Anda di halaman 1dari 16

---MENGAPA KITA HARUS MENGGUNAKAN KALENDER HIJRIYAH---

oleh Berita Mengenai Islam pada 21 Desember 2010 jam 5:59


by Pi Lam on Tuesday, December 21, 2010 at 5:18am
“AL QURAN DITURUNKAN OLEH ALLAH SWT DENGAN BANYAK SEKALI ILMU PENGETHUAN DI DALAMN
YA,
SALAH SATU ILMU YANG KITA DAPAT ADALAH UNTUK MENGGANTI KALENDER MASEHI YANG TIDA
K AKURAT DENGAN MENGGUNAKAN PENANGGALAN HIJRIYAH.”
-- ALLAH menyatakan agar penanggalan didasarkan pada orbit Bumi dan orbit Bulan
seperti pada Ayat 9/36, dan lebih jelas pada Ayat Suci yang artinya:

QS 2:189. Mereka bertanya padamu tentang HILAL, katakanlah “Dia adalah penentuan w
aktu bagi manusia dan Haji, dan tiada kebaikan bahwa kamu mendatangi rumah-rumah
(penanggalan) dari belakangnya, tetapi kebaikan itu ialah siapa yang menginsyaf
i. Datangilah rumah-rumah dari pintu-pintunya. Insyaflah pada ALLAH semoga kamu
menang.

QS 2:197. Haji itu pada bulan-bulan tertentu. Siapa yang telah wajib Hajji dalam
nya, maka tiada lagi jimak dan tiada kefasikan juga tiada perbantahan dalam Hajj
i. Apapun yang kamu lakukan dari kebaikan, ALLAH mengetahuinya. Dan tambahlah, m
aka tambahan yang baik ialah keinsyafan, dan insyaflah pada-KU hai penyelidik.

HILAL yaitu bulan baru atau Bulan sabit yang waktunya ditentukan ALLAH 12 kali d
alam satu tahun, dinyatakan dalam Ayat QS 10:5 dan QS 9:36. Itulah yang HARUS di
jadikan dasar penanggalan. Selama 12 bulan itu ada 4 bulan terlarang waktu mana
wajib Hajji berlaku bagi siapa yang menyanggupi.

Hendaklah orang berbulan baru di waktu Hilal Bulan mulai ada di ufuk barat di se
nja hari yang berlaku pada penanggalan Qamariah, tetapi orang yang memakai penan
ggalan musim tidak memperdulikan Hilal Bulan itu bahkan mereka sering berbulan b
aru di waktu Bulan telah purnama. Hal ini dinyatakan ALLAH SWT sebagai “mendatangi
rumah dari belakang tidak berpintu”, dan pada Ayat QS 9:37 dinyatakan sebagai men
ambah pada kekafiran.
Jika penanggalan musim tidak didasarkan pada orbit Bumi keliling Surya dan tidak
pula pada orbit Bulan keliling Bumi, disusun hanya untuk keuntungan pertanian p
enduduk belahan utara buat sementara, dan selalu merugikan penduduk belahan sela
tan, maka penanggalan Qamariah didasarkan atas orbit kedua benda angkasa tadi se
cara logis dan adil bahkan menguntungkan semua orang.
Penanggalan musim yang disebut dengan tahun Masehi kini bukanlah didasarkan atas
edaran Bumi keliling Surya, karena Julius Caesar dan Paus Georgery VIII sendiri
masih menyangka bintang-bintang mengitari Bumi dan mereka belum mengetahui kead
aan Bumi sebenarnya. Tetapi anehnya masyarakat manusia kini masih berpegang pada
penanggalan musim tersebut bahkan mengira bahwa orbit Bumi keliling Surya adala
h menjadi dasar dan cocok dengan penanggalan itu.
ALLAH melarang orang memakai penanggalan didasarkan atas pergantian musim, karen
a tidak permanen bahkan selalu makin berkurang waktunya, menguntungkan penduduk
belahan utara untuk sementara tetapi merugikan penduduk di selatan untuk selaman
ya, apalagi di daerah kutub di mana satu tahunnya terdiri dari satu siang dan sa
tu malam. Penanggalan itu menghilangkan nilai empat bulan terlarang yang pada aw
al abad 15 Hijriah hampir tidak dihiraukan oleh orang-orang Islam sendiri karena
masih melakukan buruan di daratan Bumi pada bulan-bulan itu. Dan yang paling te
rkesan ialah bahwa penanggalan musim itu telah memperbanyak hari libur di antara
masyarakat Islam, ditambah dengan wajib puasa pada bulan Ramadhan.
Dinyatakan bahwa penanggalan musim itu selaku pengunduran yaitu mengundurkan jum
lah hari setahun dari 355 menjadi 365 pada abad 15 Hijriah, dan dinyatakan penam
bahan dalam kekafiran karena penanggalan itu menyebabkan tanggal-tanggal penting
dalam Islam jadi tidak menentu, tidak ada kepastian. Penanggalan itu juga yang
menyebabkan orang berlibur mingguan terbukti dengan nama Friday dan Sunday yaitu
hari untuk libur lainnya waktu mana hukum Islam sulit terlaksana. Akhirnya pema
kai penanggalan musim menghalalkan yang secara jelas diharamkan ALLAH itulah pen
ambahan dalam kekafiran.
Satu kali orbit Bumi keliling Surya bukan 360 derajat tetapi 345 derajat dilalui
nya selama 354 hari 8 jam 48 menit dan 36 detik. Dalam satu bulan Qamariah, Bumi
bergerak sejauh 28˚ 45’ atau dalam satu hari sejauh 0derajat 58’ 28’’,4.
Perlu dicatat bahwa Bulan mengorbit keliling Bumi sejauh 331˚ 15’, selama 29 hari 12
jam 44,04 menit. Dia bergerak dalam satu hari sejauh 11˚ 12’. Jadi keliling 360˚ - 33
1˚ 15’ = 28˚ 45’ kalau dikalikan 12 bulan Qamariah maka satu tahun Islam adalah 354 hari
8 jam 48 menit dan 36 detik atau 345 derajat gerak edar Bumi keliling Surya.
Untuk mengitari Surya 360 derajat keliling, maka Bumi memakai waktu selama 370 h
ari. Dalam pada itu satu tahun musim pada abad 20 Masehi dijalani Bumi sejauh 35
5˚ 12’ selama 365 hari 6 jam. Hal ini dapat dibuktikan dengan terlambatnya bintang-b
intang di angkasa pada waktu tertentu yang sama setiap tahunnya sejauh 4˚ 48’.
Jadi menurut tahun musim atau Solar Year, maka Bumi bergerak keliling Surya seja
uh 355˚ 12’ yaitu 4 48’ sebelum mencapai titik lingkaran penuh, hingga 360˚ - 355˚ 12’ = 4˚
jika dikalikan dengan 75 tahun musim menjadi 360˚ barulah Bumi berada pada posisi
pertama selaku awal tahunnya. Ketika itu bintang-bintang di angkasa mungkin bera
da kembali pada posisi tertentu pada waktu bersamaan dengan 75 tahun yang lampau
, karena Bumi sendiri bukan berada pada titik perihelion orbit semula.
Namun jika dihitung menurut TAHUN HIJRIYAH atau Lunar Year, ternyata Bumi memula
i orbitnya dari titik perihelion pada tanggal 1 Muharram, lalu bergerak 345 dera
jat keliling Surya yaitu 15˚ sebelum mencapai titik lingkaran 360 penuh. Setelah 2
4 tahun kemudiannya, Bumi berada kembali pada posisi bermula, yaitu 360˚ - 345˚ sama
dengan 15˚ x 24 tahun = 360˚. Waktu itu setiap bintang di angkasa berada kembali pa
da posisi tertentu bersamaan dengan posisinya pada waktu tertentu 24 tahun yang
lampau, dan Bumi juga berada kembali pada titik perihelion orbitnya bermula.
-- ASAL MUASAL KALENDER MASEHI
Kata Masehi (disingkat M) dan Sebelum Masehi (disingkat SM) biasanya merujuk kep
ada tarikh tahun menurut Kalender Gregorian.
Awal tahun Masehi merujuk kepada tahun yang dianggap sebagai tahun kelahiran Nab
i Isa Al-Masih karena itu kalender ini dinamakan Masihiyah atau Yesus dari Nazar
et. Kebalikannya, istilah Sebelum Masehi (SM) merujuk pada masa sebelum tahun te
rsebut. Sebagian besar orang non-Kristen biasanya mempergunakan singkatan M dan
SM ini tanpa merujuk kepada konotasi Kristen tersebut. Sistem penanggalan yang m
erujuk pada awal tahun Masehi ini mulai diadopsi di Eropa Barat selama abad ke-8
.
Meskipun tahun 1 dianggap sebagai tahun kelahiran Yesus, namun bukti-bukti histo
ris terlalu sedikit untuk mendukung hal tersebut. Para ahli menanggali kelahiran
Yesus secara bermacam-macam, dari 18 SM hingga 7 SM. TERBUKTI BAHWA YESUS SENDI
RI PUN TIDAK LAHIR(NATAL) TANGGAL 25 DESEMBER, TAPI 25 DESEMBER ADALAH HARI KELA
HIRAN BERHALA2X ORANG-ORANG ALIRAN PAGANISME.
Lebih lengkap di:
http://yesuscross.wordpress.com/2008/12/23/ada-apa-dengan-25-desember/
http://binerku.blogspot.com/2010/01/tipuan-pohon-natal-asal-usul-perayaan.html
Sejarawan tidak mengenal tahun 0 ─ 1 M adalah tahun pertama sistem Masehi dan tepa
t setahun sebelumnya adalah tahun 1 SM. Dalam perhitungan sains, khususnya dalam
penanggalan tahun astronomis, hal ini menimbulkan masalah karena tahun Sebelum
Masehi dihitung dengan menggunakan angka 0, maka dari itu terdapat selisih 1 tah
un di antara kedua sistem.
Di Indonesia selain tahun Masehi yang digunakan secara resmi, secara tidak resmi
masyarakat juga mengenal tahun Hijriyah/tahun Jawa dan tahun Imlek/tahun Tiongh
oa.
Dalam bahasa Inggris dan dipergunakan secara internasional, istilah Masehi diseb
ut menggunakan bahasa Latin Anno Domini / AD (Tahun Tuhan kita) dan Sebelum Mase
hi disebut sebagai Before Christ / BC (Sebelum Kristus). Sistem ini mulai diranc
ang tahun 525, namun tidak begitu luas digunakan hingga abad ke-11 hingga ke-14.
Pada tahun 1422, Portugis menjadi negara Eropa terakhir yang menerapkan sistem
penanggalan ini. Setelah itu, seluruh negara di dunia mengakui dan menggunakan k
onvensi ini untuk mempermudah komunikasi.

-- Kalender Islam Lebih Benar Dari Masehi


Penanggalan Lunar Year dimulai dari Gerhana Surya dengan pengetahuan bahwa soren
ya pasti ada Hilal Bulan di ufuk barat. Sekiranya tanggal 1 Muharram, yaitu bula
n pertama, bertepatan dengan tanggal 21 Maret atau 22 September pada abad 20 Mas
ehi, tentulah terjadi gerhana penuh di tempat tertentu pada ekuator Bumi. Hal in
i memang telah berlaku pada tanggal 21 Maret 1901 waktu mana Umbra atau gerhana
penuh terjadi. Kemudian 1 Muharram tercatat tanggal 20 Maret 1935 dan tanggal 19
Maret 1969, waktu itu terdapat Penumbra atau gerhana tidak penuh di Sumatra Ten
gah, tegasnya di Bukit Tinggi, dan hal itu juga menjadi bukti bahwa Bumi dalam o
rbit ovalnya keliling Surya melalui garis zigzag atau melenggang ke utara dan ke
selatan garis Ekliptik sesudah topan Nuh sampai kini.
Karena itulah garis Umbra gerhana penuh pada tanggal 23 Desember sampai dengan 2
1 Juni melengkung arah ke utara permukaan Bumi karena waktu itu Bumi bergerak ke
selatan garis Ekliptik keliling Surya, lalu bayangan Bulan tampak bergerak ke u
tara. Sebaliknya jika gerhana itu berlaku pada tanggal 22 Juni sampai dengan 22
Desember, Umbra tampak melengkung arah ke selatan selaku bayangan Bulan karena w
aktu itu Bumi bergerak ke utara.
Namun gerhana Surya pada tanggal 21, 20, 19 Maret tadi telah kita pergunakan sel
aku bahan penyusunan Kalender Nuclear untuk satu abad Hijriah dan Masehi, diterb
itkan lalu diedarkan pada masyarakat umum. Dengan perhitungan atas orbit Bumi da
n orbit Bulan sebagai di atas tadi, kita memperoleh ketentuan bahwa:
1. Ramadhan memiliki 29 hari tetapi 30 hari pada tahun ketiga.
2. Satu tahun Qamariah terdiri dari 354 hari, tetapi 355 hari pada tahun ketiga.
Code:
Tahun Tgl. 1 Hari Tgl. 10
Hijriah Ramadhan Ramadhan Zulhijah
1403 Senin 29 hari Ahad
1404 Jum’at 29 hari Kamis
1405 Selasa 30 hari Selasa
1406 Ahad 29 hari Sabtu
1407 Kamis 29 hari Rabu
1408 Senin 30 hari Senin
1409 Sabtu 29 hari Jum’at
1410 Rabu 29 hari Selasa
1411 Ahad 30 hari Ahad
Bilamana tercatat tanggal 1 Ramadhan hari Senin maka tanggal 10 Zulhujah hari Ah
ad pada tahun tersebut. Tetapi jika Ramadhan terdiri dari 30 hari maka tangal 1
Ramadhan dan tanggal 10 Zulhijah berlaku pada hari bersaman.
4. Setiap seperempat abad jumlah hari yang dimiliki Ramadhan seperti di bawah in
i untuk selanjutnya:
Code:
Ramadhan Jumlah Ramadhan Jumlah Ramadhan Jumlah
Tahun: Harinya: Tahun: Harinya: Tahun: Harinya:
1400 ........... 30 1421 ........... 29 1442 ........... 30
1401 ........... 29 1422 ........... 29 1443 ........... 29
1402 ........... 30 1423 ........... 30 1444 ........... 29
1403 ........... 29 1424 ........... 29 1445 ........... 30
1404 ........... 29 1425 ........... 30 1446 ........... 29
1405 ........... 30 1426 ........... 29 1447 ........... 29
1406 ........... 29 1427 ........... 30 1448 ........... 30
1407 ........... 29 1428 ........... 29 1449 ........... 29
1408 ........... 30 1429 ........... 29 1450 ........... 30
1409 ........... 29 1430 ........... 30
1410 ........... 29 1431 ........... 29
1411 ........... 30 1432 ........... 29
1412 ........... 29 1433 ........... 30 1501 ........... 29
1413 ........... 29 1434 ........... 29 1502 ........... 30
1414 ........... 30 1435 ........... 29
1415 ........... 29 1436 ........... 30
1416 ........... 29 1437 ........... 29
1417 ........... 30 1438 ........... 29 1549 ........... 29
1418 ........... 29 1439 ........... 30 1550 ........... 30
1419 ........... 29 1440 ........... 29 1551 ........... 29
1420 ........... 30 1441 ........... 29 1552 ........... 30
LEBIH LENGKAP LIHAT DI: http://myquran.com/forum/showthread.php/9136-Kalender-Is
lam-Lebih-Benar-Dari-Masehi
Manusia purbakala semenjak Adam sampai topan Nuh senantiasa memakai penanggalan
Qamariah. Yang demikian cocok sekali dengan maksud Ayat QS 9:36. Tetapi setelah
topan Nuh, terjadilah pergantian musim karena Bumi melenggang zigzag ke selatan
dan ke utara garis ekliptik sewaktu mengorbit pada lingkaran oval keliling Surya
. Pergantian musim tersebut nyata mempengaruhi sosial ekonomi penduduk yang mend
iami Temperatur Zone, maka penduduk Mesirlah yang pertama kali menjadikan pergan
tian musim untuk penanggalan sesuai dengan jadwal pertanian waktu itu, ditandai
dengan bintang Sirius bersamaan terbitnya dengan Surya di ufuk timur. Menurut ke
terangan yang kita dapati, hal yang bersamaan juga berlaku pada bangsa Maya di M
exico, semenjak kira-kira 580 tahun sebelum Masehi. BINTANG SIRIUS (SYI RA0 MERU
APKAN SALAH SATU BINTANG YANG TELAH TERTULIS DLM ALQURAN 1400-an TAHUN LALU:
Ketika ayat ke-49 dan ke-9 dari surat An Najm dibaca secara bersama, keajaiban i
ni menjadi nyata:
“dan bahwasanya Dialah Tuhan (yang memiliki) bintang Syi’ra” (QS. An Najm, 53: 49)
“maka jadilah dia dekat dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi)” (QS. An Najm,
53: 9)
http://norche.wordpress.com/)(
Sewaktu Julius Caesar berada di Mesir, dia dapat mempelajari penanggalan musim,
dan dengan pertolongan seorang astronom Greek bernama SOSIGENES, lalu berubah tr
adisi bangsa Roma yang ketika itu memakai Qamariah dengan penanggalan musim ditu
kar dengan July untuk kehormatan Caesar. Dia dilahirkan pada tahun 116 sebelum M
asehi dan meninggal tahun 44 sebelum Masehi, sedangkan penanggalan musim itu mul
ai disyahkannya pada tahun 45 sebelum Masehi, yaitu satu tahun sebelum kematiann
ya.
Sewaktu penanggalan itu diuji ternyata cocok dengan pergantian musim yang satu t
ahunnya terdiri dari 365 hari 6 jam, mulailah bangsa lain, yang mulanya memakai
Lunar Year, mengikuti penanggalan musim. The 1973 World Almanac And Book of Fact
s menyatakan bahwa penganut Protestan barulah memakai penanggalan musim pada per
mulaan abad 18 Masehi, Perancis pada tahun 1793, Jepang tahun 1873, China tahun
1912, Greek tahun 1924, dan Turkey tahun 1927.
Setelah enam belas abad, ternyata penanggalan musim yang disahkan Julius Caesar
itu tidak tepat lagi sebagai tahun musim, karena memang lenggang Bumi ke utara d
an ke selatan telah semakin berkurang sesuai dengan berkurangnya gerak pendulum
bebas. Daerah kutub yang diliputi es semakin meluas sesuai dengan ketentuan Ayat
13/41 dan 21/44 hingga pernah dikatakan “Bumi jadi semakin dingin”, musim dingin le
bih cepat datangnya daripada waktu lampau.
Maka Paus Georgery VIII memperpendek penanggalan tersebut dan menetapkan tanggal
4 oktober 1582 jadi tanggal 15 oktober, yaitu memperpendek sebelas hari, didasa
rkan pada pergantian musim yang berlaku tidak cocok lagi dengan penanggalan Juli
us Caesar, dan bahwa waktu dalam tahun musim telah semakin berkurang. Tepatnya w
aktu itu ialah 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik. Penanggalan inilah yang masih d
ipakai sampai pada abad 20 Masehi di antara berbagai bangsa.
Sebagai akibat dari kalender Georgery ini, maka Inggris dan daerah kolonialnya d
i Amerika merubah tanggal 3 September 1752 jadi tanggal 14 September, hingga kel
ahiran George Washington yang mulanya dicatat tanggal 11 Pebruari 1731 harus dir
ubah menjadi tanggal 22 Pebruari 1731. Sementara itu timbul pula perbedaan penda
pat mengenai hari kelahiran Jesus yang dinyatakan 25 Desember, ada yang menyatak
an 4 tahun sebelum tahun Masehi yang berlaku, hingga tahun 1990 kini haruslah di
tulis tahun 1994.
Namun Julius Caesar telah benar di zamannya, begitupun Paus Georgery VIII di zam
annya, keduanya menyusun penanggalan musim yang cocok pada zaman masing-masing,
tetapi waktu pergantian itu sendiri yang telah berkurang. Dan benarlah pula pern
yataan Encyclopedia Americana 1975 jilid 9 halaman 588 bahwa penyimpangan ekuato
r Bumi dari garis ekliptik keliling Surya tercatat 230 27’ pada tahun 1975, dan be
rkurang terus menerus 00 75’ setiap seratus tahun.
Penanggalan musim yang disebut dengan tahun Masehi kini bukanlah didasarkan atas
edaran Bumi keliling Surya, karena Julius Caesar dan Paus Georgery VIII sendiri
masih menyangka bintang-bintang mengitari Bumi dan mereka belum mengetahui kead
aan Bumi sebenarnya. Tetapi anehnya masyarakat manusia kini masih berpegang pada
penanggalan musim tersebut bahkan mengira bahwa orbit Bumi keliling Surya adala
h menjadi dasar dan cocok dengan penanggalan itu.
Suatu hal yang selama ini kurang diperhatikan penduduk Bumi yaitu penanggalan mu
sim itu hanyalah menguntungkan penduduk Temperatur Zone belahan utara, sembari m
erugikan penduduk belahan selatan, terutama mengenai masa libur. Mereka bertahun
baru tanpa dasar tertentu, dan berbulan baru sewaktu Bulan di angkasa purnama r
aya.
Kalender Julius Caesar diperbaiki Paus Georgery VIII setelah 16 abad, dan perbai
kan itu sudah berlangsung 4 abad, karenanya sekarang wajar sekali timbul pendapa
t yang menyatakan pergantian musim tidak cocok lagi dengan penanggalan Masehi. P
enanggalan inilah yang dimaksud ALLAH pada Ayat Suci:

QS 9:37. Bahwa pengunduran (dengan kalender musim) ialah penambahan dalam kekafi
ran. Dengannya disesatkan orang-orang kafir. Mereka menghalalkannya pada satu mu
sim dan mengharamkannya pada satu musim untuk menguasai bilangan yang ALLAH hara
mkan, lalu menghalalkan yang ALLAH haramkan. Dihiasi untuk mereka kejahatan amal
mereka dan ALLAH tidak menunjuki kaum kafir.
ALLAH melarang orang memakai penanggalan didasarkan atas pergantian musim, karen
a tidak permanen bahkan selalu makin berkurang waktunya, menguntungkan penduduk
belahan utara untuk sementara tetapi merugikan penduduk di selatan untuk selaman
ya, apalagi di daerah kutub di mana satu tahunnya terdiri dari satu siang dan sa
tu malam. Penanggalan itu menghilangkan nilai empat bulan terlarang yang pada aw
al abad 15 Hijriah hampir tidak dihiraukan oleh orang-orang Islam sendiri karena
masih melakukan buruan di daratan Bumi pada bulan-bulan itu.
Dinyatakan bahwa penanggalan musim itu selaku pengunduran yaitu mengundurkan jum
lah hari setahun dari 355 menjadi 365 pada abad 15 Hijriah, dan dinyatakan penam
bahan dalam kekafiran karena penanggalan itu menyebabkan tanggal-tanggal penting
dalam Islam jadi tidak menentu, tidak ada kepastian. Penanggalan itu juga yang
menyebabkan orang berlibur mingguan terbukti dengan nama Friday, Saturday dan Su
nday yaitu hari untuk libur lainnya waktu mana hukum Islam sulit terlaksana. Akh
irnya pemakai penanggalan musim menghalalkan yang secara jelas diharamkan ALLAH
itulah penambahan dalam kekafiran.
ALLAH menyatakan agar penanggalan didasarkan pada orbit Bumi dan orbit Bulan sep
erti pada Ayat 9/36, dan lebih jelas pada Ayat Suci yang artinya:
2/189. Mereka bertanya padamu tentang hilal, katakanlah “Dia adalah penentuan wakt
u bagi manusia dan Haji, dan tiada kebaikan bahwa kamu mendatangi rumah-rumah (p
enanggalan) dari belakangnya, tetapi kebaikan itu ialah siapa yang menginsyafi.
Datangilah rumah-rumah dari pintu-pintunya. Insyaflah pada ALLAH semoga kamu men
ang.

2/197. Haji itu pada bulan-bulan tertentu. Siapa yang telah wajib Hajji dalamnya
, maka tiada lagi jimak dan tiada kefasikan juga tiada perbantahan dalam Hajji.
Apapun yang kamu lakukan dari kebaikan, ALLAH mengetahuinya. Dan tambahlah, maka
tambahan yang baik ialah keinsyafan, dan insyaflah pada-KU hai penyelidik.
HILAL, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya yaitu bulan baru atau Bulan sabit
yang waktunya ditentukan ALLAH 12 kali dalam satu tahun, dinyatakan dalam Ayat
10/5 dan 9/36. Itulah yang harus dijadikan dasar penanggalan. Selama 12 bulan it
u ada 4 bulan terlarang waktu mana wajib Hajji berlaku bagi siapa yang menyanggu
pi. Kewajiban ini kita bicarakan insya Allah pada lain waktu. Tetapi dari maksud
Ayat 2/189 tadi dapat diketahui bahwa orang tidak boleh mendatangi rumah-rumah
dari belakangnya tetapi hendaklah mendatangi rumah dari pintu-pintunya, dan tiad
a seorang sehat yang memasuki rumah dari belakang yang tidak berpintu. Tetapi ya
ng dimaksud ALLAH dalam Ayat Suci itu, sekalipun tampaknya wajar dan lumrah saja
, adalah mendatangi atau memasuki bulan penanggalan setiap tahun mesti dari Hila
l Bulan yang dinyatakan pada awal Ayat 2/189 itu sendiri.

Hendaklah orang berbulan baru di waktu Hilal Bulan mulai ada di ufuk barat di se
nja hari yang berlaku pada penanggalan Qamariah, tetapi orang yang memakai penan
ggalan musim tidak memperdulikan Hilal Bulan itu bahkan mereka sering berbulan b
aru di waktu Bulan telah purnama. Hal ini dinyatakan ALLAH sebagai “mendatangi rum
ah dari belakang tidak berpintu”, dan pada Ayat 9/37 dinyatakan sebagai “menambah pa
da kekafiran”.
Jika penanggalan musim tidak didasarkan pada orbit Bumi keliling Surya dan tidak
pula pada orbit Bulan keliling Bumi, disusun hanya untuk keuntungan pertanian p
enduduk belahan utara buat sementara, dan selalu merugikan penduduk belahan sela
tan, maka penanggalan Qamariah didasarkan atas orbit kedua benda angkasa tadi se
cara logis dan adil bahkan menguntungkan semua orang.
Dengan memakai penanggalan Qamariah, akan berlaku:
1. Ibadah puasa bulan Ramadhan untuk 18 tahun berlangsung pada musim semi dan mu
sim panas di setiap Temperatur Zone, dan 18 tahun kemudiannya berlangsung pada m
usim gugur dan musim dingin secara bergantian. Sekiranya bulan Ramadhan itu diga
nti dengan July atau January maka keadilan tadi tidak akan berlaku. Demikian pul
a ibadah Hajji ke Makkah. Karena itu, kita melakukan puasa Ramadhan mengacu pada
KALENDER HIJRIYAH, BUKAN PADA KALENDER MASEHI.
Indonesia yang menggunakan kalender Masehi dan mengacu pada kalender hijriyah se
ringkali MERIBUTKAN PENENTUAN TANGGAL KAPAN MULAI PUASA, KAPAN JATUHNYA HARI LEB
ARAN, DLL. Dan akhirnya terjadi perbedaan jatuhnya hari raya antar sesama umat i
slam. Kalau terjadi perpecahan seperti itu, mungkin inilah yang dimaksudnya pada
ayat Ayat 9/37 sebagai “menambah pada kekafiran”. Waallahu’alaam.
2. Penanggalan dengan mudah dapat diketahui setiap hari, berdasarkan keadaan Bul
an di angkasa dan berlaku permanen pada tanggal tertentu setiap bulan, hal mana
tidak mungkin diketahui pada penanggalan musim.
3. 31 bulan pada Lunar Year sama dengan 30 bulan Solar Year, hal mana menguntung
kan pekerja bulanan dan orang-orang yang digaji menurut penanggalan.
4. Penanggalan Qamariah sifatnya tetap tanpa perubahan di Bumi, demikian pula di
planet-planet lain menurut Ayat 9/36. Nanti akan diketahui apakah kecepatan orb
it Bulannya sama dengan kecepatan Bulan kita atau tidak, tetapi jelas sekali bah
wa pergantian musim di setiap planet tidak wajar dijadikan dasar penanggalan.
(http://nafanakhun.wordpress.com/2010/03/08/perkiraan-penanggalan-hijriyah-berda
sarkan-posisi-bulan-dan-matahari/)
LUNAR YEAR ATAU TAHUN QOMARIAH LEBIH AKURAT
Dalam Alquran, tahun penanggalan yang berhubungan dengan orbit Bulan keliling Bu
mi dan orbit Bumi keliling Surya dinamakan dengan SANAH yang kini disebut tahun
Qamariah, sementara yang berhubungan dengan musim dinamakan dengan ‘AAM yang kini
disebut tahun Syamsiah atau Solar Year.
Tahun Qamariah atau Lunar Year yang menjadi dasar penanggalan Hijriah adalah tah
un yang panjang waktunya tidak pernah berkurang. Ini dapat difahami jika orang s
udi memperhatikan sejarah dan keadaannya:
1. Orbit Bumi keliling Surya bukanlah berupa lingkaran bundar karena lingkaran b
egini akan menggambarkan jarak Bumi dari Surya selalu sama sepanjang tahun, pada
hal pengukuran dengan sistem parallax menyatakan ada kalanya Bumi sejauh 90 juta
mil dari Surya dan ada kalanya sejarak 94 juta mil. Sekiranya orbit bundar itu
terlaksana maka Bumi akan kekurangan daya layangnya keliling Surya, dan aktifita
s Sunspot di permukaan Surya tetap stabil, bersamaan, padahal perubahan aktifita
s itu selalu ada karena ditimbulkan oleh tarikan Surya pada planet-planet yang k
adang-kadang mendekat dan kadang-kadang menjauh.
2. Orbit Bumi keliling Surya bukan pula berupa lingkaran elips atau lonjong kare
na lingkaran begini akan membentuk dua titik perihelion dan dua titik aphelion o
rbit. Jika ini memang berlaku maka susunan Tatasurya akan kacau balau dengan aki
bat yang susah diramalkan. Dan dengan pemikiran logis, orbit demikian dapat dika
takan tidak mungkin terjadi dalam tarik-menariknya Surya dengan Bumi, karena set
iap kali Bumi berada pada titik perihelion orbitnya, dia harus tertarik untuk me
mbelokkan arah layangnya ke kiri beberapa derajat mendekati Surya yang dikitari.
3. Orbit berbentuk lingkaran OVAL adalah satu-satunya yang dilakukan Bumi, memil
iki satu perihelion yaitu titik di mana Bumi paling dekat pada Surya sembari mel
ayang cepat, dan satu titik aphelion yaitu titik terjauh dari Surya waktu mana B
umi melayang lambat. Dengan orbit OVAL begini terwujudlah daya layang berkelanju
tan menurut ketentuan ALLAH, begitu pun jarak relatif antara 90 juta mil, dan ak
tifitas Sunspots yang berubah sepanjang tahun untuk mewujudkan perubahan cuaca d
i muka Bumi.
(http://arsiparmansyah.wordpress.com/2007/10/17/nazwar-syamsu-penanggalan-tahuna
n/)
Keadaan orbit planet demikian dinyatakan ALLAH dengan istilah SIDRAH pada QS Aya
t 53/14 dan 53/16. Arti Sidrah yaitu TERATAI, bunga mengambang di atas permukaan
air sementara uratnya terhunjam di tanah. Di waktu pasang naik, teratai itu iku
t naik dan ketika pasang surut dia pun ikut turun. Demikian pula Bumi bergerak k
eliling Surya dalam orbit Oval yang kemudian dipakai orang pada roda dengan sist
em piston untuk penambah daya dorong pada mesin bertenaga besar.
Lingkaran oval berbentuk telur di mana ada bujur besar dengan titik aphelion, da
n bujur kecil dengan titik perihelion. Sewaktu Bumi berada pada titik perihelion
ini, tarik-menariknya sangat kuat dengan Surya hingga ketika itu gelombang laut
tampak lebih besar daripada biasanya, dan mulailah penanggalan Muharram selaku
bulan pertama Lunar Year. Karena keadaan Bumi serius sekali, melayang cepat dan
paling dekat dari Surya, lalu dinyatakan Muharram selaku bulan terlarang yaitu S
yahrul Haraam yang sering pula diartikan dengan “Bulan Mulia.”
Kemudian itu Bumi mulai melayang lambat dan paling lambat sewaktu berada di titi
k aphelion yaitu bulan betujuh, maka bulan Rajab itu pun dinamakan bulan terlara
ng karena Bumi ketika itu paling jauh dari Surya dalam keadaan serius. Pada tang
gal 27 bulan itu dulunya Muhammad dimi’rajkan ALLAH dari Bumi ke planet Muntaha (I
SRA’ MI’RAJ).
Setelah itu Bumi mulai pula melayang cepat karena ditarik oleh Surya hingga menc
apai bulan kesebelas dan lebih cepat pada bulan kedua belas, yaitu bulan Zulkaed
ah dan Zulhijah, semakin dekat pada Surya, lalu kedua bulan itu juga dinamakan b
ulan terlarang karena nyatanya Bumi dalam keadaan serius. Pada tanggal 29 Zulhij
ah, Bumi telah menyelesaikan satu orbitnya 345 derajat Surya, yaitu satu tahun L
unar Year.
Itulah sebabnya kenapa Muharram, Rajab, Zulkaedah, dan Zulhijah dinamakan empat
bulan terlarang, pada bulan-bulan itu Bumi sedang mengalami tarikan kuat dari Su
rya dan juga mengalami tarikan lemah hingga manusia Bumi bagaikan diberi peringa
tan tentang planet yang didiami terutama mereka yang mengetahui hisaab atau perh
itungan nasib diri. Namun keadaannya mengandung ilmu astronomi yang harus dipela
jari setiap diri.
Dalam pada itu Rabi’ul Awwal waktu mana Muhammad lahir dan meninggal dunia, begitu
pun Ramadhan selaku bulan turunnya Alquran, keduanya tidak dinyatakan bulan ter
larang, karenanya teranglah Islam tidak mengandung kultus individu. Alquran tida
k memberikan data tentang hari kelahiran Ibrahim dan Muhammad walaupun yang pert
ama dinyatakan IMAM bagi manusia dan pendiri Ka’bah, dan yang keduanya dinyatakan
penyampaian Alquran dan Nabi terakhir.
Satu kali orbit Bumi keliling Surya bukan 360 derajat tetapi 345 derajat dilalui
nya selama 354 hari 8 jam 48 menit dan 36 detik. Dalam satu bulan Qamariah, Bumi
bergerak sejauh 28˚ 45’ atau dalam satu hari sejauh 0derajat 58’ 28’’,4.
Perlu dicatat bahwa Bulan mengorbit keliling Bumi sejauh 331˚ 15’, selama 29 hari 12
jam 44,04 menit. Dia bergerak dalam satu hari sejauh 11˚ 12’. Jadi keliling 360˚ - 33
1˚ 15’ = 28˚ 45’ kalau dikalikan 12 bulan Qamariah maka satu tahun Islam adalah 354 hari
8 jam 48 menit dan 36 detik atau 345 derajat gerak edar Bumi keliling Surya.
Untuk mengitari Surya 360 derajat keliling, maka Bumi memakai waktu selama 370 h
ari. Dalam pada itu satu tahun musim pada abad 20 Masehi dijalani Bumi sejauh 35
5˚ 12’ selama 365 hari 6 jam. Hal ini dapat dibuktikan dengan terlambatnya bintang-b
intang di angkasa pada waktu tertentu yang sama setiap tahunnya sejauh 4˚ 48’.
Jadi menurut tahun musim atau Solar Year, maka Bumi bergerak keliling Surya seja
uh 355˚ 12’ yaitu 40 48’ sebelum mencapai titik lingkaran penuh, hingga 360˚ - 355˚ 12’ = 4
8’ jika dikalikan dengan 75 tahun musim menjadi 360˚ barulah Bumi berada pada posisi
pertama selaku awal tahunnya. Ketika itu bintang-bintang di angkasa mungkin ber
ada kembali pada posisi tertentu pada waktu bersamaan dengan 75 tahun yang lampa
u, karena Bumi sendiri bukan berada pada titik perihelion orbit semula.
PERHATIKAN:
Namun jika dihitung menurut tahun Hijrah atau Lunar Year, ternyata Bumi memulai
orbitnya dari titik perihelion pada tanggal 1 Muharram, lalu bergerak 345 deraja
t keliling Surya yaitu 15˚ sebelum mencapai titik lingkaran 360 penuh. Setelah 24
tahun kemudiannya, Bumi berada kembali pada posisi bermula, yaitu 360˚ - 345˚ sama d
engan 15˚ x 24 tahun = 360˚. Waktu itu setiap bintang di angkasa berada kembali pada
posisi tertentu bersamaan dengan posisinya pada waktu tertentu 24 tahun yang la
mpau, dan Bumi juga berada kembali pada titik perihelion orbitnya bermula.
Adakah ayat suci yang menganjurkan manusia memakai penanggalan Qamariah ?
Alquran memberikan hal-hal yang LOGIS yaitu yang sesuai dengan pertimbangan dan
pemikiran wajar, ini disebut kan pada berbagai ayat di antara lain pada QS 3/60.
Alquran mengandung pokok keterangan bagi seluruh persoalan, dinyatakan pada aya
t QS 16/89, hanya manusia juga yang belum sesungguhnya dapat mengambil dan memak
aikan seluruh keterangannya. Mengenai penanggalan secara spontan Alquran memberi
kan anjuran sebagai dimaksudkan di bawah ini :

QS 9:36. Bahwa bilangan bulan-bulan pada Allah ialah dua belas bulan pada keteta
pan Allah atas hari (tatasurya) yang DIA ciptakan planet dan Bumi. Dari pada bul
an-bulan itu ada EMPAT bulan Mulia(bulan-bulan yang haram untuk berperang). Itul
ah agama yang kukuh, maka janganlah menzalimi dirimu pada bulan-bulan itu, dan p
erangilah orang-orang musyrik seluruhnya sebagaimana mereka memerangi kamu selur
uhnya, dan ketahuilah bahwa Allah itu bersama orang-orang yang insyaf.

QS 9:37. Bahwasanya pengunduran (dari penanggalan Qamariah) adalah penambahan pa


da kekafiran, disesatkan dengannya orang-orang kafir yang menghalalkan suatu mus
im dan mengharamkannya pada tahun musim lainnya agar mereka menguasai bilangan y
ang Allah haramkan, maka mereka menghalalkan apa yang Allah haramkan. Dihiaskan
untuk mereka kejahatan perbuatan mereka, dan Allah tidaklah menunjuki kaum yang
kafir.

QS 10:5. DIAlah yang rnenjadikan Surya itu bernyala dan Bulan itu bersinar, dan
DIA tentukan Bulan itu tempat turunnya (orbitnya) agar kamu mengetahui bilangan
tahun dan perhitungan. Tidaklah Allah ciptakan yang demikian itu kecuali dengan
hal yang logis.
DIA jelaskan pertanda-pertanda itu bagi kaum yang BERILMU.

QS 10:6. Bahwa pada pergantian malam dan siang dan apa yang Allah ciptakan di pl
anet-planet dan di Bumi menjadi pertanda-pertanda bagi kaum yang menginsyafi.
Rangkaian ayat suci di atas ini secara jelas menerangkan bahwa penangalan yang b
erlaku dan yang HARUS dipakai di seluruh kehidupan dalam daerah tatasurya ini ad
alah penanggalan Qamariah di Bumi. Pergantian musim nyata semakin pendek waktuny
a, dan kalau orang memakai penanggalan musim pula di Jupiter misalnya maka satu
tahun di sana adalah sebelas tahun dl Bumi karena selama itu pula masa pergantia
n musirn di planet itu. apalagi kalau di Saturnus yang satu musimnya berlaku sel
ama 29 tahun di Bumi.
Penanggalan Qamariah di Bumi mungkin banyak faedahnya terutama sewaktu telah ber
langsung penerbangan antar planet. Satu-satunya planet yang memilik SATU BULAN h
anyalah Bumi ini saja maka karenanya praktislah penanggalan Qamariah di Bumi dip
akai untuk daerah tatasurya kita ini. Sebentar lagi terwujudlah hubungan antar p
lanet itu sebagai realita dari maksud ayat 10/6 tadi dan sesuai dengan ayat 65/1
2, karenanya hendaklah orang membiasakan diri dengan maksud ayat 9/36 di atas ta
di.
Jika orang melihat Surya condong ke utara atau ke selatan sewaktu terbit dan ter
benamnya, maka itu hanyalah tersebab gerakan zigzag dari Bumi ketika berkitar me
ngelilingi Surya. Kejadian yang dilihat ialah sebagai berikut:
Pada tanggal 21 Maret, Surya tepat berada di atas garis ekuator sambil bergerak
ke arah utara, dan tanggal 21 Juni Surya mencapai titik 23 1/2 derajat dari ekua
tor, titik pada garis keliling yang dinamakan dengan Tropic of Cancer. Ketika it
u berlaku siang terpanjang di belahan utara, sebaliknya malam terpanjang di bela
han selatan. Dari tanggal 21 Juni Surya mulai bergerak kembali ke arah ekuator d
an tepat berada di atas garis ekuator pada tanggal 21 September.
Gambar: Tropic of Cancer dan Capricorn
Pada tanggal 22 September Surya terus bergerak dari garis ekuator ke arah selata
n dan sampai di garis yang dinamakan Tropic of Capricorn yaitu pada titik 23 1/2
derajat dari ekuator keliling Bumi. Ketika itu tercatat tanggal 22 Desember wak
tu mana berlaku siang terpanjang di belahan selatan dan malam terpanjang di bela
han utara. Selanjutnya Surya bergerak kembali ke arah ekuator Bumi dan sampai pa
da tanggal 20 Maret untuk pergantian musim selanjutnya.
Dengan gerakan Surya yang tampak dari Bumi demikian, timbullah tiga lingkungan d
aerah tadi, baik di belahan utara maupun di belahan selatan yang lama waktu sian
gnya berlainan, begitu pula lama waktu malamnya. Disebabkan itu pula adanya empa
t pergantian musim di Temperature Zone yaitu yang dinamakan musim semi, panas, g
ugur, dan musim dingin. Perpindahan posisi Surya itu juga menimbulkan waktu subu
h, maghrib, dan sebagainya tidak pernah tetap di suatu daerah. Kadang-kadang leb
ih cepat dari biasanya dan kadang-kadang lebih lambat.
Misalnya pada bulan Juni, penduduk Eropa Utara mengalami waktu subuh pada jam 03
.00 menurut jam setempat, dan waktu maghrib pada jam 21.00. Tetapi pada bulan De
sember; waktu subuh di sana berlaku pada jam 09.00 dan waktu manghrib pada jam 1
5.00. Sementara itu pada kedua bulan tersebut, penduduk Australia mengalami wakt
u subuh dan manghrib sebaliknya.
Dari catatan perkembangan sejarah semenjak abad ketujuh Masehi dapat diketahui b
ahwa masyarakat Islam senantiasa menentukan waktu Shalat dan Puasa berdasarkan t
erbit dan terbenamnya Surya dipandang dari daerah kediaman masing-masing.
Begitu pula penanggalan tahunan yang menurut Ayat 9/36 harus didasarkan pada orb
it Bulan, tetapi karena adanya pengaruh BANI ISRAIL, tanpa kesadaran, orang-oran
g Islam banyak sekali yang memakai penanggalan musim(MASEHI) yang dinyatakan ALL
AH pada Ayat 9/37 sebagai hal yang menambah pada kekafiran. Mereka berbulan baru
pada hal Bulan di angkasa tampak purnama yang seharusnya dinyatakan pertengahan
bulan dalam penanggalan.
Mereka berbulan baru tanpa dasar dan alasan, kecuali penyebutan tradisional seba
gai penyimpangan dari kewajaran. Begitu pula dalam bertahun baru menurut penangg
alan musim atau Solar Year yang umumnya disebut tahun Masehi, mereka tidak memil
iki dasar dan bukti. Jika penanggalan itu benar-benar cocok dengan pergantian mu
sim yang menjadi dasar penyusunannya, maka permulaan tahun atau tahun barunya bu
kanlah pada 1 Januari tetapi 23 Desember yaitu tanggal permulaan Surya tampak be
rgerak dari Tropic of Capricorn di belahan selatan Bumi ke arah Tropic of Cancer
di belahan utara.
Kalau misalnya penanggalan itu didasarkan pada orbit Bumi keliling Surya,
 maka t
ahun barunya juga tidak tepat di sepanjang zaman, karena orbit Bumi 360 keliling
Surya bukanlah berlaku selama 365 1/4 hari pada abad 15 Hijriah, tetapi 370 hari
dengan bukti bahwa posisi bintang-bintang di angkasa setiap tanggal 1 Januari d
ari tahun ke tahun senantiasa terlambat 40 48 . Jadi pada setiap tahun barunya te
rnyata Bumi bukan berada permulaan orbitnya, bukan dimulai dari waktu Bumi berad
a di titik Prihelion orbitnya, dan bukan pula dimulai waktu Bumi berada pada der
ajat permulaan geraknya keliling Surya.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari semua pembicaraan tadi ialah bahwa penanggala
n yang benar adalah penanggalan Lunar Year atau Qamariah sesuai dengan petunjuk
dan keredhaan ALLAH. Penanggalan Qamariah sifatnya tetap tanpa perubahan di Bumi
, demikian pula di planet-planet lain menurut Ayat QS 9:36.
Allah SWT juga Berfirman:
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengeta
hui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikia
n itu melainkan dengan hak [669]. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) ke
pada orang-orang yang mengetahui.” (QS. Yunus (10) :5 )
ASAL MUASAL KALENDER HIJRIAH
Pada masa Nabi Muhammad s.a.w., penyebutan tahun berdasarkan suatu peristiwa yan
g dianggap penting pada tahun tersebut. Misalnya, Nabi Muhammad s.a.w. lahir tan
ggal 12 Rabi’ul-Awwal Tahun Gajah (‘Am al-Fil), sebab pada tahun tersebut pasukan be
rgajah Raja Abrahah dari Yaman berniat menyerang Ka’bah.
Ketika Nabi Muhammad s.a.w. wafat tahun 632 H, kekuasaan Islam baru meliputi Sem
enanjung Arabia. Tetapi pada masa Khalifah Umar bin Khattab (634-644) kekuasaan
Islam meluas dari Mesir sampai Persia.
Pada tahun 638, Gubernur Irak Abu Musa al-Asy’ari berkirim surat kepada Khalifah U
mar di Madinah, yang isinya antara lain: “Surat-surat kita memiliki tanggal dan bu
lan, tetapi tidak berangka tahun. Sudah saatnya umat Islam membuat tarikh sendir
i dalam perhitungan tahun.”
“Kami telah menerima banyak surat dari Amir al Mu’minin, dan kami tidak tahu mana ya
ng harus dilakukan. Kami telah membaca satu perbuatan yang bertanggal Sya’ban, tet
api kami tidak tahu, Sya’ban mana yang dimaksudkan: Sya’ban sekarang atau Sya’ban yang
akan datang tahun depan?”
Maka dibentuklah panitia yang diketuai Khalifah Umar sendiri dengan anggota enam
Sahabat Nabi terkemuka, yaitu Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman
bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Talhah bin Ubaidillah, dan Zubair bin Awwam. Merek
a bermusyawarah untuk menentukan Tahun 1 (Tahun Pertama) dari kalender yang sela
ma ini digunakan tanpa angka tahun.
Ada yang mengusulkan perhitungan dari tahun kelahiran Nabi (‘Am al-Fil, 571 M), da
n ada pula yang mengusulkan tahun turunnya wahyu Allah yang pertama (‘Am al-Bi’tsah,
610 M). Dan pada akhirnya, panitia menyepakati usulan dari Ali bin Abi Thalib,
yaitu tahun berhijrahnya kaum Muslimin dari Mekah ke Madinah (‘Am al-Hijrah, 622 M
).
Maka, Khalifah Umar bin Khattab mengeluarkan keputusan bahwa tahun hijrah Nabi a
dalah Tahun Satu, dan sejak saat itu kalender umat Islam disebut Tarikh Hijriah.
Tanggal 1 Muharram 1 Hijriah bertepatan dengan 16 Tammuz 622 Rumi (16 Juli 622
Masehi). Tahun keluarnya keputusan Khalifah itu (638 M) langsung ditetapkan seba
gai tahun 17 Hijriah.
(http://nizar6189.wordpress.com/2009/12/15/asal-usul-kalender-hijriah/)
Kalender Islam dibuat dengan dasar Iman dan Taqwa kepada Allah dengan cara berhi
jrah dan berjihad menegakkan agamaNya. Peristiwa hijrah merupakan esensi dan sub
stansi hidup Muslim dalam menjaga tegaknya Iman meng Esakan Allah Azza wa Jalla
dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW.
Nama Bulan dan Hari.
Kalender Hijrah menggunakan bulan yang telah digunakan oleh orang-orang Arab. Ke
ndati penanggalannya menggunakan sistem qamariyah, tetapi penamaan 12 bulan terp
engaruh nama musim sistem kalender syamsiyah.
Nama dua belas bulan itu ialah:
1. Muharram (bulan Suci)
2. Shafar (Bulan yang Hampa)
3. Rabi’al Awwal (Musim Semi Pertama)
4. Rabi’al Akhir / Tsani (Musim Semi Kedua)
5.Jumad al Ula (Musim Dingin Pertama)
6. Jumad al Tsaniyah (Musim Dingin Kedua)
7. Rajab (Bulan Yang dipuja)
8. Sya’ban (Bulan Pembagian)
9. Ramadhan (Bulan Musim Panas)
10. Syawwal (Bulan Perburuan)
11. Dzul Qa’dah (Bulan Istirahat)
12. Dzul Hijjah (Bulan Haji)
Dalam Al Qur’an surat At Taubat ayat 36:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetap
an Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya EMPAT bulan hara
m. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri [641
] kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya se
bagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah bes
erta orang-orang yang bertakwa.” (QS At Taubat (9) :36)
Disebutkan bahwa dari 12 bulan, Allah menetapkan ada empat bulan haram (Haram un
tuk berperang). Rasulullah SAW menjelaskan, yang haram adalah Bulan Dzul Qa’dah, D
zul Hijjah, Muharram dan Rajab.
[641] Maksudnya janganlah kamu menganiaya dirimu dengan mengerjakan perbuatan ya
ng dilarang, seperti melanggar kehormatan bulan itu dengan mengadakan peperangan
.
[669] Maksudnya: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan perc
uma, melainkan dengan penuh hikmah.
Mengenai nama-nama hari dalam 7 hari, kalender hijrah menggunakan nomor bilangan
Arab. Hari pertama disebut Ahad, kedua Itsnain, ketiga Tsulatsa, keempat Arbi’ah/
arba’ah, kelima Khamis, Keenam Jum’at. Nama khusus dari Allah dalam Al Qur’an, Surat J
um’at : 9
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum at, maka bers
egeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli [1476]. Yang de
mikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al Jumuah (62) : 9)
PERHATIKAN: Hari Ahad tidak tepat bila diganti Minggu, karena secara aqidah bert
entangan dengan prinsip tauhidullah (mengEsakan Allah). Minggu dari bahasa Portu
gis; Dominggos artinya hari Tuhan, yang bermakna Tuhan istirahat pada hari ketuj
uh dan ada yang mengartikan hari kebangkitan Yesus.
Hari-hari Besar Islam dan Penting
Kalender Hijriyah berdasar sistem qamariyah memuat penanggalan hari-hari besar I
slam dan sekaligus hari-hari penting bagi waktu ibadah kaum Muslimiin.
1 Muharram adalah tahun Baru hijriyah atau Hijrah.
12 Rabi’al Awwal: hari kelahiran (Milad al Nabi/Maulid Nabi) Muhammad Rasulullah S
AW.
27 Rajab: malam Isra’ Mi’raj (Perjalanan Beliau SAW dari Masjidil Al Haram ke Masjid
Al Aqsha dank e langit yang ke tujuh terus ke al Muntaha. Rasulullah menerima p
erintah shalat 5 kali sehari langsung dari Allah SWT.
17 Ramadhan: Nuzul Al Qur’an Allah pertama kali menurunkan wahyuNya kepada rasulul
lah SAW.
21, 23, 25, 27, 29 ramadhan: malam Lailatul Al Qadr (Malam Kemuliaan, malam berk
ah yang lebih baik dari 1000 bulan).
1 Syawwal : hari raya Ied Al fithri
10 Dzulhijjah: hari raya Adhha / nahar : Ibadah hajinya tanggal 8, 9 dan 10 Dzul
hijjah
13,14,15 tiap bulan qamariya disunnahkan puasa putih (shaum al bayadh)
9, 10 Muharram, sunnah puasa ‘Asyura. 10 Muharram kaum Muslimin mempunyai kebiasaa
n menyatuni yatim piatu atau Hari Raya Yatim
--Hikmah Penggunaan Kalender Hijriyah--
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta
, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itula
h orang-orang yang mendapat kemenangan.” ( QS. At Taubah (9) :20 )
Pada kutipan surat At Taubat ayat 20 di atas, Allah telah menjelaskan secara lan
gsung tentang kewajiban orang beriman untuk berhijrah dan berjihad dengan harta
dan jiwanya, menegakkan agama Islam.
Allah meberi jaminan bagi Muslim yang memenuhi panggilanNya itu dengan derajat y
ang tinggi dan mendapat kemenangan. Pada QS AT-TAUBAH ayat 21, Allah menegaskan
lagi, Muslim akan mendapat rahmatNya, keridhaan dan surgaNya kekal di dalamnya.
Kesatuan Iman, hijrah dan jihad merupakan puncak jati diri Muslim, sehingga Rasu
lullah SAW menegaskan bahwa setiap amal bergantung niatnya dan setiap orang hany
a mendapat (pahala) menurut apa yang diniatkan.
Disinilah hakikat ikhlas, bahwa setiap perbuatan hanya ditujukan mencari ridha A
llah. Kalender hijrah diambil dari peristiwa dan waktu yang penuh perjuangan lah
ir batin Rasulullah SAW bersama keluarga dan para shahabatnya, menerima Islam, m
eyakini, mengamalkan dan membelanya.
Hikmah Kalender Hijriyah bagi Muslim, sebagai penanggalan untuk catatan kapan me
lakukan yang wajib, sunnah, mubah kapan harus menjauhi yang makruh dan sama seka
li tidak menggunakan waktu kalendernya untuk kegiatan yang haram. Kita pakai kal
ender hijriyah saat membuat akte kelahiran, surat nikah, surat pribadi, kantor s
wasta, pemerintah, surat nikah, akte jual beli, kuintasi, hutang-piutang, akte n
otaries, surat kesepahaman (Mou), piagam, keputusan pengadilan, ketetapan MPR, k
etetapan Mu’tamar, Kongres, Musyawarah, Rapat, notulen, penerbitan koran, majalah,
buku, pembawa acara di media ekektronik, catatan sejarah dan seterusnya.
HUKUM MENGGUNAKAN KALENDER
 HIJRIYAH MENURUT FATWA ULAMA: 
FATWA AL-LAJNAH AD-DÂ IMAH LIL BUHÛTSIL ‘ILMIYYAH WAL IFTÂ
[KOMISI TETAP UNTUK PEMBAHASAN ILMIAH DAN FATWA - ( SAUDI ‘ARABIA ) ]
Pertanyaan Ke-2 dari fatwa nomor 2072
Pertanyaaan : Bolehkah berinteraksi dengan kalender masehi dengan orang-orang ti
dak mengetahui kalender hijriyah, seperti kaum muslimin non arab atau atau orang
-orang kafir mitra kerja?
Jawaban : Tidak boleh bagi kaum muslimin menggunakan kalender masehi karena sesu
ngguhnya hal tersebut merupakan bentu tasyabbuh (menyerupai) [1] orang-orang nas
hara dan termasuk syiar agama mereka. Sebenarnya kaum muslimin, walhamdulillâh tel
ah memiliki kalender yang telah mencukupi diri mereka yang mengaitkan mereka den
gan Nabi mereka Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam sekaligus ini merupakan kemul
iaan yang besar. Namun apabila ada suatu kebutuhan yang sangat terdesak maka bol
eh menggabung kedua kalender tersebut.
Wabillahit Taufiq. Washallallâhu ‘ala Nabiyinâ Muhammad wa Âlihi wa Shabihi wa sallam
 
Al-Lajnah Ad-Dâ imah Lil Buhûtsil ‘Ilmiyah Wal Iftâ
Anggota : Bakr Abû Zaid
Shâlih Al-Fauzân
‘Abdullâh bin Ghudayyân
Wakil Ketua : ‘Abdul ‘Azîz Âlusy Syaikh
Ketua : ‘Abdul Azîz Bin ‘Abdillâh bin Bâz
FATWA ASY-SYAIKH MUHAMMAD BIN SHÂLIH AL-’UTSAIMÎN
Pertanyaan: Fadhîlatusy Syaikh, pertanyaanku ini ada 2 hal. Yang pertama bahwa seb
agian orang mengatakan kita tidak boleh mengedepankan kalender masehi daripada k
alender hijriyyah, dasarnya adalah karena dikhawatirkan terjadinya loyalitas kep
ada orang-orang kafir. Akan tetapi kalender masehi lebih tepat dari pada kalende
r hijriyyah dari sisi yang lain. Mereka mengatakan sesungguhnya mayoritas negeri
-negeri menggunakan kalender masehi ini sehingga kita tidak bisa untuk menyelisi
hi mereka.
Jawaban: Bahwa realita penentuan waktu berdasarkan pada hilâl merupakan asal bagi
setiap manusia, sebagaimana firman Allah subhanahu wa Ta’ala :
Mereka bertanya kepadamu tentang hilâl. Katakanlah: “Hilâl itu adalah tanda-tanda wakt
u bagi manusia dan (bagi ibadah) haji; [Al Baqarah: 189]
Ini berlaku untuk semua manusia
Dan bacalah firman Allah ‘Azza wa Jalla :
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetap
an Allah ketika Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.”
[At Taubah: 36]
Bulan-bulan apakah itu? Maka tidak lain adalah bulan-bulan yang berdasarkan hilâl.
Oleh karena itu NabiShalallahu ‘alaihi wasallam menafsirkan bahwasannya empat bul
an tersebut adalah : Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Inilah yang meru
pakan pokok asal.
Adapun bulan-bulan yang ada di tengah-tengah manusia sekarang ini adalah bulan-b
ulan yang bersifat perkiraan dan tidak dibangun di atas dasar yang tepat. Kalau
seandainya hal itu berdasarkan bintang niscaya hal itu ada dasarnya karena binta
ng sangat jelas keberadaannya di atas langit dan waktu-waktunya. Akan tetapi bul
an-bulan yang didasarkan atas prasangka tersebut tidaklah memiliki dasar. Sebaga
i bukti, di antara bulan tersebut ada yang 28 hari dan sebagiannya 31 hari yang
semua itu tidak ada dasarnya sama sekali. Akan tetapi apabila kita dihadapkan pa
da dilema berupa kondisi harus menyebutkan kalender masehi ini, maka kenapa kita
harus berpaling dari kalender hijriyyah kemudian lebih memilih kalender yang si
fatnya prasangka dan tidak memiliki dasar tersebut?! Suatu hal yang sangat mungk
in sekali bagi kita untuk menggunakan penanggalan hijriyyah ini kemudian kita me
ngatakan bahwa tanggal hijriyyah sekian bertepatan dengan tanggal masehi sekian.
Karena melihat kebanyakan dari negeri-negeri Islam yang telah dikuasai oleh ora
ng-orang kafir kemudian mereka merubah kalender hijriyyah tersebut kepada kelend
er masehi yang hakekatnya itu adalah dalam rangka untuk menjauhkan mereka dari p
erkara tersebut dan dalam rangka menghinakan mereka.
Maka kita katakan, apabila kita dihadapkan pada musibah yang seperti ini sehingg
a kita harus menyebutkan kalender masehi juga, maka jadikanlah yang pertama kali
disebut adalah kalender hijriyyah terlebih dahulu kemudian kita katakan bahwa t
anggal hijriyyah sekian bertepatan dengan tanggal masehi sekian.
Kemudian si penanya tadi mengatakan bahwa sisi yang kedua dari pertanyaan terseb
ut bahwa beberapa perusahaan mereka mengatakan bahwa kami tidak menggunakan kale
nder masehi ini untuk maksud berloyalitas kepada orang-orang kafir, akan tetapi
karena keadaan perusahaan-perusahaan yang ada di dunia ini yang kita menjalin hu
bungan perdagangan bersamanya, menggunakan kalender masehi juga sehingga akhirny
a kita pun mau tidak mau menggunakan kalender masehi juga. Kalau tidak maka disa
na ada suatu hal yang bisa memudharatkan diri kami baik dari hal-hal yang berkai
tan dengan transaksi dagang dan sebagainya. Maka apa hukum permasalahan ini?
Jawabanya: Bahwa hukumnya adalah suatu yang mudah. Sebenarnya kita bisa menggabu
ng antara keduanya. Misalnya engkau mengatakan bahwa aku dan fulan bersepakat da
lam kesepakatan dagang pada hari ahad misalnya, yang hari tersebut bertepatan de
ngan bulan hijriyyah sekian, kemudian setelah itu baru kita sebutkan penanggalan
masehinya, kira-kira mungkin tidak?
Penanya menjawab: Tentu, sesuatu yang mungkin.

(Liqâ âtul Bâbil Maftûh)
FATWA FADHÎLATUSY SYAIKH SHÂLIH BIN FAUZÂN AL-FAUZÂN
Pertanyaan : Apakah menggunakan kalender masehi termasuk sebagai bentuk wala’ (loy
alitas) terhadap Nashara?
Jawab : Tidak termasuk sebagai bentuk loyalitas tetapi termasuk bentuk tasyabbuh
(penyerupaan) dengan mereka (Nashara). Para shahabat pun tidak menggunakannya,
padahal kalender masehi telah ada pada zaman tersebut. Bahkan mereka berpaling d
arinya dan menggunakan kalender hijriyyah. Ini sebagai bukti bahwa kaum muslimin
hendaknya melepaskan diri dari adat kebiasaan orang-orang kafir dan tidak membe
bek kepada mereka. Terlebih lagi kalender masehi merupakan simbol agama mereka,
sebagai bentuk pengagungan atas kelahiran Al-Masîh dan perayaan atas kelahiran ter
sebut yang biasa dilakukan pada setiap penghujung tahun (masehi). Ini adalah bid’a
h yang diada-adakan oleh Nashara (dalam agama mereka).
Maka kita tidak ikut andil dengan mereka dan tidak menganjurkan hal tersebut sam
a sekali. Apabila kita menggunakan kalender mereka, berarti kita menyerupai mere
ka. Padahal kita -dan segala pujian bagi Allah semata- telah memiliki kalender h
ijriyyah yang telah ditetapkan oleh Amîrul Mu minîn ‘Umar bin Al-Khaththâb bagi kita di
hadapan para sahabat Muhajirin dan Anshar ketika itu. Maka ini sudah cukup bagi
kita.
(Al-Muntaqâ min Fatâwa Al-Fauzân XVII / 5, fatwa no. 153 )
__________________
Footnote:
[1] Perbuatan tasyabbuh terhadap orang-orang kafir dilarang dalam Islam. Nabi sh
alallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
« »
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk kaum tersebut.” [HR. Ahmad
 II/5
0 dan Abû Dâwud no. 4031. dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albâni dalam Al-Irwâ no. 1269]
(Dikutip dari tulisan berjudul “HUKUM MENGGUNAKAN KALENDER MASEHI”. URL Sumber http:
//www.assalafy.org/mahad/?p=292#more-292)
AYO MENGGUNAKAN JAM HIJRIYAH! =)
http://jamhijriyah.blogspot.com/2010/08/perbandingan-sistem-tata-waktu-hijriyah.
html

Anda mungkin juga menyukai