Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK I

Ahmad Mugni Marwan : P07120117047


Muhammad Erdin Firdaus : P07120117062
Muhammad Hafiz Anshari : P07120117063
Muhammad Ridho Aspiadi : P07120117064
Muhammad Riza Rahmadi : P07120117065

IMAN DAN AKIDAH


IMAN
Pengertian Iman

Berbicara tentang iman tentu berbicara tentang


keyakinan. Maka secara mutlak orientasi
pembahasan dititik beratkan pada jiwa seseorang
atau lazimnya disebut ”qalbu”. Hati merupakan dari
pusat satu keyakinan, kita semua sepakat bahwa
dalam diri manusia terdapat dua unsur pokok
kejadian, terbentuknya jazad dan rohani, apabila
keduanya pincang atau salah satu diantaranya
kurang, maka secara mutlak tidak mungkin
terbentuk makhluk yang bernama manusia.
Iman menurut bahasa adalah
membenarkan dengan hati atau
percaya, sedangkan menurut syara’
iman itu bukanlah suatu angan-angan
akan tetapi apa yang telah menetap
dalam hati dan dibuktikan lewat amal
perbuatan. Hal ini tercermin dalam
salah satu Hadis Nabi yang artinya
“Iman itu bukanlah dengan angan-
angan tetapi apa yang telah menetap
didalam hatimu dan dibuktikan
kebenarannya dengan amal”.
Sedangkan menurut istilah, Ali Mustafa al-
Ghuraby menyatakan bahwa “Sesungguhnya
Iman itu adalah ma’rifah dan pengakuan
kepada Allah swt dan Rasul-rasul-Nya ( atas
mereka keselamatan )”. Dan menurut Jumhur
Ulama yang dikemukakan oleh al-Kalabadzy
“Iman itu adalah perkataan, perbuatan dan
niat, dan arti niat adalah pembenaran”. Dari
definisi dan istilah tersebut dapat dipahami
bahwa para pakar sepakat bahwa iman adalah
pembenaran dengan hati. Adapun mengenai
ucapan dan pengalaman anggota badan, maka
sebagian ulama memasukkannya sebagian dari
pada iman sedangkan lainnya menempatkan
sebagai kelengkapan saja.
Karakteristik Iman

Adapun karakteristik
iman sebagai berikut :
Mereka menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih mereka
cintai daripada anak, isteri, harta benda dan segalanya.
“Katakanlah: “jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-
saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan
yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri
kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah
lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan dari
berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan Nya”. Dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS.9:24)

Orang yang beriman tidak akan izin untuk tidak ikut


berjihad.Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari
kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak
ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah
mengetahui orang-orang yang tidak beriman kepada Allah
dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu
mereka selalu bimbang dalam keraguannya. (QS.9:44-45)
Mereka selalu mendengar dan taat jika Allah dan
Rasul-Nya memanggil mereka untuk melaksanakan
suatu perbuatan. “Sesungguhnya jawaban orang-
orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah
dan rasul-Nya agar rasul menghukum diantara
mereka ialah ucapan. “Kami mendengar , dan kami
patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung.”(QS.24:51)

Mereka menjadikan rasul sebagai hakim dalam setiap


persoalan ataupun permasalahan. “Maka demi Rabbmu,
mereka (Pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka
selisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati
mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu
berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”
(QS.4:65)
Mereka memiliki iman yang mantap, tidak dicampuri
dengan keraguan sedikitpun dan keimanannya
dibuktikan dengan berjihad dijalan Allah dengan harta
dan jiwanya. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman
itu hanyalah orang-orang yang yakin kepada Allah dan
Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu mereka
berjuang dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah.
Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS.49:15)
AKIDAH
Aqidah adalah bentuk masdar dari
kata “aqada, yaqidu, ‘aqdan,
aqidatun” yang berarti simpulan,
ikatan, sangkutan, perjanjian dan
kokoh. Sedang secara teknis aqidah
berarti iman, kepercayaan dan
keyakinan. Tumbuhnya kepercayaan
tentunya dalam hati, sehingga yang
dimaksud aqidah adalah
kepercayaan yang mendalam yang
menghujam atau simpul dalam hati.
Akidah sebagai sebuah keyakinan kepada
hakikat yang nyata yang tidak menerima
keraguan dan bantahan.
Oleh karena itu hukum yang kuat adalah
hukum yang lahir dari akidah yang kuat.
Tidak ada akidah tanpa syariat dan tidak
mungkin syariat itu lahir tanpa ada akidah.
Ilmu yang membahas akidah
disebut ilmu akidah.
Ilmu akidah menurut para ulama
adalah sebagai berikut :
Dalam Hadis Nabi saw. Menjawab pertanyaan
malaikat jibril mengenai iman dengan mengatakan:
Berdasarkan hadits tersebut di
atas dapat disimpulkan bahwa
rukun iman itu ada 6:
Iman kepada Allah
Iman kepada Malaikat Allah
Iman kepada kitab-kitab Allah
Iman kepada Rasul-Rasul Allah
Iman kepada hari akhir
Iman kepada qada’ dan qadar
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa agama islam itu
berasal dari empat sumber :
Al-Qur’an,hadis/sunnah Nabi,ijma’ (kesepakatan) dan qiyas.
Akan tetapi untuk akidah islam sumbernya hanya dua
saja,yaitu Al-Qur’an dan hadis,Hal itu berarti akidah
mempunyai sifat keyakinan dan kepastian sehingga tidak
mungkin ada peluang bagi seseorang untuk meragukannya.
Untuk sampai pada tingkat keyakinan dan kepastian ini,akidah
islam harus bersumber pada 2 warisan tersebut yag tidak ada
keraguan sedikitpun bahwa ia diketahui dengan pasti berasal
dari Nabi. Tanpa informasi dari dua sumber utama Al-Qur’an
dan hadis,maka sulit bagi manusia untuk mengetahui sesuatu
yang bersifat gaib tersebut.
Prinsip-prinsip akidah secara keseluruhan tercakup dalam
sejumlah prinsip agama Islam. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
Pengakuan dan keyakinan bahwa Allah Swt. Adalah
Esa. Beriman kepada Allah dan hanya menyembah
kepada Allah, dan tidak menyekutukan Allah.

Pengakuan bahwa para Nabi telah diangkat dengan


sebenarnya oleh Allah Swt. untuk menuntun umatnya.
Keyakinan bahwa para Nabi adalah utusan Allah,
mengandung konsekuensi bahwa setiap orang harus
meyakini apa yang dibawa oleh para Rasul utusan
Allah tersebut berupa kitab suci.
Keyakinan akan kebenaran kitab suci menjadikan
orang memiliki pedoman dalam menjalani
kehidupan di dunia ini.
Kepercayaan akan adanya hari kebangkitan.
Kepercayaan ini memberikan kesadaran bahwa
kehidupan dunia bukanlah akhir dari segalanya.
Setiap orang pada hari akhir nanti akan
dibangkitkan dan dimintai pertanggung jawaban
selam hidupnya di dunia.

Keyakinan bahwa Allah Swt. adalah Maha Adil. Jika


keyakinan seperti ini tertanam di dalam hati, maka akan
menumbuhkan keyakinan bahwa apa yang dilakukan
akan mendapatkan balasan dari Allah Swt. kebaikan
dibalas dengan kebaikan dan kejahatan juga akan dibalas
dengan kejahatan yang setimpal walaupun sekecil biji
zarrah atau biji atom.
KESIMPULAN
Iman dan aqidah sangat penting di
kehidupan modern,dalam kehidupan
modern yang serba cepat sering kali
memicu timbulnya stress dan berbagai
penyakit. Iman dan aqidah mempunyai
peran antara lain :
Iman dan aqidah melenyapkan kepercayaan pada
kekuasaan benda
Iman dan aqidah menanamkan semangat berani
menghadap maut
Iman dan aqidah menanamkan sikap “Self Help”
dalam kehidupan
Iman dan aqidah memberikan ketenteraman jiwa
Iman dan aqidah mewujudkan kehidupan yang
baik (hayatan tayyibah)
Iman dan aqidah melihirkan sikap ikhlas dan
konsekuen
Iman dan aqidah memberikan keberuntungan
mencegah penyakit
SAMA SAMA

Anda mungkin juga menyukai