Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta
anugerah dari-Nya saya mampu untuk menyelesaikan makalah dengan judul “pengertian dan
ruang lingkup ilmu hisab”.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu saya haturkan untuk junjungan nabi kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan
merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Selanjutnya dengan rendah hati saya meminta kritik dan saran makalah ini supaya selanjutnya
dapat saya revisi kembali. Karena saya sangat menyadari, bahwa makalah yang telah saya buat
ini masih memiliki banyak kekurangan.

Saya ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung
serta membantu saya selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini.

Demikianlah yang dapat saya haturkan, saya berharap supaya makalah yang telah kami buat ini
mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...........................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................1

BAB II.............................................................................................................................................2

PEMBAHASAN..............................................................................................................................2

A. Pengertian.............................................................................................................................2

B. Ruang lingkup ilmu falak.....................................................................................................4

C. Objek kajian ilmu falak........................................................................................................4

1) Bumi..................................................................................................................................5

2) Bulan.................................................................................................................................7

3) Matahari............................................................................................................................8

D. Hukum mempelajari ilmu falak............................................................................................8

E. Manfaat mempelajari ilmu falak...........................................................................................9

1. Mengetahui Arah Kiblat....................................................................................................9

2. Mengetahui Waktu Salat.................................................................................................10

3. Mengetahui Awal Bulan Kamariah.................................................................................11

4. Mengetahui Waktu Terjadinya Gerhana..........................................................................11

BAB III..........................................................................................................................................12

PENUTUP.....................................................................................................................................12

KESIMPULAN..........................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehidupan adalah “universitas pengalaman” yang mesti dihadapi dengan berpegang pada
prinsip-prinsip agama, guna mewujudkan kemaslahatan bagi semua makhluk. Untuk maksud itu
Allah Swt telah menegaskan ajaran prinsip dalam Al Qur’an dan Rasul Saw menjelaskan detail
ajaran dalam hadits, dan banyak ilmu-ilmu lain yang lahir dari petunjuk-petunjuk Al-Qur’an dan
diperjelas dengan hadits, diantaranya adalah Ilmu Falak.

Secara umum Ilmu Falak, bisa disamakan dengan Astronomi, yaitu ilmu yang mempelajari
perbintangan, tetapi sebenarnya ilmu falak adalah sebuah ilmu yang mempelajari peredaran
benda-benda langit, khususnya bumi, bulan dan matahari. Peredaran benda-benda langit tersebut
digunakan untuk menentukan waktu sholat, arah kiblat, gerhana bulan dan matahari serta
penentuan awal bulan bulan hijriyah. Dan sebagai patokan-patokan penetuan waktu ibadah
diambil dari Al-Qur’an yang diperjelas dengan hadits

Makalah ini berusaha untuk menjelaskan ilmu falak secara umum, dari penjelasan-penjelasan
tersebut akan tergambar secara umum tujuan mempelajari ilmu falak , untuk apa keperluannya,
dan bagaimana mempelajarinya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian ilmu hisab?

2. Apa Ruang lingkup ilmu hisab?

3. Apa Manfaat mempelajari ilmu hisab?

4. Apa hukum mempelajari ilmu hisab?

5. Apa objek dan metode ilmu hisab?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Menurut bahasa, ‘falak’ berasal dari bahasa arab yang mempunyai arti orbit atau lintasan benda-
benda langit (madar al-nujum). Dengan demikian ilmu falak didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang lintasan benda-benda langit, diantaranya bumi, bulan dan matahari. Benda-
benda langit tersebut berjalan sesuai orbitnya masing-masing. Dengan orbit tersebut dapat
digunakan untuk mengetahui posisi benda-benda langit antara satu dengan yang lainnya.

Ilmu falak dikalangan umat islam juga dikenal dengan sebutan ilmu hisab, sebab kegiatan
yang paling menonjol pada ilmu tersebut adalah melakukan perhitungan-perhitungan. Dalam al-
Qur’an kata hisab banyak digunakan untuk menjelaskan hari perhitungan (yaumul hisab)dimana
Allah akan memperhitungkan dan menimbang semua amal dan dosa manusia dengan adil. Kata
hisab dalam al-Qur’an muncul sebanyak 37 kali yang semuanya berarti perhitungan dan tidak
memiliki arti yang bertentangan.

Menurut Carlo Nillino, sebagaimana dikutip oleh Suwarno, kata falak yang banyak
disebutkan dalam al-Qur’an bukan berasal dari bahasa arab, akan tetapi teradopsi dari bahasa
Babilonia yaitu pulukku yang berarti edar.

“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului
siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya”(QS.yaasiin:40)

“Dan dialah yang Telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari
keduanya itu beredar di dalam garis edarnya” (QS.al-anbiyaa: 33)

Penggunaan kata falak dalam ayat tersebut hanya ditujukan untuk hal-hal yang berkaitan
dengan benda langit, (Matahari, Bumi, dan Bulan). Berangkat dari ayat diatas ilmu falak dapat
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang gerak-gerak benda-benda langit. Ilmu falak
juga dapat disebut sebagai ilmu astronomi, karena didalamnya membahas tentang bumi dan
antariksa (kosmografi). Perhitungan-perhitungan dalam ilmu falak berkaitan dengan benda-

2
benda langit, walaupun hanya sebagian kecil dari benda-benda langit yang menjadi objek
perhitungan. Karena secara etimologi, astronomi berarti peraturan bintang “law of the star”.

Jika diamati secara spesifik memang terdapat perbedaan yang tidak terlalu signifikan antara
astronomi dengan ilmu falak. Dari sisi ruang lingkup bahasanya, astronomi mengkaji seluruh
benda-benda langit, baik matahari, planet, satelit, bintang, galaksi, nebula dan lainnya.
Sedangkan ilmu falak ruang lingkup pembahasannya hanya terbatas pada matahari, bumi dan
bulan. Itupun hanya pada posisinya saja sebagai akibat dari pergerakannya. Hal ini disebabkan
karena perintah-perintah ibadah tidak bias lepas dari waktu. Sementara waktu itu sendiri
berpedoman pada peredaran benda-benda langit (terutama matahari, bumi, bulan). Dengan
demikian jelas bahwa mempelajari ilmu falak sangatlah penting, sebab untuk kepentingan
praktek ibadah.

Ilmu falak juga disebut ilmu bintang atau ilmu nujum. Kata nujum berasal dari bahasa arab,
jamak dari kata najm yang berarti bintang atau ilmu ramalan karena berkaitan dengan 12 rasi
bintang. Ilmu falak juga berarti miqat yang berarti batas-batas waktu. Berdasarkan perjalanan
matahari, bumi, dan bulan akan berimplikasi pada terjadinya siang dan malam sehingga dapat
ditentukan waktu bagi manusia. Baik itu berbentuk jam, tanggal bulan (kalender) dan waktu
tahunan. Salah satu penggunaannya adalah untuk menentukan waktu-waktu ibadah seperti shalat
yang dilakukan pada waktu atau jam-jam tertentu, puasa dalam bulan tertentu dan sebagainya.

Ilmu falak pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Theoretical astronomi atau ilmu falak ilmy, yaitu ilmu yang membahas teori dan konsep
benda-benda langit yang meliputi:

a. Cosmogony yaitu teori tentang asal usul benda-benda langit dan alam semesta.

b. Cosmologi yaitu cabang astrologi yang menyelidiki asal usul struktur dan hubungan ruang
waktu dari alam semesta.

c. Cosmografi yaitu pengetahuan tentang seluruh susunan alam, penggambaran umum


tentang jagad raya termasuk bumi.

3
d. Astrometrik yaitu cabang astronomi yang kegiatannya melakukan pengukuran terhadap
benda-benda langit dengan tujuan mengetahui ukuran dan jarak antara satu benda langit
dengan benda langit lainnya.

e. Astromekanik yaitu cabang astronomi yang mempelajari gerak dan gaya tarik benda-benda
langit dengan cara dan hukum mekanik.

f. Astrofisika yaitu bagian astronomi tentang benda-benda angkasa dari sudut ilmu alam dan
ilmu kimia.

2. Practical astronomy/observational astronomy atau ilmu falak amaly yaitu ilmu yang
melakukan perhitungan untuk mengetahui posisi dan kedudukan benda-benda langit antara
satu dengan yang yang lain. Inilah yang kemudian dikenal dengan ilmu falak atau ilmu hisab.

B. Ruang lingkup ilmu falak


Dalam ilmu falak pekok pembahasan hanya difokuskan pada gerak benda-benda langit (mataari
dan bulan) yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah keagamaan umat islam, sehingga ilmu
falak hanya membahas sedikit dari banyaknya pembahasan tentang benda-benda langit yang
terdapat dalam ilmu astronomi. Beberapa pembahasan dalam ilmu falak yaitu:

1. Penentuan arah kiblat (azimut) dan bayangan arah kiblat (rashdul kiblat)

2. Penentuan awal waktu sholat

3. Penentuan awal bulan Hijriyah

4. Penentuan gerhana

Dengan melihat beberapa pokok pembahasan di atas wajar kuranya apabila ilmu falak sangat
berperan penting dalam islam, karena berkaitan dengan ibadah-ibadah yang diwajibkan dalam
islam seperti sholat, puasa, haji, dan hari raya.

C. Objek kajian ilmu falak


Ilmu falak ditinjau dari objek kajiannya secara umum membahas tiga Hal pokok saja diantaranya
Bumi, Bulan Dan Matahari. Namun segala sesuatu yang berhubungan dengan ketiga benda langit
tersebut merupakak subpokok pembahasan ilmu falak. Berikut uraiannya :

4
1) Bumi
Perkataan Bumi ( Arab : Al-Ard: Inggris : Earth) didalam Al-quran disebutkan Sebanyak 361
Kali. Diantaranya 352 dalam arti bumi, sejumlah 6 kali berarti negeri lalu dua kali artinya tanah.
Dan hanya satu kali diartikan dengan daerah (yang tak dikenal). Sebagaiman yang telah
diketahui bumi adalah salah satu benda langit yang mengelilingi matahari (Heliosentris) menurut
garis perjalanan yang telah ditentukan dan memiliki berbagai struktur diantaranya dikenal
dengan atmosfer.

Kitab suci Al-Quran Menyatakan :

“ tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?.
dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai
pelita?”(Qs Nuh :15-16)

Menurut para Ahli tafsir, yang dimaksud dengan tujuh lapis langit adalah adalah garis orbit
planet-planet mengelilingi matahari. Hal ini sesuai dengan apa yang ditemukan oleh ahli
astronomi. Kebanyakan para ahli astronomi menerjemahkan tujuh lapis langit adalah tujuh
lapisan langit yang yang menyebabkan adanya kehidupan diatas bumi. Maka Allah menciptakan
disekelilingnya beberapa lapis udara, didalamnya terdapat sarana untuk memlihara bumi dari
bahaya angkasa luar yang memancarkan sinar radiasi yang menghanguskan dan juga melindungi
dari berjatuhannya meteor yang mengahncurkan. Atau dengan kata lain atmosfer bumi yakni
diantaranya sebagai mana berikut :

a) Troposfer (0-12 km d.p.l.)

Troposfer merupakan lapisan atmosfer terbawah dan terpadat. Ciri-ciri lapisan troposfer adalah
sebagai berikut :

1. Pada lapisan ini terjadi berbagai fenomena cuaca (awan, hujan, angin, kilat dan guntur, dan
lain-lain).

2. Pada lapisan ini terjadi penurunan suhu terhadap ketinggian. Setiap naik 1000 meter dari
permukaan laut, suhu turun kurang lebih 6,4oC.

3. Troposfer menerima panas dari sinar matahari dan permukaan bumi.

5
4. Troposfer mengandung lebih banyak uap air dan karbon dioksida.

5. Puncak dari troposfer disebut lapisan tropopause yaitu lapisan pralihan antara troposfer dan
stratosfer. Ketebalannya kurang lebih 2 km dengan suhu berkisar antara -55oC hingga -60oC.

b) Stratosfer (12-50 km d.p.l.)

Ciri-ciri khusus pada lapisan stratosfer yakni sebagai berikut :

1. Terdapat lapisan isothermal

2. Terdapat lapisan ozon yaitu

3. Batas lapisan stratosfer dengan lapisan diatasnya (mesosfer) disebut lapisan stratopause. Pada
lapisan ini suhu akan meningkat dan turun kembali.

c) Mesosfer (50-80 km d.p.l.)

Lapisan mesosfer menjadi pelindung bumi dari kejatuhan meteor atau benda-benda luar angkasa
lain. Meteor atau benda langit lain akan terbakar saat melewati lapisan ini sehingga hanya tersisa
serpihan kecil saat jatuh kebumi. Pada mesosfer hanya sedikit energi matahari yang terserap,
sehingga suhu turun sangat tajam seiring dengan ketinggian. Batas atas lapisan mesosfer
dinamakan lapisan mesopause. Beberapa hal yang terjadi pada lapisan ini adalah sebagai
berikut :

1. Dapat terlihat awan malam ( noctulicent clouds ), yang terjadi saat matahari berada pada
posisi 10o-15odibawah horizon. Namaun hanya terlihat di daerah lintang tinggi.

2. Terdapat lapisan D (lapisan kennelly) yaitu molekul-molekul gas yang mengalami ionisasi
sehingga terbentuk lapisan ozon dan elektron bebas. Lapisan ini dapat menghantar listrik dan
memantulkan gelombang radio frekuensi rendah (gelombang panjang).

d) Thermosfer (80-450 km d.p.l.)

1. Pada lapisan ini terjadi proses inversi suhu yang berkisar akibat radiasi sinar X dan sinar ultra
violet dari matahari. Lapisan thermosfer sering disebut lapisan panas.

6
2. Pada thermosfer terjadi proses ionisasi seperti halnya pada lapisan mesopause. Namun
dibedakan atas 2 daerah ionisasi yaitu lapisan E dan F ( F1 dan F2 ).

3. Lapisan E / lapisan Heaviside (± 90-120 km) yang terdiri atas nitrogen dan oksigen, ionisasi
pada lapisan ini disebabkan oleh sinar X.

4. Lapisan F / lapisan Appleton (± 150-300 km) terbagi atas lapisan F1 dan F2. Ionisasi pada
lapisan ini terjadi karena sinar ultra violet. Pada lapisan F1 terkandung banyak atom-atom
oksigen, sedangkan pada lapisan F2 terkandung ion nitrogen.

e) Eksosfer (450-900km d.p.l.)

Eksosfer merupakan batas terluar atmosfer yang menbentang dan menyatu dg angkasa luar.
Karena itu lapisan ini sering disebut lapisan antarplanet.

Beberapa fenomena pada lapisan ini adalah :

1. Gas pada lapisan ini sangat tipis, dengan hidrogen sebagai penyusun utama. Sinar ultraviolet
juga mengisi lapisan ini.

2. Pada lapisan ini, atom-atom netral dan molekul-molekul bergerak bebas. Ada yang bergerak
kembali ke daerah pengaruh gravitasi bumi, ada pula yang bergerak menunggalkan atmosfer
ke ruang angkasa.

3. Pada lapisan ini terdapat cahaya redup, dikenal sebagai cahaya zodiakal,merupakan refleksi
cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik yang sangat banyak
jumlahnya.

2) Bulan
Penyebutan kata “bulan” (Arab :Al-Qamr, Inggris : moon dan latinn: Luna) dalam Al-quran
Sebanyak 27 kali. Seperti yang telah diketahui bahwa bulan merupakan satelit dari bumi yang
selalu mengikuti dan tidak pernah meninggalkannya, baik disaat bumi berotasi mengelilingi
porosnya maupun waktu beredar mengelilingi matahari. Selama beredar posisi bumi dan bulan
dan bulan terhadap matahari berubah-ubah perubahan ini dinamakan istilah fase bulan, pada saat
bulan menempati posisi palingdekat ke matahari maka bagian yang menghadap kebumi gelap,

7
tidak kelihatan. Fase ini disebut bulan baru tapi ketika posisi bumi kebulan sama jauhnya dengan
matahari terlihat setengah penuh. Hingga sampai kepada bulan penuh atau bulan Purnama.

Sebagaimna firman Allah dalam Al-quran :

“dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah Dia sampai ke
manzilah yang terakhir) Kembalilah Dia sebagai bentuk tandan yang tua” (Yasiin : 39)

Maksud dari ayat diatas menggambarkan bahwa keadaan bulan tidak tetap hanya dalam satu rupa
saja, bulan dapat tampil dalam bebbagai bentuk hingga mencapai bulan Purnama.

3) Matahari
Perihal kata Matahari (Arab : Asy-Syam, Inggris : Sun) tersebut dalam Al-quran Sejumlah 33
kali. Matahari adalah satu Bintang tipikal yang mengeluarkan sinar sendiri. Ahli-ahli falak
menaksir umur matahari sekita 41/2 Miliar tahun. Dan antara bumi, bulan dan matahari memilik
waktu dan tempat edar masing-masing.

Sebagaiman Firman Allah swt :

“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului
siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya” (Yasiin :40)

D. Hukum mempelajari ilmu falak


“Mempelajari ilmu falak itu wajib, bahkan diperintahkan untuk mempelajarinya, karena ilmu
falak itu mencakup pengetahuan tentang kiblat dan hal-hal yang berhubungan dengan
penanggalan, misalnya puasa. Lebih-lebih pada masa sekarang ini, karena ketidaktahuannya para
hakim (akan ilmu falak), sikap mempermudah serta kecerobohan mereka, sehingga mereka
menerima kesaksian (hilal) seseorang yang mestinya tidak dapat diterima”.

Sebagaimna pula yang terkandung dalam ayat Al-Quran :

“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-
manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun
dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak[Dia
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”(Yunus :5)

8
Para ulama, misalnya Ibnu Hajar dan ar-Ramli berkata bahwa bagi orang yang hidup dalam
kesendirian, maka mempelajari ilmu falak itu fardlu ‘ain baginya. Sedangkan bagi masyarakat
banyak hukumnya fardlu kifayah.

E. Manfaat mempelajari ilmu falak


Dengan mempelari ilmu falak atau ilmu hisab, kita dapat memastikan ke arah mana kiblat suatu
tempat di permukaan bumi. Kita juga dapat memastikan waktu shalat telah tiba atau matahari
sudah terbenam untuk berbuka puasa. Dengan ilmu ini pula orang yang melakukan rukyatul hilal
dapat mengarahkan pandangannya dengan tepat ke posisi hilal, bahkan kita juga dapat
mengetahui akan terjadinya peristiwa gerhana matahari atau gerhana bulan berpuluh bahkan
beratus tahun yang akan datang.

Dengan demikian, ilmu falak atau ilmu hisab dapat menumbuhkan keyakinan dalam melakukan
ibadah, sehingga ibadahnya lebih khusyu’. Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya sebaik-baik
hamba Allah adalah mereka yang selalu memperhatikan matahari dan bulan untuk mengiungat
Allah” (HR. Thabrani)

Secara garis besar tujuan mempelajari ilmu falak hanya berkisar pada 4 hal yani : pengukuran
arah qiblat, Mengetahui Waktu sahalat, mengetahui awal bulan qamariyah, mengetahui waktu
terjadinya gerhana.

1. Mengetahui Arah Kiblat


Kata kiblat berasal dari bahasa Arab qiblah (‫ )قبلة‬yang secara harfiah berarti arah (Al-Jihah), dan
merupakan bentuk fi’lah dari kata al-muqolabah (‫ )مقابلة‬sehingga berarti keadaan menghadap.

Slamet Hambali memberikan definisi arah kiblat yaitu arah terdekat menuju ka‟bah melalui
lingkaran besar (great circle) bola bumi. Lingkaran bola bumi yang dilalui arah kiblat dinamakan
lingkaran arah kiblat. Lingkaran arah kiblat dapat didefinisikan sebagai lingkarann besar bola
bumi yang melalui sumbu kiblat. Sedangkan sumbu kiblat adalah sumbu bola bumi yang melalui
atau menghubungkan titik pusat ka‟bah dengan titik dari kebalikan Ka’bah.

Menurut Ulama Syafi’iyah dan Hanabilah yang wajib adalah menghadap ke ‘ain al-Ka’bah.
Dalam artian bagi orang yang dapat menyaksikan Ka’bah secara langsung maka baginya wajib
menghadap Ka’bah. Jika tidak dapat melihat secara langsung, baik karena faktor jarak yang jauh
9
atau faktor geografis yang menjadikannya tidak dapat melihat Ka’bah langsung, maka ia harus
menyengaja menghadap ke arah di mana Ka’bah berada walaupun pada hakikatnya ia hanya
menghadap jihah-nya saja (arah Ka‟bah). Sehingga yang menjadi kewajiban adalah menghadap
ke arah Ka’bah persis dan tidak cukup menghadap ke arahnya saja.

2. Mengetahui Waktu Salat


Salat menurut bahasa diambil dari kata ‫ صلةا‬,‫ يصلى‬,‫ صلى‬yang berarti do’a. Secara terminologi
syara’ (Jumhur Ulama’) salat berarti ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram
dan diakhiri dengan salam sesuai dengan syarat-syarat tertentu, sebagaian Madzhab Hanafi
mendifinisikan salat sebagai rangakaian rukun yang dikhususkan dan dzikir yang ditetapkan
dengan syarat-syarat tertentu dalam waktu yang telah ditetapkan pula. Sebagian Ulama’ Hambali
memberikan ta’rif lain bahwa salat adalah nama untuk sebuah aktifitas yang terdiri dari
rangkaian berdiri, ruku’ dan sujud.

Persoalan salat adalah merupakan persoalan fundamental dan signifikan dalam Islam. Dalam
menunaikan kewajiban salat, kaum muslimin terikat pada waktu-waktu yang sudah ditentukan
“Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktu-waktunya atas orang-orang
yang beriman”. Konsekuensi logis dari ayat ini adalah salat tidak bisa dilakukan dalam
sembarang waktu, tetapi harus mengikuti atau berdasarkan dalil-dalil baik dari al-Qur’an
maupun al-Hadis.

Waktu – waktu salat fardlu telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad dalam hadis – hadis. Di dalam
hadis – hadis waktu salat, penentuan waktu salat menggunakan posisi Matahari. Penentuan
waktu salat dengan melihat posisi Matahari ini akan merepotkan umat muslim karena tidak
setiap siang hari Matahari bersinar. Sewaktu – waktu Matahari tertutup awan dan mendung.
Bahkan di beberapa kawasan di Indonesia, tidak jarang sinar Matahari tertutup mendung
seharian penuh di musim hujan. Maka dengan pengetahuan pergerakan Matahari pada ilmu falak,
waktu salat dapat diketahui dengan mudah dengan beberapa rumus – rumus perhitungan.
Sehingga untuk mengetahui masuknya waktu salat cukup dengan melihat jam.

3. Mengetahui Awal Bulan Kamariah


Pelaksanaan rukyat al-hilal akan sulit jika dilakukan tanpa menggunakan ilmu falak. Hal ini
disebabkan karena hilal adalah objek langit yang tipis dan redup di ufuk barat saat Matahari

10
terbenam. Selain itu, posisi dan ketinggian hilal juga berubah – ubah di setiap bulan. Maka untuk
mempermudah mencari posisi hilal, perukyat menggunakan perhitungan ilmu falak. Selain itu,
muncul pemikiran baru dalam menetapkan awal bulan Kamariah yaitu imkan al-rukyah. Saat
hilal tidak terlihat karena tertutup awan atau mendung, tidak serta-merta dilakukan istikmal,
tetapi dilakukan pengecekan nilai ketinggian hilal. Jika pada ketinggian tersebut, hilal terlihat.
Maka sterbenamnya Matahari ditetapkan sebagai pertanda permulaan bulan baru. Namun hingga
saat ini belum terdapat kesepakatan mengenai kriteria imkan al-rukyat.

4. Mengetahui Waktu Terjadinya Gerhana


Gerhana ada dua macam yaitu gerhana Matahari dan gerhana Bulan. Saat terjadi gerhana umat
muslim dianjurkan untuk melaksanakan salat gerhana berdasarkan hadis Nabi Muhammad:
Gerhana adalah peristiwa alam yang terjadi secara periodik. Namun peristiwa tersebut terjadi
pada tanggal atau bulan tertentu. Sehingga tanpa pengetahuan mengenai pergerakan Matahari
dan Bulan, akan sulit mengetahui waktu terjadinya gerhana. Dengan ilmu falak dapat diketahui
waktu terjadinya gerhana. Tidak hanya tanggal terjadinya gerhana, tetapi dapat diketahui pula
waktu mulai, waktu puncak, dan waktu berakhirnya gerhana. Karena dengan ilmu falak, dapat
diketahui kapan melintasnya Bulan saat fase Bulan mati dan purnama di lingkaran ekliptika yang
menjadi sebab terjadinya gerhana.

11
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Mempelajari suatu disiplin ilmu tentu ada suatu tujuan, begitu juga ketika kita mempelajari ilmu
falak mempunyai suat tujuan ang sangat jelas, selain hukumnya Wajib Kifayah,berdasarkan
kaidah Ushul “ Tidak sempurna suatu kewajiban jika tidak ada sesuatu, maka sesuatu tersebut,
menjadi wajib hukumnya”, juga ada maksud lain, yaitu dengan mempelari ilmu falak atau ilmu
hisab, kita dapat memastikan ke arah mana kiblat suatu tempat di permukaan bumi. Kita juga
dapat memastikan waktu shalat telah tiba atau matahari sudah terbenam untuk berbuka puasa.
Dengan ilmu ini pula orang yang melakukan rukyatul hilal dapat mengarahkan pandangannya
dengan tepat ke posisi hilal, bahkan kita juga dapat mengetahui akan terjadinya peristiwa
gerhana matahari atau gerhana bulan berpuluh bahkan beratus tahun yang akan datang.

Dengan demikian, ilmu falak atau ilmu hisab dapat menumbuhkan keyakinan dalam melakukan
ibadah, sehingga ibadahnya lebih khusyu.

Adapun cara memperdalamnya, hampir sama dengan ilmu pengetauan lain yaitu harus mengusai
standar kompetensi dan kompetensi dari ilmu falak, sedangkan peran As-Sunah dalam ilmu falak
ini sebagai landasan teologi yang melandasi semua bagian-bagian dari bahasan ilmu falak.

Demikianlah makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu falak. Kami sadar
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.oleh karenanya kritik dan saran yang konstruktif
sangat kami butuhkan guna kesempurnaan makalah ini.semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

12

Anda mungkin juga menyukai