Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
“Alif laam miim. Kitab (Al-Qur‟an) ini tidak ada keraguan pada-nya;
petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada
yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rizki yang
Kami anugerahkan kepada mereka.” (Al-Baqarah: 1-3).
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui dan memahami maksud dari iman kepada yang ghaib
b. Untuk mengetahui dan memahami maksud beriman kepada
Allah,Malaikat, dan alam barzah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Beriman Kepada yang Ghaib
“Ghaib” adalah apa yang tersembunyi dari manusia tentang perkara-
perkara yang akan datang atau yang telah lalu dan apa yang tidak mereka
lihat[1]. Ilmu ghaib ini khusus milik Allah semata Allah berfirman:
Pemberitahuan itu tidak berasal dari jiwa, tetapi datang dari luarnya
bukan dari intuisi jiwa, inspirasi spiritual, kilasan pikiran, juga bukan
kesimpulan akal. Kia tidak muncul dari kemampuan manusiawi, tetapi
datang dari luar melalui salah satu dari tiga jalan : Pertama, diberikannya
berita-berita ini oleh Allah kepda manusia melalui ilham, mimpi atau jalan
lainnya yang tidak bisa direkayasa oleh manusia dan tidak dapat dihasilkan
dengan cara ijtihad, lalu ia merasakan dan
mengungkapkannya. Kedua, memperdengarkannya tanpa bisa diketahui
siapa yang sebenarnya telah mengatakannya, sehingga hal itu sampai
ketelinganya yang akhirnya ioa dapat mengetahui. Ketiga, (yang paling
sering), Allah mengutus salah seorang dari makhluknya yang pilihan dan
taat serta gaib dari mata kita, yaitu makhluk yang dinamakan malaikat,
kepada salh seorang manusioa yang dipilih oleh Allah yakni Rasul untuk
menerima risalhnya dan memerintahkannya agar menyampaikan risalah itu
kepada manusia.
Hal-hal yang gaib diberitakan oleh syara dan wajib diimani dan yang
mengingkarinya dinyatakan kufur adalah malaikat dan jin, kitab-kitab dan
para rasul, hari akhir dan segala kejadian didalamnya yang berupa hisab
dan setelah itu pahala dan sikasa, qadar, berita-berita didalam Al-Qur‟an
mengenai penciptaan langit dan bumi, penciptaan manusia, dan segala hal
yang diberitakan oleh Al-Qur‟an.
D. Alam Barzah
Jika kematian datang menghampiri seseorang maka putuslah
hubungannya dengan kehidupan dunia. Hanya amal baik dan
buruklah yang abadi menemani sampai kealam kubur. Amal baik seperti
solat, zakat, sedekah dan zikir semua itu akan membawa kebahagian dan
ketentraman dialam kubur.
Sebaliknya amal buruk seperti perbuatan dosa mendurhakai
Allah, melakukan perbuatan yang dilarang dan dimurkaiNya, serta
meninggalkan amal perbuatan yang diperintahkan semua itu akan
membawa kesengsaraan dialam kubur. Alam ini adalah masa penantian
yang penuh kesengsaraan bagi kaum pendosa dan penuh kebahagiaan bagi
orang beriman. Alam kubur akan berakhir pada hari kiamat kelak.
“Dan Allah telah mengeluarkan kalian dari perut ibu-ibu kalian
dalam keadaan tidak mengetahui segala sesuatu dan Dia
menjadikan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati agar kalian
bersyukur.” QS. An-Nahl : 078
Dan pada tahapan inilah yang menentukan bahagia dan
celakanya, dan merupakan negeri ujian dan cobaan. Sebagaimana firman
Allah Ta‟ala: “Dialah yang telah menciptakan kematian dan kehidupan
agar menguji kalian siapa di antara kalian yang paling bagus
amalannya.” QS. Al-Mulk : 2
“Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku
tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang
diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzhah (pembatas)
sampai hari mereka dibangkitkan.” QS. Al-Mu‟minun : 100.