HISAB
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH:
KLP III:
HAIRIAH : 219190112
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa saya ucapkan kepada guru pembimbing dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Peyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG............................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................... 2
C. TUJUAN................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HISAB........................................................................................... 3
A. KESIMPULAN........................................................................................................ 9
B. SARAN ..................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari masyarakat Islam, sejak masa Rasulullah SAW hingga kini, karena
Ramadan atau Syawal. Perbedaan Idul Fitri misalnya, terjadi pada masa orde baru
pasca hadirnya Badan Hisab Rukyat milik pemerintah RI, yaitu pada tahun
1985, 1992, 1993, 1994 dan 1998 M. Dan perbedaan ini kembali terulang pada
tahun 2002, 2006, 2007, 2011 dan 2012 M. Padahal keberadaan Badan Hisab
awal Ramadan, Syawal dan Zulhijah. Tak jarang perbedaan ini membuat
2
masyarakat bingung dalam menentukan pilihan.
dari penggalan hadis Nabi Muhammad SAW terkait hisab rukyat, umat Islam
4
dengan penalaran melalui hisab).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hisab
2. Q.S Ar-Rahman: 5
Prase yang diungkap Rasulullah SAW: “bahwa kami ini adalah ummat
yang tidak bisa membaca dan berhitung” dinilai sebagai illah (alasan)
keberadaan observasi mata (rukyat) sebagai penanda awal Ramadhan yang
Rasulullah SAW sabdakan.
Hadf (tujuan) utama dari hadits ini adalah hendaklah seluruh ummat Islam
berpuasa penuh satu bulan pada bulan Ramadhan, dan jangan pernah
meninggalkan satu haripun tanpa adanya halangan yang membolehkan
baginya untuk berpuasa.
Terlebih bahwa saat ini ilmu pengetahuan ini sudah berkembang hampir
diseluruh belahan bumi. Ilmu ini bukanlah ilmu yang hanya diketahui oleh
segilintir orang saja. Di Indonesia ilmu ini terus berkembang, hingga kini
ada dua metode besar yang sering dipakai dalam penentuan awal
Ramadhan:
Ini adalah salah satu metode hisab yang digunakan oleh sebagian ormas di
negara kita Indonesia, khususnya Muhammadiyah. Sederhanyan, kriteria
metode Wujud Al-Hilal ini harus memenuhi tiga perkara:
Jika dalam hitungan ilmu hisab ketiga ini sudah terpenuhi, maka
bisa dipastikan bahwa pada malam tersebut sudah masuk bulan baru, dan
esoknya kita sudah berpuasa, walau tanpa memperhatikan ketinggian bulan,
asalkan posisinya sudah berada di atas ufuk.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
2005.
Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama Alamanak Hisabb Rukyat, Jakarta:
Algesindo,1994.