Anda di halaman 1dari 15

PENJAGAAN TANGGAL ISLAM

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Mira Febriyanti (2120206026)


2. Dea Ananda (2130206055)
3. Aditya Pramadhani (2130206061)

Dosen Pengampu :

Harisman Nizar, M. Pd.

Mata Kuliah :

Matematika Keislaman

PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2022
KATA PENGHANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat limpahan
rahmat dan karuniah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“PENJAGAAN TANGGAL ISLAM” .

Dalam menyelesaikan makalah ini, kami menemukan kesulitan-kesulitan. Hal ini


disebabkan karena kurangnya ilmu pengetahuan kami. Namun berhak bimbingan dari berbagai
pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dalam waktu yang tepat. Kami berharap semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dosen Pengampuh Mata Kuliah
Matematika Keislaman Bapak Harisman Nizar, M. Pd. yang telah memberikan pengarahan dan
pemmbelajaran bagi kami untuk dapat menyelesaikan ini sebagaimana dengan semestinya.

Kami, sangat menyadari sepenuhnya bahwa tugas kami yang berbentuk makalah ini
memang masih banyak kekurangan serta amat jauh dari kata kesempurnaan. Namun, kami
semua telah berusaha semaksimal mungkin dalam membuat tugas ini. Disamping itu kami sangat
mengharapkan kritik serta saranya dari teman-teman dan juga para pembaca demi tercapainya
kesempurnaan yang diharapkan dimasa yang akan datang.

Palembang, Juni 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR .................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................... 1
C. TUJUAN PENULISAN .......................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................................ 2
A. PENGERTIAN KALENDER HIJRIAH ............................................................................... 2
B. SEJARAH KALENDER HIJRIAH ....................................................................................... 3
C. CARA PENENTUAN KALENDER HIJRIAH ..................................................................... 5
D. HUBUNGAN MATEMATIKA DENGAN PENJAGAAN TANGGALAN ISLAM ............ 6
BAB III ............................................................................................................................................ 11
KESIMPULAN ................................................................................................................................ 11
A. KESIMPULAN ..................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kalender Islam atau Kalender Hijriah merupakan kalender yang perhitungannya didasarkan
pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi. Menurut Susiknan Azhari Kalender Hijriah merupakan
kalender yang berdasarkan sistem qamariah, awal bulannya terjadi setelah ijtimak dengan posisi hilal
diatas Ufuk dan Matahari terbenam terlebih dahulu dibandikan Bulan.

Di beberapa Negara yang berpenduduk mayoritas Islam, Kalender Hijriah juga digunakan
sebagai sistem penanggalan sehari-hari. Kalender Islam menggunakan peredaran bulan sebagai
acuannya, sedangkan kalender biasa (Kalender Masehi) menggunakan peredaran Matahari.

Kita perhatikan bahwa hari raya Islam setiap tahunnya tidak pernah jatuh pada tanggal yang
sama, pada kalender yang kita gunakan sehari-hari.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Kalender Hijriah ?
2. Bagaimana Sejarah Kalender Hijriah ?
3. Bagaimana Cara Penentuan Kalender Hijriah ?
4. Bagaimana Hubungan Kalender Hijriah Dengan Matematika ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui Pengertian Kalender Hijriah.
2. Untuk mengetahui Sejarah Kalender Hijriah.
3. Untuk mengetahui Cara Penentuan Kalender Hijriah.
4. Untuk mengetahui Hubungan Kalender Hijriah Dengan Matematika.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KALENDER HIJRIAH


Kalender Hijriah berasal dari dua kata yaitu kalender dan Hijriah. Istilah Kalender berasal dari
bahasa Inggris modern calendar, dari bahasa Inggris pertengahan berasal dari bahasa Perancis lama
calendier yang asal mulanya dari bahasa Latin kalendarium yang artinya buku catatan pemberi
pinjaman uang. Dalam bahasa Latinnya kalendarium berasal dari kata kalendae atau calendae yang
artinya hari permulaan suatu bulan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kalender memiliki makna yang sama dengan
penanggalan, almanak, takwim, dan tarikh. Menurut Ruswa Darsono dalam bukunya Penanggalan
Islam menjelaskan bahwa kalender merupakan sistem pengorganisasian satuan-satuan waktu yang
dengannya permulaan, panjang dan pemecahan bagian tahun ditetapkan yang bertujuan menghitung
waktu melewati jangka yang panjang.

Istilah Hijriah berasal dari bahasa arab ‫ هجر – ي جهر – هجرا‬yang artinya pindah ke negeri lain
atau hijrah, karena penamaan Hijriah mengacu pada perhitungan tahun pertama yang dimulai sejak
peristiwa hijrahnya Nabi dari Makkah ke Madinah. Sebagaimana yang dikutip oleh Susiknan Azhari
dalam Leksikon Islam bahwa kalender Hijriah adalah penanggalan Islam yang dimulai dari peristiwa
hijrah Nabi Muhammad saw. Dalam bahasa Inggris hijrah ditulis Hegira atau Hejira dengan kata
sifatnya Hejric, sehingga dalam bahasa Inggris kalender Hijriah disebut Hejric Calendar.

Kalender Islam atau Kalender Hijriah merupakan kalender yang perhitungannya didasarkan
pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi. Kalender Hijriah merupakan kalender yang berdasarkan
sistem qamariah, awal bulannya terjadi setelah ijtimak dengan posisi hilal diatas Ufuk dan Matahari
terbenam terlebih dahulu dibandikan Bulan.

Di beberapa Negara yang berpenduduk mayoritas Islam, Kalender Hijriah juga digunakan
sebagai sistem penanggalan sehari-hari. Kalender Islam menggunakan peredaran bulan sebagai
acuannya, sedangkan kalender biasa (Kalender Masehi) menggunakan peredaran Matahari.

2
B. SEJARAH KALENDER HIJRIAH
Kalender Hijriah adalah sistem penanggalan yang dibuat oleh umat islam pada abad ke-7.
Sistem kalender dalam islam ini diprakarsai oleh Umar Bin Khattab, yang kemudian digunakan oleh
umat muslim dan Negara-negara islam, yakni 17 tahun setelah hijrahnya Rasulullah Saw.

Tersusunnya tahun baru Hijriyah dimulai dari inisiatif di zaman kekhalifahan Umar bin
Khattab, tepatnya pada 638 Masehi. Dalam sebuah riwayat, disebutkan tentang adanya dokumen surat-
surat yang tertanggal Sya'ban tetapi tidak diketahui apakah Sya'ban yang dimaksud ini merujuk pada
tahun lalu atau tahun sekarang.

Saat itu surat-menyurat antar wilayah kegubernuran dengan pusat belum rapi akibat tidak
adanya rujukan penanggalan. Bahkan setiap daerah mencatat penanggalan dengan sistem kalender
lokal yang sering berbeda antara satu tempat dengan lainnya.

Lantas, Umar pun mengumpulkan para sahabat untuk berdiskusi soal bagaimana baiknya dalam
menyelesaikan masalah penanggalan tersebut. Sebab, sejak Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah
belum ada sistem penanggalan, termasuk ketika masuk di era kekhalifahan Abu Bakar.

Empat tahun pertama kekhalifahan Umar bin Khattab pun sebetulnya belum ada sistem
penanggalan yang dikenal sekarang sebagai tahun Hijriyah. Umar mengakui, saat itu urusan
perbendaharaan negara semakin banyak sehingga butuh sistem penanggalan yang jelas.

Setelah melewati proses diskusi, ada yang mengusulkan agar tahun lahir atau tahun wafat Nabi
Muhammad SAW menjadi titik awal penanggalan kalender Islam. Namun, pada akhirnya diputuskan
bahwa penanggalannya dimulai sejak peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke
Madinah yang kemudian disebut dengan kalender Hijriyah. Konsekuensinya, penanggalan kalender
tersebut diberlakukan mundur 17 tahun.

Alasan mengapa peristiwa hijrah Nabi Muhammad beserta para pengikutnya menjadi titik awal
tahun Hijriyah, karena peristiwa itu adalah peristiwa besar dalam sejarah awal perkembangan Islam.
Apalagi peristiwa hijrah adalah pengorbanan besar pertama yang dilakukan Nabi dan umatnya.

Disebutkan juga, bahwa tanggal 1 Muharram tahun 1 Hijriyah, jatuh pada hari Kamis tanggal
15 Juli 622 M. Penetapan ini jika berdasarkan pada pendekatan hisab karena irtifa’ hilal pada hari
Rabu 14 Juli 622 M sewaktu matahari terbenam sudah mencapai 5 derajat 57 menit. Pendapat lain
menyebut bahwa 1 Muharam tahun 1 Hijriah jatuh pada hari Jumat tanggal 16 Juli 622 M, dengan
menggunakan pendekatan rukyat.

3
Nama-nama bulan yang digunakan di dalam kalender Hijriyah telah berlaku sejak lama di
kalangan kaum Quraisy pada masa kenabian. Namun ketetapan Allah menghilangkan praktik
interkalasi (Nasi'). Praktik ini memungkinkan kaum Quraisy menambahkan bulan ke-13 atau lebih
tepatnya memperpanjang satu bulan tertentu selama 2 bulan pada setiap sekitar 3 tahun agar bulan-
bulan qomariyah tersebut selaras dengan perputaran musim atau matahari.

Karena itu pula, arti nama-nama bulan di dalam kalender qomariyah yang digunakan oleh
bangsa Arab beberapa di antaranya menunjukkan kondisi musim. Misalnya, Rabi'ul Awal yang artinya
musim semi yang pertama. Ramadhan berarti musim panas.

Kaum Quraish saat itu sering menyalahgunakan praktik nasi' tersebut dengan tujuan memperoleh
keuntungan dengan kehadiran jamaah haji pada musim yang sama di tiap tahun di mana mereka bisa
mengambil keuntungan perniagaan yang lebih besar. Akibatnya, ini menimbulkan ketidakjelasan
bilangan bulan tersebut. Hingga kemudian, turun firman Allah SWT yang melarang praktik itu.

‫الس هم هو ِت َو ْ َال ْر َم َِْْ َا‬ َّ ‫اّلل ي َ ْو َم َخلَ َق‬ ِ ٰ ‫ََش َشه ًْرا ِ ِْف ِك هت ِب ه‬ َ َ ‫ِا َّن ِعدَّ َة الشُّ ه ُْو ِر ِع ْندَ ا ه ٰ ِّلل اثْنَا ع‬
ِ ْ ‫هذ ِ َِل ٰ ِال ْي ُن الْقَ ِ ٰ ُّي ۙە فَ ََل ت َْظ ِل ُم ْوا ِفْيْ ِ َّن َانْ ُف َس ُ ُْك َوقَا ِتلُوا الْ ُم‬
‫َش ِك ْ َي َ فَفَّ ًة َ ََ يُقَا ِتلُ ْوََ ُ ُْك َا ْرب َ َع ٌة ُح ُر ٌم‬
‫اّلل َْ َع الْ ُمتَّ ِق ْ َي‬
َ ٰ ‫َ فَفَّ ًة َوا ْعلَ ُم ْوْٓا َا َّن ه‬
Inna 'iddatash shuhuuri 'indal laahis naa 'ashara shahran fii Kitaabil laahi yawma khalaqas samaawaati
wal arda minhaaa arba'atun hurum; zaalikad diinul qaiyim; falaa tazlimuu fiihinna anfusakum; wa
qootilul mushrikiina kaaaf fattan kamaa yuqooti luunakum

Artinya : "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah
di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram..." (QS At-Taubah Ayat
36).

Satu tahun hijriyah terdapat 12 bulan: Muharram; Shafar; Rabi'ul Awal; Rabi'ul Akhir; Jumadil
Awal; Jumadil Akhir; Rajab; Sya'ban; Ramadhan; Syawal; Dzulqa'idah; Dzulhijjah. Ada empat bulan
Haram, yang di dalamnya tidak boleh ada pertumpahan darah, yaitu Dzulqa'idah, Dzulhijjah,
Muharram, dan Rajab.

4
C. CARA PENENTUAN KALENDER HIJRIAH
Adapun Cara Penetuan Awal Bulan Pada Kalender Hijriah, yaitu :

1. Rukyatul Hilal
Rukyatul Hilal adalah criteria penentuan awal bulan (kalender) Hijriah dengan
merukyat (mengamati) hilal secara langsung. Apabila hilal (bulan sabit) tidak terlihat (atau
gagal terlihat), maka bulan (kalender) berjalan digenapkan (istikmal) menjadi 30 hari. Kriteria
ini berpegangan pada hadist Nabi Muhammad Saw : “Berpuasalah kamu karena melihat hilal
dan berbukalah kamu karena melihat hilal. Jika terhalang maka genapkanlah (istikmal) menjadi
30 hari.” Kriteria ini di Indonesia digunakan oleh Nahdlatul Ulama (NU), dengan dalih
mencontoh sunnah Rasulullah dan para sahabatnya dan mengikut ijtihad para ulama empat
mazhab.
2. Hisab
Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi
bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada Kalender Hijriah.
Adapun dalam kalangan hisab juga terjadi perbedaan, ini disebabkan karena perbedaan sistem
perhitungan dalam metode hisab yang digunakan, perbedaan tersebut diantaranya:
a. Hisab ‘urfi
Hisab ‘urfi merupakan sistem perhitungan penetapan bulan-bulan Kamariah yang
didasarkan pada waktu rata-rata peredaran Bulan. Sistem hisab metode ini dalam prakteknya
tidak memperhatikan posisi Bulan, hanya menggunakan perhitungan yang bersifat permanen.
Sistem hisab ini sudah ditentukan bahwa satu siklus tahun Hijriah ada 30 tahun yakni 11 tahun
kabisat berjumlah 355 hari dan 19 tahun basithah berjumlah 354 hari dengan perhitungan satu
tahun terdiri dari 12 bulan, 30 hari untuk bulan ganjil dan 29 hari untuk bulan genap kecuali
bulan yang ke-12 Zulhijjah yang berjumlah 30 hari pada tahun kabisat. Dan sistem ini berlaku
secara berulang-ulang dan terus menerus.
b. Hisab Istilahi
Hisab istilahi ini adalah metode perhitungan penanggalan yang didasarkan kepada
peredaran rata-rata Bulan mengelilingi Bumi. Hisab ini juga menetapkan adanya daur ulang
(siklus) tiga puluh tahun. Setiap tiga puluh tahun itu ditetapkan adanya 11 tahun Kabisat
(panjang) umurnya 355 hari, yaitu tahun-tahun ke 2, 5, 7,10, 13, 15, 18, 21, 24, 26 dan 29.
sedangkan 19 tahun selain tahun-tahun tersebut adalahtahun Bashitoh (pendek) umurnya 354
hari.
Secara konvensional ditetapkan bahwa tiap-tiap bulannya mempunyai aturan yang tetap
dan beraturan, yaitu untuk bulan-bulan ganjil umurnya 30 hari, sedangkan untuk bulan-bulan
5
genap umurnya 29 hari, kecuali untuk bulan ke-12 (Zulhijah) pada tahun Kabisah umurnya 30
hari. Adapun untuk nama-nama bulan menurut hisab istilahi ini adalah sebagai berikut:
Muharam, Safar, Rabi’ul Awal, Rabi’ul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban,
Ramadan, Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijah.
c. Hisab Haqiqi
Hisab haqiqi merupakan sistem perhitungan dalam penentuan awal bulan Kamariah
dengan metode penentuan kedudukan Bulan pada saat Matahari terbenam. Metode perhitungan
dalam hisab haqiqi terbagi lagi menjadi tiga jenis sistem perhitungan, yakni:
1) Hisab Haqiqi Taqribi
Hisab metode ini menggunakan data bulan dan matahari berdasarkan data dan tabel
Ulugh Bek dengan proses perhitungan yang sederhana. Hisab ini dilakukan hanya dengan cara
penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian tanpa menggunakan ilmu ukur segitiga
bola (spherical
trigonometry).
2) Hisab Haqiqi Tahqiqi
Hisab metode ini dicangkok dari kitab al-Mathla’ al-Said Rushd al-Jadid yang berakar
dari sistem astronomi serta matematika modern yang asal muasalnya dari sistem hisab
astronom-astronom Muslim tempo dulu dan telah dikembangkan oleh astronom-astronom
modern Barat berdasarkan penelitian baru. Metode ini adalah menghitung atau menentukan
posisi Matahari, Bulan, dan titik simbol orbit Bulan dengan orbit Matahari dalam sistem
koordinat ekliptika. Artinya, sistem ini mempergunakan tabel-tabel yang sudah dikoreksi dan
perhitungan yang relatif lebih rumit daripada
metode hisab haqiqi taqribi serta sudah memakai ilmu ukur segitiga bola.
3) Hisab Haqiqi kontemporer
Hisab metode ini menggunakan hasil penelitian terakhir dan menggunakan matematika
yang telah dikembangkan. Metodenya hampir sama dengan metode hisab haqiqi tahqiqi hanya
saja sistem koreksinya lebih teliti dan kompleks sesuai dengan kemajuan sains dan teknologi.
Rumus-rumusnya lebih disederhanakan sehingga untuk menghitungnya dapat menggunakan
kalkulator atau personal komputer.

D. HUBUNGAN MATEMATIKA DENGAN PENJAGAAN TANGGALAN ISLAM


1. Konversi Tahun Masehi Ke Tahun Hijriah
Tanggal, bulan, tahun Masehi dijadikan bilangan hari semuanya berdasarkan konsep
matematik.
6
Bulan dan tahun Masehi masing-masing dikurangi 1 (satu)
Tahun utuh dibagi 4, hasilnya dikalikan 1.461 hari. Jika terdapat sisa pembagian, sisa
tersebut dikalikan 365 hari.
Jumlah hari kemudian dikurangi selisih tetap tahun Hijriah dan tahun Masehi dan
anggaran baru Gregrorius XIII ( 13 hari ).

Menghitung selisih tetap tahun Hijriah dan tahun Masehi.

Tanggal 1 Muharram 1 H = 15 Juli 622 M

Tahun dan Bulan dikurang 1 (satu) :

621 tahun + 6 bulan + 15 hari

621 : 4 = 155 daur + 1 tahun + 6 bulan + 15 hari

155 daur = 155 × 1461 hari = 226.455 hari

1 tahun = 365 hari

6 bulan = 181 hari

15 hari = 15 hari (+)

Jumlah = 227.016 hari

Jadi selisih tetap tahun Hijriah dan Masehi adalah 227.016 hari.

Hasil pengurangan poin d adalah jumlah hari yang telah dilalui sejak awal hijriah
sampai dengan tanggal, bulan dan tahun Masehi yang ditanyakan. Kemudia dikonversi menjadi
tanggal, bulan dan tahun Hijriah dengan cara : Hasil poin d dibagi 10.631 hari, kemudian
hasilnya dikalikan 30 tahun, jika terdapat sisa maka sisa tersebut dibagi dengan 354 hari. Sisa
hasil bagi 354 hari dijadikan bulan dan hari (perhatikan beberapa kali tahun Kabisatnya).

Bulan dan tahun yang diperoleh masing-masing ditambah 1 (satu) :

Contoh perhitungan konversi

Tanggal 3 Desember 2014

Tahun dan bulan dikurangi 1 (satu) :

2013 tahun + 11 bulan + 3 hari


7
2013 : 4 = 503 daur + 1 tahun + 11 bulan + 3 hari

503 daur = 503 × 1461 hari = 734.833 hari

1 tahun = 365 hari

11 bulan = 334 hari

3 hari = 3 hari (+)

Jumlah = 735.585 hari

Selisih tetap tahun Hijriah dan Masehi = 227.016 hari

Anggaran baru Gregorius XIII = 13 hari (-)

Jumlah = 508.556 hari

508.556 hari : 10.631 hari = 47 daur sisa 8899 hari

47 daur × 30 tahun = 1.410 hari

8899 hari : 354 hari = 25 tahun ( ada 9 hari kabisat ) sisa 49 hari

49 hari = 49 – 9 hari kabisat = 40 hari

40 hari = 1 bulan 10 hari

Jadi 508.556 hari = 1.410 tahun + 25 tahun + 1 bulan + 10 hari

= 1.435 tahun + 1 bulan + 10 hari

Tahun dan bulan ditambah 1 (satu)

Dengan demikian tanggal 3 Desember 2014 bertepatan dengan tanggal 10 Shafar 1436 H.

2. Konversi Tahun Hijriah Ke Tahun Masehi


Tanggal, bulan dan tahun Hijriah dijadikan bilangan hari semuanya berdasarkan konsep
matematik.
Bulan dan tahun Hijriah masing-masing dikurangi 1 (satu).
Tahun utuh dibagi 30, hasilnya dikalikan 10.631 hari. Jika terdapat sisa pembagian, sisa
tersebut dikalikan 354 hari dan ditambah jumlah hari tahun Kabisatnya.
8
Jumlah hari kemudian ditambah selisih tetap tahun Hijriah dan tahun Masehi dan
anggaran Gregorius XIII ( 13 hari ).
Hasil penambahan poin d adalah jumlah hari yang telah dilalui sejak awal Masehi
sampai dengan tanggal, bulan dan tahun Hijriah yang ditanyakan. Kemudian dikonversi
menjadi tanggal, bulan dan tahun Masehi dengan cara : hasil poin d dibagi 1.461 hari,
kemudian hasilnya dikalikan 4 tahun, jika terdapat sisa maka sisa tersebut dibagi
dengan 365 hari. Sisa hasil bagi 365 hari dijadikan bulan dan hari.
Bulan dan tahun yang diperoleh masing-masing ditambah 1 (satu).

Contoh perhitungan konversi

Tanggal 1 Ramadhan 1435 H

1434 tahun + 8 bulan + 1 hari

1434 : 30 = 47 daur + 24 tahun + 8 bulan + 1 hari

47 daur = 47 × 10.631 hari = 499.657 hari

24 tahun = 24 × 354 hari + 9 hari kabisat = 8.505 hari

8 bulan = 236 hari

1 hari = 1 hari (+)

Jumlah = 508.399 hari

Selisih tetap tahun Hijriah dan Masehi = 227.016 hari

Anggaran baru Gregorius XIII = 13 hari (+)

Jumlah = 735.428 hari

735.428 hari : 1.461 hari = 503 daur sisa 545 hari

503 daur × 4 tahun = 2012 tahun

545 daur : 365 tahun = 1 tahun sisa 180 hari

180 hari = 5 bulan + 29 hari

9
Jadi 735.428 hari = 2012 tahun + 1 tahun + 5 bulan + 29 hari

= 2013 tahun + 5 bulan + 29 hari

Tahun dan Bulan ditambah 1 (satu)

Dengan demikian tanggal 1 Ramadhan 1435 H bertepatan dengan tanggal 29 Juni 2014.

3. Aritmatika Untuk Menentukan Tahun Kabisat Pada Kalender Islam


Untuk menentukan apakah suatu tahun Islam termasuk tahun kabisat Islam tidaklah
sulit. Bagilah suatu tahun Islam dengan 30, lalu ambil sisanya. Jika sisanya sama dengan angka
2, 5, 7, 10, 13, 16, 18, 21, 24, 26, atau 29, maka termasuk tahun kabisat Islam. contohnya tahun
1431 H, angka 1431 dibagi 30 adalah 47 bersisa 21. Karena bersisa 21, berarti 1431 H tahun
kabisat. Contoh lain, tahun 914 H, angka 914 dibagi 30 adalah 30 besisa 14. Karena bersisa 14,
dan 14 tidak ada pada angka diatas. Berarti 914 H bukan tahun kabisat.

10
BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Kalender Islam atau disebut Kalender Hijriah merupakan kalender yang perhitungannya
didasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi. Menurut Susiknan Azhari kalender Hijriah
merupakan kalender yang berdasarkan sistem qamariah, awal bulannya terjadi setelah ijtimak dengan
posisi hilal diatas Ufuk dan Matahari terbenam terlebih dahulu dibandingkan Bulan.

Ada 2 cara dalam menentukan awal bulan pada kalender Hijriah yaitu rukyat dan hisab. Rukyat
adalah metode menentukan awal bulan dengan cara melihat bulan secara langsung. Sedangkan hisab
adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam
menentukan dimulainya awal bulan pada Kalender Hijriah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hesty Lestari, 2016, “Kaitan Islam dan Ilmu Matematika”

LD Manzil, 2016, “Unifikasi Kalender Hijriah”, Jurnal UIN Walisongo Semarang, Vol 01 Tahun 2016

Rinto Anugraha, 2017, “Unifikasi Kalender Hijriah”, Jurnal Universitas Gajah Mada, Vol 01 Tahun
2017

Lukman Hadi Subroto, 2022, “Sejarah Kalender Hijriah dan Bagaimana Perhitungan Penanggalan
dalam Islam Ini ?”, Kompas.com

M. Nashirudin, “Sejarah dan Sistem Kalender Hijrah DiIndonesia”, https://eprints.walisongo.ac.id

12

Anda mungkin juga menyukai