Anda di halaman 1dari 11

PENANGGALAN (TARIKH)

Pengantar

Kalender (Taqwim) adalah refleksi tentang sistem terapan waktu yang dilakukan manusia
berdasarkan dasar-dasar yang tetap untuk menjadi pegangan, tanda dan aturan terhadap kegiatan
perjalanan kehidupan manusia sehari-hari sepanjang sejarah.1

Macam-Macam Penanggalan:
Terdapat tiga model dasar penanggalan yang dikenal didunia saat ini, yaitu;
1. Dasar penanggalan Matahari (Solar System)
2. Dasar penanggalan Bulan (Lunar System)
3. Dasar penanggalan Bulan-Matahari (Lunar-Solar System)

1. Dasar penanggalan Matahari

Penanggalan/tahun matahari -dikenal juga dengan tahun tropical (sanah al madariyah)- adalah
periode berakhir/berlalunya dua kedudukan di matahari dari titik hamal (i'tidal raby'iy) secara gerak
semu disekitar Bumi dengan masa 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik (365,2422 hari).2

Ilustrasi:
Lingkaran ekliptika memotong ekuator langit didua tempat dan kedua titik potong itu disebut
equinox1 dan equinox2. Oleh karena equinox1 (titik hamal / i'tidal rabi'iy) menjadi titik dasar
dalam menghitung bujur astronomis, maka lama matahari berangakat dari equinox1 kembali lagi ke
equinox1 sedikit pendek dari masa revolusi Bumi, karena equinox1 setiap tahun bergerak retograt
sebesar 0,0139645. Maka waktu yang berlangsung antara dua kedudukan Matahari yang sama dan
berturut-turut terhadap equinox1 = 360 / 360 - 0,0139645 x 365,25636042 hari = 365,24219879
(365,2422) hari. Waktu berangkat Matahari dari equinox1 kembali lagi ke equinox1 disebut satu
tahun tropical yang menggambarkan satu rangkaian siang dengan malam.3

Penanggalan berdasarkan Matahari terhitung sebagai penanggalan yang paling banyak digunakan di
dunia hingga sat ini, dengan alasan:
- Tetapnya panjang (masa) tahunannya
- Keterkaitan dan ketepatannya dengan fenomena geografis khususnya perubahan
musim/pertanian.4

Meski demikian, terdapat keragaman tentang panjang tahunan Matahari dibeberapa penanggalan
yang ada, antara lain ada yang menetapkan 360 hari, 365 hari, 365,25 hari dan 366 hari. Demikian
pula terhadap bilangan dan panjang masing-masing bulan-bulannya.

Diantara jenis-jenis penanggalan (kalender) sistem matahari a.l.;


1. Kalender Mesir kuno/Kalender Koptik (Taqwim al Mashry al Qadim/Taqwim Qibthy)
2. Kalender Romawi kuno (Taqwim ar Rumany al Qadim)
3. Kalender Julian ( Taqwim Yuliyany)
1
Dr. Ali Hasan Musa, at Tawqit wa[t] Taqwim, Dar[ul] Fikr al Mu'ashir-Libanon, cet.II, 1419 H/1998 M., h. 97
2
Ibid, h. 99
3
Dra.Hj.Erlina Hasan, Penanggalan (Tarikh), Diktat Mata Kuliah Ilmu Falak Fakultas Syari'ah Universitas Islam
Sumatera Utara-Medan, t.t., h. 8
4
Dr.Ali Hasan Musa, Loc.cit.

1
4. Kalender Gregorius (Taqwim Ghrighary)
5. Kalender Suryani (Taqwim Suryany)
6. dll.

2. Dasar penanggalan Bulan

Penanggalan bulan (Taqwim Qamary) adalah penanggalan yang didasarkan pada peredaran Bulan
mengelilingi Bumi dalam orbitnya dengan masa 29 hari, 12 jam, 44 menit 3 detik (29,530589 hari).5
Dari peredaran ini, dalam 12 bulan berarti sama dengan 354,3670694 hari (354 hari, 8 jam, 8 menit,
35 detik), yang berarti lebih sedikit dari tahun Matahari sekitar 11 hari (10 hari 21 jam).
Penanggalan Bulan dimulai dari terbenamnya Matahari (setelah terjadinya konjungsi Bulan dan
Matahari) yang ditandai dengan terlihatnya hilal. Penanggalan ini terbanyak digunakan umat Islam
dalam menentukan waktu-waktu ibadah, terutama penetapan awal Ramadhan-Syawal dan
Dzulhijjah.

Diantara jenis-jenis penanggalan (kalender) sistem bulan a.l.;


1. Penanggalan Hijriyah (Islam/Arab)
2. Penanggalan Arab sebelum Islam
3. Penanggalan China
4. Penanggalan Jawa
5. dll.

3. Dasar penanggalan Bulan-Matahari

Penanggalan Bulan-Matahari adalah penanggalan yang didasarkan pada dua fenomena Bulan dan
Matahari, yaitu dengan perjalanan Matahari untuk tahunan, dan dengan perjalanan Bulan untuk
aktifitas bulanan sperti puasa, hari raya, perayaan-perayaan, dll.

Diantara jenis-jenis penanggalan (kalender) sistem Bulan-Matahari a.l.;


1. Penanggalan Yunani (Greek)
2. Penanggalan Babilonia
3. Penanggalan Yahudi ('Ibry)
4. dll.

Dengan alasan sempitnya waktu dan cukup rumitnya masing-masing jenis penanggalan, maka
disini, dari beragam jenis penanggalan yang ada, yang kita bicarakan tiga jenis penanggalan saja,
yaitu; 1.] Penanggalan Mesir kuno, 2.] Penanggalan Masehi, 3.] Penanggalan Islam (Hijriyah).
Dengan alasan, penanggalan Mesir kuno, karena penulisan makalah ini berada dinegeri Mesir.
Penanggalan Hijriyah (Islam) digunakan umat Islam dalam ibadah, Penanggalan Masehi, digunakan
secara internasional. Wallah a'lam.

Kalender Mesir Kuno (Taqwim al Mashry al Qadim)

Penanggalan Mesir kuno -berikutnya dikenal dengan penanggalan Qibthy- menggunakan sistem
tahun matahari dengan panjang masa satu tahun = 365 hari (berarti kurang 0,2422 hari dari tahun
matahari sesungguhnya). Kalender ini tidak berpatokan pada fenomena alami matahari, namun
berpedoman pada salah satu bintang bersinar yang sangat masyhur di langit Mesir diketika malam-
malam bulan musim panas (summer) yaitu bintang Sirius (najm as syi'ra al yamaniyyah) yang
5
Ibid, h.115

2
muncul dibagian timur sekitar tanggal 19 Juli (tamuz / ‫ )تموز‬dan mulai bersinar diakhir bulan
Agustus (ab / ‫)آب‬. Munculnya bintang ini secara bersamaan ditandai dengan datangnya banjir
sungai Nil hingga mencapai puncak Delta. Dengan terbanjirinya lahan-lahan bumi Mesir dengan
lumpur-lumpurnya menjadikan bumi Mesir subur.6

Perhatian bangsa Mesir kuno terhadap bintang dan datangnya banjir tersebut terus mengakar,
hingga menjadi pedoman mengetahui masa tahunan, yang berikutnya menjadi penanggalan yang
terus digunakan selama berabad-abad. Masa dari munculnya bintang dan datangnya banjir tersebut
ke musim berikutnya bertepatan selama 365 hari, yang berarti kurang 0,2422 atau 1/4 hari dari masa
tahun matahari sesungguhnya. Yang berarti pula, dalam masa 4 tahun terdapat pengurangan satu
hari, hal ini menjadi persoalan teoritis dalam kalenderisasi kalender Mesir kuno.

Bangsa Mesir kuno menetapkan masa satu tahun 365 hari, dengan jumlah bulan sebanyak 12 bulan
dengan panjang hari seluruhnya sama yaitu 30 hari (30 x 12 = 360). Sementara sisa 5 hari
ditambahkan dipenghujung tahun, yang disebut hari interkalasi (ayyam an nasy') yang sekaligus
dijadikan sebagai hari libur akhir tahun. Penanggalan ini telah dimulai bangsa Mesir kuno semenjak
tahun 4236 SM.7

Persoalan diatas menyebabkan setelah berlalunya masa selama 1460 tahun akan terjadi kesalahan
selama 365 hari (± satu tahun), yaitu; 1460/4 = 365 hari. Mesir kuno menyadari adanya masa
kekurangan 365 hari dalam masa 1460 tahun ini, berkaitan dengan ini mereka namakanlah hal ini
dengan siklus spedt / ‫ سبدت‬yaitu masa (periode) Bintang Sirius (Najm as syi'ra al yamaniyah).

Sejak tahun 238 SM, Mesir kuno mulai menggunakan aturan tahun kabisat8, sekira menjadikan
masa satu tahun = 365 1/4 hari. Dengan menjadikan tiap-tiap tahun keempat sebagai tahun kabisat
dengan jumlah hari 366, meski penggunaan ini tidak dipatuhi secara konsisten namun terterapkan
secara konsisten dimasa sistem penanggalan Julian dan Gregorius.

Penanggalan Mesir kuno dalam kesatuan 28 tahun akan terjadi tahun kabisat (jumlah hari satu tahun
= 366 hari, dan hari interkalasi (nasy'i) sebanyak 6 hari) yaitu tahun ke 3, 7, 11, 15, 19, 23, 27,
sementara selainnya tetap 365 hari dengan hari interkalasi sebanyak 5 hari.9

Ketika Imperium Romawi menguasai Mesir (sekitar tahun 284 M), Mesir kuno mulai menggunakan
sistem kalender koptik (taqwim qibthy)10, yang merupakan lanjutan dari kalender Mesir kuno yang
terus digunakan dan dikenal hingga saat ini, dengan tetap berpedoman pada tahun Matahari dengan
panjang masa satu tahun 365 1/4 hari.
Bulan-bulan kalender Qibthy

6
Ibid, h. 100
7
Ibid, h. 101
8
Tahun Kabisat / tahun panjang (dalam penanggalan Miladiyah) adalah tahun yang mengalami penambahan satu hari
pada bulan Februari sehingga menjadi 29 hari dalam setiap masa empat tahun. Dinamakan 'Kabisat' karena
kesesuaiannya dibagi empat dengan tanpa sisa. (Mu'jam al Wajiz, h.526) Yang selanjutnya jumlah hari dalam satu
tahunnya menjadi 366 hari. Lawan (kebalikan) tahun Kabisat disebut Tahun Basithah / tahun pendek, yaitu tahun yang
tidak mengalami penambahan satu hari pada bulan Februari, alias jumlah hari dalam satu tahunnya tetap 365 hari dan
jumlah hari bulan Februarinya tetap 28 hari .
9
Abdus Sami' Salim al Harawy, al Waqt[u] wa[t] Tawqit, j.II, Silsilat[ul] 'Ilm wa[l] Hayah (60), al Hay'ah al Mishriyyah
al A'mmah li[l] Kitab, 1995, h. 92
10
Kata 'Qibth' atau 'Aqbath' pada awalnya diperuntukkan untuk penduduk Mesir kuno secara umum, namun ketika
penduduk Mesir kuno banyak memeluk agama Masehi (Kristen), gelar qibth atau aqbath lama kelamaan hanya
diperuntukkan bagi yang memeluk agama Masehi (Kristen) saja. Kata ini (baca: qibth atau aqbath) merupakan nisbah
kepada kota (‫ جيط )جبيتيو‬ibukota wilayah ‫ نتروى‬Propinsi Sha'id Mesir, yang saat ini dikenal dengan nama ‫ قفط‬. Dalam
bahasa Yunani (Greek) kota ini (baca: (( ‫ جيط )جبيتيو‬disebut ‫ كوبنوس‬, berikutnya teradopsi kekata Egypt. (Lihat: Ibid, h.
90)

3
Penamaan bulan-bulan Qibthy punya kaitan erat dengan sesembahan beserta musim-musim, yaitu;
1.] ‫ ; توت‬Bulan pertama, dimulai 11 September s.d. 10 Oktober. ‫ توت‬adalah nisbah kepada tuhan
‫ تحوت‬, yaitu tuhan yang naik kebulan setelah menghilang. Mesir kuno meyakini bulan (qamar)
sebagai penghulu waktu, penghitung masa dan pemilik kebahagiaan.
2.] ‫ ; بابه‬Bulan kedua, dimulai 11 Oktober s.d. 9 November. ‫ بابه‬adalah nisbah kepada tuhan sungai
Nil.
3.] ‫ ; هتور‬Bulan ketiga, dimulai 10 Nopember s.d. 9 Desember. ‫ هتور‬teradopsi dari kata (‫)حاتحور‬
tuhan sesembahan Mesir kuno, yang berarti tuhan langit.
4.] ‫ ; كهيك‬Bulan keempat, dimulai 10 Desember s.d. 8 Januari. ‫ كهيك‬adalah nisbah kepada salah satu
hari perayaan Mesir kuno.
5.] ‫ ; طوبه‬Bulan kelima, dimulai 9 Januari s.d. 7 Februari. ‫ طوبه‬bermakna Gandum, yang
kemungkinan bulan ini bertepatan dengan musim panen gandum.
6.] ‫ ; آمشير‬Bulan keenam, dimulai 8 Februari s.d. 9 Maret. ‫ آمشير‬berarti malapetaka (bencana), yang
ditandai dengan kencangnya angin bertiup dibulan ini.
7.] ‫ ; برمهات‬Bulan ketuju, dimulai 10 Maret s.d. 8 April. ‫ برمهات‬adalah nisbah kepada raja ‫أمنحتب الثالث‬
.
8.] ‫ ; برمودة‬Bulan kedelapan, dimulai 9 April s.d. 8 Mei. ‫ برمودة‬berarti tuhan pemetik hasil (panen).
9.] ‫ ; بشنس‬Bulan kesembilan, dimulai 9 Mei s.d. 7 Juni. ‫ بشنس‬berarti tuhan bulan (qamar).
10.] ‫ ; بؤنه‬Bulan kesepuluh, dimulai 8 Juni s.d. 7 Juli. ‫ بؤنه‬berasal dari kata-kata (bahasa) Mesir ( ‫بي‬
‫)أنت‬, yang dinisbahkan pada lembah raja batu.
11.] ‫ ; آبيب‬Bulan kesebelas, dimulai 8 Juli s.d. 6 Agustus. ‫ آبيب‬adalah nisbah kepada tuhan ‫ أبيبي‬.
12.] ‫ ; مسرى‬Bulan keduabelas, dimulai 7 Agustus s.d. 5 September. ‫ مسرى‬merupakan penggalan dari
kata (‫ )مس رع‬yaitu kelahiran matahari.11

Selanjutnya dari penanggalan ini, Mesir kuno membagi musim kepada tiga musim dengan tiap-tiap
musim berisi empat bulan, yaitu;
1. Ekhet ‫( خت‬musim banjir), dimulai dari bulan keenam (‫ )أمشير‬s.d. bulan kesepuluh (‫)بؤنة‬.
2. Pret ‫( برت‬musim benih), yaitu mulai tumbuhnya benih-benih tanaman setelah surutnya air
Nil. Dimulai dari bulan kesebelas (‫ )آبيب‬s.d. bulan kedua (‫)بابه‬.
3. Shmiw ‫( شمو‬musim panen), dimulai dari bulan ketiga (‫ )هتور‬s.d. bulan keenam (‫)آمشير‬.12

Kalender Hijriyah (Taqwim Hijry)

Kalender Hijriyah (Taqwim Hijry) adalah kalender yang digunakan umat Islam dipenjuru dunia
khususnya dalam kaitan dengan ibadah. Dalam Kalender ini, sebuah hari/tanggal dimulai ketika
terbenamnya Matahari yang ditandai dengan munculnya hilal diufuk barat (waktu maghrib).
Kalender Hijriyah terdiri 12 bulan, dengan masa satu tahun 354 hari, 8 jam, 48 menit, 35 detik
(354,3670694 hari), yang berarti lebih pendek 10 hari, 21 jam (sekitar 11 hari) dibanding dengan
Kalender Masehi.

Dimasa pra Islam, belum dikenal penomoran tahun, sebuah tahun ditandai dengan nama peristiwa
yang terjadi, seperti “Tahun Gajah” (tahun lahirnya baginda Nabi S.a.w.) karena pada waktu itu,
terjadi penyerbuan Ka’bah oleh pasukan bergajah yang dipimpin Abrahah. Setelah datangnya Islam,
penanggalan juga senantiasa ditetapkan berdasarkan kejadian-kejadian yang ada,
Dinamakanlah tahun pertama hijrahnya Nabi S.a.w. sebagai tahun 'idzn' (izin) yaitu tahun
diizinkannya untuk berhijrah. Tahun kedua disebut tahun 'amr' (perintah), yaitu tahun
11
Dr. Ali Hasan Musa, op.cit., 177-178
12
Ibid, h. 102

4
diperintahkannya untuk berperang. Tahun ketiga disebut tahun 'tamhish' (ujian), tahun keempat
disebut tahuun ‫ ترفئة‬, tahun kelima disebut tahun 'zilzal' (gempa), tahun keenam disebut tahun
'isti'nas' (keramahan), tahun ketujuh disebut tahun 'istiqlab' (peleburan), tahun kedelapan disebut
tahun istiwa' (tropis), tahun kesembilan disebut tahun 'bara'ah' (pembebasan), tahun kesepuluh
disebut tahun 'wada'' (haji wada'), ... dst.13

Terhadap penamaan bulan, bangsa Arab telah mengenal dan menetapkan nama-nama bulan seperti
bertahan hingga saat ini yang juga selalu dikaitkan dengan fenomena alam, yaitu:
1.] Muharram 2.] Shafar3.] Rabi'ul Awwal 4.] Rabi'u Tsani 5.] Jumadil Awwal 6.] Jumadil Tsani 7.]
Rajab 8.] Sya'ban 9.] Ramadhan 10.] Syawwal 11.] Dzulqa'dah 12.] Dzulhijjah.

Barulah, masa kekhalifahan Umar bin Khattab ra. (tahun 17 H) kalender Islam dibentuk dengan
nama kalender hijriyah, setelah terlebih dahulu bermusyawarah dengan para pembesar sahabat
menanggapi surat yang disampaikan gubernur Abu Musa al Asy'ary. Dengan berbagai usulan dan
pendapat akhirnya rapat memutuskan dan memilih awal kalender Islam dimulai dari tahun hijrah-
Nya Nabi Muhammad S.a.w. dari Mekah ke Madinah, yang merupakan usulan dari Ali ra.
Dinamakanlah kalender tersebut dengan Kalender Hijriyah.14 Sejak saat itu, ditetapkan tahun hijrah
Nabi sebagai tahun satu, (1 Muharram 1 H) bertepatan dengan (16 Juli 622 M). Dan tahun
dikeluarkannya keputusan itu langsung ditetapkan sebagai tahun 17 H.

Setelah penetapan tersebut nama-nama bulan dari Muharam sampai Dzulhijjah tetap digunakan
karena sudah populer ditengah masyarakat, bulan-bulan tersebut bergeser setiap tahun dari musim
ke musim, sehingga Ramadhan (terik matahari) tidak selalu bertepatan pada musim panas, dan
Jumadil Awwal (beku/dingin) tidak pula selalu bertepatan pada musim dingin, dst.

Karakteristik Kalender Hijriyah

Seperti ditegaskan diatas, kalender hijriyah adalah kalender berdasarkan peredaran bulan (qamar),
terdiri 12 bulan dengan jumlah hari masing-masing 29,530589 (29 hari, 12 jam, 44 menit, 2,9 detik)
dengan masa satu tahun 354 hari, 8 jam, 48 menit, 35 detik (354,3670694 hari). Bulan-bulan
Qamariyah terjadi melalui siklus peredaran yang dihabiskan Bulan satu kali peredaran sempurna
dari munculnya hilal hingga muncul hilal berikutnya atau dari satu konjungsi ke konjungsi
berikutnya.15 Dalam penggunaan sehari-hari, angka pecahan Bulan (0,530589) tidaklah praktis,
maka dibulatkan dengan berganti-ganti antara 29 hari dan 30 hari. Sisa pecahan dibulatkan dan
diberikan kepada bulan Dzulhijjah yang disebut tahun kabisat.

Dalam siklus 30 tahun, akan terjadi 11 tahun kabisat (Dzulhijjah dijadikan 30 hari), yaitu tahun 2, 5,
7, 10, 13, 16, 18, 21, 24, 26 dan 29. Dengan demikian jumlah hari dalam masa 30 tahun = 30 x 354
hari + 11 hari = 10631 hari, yang diistilahkan dengan satu daur.16

Berdasarkan pengkabisatan 11 kali dalam masa 30 tahun, maka kesalahan penanggalan hijriyah
dalam masa 30 tahun = 30 x 12 x 29,530589 hari – 10631 hari = 0,01204 hari. Dengan demikian
kesalahan 1 hari baru akan terjadi pada tahun 2492 H.17 Kamis, 13 September 2007 M (1 Ramadhan
1428 H) umat Islam Indonesai memulai puasa Ramadhan 1428 Hijriyah, tahun ke-18 (tahun
kabisat) dalam siklus 1411-1440. Wallah a'lam.

13
Departemen Riset & Penelitian (Ma'had al Qawmy li[l] Buhuts al Falakiyyah wa[l] Geofizikiyyah) Republik Arab
Mesir, ad Dalil[ul] Falaky, 1428 H, h. 29
14
Ibid, h. 30
15
Ibid.
16
Dra.Hj. Erlina Hasan, op.cit., h. 21
17
Ibid.

5
Kalender Masehi (Gregorius)/ (Taqwim Mylady)

Kalender Masehi -disebut juga kalender Gregorius- adalah penanggalan berdasarkan peredaran
Matahari (Taqwim Syamsy) dengan masa 365,2422 (365 hari, 5 jam, 48 menit, 46 detik). Kalendar
ini merupakan lanjutan dari kalender Julian yang digunakan secara internasional.18 Kalendar ini
(baca: kalender Gregorius) muncul karena Kalendar Julian dinilai terjadi sedikit kekeliruan, sebab
permulaan musim bunga (21 Maret) semakin maju, sehingga perayaan Easter (hari paskah) yang
sudah disepakati sejak Konsili Nicea pada tahun 325 M tidak tepat lagi.

Satu tahun dalam penanggalan Julian berlangsung selama 365, 25 hari, sementara perputaran Bumi
mengelilingi Matahari (revolusi) berlangsung selama 365, 2422 hari, beararti terjadi selisih sekitar
0,00780121 hari (365,25 hari – 365,2422 hari = - 0,0078 hari). Selanjutnya sisa pecahan (-0,0078)
tersebut dibulatkan menjadi satu hari, diberikan pada bulan Februari pada tiap-tiap tahun yang
keempat. Penggunaan terus menerus ini mengakibatkan hingga tahun 1582 M terjadi kesalahan
sekitar 10 hari, dan dalam satu millenium (1000 tahun) akan berlebih 7 - 8 hari. Hingga saat ini
jumlah hari kesalahan tersebut telah mencapai 13 hari, yang dikenal dengan Anggaran Gregorius
(AG), nisbah kepada raja (Paus) Gregorius XIII (Baba Vatikan) tahun 1582.

Masalah ini (baca: selisih 0,0078 hari) diselesaikan dengan meng-kabisat-kan bilangan ratusan-
ribuan (tahun abad) , maka tahun 1700, 1800, 1900, 2100, 2200, 2300 dan semisalnya bukan tahun
panjang (kabisat), yaitu jumlah hari bulan Febuari tetap 28 hari. Dengan ini Kalendar Gregorius
tetap 365, 2422 hari dalam setahun. Lalu pada tahun 1582, hari Jum'at, 5 Oktober, melalui satu
dekrit, yang seharusnya keesokan harinya 5 Oktober diganti menjadi hari Minggu 15 Oktober. Sejak
saat itu dikenallah kalender ini dengan kalender Gregorius.19

Cara mengetahui tahun Kabisat dan Basitah

- Angka (tahun) satuan dan puluhan setelah angka ratusan dan ribuan, jika setelah dibagi
empat dengan tanpa sisa berarti tahun kabisat, dan jika bersisa berarti tahun basithah. Misal:
tahun 1996 (1996/4 = 449, tidak ada sisa = tahun Kabisat), tahun 1998 (1998/4 = 499,5 sisa
0,5 = tahun Basithah), dst.
- Untuk angka ratusan-ribuan (tahun abad) jika dapat dibagi dengan 400 dengan tanpa sisa
maka tahun kabisat, Misal: tahun 2000 (2000/400 = 5), dan jika setelah dibagi 400 masih
bersisa berarti tahun Basithah, misal: tahun 1700 (1700/400 = 4,25), tahun 1800 (1800/400
= 4,5), tahun 1900 (1900/400 = 4,75).20

Catatan ulang:
1.] Panjang satu tahun Miladiyah atau tahun Masehi atau tahun Syamsiyyah atau tahun Tropical =
365, 2422 (365 hari, 5 jam, 48 menit, 46 detik).
2.] Tarikh Masehi / Miladiyah / Gregorius, merupakan lanjutan dari Tarikh Julian yang berpedoman
pada panjang tahun = 365 h, 6 j, sementara panjang satu tahun sebenarnya adalah 365 h, 5 j, 48 m,
46 d.
3.] Dengan menjadikan panjang satu tahun persis 365 h, 6 j, berarti dalam tiap tahunnya berlebih
sekitar 11 menit (365 h, 6 j – 365 h, 5 j, 48 m, 46 d = 10 m, 18 d), dan dalam jangka 400 tahun
terdapat kesalahan 3 hari. Untuk mengatasi hal ini, dilakukanlah perbaikan dengan melakukan
18
Departemen Riset & Penelitian (Ma'had al Qawmy li[l] Buhuts al Falakiyyah wa[l] Geofizikiyyah) Republik Arab
Mesir, op.cit, h. 28
19
Dr. Shalih al 'Ajiry, 'Ilm al Miqat, j.I, Maktabah al Ajiry-Kuwait, cet. III, 1988, h. 13
20
Dr. Ali Hasan Musa, 'Ilm al Falak bayna as Sa'il wa al Mujib, terbitan Damaskus-Syria, 2004 M, h. 302

6
pengkabisatan tahun ratusan-ribuan (tahun abad), seperti tahun 1900, 2100, 2200. Jika ratusannya
dapat dibagi 400 dengan tanpa sisa, maka tahun kabisat. Maka tahun 1900, 2100, 2200 (tahun
Basithah) karena ada sisa, meskipun jika dibagi 4 tanpa sisa. Berikutnya dikenal-lah sistem ini
dengan penanggalan / tahun Gregorius atau tahun Miladiyah.

Kesimpulan

1.] Kalender (Taqwim) merupakan refleksi tentang sistem terapan waktu yang dilakukan manusia
berdasarkan dasar-dasar yang tetap untuk menjadi pegangan, tanda dan aturan terhadap kegiatan
perjalanan kehidupan manusia sehari-hari sepanjang sejarah. Terdapat tiga model dasar
penanggalan yang dikenal didunia saat ini, yaitu; Dasar penanggalan Matahari (Solar System),
Dasar penanggalan Bulan (Lunar System) dan Dasar penanggalan Bulan-Matahari (Lunar-Solar
System).

2.] Penanggalan Mesir kuno (penanggalan Qibthy) adalah penanggalan yang menggunakan sistem
tahun Matahari dengan pedoman pada munculnya Bintang Sirius (najm as syi'ra al yamaniyyah)
yang muncul sekitar tanggal 19 Juli dan mulai bersinar diakhir bulan Agustus. Bangsa Mesir kuno
menetapkan masa satu tahun 365 hari, dengan jumlah bulan sebanyak 12 bulan dan panjang hari
seluruhnya sama yaitu 30 hari (30 x 12 = 360). Sementara sisa 5 hari ditambahkan dipenghujung
tahun, yang disebut hari interkalasi (ayyam an nasy') sebagai hari libur akhir tahun. Penanggalan ini
telah dimulai bangsa Mesir kuno semenjak tahun 4236 SM

3.] Kalender Hijriyah (Taqwim Hijry) adalah kalender yang digunakan umat Islam dipenjuru dunia
khususnya dalam kaitan dengan ibadah, dimulai dari terbenamnya Matahari dan ditandai dengan
munculnya hilal diufuk barat (waktu magrib). Kalender ini terdiri 12 bulan, dengan masa 354 hari,
8 jam, 8 menit, 35 detik. Kalender ini ditetapkan dan dinamakan 'Kalender Hijriyah' melalui rapat
para sahabat yang dipimpin khalifah Umar ra. menanggapi surat Abu Musa al Asy'ari. Atas usul Ali
ra. kalender Islam dibentuk dan dimulai dari masa hijrahnya Nabi S.a.w.

4.] Kalender Masehi (Kalender Gregorius) adalah penanggalan berdasarkan peredaran Matahari
dengan masa 365,2422 (365 h, 5 j, 48 m, 46 d), merupakan lanjutan dari kalender Julian. Kalendar
ini muncul karena Kalendar Julian dinilai terjadi sedikit kekeliruan, yaitu dengan menjadikan
panjang satu tahun 365, 25 hari, sementara panjang sebenarnya 365, 2422 hari, beararti terjadi
selisih sekitar 0,0078 hari (365,25 hari – 365,2422 hari = -0,0078 hari). Dalam kurun hingga tahun
1582 M terjadi kesalahan sekitar 10 hari. Maka tahun 1582, melalui satu dekrit, yang seharusnya
keesokan harinya 5 Oktober diganti menjadi 15 Oktober. Sejak saat itu dikenallah kalender ini
dengan kalender Gregorius, nisbah kepada raja (Paus) Gregorius XIII (Baba Vatikan).

Daftar Pustaka

Abdus Sami' Salim al Harawy, al Waqt[u] wa[t] Tawqit, j.II, Silsilat[ul] 'Ilm wa[l] Hayah (60), al
Hay'ah al Mishriyyah al A'mmah li[l] Kitab, 1995

7
Ali Hasan Musa, at Tawqit wa[t] Taqwim, Dar[ul] Fikr al Mu'ashir-Libanon, cet.II, 1419 H/1998 M

-----------------, 'Ilm al Falak bayna as Sa'il wa al Mujib, terbitan Damaskus-Syria, 2004 M

Departemen Riset & Penelitian (Ma'had al Qawmy li[l] Buhuts al Falkiyyah wa[l] Geofizikiyyah
Republik Arab Mesir), ad Dalil[ul] Falaky, 1428 H.

Erlina Hasan, Penanggalan (Tarikh), Diktat Mata Kuliah Ilmu Falak Fakultas Syari'ah Universitas
Islam Sumatera Utara-Medan, t.t.

Majma' al Lughah al 'Arabiyah Republik Arab Mesir, Al Mu'jam al Wajiz, t.t.

Shalih al 'Ajiry, 'Ilm al Miqat, j.I, Maktabah al Ajiry-Kuwait, cet.III, 1988

TM. Ali Muda, Rumus Falak Sistem J.Meuss, Kertas rumus mata kuliah Ilmu Falak Fak. Syari'ah
UISU, t.t.

8
Lampiran:
Konversi Penanggalan (Tarikh)

a.Tarikh Masehi
Untuk mengetahui nama-nama hari dalam tahun masehi dapat diketahui dengan menjumlahkan
semua hari sampai ke tanggal yang dimaksud, kemudian dibagi dengan 7 (tujuh) dan sisanya
dimulai dengan hari Sabtu. Maka sisa 1 = Sabtu, sisa 2 = Ahad, sisa 3 = Senin, sisa 4 = Selasa, sisa
5 = Rabu, sisa 6 = Kamis, sisa 7 = Jum'at.

Rumus:
JHM = INT ((TM-1) x 365,25) + XM - X1
NH = JHM / 7 Sisanya dimulai dengan hari Sabtu.

Keterangan:
JHM = Jumlah Hari dalam Tahun Masehi
TM = Tahun Masehi
XM = Jumlah hari dalam Tahun Masehi yang belum sempurna
X1 = Anggaran Gregorius
NH = Nama Hari yang dikehendaki

Contoh I :
Hari apakah tanggal 20 Juli 1980 M ?
Penyelesaian:
JHM = INT (( 1980 – 1) + 201- 13 = 723017
NH = 723017 : 7 = 103288 x 7 = 723016
Sisa 1 = Sabtu

Contoh II :
Hari apakah tanggal 17 Agustus 1945 M ?
Penyelesaian:
JHM = INT (( 1945 -1) x 365,25) + 229 – 13 = 710262
NH = 710262 : 7 = 101466 x 7 = 710262
Sisa 0 (Hari Jum'at)

Contoh III :
Hari apakah tanggal 25 Maret 2007 M ?
Penyelesaian:
JHM = INT (( 2007 -1) x 365,25) + 84 – 13 = 732762
NH = 732762 : 7 = 104680 x 7 = 732760
Sisa 2 (Hari Minggu)

b. Tarikh Hijriyah
Cara mengetahui nama hari dalam Tarikh Hijriyah, sama dengan Tarikh Masehi yaitu
menjumlahkan semua hari sampai ke tanggal yang dimaksud kemudian dibagi dengan 7 dan sisanya
dimulai dengan hari Kamis. Maka sisa 1 = Kamis, siasa 2 = Jum'at, sisa 3 = Sabtu, sisa 4 = Ahad,
sisa 5 = Senin, sisa 6 = Selasa, sisa 7 = Rabu.

Rumus:
JHH = INT ((TH-1) x 354,367) + XH
NH = JHH / 7 Siasanya dimulai dengan hari Kamis.

9
Keterangan:
JHH : Jumlah Hari dalam Tahun Hijriyah
TH : Tahun Hijriyah
XH : Jumlah hari yang belum sempurna dalam Tahun Hijriyah
NH : Nama hari yang dikehendaki

Contoh I:
Hari apakah tanggal 7 Ramadhan 1400 H ?
Penyelesaian:
JHH = INT ((1400-1) x 354,367) + 243 = 496002
NH = 496002 / 7 = 70857 x 7 = 495999
Sisa 3 = (Hari Sabtu)

Contoh II: Hari apakah tanggal 12 Rabi'ul Awwal 1428 H


Penyelesaian:
XH = 71
JHH = INT ((1428 -1) x 354,367) + 71 = 505752
NH = 505752 / 7 = 72250 x 7 = 505750
Sisa 2 = (Hari Jum'at)

c. Masehi ke Hijriyah
JHH = JHM -227015
TH = INT (JHH / 354,367) + 1
XH = JHH - INT ((TH-1) x 354,367)

Misal I : Tanggal 20 Juli 1980 M


Penyelesaian:
XM = 201
JHH = 723017 – 227015 = 496002
JHM = INT (( 1980-1 ) x 365,25 ) + 201 – 13 = 723017.
TH = INT (496002 / 354,367) + 1 = 1400, 684508 (Tahun 1400 H)
XH = 496002 - INT (( 1400 -1 ) x 354,367 ) = 242, 567 (7 Ramadhan)
Maka: 20 Juli 1980 M = 7 Ramadhan 1400 H

Misal II :Tanggal 25 Maret 2007 M


Penyelesaian:
XM = 84
JHH = JHM - 227015
JHM = INT (( 2007-1 ) x 365,25 ) + 84 – 13 = 732762
JHH = 732762 – 227015 = 505747
TH = INT (505747 / 354,367) + 1= 1428,184247
XH = 505747 - INT (( 1428 -1 ) x 354,367 ) = 65, 291 = 7 Rabi'ul Awwal
Maka: 25 Maret 2007 M = 7 Rabi'ul Awwal1428 H

Misal III :
Tanggal 17 Agustus 1945 M
Penyelesaian:
XM = 229
JHH = JHM - 227015
JHM = INT (( 1945-1 ) x 365,25 ) + 229 – 13 = 710262
JHH = 710262 – 227015 = 483247
TH = INT (483247 / 354,367) + 1 = 1364, 69075 (Tahun 1364 H)

10
XH = 483247 - INT ((1364 -1 ) x 354,367 ) = 244, 779 = 9 Ramadhan
Maka tanggal 17 Agustus1945 M = 9 Ramadhan 1400 H

d. Hijriyah ke Masehi
Rumus:
JHM = JHH + 227015
TM = INT (JHM / 365,25) + 1
XM= JHM – INT ((TM-1) x 365,25) + X1

Misal I :
Tanggal 7 Ramadhan 1400 H
Penyelesaian:
XH = 243
JHH = 496002
JHM = 496002 + 227015 = 723017
TM = INT (723017 / 365,25) + 1 = 1980, 512663 (Tahun 1980 M)
XM= 723017 – INT ((1980-1) x 365,25) + 13 = 200,25 (20 Juli)
Maka: Tanggal 7 Ramadhan 1400 H = Sabtu, 20 Juli 1980 M

Misal II:
Tanggal 12 Rabi'ul Awwal 1428 H
Penyelesaian:
XH = 71
JHH = 505752
JHM = 505752 + 227015 = 732767
TM = INT (732767 / 365,25) + 1 = 2007, 206708 (Tahun 2007 M)
XM = 732767 – INT ((2007 – 1) x 365,25) + 13 = 88,5 (30 Maret )
Maka: 12 Rabi'ul Awwal 1428 H = Jum'at, 30 Maret 2007 M

Keterangan:
XM : Jumlah hari yang belum sempurna dalam Tahun Masehi
XH : Jumlah hari yang belum sempurna dalam Tahun Hijriyah

***

11

Anda mungkin juga menyukai