Anda di halaman 1dari 3

IMAN

Iman secara bahasa artinya percaya atau yakin, sedangkan menurut istilah
iman adalah meyakini dengan hati, di ucapkan dengan lisan dan di amalkan dengan
perbuatan. Dengan demikian perihal iman kepada Allah adalah menyakini di dalam
hati bahawa Allah itu ada sebagai tuhan Yang Maha Esa, di ucapkan dengan lisan
sebagaimana dua kalimat syahadat sebagai persaksian dan di amalkan dengan
pertbuatan sebagai bentuk ketaatan menjadi searing hamba yang menjalankan
segala perintahnya dan menjauhi larangannya.

Selain pengertian iman secara bahasa dan istilah adapula pengertian iman
menurut beberapa kelompok diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Menurut kelompok khawarij iman adalah beritikad dalam hati, berikrar


dengan lisan dan menjauhkan diri dari segala perbuatan dosa (besar dan
kecil).
2. Menurut kelompok murji’ah iman adalah beritikad dalam hati, berikrar
dengan lisan dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa besar saja.
3. Menurut kelompok maturidiyah dan asy ariyah iman secara umum menurut
mereka sama konsepannya hanya yang membedakan adalah jika maturidiyah
mesti satu kesatuan berikrar dengan lidah sedangkan asy ariyah hanya
beritikad kuat dalam hati
4. Menurut para ahli sunnah wal jamaah iman adalah :
a. Iman membuat orang jekuar dari golongan kafir dan tidak kekal dalam
neraka yaitu :mengakui tuhan, kitab, rasul, qada dan qadar, sifat tuhan
dan segala keyakinanlain di akui dalam syariat.
b. Iman yang mewajibkan adanya keadilan dan melenyapkan nama fasiq
dari seseorangserta melepaskan dari neraka, yaitu segala yang diwajibkan
dan menjauhi segala dosa besar.
c. Iman yang menjadikan searing itu memperoleh prioritas untuk masuk ke
surge tanpa perhitungan, yaitu mengerjakan segala yang wajibserta sunat
dan menjauhi perbuatan dosa.

Dapat disimpulkan bahwa konsep iman adalah ma’rifatun bil qolbi


(meyakini dengan hati), qaulu bil lisani (diucapkan dengan lisan) dan amalu bil
arkani ( diamalkan dengan perbuatan).
Hukum kewajiban beriman

Kewajiban beriman kepada Allah dapat diketahui dengan wahyu Allah dan
akal yang dimiliki manusia. Menurut mutazilah dan maturidiyah kewajiban
seseorang untuk beriman adalah ketika mereka sudah memiliki akal dan usia
tidaklah di pandang baik anak-anak maupun dewasa mereka wajib beriman kepada
Allah. Sedangkan menurut Asyariyah anak-anak yang belum baligh, belum berakal
tidak diwajibkan beriman karena mereka belum di taklifkan memiliki beban
tanggung jawab.

Menurut murzi’ah dan maturidiyah kewajiban beriman sudah harus ada


sejak Allah belum mengutus para rasul karena akal manusia sudah diwajibkan
mengenal Allah dan segala keesaannya, mereka merujuk pada dalil naqli Qs. Nuh
71 : ayat 1-2. Namun pendapat itu ditolak oleh aliran Asyiariyah dengan pendapat
bahwa sebelum diutus rasul tidak ada kewajiban beriman dan tidak ada pula
larangan karena kalu wahyu tidak ada maka manusiapun tidak akan tahu hal ini
berdasarkan dalil naqli Qs. Al-isra : ayat 15.

Dapat disimpulkan bahawa menurut mutazilah dalm penentuan kewajiban


beriman adalah fungsi akal yang maksimum disamping fungsi wahyu. Sementara
menurut Asyariyah akal hanyalah pelengkap daripada wahyu.

Iman dan amal

Banyak yang berpendapat bahwa cirri-ciri orang beriman berdasarkan nas al-
quran adalah ;

a. Menjauhkan diri dari (perkataan dan perbuatan)yang sia-sia : (Qs. Al


mukminun ayat 3)
b. Memelihara aurat : (Qs. Almukminun ayat 3)
c. Memelihara dan menunaikan janji : (Qs. Al mukminun ayat 8)
d. Tidak memakan riba : (Qs. Albaqarah ayat 278)
e. Tidak lemah dan bersedih hati : (Qs. Ali imran ayat 137)
f. Tidak takut dan tidak gentar : (Qs. Ali imran ayat 169)
g. Tidak curang : (Qs. Al araf ayat 85)
h. Tidak berbohong : (Qs. An nur ayat 6)
Bertambah dan berkurangnya iman

Didalam al-quran disebutkan ada beberapa keterangan kadar bertambah dan


berkurangnya iman diantaranya :

a. Qs. Al anfal ayat 2 : bahwasannya orang yang beriman senantiasa


memuji asma allah dan mengamalkan alquran serta bertawakal pada
Allah.
b. Qs. At taubah ayat 124 : orang munafik akan senantiasa berkata bahwa
imannya bertambah namun orang yang beriman mereka hanya akan
merasakan kegembiraan tanpa mengatakan iman mereka bertambah.

Menurut kelompok khawarij dan murziah iman tergantung dari realisasinya


oleh perbuatan semakin baik perbuatan makan akan semakin tinggi pula imannya,
jika semakin buruk perbuatannya maka semakin rendah pula imannya namun
perbedaannya adalah dalam kelompok murziah berpendapat bahwa yang merusak
iman adalah dosa besar saja.

Menurut kelompok asyariyah dan maturidiyah sepakat bahwa iman boleh


bertambah dan juga boleh berkurang berdasarkan dalil al-quran surah al anfal ayat
12 namun perbedaannya adalah menurut maturidiyah iman bisa berkurang karena
kekufurannya searing hamba.

https://issuu.com/jurnalteosofi/docs/5-20-1-pb

Anda mungkin juga menyukai