Anda di halaman 1dari 41

KALENDER MASEHI, HIJRIAH, DAN

PENENTUAN ARAH KIBLAT

Kelompok 8
Aditiya Wulansari (1152070005)
Anisa Siti Ganjari (1152070011)
Hawinda Restu P. (1162070033)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
DEFINISI PENANGGALAN

• Istilah kalender berasal dari bahasa Inggris modern “calendar”, yang


asalnya dari bahasa Perancis lama “calendier” dan dari bahasa Latin
“kalendarium” artinya buku catatan pemberi pinjaman uang.

• Menurut bahasa Latinnya sendiri kalendarium berasal dari kalendae


atau calendae yang artinya “hari permulaan suatu bulan”,
sedangkan dalam bahasa Indonesia kalender adalah penanggalan.

• Jadi kalender/penanggalan adalah sebuah sistem untuk memberi nama


pada sebuah periode waktu .
PENANGGALAN KALENDER MASEHI

• Penanggalan Masehi didasarkan pada perhitungan peredaran bumi


mengelilingi matahari.

• Penanggalan ini dikenal dengan tahun syamsiyah, solar system, atau


tahun surya” , karena perhitungannya berdasarkan pada peredaran
matahari.
Gerak Semu Tahunan Matahari

Terdapat dua macam periode lama revolusi bumi terhadap matahari


dalam waktu satu tahun, yaitu tahun sideris dan tahun tropis

• Tahun sideris adalah periode revolusi bumi mengelilingi matahari


satu putaran (elips) penuh yang membutuhkan waktu selama 365,2564
hari atau 365h 6j 9m 10d.

• Tahun tropis adalah periode relatif revolusi bumi mengelilingi


matahari terhadap titik musim semi yang membutuhkan waktu selama
365,2422518 hari atau 365h 5j 48m 46d.
Lanjutan...

Belahan Belahan
Tanggal
Bumi Utara Bumi Selatan

21 Maret – 21
Musim Semi Musim Gugur
Juni

21 Juni – 23
Musim Panas Musim Dingin
September

23 September –
Musim Gugur Musim Semi
22 Desember

22 Desember – Musim
Musim Panas
21 Maret Dingin
Kalender Matahari

• Kalender matahari adalah suatu sistem penanggalan berdasarkan


matahari (solar = matahari), setiap tanggalnya menunjukkan posisi
bumi ketika berevolusi mengelilingi matahari.

• Diantara jenis-jenis kalender yang menggunakan sistem matahari;

1. Kalender Romawi

2. Kalender Julian

3. Kalender Gregorian
Kalender Romawi Kuno
No. Bulan Makna Umur
1 Martius (Maret) Mars (Dewa perang) 31
Apru (Dewa asmara
2 Aprilis (April) 30
bangsa Etruscan)
Maia (Saudara tertua
3 Maius (Mei) 31
Atlas)
4 Junius (Juni) Juno (Isteri Jupiter) 30
Bulan ke-5, lalu diubah
5 Quantilis (Juli) Julius(dinisbatkan raja 31
Julius Caesar)
Bulan ke-6, lalu diganti
Augustus (dinisbatkan
6 Sextilis (Agustus) 30
kepada raja Augustus
Caesar)
September
7 30
(September) Bulan ke-7
8 October (Oktober) Bulan ke-8 31
November
9 Bulan ke-9 30
(November)
December
10 Bulan ke-10 30
(Desember)
Jumlah 304
Lanjutan...

No. Nama Bulan Umur No. Nama Bulan Umur


1 Martius 31 7 September 29
2 Aprilis 29 8 October 31
3 Maius 31 9 November 29
4 Junius 29 10 December 29
5 Quintilis 31 11 Ianuarius 29
6 Sextilis 29 12 Februarius 28
Kalender Julian

Kalender ini dinisbatkan kepada Julius Caesar yang telah melakukan


pengoreksian sistem penanggalan pada masa pemerintahannya. Diantara
koreksi yang ia lakukan antara lain;

• Mengubah sistem kalender dari sistem lunar menjadi sistem solar.

• 1 tahun = 12 bulan = 365 ¼ hari, yaitu setiap tahun berjumlah 365 hari
(tahun basithah) dan 366 hari (tahun kabisat).

• Bulan ganjil berjumlah 31 hari dan bulan genap berjumlah 30 hari,


kecuali bulan Februari yang berjumlah 29 hari pada tahun basithah dan
berjumlah 30 hari pada tahun kabisat.
Kalender Gregorian

• Terjadinya perubahan kalender Julian menjadi kalender Gregorian,


adanya selisih antara panjang satu tahun dalam kalender Julian
dengan panjang rata-rata tahun tropis (tropical year).

• Satu tahun kalender Julian adalah 365,2500 hari. Sementara


panjang rata-rata tahun tropis adalah 365,2422. Berarti dalam satu
tahun terdapat selisih 0,0078 hari atau hanya sekitar 11 menit.
Namun, selisih ini akan menjadi satu hari dalam jangka 128 tahun.
Lanjutan...

• Pada tahun 1582 M Paus Gregorius XIII mendapati bahwa musim


semi jatuh pada tanggal 11 Maret, telah bergeser 10 hari dari
tanggal yang ditetapkan pada konsili Nicaia.

• Untuk mengatasi hal ini Paus Gregorius XIII membuat komisi yang
bertugas mengoreksi kalender dipimpin oleh Christopher Clavius.
Lanjutan...

No. Nama Bulan Asal Mula Nama

1 Januari Bulan pertama dalam tahun Masehi Januarius Mensis

2 Februari Berasal dari nama dewa Februus, Dewa Penyucian.

3 Maret Berasal dari nama Dewa Mars, Dewa Perang

Berasal dari nama Dewi Aprilis, atau dalam bahasa


4 April Latin disebut juga Aperire yang berarti ”membuka”

Berasal dari nama Dewi Kesuburan Bangsa Romawi,


5 Mei Dewi Maia

6 Juni Berasal dari nama Dewi Juno


Lanjutan...
No. Nama Bulan Asal Mula Nama
Di bulan ini Julius Caesar lahir, sebab itu dinamakan
7 Juli sebagai bulan Juli. Sebelumnya bulan Juli disebut sebagai
Quintilis, yang berarti bulan kelima dalam bahasa Latin
Berasal dari nama kaisar Romawi, yaitu Agustus
8 Agustus
Berasal dari bahasa Latin Septem, yang berarti tujuh.
9 September September merupakan bulan ketujuh dalam kalender
Romawi sampai dengan tahun 153 SM
Berasal dari bahasa Latin Octo, yang berarti delapan.
10 Oktober Oktober merupakan bulan kedelapan dalam kalender
Romawi sampai dengan tahun 153 SM
Berasal dari bahasa Latin Novem, yang berarti sembilan.
11 November November merupakan bulan kesembilan dalam kalender
Romawi sampai dengan tahun 153 SM.
Berasal dari bahasa Latin Decem, yang berarti sepuluh.
12 Desember Desember merupakan bulan kesepuluh dalam kalender
Romawi sampai dengan tahun 153 SM
PENENTUAN KALENDER HIJRIAH

‫;التقويم الهجري‬
at-taqwim al-
hijri

Kalender
Qamariyah
Kalender
atau disebut
Umat Islam
juga kalender
lunar
KALENDER
HIJRIYAH

Patokannya
adalah Hijrah Nabi
pergerakan Dari Makkah
bulan Ke Madinah
(qamar)
Lanjutan...

• Kalender Hijriyah ‫( التقويم الهجري‬at-taqwim al-hijri) adalah kalender


yang digunakan oleh umat Islam untuk melaksanakan hari-hari
keagamaan, termasuk dalam menentukan tanggal atau bulan yang
berkaitan dengan ibadah atau hari-hari penting lainnya.

• Tahun pertama kalender ini adalah tahun di mana terjadi peristiwa


Hijrahnya Nabi Muhammad saw. dari Makkah ke Madinah (622 M).

• Berpatokan pada pergerakan bulan (qamar) mengelilingi bumi,


sehingga disebut juga kalender Qamariyah dan kalender lunar.
Sistem Penanggalan Kalender Hijriah

• Kalender Hijriyah adalah sistem penanggalan yang memiliki dua belas


bulan, yang setiap bulannya berlangsung sejak penampakan pertama
bulan sabit hingga penampakan berikutnya dengan selang waktu
berkisar antara 29 sampai 30 hari.

• Berpatokan pada siklus sinodis bulan, yaitu ketika bulan mengorbit


kepada bumi.

• Tidak memiliki keterikatan dengan tahun tropis, satu tahun jumlah


umur hari jika dibandingkan dengan kalender Masehi memiliki selisih
11.53 hari lebih pendek dari pada kalender Masehi.
Lanjutan...

• Perhitungan hari dimulai sejak terbenamnya matahari dan berakhir


ketika matahari terbenam pada hari berikutnya.

• Dalam kalender Hijriah memerlukan 30 tahun dalam satu daur, tiap 30


tahun terdapat 11 tahun kabisat dan 19 tahun basithah.

• Bulan mengelilingi bumi dalam bentuk lintasan yang elips dengan


kecepatan tempuh total dalam satu tahun sama dengan 354 hari 8 jam
48,5 menit, yang kalau kita sederhanakan diketahuilah bulan selama
setahun itu sama dengan 354 11/30 hari.
Q.S. At-Taubah (9): 36

“Sesungguhnya bilangan Bulan pada sisi All ah adalah dua belas bulan,
dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di
antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus,
Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat
itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana
merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya
Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”
Lanjutan...

No. Penanggalan Islam Lama Hari


1 Muharram 30
2 Safar 29
3 Rabiul Awwal 30
4 Rabiul Akhir 29
Nama-Nama Bulan 5 Jumadil Awwal 30

dalam Kalender 6 Jumadil Akhir 29


7 Rajab 30
Hijriah 8 Sya’ban 29
9 Ramadhan 30
10 Syawwal 29
11 Dzulqa’dah 30
12 Dzulhijjah 29/30
Jumlah 354/355
Kaidah Astronomi dalam Penentuan Bulan Hijriah

Peredaran Bulan Mengelilingi Matahari

Titik Apogee dan Perigee

Gerak relatif Bulan dan Bumi. (a) Gambar dilihat dari atas bidang
ekliptika. (b) Gambar dilihat sejajar dengan bidang ekliptika.
Lanjutan...

Berdasarkan acuan revolusinya, bulan memiliki dua periode yang berbeda:

• Periode siderik adalah selang waktu yang diperlukan untuk berevolusi


360o (tepat 1 putaran) mengitari Bumi dengan mengacu ke suatu bintang.
Periode sideris bulan yaitu periode orbit bulan mengelilingi bumi
27.32166 hari.

• Periode sinodis bulan atau penampakan dua fase bulan yang sama secara
berurutan 29.530589 hari. Stephenson dan Baolin (1991) mengkaji selang
waktu siklus sinodik bulan selama 5000 tahun mereka mendapatkan siklus
terpendek 29.2679 hari dan siklus terpanjang 29.8376 hari.
Lanjutan...
Fase-Fase Bulan
Ijtima’ atau Bulan Baru (New Moon)

Ijtima’ atau bulan baru (New Moon) adalah peristiwa segaris/


sebidangnya pusat bulan dan pusat matahari dari pusat bumi. Dalam
astronomi pada saat demikian bulan dan matahari memiliki bujur
ekliptika atau “bujur Astronomi” yang sama.
Awal Bulan

Awal bulan (New Month) menandai awal penanggalan bulan Hijriyah.


untuk penanggalan Hijriyah awal berlangsungnya tanggal dimulai saat
matahari terbenam (ghurub), dan awal bulan tergantung pada posisi
hilal pada tanggal 29 bulan Hijriyah yang sedang berjalan.
Lanjutan...

1. Jika pada saat ghurub tanggal 29 bulan Hijriyah, posisi bulan belum
mencapai ijtima’ secara astronomis, maka bulan yang sedang berjalan
berumur 30 hari, atau keesokan harinya masih berada dibulan yang
sedang berjalan.
2. Jika pada saat ghurub tanggal 29 bulan Hijriyah ijtima’ sudah terjadi,
posisi hilal terhadap matahari negatif atau hilal tebenam lebih dahulu
dibanding matahari, maka umur bulan yang sedang berjalan berumur 30
hari.
3. Jika pada tanggal 29 bulan Hijriyah ijtima’ sudah terjadi sebelum
ghurub, posisi hilal positif atau matahari tenggelam terlebih dahulu
dibanding bulan, maka penentuan awal bulan berdasarkan kriteria
syari’ah. Jika memenuhi kriteria maka keesokan harinya sudah masuk
tanggal 1 bulan baru Hijriyah. Jika belum memenuhi kriteria maka
besoknya merupakan tanggal 30 bulan yang sedang berjalan.
PENENTUAN ARAH KIBLAT

• Kiblat berasal dari bahasa Arab ( ‫ )قبلة‬adalah menghadap.

• Arah kiblat adalah arah yang merujuk ke suatu tempat dimana


bangunan terdapat Ka’bah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.

• Pada awalnya, kiblat mengarah ke Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa


Jerusalem di Palestina, namun pada tahun 624 M ketika Nabi
Muhammad SAW hijrah ke Madinah, arah kiblat berpindah ke arah
Ka’bah di Makkah hingga kini atas petunjuk wahyu dari Allah SWT
(Q.S. Al-Baqarah(2): 142-150).
Lanjutan...

• Kaidah dalam menentukan arah kiblat memerlukan suatu ilmu


khusus yang harus dipelajari atau sekurang-kurangnya meyakini arah
yang dibenarkan agar sesuai dengan syariat.

• Selisih 1° akan menyebabkan pergeseran sebesar 126 kilometer ke


Utara atau Selatan Ka’bah itu sendiri.
Pengukuran Arah Kiblat

Istiwa A’zam

• Ketika matahari posisinya tepat berada di atas Ka’bah.

• Terjadi setiap tanggal 28 Mei pukul 16:18 WIB (12:18 waktu


Makkah) dan 16 Juli pukul 16:27 WIB (12:27 waktu Makkah).

• Pada saat itu semua bayangan benda yang berdiri tegak lurus akan
menghadap ke arah Ka’bah. Fenomena ini terjadi akibat gerakkan
semu matahari yang disebut gerak tahunan matahari (musim).
Lanjutan...

1. Mendirikan sebuah tiang di sekitar lokasi


yang hendak diukur arah kiblatnya.

2. Pastikan tiang tersebut tegak dan lurus.

3. Tempat yang dipilih untuk pengukuran


ini tidak boleh terlindung dari cahaya
matahari. Oleh karena matahari berada di
Barat, maka bayangan akan ke arah
Timur, maka arah kiblat ialah bayang
yang menghadap ke Barat.
Lanjutan...

Koordinat Posisi Geografis

• Setiap lokasi di permukaan bumi ditentukan oleh dua bilangan yang


menunjukkan kooordinat atau posisinya: Latitude φ (Lintang) dan
Longitude λ (Bujur).

• Acuan pengukuran dari suatu tempat yang merupakan perpotongan


antara garis Ekuator dengan Garis Prime Meridian yang melewati
kota Greenwich Inggris. Titik ini berada di Laut Atlantik kira-kira
500 km di Selatan kota Accra Republik Ghana Afrika.
Lanjutan...

• Satuan koordinat lokasi dinyatakan dengan derajat, menit busur dan


detik busur dan disimbolkan dengan ( °, ', " ).
Lanjutan...

Teori Trigonometri Bola (Spherical Trigonometri)

• Trigonometri bola adalah ilmu ukur sudut bidang datar yang


diaplikasikan pada permukaan berbentuk bola yaitu bumi yang kita
tempati.

• Ilmu ini pertama kali dikembangkan para ilmuwan muslim dari


Jazirah Arab seperti Al-Battani dan Al-Khawarizmi dan terus
berkembang hingga kini menjadi sebuah ilmu yang mendapat
julukan Geodesi.
Lanjutan...

Konsep Arah Kiblat pada Teori Trigonometri Bola (Bola) dan


Teori Geodesi (Ellipsoid)

Dari hasil perhitungan azimuth kiblat menggunakan kedua teori


tersebut, ternyata terdapat selisih/perbedaan sudut azimuth. Perbedaan
sudut ini disebabkan konsep pendekatan bentuk bumi yang digunakan
kedua teori berbeda
Lanjutan...

• Sebagaimana sudah disepakati secara umum


bahwa arah adalah “jarak terpendek” berupa
garis lurus ke suatu tempat, sehingga kiblat juga
menunjukkan arah terpendek ke Ka’bah. Karena
bentuk bumi yang bulat, garis ini membentuk
busur besar sepanjang permukaan bumi.

• Lokasi Ka’bah berdasarkan pengukuran


menggunakan GPS secara astronomis

φ = 21° 25' 21.04" LU dan λ = 39° 49' 34.04" BT


Lanjutan...

Untuk perhitungan arah kiblat, ada 3 buah


titik yang harus dibuat, yaitu:
1. Titik A, diletakkan di Ka’bah
(Makkah).
2. Titik B, diletakkan di lokasi yang akan
ditentukan arah kiblatnya.
3. Titik C, diletakkan di titik kutub Utara.

Bila ketiga titik tersebut dihubungkan


dengan garis lengkung permukaan bumi,
maka terjadilah segitiga bola ABC
Lanjutan...

Untuk perhitungan arah kiblat, hanya diperlukan dua data :


1. Koordinat Ka’bah φ = 21o 25’ LU dan λ = 39o 49’ BT
2. Koordinat lokasi yang akan dihitung arah kiblatnya

sin λt − λK
tg K =
cos φt . tan φK − sin φt . cos λt − λK

K = Sudut arah kiblat dari Utara ke Barat


φK = Lintang Ka’bah (21o25’ LU)
λK = Bujur Ka’bah (39o49’ BT)
φt = Lintang Tempat/Kota
λt = Bujur Tempat/Kota
Lanjutan...

Theodolit dan GPS

• Theodolit adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut


horizontal dan sudut vertikal, yang banyak digunakan sebagai piranti
pemetaan pada survey geologi dan geodesi.

• Di samping theodolit, ada Total Station yang dilengkapi dengan


piranti GPS sebagai pemandu arah dan posisi.

• Sistem kerja alat ini yaitu dengan bantuan sinar matahari untuk
mengetahui posisi azimuth matahari, sehingga dapat diketahui arah
Utara sejati yang digunakan untuk menentukan arah kiblat.
Lanjutan...

• Untuk mendapatkan hasil pengukuran dengan theodolit yang akurat,


maka dibutuhkan data yang akurat pula. Data titik koordinat suatu
tempat yang digunakan dalam penentuan arah kiblat sebaiknya
diperoleh dari GPS.
Lanjutan...

Kompas
• Pengukuran arah kiblat maupun arah Utara dengan berbagai model
kompas masih memiliki kesalahan/penyimpangan bervariasi sesuai
dengan deklinasi magnetik suatu tempat.
• Penggunaan kompas harus digunakan pada area lapangan yang
sekiranya tidak terdapat besi dan bahan logam lainnya dan tetap
menggunakan koreksi deklinasi magnetik.
• Ini dilakukan untuk meminimalisir penyimpangan yang
ditunjukkan Utara magnetis kompas.
• Pengukuran kiblat dengan kompas ini terbatas hanya pada satuan
derajat busur yang ada pada kompas tersebut.
AYAT AL-QURAN DAN TAFSIRNYA

“Sesungguhnya bilangan Bulan pada sisi All ah adalah dua belas bulan,
dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di
antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus,
Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat
itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana
merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya
Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. At-Taubah [9]: 36)

Anda mungkin juga menyukai