Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

IMAN DAN PENGARUHNYA DALAM


KEHIDUPAN

DISUSUN OLEH:
RAHMI NOVITA 170301005
DAYANG UMMI HUMAIRAH 170301016
RENUKE UTARI 170301025

KELAS: 1AKB 1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2017/2018
A. HAKIKAT IMAN
Pengertian iman menurut bahasa dan istilah
Iman secara etimologis berarti ‘percaya’. Terkait dengan aqidah, iman mengandung makna
al-Tashdiq yakni pembenaran terhadap suatu hal, Perkataan iman (‫ )إيمان‬diambil dari kata
kerja ‘aamana’ (‫ — )أمن‬yukminu’ (‫ )يؤمن‬yang berarti ‘percaya’ atau ‘membenarkan’

Secara istilah iman adalah diyakini dengan hati diucapkan dengan lisan dan diwujudkan
dengan amal perbuatan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan
maksiat. Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter: keyakinan hati, perkataan lisan,
dan amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman)
kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang
(berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang
benar. [QS. AL HUJURAT 49:15]

Bentuk Keimanan
1. Iman Kepada Allah

Iman kepada Allah adalah membenarkan dengan yakin adanya Allah dan segala ke-Esaan-
Nya baik dalam perbuatan-Nya maupun dalam penyembahan. Dan membenarkan dengan
yakin bahwa Allah SWT bersifat dengan segala kesempurnaan, suci pula dari menyerupai
segala sesuatu yang baru (alam) serta suci dari sifat kekurangan.

Firman Allah SWT, surat Al-Ikhlas ayat 1-4

Artinya:
1). Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, 2). Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu, 3). Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, 4). Dan
tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia
2. Iman Kepada Malaikat

Mempercayai bahwa adanya malaikat yang diciptakan Allah SWT dari cahaya yang diberi
tugas untuk melaksanakan perintah-Nya.

Artinya: 19) Dan kepunyaan-Nya-lah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-
malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan
tiada (pula) merasa letih, 20) Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya
[QS. AL ANBIYA 21: 19-20]

3. Iman Kepada Kitab

Kitab-kitab yang diturunkan Allah yaitu Taurat, Injil, Zabur, dan Al Qur’an. Dan Al Qur’an
adalah penyempurnaan kitab-kitab terdahulu.

4. Iman Kepada Rasul

Iman kepada rasul artinya kita wajib menyakini bahwa Rasul itu pilihan Allah dan diutusnya
kepada ummat membawa ajaran tentang ke-Esaan Allah. Dan membawa kebahagiaan dan
rahmat bagi semesta alam.

5. Iman Kepada Hari Akhir

Yaitu hari perhitungan untuk membalas semua amal perbuatan yang dilakukan oleh manusia.

Artinya: 39) dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya, 40) dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya) [QS.
AN NAJM 53: 39-40]

6. Iman Kepada Qadha’ dan Qadar

Keimanan kepadanya tetap dengan memperhatikan sebab dan musabab sesuatu, dan ma’na
pokok dari iman kepada takdir adalah senantiasa ridha dengan takdir yang baik dan buruk,
yang disukai maupun yang tidak disukai.
B. HUBUNGAN IMAN, ILMU DAN AMAL

1. Ilmu adalah jalan menuju iman

Jika manusia menginginkan iman yang benar, maka ia wajib memiliki ilmu. Dan agar iman
itu kuat, tahannya lama dan benar iman yang diikutin perlu ilmu yang menguatkannya untuk
beristiqomah dan sesuai dengan sunah dan sesuai dengan pemahaman assunah. Dan untuk
mengkokohkannya harus mampu dalam amal shaleh, tidaklah disebut beriman orang yang
tidak beramal shaleh.

Allah berfirman:

Artinya: “Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja
yang dapat mengambil pelajaran,” [QS. AR RAD 13:19]

Hal ini disebabkan bahwa iman orang yang bertaklid (mengikuti) kepada orang lain, mudah
sekali untuk digoncang begitu ujian dan syubhat pertama muncul.

Hadits menuntut ilmu:

Artinya: "Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah
ia memiliki ilmunya ; dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat,
wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya,
wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula". (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Hubungan Iman dan Amal

Iman adalah kondisi jiwa yang timbul atas dasar pengetahuan dan kecenderungan. Iman ini
menuntut sang mukmin agar bertekad dan berkehendak secara global untuk komitmen pada
konsekuensi-konsekuensinya, juga menuntut agar melakukan perbuatan yang sesuai dengan
imannya. Oleh karena itu, seseorang yang mengetahui hakekat sesuatu, namun bermaksud
untuk tidak mangamalkan konsekuensi dari pengetahuan itu, sebenarnya dia belum beriman
kepada sesuatu itu. Begitu pula orang yang ragu untuk mengamalkannya.
Allah SWT berfirman:

Artinya: “Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman“. Katakanlah: “Kamu belum
beriman, tapi katakanlah ´kami telah tunduk´, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan
jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala
amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang“. [QS. AL HUJURAT 49:14]

Iman yang hakiki itu bertingkat-tingkat. Hanya, tidak setiap tingkat akan selalu mendesak
pemiliknya untuk melakukan konsekuensi peraktisnya. Karena, iman yang lemah sebagian
dorongan hawa nafsu dan nafsu amarahnya yanag mengirim dirinya kepada maksiat, meski
tidak sampai membuatnya senantiasa berbuaat maksiat dan melanggar seluruh konsenuensi
iman tersebut. Tentunya, semakin kuat dan sempurna iman seseorang, semakin besar
pengaruhnya untuk melakukan amal perbuatan yang sesuai dengan keimanannya.

Secara ringkas dapat dilakukan bahwa pada hakikatnya, iman itu menuntut suatu perilaku
(amal) yang menjadi konsekuensinya. Dan kadar pengaruh iman itu tergantung kepada kuat
lemahnya iman tersebut. Juga tekat dan kehendak seseorang itu dapat menentukan dirinya
untuk melakukan atau meninggalkan suatu perbuatan yang dituntut oleh imannya.
C. SIFAT-SIFAT ORANG BERIMAN
1. Sangat mencintai Allah SWT
2. Jika disebut nama Allah, maka bergetar hatinya, dan jika dibacakan Al-Quran, maka
bertambah imannya serta bergejolak hatinya untuk segera melaksanakannya.
3. Senantiasa tawakal diiringi doa dan harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allah
menurut sunnah rasul.
4. Tertib dalam melaksanakan sholat dan seali menjaga pelaksanannya.
5. Menafkahkan rezki yang diterima ke jalan Allah.
6. Menghindari kata yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan.
7. Memlihara amanah dan menepati janji. Sesuai firman Allah SWT:

Artinya: Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
[QS. AL MUMINUN 23:8]

8. Berjihad dijalan Allah dan suka menolong.


Firman Allah SWT:

Artinya: Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan
Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan
(kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar
beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia. [QS. AL
ANFAL 8:74]
D. HAL-HAL YANG DAPAT MERUSAK IMAN
A. Kufur dan Macam-macamnya
1. Kufur Takdzib
Yaitu keyakinan yang mendustakan Rasulullah SAW tentang salah satu prinsip yang
disampaikannya.
Allah berfirman:

Artinya: “25) Dan jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya orang-orang yang
sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasulnya); kepada mereka telah datang rasul-
rasulnya dengan membawa mukjizat yang nyata, zubur, dan kitab yang memberi penjelasan
yang sempurna, 26) Kemudian Aku azab orang-orang yang kafir; maka (lihatlah) bagaimana
(hebatnya) akibat kemurkaan-Ku.” [QS. FATHIR 35:25-26]

2. Kufur Iba’ dan istikbari


Yaitu seperti kufurnya iblis, karena ia tidak menyangkal perintah Allah, tidak menolak
dengan kemungkaran, tetapi ia menerimanya dengan penyangkalan dan kesombongan. Ia
seperti orang yang mengetahui bahwa agama islam adalah agama yang benar, yang lain
ditolak oleh Allah, yang menjamin kemaslahatan dunia dan akhiratnya tetapi kemudian ia
meninggalkannya dan menerima agama atau aliran ciptaan manusia.

3. Kufur Iradi
Yaitu menghindari ketentuan yang datang dari Rasulullah SAW. Ia tidak membenarkan
maupun mendustakannya, tetapi menjauhinya.

4. Kufur Syak
Yaitu kufur dalam bentuk ragu-ragu terhadap ajaran yang dating dari Rasulullah SAW,
tetapi bersikap membenarkan ataupun mendustakan.

5. Kufur Juhud
Yaitu kufur dalam bentuk mengingkari firman yang diturunkan oleh Allah atau
mengingkari apa yang diketahui sebagai esensi islam.
B. Syirik dan macam-macamnya

Allah SWT berfirman:

Artinya: “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang
sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan
tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi”. [QS. AZ ZUMAR 39:65]
1. Beriman kepada Allah, tetapi ia mempercayai adanya kekuasaan selain Allah yang
menguasai dan makhluk, kehidupan, kematian, penderitaan dan keberuntungan
atas diri segenap makhluk ini.
Syirik ini seperti yang dilakukan oleh nasrani dan majusi. Orang nasrani percaya bahwa
Allah tiga- Mahasuci Allah dari apa yang mereka katakan – orang majusi percaya bahwa
Allah dua Mahasuci Allah dari apa yang mereka katakan.

2. Mempercayai adanya sifat sempurna pada diri sendiri atau orang lain
Sifat-sifat kesempurnaan hanya ada pada Allah. Syirik semacam ini seperti perkataan
Fir’aun: “(seraya) berkata: “Akulah Tuhanmu yang paling tinggi.” An-Nizi’at:24)

3. Menyembah selain Allah dalam bentuk apapun


Allah berfirman:

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa
yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (An-Nisa :
48)

 Macam-macam syirik
Musyrik karena beranggapan ada penguasa pengatur makhluk selain Allah.
Setiap orang yang percaya bahwa selain Allah ada penguasa yang mengatur di alam
semesta ini, member madhorot dan memberi manfaat dengan cara ghaib diluar peraturan
Allah pada makhluk-Nya – seperti mempercayai bahwa manusia bahwa yang hidup atau
mati bisa memberi anak, mengabulkan doa, menurunkan hujan.
Bentuk-bentuk syirik dalam ibadah
1. Meletakkan nasib rezeki kepada selain Allah
2. Korban bukan karena Allah
3. Berdoa kepada bukan selain Allah
4. Berhukum diluar ketentuan hukum Allah
5. Menghalalkan kekurangan dan rela melihat tersebarnya kemungkaran
6. Mengaku tahu persoalan ghaib
7. Sihir dan penipuan
8. Rajah, kalung. Makan atau berbedak tanah kuburan

C. Murtad
Murtad adalah orang meninggalkan agama islam, dengan syarat berakal, atas kemauan
sendiri, tidak dipaksa pindah agama lain, atau mengingkari hal-hal esensial dalam agama
seperti sholat wajib dan zakat, atau menentang islam atau mengatakan kata-kata kekafiran
secara tegas.

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari
agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka
dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin,
yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak
takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.
[QS. AL MAIDAH 5:54]

Anda mungkin juga menyukai