BERAGAMA Nama Kelompok: 1. Syufia Rodiatun Nida 2. Farikha Indriyanti 3. Siti Iqdatun Napisah 4. Ayu Siska Wahyuningsih Konsep agama dan kehidupan beragama Agama dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata “A” tidak dan “gama” kacau. Agama adalah peraturan yang menghindarkan manusia dari kekacauan serta mengantar mereka hidup dalam keteraturan dan ketertiban. Bahasa Arab: Din: din berasal dari kata dana yadinu dinan berati tatanan, sistem atau tatacara hidup. Latin: Religio,Religere: mengembalikan ikatan, memperhatikan dengan seksama Agama adalah tindakan manusia untuk mengembalikan ikatan atau memulihkan hubungannya dengan ilahi. Hakikat Agama Agama pada hakikatnya bagi kehidupan manusia adalah: 1. Agama merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia 2. Tanpa agama manusia akan tersesat dalam kehidupannya di dunia dan juga di akhirat kelak 3. Agama merupakan guide/petunjuk bagi kehidupan manusia 4. Agama/Tuhan dibutuhkan oleh manusia sebagai sandaran vertikal pada saat manusia terkena musibah/sesuatu yang memberatkan menimpa dirinya Komponen dalam beragama hal yang dilarang dan diperintahkan Adapun tiga larangan yang destruktif yang Allah jelaskan dalam surat an-Nahl ini adalah: fakhsya, munkar dan al-bagyu. Pertama, fakhsya adalah perbuatan yang menjijikan, seperti LGBT. Kedua, munkar adalah sesuatu yang merugikan seperti judi, khamar atau minum-minuman keras, narkoba, berdusta, khianat, korupsi dan sebagainya. Ketiga, al baghyu adalah kezaliman. “Al-baghyu berarti permusuhan terhadap umat manusia. Yang diperintahkan Allah, yaitu sebagai berikut: Beriman kepada yang ghaib Mendirikan shalat Menafkahkan sebahagian rizki kepada orang-orang yang disyariatkan agama untuk diberikan (yang membutuhkan) Mengimani Al Qur’an dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu Meyakini akan adanya (kehidupan) akhirat Nilai agama dalama kehidupan profesi keperawatan dan sosial masyarakat Menurut Munir perawat itu harus istikharah. Pasalnya, dalam hal menangani pasien itu juga harus minta petunjuk pada Allah. Perawat harus istiqomah, dunia profesi menuntut selalu konsisten. Lebih lanjut, Munir mengukapkan perawat itu harus istighfar. Pasalnya, istighfar bukan hanya sebagai pengingat diri, istighfar sebagai perawat harus selalu belajar dari kesalahan saat menangani pasien. Hal tersebut menjadi nilai-nilai agama islam yang harus menjadi pegangan dalam dunia profesi” Iman dan pengaruhnya dalam kehidupan Pengertian iman Dalam bahasa arab, iman berarti pengetahuan,percaya,dan yakin tanpa bayangan keraguan. Secara bahasa, iman berarti membenarkan,sementara menurut istilah adalah “mengucapkan dengan lisan, membenarkan dalam hati dan mengamalkan dalam perbuatannya. Adapun iman menurut pengertian istilah yang sesungguhnya ialah kepercayaan yang meresap kedalam hati,dengan penuh keyakinan,tidak ragu,serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup,tingkah laku dan perbuatan sehari-hari Hakekat Iman Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang jika disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rizki yang kami berikan kepada me-reka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benar- nya." (Al-Anfal: 2-4) Dalam surat Al-Anfal 2-4 Allah menyebutkan orang-orang yang lembut hatinya dan takut kepada Allah ketika namaNya dise-but, keyakinan mereka bertambah dengan mendengar ayat-ayat Allah. Mereka tidak mengharapkan kepada selainNya, tidak menyerahkan hati mereka kecuali kepadaNya, tidak pula meminta hajat kecuali ke-padaNya. Mereka mengetahui, Dialah semata yang mengatur kerajaanNya tanpa ada sekutu. Mereka menjaga pelaksanaan seluruh ibadah fardhu dengan memenuhi syarat, rukun dan sunnahnya. Mereka adalah orang mukmin yang benar-benar beriman. Allah menjanjikan mereka derajat yang tinggi di sisiNya, sebagaimana mereka juga memperoleh pahala dan ampunanNya. Hubungan iman, ilmu dan amal Fenomena ini banyak mengelirukan segolongan kita yang kadang kala terperangkap dalam himpitan kalam-kalam yang cuba membawa suatu motif tertentu. Iman, Ilmu, Amal. Sebuah trilogi yang tidak dapat di pisahkan. Saling terkait. Iman tanpa ilmu, sesat. Ilmu tanpa Amal, sesat. Amal tanpa ilmu, taklid. Secara susunan nya kadang kala ia terlalu dipertikai akan kepentiangan untuk menyusun nya. Ada menyatakan ilmu itu dahulu dari iman , dan ada menyatakan iman dahulu dari amal. Apapun yang pasti ketiga ini berkait antara satu sama lain. Kita akan membahas pengertian dari ketiganya terlebih dahulu sebelum beranjak pada pembahasan korelasi diantara ketiganya. Karakteristik dan sifat orang beriman Perbedaan dari orang yang beriman dengan yang belum beriman dapat kita bedakan. Mulai dari fisiknya dan yang paling menonjol adalah tingkah lakunya di dalam masyarakat. Dalam Al- quran sendiri telah dijelaskan bagaimana orang yang beriman terebut seperti dalam surat An- Nissa ayat 59 “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad) dan Ulil Amri (pemerintah) diantara kamu kemudian jika kamu berlainan pendapat tentag sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya), Jika kamu orany yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. Iman adalah sebuah pilar yang dengannya tegaklah hujah atas fitrah seseorang kepada Rabbnya, dalam hal penyembahan, penciptaan, pengagungan nama dan sifat-sifatNya. Dan tidaklah seseorang dikatakan beriman dengan keimanan yang sempurna, kecuali dengan keyakinan hati, atas diri perkataan dan perbuatanNya kepada Sang Khaliq atas pengesaanNya, keberadaanNya, wujudNya, tentang apa-apa yang disifati tentang diriNya, tanpa penyimpangan nalar dan nafsu yg mengelabui jiwa serta menutup hati seseorang dalam hal wujud penyembahan, sebagai realisasi keyakinannya. Dan ketahuilah bahwasanya iman layaknya air yg terkadang pasang surut tak menentu, dikarenakan sifatnya yang kebaikan dan ketaatan, serta menolak segala keburukan sebagai lawan bagi dirinya yang dapat membuatnya jatuh dari ketinggiannya(ihsan) ataupun turun perlahan (futur). Hal-hal yang dapat merusak dan meniadakan iman Syirik Melakukan sihir Memakan harta riba Membunuh jiwa manusia Memakan harta anak yatim Melarikan diri dari perang (jihad) Menuduh wanita mukminat yang baik-baik berzina (qadzaf) Murtad dalam itiqad.