Anda di halaman 1dari 6

1.

WAKTU DAN KALENDER

1.1. KONSEP WAKTU

Sebelum kita memulai bab ini lebih jauh, mula-mula kita harus menjawab
suatu pertanyaan praktis yakni, apakah yang dimaksud dengan waktu itu? Walaupun
kedengarannya mudah, namun ternyata jawabannya sulit juga, namun setidaknya
kita tahu waktu tidak hanya memiliki satu makna. Waktu dalam konsep kalender
atau penanggalan dapat didefinisikan sebagai selang lamanya dua kejadian
berlangsung dibandingkan terhadap satuan-satuan waktu yang telah disepakati
secara universal. Zona waktu merupakan selisih suatu bujur mengalami tengah hari
dibandingkan dengan bujur Grenwich. Waktu secara mutlak (kosmos) setidaknya
dapat kita jabarkan sebagai arus konstan yang ditempuh oleh ruang dalam perubahan
atau proses-proses penuaan, dengan demikian, untuk sementara dapat kita katakan
waktu kosmos tak dapat berbalik, diperlambat, maupun dipercepat.

Nah, karena konsep waktu dalam kalender itu bergantung terhadap kerangka
dan diukur hanya berdasarkan perbandingan terhadap satuan waktu, maka dua
selang waktu kosmos yang benar-benar sama dapat terukur berbeda oleh dua
pengamat pada kerangka berbeda. Karena yang akan dibahas kali ini adalah waktu
kalender dan zona waktu, maka kita tinggalkan dulu pengertian yang satunya.

1.2. SATUAN WAKTU

Satuan waktu merupakan dasar dari penentuan selang waktu. Tentunya agar
perhitungan menjadi mudah, satuan-satuan waktu ini didasarkan pada perhitungan
peristiwa-peristiwa kosmis yang sering terjadi yakni, rotasi dan revolusi Bumi dan
Bulan.

ROTASI BUMI

Kita telah tahu bahwa bergesernya posisi bintang tiap menitnya merupakan
akibat dari rotasi Bumi. Jika kita mau mengukur periode dari suatu bintang berada di
zenit sampai kembali ke zenit lagi, maka akan didapatkan periodenya sekitar 23 jam
56 menit 4,1 detik atau disebut satu hari bintang (sideral time). Pergerakan semu
bintang-bintang ini dari timur ke barat, sehingga berdasarkan arah rotasi relatif yang
akan dibahas pada bab 3, maka gerak rotasi Bumi pastilah dari barat ke timur
(direct). Namun jika yang kita amati adalah Matahari, maka periode semu harian
Matahari bukanlah 23 jam 56 menit 4,1 detik, melainkan 24 jam. Perbedaan ini
diakibatkan periode sinodis antara rotasi Bumi dan revolusi Bumi terhadap Matahari
yang searah, sehingga periode semu harian Matahari menjadi lebih lambat sekitar 4

Astronomi dan Astrofisika 7


menit. Periode ini disebut satu hari Surya Benar. Sebenarnya panjang satu hari Surya
Benar ini tidak sama dari hari ke hari akibat orbit Bumi yang elips, sehingga satu
hari Surya Benar lebih singkat saat Bumi di perihelium (22 Desember) dibanding
saat Bumi di aphelium (21 Juni). Rata-rata panjang hari Surya dalam satu tahun
disebut waktu surya rerata. Nah, dari dua macam periode harian ini didapatkan dua
definisi hari yakni

Satu hari bintang (sideral day) = 23h56m04s,0905 mean second


Satu hari Surya rerata (mean solar day) = 24h00m00s mean second

Satu mean second didefinisikan sebagai satu hari surya rerata dibagi 3600,
sedangkan satu sideral second didefinisikan sebagai satu hari bintang dibagi 3600,
sehingga satu sideral second = 0,997269565972 mean second. Perhitungan waktu
astronomis menggunakan standar waktu mean second, dan jika satu hari surya rerata
dinyatakan dalam sideral second didapatkan
1
 24h 00m 00s  24h 3m 56s ,5554 sideral second
0,997269565972

REVOLUSI BUMI

Bumi bergerak mengelilingi Matahari, sehingga posisi Matahari cenderung


tetap dari hari ke hari, sedangkan posisi bintang berubah hampir satu derajat per
hari. Kita telah sepakat bahwa periode rotasi Bumi sama dengan satu hari Surya
rerata sama dengan 24 sideral hour. Sehingga dengan membandingkan periode
revolusi Bumi dengan periode rotasinya, maka satu kali periode gerak tahunan
bintang dinamakan satu tahun bintang (sideral year) yang sama dengan 365 hari 6
jam 9 menit 10 detik mean second.

Perhitungan satu tahun dalam kalender tidak mengikuti periode semu


tahunan bintang, melainkan periode semu tahunan Matahari, yaitu periode Matahari
dari titik Aries kembali ke titik Aries. Pada tata koordinat kita telah mengetahui titik
Aries bergerak retrograde akibat presesi orbit Bumi sebesar 50",2 per tahun .

1 tropical year 1sideral year



360 - 50",2 360

Sehingga satu tahun menurut sistem ini sama dengan 365 hari 5 jam 48 menit
46 detik mean second.

Perhitungan berdasarkan gerak Matahari dari titik Aries ke titik Aries ini
disebut tahun tropik yang kemudian dijadikan patokan kalender Surya moderen
(Syamsiah, Solar calender) Contoh dari kelender Surya adalah kalender Masehi.

Astronomi dan Astrofisika 8


1.3. KALENDER SURYA (JULIAN DAN GREGORIAN)

Telah diketahui penentuan kalender Masehi didasarkan pada tahun tropik.


Kalender Masehi Sebelumnya, yaitu kalender Julian, panjang tahun dihitung 365,25
hari, sehingga panjang hari dalam satu tahun adalah 365 hari dan dalam empat tahun
ada tahun dengan jumlah hari 366 (penambahan 1 hari pada bulan Februari), tahun
ini disebut tahun kabisat, yang disepakati terjadi tiap tahun yang habis dibagi empat.

Namun, karena siklus tahun tropik tidak tepat 365,25 hari melainkan 365 hari
5 jam 48 menit 46 detik, maka terdapat ketidak cocokan sebesar

1 tahun Julian = 365 hari 6 jam


1 tahun tropik = 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik
___________________________________________________
Selisih dalam 1 tahun = 11 menit 14 detik

Jadi selisih dalam 100 tahun adalah 1.100 menit 1.400 detik atau 18 jam 43
menit dan dalam 128 tahun selisih itu menjadi 23,96 jam atau mendekati 1 hari.
Akibat kesalahan satu hari itu, penanggalan menjadi tidak sesuai lagi dangan tanggal
takwim.

Usaha perbaikan yang pernah dilakukan ialah sebagai berikut:


1. Pada tahun 625 M Concili di Nicea mengadakan perbaikan 3 hari, angka itu
diperoleh berdasarkan perhitungan dari 46 SM sampai 325 M lamanya 371
tahun, yaitu dari 371/128 = 2,8 atau hampir 3 hari.
2. Pada tahun 1582 M dilakukan perbaikan lagi oleh Paus Gregorius XIII sebanyak
10 hari. Pada tanggal 4 Oktober 1582 diumumkan, bahwa besok bukan tanggal
5, melainkan tanggal 15 Oktober. Sepuluh hari itu berasal dari (1582 – 325)/128
= 9,8 hari.

Sejak tahun 1582 berlakulah tarikh baru yaitu tarikh Gregorian. Karena tiap
128 tahun terdapat kelebihan 1 hari, maka tiap 400 tahun terdapat kelebihan sekitar 3
hari. Jadi tiap empat abad harus ada tiga hari yang dihilangkan, dan hari-hari itu
adalah tanggal 29 Februari pada tahun abad yang tidak habis dibagi 400. Misalkan
tahun abad 1700, 1800, 1900, dan 2000, maka yang jumlah harinya 366 hanyalah
tahun 2000. Tahun 1700, 1800 dan 1900 bukan merupakan tahun kabisat meskipun
habis dibagi 4, namun tidak habis dibagi 400. Adapun tahun-tahun yang bukan tahun
abad tetap mengikuti ketentuan kalender Julian.

Astronomi dan Astrofisika 9


1.4. KALENDER BULAN

Selain penentuan berdasarkan Matahari, kalender dapat pula didasarkan pada


pergerakan Bulan. Kalender/tarikh ini dinamakan kalender Bulan (Lunar calendar),
contohnya kalender Hijriyah, Imlek dan Saka. Jika kalender Surya menghitung satu
bulan dengan membagi tahun menjadi dua belas, maka sebaliknya kalender Bulan
menentukan panjang tahun dengan menjumlah dua belas bulan (bulan dengan huruf
awal kecil = month). Jadi kalender Bulan lebih berpatokan pada panjang bulan, tidak
seperti kalender Surya yang lebih berpatokan pada panjang tahun.
Satu bulan pada kalender Bulan sama dengan satu bulan sinodis, lamanya
29,5 hari, tepatnya 29 hari 12 jam 44 menit 3 detik. Satu tahun Kamariyah lamanya
12  29,5 hari = 354 hari. Banyaknya hari dalam satu tahubn pada Tarikh Kamariyah
berganti-ganti 29 hari dan 30 hari.

Pada Tarikh Kamariyah dilakukan pembulatan panjang tahun biasa, yaitu


tidak memperhitungkan waktu di bawah satu jam. Akibatnya dalam sebulan
terbuang 44 menit 3 detik dari satu bulan Kamariyah. Jadi dalam setahun akan
terbuang 8 jam 48 menit 36 detik atau dalam 30 tahun Kamariyah terbuang waktu 10
hari 22 jam 38 menit atau hampir 11 hari.

Untuk mencocokkan tarikh Kamariyah maka dilakukan penambahan 11 hari


selama 30 tahun, sehingga dalam tiga puluh tahun terdapat 11 tahun kabisat yang
panjangnya 355 hari. Urutan kesebelas tahun itu ditetapkan sebagai berikut. Pada
tahun ke 31 kembali lahi ke 1 dan seterusnya.

1 9 17 25
2* 10* 18* 26*
3 11 19 27
4 12 20 28*
5* 13* 21* 29
6 14 22 30
7* 15 23
8 16* 24*

Tabel 2.1 Tahun kabisat (dengan tanda asterisk) dalam kalender


Kamariyah.

Astronomi dan Astrofisika 10


1.5. ZONA WAKTU

Perputaran Bumi pada porosnya mengakibatkan peristiwa siang dan malam,


dan tentunya jika suatu daerah mengalami siang, maka daerah lain mengalami
malam. Karena rotasi Bumi adalah 24 jam, maka di Bumi ini terdapat 24 daerah
waktu. Standar daerah waktu di Bumi ialah bujur yang melalui kota Greenwich,
Inggris, yang ditetapkan sebagai bujur (longitude) 0°. Karena keliling Bumi 360°,
maka tiap selisih 15° terjadi selisih waktu 1 jam. Perbedaan waktu antara suatu
daerah terhadap Greenwich dinyatakan dalam selisihnya dengan Greenwich Mean
Time atau GMT, misalkan zona waktu Makassar adalah WITA tidak lain adalah
GMT+8.

Zona waktu GMT+8 berpatokan pada bujur 8  15 = 120° BT. Jadi dari bujur
112,5 BT sampai dengan 127,5 BT merupakan zona waktu GMT+8. Namun rumus
ini hanya dapat digunakan secara teori, karena secara hukum, garis-garis waktu
dapat saja dibelokkan dengan alasan-alasan tertentu, misalkan agar suatu negara
memiliki zona waktu sesedikit mungkin.

Meskipun dalam berbagai kebutuhan praktis metode zana waktu seperti ini
sudah cukup baik, namun dalam beberapa urusan zona waktu ini tidak teliti.
Misalkan kota A pada bujur 112,5 BT , kota B pada bujur 120 BT dan kota C pada
bujur 127,5 BT yang keduanya terletak di dekat ekuator, zona waktu keduanya
adalah GMT+8. Bagi pengamat di kota B, Matahari terbit tepat pukul 06.00 waktu
lokal sedangkan bagi pengamat di kota A Matahari baru akan terbit pukul 06.30
waktu lokal dan kota C Matahari telah terbit setengah jam yang lalu pada pukul
05.30 waktu lokal. Dapat dilihat juga bahwa kota A dan kota C yang sebenarnya
memiliki selisih waktu satu jam ternyata memiliki zona waktu yang sama. Karena
alasan ini, penentuan waktu shalat harus ditentukan berdasarkan bujurnya agar lebih
teliti.

Astronomi dan Astrofisika 11


Gambar 1.1 Waktu di Bumi dibagi menjadi 24 zona waktu.
(Sumber: IPBA)

GARIS PENANGGALAN INTERNASIONAL

Garis penanggalan Internasional terletak di bujur 180° atau GMT+12.


Walaupun kedengarannya aneh, sebelah barat garis ini merupakan daerah timur dan
sebelah timur garis ini merupakan daerah barat (buktikan!) Jadi jika di sebelah barat
garis ini bertanggal 26 Januari 1991, maka di sebelah timur garis ini bertanggal 25
Januari 1991. Selang beda tanggal ini diukur dari zona waktu yang mengalami
waktu lokal 00.00 ke timur hingga garis tanggal internasional memiliki tanggal yang
sama dan satu hari lebih maju dibanding daerah dari garis tanggal internasional ke
timur sampai zona waktu yang mengalami waktu lokal 00.00.

Misalkan kota A (GMT+2) saat ini pukul 23.00 dan kota B(GMT+4) saat ini
pukul 01.00. Meskipun waktunya hanya berselang dua jam, namun tanggalnya
berselang satu hari. Agak berbeda dengan garis tanggal internasional, pada garis
tanggal internasional, pada jam berapa saja, misalkan pada daerah GMT+11 saat ini
pukul 13.00 tanggal 21 Maret 2010, maka pada daerah GMT-11 mengalami pukul
15.00 bukan pada tanggal 21 Maret, melainkan 20 Maret 2010. Jadi, waktunya
berselang 2 jam dan tanggalnya berselang satu hari. Jika Anda berdiri tepat di atas
garis penanggalan internasional maka saat itu pukul 14.00 waktu setempat tanggal
20 Maret dan 21 Maret bersamaan. Bingung? (saya juga)

Astronomi dan Astrofisika 12

Anda mungkin juga menyukai