MAKALAH
Oleh :
Kelompok 1
PAI B/III/V
FAKULTAS TARBIYAH
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengertian dan Ruang
Lingkup Pembahasan Ilmu Hisab” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada salah
satu mata kuliah kami, yaitu Ilmu Hisab. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Pengertian dan Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Hisab bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan petunjuk
dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Pak Olih Bustanwidi, M Pd yang telah memberikan bimbingan, motivasi, saran dan
petunjuk dalam penyusunan makalah ini.
2. Kedua orang tua yang selalu mendo’akan dan memberikan bantuan baik moril maupun
materil sehingga penulis dapat menyampaikan penyusunan makalah ini.
3. Kepada teman teman yang sudah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Semoga amal baik mereka mendapat pahala dari Allah SWT kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran-saran yang akan membantu ke
arah perbaikan sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
khususnya dan bagi para pembaca umumnya.
Tasikmalaya, 2023
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 8
B. Saran ......................................................................................................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan Hisab sudah pula berabad-abad dilakukan orang. Khalifah Abu Ja’far Al-
Mansur yang memerintah pada tahun 136 sampai 158 H atau 754 sampai 775 M adalah
orang yang pertama kali memperhatikan Ilmu Hisab ini. Ia memerintahkan Muhammad
Al-Fazari untuk menterjamahkan kitab Sindihind, sebuah kitab Ilmu Falak menurut
metode Hindu.
Kitab ini mula-mula diperkenalkan kepada Khalifah oleh seorang sarjana Hindu
bernama Manka. Pada masa itu juga Abu Yahya bin Bathriq menterjamahkan dari bahasa
Grika kitab Ilmu Falak, Quadripartitium, karangan Ptolomeus, ahli Falak yang hidup
pertengahan abad kedua di Iskandariyah. Umar bin Al-Farrukhan menterjamahkan
beberapa kitab dari Bahasa Persia.
Kemajuan semakin meningkat pada masa pemerintahan Khalifah Al-Makmuntahun
198-218 H atau 815-833 M. Muhammad bin Abu Musa Al-Khawarizimi telah berhasil
membuat tabel geraknya benda-benda di langit dengan metode yang terdapat dalam kitab
Sindihind. Tetapi Al-Khawarizmi mengubah tanggal dan tahunnya menurut perhitungan
Bangsa Persia. Kemudian, tabel Khawarizimi ini dua abad kemudian diperbaiki oleh
Abdul Qasim Maslamah Al-Majridi dan di tarikhnya disesuaikan dengan tanggal dan tahun
Hijriyah. Dia ini sarjana Muslim bangsa Spanyol. Pada tahun 1126, Adelard dari Bath
menterjamahkannya ke Bahasa Latin.
Seorang sarjana lain, Al-Hajjaj bin Yusuf yang telah memperlihatkan kegiatannya sejak
zaman pemerintahan Harun Al-Rasyid menterjamahkan kitab Almagest karangan
Ptolomeus. Sebuah observatorium besar didirikan di kota Baghdad, dibangun oleh seorang
Yahudi yang telah masuk Islam, Sind bin ‘Ali. Dari observatorium ini telah dihasilkan
tabel-tabel yang mu’tamad (tested tables) yang dinamakan “Tabel Ma’mun”, yang juga
berdasarkan metode Sindihind.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Ilmu Hisab?
2. Apa Saja Manfaat Ilmu Hisab?
3. Bagimana Hukum Ilmu Hisab?
4. Bagaimana Objek dan Metode Ilmu Hisab?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Ilmu Hisab.
2. Untuk Mengetahui Manfaat Ilmu Hisab.
3. Untuk Mengetahui Hukum Ilmu Hisab.
4. Untuk Mengetahui Objek dan Metode Ilmu Hisab.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dewasa ini, metode hisab telah menggunakan komputer dengan tingkat presisi dan
akurasi yang tinggi. Berbagai perangkat lunak (software) yang praktis juga telah ada.
Hisab sering kali digunakan sebelum rukyat dilakukan. Salah satu hasil hisab adalah
penentuan kapan ijtimak terjadi, yaitu saat Matahari, bulan, dan bumi berada dalam posisi
sebidang atau disebut pula konjungsi geosentris. Konjungsi geosentris terjadi pada saat
matahari dan bulan berada di posisi bujur langit yang sama jika diamati dari bumi. Ijtimak
terjadi 29,531 hari sekali, atau disebut pula satu periode sinodik.
185. Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta
pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir
(di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang
sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya)
5
sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.
• Surah Al-Anbiya ayat 33
َس َو ْالقَ َم ۗ َر ُك ٌّل ِف ْي فَلَك يَّ ْسبَ ُح ْون َ ِي َخلَقَ الَّ ْي َل َوالنَّ َه
َّ ار َوال
َ ش ْم ْ َوه َُو الَّذ
33. Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-
masing beredar pada garis edarnya.
• Surat Yasin ayat 40
َار َۗو ُك ٌّل ِف ْي فَلَك يَّ ْسبَ ُح ْون َ س يَ ْۢ ْنبَ ِغ ْي لَ َها ا َ ْن ت ُ ْد ِركَ ْالقَ َم َر َو َْل الَّ ْي ُل
ِ سا ِب ُق النَّ َه َّ َْل ال
ُ ش ْم
40. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat
mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.
6
30 hari untuk buJan-bulan ganjil dan 29 hari untuk bulan-bulan genap (kecuali bulan
ke 12 pada tahun-tahun Kabisat berumur 30 hari.
Dengan sistem ini, awal bulan-bulan qamariyah di segenap belahan Bumi akan
selalu jatuh pada hari yang sama. Tetapi karena mengesampingkan variabel
penampakan hilal, maka –dalam kerangka penentuan waktu untuk pelaksanaan hukum
syari'at- sistem ini tidak banyak dianut oleh kaum muslimin.
• Hisab Hakiki
Dalam sistem Hisab Hakiki, kalender qamariyah disusun berdasarkan masa
peredaraan Bulan yang sebenarnya (hakiki). Karena itu, panjang masa yang berlalu di
antara dua ijtimak berurutan (satu bulan sinodis) tidak selalu sama setiap bulan.
Kadang hanya 29 hari lebih 6 jam dan beberapa menit, dan kadang sampai 29 hari
lebih 19 jam dan beberapa menit. Berkaitan dengan ini, maka umur bulan yang selalu
tetap seperti dalam Hisab 'Urfi tidak dikenal dalam sistem ini. Boleh jadi 29 hari
berturut-turut, atau 30 hari berturut-turut.
Dalam praktiknya, sistem ini menyusun kalender dengan memperhitungkan
posisi Bulan. Karena itu untuk penentuan waktu-waktu ibadah sistem Hisab Hakiki
ini banyak dianut oleh kaum muslimin. Berbagai metode hisab banyak dikembangkan
pada alur sistem ini. Dari segi akurasinya, metode-metode hisab tersebut lazim
dikategorikan menjadi tiga, yakni Taqribi, Tahqiqi dan Kontempor.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi
bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah. Hisab secara
harfiah 'perhitungan. Dalam dunia Islam istilah hisab sering digunakan dalam ilmu falak
(astronomi) untuk memperkirakan posisi Matahari dan bulan terhadap bumi. Posisi
Matahari menjadi penting karena menjadi patokan umat Islam dalam menentukan
masuknya waktu salat. Sementara posisi bulan diperkirakan untuk mengetahui terjadinya
hilal sebagai penanda masuknya periode bulan baru dalam kalender Hijriyah. Hal ini
penting terutama untuk menentukan awal Ramadhan saat muslim mulai berpuasa, awal
Syawal (Idul Fithri), serta awal Dzulhijjah saat jamaah haji wukuf di Arafah (9 Dzulhijjah)
dan Idul Adha (10 Dzulhijjah).
Dengan mempelajari ilmu hisab, kita dapat memastikannya ke arah mana kiblat suatu
tempat di permukaan bumi. Kita juga dapat memastikan waktu shalat telah tiba atau
matahari sudah terbenam untuk berbuka puasa. Dengan ilmu ini pula orang yang
melakukan rukyatul hilal dapat mengarahkan pandangannya dengan tepat ke posisi hilal,
bahkan kita juga dapat mengetahui akan terjadinya peristiwa gerhana matahari atau
gerhana bulan berpuluh bahkan beratus tahun yang akan datang.
Dengan demikian, atau ilmu hisab dapat menumbuhkan keyakinan dalam melakukan
ibadah, sehingga ibadahnya lebih khusyu’. Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya sebaik-
baik hamba Allah adalah mereka yang selalu memperhatikan matahari dan bulan untuk
mengingat Allah” (HR. Thabrani).
B. Saran
1. Bagi dosen, penulis berharap untuk memperbanyak literatur yang berkaitan dengan
Pengertian dan Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Hisab supaya mahasiswa bisa
menambah wawasan dan memperdalam lagi mengenai pembahasan tersebut dengan
baik.
2. Bagi mahasiswa, penulis berharap mempelajari lebih dalam tentang Pengertian dan
Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Hisab dengan sungguh-sungguh agar mengetahui
8
bagaimana tujuan yang harus dicapai dalam Pengertian dan Ruang Lingkup
Pembahasan Ilmu Hisab.
3. Bagi mahasiswa, penulis berharap mempelajari lebih dalam tentang Pengertian dan
Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Hisab dengan sungguh-sungguh agar mengetahui
bagaimana tujuan yang harus dicapai dalam Pengertian dan Ruang Lingkup
Pembahasan Ilmu Hisab.
9
DAFTAR PUSTAKA
Fairuz Sabiq, Telaah Metodologi Penetapan Awal Bulan Qamariyah di Indonesia, (tesis),
Lajnah Falakiyah PBNU. Pedoman Rukyat dan Hisab Nahdlatul Ulama. Jakarta: Lajnah
Falakiyah
10