Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang "Aliran Hisab Rukyat yang Berkembang" ini. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang
sempurna
dan
menjadi
anugerah
serta
rahmat
bagi
seluruh
alam
semesta.
Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas Ilmu
Falak dengan judul " Aliran Hisab Rukyat yang Berkembang ". Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama
pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
ii
Bab I pendahuluan
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Bab II Pembahasan
Kesimpulan
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Hisab maupun Rukyah merupakan dua aspek ilmu pengetahuan. Masing-masing
menggunakan salah satu dari dua pilar ilmu pengetahuan dan teknologi modern, yaitu
rasionalisme (digunakan dalam hisab) dan empirisme (digunakan dalam rukyah). Jadi, hisab
dan rukyah merupakan seperti dua sisi mata uang ilmu pengetahuan yang tak terpisahkan.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian hisab dan rukyat?
2. Apa yang di maksud dengan hisab urfi?
3. Apa yang dimaksud dengan hisab hissi?
C. Tujuan masalah
1. Mengetahui pengertian hisab dan rukyat
2. Mengetahui yang di maksud dengan hisab urfi
3. Mengetahui yang dimaksud dengan hisab hissi
BAB II
3
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
1. Hisab
Kata hisab berasal dari bahasa arab yang artinya perhitungan. Sedangkan dalam ilmu
falak hisab adalah perhitungan gerakan benda-benda langit untuk mengetahui kedudukanya
pada suatu saat yang di inginkan.
2. Rukyat
Rukyat adalah melihat hilal pada saat matahari terbenam pada tanggal 29 bulan
qomariyah. Apabila hilal berhasil dirukyat, maka sejak matahari terbenam tersebut sedah
dihitung bulan baru, kalaw tidak terlihat, maka malam itu dan keesokan harinya masih
merupakan bulan yang sedang berlansung dalam arti umur bulan adlah 30 hari.
B.
1. Hisab urfi
1. Muhammad al-bahily, pemikiran islam dan perkembanganya, terjemahan, (jakarta:
risalah, 1985), h. 17-23
4
Hisab urfi adalah sistem perhitungan kalender yang didasarkan pada peredaran ratarata bulan mengelilingi bumi dan ditetapkan secara konvensional. 2 Sistem hisab ini dimulai
sejak ditetapkan oleh khalifah umar bin khattab ra (17 H) sebagai acuan untuk menyusun
kalender islam ibadi. Pendapat lain menyebutkan bahwa sistem kalender ini dimulai pada
tahun 16 H atau 18 H. Akan tetapi yang lebih masyhur tahun 17 H. Sistem ini tak ubahnya
seperti kalender syamsiyah (iladiyah), bilangan hari pada tahun-tahun tertentu jumlahnya
lebih panjang satu hari. Sehingga sistem hisab ini tidak dapat dipergunakan dalam
menentukan awal bulan (awal dan akhir bulan ramadhan) karena sistem ini umur bulan
syaban dan ramadhan adlah tetap, yaitu 29 hari untuk syaban dan 30 hari untuk ramadhan.
Dari kerangka filosofis tersebut, maka ketentuan-ketentuan yang ada dalam hisab urfi
adalah :
a. Awal tahun pertama hijriyah / 1 muharram bertepatan hari kamis tanggal 15 juli 622
Mberdasarkan hisab atau hari jumat tanggal 16 juli 622 M berdasarkan rukyat.
b. Satu periode membutuhkan waktu 30 tahun.
c. Dalam satu daur/ 30 tahun terdapat 11 tahun panjang (kabisat) dan tahun pendek
(basitah).
d. Penambahan satu hari pada tahun kabisat diletakan pada bulan yang ke 12/ zulhijjah.
e. Bulan-bulan gasal umurnya ditetapkan 30 hari. Sedangkan bulan genap umurnya 29
hari, kecuali pada tahun kabisat bulan terakhir/ zulhijjah ditambah satu hari menjadi
segenap 30 hari.
Nama-nama dan panjang bulan hijriyah dalam hisab urfi
No
Nama
Panjang
No
Nama
panjang
Muharram
30 hari
Safar
29 hari
Rabiul awwal
30 hari
Rabiul awwal
29 hari
Jumadal Ula
30 hari
Jumada Tsani
29 hari
Rajab
30 hari
Syaban
29 hari
Ramadhan
30 hari
10
Syawwal
29 hari
11
Zulqaidah
30 hari
12
zulhijjah
29 hari
Patut dicatat hisab urfi tidak hanya dipakai di indonesia. Akan tetapi sudah digunakan
oleh seluruh dunia islam dalam masa yang sangat panjang. Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan terbukti bahwa sistem hisab ini kurang akurat digunakan untuk keperluan
2. Depag RI, pedoman perhitungan awal bulan qamariah, (jakarta, ditbinbapera, 1992),
cet, ke-2, h. 7
5
penentuan waktu ibadah ( awal ramadhan, awal syawwal, dan awal zulhijjah ). Penyebab
karena perata-rataan peredaran bulan tidaklah tepat sesuai dengan penampilan hilal pada awal
bulan.
2. Hisab hakiki
Hisab hakiki adalah sistem hisab yang didasarkan pada peredaran bulan dan bumi yang
sebenarnya.3 Menurut sistem ini umur tiap bulan tidaklah konstan dan tidak juga beraturan,
melainkan tergantung pada posisi hilal setiap awal bulan artinya boleh jadi dua bulan
berturut-turut umurnya 29 hari atau 30 hari. Bahkan boleh jadi bergantian seperti menurut
hisab urfi.
Dalam wilayah fraksinya, sistem ini mempergunakan data-data astronomis dan gerakan
bulan dan bumi serta menggunakan kaedah-kaedah ilmu ukur segitiga bola.4
Ada beberapa aliran dalam menetapkan awal bulan qamariyah dengan menggunakan
sistem hisab hakiki. Ada dua aliran besar yaitu:
a. Aliran yang berpegang pada ijtima
Ijtima adalah suatu peristiwa saat bulan dan matahari terletak pada posisi garis bujur
yang sama bila dilihat dari arah timur ataupun arah barat, Aliran ini menetapkan bahwa awal
bulan qamariyah itu mulai masuk ketika terjadinya ijtima.
Aliran ijtima semata ini terbagi lagi dalam sub-sub aliran-aliran yang lebih kecil lagi.
1. Ijtima qabla al-ghurub
Aliran ini mengaitkan ketika ijtima dengan saat terbenam matahari. Jika ijtima
sebalum matahari terbenam matahari maka dalam hari itu sudah dianggap bulan baru
sedangkan jika ijtima terjadi setelah terbenam matahari maka malam itu dan
keesokan harinyaditetapkan sebagai hari terakhir bulan sebagai bulan yang sedang
berlansung.
Dari dua permasalahan tersebut, maka lahirlah tiga cabang aliran ini antara lain:
1. Ijtima dan ufuk hakiki
Di mulai saat terbenam matahari setelah terjadi ijtima dan pada saat itu sudahberada
diatas ufuk hakiki. Ufuk hakiki adalah lingkaran bola langit yang bidangnya melalui
titik pusat bumi dan tegak lurus pada garis vertikal dari si peninjau. 8 Sedangkan posisi
atau kedudukan hilal pada ufuk adalah posisi atau kedudukan titik pusat bulan pada
ufuk hakiki. Jelasnya awal bulan qamariyah dimulai pada saat terbenam matahari
6. Ibid. h. 8
7. Muhammad al-falaky, haul asbab ikhtilaf awail asy-syuhur al-qamariah, ( yunis:
adaarah as-suun ad-diniyyah, 1981), h. 66
8. Marsito, kosmografi ilmu bintang-bintang, ( djakarta: PT. Pembangunan, 1960), h. 13
7
setelah terjadi ijtima dan pada saat itu titik pusat bulan sudah berada diatas ufuk
hakiki.
2. Ijtima dan ufuk hakiki
Dimulai pada saat terbenam matahari aliran ini terjadi ijtima dan pada saat itu hilal
sudah berada di atas ufuk hissi. Ufuk hissi adalah lingkaran pada bola yang bidangnya
melalui permukaan bumi tempat si pengamat tersebut. Bidang ufuk hissi ini sejajar
dengan bidang ufuk hakiki, posisi dan kedudukan hilal pada ufuk menurut ini adalah
posisi atau kedudukan titik pusat bulan pada ufuk hissi.
3. Ijtima dan imkanur rukyat
Dimulai pada saat terbenam matahari setelah terjadi ijtima dan pada saat itu hilal
sudah diperhitungkan untuk dapat dirukyatsehingga diharapkann awal bulan
qamariyah yang dihitung sesuai dengan penampakan hilal sebenarnya. Jadi yang
menjadi acuan adalah penenntuan kriteria visibilitas hilal untuk dapat dirukyat.
BAB III
KESIMPULAN
hisab adalah perhitungan gerakan benda-benda langit untuk mengetahui kedudukanya
pada suatu saat yang di inginkan. Sedangkan Rukyat adalah melihat hilal pada saat matahari
terbenam pada tanggal 29 bulan qomariyah. Apabila hilal berhasil dirukyat, maka sejak
matahari terbenam tersebut sedah dihitung bulan baru, kalaw tidak terlihat, maka malam itu
dan keesokan harinya masih merupakan bulan yang sedang berlansung dalam arti umur bulan
adlah 30 hari.
8
Aliran hisab mempunyai dua masalah besar. Pertama, nama alirang yang digunakan
oleh para pengkaji cukup beragam. Pada umumnya nama aliran yang sering dipakai ialah
hisab urfi, hisab hakiki, hisab imkanur rukyat, dan hisab astronomi. Kedua, yaitu perbedaanperbedaan definisi, akibatnya timbul perbedaan penilaian terhadap masing-masing aliran.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad al-bahily, pemikiran islam dan perkembanganya, terjemahan, (jakarta:
risalah, 1985)
Depag RI, pedoman perhitungan awal bulan qamariah, (jakarta, ditbinbapera, 1992),
cet, ke-2
Muhammad al-falaky, haul asbab ikhtilaf awail asy-syuhur al-qamariah,
( yunis:
10