Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk Allah S.W.T yang selalu mencari makna. Oleh
karena itu manusia perlu untuk belajar. Dalam proses belajar itu manusia akan
mendapatkan ilmu. Dan manusia juga butuh ilmu sebagai pedoman hidup. Apabila
manusia tidak memiliki ilmu pasti manusia itu kebingungan untuk hidup. Karena kunci
dari makhluk hidup adalah ilmu. Andaikan di dunia ini tidak ada ilmu pastilah didunia
ini hanya ada orangorang yang bodoh dan jika kita bisa membayangkan dunia ini pasti
sudah hancur karena ulah manusia manusia yang tidak berilmu itu..
Tetapi sebagai makhluk Allah, ilmu itu harus dilengkapi dengan iman, dan
amal. Karena hidup bukan semata-mata untuk memenuhi urusan dunia, urusan akhirat
adalah urusan yang lebih penting. Dan dalam hal ini ilmu berperan sebagai cahaya
pencerah akal manusia pada kebenaran, maka ilmu akan senantiasa membawa manusia
pada pribadi yang bernilai. Manusia yang bernilai adalah manusia yang melakukan kerja
kemanusiaan atau amal. Ilmu akan menjadi hidup dengan membumikan ilmu dalam
pola pikir dan pola tindak manusia. Selain itu ilmu juga tidak akan bermanfaat jika tidak
didampingi dengan iman.
A. PERUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian iman, ilmu, dan amal ?
2. Bagaimana dalil yang terkait dengan iman, ilmu, dan amal ?
3. Bagaimana jika iman tanpa ilmu dan amal, ilmu tanpa iman dan amal, serta amal
tanpa ilmu dan iman ?
4. Bagaimana menyeimbangkan iman, ilmu, dan amal dalam hidup ?

BAB II
1

PEMBAHASAN/PEMECAHAN MASALAH
1. IMAN
Iman menurut bahasa adalah membenarkan adapun menurut istilah syariat
yaitu meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan membuktikannya dalam
amal perbuatan. Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman)
sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Sebab, ketiga unsur
keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
Yang merupakan titik pusat keimanan adalah iman kepada Allah yaitu
membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat
keagungan dan kesempurnaan-Nya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan,
serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata. Pekerjaan seorang muslim yang
dilandasi keimanan dan dimulai dengan niat karena Allah akan mempunyai nilai ibadah
di sisi-Nya. Sebagaimana dijelaslan dalam surat Al-Bayyinah, 98:5 yang artinya :
padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan pada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan
supaya mendirikan salat dan menunaikan zakat ; dan yang demikian itulah agama
yang lurus.
Keimanan adalah hal yang paling mendasar yang harus dimiliki seseorang.
Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman
Allah yang artinya :
wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya
(Muhammad) dan kepada kitab (Al-Quran) yang diturunkan kepada RasulNya, serta
kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikatmalaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian maka sungguh
orang itu telah tersesat sangat jauh (Q.S. An-Nisa :136)
Dikemukakan beberapa pokok manfaat beriman yaitu :
a. Iman melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda
Orang yang beriman hanya kepada kekuatan dan kekuasaan Allah. Kalau Allah
hendak memberikan pertolonganNya, maka tidak ada satu kekuatanpun yang dapat
mencegahnya. Kepercayaan dan keyakinan seperti itulah menghilangkan sifat
mendewa-dewakan manusia yang kebetulan memegang kekuasaan, menghilangkan
kepercayaan kepada kesaktian benda dan sebagainya.
b. Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut
Takut menghadapi maut menyebabkan manusia menjadi pengecut. Orang yang
beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian itu di tangan Allah. Seperti dalam surat
2

An-Nisaa, 4:78 yang artinya dimana saja kamu berada, kematian akan dating
mendapatkan kamu kendatipun kamu di dalam bentang yang tinggi lagi kokoh.
c. Iman memberikan ketentraman jiwa
Manusia sering kali merasa resah dan duka cita, digoncang oleh keraguan dan
kebimbangan. Orang yang beriman mempunyai keseimbangan hatinya, tentram,
jiwanya tenang. Seperti firman Allah yang artinya (yaitu) orang-orang yang
beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya
dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram (Ar-Rad, 13:28)
d. Iman mewujudkan kehidupan yang baik
Kehidupan manusia yang baik ialah kehidupan ornag-orang yang selalu melakukan
kebaikan, mengajarkan perbuatan yang baik. Hal ini dijelaskan dalam fiman Allah
yang artinya barang siapa yang mengerjakan amal saleh baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.(AnNahl, 16:97)
e. Iman melahirkan sikap ikhlas dan kosekuen
Iman memberikan pengaruh bagi seseorang untuk selalu berbuat ikhlas, tanpa
pamrih, kecuali keridaan Allah. Orang yang beriman akan senantiasa konsekuen
dengan apa yang telah diikrarkannya, baik dengan lidahnya maupun dengan hatinya.
Ia berpedoman kepada firman Allah yang artinya katakanlah : sesungguhnya
salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta
alam.(Al-Anaam, 6:162)
f. Iman memberikan keberuntungan
Orang yang beriman akan selalu berjalan pada jalan yang benar karena Allah
membimbing dan mengarahkannya kepada tujuan hidup yang hakiki. Sesuai dengan
firman Allah pada surat Al-Baqarah, 2:5 yang artinya mereka itulah yang tetap
mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang
beruntung.
2. ILMU
Menurut bahasa, arti kata ilmu berasal dari bahasa Arab (ilm), bahasa Latin
(science) yang berarti tahu atau mengetahui atau memahami. Sedangkan menurut
istilah, ilmu adalah pengetahuan yang sistematis atau ilmiah. Perbedaan ilmu dan
pengetahuan yaitu : Secara umum, Pengertian Ilmu merupakan kumpulan proses
kegiatan terhadap suatu kondisi dengan menggunakan berbagai cara, alat, prosedur
dan metode ilmiah lainnya guna menghasilkan pengetahuan ilmiah yang analisis,
objektif, empiris, sistematis dan verifikatif. Sedangkan pengetahuan (knowledge )
3

merupakan kumpulan fakta yang meliputi bahan dasar dari suatu ilmu, sehingga
pengetahuan belum bisa disebut sebagai ilmu, tetapi ilmu pasti merupakan
pengetahuan.
Menuntut ilmu adalah bagian yang sangat penting dari pengalaman ajaran
islam. Ilmu menunjukkan seseorang pada jalan kehidupan yang memberikan
keyakinan. Ilmu juga diperlukan bagi pembangunan masyarakat karena
pemanfaatannya dapat meningkatkan kemampuan produksidalam berbagai sector
kehidupan. Oleh karena itu di dalam islam terdapat kewajiban untuk menuntut ilmu
baik secara pribadi maupun kelompok. Dalam surat An-Nahl, 16:43 Allah berfirman
bahwa maka bertanyalah kamu kepada ahli ilmu, jika kamu tidak megetahui
(sesuatu)
Ilmu yang telah dicapai dan diterima manusia sangat luas. Hampir dapat
dipastikan sangat mustahil bagi seseorang untuk mencari segala jenis ilmu dengan
sedalam-dalamnya. Oleh karena itu terdapat pembatasan-pembatasan tertentu dalam
kewajiban menuntut ilmu. Kewajiban menuntut ilmu yang terkait dengan kepentingan
tiap individu muslim disebut fardu ain. Dr. Yusuf Qardawi menyebutkan empat
macam ilmu yang termasuk ke dalam fardu ain, yaitu :
1. Ilmu mengenai aqidah yaqiniyah(prinsip-prinsip aqidah yang perlu depercayai)
yang benar, selamat dari syirik dan khufarat.
2. Ilmu yang membuat ibadah seseorang terhadap Tuhannya berjalan dengan benar
sesuai dengan ketentuan yang disyariatkan. Itu adalah secara lahiriah. Sedangkan
secara batiniah adalah memenuhi syarat niat dan ikhlas karena Allah.
3. Ilmu yang dengannya jiwa dibersihkan, hati disucikan, segala keutamaan dikenal
untuk kemudian diamalkan, dan kenistaan untuk kemudian ditinggalkan dan
dijaga.
4. Ilmu yang bisa mendisiplinkan tingkah laku dalam hubungan seseorang dengan
dirinya atau keluarganya atau dengan khalayak banyak. Dengan begitu ia
mengetahui hokum halal haram, wajib bukan wajib, pantas tidak pantas, dan
manfaat tidak bermanfaat.
Sedangkan ilmu yang keberadaannya terkait dengan masyarakat muslim dan
masyarakat umum masuk dalam fardu kifayah. Dan ilmu yang termasuk di dalamnya
adalah ilmu yang terkait dengan pendalaman syariat seperti tafsir, ilmu mustalah hadis,
dan juga ilmu yang terkait dengan kebutuhan hidup di dunia seperti ilmu kedokteran,
ilmu teknik, ilmu pertanian, dan sebagainya.
3. AMAL
4

Secara bahasa "amal" berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan atau
tindakan. Dalam bahasa arab kata amal dipakai untuk semua bentuk pekerjaan. Tidak
seperti anggapan sebagian masyarakat muslim yang mengembalikan amal dengan kata
ibadah dan memahaminya sabatas kegiatan ritual seperti pergi ke masjid, membaca
Al-Quran, shalat, puasa, haji, zakat, sedekah, dan sebagainya.
Dalam Al-Quran kata amal terbagi kepada amalus shalih (pekerjaan baik),
dan amalus sayyiah (amal salah). Umat islam diperintah melakukan amalus shalih dan
wajib menjauhi amalus sayyiah. Ada firman Allah siapa yang mengerjakan kebaikan
dia mendapat pahala dari perbuatannya itu dan siapa yang mengerjakan kejahatan
maka orang yang melakukan kejahatan itu tidak dibalas kecuali menurut apa yang
dikerjakannya (Al-Qasas :84)
Pengertian amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh, atau setiap
perbuatan kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT. Dengan demikian, amal dalam
Islam tidak hanya terbatas pada ibadah,
4. HUBUNGAN ANTARA IMAN, ILMU, DAN AMAL
Hubungan Iman dengan Ilmu
Beriman artinya meyakini tentang kebenaran ajaran Allah SWT dan
Rasulullah SAW. Dan harus menjalankan ajaran tersebut dengan penuh ketaatan.
Untuk itu kita perlu memahaminya terlebih dahulu sehingga tidak menyimpang dari
yang dikehendaki Allah dan Rasulnya. Cara memahaminya adalah dengan selalu
mempelajari agama Islam sehingga kita mendapatkan ilmu yang benar tentang itu.
Dengan ilmu keimanan kita akan lebih mantap. Dan dengan iman, orang
yang berilmu akan terhindar dari sifat sombong dan dapat menggunakan ilmunya
itu dalam hal kebaikan.

Hubungan Iman dengan Amal


Amal Sholeh adalah wujud dari keimanan seseorang. Orang beriman
harus menampakkan keimanannya dalam bentuk amal sholeh. Iman dan amal
adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Dengan demikian seseorang yang mengaku beriman harus menjalankan
amalan keislaman, begitu pula orang yang mengaku islam harus menyatakan
keislamannya. Iman dan Islam seperti bangunan yang kokoh didalam jiwa karena

diwujudkan dalam bentuk amal sholeh yang menunjukkan nilai nilai keislaman.
Hubungan Amal dengan Ilmu
Ilmu adalah pemimpin dan pembimbing amal perbuatan. Amal bisa lurus
dan berkembang bila didasari dengan ilmu. Dalam semua aspek kegiatan manusia
harus disertai dengan ilmu baik itu yang berupa amal ibadah atau amal perbuatan
5

lainnya. Amal ini akan mempunyai nilai jika dilandasi dengan ilmu. Orang berilmu
harus diiringi dengan amal. Karena ilmu akan mempunyai nilai atau makna jika
diiringi dengan amal. Keduanya tidak dapat dipisahkan dalam perilaku manusia.
Sebuah perpaduan yang saling melengkapi dalam kehidupan manusia yaitu setelah
berilmu lalu beramal.
Jika iman tanpa ilmu maka keimanan kita belum tentu benar karena kita
tidak memiliki ilmu tentang keimanan itu. Jika iman tanpa amal maka keimanan itu
bisa diragukan, karena keimanan seseorang dapat diketahui dari amal perbuatannya.
Selain itu jika amal tanpa ilmu maka amal tidak akan mempunyai nilai, karena ilmu
merupakan dasar yang digunakan untuk membimbing amal perbuatan seseorang.
5. MENYEIMBANGKAN IMAN, ILMU, DAN AMAL
Keimanan yang dimiliki oleh seseorang akan jadi pendorong untuk
menuntutilmu, sehingga posisi orang yang beriman dan berilmu berada pada posisi
yang tinggidihadapan Allah yang berarti juga rasa takut kepada Allah akan menjiwai
seluruh aktivitas kehidupan manusia untuk beramal shaleh.
Dengan demikian nampak jelas bahwa keimanan yang dibarengi dengan
ilmu akan membuahkan amalamal shaleh. Maka dapat disimpulkan bahwa keimanan
dan amal perbuatan beserta ilmu membentuk segi tiga pola hidup yang kokoh. Ilmu,
iman dan amal shaleh merupakan faktor menggapai kehidupan bahagia.
Oleh karena itu kita harus bisa menyeimbangkan antara iman, ilmu, dan
amal. Dalam mencari ilmu kita harus senantiasa ingat kepada Allah dan tetap
beribadah kepadanya, kemudian ilmu yang kita dapatkan hendaknya kita
mengamalkannya. Agar menjadi ilmu yang barokah dan bermanfaat. Ilmu tidak hanya
bermanfaat untuk diri sendiri tapi juga bagi orang lain.

BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Iman adalah meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan membuktikannya
dalam amal perbuatan. Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang
beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan tersebut.
Menurut bahasa, arti kata ilmu berasal dari bahasa Arab (ilm), bahasa Latin (science)

yang berarti tahu atau mengetahui atau memahami. Sedangkan menurut istilah, ilmu

adalah pengetahuan yang sistematis atau ilmiah.


Secara bahasa "amal" berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan atau tindakan.

Dalam bahasa arab kata amal dipakai untuk semua bentuk pekerjaan.
Iman, ilmu, dan amal adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Iman tidak
akan ada jika kita tidak mempelajari ilmunya, dan keimanan seseorang dapat
diketahui melalui amal perbuatannya, sedangkan ilmu berperan sebagai dasar untuk
membimbing amal perbuatan. Oleh karena itu, kita harus bisa menyeimbangkan
antara iman, ilmu, dan amal karena ketiga hal tersebut merupakan factor menuju
kehidupan bahagia.

DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azyumardi.dkk.2002.Buku Teks Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Departemen Agama
RI.
Sudirman.2012.Pilar-Pilar Islam Menuju Kesempurnaan Sumber Daya Muslim. Malang :
UIN-Maliki Press.
http://asbarsalim009.blogspot.co.id/2015/03/iman-ilmu-dan-amal-sebagai-pikir.html
http://helmykkediricomp.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-ilmu-dalam-islam.html
http://lucki72.blogspot.co.id/2014/03/memeliharakeseimbangan-antara-iman-ilmu.html
http://mtsntermas.blogspot.co.id/2014/09/mengapa-manusia-harus-berilmu-1.html

Anda mungkin juga menyukai