Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MENGENAI SEJARAH LAHIRNYA ILMU TEOSOFI PADA MASA NABI, PASCA


NABI ,DAN PERKEMBANGANNYA DARI MASA KE MASA

Di susun oleh :

1. Bismi Muzaki Alfarizy (200503110037)


2. Tara Andaresta (200503110024)
3. Mardini Indah Saputri (200503110015)
4. Ahmad Zaki Mubarok (200503110029)
5. Wasilatur Rohimah (200503110014)

Dosen Pengampu : Guntur Kusuma Wardana, SE, MM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

1
KATA PENGATAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kesehatan dan
kemudahan untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya kami
sekelompok tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini memuat tentang “Mengenai Sejarah Lahirnya Ilmu Teosofi Pada
Masa Nabi, Pasca Nabi ,dan Perkembangannya Dari Masa Ke Masa” , tema yang
akan dibahas dimakalah ini sesuai dengan pembagian kelompok yang telah di bagi,
dan di beri amanah dosen pembimbing untuk mempelajari lebih dalam.

Kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing


yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Semoga
makalah yang kami buat ini dapat dinilai dengan baik dan dihargai oleh pembaca.
Meski makalah ini masih mempunyai kekurangan, kami selaku penyusun berharap
kepada pembaca untuk memberi kritik dan saran.

Malang, 05 Februari 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4

A. Latar Belakang.......................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..................................................................................................5

C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5

A. Sejarah Lahirnya ilmu Teosofi Pada masa Nabi....................................................5

B. Sejarah Lahirnya ilmu Teosofi Pasca Nabi............................................................7

C. Perkembangan Ilmu teosofi dari Masa ke masa....................................................9

BAB III PENUTUPAN...............................................................................................13

A. Kesimpulan..........................................................................................................13

B. Saran....................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepercayaan suatu agama merupakan pokok dasarnya. Islam sebagai agama
yang mengingkari agama Yahudi dan Nasrani serta agama-agama berhala, merasa
perlu menjelaskan pokok-pokok dasar ajaran agamanya dan segi-segi dakwah yang
menjadi tujuannya. Al- Qur’an dan hadist Nabi Muhmmad saw banyak membicarakan
tentang wujud tuhan, keagungan, dan keesaanNya. Al- Qur’an terutama, menyebutkan
untuk tuhan sifat-sifat yang banyak sekali, dimana sebagiannya bertalian dengan zat
tuhan sendiri, dan sebagian lagi menyatakan dengan macamnya hubungan dengan
makhluknya. Seperti mendengar, melihat, maha adil, menciptakan, memberi rezeki,
menghidupkan, mematikan, dan seterusnya.
Akan tetapi gaya (uslub) bahasa ayat-ayat al- Qur’an dan hadis-hadis tersebut
lebih mendekati pada gaya percakapan, memberi nasehat dan petunjuk, dari pada gaya
penguraian secara ilmiah. Kita tidak dapat mengatakan al- Qur’an dan hadis Nabi
berisi uraian yang teratur dan sistematis tentang kepercayaan dan meletakkan metode
yang lengkap serta mencakup untuk Ilmu Tauhid (teologi islam) dan juga ilmu
sufimisme (tasawuf). Dalam dua pembahasan tersebut, maka dijadikan satu ungkapan
yaitu teosofi.
Teologi sendiri sebagaimana yang kita diketahui yakni membahas ajaran-
ajaran dasar dari suatu agama secara keseluruhan. Setiap orang yang ingin menyelami
seluk beluk agamanya secara mendalam, perlu mempelajari teologi yang terdapat
dalam agama yang dianutnya. Mempelajari teologi akan memberi keyakinan-
keyakinan yang berdasarkan pada landasan yang kuat, yang tidak mudah diombang-
ambing oleh peredaran zaman. Sedangkan ilmu sufimisme atau tasawuf sendiri lebih
mengarah terhadap ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa,
menjernihkan akhlaq, membangun dhahir dan batin untuk memperoleh kebahagian
yang abadi.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa dalam makalah ini penulis
menjelasakn tentang pengertian teosofi yang merupakan gabungan dari teologi dan
sufimisme serta tentang sejarah perkembangannya sebagai langkah awal dalam
memahami dan mengetahui tentang ilmu teolofi dan sufimisme dalam mata kuliah
teosofi.

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Lahirnya Ilmu Teosofi pada masa Nabi?
2. Bagaimana sejarah Lahirnya ilmu Teosofi pada masa pasca Nabi?
3. Bagaimana perkembangan Ilmu teosofi dari masa ke masa?

C. Tujuan penulisan
1. Memberikan wawasan mengenai sejarah Lahirnya Ilmu Teosofi pada masa Nabi.
2. Memberikan wawasan mengenai sejarah Lahirnya Ilmu Teosofi pada masa Pasca
Nabi.
3. Memberikan wawasan mengenai perkembangan Ilmu teosofi dari masa ke masa.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Lahirnya ilmu Teosofi Pada masa Nabi


Kehidupan Rasulullah Saw, dalam perspektif tasawuf dapat kita bagi dalam
dua fase. Pertama, fase kehidupan beliau sebelum diangkat menjadi Rasul, dan kedua
fase kehidupan beliau setelah diangkat menjadi Rasul.Dalam setiap fase ini, para sufi
mendapatkan adanya suatu sumber yang kaya dengan berbagai ilmu dan amal,
khususnya yang terkait dengan pola kehidupan sufistik Nabi Saw. Pada usia 25 tahun,
beliau menikahi Khadijah, seorang wanita kaya yang 15 tahun lebih tua . Dalam salah
satu riwayat diceritakan bahwa pada setiap bulan Ramadhan, Nabi Muhammad Saw,
selalu menyendiri di Gua Hira, menghindari keramaian hidup, menghindari kelezatan
dan kemewahan dunia, menghindari makan dan minum yang berlebihan dan
mengurangi tidur serta merenungi wujud alam semesta yang ada. Ini semua membuat
kalbu beliau menjadi jernih, yang kemudian mengantarkannya menuju kenabian,
hingga Malaikat Jibril a.s, turun menyampaikan wahyu yang pertama .
Imam al-Ghazali dalam komentarnya tentang penisbatan jalan yang ditempuh
para sufi pada kehidupan Nabi ketika menyendiri di Gua Hira, sebagai berikut.
Manfaat pertama ialah pemusatan diri dalam beribadah, mengakrabkan diri di dalam
munajat dengan Allah, dengan menghindari hubungan dengan makhluk, serta
menyibukkan diri dengan mengungkapkan rahasia-rahasia Allah tentang persoalan
dunia dan akhirat maupun kerajaan langit dan bumi. Inilah yang disebut kekosongan

5
dalam bergaul serta mengisolasi diri. Karena itu semua makhluk tidak akan sanggup
menghalangi beliau dari Allah. Sebab sekali pun tubuh beliau beserta makhluk,
namun kalbu beliau selalu menghadap Allah mendapat hidayah, membersihkan hati
dan menyucikan jiwa serta total dari segala noda penyakit yang biasanya
menghinggapi setiap sukma. Yang membedakan beliau dari manusia biasa. Dengan
demikian, di Gua Hira tersebut dimulainya pengasahan dan penempatan kalbu dan
jiwa Rasulullah Saw. Hingga bercahaya yang berkilauan dan cemerlang, sekaligus
dapat menembus alam jagat raya serta membuka hijab alam kegelapan, sehingga
beliau memperoleh ilmu dan wawasan yang sangat berguna untuk masa depan umat
manusia.
Beliau telah melihat dalam mimpinya itu cahaya kebenaran yang setiap saat
beliau mohonkan, seperti terbitnya subuh, maka mulailah kesenangan beliau
menyendiri. Beliau selalu mendatangi Gua Hira dalam beberapa malam, dengan
membawa bekal untuk kesendiriannya di sana. Setelah itu, beliau kembali kepada
Khadijah dan mengambil sedikit bekal yang serupa. Hira, atau hal ini berlangsung
sampai beliau diangkat menjadi Rasulullah Saw.
Perspekif sosiologis pada masa itu, yang dilihat Rasul dalam mimpi ketika
ber-tahanmus ialah sesuatu yang hakiki yang memancar dari sela-sela renungannya,
yang membuat jalan yang dihadapinya menjadi terang benderang dan menunjukkan
kepadanya di mana kebenaran itu. Tirai gelap gulita yang selama ini menjerumuskan
masyarakat Quraisy ke dalam lembah paganisme dan penyembahan berhala, menjadi
terbuka. Sinar terang benderang yang memancar di hadapannya itu dan kebenaran
yang telah menunjukkan jalan kepadanya itu ialah Yang Maha Esa. Pengisian
ruhaniah dengan amal-amal saleh yang merupakan sumber kekayaan atau khazanah
tersendiri bagi para sufi.
Kehidupan sederhana Nabi ini memang atas dasar kehendak beliau sendiri.
Beliau ingin memberi suri teladan bagi manusia tentang ketangguhan sikap yang tidak
mengenal lelah. Berkata kepada beliau sewaktu dilihatnya beliau begitu lama
mengerjakan shalat malam sehingga kedua telapak kaki beliau bengkak-bengkak/
melepuh. Aisyah bertanya, “Wahai Rasulallab, mengapa ini kau lakukan, bukankah
Allah telah mengampuni segala dosamu, baik yang lalu ataupun yang akan datang?
Rasulullah Saw.
Abu Hurairah r.a, meriwayatkan bahwa pada tahun menjelang Nabi wafat,
pada bulan Ramadhan, beliau itikaf selama dua puluh hari. Anas bin Malik

6
menceritakan, pada suatu hari beberapa orang ahli ibadah mengunjungi istri Nabi
untuk menanyakan bagaimana cara beliau beribadah. Mendengar hal itu, scorang di
antara mereka berkata, bahwa ia akan mengerjakan ibadah/shalat terus-menerus siang
dan malam hari. Dan yang lain lagi berkata, bahwa ia tidak akan kawin selama-
lamanya. Tidakkah kukehendaki yang demikian itu untuk kamu kerjakan pula. Demi
Allah, bahwa aku adalah seorang yang lebih takut kepada Allah, namun aku pun
berpuasa dan berbuka, aku shalat pada malam hari dan meluangkan waktu untuk tidur,
aku kawin dan bergaul dengan istriku. Maka barangsiapa yang tidak senang dengan
caraku ini ia tidak termasuk golonganku.
Memang demikianlah ibadah Nabi Saw, tetapi janganlah orang menyangka
bahwa ia akan memberatkan sedemikian itu kepada orang lain. Aisyah menerangkan,
banyak sekali Nabi menyembunyikan amalan-amalan di depan umum, karena takut
akan memberatkan, yang mungkin orang lain tak akan mampu mengerjakannya, atau
takut bahwa. Sering kali ia mempercepat shalatnya, sering kali memendekkan bacaan-
bacaan dan doanya, sering kali memendekkan khorbah dan segala sesuaru yang
dianggap dapat menyusahkan bagi pengikutnya. Sebagian doa-doa Nabi Saw.
Engkaulah aku akan menaju, dan dengan Engkaulah aku melawan segenap
penghalangkeu. Allabumma, jadikanlah hamba ini seorang hamba yang bersyukur,
jadikanlah hamba ini seorang hamba yang sabar, dan jadikanlah aku ini kecil di mata-
Mu, tetapi besar di mata manusia ». memperoleh penghormatan dan kepercayaan
orang banyak, Di samping itu, ia juga memiliki tingkah laku yang menarik sehingga
dia dicintai dan dihormati mereka. Dari paparan di atas, kita dapat menyimpulkan
bahwa dengan demikian apa yang diajarkan oleh kaum sufi, seperti maqamat dan
ahwal, sebenarnya telah dipraktikkan dan diperintahkan/dianjurkan oleh Nabi SAW,
dua abad sebelum istilah tasawuf atau sufi itu muncul.
Muhammad diangkat menjadi Rasul, atau bahkan sebelumnya seperti saat
tahan-mus dan khalwah-nya di Gua Hira yang menjadi bibit pertama malam tasawuf
di kemudian hari. Isra dan miraj Nabi Saw, adalah realitas historis dan sosiologis yang
mengisyaratkan bahwa manusia bisa berdialog dengan ‘Tuhan karena dekatnya. Inilah
nanti yang dijadikan rujukan dan sekaligus dikembangkan dalam aktivitas
ketasawufan berikutnya.

B. Sejarah Lahirnya ilmu Teosofi Pada masa Pasca Nabi


1. Abu Bakar Ash Shiddiq

7
Dikenal sebagai sahabat yang sangat dermawan, sederhana, asketis,
ma’rifat, rendah hati, dikenal sangat takwa. Kedermawanan Abu Bakar Ash
Shiddiq telah berbukti beliau menyumbangkan 100 ekor unta sebanyak 3 kali
hingga beliau tidak memiliki seekorpun unta. Sedangkan dalam hal beribadah
kepada Allah, doa doanya, kesederhanaannya, ridhanya, ketakutannya kepada
Allah, keshalehannya, kerendahan hatinya, kedermawanannya, serta hal hal
lainnya yang kemudian menjadi dasar landasan para sufi dalam hal pendapat
tentang pengertian pengertian tentang itu. Hal ini telah dikemukakan oleh Al
Muhib Ath Thabari dalam karyanya yaitu ar-Riyadh an-Nadhrah fi Manaqib al-
Asyrah. Dari kisah kisah tersebut dapat dilihat bahwa dalam kesehariannya abu
bakar adalah sosok atau profil manusia yang berakhlaq mulia dan prima yang
selalu menjunjung tinggi nilai nilai islam yang agung yang penuh dengan nuansa
spiritualitas.
2. Umar Bin Al-Khattab
Berjiwa bening, sederhana, kepribadian tangguh, moral tinggi, kecerdasan
spiritual, dan intelektual, ridha, sabar, ikhlas, adil dan teguh pendirian. Umar Bin
Khatab adalah salah seorang sahabat yang dinyatakan Rasulullah akan masuk
surga. Disamping sebagai pelaksana dalam pemerintahan, juga sebagai pemimpin
hidup keruhanian yang sangat bersahaja dan sederhana, sehingga kesederhaan,
ridha, sabar, keikhlasan, keteguhan dan ketegaran Umar Bin Khatab itu
dipandang oleh kaum sufi sebagai teladan mereka dalam aktifitas tasawuf.
3. Utsman Bin Affan
Dikenal sebagai sahabat yang dermawan, berpegang dan senantiasa
membaca Al Quran. Terdapat ucapat Utsman yang sangat terkenal adalah :
Pertama, cinta kepada Allah, kedua sabar dalam melaksanakan hukum hukum
Allah, ketiga Ridho dalam menerima taqdir Allah, semetara yang ke empat malu
terhadap pandangan Allah. Utsman Bin Affan juga banyak sekali mendermakan
hartanya untuk kepentingan islam, dia pernah membekali pasukan nabi di musim
paceklik, dia pula yang membeli sumur seorang Yahudi yang melarang kaum
muslimin menimba air sumur. Utsman Bin Affan dalam pandangan kaum sufi
telah berhasil berhubungan dengan Allah dan mencapai tingkat kemapanan diri,
yang membuatnya teguh menghadapi siapapun dan apapun yang menimpanya,
serta tidak tergoyahkan oleh apapun disekitarnya.

8
Utsmam bin affan terkenal sebagai seorang yang tekun beribadah dan
sangat pemalu, dia juga terkenal sebagai salah satu sahabat yang tekun mencari
rizeki, harta peninggalannya yang banyak menunjukkan kegigihan beliau dalam
mencari rezeki tanpa melupakan amalan amalan keruhanian. Terdapat ucapan
Utsman yang menggambarkan Tasawuf : aku dapatkan kebajikan terhimpun
dalam empat hal. Pertama, cinta kepada Allah. Kedua, sabar dalam melaksanakan
hukum hukum Allah. Ketiga, ridha dalam menerima taqdir Allah. Keempat, malu
terhadap pandangan Allah. Maka dari itu, kata At-Taftazani beliau
mengemukakan empat maqomat dalam pendakian ruhani (suluk), yaitu cinta,
sabar, ridha dan malu kepada Allah.
4. Ali Bin Abi Thalib
Dikenal khusyuk dalam beribadah, Ali Bin Abi Thalib memiliki
keistimewaan tersendiri dengan ungkapan ungkapannya yang agung. Isyarat
isyaratnya yang halus, kata kata yang unik, ungkapan dan uraiannya tentang
tauhid, ma’rifah, iman, ilmu dll. Serta sifat sifat yang terpuji, yang menjadi
panutan dan teladan bagi para sufi. Memiliki ilmu ladunni, seorang yang adil dan
zahid sejati. Ali Bin Abi Thalib juga hidup dengan pola sederhana, pernah satu
bulan hanya memakan tiga buah kurma setiap hari. Didalam rumahnya hanya
hanya terdapat pedang, baju rantai, dan sehelai kain. Ali Bin Abi Thalib adalah
sahabat Nabi Saw, yang adil dan bijaksana. Apabila beliau berkata, setiap
perkataannya mengandung hikmah dan apabila beliau menghukum, semua
hukumannya adil. Banyak ahwal, ajaran moral (akhlak) dan tindakan Ali yang
menjadi panutan para sufi.

C. Perkembangan Ilmu Teosofi dari Masa ke Masa


Gerakan Teosofi didirikan pertama kali di New York, Amerika Serikat pada
1875 oleh seorang perempuan bangsawan keturunan Rusia, Helena Petrovna
Blavatsky, yang dibantu oleh dua orang Amerika bernama Henry Steel Olcott dan
W.Q Judge. Segera setelah organisasi tersebut berdiri, H.S Olcott diangkat menjadi
presiden perkumpulan yang kemudian diberi nama Theosophical Society (TS).
Gerakan ini mewajibkan anggotanya membuat pikiran merdeka dan berkerja demi
perubahan rakyat yakni lewat cara batin untuk melawan hawa nafsu. Menurut mereka
agama konvensional tidak lagi memiliki pengaruh.

9
Melihat sifat gerakannya, TS merupakan suatu gerakan Neo-Hindu movement
yang terinspirasi mistisme-esosteris Yahudi bernama Kabbala dan Gnosticism, suatu
ilmu rahasia keselamatan serta bentuk-bentuk okultisme barat. Karena sifat dan
cakupan Teosofi yang condong pada pemikiran mistik timur, maka pada 1879 pusat
TS dipindahkan dari New York ke Adyar di Madras, India.
Memasuki 1895 terjadi babak baru dalam tubuh TS ketika tokoh baru, Dr.
Annie Besant muncul. Karena tokoh inilah gerakan gerakan Teosofi perlahan mulai
memperlihatkan pengaruhnya tidak saja di India, tetapi juga di dunia, termasuk di
Hindia Belanda. Berkat kepemimpinan Annie Besant gerakan Teosofi melebarkan
sayap ke seluruh dunia. Satu yang menjadi daya tarik utama adalah kapandaian Annie
Besant dalam memadukan prinsip kebatinan Tiur dengan corak pemikiran esoteris
Barat.
Di bawah pimpinan Annie Besant, TS mulai melebarkan sayap organisasinya
ke dalam berbagai bidang seperti agama, pendidikan, sosial dan kemudian juga
politik, di samping bidang utamanya adalah kebatinan.Pada tahun 1896 tercatat
sebagai tahun penting gerakan Teosofi internasional, yaitu tercapainya rumusan pasti
tujuan utama dan landasan Gerakan Teosofi. Tujuan tersebut berbunyi :
1. Membentuk suatu inti dari persaudaraan Universal kemanuasian, tanpa
membedaan ras, kepercayaan, jenis kelamisn, kasta ataupun warna kulit.
2. Mengajak mempelajari perbandingan agama-agama, filsafat, dan ilmu
pengetahuan
3. Menyelidiki hukum-hukum alam yang belum dapa diterangkan dan
menyelidiki tenaga-tenaga yang masih tersembunyi dalam manusia.

Gerakan Teosofi di Indonesia pertama kali didirikan di daerah Pekalongan,


Jawa Tengah pada tahun 1883, 8 tahun setelah pendirian gerakan ini di Amerika. Loji
Teosofi di kota kecil ini dipimpin seorang bangsawan Eropa bernama Baron van
Tengnagel.Gerakan Teosofi baru mulai berkembang pada awal abad ke 20, dimana
kongres Teosofi pertama di lakukan di Yogyakarta pada 1907. Kongres pertama ini
membahas perlu tidak mendirikan gerakan Teosofi yang merupakan perkumpulan
Loji.

Setelah beberapa kongres yang diadakan akhirnya, pada april 1912 organisasi
Teosofi mandiri di Indonesia resmi didirikan dengan nama Nederlandsch Indische
Theosofiche Vereeniging (NITV), organisasi ini diakui secara sah sebagai cabang ke

10
20 dengan presidennya D. Van Hinloopen Labberton. Nantinya Labberton inilah
orang yang berperan besar dalam perkembangan gerakan Teosofi di Indonesia. Pada 2
november anggaran dasar NITV disetujui pemerintah Hindia Belanda pada 2
November 1912. Dengan demikian NITV menjadi organisasi berbadan hukum dan
pusat NITV ditetapkan di Batavia.

Untuk menyebarkan ajaran Teosofi, NITV menggunakan strategi propaganda


salah satunya menyebarkan propaganda melalui seni jawa yaitu wayang, wayang pada
masa itu dijadikan sala satu mata acara yang cukup penting dalam setiap pertemuan
Teosofi. Berkat Propaganda yang gencar lewat wayang, orang Indonesia terutama
Priyayi Jawa semakin banyak yang mengikuti gerakan ini. Selain propaganda lewat
wayang, selama 1914 juga sering diadakan propaganda melalui ceramah.

Teosofi sendiri memiliki pandangan yang cukup sinis terhadap eksistensi


ajaran agama. Ajaran theosofi senantiasa menekankan urgensi persaudaraan antar
manusia tanpa memandang agama, ras, jenis kelamin, dan perbedaan yang bersifat
manusiawi lainnya. Agama dalam posisi ini dianggap sebagai salah satu pemantik
konflik, bukan hanya konflik antar agama bahkan umat seagama pun juga
mengalaminya. Perbedaan ajaran antar agama maupun perbedaan pendapat antar umat
seagama seringkali diposisikan sebagai sumber konflik utama.

Salah satu tokoh pribumi terkenal yang masuk organisasi Teosofi adalah Dr.
Radjiman Wedyoningrat. Suasana kebudayaan yang tampak terombang-ambing telah
membawa Radjiman memasuki perkumpulan Teosofi. Ia kemudian mendirikan
organisasi yang menandai kebangkitan nasional yaitu Budi Utomo. Ajaran teosofi
banyak mempengaruhi BO, banyak anggota BO yang berlatar belakang Teosofi.
Antara lain Radjiman Wedyoningrat yang menjabat sebagai ketua, Mangkunegara
VII, Cipto Mangunkusumo dll. BO sendiri adalah organisasi yang bersifat Teosofis
dan agnostik.

Dari BO kemudian lahir tokoh-tokoh nasional radikal seperti Cipto


Mangunkusumo dan Soewardi yang tidak puas dengan arah gerakan BO, akhirnya
mereka bergabung dengan Idische Partij yang dibentuk oleh Douwes Dekker yang
juga anggota gerakan Teosofi.

Munculnya Nasionalisme dapat dikaitkan dengan gerakan Teosofi. Dalam


gerakan Teosofi tampak ada upaya untuk menyerap nilai-nilai budaya barat demi

11
mengangkat budaya asli yang tidak bisa ditinggalkan, meskipun keduanya tidak dapat
disamakan. Sehingga timbul sikap saling menghargai dan menghormati. Paduan
keduanya itulah yang pada akhirnya menimbulkan sesuatu yang baru, dimana salah
satunya bermuara pada munculnya Nasionalisme.[8] Watak Nasionalis ini pada
masanya menimbulkan ide menciptakan lembaga tandingan yang mengarah pada
gerakan nasionalisme nonkooperatif. Salah satunya lahirnya PNI.

Pamor, posisi dan pengaruh organisasi Partai Nasional Indonesia yang


dipimpin Ir.Soekarno tampak semakin besar tersebar ke seluruh Indonesia, organisasi
Nasionalis ini mulai merebut pengaruh yang besar di kalangan masyarakat. Berkat
propaganda-propaganda gencar yang berisi keinginan untuk memperoleh
kemerdekaan dengan usaha sendiri. Ini telah memperkuat opini publik terhadap tujuan
PNI yang dirasa dapat membawa suatu zaman baru dalam pikiran dan perasaan orang
jawa.

Menghubungkan gerakan Teosofi dengan PNI ini antara lain anggapan bahwa
keduanya sama-sama memiliki anggota yang berasal dari kaum priyayi dan intelektual
Jawa masa itu. Diketahui bahwa beberapa anggota PNI juga berasal dari lingkungan
teosofi. Sehingga ketika pada 1929 gerakan Teosofi berada dalam masa puncak
perpecahanya, sementara kandidat PNI telah berjumlah 10.000 orang. Kemungkinan
pada saat itu banya anggota NITV, yang menyebar ke organisasi politik tersebut.

Gerakan Teosofi di Indonesia mengalami kemunduran pada tahun 1930an. Hal


ini dipicu oleh berdirinya organisasi-organisasi nasionalis. Situasi pergerakan pada
masa itu mengisyaratkan hanya organisasi yang bersifat politiklah yang lebih relevan.
Sebagai organisasi yang bersifat sosial budaya, gerakan Teosofi harus menerima
kenyataan ini. Terlihat adanya kecenderungan makin konservatif akibat sikap
paternalistik yang kian tak adapat diterima. Sehingga banyak priyayi yang lari dari
organisasi bercorak asosiasi ini dan bergabung dengan organisasi yang lebih bercorak
nasionalisme Indonesia.

12
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Teosofi berasal dari kata inggris yaitu theosophy yang diambil dari kata theos
(Allah) dan Sophia (kebijakan). Namun jika di lihat dari aspek keseluruhan
menjelaskan bahwa Teosofi merupakan gabungan dari kata Theos atau yang biasa
dikenal teologi. Sedangakan Sophia biasanya dikenal dengan sufimisme atau tasawuf.
Dari kutipan penjelasan tersebut, maka disimpulkan bahwa teosofi adalah teologi dan
sufimisme.
Teologi berasal dari kata theos yang artinya Tuhan dan logos yang artinya
ilmu atau pengetahuan, sehingga disimpulkan bahwa teologi merupakan ilmu
pengetahuan tentang tuhan. Sedangkan sufimisme yang lebih dikenal dengan tasawuf
merupakan ilmu untuk mengetahui bagaimana cara mensucikan jiwa, menjernihkan
akhlaq, membangun dhahir dan batin serta memperoleh kebahagian yang abadi.
Sedangkan jika kita melihat sejarah dan perkembangannya maka untuk teosofi sendiri
terbagi menjadi 3 yaitu pada masa Rasululah, pasca Rasulullah atau
Khulafaurrasyidin dan dari masa ke masa.
B. Saran
Kita sebagai mahasiswa seharusnya mengikuti atau meniru kepribadian dan
sifat dari Rasulallah SAW. Karena beliau adalah suri tauladan yang baik dan bisa
dijadikan panutan agar kita tidak salah dalam mengambil jalan. Beliau juga
merupakan pengembang ilmu Teosofi yang juga sangatlah penting untuk
memperlancar kehidupan kita sehari-hari dan lebih dekat dengan sang pencipta.
Dan mungkin sedikit pesan saya kepada pembaca agar memahami isi dari
makalah ini secara bertahap agar kalian bisa mendapatkan manfaatnya dengan baik,

13
dan apabila dalam makalah ini masih banyak kesalahan kami selaku penyusun
memohon maaf yang sebesar-besrnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ni,am, Syamsun. 2014. TASAWUF STUDIES. Yogyakarta : Penerbit AR-RUZZ MEDIA

alihasanassdiqi. (2018, July 26). MAKALAH TEOSOFI: PENGERTIAN DAN SEJARAH

PERKEMBANGANNYA. https://alihasanassidiqi.blogspot.com/2018/07/teosofi-

pengertian-dan-sejarah.html. Di akses 05 Februari 2021

‌ ugraha, Iskandar P. 2011. Teosofi, Elite Modern & Nasionalisme Indonesia. Depok:
N
Komunitas Bambu.

Paul W. van der Veur. 2012. Freemasonry di Indonesia. Jakarta: Ufuk Press.

14

Anda mungkin juga menyukai