Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan


semesta alam. Tak lupa shalawat serta salam kita hanturkan ke baginda Nabi
besar kita, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga (ahlubait), sahabat
(ahlusunah wal jamaah) serta para pengikutnya hingga akhir zaman.Amien.

Pada kesempatan kali ini akan berusaha mencoba membahas suatu


masalah yang kini sedang diperbincangkan, yaitu pembahasan kelompok kami
ialah Bank Syariah. Kami berusaha seobjektif mungkin meskipun pembahasan
kami hanya sebatas pada kajian pustaka semata, tidak melakukan investigasi
pada semua bank yang akan kami bahas. Namun tidak mengurangi pembahasan
kami.

Bank syariah, bank yang seutuhnya menggunakan hukum Islam, berbeda


dengan bank konvensional yang menggunakan hukum barat (yahudi), meskipun
demikian, dongkrak atau perkembangan yang terjadi saat ini ialah, kini setiap
bank berlomba-lomba untuk merubah system perbankan kepada system syariah,
semua itu tak luput dari akibat krisis global, kita pun tahu bahwa krisis hampir
terjadi pada seluruh bank di dunia termasuk di Indonesia yang menggunakan
konsep Barat (yahudi) dan bank-bank Islam yang menggunakan system syariah.

Sekilas pengantar yang merupakan testimony dari makalah ini, kami akan
menjelaskan secara utuh, mengenai pengertian hingga bidang unit kerja Bank
Syariah. Pada bab I Merupakan Pendahuluan yang membahas Bank Syariah
secara umum, dan pada bab II Merupakan Pembahasan, mengenai pengertian
bank dan syariah secara umum, sejarah bank syariah, prinsip-prinsip serta
bidang usaha yang dilakukan oleh Bank Syariah. Pada bab III merupakan
Kesimpulan dari pembahasan kami.

Demikianlah pengantar singkat tentang makalah kami, tidak ada


kesempurnaan dalam diri manusia kecuali Allah SWT semata. Masukan serta
kritikan berguna bagi kami, guna penyempurnaan pembahasan yang telah kami
lakukan, terimakasih.
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR................................................................................................... i

DAFTAR
ISI........................................................................................................................ ii

BAB 1. Pendahuluan

A. Latar Belakang............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2

C. Tujuan......................................................................................................... 2

BAB II. Pembahasan

A. Pegertian ilmu Falak....................................................................................3

B. Ruang Lingkup Pembahasan...................................................................... 3

C. Sejarah dan Perkembangan ilmu Falak dalam islam...................................5

D. Kegunaaan Memplajari Ilmu Falak............................................................. 8

E. Mamfa’at Ilmu Falak.................................................................................. 9

F. Hukum Mempelajari Ilmu Falak................................................................ 9

BAB III. Penutup

A. Kesimpulan............................................................................................... 11

DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................................................12

BAB I
A. PENDAHULUAN

Sebagai sumber ajaran Islam kedua sesudah al-Qur'an, hadits


mempunyai peranan penting dalam mengembangkan kandungan ajaran Islam,
baik yang telah ditetapkan dalam al-Qur'an maupun yang belum. Dari segi
dilalah-nya Al Qur’an sama dengan hadits, masing-masing ada yang qith’i al
dilalah dan ada yang zhanni al dilalah. Hanya saja Al Qur’an bersifat global,
sedangka hadits bersifat terperinci. Salah satu fungsi hadits Nabi terhadap Al
Qur’an adalah sebagai bayan at tafsir (keterangan penafsiran).atau bayan al
tafsir (Keterangan penjelasan). Meskipun hadits nabi sebagai penafsir atau
penjelas terhadap Al Qur’an, teapi tidak berarti bahwa hadits nabi seluruhnya
adalah qath’i al dilalah. Kata atau kalimat yang digunkan dalam matan hadits,
atara lain ada yang mujmal (gobal), musykil, khafi (implist), dan mutasyabih
(samar-samar)[1].

Kehidupan adalah “universitas pengalaman” yang mersti dihadapi dengan


berpegang pada prinsip-prinsip agama, guna mewujudkan kemaslahatan bagi
semua makhluk. Untuk maksud itu Allah Swt telah menegaskan ajaran prinsip
dalam Al Qur’an dan Rasul Saw menjelaskan detail ajaran dalam hadits[2], dan
banyak ilmu-ilmu lain yang lahir dari petunjuk-petunjuk Al-Qur’an dan
diperjelas dengan hadits, diantaranya adalah Ilmu Falak.

Secara umum Ilmu Falak, bisa disamakan dengan Astronomi, yaitu ilmu
yang mempelajari perbintangan[3], tetapi sebenarnya ilmu falak adalah sebuah
ilmu yang mempelajari peredaran benda-benda langit, khususnya bumi, bulan
dan matahari. Peredaran benda-benda langit tersebut digunakan untuk
menentukan waktu sholat, arah kiblat, gerhana bulan dan matahari serta
penentuan awal bulan bulan hijriyah. Dan sebagai patokan-patokan penetuan
waktu ibadah diambil dari Al-Qur’an yang diperjelas dengan hadits

Makalah ini berusaha untuk menjelaskan ilmu falak secara umum, dari
penjelasan-penjelasan tersebut akan tergambar secara umum tujuan mempelajari
ilmu falak , untuk apa keperluannya, dan bagaimana mempelajarinya.

B.Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Ilmu Falak?


2.Ruang lingkup ilmu falak?

3. Bagaimana Sejarah dan perkembangan ilmu falak ?

4. Apa kegunaan ilmu Falak ?

5.Hukum mempelajarinya?

C.Tujuan

Dari rumusan masalah diatas dapat dirumuskan beberapa tujuan


pembahasan. Adapun tujuannya yakni sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui ilmu falak.

2. Untuk mengetahui ruang lingkup ilmu falak.

3. Untuk mengetahui sejarah ilmu falak.

4. Untuk mengetahui kegunaan ilmu falak.

5. Untuk mengetahui hokum mempelajarinya.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Falak

Menurut bahasa, falak artinya orbit atau peredaran/lintasan benda-benda


langit, sehingga ilmu falak adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari lintasan
benda-benda langit khususnya bumi, bulan dan matahari pada orbitnya masing-
masing dengan tujuan untuk diketahui posisi benda langit tersebut antara satu
dengan lainnya agar dapat diketahui waktu-waktu di permukaan bumi.[4]

Ilmu falak secara terminology adalah ilmu pengatahuan yang


mempelajari benda-benda langit seperti matahari, bulan, bintang-bintang dan
benda-benda langit lainnya degan tujuan untuk mengetahui posisi dari benda-
benda langit itu serta kedudukannya dari benda-benda langit yang lain[5].

Dalam bahasa inggris ilmu falak di sebut juga “Astronomi”, adapun


Asronomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh benda-benda langit itu terhadap
nasib seseorang di muka bumi. Astrologi inilah yang dikenal dengan Ilmu
Nujum[6].

Jika di amati secara spesifik memang terdapat perbedaan yang signifikan


antara ilmu falak dengan astronomi, dari sisi ruang lingkup bahasanya,
astronomi mengkaji seluruh benda-benda langit, baik matahari, palanet, satelit,
bintang, galaksi, nabula dan lainnya. Sedangkan ilmu falak ruang linhkup
pembahasannya hanya terbatas pada matahrari,bumi dan bulan. Itupun hanya
posisinya saja sebagai akibat dari pergerakannya.hal ini karena perintah ibadah
tidak bisa lepas dari waktu. Sedangkan waktu itu sendiri berpedoman pada
peredaran benda-benda langit dan semua itu berhubungan dengan posisi.
Dengan demikian,mempelajari ilmu falak sangatlah penting,sebab untuk
kepentingan praktek ibadah.

B.Ruang Lingkup Pembahasan

Secara garis besar Ilmu Falak atau Ilmu Hisab dapat dikelompokkan pada
dua macam, yaitu ‘ilmiy dan amaly.
Ilmu Falak ‘Ilmiy adalah ilmu yang membahas teori dan konsep benda-
benda langit, misalnya dari asal muasal kejadiannya (cosmogony), bentuk dan
tata himpunannya (cosmologi), jumlah anggotanya (cosmografi), ukuran dan
jaraknya (astrometrik), gerak dan daya tariknya (astromekanik), dan kandungan
unsur-unsurnya (astrofisika). Ilmu falak yang demikian ini disebut Theoritical
Astronomy.

Sedangkan ilmu falak ‘amaly adalah ilmu yang melakukan perhitungan


untuk mengetahui posisi dan kedudukan benda langit antara satu dengan yang
lainnya. Ilmu falak ‘amaly ini disebut Practical Astronomy. Ilmu falak ‘amaly
inilah yang oleh masyarakat umum dikenal dengan Ilmu Falak atau Ilmu Hisab.

Meskipun objek pembahasan ilmu falak ‘amaly ini mengenai kedudukan


benda-benda langit terutama matahari beserta planet-planetnya (sistim tata
surya), tetapi pembahasan dan kegiatan dalam ilmu falak hanyalah terbatas pada
pembahasan mengenai peredaran bumi, matahari dan bulan saja, karena
peredaran ketiga benda langit inilah yang mempunyai sangkut paut dengan
pembahasan Ilmu Falak untuk pelaksanaan ibadah.

Bahasan Ilmu Falak yang dipelajari dalam Islam adalah yang ada kaitannya
dengan pelaksanaan ibadah, sehingga pada umumnya Ilmu Falak ini
mempelajari 4 bidang, yakni[7]:

1. Arah kiblat dan bayangan arah kiblat

2. Waktu-waktu sholat

3. Awal bulan hijriyyah

4. Gerhana matahari dan bulan.

Ilmu Falak membahas arah kiblat pada dasarnya adalah menghitung


besaran sudut yang diapit oleh garis meridian yang melewati suatu tempat yang
dihitug arah kiblatnya dengan lingkaran besar yang melewati tempat yang
bersangkutan dan ka’bah, serta menghitung jam berapa matahari itu memotong
jalur menuju ka’bah.

Sedangkan ilmu falak membahas waktu-waktu sholat padaa dasarnya


adalah menghitung tenggang waktu antara ketika matahari berada di titik
kulminasi atas dengan waktu ketka matahari berkedudukan pada awal waktu-
waktu sholat.
Pembahsan awal bulan dalam ilmu falak adala menghitung waktu
terjadinya ijtima’(konjungsi) yakni posisi matahari dan bulan berada pada satu
bujur astronomi, serta menghitung posisi bulan ketika matahari terbenam pada
hari terjadinya konjungsi itu.

Pembahasan gerhana adalah menghitung waktu terjadinya kontak antara


matahari dan bulan, yakni kapan bulan mulai menutupi matahari matahari dan
lepas darinya pada gerhana gerhana matahari, serta kapan pula bulan mulai
masuk pada umbra bayangan bumi serta keluar darinya pada gerhana bulan.

C. Sejarah Dan Perkembangan Ilmu Falak dalam islam

kajian ilmu falak banyak mendapat perhatian dari para peneliti dan
sejarawan. Regis Morlan (seorang orientalis Prancis, peneliti sejarah ilmu falak
klasik) mengemukakan beberapa factor di antaranya: banyaknya ulama yang
berkecimpung di bidang ini sepanjang sejarah, banyaknya karya-karya yang
dihasilkan, banyaknya observatorium astronomi yang berdiri sebagai akses dari
banyaknya astronom serta karya-karya mereka, banyaknya data observasi
(pengamatan alami) yang terdokumentasikan[8].

Sementara itu Prof. Dr. Muhammad Ahmad Sulaiman (guru besar ilmu
falak di Institut Nasional Penelitian Astronomi dan Geofisika, Helwan - Mesir)
mengatakan “astronomi adalah miniatur terhadap majunya peradaban sebuah
bangsa” Dalam perjalanan mulanya, peradaban India, Persia dan Yunani adalah
peradaban yang punya kedudukan istimewa. Dari tiga peradaban inilah secara
khusus muncul dan lahirnya peradaban falak Arab (Islam), disamping
peradaban lainnya. Peradaban India adalah yang terkuat dalam pengaruhnya
terhadap Islam (Arab). Buku astronomi ‘Sindhind’ punya pengaruh besar dalam
perkembangan astronomi Arab (Islam), dengan puncaknya pada dinasti
Abbasiah masa pemerintahan Al-Manshur, buku ini diringkas dan
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.

Ibrahim al-Fazzârî adalah orang yang mendapat amanah untuk


mengerjakan proyek ini, sekaligus juga ia melahirkan buku penjelas yang
berjudul “as-Sind Hind al-Kabîr”.

Peradaban Persia memberi pengaruh signifikan dalam peradaban ilmu


falak Islam, ditemukan cukup banyak istilah-istilah falak Persia yang terus
dipakai dalam Islam hingga saat ini, seperti zij (epemiris) dan auj (aphelion).
Buku astronomi berbahasa Persia yang banyak mendapat perhatian Arab (Islam)
adalah 'Zij Syah' atau ‘Zij Syahryaran’ yang merupakan ephemiris (zij) yang
masyhur di zamannya.

Sementara dari peradaban Yunani puncaknya dimotori oleh Cladius


Ptolemaus (w. ± 160 M) yang dikenal dengan sistem "geosentris"nya. Gagasan
astronomi Ptolemaus terekam dalam maha karyanya yang berjudul ‘Almagest’
atau ‘Tata Agung’ yang menjadi buku pedoman astronomi hingga berabad-abad
sebelum runtuh oleh teori tata surya Ibn Syathir (w. 777 H) dan Copernicus.

Dalam melihat sejarah ilmu falak maka dapat diklasikasikan sebagai


berikut:

1. Ilmu falak sebelum islam

Waktu dulu manusia pada pada umumnya manusia memahami seluk


beluk alam semesta hanyalah seperti apa yg mereka lihat, bahkan sering di
tambah dengan macam-macam tahayul yang bersifat fantastis. Menurut mereka,
bumi merupakan pusat alam semesta. Setiap hari, matahari,bulan, dan bintang-
bintangdengan sangat tertib mengelilinhi bumi.

Sekalipun demikian,ada di antar mereka yang memahami alam raya ini


dengan akal rasiaonya. Para ilmuan yang ada pada saat itu,salah satunya adalah:
Aristoteles, dia berpendapat bahwa pusat jagad raya adalah bumi sedangkan
bumi dalam keadaan tenang, tidak bergrak dan tiddak berputar. Semua gerak
benda-benda angkasa mengitari bumi. Lintasan masing-masing benda angkasa
berbentuk lingkaran. Sedangkan peristiwa gerhana misalnya tidak lagi di
pandang sebagai adanya raksasa penelan bulan, melainkan merupakan peristiwa
alam.

Pandangan manusia terhadap jagad raya mulai saat itu umumnya


mengikuti ppandangan aritoteles yaitu: GEOSENTRIS yakni bumi sebagai
pusat peredaran benda-benda langit.

2.Ilmu falak dalam peradaban islam


sekitar tiga ratus tahun setelah wafatnya nabi muahamad saw.negara-
negara islam telah memiliki kkebudayaan dan pengetahuan tinggi. Banyak
sekali ilmuan muslim bemunculan dengan hasil karyannya yang gemilang.

Pada thn 773 M, seorang pengembara india menyerahkan sebuah buku


data astronomis berjudul “Sindbind” atau “Sidbanta” kepada kerajaan islam di
Baghdad. Oleh khalifah Abu ja’far al-mansur, di perintahkan agar buku itu di
terjemahkan kedalam bahasa arab. Perintah ini di lakukan oleh Muhammad Ibn
Ibrahim al-Fazari. Atas usahanya inilah Al-Fazari dikenal sebagai ahli ilmu
falaq yang pertama di dunia islam.

Di samping itu, Al-khawarismi menemukan bahwa zodiak atau ekliptika


itu miring sebesar 23.5 derajat terhadap ekuator, serta memperbaiki data
astronomis yang ada pada buku terjemahan sindhind. Dua buah buku karyanya
adalah al-muksbtasbar fihisabil jabrwal muqabalah dan suratul ardl merupakn
buku pennting dalam bidang ilmu falak,sehingga banyak di ikuti oleh para ahli
ilmu falak berikutnya.

Selain para tokoh di atas, ulugh bek ahli astronomi asal iskandaria dengan
observatoriumnya berhasil menyusun table data astronomi yang banyak di
gunakan pada perkembangan ilmu falak masa-masa selanjutnya.

Hal demikian inilah yang menyebabkan istilah-istilah astronomi yang


berkembang sekarang ini banyak menggunakan bahasa arab, misalnya
nadir,mintaqotul buruj dan lain sebagainya.

Sekalipun ilmu falak dalam perdaban islam sedah cukup maju, namun
yang patut di catat adalah bahwa pandangan terhadp alam masih mengikuti
pandangan aritoteles yaitu geosentris .

3. Ilmu falak dalam peradaban Eropa

Pada masa Negara-negara islam mencapai kejayaannya,bangsa eropa


masih berada pada ketertinggalan,bangsa eropa mulai tertarik pada ilmu
pengetahuan seperti yang telah di pelajari orang-orang islam yang sudah
demikian tinggi serta penemuan-penemuan di berbagai cabang ilmu
pengetahuan,pendapat-pendapat ilmuan muslim mulai di tentang oleh aliran
muslim kolot.

Sementara itu,bangsa eropa mulai maju kea rah kebudayaan yang kian
mrninggu.mereka mempelajari semua peninggalan kebudayaan bangsa arab
yang talah runtuh dari kajayaannya mereka mengambil manfaat dari sejarah yg
telah di capai bangsa arab mereka menginginkan kebangsaan yang jaya dan
pemimpin dunia.

Untuk mencapai tujuan ini antara lain yang di lakukan adalah


menterjemahkan buku-buku ilmu falak kedalam bahasa eropa misalnya, buku
Almukhtashar fi Hisabil jabrwal muqabalah karya al-khawarijmi di
terjemahkan kedalam bahasa latin oleh grard dari Cremona.ilmuan eropa pada
decade ini adalah Galilei Galileo (1564-1642 M),Nicolas Copernikus (143-1543
M) dan lain-lain.

4.Ilmu Falak Di Indonesia

a). Ilmu falak pada awal perkembangan di Indonesia

Sejak adanya penanggalan Hindu dan penanggalan Islam di


Indonesia,khususnya di Pulau Jawa serta adanya penanggalan Jawa Islam oleh
Sultan Agung, sebenarnya bangsa indonesias sudah mengenal ilmu falak.

Kemudian seiring dengan kembalinya para ulama’ muda ke Indonesia


dari bermukim di makah pada awal abad 20 M, ilmu falak mulai tumbuh dam
berkembang di tanah air ini, mereka mengajarkannya kepada santrinya di
Indonesia.

Di antaranya adalah Syeh Abdurahman bin Ahmad al-misri ulama’ muda


yang belajar kepadanya adalah Ahmad dahlan as-Simarani dan kemudian
mereka ajarkan lagi kepada santrinya dan seterusnya.

b). Ilmu Falak Pada Perkembangan Baru

Dengan berkembangnya ilmu falak di Indonesia dan juga para ahli ilmu
Falak banyak sekali buku-buku ilmu falak dengan karya-Karyanya Antara lain
Adalah Sebagai Berikut:
1. Abdul faqih (Demak ),karyanya “Al-Kutub Falakiyah”

2. Abdul falah ( Gresik) , karyanya “ Muzakarotul Hisab”

3. Abdul badawi (Yogyakarta) , karyanya “ Hisab hakiki”

c). Ilmu Falak Pada Perkembangan Lanjut

d). Ilmu Falak Pada Computer

Pada zaman sekarang ini muncualah program-program software yang


menyiapkan sekaligus melakukan perhitungan , sehingga program ini di rasa
lebih praktis dan lebih mudah bagi pemakainya. Program ini misalnya
“Mawaqit” yang di program oleh ICMI Korwil Belanda pada tahun 1993,
program “Falakiyah Najmi” oleh Nuril Fuad pada tahun 1995, program
“Astinfo” oleh jurusan jurusan MIPA ITB Bandug tahun 1996. Dan masih
banyak lagi lainnya.

D. Tujuan Memplajari Ilmu Falak

Dengan memplajari ilmu Falak maka diharapkan akan dapat:

1. Menjelaskan berbagai konsep tentang dasar-dasar Astronomi yang berkaaitan


dengan penentuan waktu-waktu ibadah.

2. Menjelaskan peranan Ilmu Falak pada awal penentuaan waktu Sholat.

3.Melakukan penghitungan awal waktu Sholat dengan benar.


4. Menyusun jadwal waktu Sholat dan Imsyakiah.

5. Menghitung sekaligus mengukur arah Kiblat.

6. Menghitung sekaligus memprediksikan kapan waktu-waktu ibadah seperti


awal dan akhir puasa itu tiba.

7. Membuat kalender Masehi atau Hijriyah.

8. Mengkritisi arah kiblat dan mushala yang ada dan diasumsikan tidak sesuai
dengan teori-teori Ilmu Falak.

9. Menumbuhkan sifat toleran bila dari hasil hisab dipridiksi akan terjadi
perbedaan dalam berhari Raya misalnya.

E. Manfa’at Ilmu Falak

Dengan mempelari ilmu falak atau ilmu hisab, kita dapat memastikan ke
arah mana kiblat suatu tempat di permukaan bumi. Kita juga dapat memastikan
waktu shalat telah tiba atau matahari sudah terbenam untuk berbuka puasa.
Dengan ilmu ini pula orang yang melakukan rukyatul hilal dapat mengarahkan
pandangannya dengan tepat ke posisi hilal, bahkan kita juga dapat mengetahui
akan terjadinya peristiwa gerhana matahari atau gerhana bulan berpuluh bahkan
beratus tahun yang akan datang.
Dengan demikian, ilmu falak atau ilmu hisab dapat menumbuhkan
keyakinan dalam melakukan ibadah, sehingga ibadahnya lebih khusyu’. Nabi
SAW bersabda : “Sesungguhnya sebaik-baik hamba Allah adalah mereka yang
selalu memperhatikan matahari dan bulan untuk mengingat Allah” (HR.
Thabrani)

F. Hukum Mempelajarai Ilmu Falak

Mengingat betapa besar manfaat ilmu falak sebagaimana diterangkan di


atas, lebih-lebih kalau dikaitkan dengan pelaksanaan ibadah, maka mempelajari
ilmu falak atau ilmu hisab itu hukumnya wajib, Landasan ilmu Falak dalam Al-
Qur’an berikut:

‫َو ُه َو اَّلِذي َخ َلَق الَّلْي َل َو الَّن َه اَر َو الَّش ْم َس َو اْل َقَمَر ُك ٌّل ِفي َف َلٍك َي ْس َب ُحوَن‬
Artinya:

Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya[9].

‫ال الَّش ْم ُس َي ْن َب ِغي َلَه ا َأْن ُتْد ِر َك اْل َقَمَر َو ال الَّلْيُل َس اِبُق الَّن َه اِر َو ُك ٌّل ِفي َف َلٍك َي ْس َب ُحوَن‬

Artinya:

Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat
mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya[10].

‫ُه َو اَّلِذي َج َع َل الَّش ْم َس ِض َي اًء َو اْل َقَمَر ُنوًر ا َو َق َّد َر ُه َم َن اِز َل ِلَت ْع َلُموا َع َد َد الِّسِنيَن َو اْلِحَس اَب َم ا َخ َلَق ُهَّللا َذ ِلَك ِإال‬
‫ِباْلَح ِّق ُيَفِّصُل اآلَياِت ِلَقْو ٍم َي ْع َلُموَن‬
Artinya:
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-
tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui[11].

Dan para ulama, misalnya Ibnu Hajar dan ar-Ramli berkata bahwa bagi
orang yang hidup dalam kesendirian, maka mempelajari ilmu falak itu fardlu
‘ain baginya. Sedangkan bagi masyarakat banyak hukumnya fardlu kifayah.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Mempelajari suatu disiplin ilmu tentu ada suatu tujuan, begitu juga ketika
kita mempelajari ilmu falak mempunyai suat tujuan ang sangat jelas, selain
hukumnya Wajib Kifayah,berdasarkan kaidah Ushul “ Tidak sempurna suatu
kewajiban jika tidak ada sesuatu, maka sesuatu tersebut, menjadi wajib
hukumnya”, juga ada maksud lain, yaitu dengan mempelari ilmu falak atau
ilmu hisab, kita dapat memastikan ke arah mana kiblat suatu tempat di
permukaan bumi. Kita juga dapat memastikan waktu shalat telah tiba atau
matahari sudah terbenam untuk berbuka puasa. Dengan ilmu ini pula orang
yang melakukan rukyatul hilal dapat mengarahkan pandangannya dengan tepat
ke posisi hilal, bahkan kita juga dapat mengetahui akan terjadinya peristiwa
gerhana matahari atau gerhana bulan berpuluh bahkan beratus tahun yang akan
datang.

Dengan demikian, ilmu falak atau ilmu hisab dapat menumbuhkan


keyakinan dalam melakukan ibadah, sehingga ibadahnya lebih khusyu.

Adapun cara memperdalamnya, hampir sama dengan ilmu pengetauan


lain yaitu harus mengusai standar kompetensi dan kompetensi dari ilmu falak,
sedangkan peran As-Sunah dalam ilmu falak ini sebagai landasan teologi yang
melandasi semua bagian-bagian dari bahasan ilmu falak.

Demikianlah makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
ilmu falak. Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.oleh
karenanya kritik dan saran yang konstruktif sangat kami butuhkan guna
kesempurnaan makalah ini.semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Amieen….

DAFTAR PUSTAKA

. Ahmad Dr. Arifuddin, M. Ag, Paradigma Baru Memahami Hadits Nabi


Refleksi Pemikiran Pembaruan Prof. Dr. Muhammad Syuhudi Ismail, Renaisan,
Jakarta; 2005

· Maskufa. Dra. Ilmu Falak, Gaung Persada Press Jakarta. 2010


·Djamaludin Dr. Thomas, Menggagas Fiqih Astronomi, Kaki Langit, Bandung :
2005,

·Ibrahim KH Salamun, Ilmu Falak, Pustaka Progresif, Bandung :


1995·Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Teori dan Praktik, Buana Pustaka,
Yogyakarta : 2004

·Setyanto Hendro, Membaca Langit, Al-Ghuraba, Jakarta: 2008

·Soebahar Prof. Dr. H.M Erfan, M.A, Aktualisasi Hadits Nabi di Era Teknologi
Informasi, RaSAIL Media Group, Semarang; 2010

·Muhiddin khazin. Ilmu Falak Dalam Tory Dan Praktek.Yogyakarta.Buana


Pustaka.2004

· http://rukyatulhilal.org/falakiyah/index.html, minggu 11 maeret 2012 jam


15.00

[1] )Dr. Arifuddin Ahmad, M. Ag, Paradigma Baru Memahami Hadits Nabi
Refleksi Pemikiran Pembaruan Prof. Dr. Muhammad Syuhudi Ismail,

Renaisan, Jakarta; 2005 hal…1

[2] ) Prof. Dr. H.M Erfan Soebahar, M.A, Aktualisasi Hadits Nabi di Era
Teknologi Informasi, RaSAIL Media Group, Semarang; 2010

[3] ) Hendro Setyanto, Membaca Langit, Al-Ghuraba, Jakarta: 2008 h….15

[4] ) Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Teori dan Praktik, Buana Pustaka,
Yogyakarta : 2004 h …3
[5] )Maskufa, ilmu falak, gaung persada, jakarta 2010, h….1

[6]) KH Salamun Ibrahim, Ilmu Falak, Pustaka Progresif, Bandung : 1995 h …


39

[7] ) Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Teori dan Praktik, Buana Pustaka,
Yogyakarta : 2004 h... 4

[8] ) http://rukyatulhilal.org/falakiyah/index.html, minggu 11 maeret 2012 jam


15.00 wib

[9])Al-Anbiya ayat 33

[10] )Yasin ayat 40

[11] )Yunus ayat 5

Anda mungkin juga menyukai