Kata falak berasal dari bahasa Arab yang mempunyai persamaan dengan kata Madar yang dalam bahasa
Inggris disebut Orbit yang bisa diartikan sebagai lingkaran langit atau cakrawala. Kata Falak juga disebutkan
dalam Al-Quran sebanyak dua kali, yakni Q. S. Anbiya: 33 yang berbunyi:
Dan dialah yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan, masing-masing dari keduanya itu
beredar di dalam garis edarnya.
Dan Q. S. Yaasin: 40 yang berbunyi:
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan
masing-masing beredar pada garis edarnya.
Dari kedua ayat di atas jelas bahwa kata Falak secara etimologis diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
(Al-Quran dan terjemahan Departemen Agama) dengan kata garis edar atau orbit.
Sedangkan secara terminologi, dapat dikemukakan beberapa rumusan, antara lain:
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia; Mengartikan bahwa Ilmu Falak adalah ilmu
pengetahuan mengenai keadaan (peredaran, perhitungan dan sebagainya) bintang-
bintang.
2. Ensiklopedi Islam; Merumuskan pengertian Ilmu Falak sebagai Ilmu yang
mempelajari benda-benda langit; matahari, bulan, bintang, dan planet-planetnya.
3. Ensiklopedi hukum Islam; menjelaskan pengertian ilmu falak sebagai Ilmu
pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit, tentang fisiknya, geraknya,
ukurannya, dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya.
4. Sedangkan menurut Badan Hisab Rukyat Departemen Agama dalam bukunya
Almanak Hisab Rukyat menyebutkan bahwa Ilmu Falak adalah Ilmu pengetahuan
yang mempelajari lintasan benda langit seperti matahari, bulan, bintang-bintang, dan
benda-benda langit lainnya dengan tujuan mengetahui posisi benda-benda langit itu
serta kedudukannya dari benda-benda langit lainnya.
Dari pengertian tersebut di atas dapat ditarik pengertian bahwa secara umum ilmu falak merupakan cabang
ilmu praktis yang mempunyai objek formal benda-benda langit, khususnya matahari, bumi dan bulan dengan
objek material berupa garis edar atau orbit masing-masing dan sasaran fungsionalnya adalah mendukung salah
satu syarat dalam beribadah kepada Allah SWT.
Istilah ilmu falak dapat disejajarkan dengan istila Practical Astronomu (Astronomi
Praktis) yang terdapat dalam dunia astronomi. Dinamakan demikian karena hasil perhitungan
dari ilmu ini dapat dipraktekan atau dimanfaatkan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Dinamakan jugaIlmu Hisab karena kegiatan yang menonjol dari ilmu ini ialah menghitung
kedudukan ketiga benda langit di atas.
Adapun Asronomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh benda-benda langit itu terhadap nasib seseorang di muka bumi. Astrologi inilah yang
dikenal dengan Ilmu Nujum.
Jika di amati secara spesifik memang terdapat perbedaan yang signifikan antara ilmu
falak dengan astronomi, dari sisi ruang lingkup bahasanya, astronomi mengkaji seluruh
benda-benda langit, baik matahari, palanet, satelit, bintang, galaksi, nabula dan lainnya.
Sedangkan ilmu falak ruang lingkup pembahasannya hanya terbatas pada matahrari,bumi dan
bulan. Itupun hanya posisinya saja sebagai akibat dari pergerakannya. Hal ini karena perintah
ibadah tidak bisa lepas dari waktu. Sedangkan waktu itu sendiri berpedoman pada peredaran
benda-benda langit dan semua itu berhubungan dengan posisi. Dengan demikian,
mempelajari ilmu falak sangatlah penting, sebab untuk kepentingan praktek ibadah.
Bahasan Ilmu Falak yang dipelajari dalam Islam adalah yang ada kaitannya dengan
pelaksanaan ibadah, sehingga pada umumnya Ilmu Falak ini mempelajari 4 bidang, yakni:
1. Arah kiblat dan bayangan arah kiblat
2. Waktu-waktu sholat
3. Awal bulan hijriyyah
4. Gerhana matahari dan bulan.
Ilmu Falak membahas arah kiblat pada dasarnya adalah menghitung besaran sudut yang
diapit oleh garis meridian yang melewati suatu tempat yang dihitug arah kiblatnya dengan
lingkaran besar yang melewati tempat yang bersangkutan dan kabah, serta menghitung jam
berapa matahari itu memotong jalur menuju kabah.
Sedangkan ilmu falak membahas waktu-waktu sholat pada dasarnya adalah menghitung
tenggang waktu antara ketika matahari berada di titik kulminasi atas dengan waktu ketika
matahari berkedudukan pada awal waktu-waktu sholat.
Pembahasan awal bulan dalam ilmu falak adalah menghitung waktu terjadinya
ijtima(konjungsi) yakni posisi matahari dan bulan berada pada satu bujur astronomi, serta
menghitung posisi bulan ketika matahari terbenam pada hari terjadinya konjungsi itu.
Pembahasan gerhana adalah menghitung waktu terjadinya kontak antara matahari dan
bulan, yakni kapan bulan mulai menutupi matahari dan lepas darinya pada gerhana matahari,
serta kapan pula bulan mulai masuk pada umbra bayangan bumi serta keluar darinya pada
gerhana bulan.
9. Menumbuhkan sifat toleran bila dari hasil hisab dipridiksi akan terjadi perbedaan dalam
berhari raya misalnya.