Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 2

1. Sarah Efianti W. (20181220039)


2. Maya Fitri Yani (20201220018)
3. Anita Winda S.W (20201220017)
Konsep Iman Sesuai
Dengan Al Qur’an dan
Hadist
Definisi Iman :
Pengertian iman yang maknanya membenarkan, dalam
pandangan Islam yang berdasarkan pada kitab suci
Alquran Surah At-taubah ayat 62, dengan arti sebagai
berikut:
"Dia (Muhammad) itu membenarkan (mempercayai)
kepada Allah dan membenarkan kepada para orang
yang beriman.”
Dalam Islam, iman ditujukan kepada Allah, Kitab-kitab
Allah, dan para rasul-Nya.
Sementara itu pengertian iman menurut hadist
merupakan pandangan dan sikap hidup, di mana
semua dimulai dari hati,sehingga setiap perbuatan dan
ucapannya adalah sama dan jujur.
Sementara pengertian iman menurut imam dan ulama,
disebutkan sebagai berikut:
- Ali Bin Abi Thalib mendefinisikan pengertian iman
sebagai ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang
benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota.
- Dari Aisyah r.a kita bisa mengetahui pengertian iman
kepada Allah itu mengakui dengan lisan, membenarkan
dengan hati dan mengerjakan dengan anggota (tubuh
lainnya).
- Imam Al-Ghazali: menurut Imam Al-Ghazali, pengertian
iman diuraikan sebagai pengakuan dengan lidah
(lisan), membenarkan pengakuan itu dengan hati, dan
mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-
anggota).
Dalam Islam, selain pengertian iman, juga dikenal adanya
tingkatan-tingkatan iman sebagai berikut:

• Muslim: adalah semua orang yang mengaku Islam,


dengan percaya bahwa hanya Allah Tuhan yang
berkuasa atas semesta alam.
• Mu’min: adalah orang beriman yang mempelajari
syari’at Islam untuk meningkatkan wawasan dalam
beragama Islam.
• Muhsin: adalah orang yang memperbaiki segala
perbuatannya agar menjadi lebih baik berdasarkan
kitab suci dalam Islam dan hadits.
• Mukhlis: adalah orang yang ikhlas dalam beribadah,
dan hanya mengabdikan hidup kepada Allah.
• Muttaqin: adalah orang yang bertakwa dan tunduk pada
Allah.
Rukun Iman ada 6, antara lain :

1.Iman kepada Allah SWT


2.Iman kepada Malaikat
3.Iman kepada Kitab Allah SWT
4.Iman kepada Rasul
5.Iman kepada Hari Kiamat
6.Iman kepada Qadha dan Qadar
Hubungan Iman dan Amal
Amal saleh merupakan wujud dari keimanan seseorang.
Artinya orang yang beriman kepada Allah SWT harus
menampakan keimanannya dalam bentuk amal saleh. Iman
dan amal saleh ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan. Dengan demikian seseorang yang mengaku
beriman harus menjalankan amalan keislaman, begitu pula
orang yang mengaku islam harus menyatakan
keislamannya. Iman dan Islam seperti bangunan yang
kokoh didalam jiwa karena diwujudkan dalam bentuk amal
saleh yang menunjukkan nilai-nilai keislaman.
Karakteristik Orang Beriman

- Rukun Iman
Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera
kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-
orang yang saleh. (QS Ali-Imran:114)
Dalam beberapa ayat Al-Quran, perintah beriman kepada Allah selalu
diikuti dengan perintah beriman terhadap hari akhir. Beriman kepada
Allah merupakan langkah pertama dan utama yang akan membawa
seorang hamba beriman terhadap unsur-unsur rukun iman yang lain.
Tanpa ia menyakini bahwa Allah adalah Tuhan baginya, ia tidak akan
mampu beriman kepada Rasul serta ajaran-ajaran yang
disampaikannya. Keberadaan akhirat yang gaib sangat sulit dipercayai
oleh sebagian umat manusia. Padahal Al-Quran telah menjelaskan
bahwa manusia berawal dari alam gaib dan akan kembali ke alam gaib.
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang
yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat,
dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan
dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan
mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.(QS Al-Baqarah:177)

Beriman kepada Allah, malaikat, nabi-nabi Allah, serta kitab-kitab yang Allah
turunkan merupakan suatu kebajikan. Dalam tafsir At-Tabari dicantumkan
sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, makna kebajikan dalam
ayat tersebut adalah shalat. Shalat tidak dapat dikatakan sebagai suatu
kebajikan apabila tidak disertai dengan amaliah. Dari Mujahid, kebajikan
tersebut bermakna keteguhan hati dalam melaksanakan ketaatan terhadap
Allah.
Setiap kebajikan yang dikerjakan oleh seorang mukmin tidak terlepas dari
keyakinannya terhadap Allah, Malaikat, nabi-nabi, dan kitab-kitab yang Allah
turunkan.
- Sujud dan bertasbih apabila diperingatkan dengan ayat
Allah dan tidak sombong
Sesungguhnya orang yang benar benar percaya kepada ayat ayat
kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat
itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya,
dan lagi pula mereka tidaklah sombong. (QS As-Sajdah: 15)

 Orang-orang yang beriman selalu membenarkan ayat-ayat Allah,


bersujud dengan merendahkan diri serta menetapkan
keimanannya dengan ibabah. Mereka mengucapkan tasbih ketika
bersujud serta membersihkan Allah dari sifat-sifat yang disifatkan
oleh orang-orang kafir terhadap Allah, tidak menyekutukan Allah
dengan anak, shahabat yang sederajat, dan sekutu lainnya.
Sifat Orang Beriman

1. Orang yang beriman itu punya Rasa Takut


Terhadap Allah SWT.
2. Orang yang beriman itu tidak menumpuk
dendam yang membawa permusuhan.  
3. Khusyuk saat melaksanakan sholat.
4. Menjauhkan diri dari kegiatan yang sia-sia.
5. Senang mendengar bacaan ayat Al-Qur’an.
Hal- Hal yang Dapat Merusak dan
Meniadakan Iman
1. Riya’ artinya perbuatan pura-pura. Menurut istilah
dalam al-qur’an surat an-nisa’ ayat 142, riya’ adalah
melakukan sesuatu amal tidak untuk mencari keridhan
Allah tetapi untuk cari pujian dimasyarakat.

Firman Allah:
“Dan apabila mereka berdiri untuk solat mereka berdiri
dengan malas. Mereka bermaksudnya riya (dengan solat)
dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah
kecuali sedikit sekali.  (An-nisa’ : 142).
2. Takabur artinya sifat yang selalu menganggap mudah
dan meremehkan dalam menghadapi masalah tapi jika
gagal mudah pula kecewa.
Ia menilai bahwa kegagalan itu disebabkan kesalahan
orang lain. Sifat takabur tidak mau disalahkan.

3. Nifaq artinya suatu sikap yang berbeda antara apa yang


diucapkan dengan apa yang ada dalam hati.
Jadi, lain dibibir lain pula dihati. Dibibir mengaku beriman
sedangkan hatinya ingkar kepada allah.

4. Fasiq artinya orang yang berpaling dari apa yang telah


diterima sebagai kewajiban atau tidak mengindahkan
perintah Allah. Karena melalaikan untuk mengingat-Nya.
Oleh karena itu, dalam al-qur’an digambarkan bahwa
orang yang fasiq itu ialah orang yang lupa kepada Allah.

Anda mungkin juga menyukai