Anda di halaman 1dari 6

Nama : Wigo Prasetio

NIM : 933420219
Hasil Diskusi Materi Haji Dan Umroh
Selasa, 12 Mei 2020 fiqh 2C
S: soal K : Komentar
J: jawaban (termasuk teman-teman) P: Pemateri D: Dosen

1 S Jika seseorang telah menyelesaikan semua rukun haji selain tawaf ifadhah, lalu
kemudian ia meninggal. apakah wajib ditawafkan pula untuknya?
(Marlitha Indriani/933414019)
P Siapa yang telah menunaikan perbuatan-perbuatan haji selain thawaf Ifadhah,
kemudian wafat, maka tidak dilakukan thawaf untuknya. Berdasarkan perkataan
Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, "Ketika seseorang sedang melakukan wukuf
bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa salla di atas kendaraannya, tiba-tiba dia
terjatuh dari atas hewan tunggangannya lalu tubuhnya ditendang oleh hewan
tersebut hingga wafat. Maka ketika peristiwa tersebut disampaikan kepada Nabi
shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda,
 ‫ا‬,,‫ فإن هللا تعالى يبعثه يوم القيامة ملبي‬،‫ وال تحنطوه وال تخمروا رأسه‬،‫ وكفنوه في ثوبيه‬،‫اغسلوه بماء وسدر‬
)‫نن‬,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,‫حاب الس‬,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,‫لم وأص‬,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,‫اري ومس‬,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,‫(رواه البخ‬
"Mandikan dia dengan air dan sidr, lalu kafankan dengan kedua baju (ihram)nya,
jangan diberikan minyak wangi dan jangan tutup kepalanya, sesungguhnya Allah
Ta'ala akan membangkitkannya di hari kiamat dalam keadaan bertalbiah." (HR.
Bukhari dan Muslim serta Ashahbussunan)
(Fabi Annisa Farikha/933416319)
J
D Jawaban sudah mewakili

2 S Apakah merupakan suatu yang baik melakukan haji setiap tahun bagi yang
menginginkan hal itu dan tidak memberatkan baginya atau yang lebih utama
setiap tiga tahun sekali atau dua tahun sekali?
(Intan Kusuma Dewi/933413219)
P Allah telah mewajibkan haji kepada setiap orang yang terkena beban kewajiban
dan mampu, sekali dalam seumur hidup. Selebih dari itu termasuk sunnah dan
kebaikan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Tidak ada ketetapan sunnah
dalam haji dengan bilangan tertentu. Sesungguhnya mengulangi (haji) kembali
kepada kondisi orang yang terkena beban kewajiban dari sisi harta dan kesehatan.
Dan kondisi kerabat sekitarnya dan orang-orang fakir. Serta perbedaan
kemaslahatan umat secara umum dan kontribusi darinya baik dari sisi jiwa
maupun harta. Serta posisi dia di kalangan umat. Dan kemanfaat baginya akan
kehadirannya atau safarnya dalam haji atau lainnya. Maka hendaknya dia melihat
kondisi apa yang paling bermanfaat bagi dirinya sehingga dia lebih kedepankan
dari yang lainnya.’ Selesai ‘Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Bukhuts Al-
Ilmiyah Wal Ifta’, 11/14.
Seyogyanya jangan sampai lebih dari lima tahun tanpa melaksanakan haji kalau
dia mampu. Berdasarkan sabda Nabi sallallahu’alaihi wa sallam:
(‫د‬,,‫وام ال يف‬,,‫ة أع‬,,‫ه خمس‬,,‫ي علي‬,,‫ تمض‬، ‫ ووسعت عليه في المعيشة‬، ‫ إن عبدا أصححت له جسمه‬:‫إن هللا يقول‬
‫) )إلي لمحروم‬1662( ‫ه‬,‫وع طرق‬,‫حيحة" بمجم‬,‫لة الص‬,‫) وصححه األلباني في "السلس‬960( ‫رواه ابن حبان‬
‘Sesungghnya Allah berfirman, ‘Sesungguhna seorang hamba telah Saya berikan
kesehatan badannya, Saya luaskan kehidupannya. Telah lewat lima tahun dan
tidak menuju kepada-Ku (melaksanakan haji) maka dia tertutupi (mahrum).’ HR.
ibnu Hibban, 960 dishohehkan Al-Albany di SIlsilah As-Shohehah dengan
keseluruhan jalannya, 1662.
(Fabi Annisa Farikha/933416319)
J
D Jika tidak ada halangan seyogyanya seseorang melaksanakan ibadah haji setiap
tahunnya. Hal itu juga dilakukan oleh Rasulullah,di mana ketika telah ditetapkan
syariat haji beliau bersama para sahabat melaksanakannya setiap tahun

3 S Apa hukum perayaan selamatan Haji?


(Muchamad Jati Kusumo/933413019)
P Perayaan atau walimah untuk menyambut orang yang pulang haji, diiringi dengan
acara makan-makan, hukumnya boleh. Atau jamaah haji sendiri yang
menyediakan makanan kemudian mengundang tetangganya untuk makan-makan,
hukumnya boleh.
Terdapat beberapa dalil yang menunjukkan bahwa para sahabat merayakan
kegembiraan ketika menyambut kedatangan musafir, baik safar haji, umrah,
berdagang, maupun yang lainnya.
Dari ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan,
ً‫دا‬,,‫ َل َوا ِح‬,‫ فَ َح َم‬، ‫ب‬ َّ ْ ُ ُ ْ ْ َّ
ِ ِ‫ ِد ال ُمطل‬,‫ في فتحها – ا ْستَقبَلتهُ أ َغ ْيلِ َمة بَنِي َع ْب‬: ‫لَ َّما قَ ِد َم النَّبِ ُّي صلى هللا عليه وسلم َمكة – أي‬
َ َ
ُ‫ه‬,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,َ‫ َر َخ ْلف‬,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,َ‫ ِه َوآخ‬,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,ْ‫بَ ْينَ يَ َدي‬
“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Mekah –pada waktu fathu
Mekah– anak-anak dari keturunan Abdul Muthallib menyambut beliau. Ada yang
dinaikkan di depan onta beliau dan yang lain dibonceng di belakang.” (HR.
Bukhari)
(Fabi Annisa Farikha/933416319)
J Walimah untuk menyambut orang yang pulang haji, diiringi dengan acara makan-
makan, hukumnya boleh. Atau jamaah haji sendiri yang menyediakan makanan
kemudian mengundang tetangganya untuk makan-makan, hukumnya boleh.
Akan tetapi, tidaklah kalian bersikap mubadzir pd hal ini . Bersikap berlebihan
hukumnya dilarang, baik dalam acara semacam ini atau karena yang lainnya.
Allah berfirman,

ِ ‫ْرفُوا إِنَّهُ ال يُ ِحبُّ ْال ُمس‬


َ‫ْرفِين‬ ِ ‫َوال تُس‬
“Janganlah kalian bersikap berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak mencintai
orang yang boros.” (QS. Al-An’am: 141).
(Feby Nurul A)
D Walimah haji sebagai bentuk kesyukuran dan sodaqah umumnya hanya ada di
Indonesia. Boleh dengan syarat tidak berlebihan dan ada kelebihan harta untuk
merayakannya, niatnya karena Allah bukan karena gengsi. Sebab tidak jarang
perayaan/walimah haji justru menjadi tradisi yang membebani dengan adanya
tanggungan hutang bagi yang merayakannya.

4 S Seseorang ingin menunaikan umrah, akan tetapi dia tidak mampu memakai kain
ihram karena dia sakit dan lumpuh. Apakah diperbolehkan melaksanakan umrah
dengan pakaiannya? Apakah dia terkena tebusan?
(Dewi Safinatul Jannah/933408319)
P Ya, kalau seseorang tidak mampu memakai pakaian ihram, dia memakai yang
sesuai dari pakaian lain dan diperbolehkan. Dan menurut ahli ilmu dia
menyembelih kambing dan dibagikan kepada orang-orang fakir. Atau memberi
makan enam orang miskin masing-masing diberi setengah sho’ atau puasa tiga
hari. Begitu juga ahli ilmu mengqiyaskan apa yang ada dalam menggundul kepala
dimana Allah ta’ala berfirman:

ِ ‫ةٌ ِم ْن‬,َ‫ ِه فَفِ ْدي‬,‫ ِه أَ ًذى ِم ْن َر ْأ ِس‬,ِ‫ي َم ِحلَّهُ فَ َم ْن َكانَ ِم ْن ُك ْم َم ِريضًا أَوْ ب‬
ْ‫يَ ٍام أَو‬,‫ص‬ ُ ‫( َواَل تَحْ لِقُوا ُر ُءو َس ُك ْم َحتَّى يَ ْبلُ َغ ْالهَ ْد‬
196/‫ك) البقرة‬ ٍ ‫ص َدقَ ٍة أَوْ نُ ُس‬
َ
“Dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat
penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di
kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfid-yah, yaitu: berpuasa
atau bersedekah atau berkorban.” QS. Al-Baqarah: 197
Nabi sallallahu alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa puasa tiga hari,
shodaqah memberi makan kepada enam orang miskin masing-masing orang
miskin setengah sho’. Dan nusuk dengan menyembelih kambing. Menyembelih
dan memberi makan dalam masalah ini di Mekah untuk kehati-hatian. Karena
melanggar larangan memakai baju terus menerus sampai tahalul.
(Ari Tri Irawan/933415819)
J
D jika keadaannya terpaksa maka diperbolehkan, dan harus membayar dam/denda.

5 S Hukum menyentuh yang bukan muhrim di Indonesia batal karena mengikuti


madzhab imam syafi'i kemudian ketika haji terutama thawaf mengikuti madzhab
lain agar ketika bersentuhan dengan yang bukan mahram tidak batal. Menurut
kelompok anda bagaimana dengan kejadian tersebut?
( Ummu Ni'matun Nada/933408019)
P Menurut kami dari kondisi yang seperti itu diperbolehkan untuk mengganti
mahzab agar kita tetap dapat beribadah secara lancar dan tidak terganggu
(Ari Tri Irawan/933415819)
J
D tidak masalah berpindah kemazhab lain demi terlaksananya suatu ibadah. Jika
memang kondisi menuntut demikian.

6 S Apakah hukum umroh itu wajib?


(Arzario Putra Widiono/933413319)
P Hukum melaksanakan ibadah umroh adalah sunnah bagi setiap muslim yang
mampu menjalankannya, baik mampu dari segi materi maupun non materi.
Ibadah umroh dapat dilakukan kapan saja, namun terkecuali pada hari Arafah
yaitu tanggal 10 Zulhijjah dan juga hari tasrik yaitu pada tanggal 11, 12 dan 13
Zulhijjah.
Sebagian ulama berasumsi bahwa melaksanakan ibadah umroh hukumnya wajib
atau fardu bagi orang-orang yang belum melaksanakannya sementara dia mampu
melaksanakannya. Akan tetapi, ada pula sebagian ulama yang berpendapat bahwa
ibadah umroh itu hukumnya sunnah mu'akkad.
(Fabi Annisa Farikha/933416319)
J Ibadah umroh dapat dilakukan kapan saja, namun terkecuali pada hari Arafah
yaitu tanggal 10 Zulhijjah dan juga hari tasrik yaitu pada tanggal 11, 12 dan 13
Zulhijjah. Sebagian ulama berasumsi bahwa melaksanakan ibadah umroh
hukumnya wajib atau fardu bagi orang-orang yang belum melaksanakannya
sementara dia mampu melaksanakannya. Akan tetapi, ada pula sebagian ulama
.yang berpendapat bahwa ibadah umroh itu hukumnya sunnah mu'akkad
Ada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, beliau mengatakan
bahwa pelaksanaan ibadah umroh di bulan Ramadhan bernilai sama dengan
melaksanakan ibadah haji. Begitu juga pendapat dari Imam asy-Syafi'I, yang
didasarkan pada al-Kitab dan as-Sunnah, beliau mengatakan bahwa ibadah umroh
hukumnya fardhu sama seperti haji sehingga wajib dilakukan oleh orang muslim.
:Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat al-Baqarah 2:196

‫هَّلِل ِ َو ْال ُع ْم َرةَ ْال َح َّج َواَتِ ُّموا‬


Artinya: “Sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.
Ayat diatas mengandung maksud yaitu tunaikanlah keduanya (haji dan umroh)
secara sempurna. Sedangkan berdasarkan as-Sunnah, Rasulullah SAW yang
menyatakan, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Majah al-Baihaqi, dari 'Aisyah
RA, dia berkata:"Pernah aku bertanya: "Ya Rasul Allah, apakah kaum wanita
wajib melakukan perjuangan?" "Ya", jawab Rasul, "perjuangan tanpa perang,
yaitu melakukan haji dan umrah."
(Wanda Aulia Fauziah)
D Haji dan Umrah adalah satu rangkaian ibadah yang wajib dilaksanakan seorang
muslim minimal sekali seumur hidup. Haji ditentukan waktu pelaksanaannya
sedangkan Umroh bebas dilakukan kapan saja terutama pada bulan-bulan yang
dimuliakan. Jika seseorang melaksanakan haji otomatis bisa sekaligus
melaksanakan umroh. Sebaliknya jika seseorang melaksanakan umroh selain
musim haji, maka ibadah hajinya tidak terhitung telah dilaksanakan.
7 S Bagaimana status ibadah Haji wanita yang tiba-tiba haid ketika towaf ?
(Chyntia Dewi Munzilatul Rochma/933415719)
P Ihram baik saat umrah maupun haji, bagi wanita haid, hukumnya sah dan
diperbolehkan. Yang perlu dilakukan, ketika wanita haid sampai di miqat,
hendaknya mandi dan istisfar. Baru kemudian memulai ihram. Yang dimaksud
istisfar adalah menggunakan pembalut lebih rapat, sehingga dipastikan tidak ada
darah yang merembes keluar hingga ke celana.
Dalil tentang bolehnya ihram dalam kondisi haid adalah peristiwa yang dialami
A'isyah radhiyallahu 'anha. Beliau menceritakan perjalanan hajinya bersama Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam.
" Kami berangkat dengan niat haji. Ketika sampai di daerah Saraf, aku
mengalami haid. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menemuiku sedang
nangis."
" Kamu kenapa? Apa kamu haid?" tanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
" Benar," jawab A'isyah.
Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
Haid adalah kondisi yang Allah takdirkan untuk putri Adam. Lakukan seperti
yang dilakukan jamaah haji, hanya saja jangan melakukan Thawaf di Ka'bah.
(HR. Bukhari 294 & Muslim 2976).
(Fabi Annisa Farikha/933416319)
J Ketika ‘Aisyah haid saat haji, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
padanya,
‫َطه ُِرى‬ ْ ‫ت َحتَّى ت‬ِ ‫ َغ ْي َر أَ ْن الَ تَطُوفِى بِ ْالبَ ْي‬، ُّ‫فَا ْف َعلِى َما يَ ْف َع ُل ْال َحاج‬
“Lakukanlah segala sesuatu yang dilakukan orang yang berhaji selain dari
melakukan thawaf di Ka’bah hingga engkau suci.” (HR. Bukhari no. 305 dan
Muslim no. 1211)
Sedangkan untuk thawaf wada’, wanita haid mendapatkan keringanan untuk
meninggalkannya. Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,
ِ ِ‫ إِالَّ أَنَّهُ ُخفِّفَ َع ِن ْال َحائ‬، ‫ت‬
‫ض‬ ِ َ‫أُ ِم َر النَّاسُ أَ ْن يَ ُكون‬
ِ ‫آخ ُر َع ْه ِد ِه ْم بِ ْالبَ ْي‬
“Manusia diperintahkan menjadikan akhir amalan hajinya adalah di Baitullah
(dengan thawaf wada’) kecuali hal ini diberi keringanan bagi wanita haidh.” (HR.
Bukhari no. 1755 dan Muslim no. 1328)
(Lilis Rahmawati)
D Syarat sah thawaf adalah suci dari hadas, maka orang haid dilarang thawaf. Jika
pada saat thawaf datang haid maka batal thawafnya.

8 S Bagaimana hukum membayar haji tetapi uang nya itu uang hutang kepada
tetangganya?
(Aida mustaghfiroh/933407719)
P
J Berhutang untuk menunaikan haji jika dilihat dari satu sisi seolah-olah
menunjukkan ketidakmampuan seseorang atau belum mempunyai kelayakan dan
perbekalan yang cukup untuk menunaikan ibadah haji. Namun dari sisi yang lain,
boleh jadi menunjukkan kemampuan, hanya saja kemampuan itu memerlukan
sedikit waktu, maka untuk mempercepat status “mampu” ia melakukan
pinjaman.singkatnya tidak perlu dan bukan merupakan suatu prioritas. Hal
tersebut sesuai dengan jawaban yang diberikan Nabi saw ketika ditanya oleh
seorang sahabatnya Abdullah bin Abi Aufa: “Aku bertanya kepada Nabi saw
berkenaan seorang lelaki yang belum menunaikan haji, apakah ia boleh
meminjam uang untuk haji? Nabi saw menjawab: “Tidak” (Musnad Al-Syafi’I:
1/109; Al-Umm: 2/116). Imam Syafi’I berkata setelah itu: “Barangsiapa yang
tidak mendapatkan kemudahan dan kelebihan harta yang menjadikannya dapat
menunaikan ibadah haji tanpa melakukan pinjaman, maka ketika itu dia dianggap
tidak layak untuk pergi haji
(Ummu Nada)
D syarat sah haji adalah ‘istithaah’ (kemampuan). Baik dari segi biaya, tenaga/fisik,
dan waktu. Dari segi harta tidak cukup dilihat dari adanya biaya untuk diri sendiri
saja tetapi juga adanya harta untuk biaya hidup keluarga yang ia tinggalkan
selama menjalankan ibadah haji. Menunaikan haji yang biayanya dari hasil
hutangan bertentangan dengan syarat kemampuan tersebut. apalagi jika
menjadikan keluarganya ikut menderita karena menanggung hutang. Jika ada
orang yang tidak mampu secara finansial tetapi ada keinginan yang sangat kuat
untuk melaksanakan haji, maka hajinya adalah mencukupi dirinya dan anggota
keluarganya dengan nafkah yang halal. Wallahu a’lam.

9 S Setelah Menunaikan Haji, Apakah Ada Jaminan Seorang Muslim Diampuni


Dosa-dosanya Atau Tetap Dalam Kondisi Ketakukan Dan Galau?
(Ary Dwianto/933407519)
P
J Pertama: jangan merasa sangat besar dosa-dosa anda dibandingkan dengan
ampunan Allah dan rahmat-Nya. Sesungguhnya ketakutan orang mukmin akan
kekurangannya dalam bertaubat dan kekurangan dalam ketaatan yang dapat
menghapus dosa. Jadikan ketakutan anda ini sebagai pemicu untuk menambah
ketaatan dan permohonan kepada Allah Azza Wajallah dengan jujur agar
menerima dari anda dan dijadikan anda termasuk orang yang dekat dengan-Nya.
Jauhi sejauh-jauhnya berputus asa dari rahmat Allah Azza Wajalla.
Kedua: Berprasangka baik kepada Allah Jalla Jallah, mengharap akan ampunan-
Nya, kedermawanan dan rahmat-Nya yang melingkupi segala sesuatu. Selagi
anda tetap istiqomah dalam urusan Tuhan anda, mengagungkan syariat-Nya,
bersegera dalam ketaatan kepada-Nya. Hendaklah anda senantiasa berprasangka
baik kepada-Nya agar menerima dan memberi balasan pahala kepada anda.
Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan –ketika menjelaskan hadits Qudsi
yang disepakati keshohehannya Allah Ta’ala berfirman. – ‘Saya tergantung
persangkaan hamba-Ku kepada-Ku’ Qurtubi dalam kitab ‘Al-Mufhim’
mengatakan, “Dikatakan makna ‘Persangkaan hamba-Ku kepada-Ku’ adalah
persangkaan terkabulnya doa. Persangkaan diterima ketika bertaubat.
Persangkaan ampunan ketika memohon ampunan. Persangkaan balasan ketika
menunaikan ibadah dengan syaratnya serta berpegang teguh dengan kebenaran
janji-Nya. Beliau menambahi, dikuatkan dengan hadits lain ‘Berdoalah kepada
Allah sementara anda yakin dikabulkan’
Berkata, “Oleh karena itu selayaknya seseorang bersungguh-sungguh
menunaikan apa yang menjadi kewajiban disertai yakin bahwa Allah akan
menerima dan mengampuninya. Karena Dia telah menjanjikan hal itu dan Dia
tidak akan menyalahi janjiNya. Kalau dia berkeyakinan atau berprasangka bahwa
Allah tidak menerimanya dan itu tidak bermanfaat, hal ini termasuk berputus asa
dari rahmat Allah. dan termasuk dosa besar. Siapa yang meninggal dunia dalam
kondisi seperti itu, maka diserahkan sesuai dengan apa yang dia sangka
sebagaimana ada dalam sebagian jalan hadits yang disebutkan tadi, ‘Maka
silahkan hamba-Ku berprasangka yang dia kehendaki’. Berkata, “Siapa yang
menyangka diampuni padahal dia terus melakukan (dosa), maka termasuk bodoh
dan tertipu. Hal itu dapat menjerumuskan ke pemahaman ‘Murjiah’. Fathul Bari,
(13/386).
Kita memohon kepada Allah agar menerima amalan sholeh anda, dan menjadikan
haji anda diterima (mabrur). Dan anda diberi balasan terbaik, terbanyak dan
terindah.
(Intan kusuma dewi/933413219)
D haji yang diterima dan terampuni dosanya karenanya, adalah haji yang mabrur.
Yakni yang dilaksanakan ikhlas karena Allah dengan memenuhi syarat dan
rukunnya secara baik dan benar. Dan setelah haji semakin baik perilaku dan
ibadahnya.

10 S Apa istilah untuk orang yang meng haji kan orang lain.,? dan apa syaratnya untuk
bisa menggantikan haji orang lain.,?
(Mohamad Alfi Royani/933420019)
P Badal sebetulnya bukan istilah asing dalam ritual ibadah haji. Badal secara
harafiahberarti pengganti atau wakil. Jadi badal haji sama juga dengan mewakili
seseorang berhaji dengan ketentuan orang yang mewakili harus sudah lebih dulu
melaksanakan ibadah haji secara sempurna.
Dalam istilah haji, orang yang menghajikan orang lain disebut mubdil. Badal
dapat dilakukan berdasarkan beberapa dalil dan rujukan riwayat.Membadalkan
orang yang meninggal dan masih memikul kewajiban haji atau belum
menunaikan haji yang telah diikrarkannya. Dengan demikian wajib bagi walinya
untuk menyiapkan orang (badal) yang akan melakukan haji atas namanya dengan
biaya dan hartanya, sebagaimana wali itu wajib membayar utang-utangnya.
 hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Ibnu Abbas dikatakan bahwa seorang
wanita dari Juhainah datang kepada Rasulullah dan bertanya:
Ibuku telah bernazar untuk haji, tetapi ia meninggal sebelum menunaikannya.
Apakah saya akan melakukannya atas namanya?
Rasulullah menjawab: Ya, berhajilah menggantikannya! Bagaimana pendapatmu
jika berutang, apakah kamu akan membayarkannya? Nah, bayarlah olehmu utang
kepada Allah, karena utang kepada Allah lebih patut untuk dibayar!
(Ari Tri Irawan/933415819)
J
D haji yang pelaksanaannya digantikan oleh orang lain di Indonesia disebut dengan
haji badal. Wajib dilaksanakan jika itu adalah nazar, dan yang bersangkutan tidak
mampu melaksanakannya karena sakit atau telah meninggal dunia.

11 S Apakah haji Tammatu' bisa disamakan dengan umroh apa perbedaan haji
Tammatu' dengan umrah biasa?
(Kafin Trisyafatna /988411119)
P Dalam Haji Tamattu’, jamaah haji melakukan umrah dan haji, hanya urutannya
mengerjakan umrah dulu baru haji, dimana di antara keduanya bersenang-senang
karena tidak terikat dengan aturan berihram.Selesai mengerjakan ritual haji sudah
bisa langsung pulang. Walau pun seandainya setelah selesai semua ritual haji lalu
ingin mengisi kekosongan dengan mengerjakan ritual umrah, boleh-boleh saja,
tetapi syaratnya asalkan setelah semua ritual haji selesai.
(Ari Tri Irawan/933415819)
J
D Jawaban sudah mewakili

Anda mungkin juga menyukai