Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“RUKYATUL HILAL DAN TARAWIH”


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata KuliahKe-NU-an
Dosen : Drs. H. Imronuddin, M. S. I

Disusun oleh:

1. M Fauzi Hermawan (3421006)


2. Ayu Diah Amelia (3421015)
3. Yusri Yusriyah (3421044)
4. Afidatul Khusna (3421060)

Semester 2

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


POLITEKNIK PUSMANU PEKALONGAN
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
Atas terselesainya makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama penulis haturkan kepada
bapak Drs, H. Imronuddin, M. S. I Selaku dosen pembimbing mata kuliah Ke-Nu-an.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan yang
menyebabkan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Harapan penyusun atas terbentuknya makalah ini, semoga memberikan informasi bagi
mahasiswa dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita.

Pekalongan, 24 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI .................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG .......................................................................................... 3
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................... 3
C. TUJUAN ................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................5
A. RUKYATUL HILAL............................................................................................ 5
1. PENGERTIAN RUKYATUL HILAL ......................................................... 5
2. HISTORIS RUKYATUL HILAL ................................................................ 6
B. TARAWIH ............................................................................................................ 6
1. PENGERTIAN TARAWIH.......................................................................... 6
2. NIAT SHALAT TARAWIH .........................................................................7
3. RAKAAT SHALAT TARAWIH..................................................................7
4. KEUTAMAAN SHOLAT TARAWIH ........................................................ 8
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 10
A. KESIMPULAN .......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam penentuan awal bulan maupun hari-hari besar lainnya, itu tidak luput dari
yang namanya rukyat serta hisab sebab kedua itu adalah cara yang dipakai sejak zaman
dulu sampai sekarang, walaupun sekarang sudah banyak alat yang lebih canggih yang
digunakan dalam melihat hilal seperti tedapatnya teropong bintang untuk mempermudah
dalam berukyat.
Sebagian orang memahami bahwa yang dimaksud rukyat adalah tampaknya hilal
yang dilihat oleh mata telanjang di lapangan pada hari ke 29 bulan Sya’ban atau bulan
Ramadlan. Oleh sebab itu, manakala sesaat matahari terbenam hilal dapat dilihat maka
malam dan keesokan harinya merupakan bulan baru, tetapi manakala pada saat itu hilal
tidak tampak maka malam dan keesokan harinya merupakan hari terakhir bulan yang
sedang berlangsung, sehingga umur bulan yang sedang berlangsung itu 30 hari (istikmal).
Rupanya cara seperti itulah yang berlaku pada masa Rasulullah SAW dan para
sahabatnya. Cara semacam inilah yang kemudian dikenal dengan Rukyah bil fi’li; yang
dalam kaitannya dengan penetapan awal bulan, cara seperti ini dikenal dengan penetapan
awal bulan berdasarkan rukyah.
Oleh karena rukyat dapat dijadikan dasar penetapan awal bulan, dan biasanya
digunakan sebagai penentu awal bulan suci Ramadhan yang merupakan bulan penuh
dengan keberkahan. Setiap amalan dan ibadah yang dilakukan pada bulan Ramadhan
sudah pasti mendapatkan ganjaran berlipat dari Allah SWT. Sebagai umat Muslim, kita
diwajibkan untuk berpuasa selama 30 hari lamanya, dari terbit fajar hingga terbenam
matahari. Puasa adalah ibadah wajib selama Ramadhan.
Selain ibadah puasa, tak lengkap rasanya untuk menambah amal ibadah lainnya. Di
bulan Ramadhan, setiap malamnya atau sehabis shalat Isya biasanya melaksanakan shalat
tarawih.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari rukyatul hilal?
2. Bagaimana historis rukyatul hilal?
3. Apa yang dimaksud tarawih?
4. Bagaimana niat sholat tarawih?
5. Berapa jumlah rakaat sholat tarawih?
6. Apa saja keutamaan sholat tarawih?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan artian dari rukyatul hilal

3
2. Menjelaskan historis rukyatul hilal
3. Menjelasakan pengertian dari tarawih
4. Mengetahui Bagaimana niat sholat tarawih
5. mengetahui jumlah rakaat sholat tarawih
6. Menjelaskan keutamaan sholat tarawih

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. RUKYATUL HILAL
1. Pengertian Rukyatul Hilal
Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal dengan mata telanjang atau alat
bantu optik seperti teleskop. Rukyat dilakukan setelah Matahari terbenam. Sementara
hisab adalah metode perhitungan hilal secara matematis dan astronomis.
Hilal sendiri menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
adalah fase bulan sabit setelah bulan baru. Pada saat bulan baru (new moon/ijtimak),
Bulan sama sekali tidak terlihat sepanjang malam.
Hilal hanya tampak setelah Matahari terbenam (maghrib), sebab intensitas cahaya
hilal sangat redup dibanding cahaya Matahari, serta ukurannya sangat tipis.
Hilal adalah salah satu bagian dari lima fase Bulan.
a. Fase pertama dikenal sebagai bulan baru atau new moon atau ijtimak merupakan
kondisi bulan tidak terlihat di sepanjang malam.
b. Kemudian fase berganti pada bulan sabit setelah bulan baru atau ada juga yang
menyebutnya sebagai hilal.
c. Fase ketiga bulan separuh kuartil pertama yang menghadap ke barat setelah waktu
maghrib yang
d. kemudian berubah ke fase baru yaitu bulan besar.
e. Menjelang akhir bulan, tampak bulan sabit tipis yang disebut sebagai bulan tua.
Rukyatul Hilal adalah kriteria penentu awal bulan kalender hijriyah dengan cara
merukyah (mengamati) hilal secara langsung. Apabila hilal (bulan sabit) tidak terlihat
(atau gagal terlihat), maka bulan (kalender) berjalan digenapkan (istikmal) menjadi 30
hari. Kriteria ini berpegangan pada hadits Nabi Muhammad :
“Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan berbukalah kamu karena melihat hilal,
jika terhalang maka genapkanlah (istikmal)”.
Kriteria ini di Indonesia digunakan oleh Nahdatul Ulama (NU), dengan dalih
mencontoh sunnah Rasul dan para shahabatnya dan mengikuti ijthad para ulama empat
mazhab. Bagaimanapun, hisab tetap digunakan, meskipun hanya sebagai alat bantu dan
bukan sebagai penentu masuknya awal bulan hijriyah.
Hukum Rukyat hilal adalah fardlu kifayah, maka sebagaimana semua hukum fardlu
kifayah, jikalau sudah ada sebagian kaum muslimin yang melaksanakannya maka gugur
kewajiban bagi yang lainnya. Bukan merupakan kewajiban setiap muslim untuk keluar
untuk melihat hilal.

5
2. Historis Rukyatul Hilal
Merujuk pada penemuan pertama ilmu hisab atau astronomi yakni nabi Idris, tampak
bahwa wacana (persoalan) hisab rukyat sudah ada sejak zaman itu, sehingga hisab rukyat
dalam telusuran sejarah dapat diyakini muncul sebelum temuan ilmu falak. Walaupun
demikian, belum ada yang dapat melacak benang merah dalam upaya menyambung
historitas awal dengan persoalan hisab rukyat sesudahnya.
Baru sekitar abad ke-28 SM embrio ilmu falak mulai tampak. Ia digunakan untuk
menentukan waktu bagi saat penyembahan berhala, keadaan seperti ini sudah mulai
tampak di beberapa negara seperti di mesir untuk menyembah dewa orisis, isis, dan amon,
di babilonia mesopotamia untuk menyembah dewa astoroth dan baal. Sedangkan
pengetehuan tentang mana-nama hari dalam seminggu sudah ada sejak 5000 tahun
sebelum masehi yang masing-masing diberi nama dengan nama benda langit.
Matahari untuk hari ahad, bulan untuk hari senin, mars untuk hari selasa, merkurius
untuk hari rabu, Jupiter untuk hari kamis, venus untuk hari jum’at, dan saturnus untuk hari
sabtu. Kemudian pada abad 20 SM, di negeri Tionghoa telah ditemukan alat untuk
mengetahui gerak matahari dan benda-benda langit lainnya dan mereka pulalah yang
mula-mula dapat menemukan terjadinya gerhana matahari.
Dan selanjutnya di masa awal islam (masa Rasulullah). Ilmu hisab memang belum
mashur di kalangan umat islam, sebagaimana terekam dalam hadits Nabi: inna umati
umiyyatun la naktubu wala’ nahsibu. Walaupun sebenarnya ada juga diantara mereka
mahir dalam perhitungan, sehingga realitas persoalan hisab rukyah pada masa itu tentunya
sudah ada walaupun dari sisi hisabnya tidak begitu masyhur.
Namun sebenarnya perhitungan tahun hijriah pernah digunakan sendiri oleh nabi
Muhammad ketika beliau menulis surat kepada kaum nasrani Bani Najran, tertulis ke-5
Hijriah. Namun di dunia arab lebih mengenal peristiwa-peristiwa yang terjadi sehingga
ada istilah tahun gajah, tahun izin, tahun amar, dan tahun zilzal.
Secara formal, wacana hisab rukyah di masa ini baru tampak dari adanya penetapan
hijrah Nabi dari mekkah ke madinah sebagai pondasi dasar kalender hijriah yang
dilakukan oleh sahabat Umar bin khatab tepatnya pada tahun ke- 7 Hijriah dan dengan
berbagai pertimbangan bulan muharram ditetapkan sebagai awal bulan hijriah.

B. TARAWIH
1. Pengertian Sholat Tarawih
Sholat Tarawih adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada malam bulan
Ramadhan. Disebut sholat tarawih, karena tiap-tiap salam diselingi dengan istirahat
sebentar. Hukum sholat tarawih yaitu sunnah Mu’akkad lebih utama dikerjakan dengan

6
berjamaah, tetapi boleh juga dikerjakan sendiri. Adapun waktu dalam melaksanakan
sholat tarawih adalah sesudah sholat isya’ hingga terbit fajar waktu subuh.
2. Niat Sholat Tarawih
Untuk dapat memaksimalkan ibadah tarawih dalam bulan Ramadhan kamu perlu
memahami bagaimana niat tarawih sebagai imam dan sebagai makmum. Berikut adalah
niat tarawih untuk imam dan makmum.
a) Niat Shalat Tarawih Sebagai Imam

‫صلِّى‬ ُ ‫ت َ َعالَى ِل أَدَاء ْالق ْبلَة ُم ْستَ ْقب َل َر ْك َعتَيْن التَّ َراويْح‬
َ ُ ‫سنَّة ا‬

Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.

“Aku menyengaja shalat sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai
sebagai imam karena Allah Ta’ala”

b) Niat Shalat Tarawih Sebagai Makmum

‫صلِّى‬ ُ ‫تَ َعالَى ِل َمأ ْ ُم ْوما أَدَاء ْالق ْبلَة ُم ْست َ ْقب َل َر ْك َعتَيْن التَّ َراويْح‬
َ ُ ‫سنَّةَ ا‬

Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā.

“Aku menyengaja shalat sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai
sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”

3. Rakaat Sholat Tarawih

Jumlah rakaat shalat tarawih bermacam-macam. Ada yang melaksanakannya


sebanyak 8 rakaat, yang dilaksanakan dengan dua rakaat atau empat kali salam. Ada juga
yang melaksanakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat, yang dikerjakan 2 rakaat, 10 kali
salam. Keduanya memiliki dalilnya tersendiri. Jadi tak perlu memperdebatkan mana yang
lebih sah shalat tarawihnya. Sebab, masing-masing memiliki dalilnya tersendiri, dan
kedua dalil tersebut benar-benar sahih.
Berikut masing-masing dalil rakaat shalat tarawih:
a) Shalat Tarawih 8 Rakaat
Shalat tarawih delapan rakaat didasarkan pada hadis yang diriwayatkan Imam
Bukhari dari Aisyah RA, istri Nabi Muhammad SAW, ia berkata,
“Pernah Rasulullah melakukan shalat pada waktu antara setelah selesai Isya yang
dikenal orang dengan atamah hingga subuh sebanyak sebelas rakaat di mana beliau salam
pada tiap-tiap dua rakaat, dan beliau shalat witir satu rakaat”

7
Selain itu ada pula riwayat lain dari Abi Salamah Ibn Abd ar-Raman, bahwa ia
bertanya kepada Aisyah mengenai shalat Rasulullah di bulan Ramadhan. Aisyah
menjawab,
“Nabi tidak pernah melakukan shalat sunnah di bulan Ramadhan dan bulan lainnya
lebih dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana
indah dan panjangnya. Kemudian beliau salat lagi empat rakaat, dan jangan engkau tanya
bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau shalat tiga rakaat”
(H.R Bukhari dan Muslim)
b) Shalat Tarawih 20 Rakaat
Sejarahnya, pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, salah satu sahabat nabi yakni
Said bin Yazid yang menyampaikan, Umar mengumpulkan umat Islam di bulan
Ramadhan dengan Imam Ubay bin Ka’b dan Tamim al-Dari, dengan 21 rakaat [dalam
riwayat lain 23 rakaat. Mereka membaca ayat-ayat ratusan. Baru selesai ketika menjelang
Subuh”
(Riwayat al-Baihaqi dalam al-Sunan 2/496, Abdurrazzaq dalam alMushannaf 4/260)
Yazid bin Rauman menyebutkan umat Islam di masa Umar beribadah di malam
bulan Ramadhan dengan 23 rakaat” (al-Muwatha’ Malik, 1/115). Sedangkan Yahya bin
Said al-Qathan menyatakan Umar memerintahkan seseorang menjadi imam shalat
tarawih dengan umat Islam sebanyak 20 rakaat. (Riwayat Ibnu Abi Syaibah, al-
Mushannaf, 2/163).
Imam Tirmidzi sendiri pernah berkata mayoritas ulama mengikuti riwayat Umar, Ali
dan sahabat Rasulullah yang lainnya sebanyak 20 rakaat. Ini adalah pendapat Al-Tsauri,
Abdullah bin Mubarak dan al-Syafii. Al-Syafii berkata,
“Seperti ini yang saya jumpai di Negeri kami Makkah. Umat Islam salat 20 rakaat”
(Sunan al-Tirmidzi 3/169).
Keputusan melaksanakan shalat tarawih 8 rakaat maupun 20 rakaat kembali kepada
pribadi kamu masing-masing. Baik delapan maupun dua puluh rakaat, sama-sama ada
riwayatnya.
4. Keutamaan Sholat Tarawih
a) Mendapatkan Pahala Berjalan ke Masjid
Salah satu keutamaan salat tarawih adlaah mendapatkan pahala atas kemauan
seseorang berjalan ke masjid. Sesuai dengan hadits riwayat Shahih HR. Abu Daud
dan Tirmidzi, pahala berjalan ke masjid ini sangat besar.
b) Meningkatkan Silaturahmi
Umat muslim yang menjalankan Sunnah shalat tarawih di masjid akan bertemu
dengan tetangga, saudara, dan teman. Pertemuan ini secara tidak langsung akan

8
mempererat tali silaturahmi antar sesama muslim. Keutamaan ini bisa didapatkan
ketika menunaikan shalat tarawih secara berjamaah.
c) Mendapatkan Pahala Semalam Penuh
Umat Muslim yang salat tarawih akan diberikan pahala salat selama semalam
suntuk. Keutamaan salat tarawih yang satu ini juga didukung oleh beberapa hadits.
Adapun hadits-hadits tersebut diriwayatkan oleh HR. Ahmad dan HR. Tirmidzi.
d) Sarana Pembelajaran
Salat tarawih juga memiliki keutamaan di bidang pembelajaran. Imam shalat
tarawih biasanya akan memberikan siraman informasi Islam maupun rohani. Bagi
para pemuda, ceramah ini akan sangat berguna sebagai sarana belajar.
e) Sehat Jasmani dan Rohani
Keutamaan lainnya adalah dengan melakukan salat tarawih, seseorang bisa
mendapatkan kesehatan jasmani dan rohani sekaligus. Kesehatan jasmani didapatkan
karena salat tarawih membuat tubuh terasa seperti berolahraga ringan. Sedangkan
kesehatan rohani didapatkan dari siraman ceramah dari Imam.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Rukyatul Hilal adalah kriteria penentu awal bulan kalender hijriyah dengan cara
merukyah (mengamati) hilal secara langsung. Apabila hilal (bulan sabit) tidak terlihat
(atau gagal terlihat), maka bulan (kalender) berjalan digenapkan (istikmal) menjadi 30
hari. Merujuk pada penemuan pertama ilmu hisab atau astronomi yakni nabi Idris, tampak
bahwa wacana (persoalan) hisab rukyat sudah ada sejak zaman itu, sehingga hisab rukyat
dalam telusuran sejarah dapat diyakini muncul sebelum temuan ilmu falak. Walaupun
demikian, belum ada yang dapat melacak benang merah dalam upaya menyambung
historitas awal dengan persoalan hisab rukyat sesudahnya.
Tarawih artinya secara harfiah adalah 'beristirahat', yang mengacu pada istirahat di
antara empat rakaat. Jumlah rakaat shalat tarawih bermacam-macam. Ada yang
melaksanakannya sebanyak 8 rakaat, yang dilaksanakan dengan dua rakaat atau empat
kali salam. Ada juga yang melaksanakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat, yang
dikerjakan 2 rakaat, 10 kali salam. Keputusan melaksanakan shalat tarawih 8 rakaat
maupun 20 rakaat kembali kepada pribadi kamu masing-masing. Baik delapan maupun
dua puluh rakaat, sama-sama ada riwayatnya. Keutamaan sholat tarawih yaitu
mendapatkan pahala berjalan ke masjid, meningkatkan silaturahmi, mendapatkan pahala
semalam penuh, sarana pembelajaran, serta sehat jasmani dan rohani.

10
DAFTAR PUSTAKA
Drs, Baidhowi.HB,S.H.hisab dan ru’kyatul hilal.diakses pada 24 Maret 13.50

Ahmad izzudin,fiqih hisab rukyat: menyatukan NU dan Muhammadiyah dalam penentuan


awal ramadhan,( PT.Gelora Aksara Pratama,2007)

Adhi Muhammad Daryono.Serba-serbi Sholat Tarawih.diakses pada 24 Maret 14.00

11

Anda mungkin juga menyukai