan bahwa ilmu falak berarti tempat
berputar (tempat edar). Dengan demikian, ilmu falak bearti ilmu pengetahuan
tentang tempat berputarnya benda-benda langit. Dalam ruang lingkup
kajiannya, ilmu falak disamakan dengan astronomi, yaitu peraturan mengenai
perbintangan. hal ini dapat dipahami dari sisi arti ilmu astronomi itu sendiri
yang menegaskan astronomy is the science of the sun, moon, and planets.
Ilmu falak secara terminologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari lintasan-lintasan benda langit, seperti Matahari, bulan, bintang-
bintang, dan benda-benda langit lainnya dengan tujuan untuk mengetahui
posisi dari benda-benda langit yang lain.
Sementara, itu, Muhammad Wardan mendefenisikannya sebagai
pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit seperti Matahari, bulan,

3
bintang-bintang, demikian pula Bumi yang kita tempati mengenai letak,
bentuk, ukuran, lingkaran, dan sebagainya.
Zubeir Umar al-Jailani mendefenisikan ilmu falak sebagai ilmu yang
mempelajari benda-benda langit dari segi gerakan, posisi, terbit, dan proses
gerakannya, juga membahas siang dan malam yang masing-maing berkaitan
dengan perhitungan bulan dan tahun, hilal dan gerhana Bulan dan gerhana
Matahari.
Dari beberapa defenisi yang telah diuraikan di atas, dapat ditarik benang
merah bahwa pembahasan dan objek kajian ilmu falak tidak terlepas dari
benda-benda langit baik itu dalam bentuk fisik benda dan gerakan serta kaitan
dan hubungan keteraturannya antara satu benda langit dengan benda langit
lainnya. Dengan bahasa lain, bahwa ilmu falak itu adalah ilmu yang
mempelajari tentang lintasan benda-benda langit, khususnya Bumi, Bulan, dan
Matahari dalam garis edarnya masing-masing, untuk diperoleh fenomenanya
dalam rangka kepentingan manusia, khususnya umat islam dalam hal
menentukan waktu-waktu yang berkaitan dengan ibadah (ibadah mahdhah).1

B. Manfaat dan Hukum Mempelajari Ilmu Falak


1. Manfaat Mempelajari Ilmu Falak
Dengan mempelari ilmu falak, kita mendapatkan banyak manfaat,
dimana salah satunya adalah memastikan ke arah mana kiblat suatu tempat
di permukaan bumi. Kita juga dapat memastikan waktu shalat telah tiba atau
matahari sudah terbenam untuk berbuka puasa. Dengan ilmu ini pula orang
yang melakukan rukyatul hilal dapat mengarahkan pandangannya dengan
tepat ke posisi hilal, bahkan kita juga dapat mengetahui akan terjadinya
peristiwa gerhana matahari atau gerhana bulan berpuluh bahkan beratus
tahun yang akan datang.2

1
Dr. Watni Marpaung, M.A, Pengantar Ilmu Falak, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015),
hlm. 1-3
2
Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak Praktis, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2012), hlm. 87

4
Dengan demikian, ilmu falak dapat menumbuhkan keyakinan dalam
melakukan ibadah, sehingga ibadahnya lebih khusyu’. Nabi SAW bersabda:
“Sesungguhnya sebaik-baik hamba Allah adalah mereka yang selalu
memperhatikan matahari dan bulan untuk mengiungat Allah” (HR.
Thabrani).
Secara garis besar manfaat mempelajari ilmu falak hanya berkisar
pada 4 hal yani:
1) Pengukuran arah qiblat
2) Mengetahui Waktu sahalat
3) Mengetahui awal bulan qamariyah
4) Mengetahui waktu terjadinya gerhana.3

2. Hukum Mempelajari Ilmu Falak


Mempelajari ilmu falak atau ilmu hisab itu hukumnya wajib,
sebagaimana dikatakan oleh Abdullah bin Husain :
“Mempelajari ilmu falak itu wajib, bahkan diperintahkan untuk
mempelajarinya, karena ilmu falak itu mencakup pengetahuan tentang
kiblat dan hal-hal yang berhubungan dengan penanggalan, misalnya puasa.
Lebih-lebih pada masa sekarang ini, karena ketidaktahuannya para hakim
(akan ilmu falak), sikap mempermudah serta kecerobohan mereka, sehingga
mereka menerima kesaksian (hilal) seseorang yang mestinya tidak dapat
diterima”.
Para ulama, misalnya Ibnu Hajar dan ar-Ramli berkata bahwa bagi
orang yang hidup dalam kesendirian, maka mempelajari ilmu falak itu fardlu
‘ain baginya. Sedangkan bagi masyarakat banyak hukumnya fardlu
kifayah.4

3
https://flaumm.wordpress.com/2017/11/08/objek-hukum-serta-manfaat-ilmu-falak/amp/ ,
Mursyidfikri, Ilmu Falak, diakses tanggal 08 November 2017
4
A. Kadir, Formula Baru Ilmu Falak, (Jakarta : AMZAH, 2012), hlm. 28-30

5
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya sebaik-baik hamba Allah Ta’ala adalah orang-
orang yang mengamat-amati Matahari dan bulan untuk mengingat
Allah Ta’ala.” (HR. Tabhrani, Bazzar dan Hakim berkata bahwa
Hadits tersebut sahih sanadnya).
Oleh karena itu, dalam rangka memahami Hadits tersebut
“...mengamat-amati Matahari dan bulan untuk mengingat Allah Ta’ala,”
maka para ulama berbeda dalam menetapkan hukumnya, di antaranya
adalah apa yang dikemukakan oleh Ibnu Hajar al-Haitamiy dalam kitabnya
al-Fatawa al-Hadisiyah menjelaskan:
“Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bintang-bintang di antaranya
wajib dipelajari, seperti ilmu yang dapat menunjukkan arah kiblat, waktu-
waktu shalat, bersatu dan berbeda mathla’, dan lain-lainnya. Adapula yang
mubah mempelajarinya, seperti ilmu yang dapat menunjukkan manzil
bulan, lintang geografis dan lain-lainnya. Dan adapula yang haram
mempelajarinya, seperti ilmu yang dapat menunjukkan kejadian yang
ghaib-ghaib.”
Abdurrahman bin Muhammad dalam kitabnya Bughiyah al-
Mustarsyidin menjelaskan, wajib mempelajari ilmu falak bahkan mesti
menguasainya, karena konsekuensinya dapat mengetahui dengannya kiblat
dan yang berhubungan dengan bulan, seperti puasa terutama pada masa
ssekarang dimana para hakim disebabkan kejahilannya dan menganggap
remeh dan kurang teliti, mereka menerima kesaksian rukyah orang-orang
yang seharusnya tidak diterima sama sekali.
Selanjutnya Zubair Umar al-Jailaniy menjelaskan bahwa hukum
memelajari ilmu falak itu fardhu kifayah atas orang-orang yang
bersendirian.
Berdasarkan pemahaman ulama terhadap Hadist yang diriwayatkan
oleh at-Thabarani dan al-Bazzar, “...mengamat-amati Matahari dan bulan
untuk mengingat Allah Ta’ala,” maka ada beberapa hukum mempelajari
ilmu falak, yaitu Fardhu Kifayah bila mempelajari ilmu falak tersebut untuk

6
mengetahui arah kiblat, waktu-waktu shalat dan hal-hal yang berhubungan
dengan ibadah, bahkan ada yang memahaminya wajib. Mubah bila hanya
untuk mengetahui manzil bulan, lintang, dan bujur geografis. Haram bila
mempelajari bintang-bintang, astrologi hanya untuk mengetahui hal-hal
yang ghaib (nasib/untung seseorang) yang bisa menimbulkan perbuatan
syirik.5

C. Cabang-Cabang Ilmu Astronomi

Astronomi, kadang disebut sebagai ilmu falak, adalah cabang ilmu alam
yang meneliti benda langit (seperti bintang, planet, komet, dll) serta fenomena-
fenomena alam yang terjadi di luar atmosfer Bumi (misalnya radiasi latar
belakang kosmik). Ilmu ini secara pokok mempelajari berbagai sisi dari benda-
benda langit seperti asal usul, sifat fisika/kimia, meteorologi, dan gerak dan
bagaimana pengetahuan akan benda-benda tersebut menjelaskan pembentukan
dan perkembangan alam semesta.

Astronomi sebagai ilmu adalah salah satu yang tertua, sebagaimana


diketahui dari artifak-artifak astronomis yang berasal dari era prasejarah;
misalnya monumen-monumen dari Mesir dan Nubia, atau Stonehenge yang
berasal dari Britania. Orang-orang dari peradaban-peradaban awal semacam
Babilonia, Yunani, Tiongkok, India, dan Maya juga didapati telah melakukan
pengamatan yang metodologis atas langit malam. Akan tetapi meskipun
memiliki sejarah yang panjang, astronomi baru dapat berkembang menjadi
cabang ilmu pengetahuan modern melalui penemuan teleskop.

Cukup banyak cabang-cabang ilmu yang pernah turut disertakan sebagai


bagian dari astronomi, dan apabila diperhatikan, sifat cabang-cabang ini sangat
beragam: dari astrometri, pelayaran berbasis angkasa, astronomi observasional,

5
Dr. Watni Marpaung, M.A, Op.Cit., hlm. 24-26

7
sampai dengan penyusunan kalender dan astrologi. Meski demikian, dewasa
ini astronomi profesional dianggap identik dengan astrofisika.

Pada abad ke-20, astronomi profesional terbagi menjadi dua cabang,


yaitu:

1. Astronomi observasional
Astronomi observasional, yaitu studi astronomi yang
melibatkan pengumpulan data dari pengamatan atas benda-benda
langit, yang kemudian akan dianalisis menggunakan prinsip-prinsip
dasar fisika.
2. Astronomi teoretis
Astronomi teoretis adalah studi astronomi yang terpusat pada
upaya pengembangan model-model komputer/analitis untuk
menjelaskan sifat-sifat benda-benda langit serta fenomena-fenomena
alam lainnya.

Adapun kedua cabang ini bersifat komplementer-astronomi teoretis


berusaha untuk menerangkan hasil-hasil pengamatan astronomi observasional,
dan astronomi observasional kemudian akan mencoba untuk membuktikan
kesimpulan yang dibuat oleh astronomi teoretis.

Astronom-astronom amatir telah dan terus berperan penting dalam


banyak penemuan-penemuan astronomis, menjadikan astronomi salah satu dari
hanya sedikit ilmu pengetahuan di mana tenaga amatir masih memegang peran
aktif, terutama pada penemuan dan pengamatan fenomena-fenomena
sementara.

8
Astronomi harus dibedakan dari astrologi, yang merupakan kepercayaan
bahwa nasib dan urusan manusia berhubungan dengan letak benda-benda langit
seperti bintang atau rasinya. Memang betul bahwa dua bidang ini memiliki asal
usul yang sama, namun pada saat ini keduanya sangat berbeda.6

6
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Astronomi, AABot, diakses tanggal 16 Agustus 2016

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu falak tidak terlepas dari benda-benda langit baik itu dalam bentuk
fisik benda dan gerakan serta kaitan dan hubungan keteraturannya antara satu
benda langit dengan benda langit lainnya. Dengan bahasa lain, bahwa ilmu
falak itu adalah ilmu yang mempelajari tentang lintasan benda-benda langit,
khususnya Bumi, Bulan, dan Matahari dalam garis edarnya masing-masing,
untuk diperoleh fenomenanya dalam rangka kepentingan manusia, khususnya
umat islam dalam hal menentukan waktu-waktu yang berkaitan dengan ibadah
(ibadah mahdhah).

Secara garis besar manfaat mempelajari ilmu falak hanya berkisar


pada 4 hal yani: Pengukuran arah qiblat, Mengetahui Waktu sahalat,
Mengetahui awal bulan qamariyah, Mengetahui waktu terjadinya gerhana.
Mempelajari ilmu falak itu wajib, bahkan diperintahkan untuk
mempelajarinya, karena ilmu falak itu mencakup pengetahuan tentang
kiblat dan hal-hal yang berhubungan dengan penanggalan, misalnya puasa.
Lebih-lebih pada masa sekarang ini, karena ketidaktahuannya para hakim
(akan ilmu falak), sikap mempermudah serta kecerobohan mereka, sehingga
mereka menerima kesaksian (hilal) seseorang yang mestinya tidak dapat
diterima.

B. Saran
Saran kami kepada pembaca agar mengamalkan setiap informasi yang
kami berikan agar informasi tersebut tidak menjadi sia-sia. Harapan kami
kepada pembaca khususnya bagi dosen pembimbing setiap kesalahan baik di
sengaja maupun tidak di sengaja, dalam uraian isi makalah ini kami mohon di
maafkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Marpaung, Watni, 2015, Pengantar Ilmu Falak, (Jakarta: Prenadamedia


Group)
Izzuddin, Ahmad, 2012, Ilmu Falak Praktis, (Semarang: PT Pustaka Rizki
Putra)

https://flaumm.wordpress.com/2017/11/08/objek-hukum-serta-manfaat-
ilmu-falak/amp/ , Mursyidfikri, Ilmu Falak, diakses tanggal 08 November 2017

A. Kadir, 2012, Formula Baru Ilmu Falak, (Jakarta : AMZAH)

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Astronomi, AABot, diakses tanggal 16 Agustus


2016

Anda mungkin juga menyukai