Anda di halaman 1dari 38

1

KATA PENGANTAR

,=' -=' - --
', ''- '--` '= '-'- '= -' '' --=' . _,
,-= ,'-- '-- -, -'=- '' ,-,' ,-', -- ,--' ,-' -
Syukur al hamdulillah Penulis panjatkan kehadhirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan Taufiq dan Hidayah-Nya, sehingga tulisan yang diberi judul
Pengenalan Dasar-Dasar Ilmu Falak dapat disempurnakan kembali dan disajikan
untuk menjadi bahan bacaan bagi Pengunjung www.pa-tbkarimun.net, khususnya
pecinta Ilmu Palak.
Pengenalan Dasar-Dasar Ilmu Palak yang disajikan ini, dahulunya sebagai
diktat pada Mata Kuliyah ILMU FALAK II, sewaktu memberikan materi
perkuliyahan di Fakultas Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
Auliyaurrasyidin di Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2005.
Berbicara tentang Ilmu Palak, berarti berbicara tentang hitung-menghitung,
karena itu sebagian orang ada yang mengatakan ilmu ini, Ilmu Sakit Kepala.
akibatnya ilmu ini kurang diminati. Padahal pada zaman kejayaan Islam, ilmu ini
mempunyai peranan yang sangat penting, karena mengkaji tentang seluruh apa yang
ada di alam dan di luar angkasa, bukan sebatas masalah ibadah. Sebenarnya kalau kita
kaji masalah ibadah hanya sekitar 10%.. Khazanah keislaman yang paling berharga,
termarjinalkan sekarang ..itulah Ilmu Falak.
Pada diktat ini, Penulis telah berusaha mengkodifikasi dari beberapa judul
buku yang berkaitan dengan Ilmu Falak, memaparkan dengan kalimat yang sangat
sederhana, mudah untuk dimengerti dan dipahami, serta memperkenalkan sistem
penekanan beberapa jenis calcolator.
Penulis menyadari, diktat ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
kesempurnaan itulah, masukan, koreksi dan saran yang diharapkan.
Akhirnya, semoga sajian diktat ini akan memotifasi pembaca untuk
menumbuhkan rasa cinta dan suka terhadap Ilmu Falak Amin.

Tg. Balai Karimun, 08 Juni 2012
Penulis,
ttd.
Mukti Ali Djalil, S.Ag., MH.
Panitera/Sekretaris PA. Tb. Karimun
2

DAFTAR ISI (PENGENALAN DASAR-DASARA ILMU FALAK)

1. Pengertian dan Istilah-istilah Penting dalam Ilmu Falak.
2. Gerakan Harian /Deklinasi Matahari dalam Satu Tahun.
3. Sudut Waktu dengan Sistem Koordinat Giografis.
4. Mencari Sudut Waktu lama Siang dan Malam.
5. Hisab dan Rukyat.
a. Hisab Arah Kiblat.
b. Hisab Awal Waktu Sholat ( Shubuh, Syuruq, Imsyak, Zhuhur, Ashar, Maghrib).
. c. Hisab Awal Bulan.
1) Penanggalan dengan Sistem Masehi
2) Penanggalan dengan Sistem Hijriyah
d. Hisab Posisi Matahari dan Bulan saat Ijtima.
6. Permasalahan-Permasalahan dalam Hisab Rukyat.
7. Daftar Lintang dan Bujur Daerah dalam Wilayah Provinsi Riau.
8. Daftar Lintang dan Bujur Daerah dalam Wilayah Kab. Indragiri Hilir.
9. Pengenalan Sistem Penekanan beberapa Jenis Calcolator.
10. Daftar Deklinasi Matahari.
11. Equation of Time Matahari.

1. Pengertian dan istilah-istilah Penting dalam Ilmu Falak.
a. Pengertian Ilmu Falak.
Ilmu Falak adalah bagian dari ilmu astronomi terapan yang mempelajari dan
membahas awal bulan, waktu-waktu ibadah, arah kiblat, hari besar Islam dengan
menghitung posisi matahari dan bulan pada bola langit.
Ilmu Falak dikenal dengan istilah ilmu hisab, karena kajian yang paling
menonjol dalam ilmu tersebut yang akan dipelajari oleh umat Islam hal-hal yang
berkaitan dengan praktek ibadah adalah dilakukan dengan hitung menghitung. Ilmu
hisab dalam bahasa Inggris disebut Arithmetic, suatu ilmu pengetahuan yang
membahas tentang seluk beluk perhitungan.
b. Istilah-Istilah Penting dalam Ilmu Falak.
1) Bola langit, adalah gambaran sebuah lingkaran besar yang berbentuk sebuah bola
dan berpusat dibumi.
2) Zenith, adalah titik potong antara perpanjangan disuatu tempat dengan bola langit
bagian atas. (terjadi pada siang hari).
3) Nadir, adalah titik potong bagian bawah (terjadi pada malam hari). Sedangkan
garis yang menghubungkan titik Zenith dan titik Zadir dinamakan garis Vertikal.
3
4) Lingkaran Vertikal, adalah lingkaran yang melalui titik Zenit dan titik Nadir, dan
dapat dibuat sebanyak-banyaknya.
5) Lingkaran Meredian, adalah lingkaran yang membelah bola langit menjadi dua
bagian, yaitu bujur timur dan bujur barat. Lingkaran ini membentang dari utara
keselatan melalui titik barat dan timur.
6) Lingkaran Horizon, adalah lingkaran yang membelah bola langit menjadi dua
bagian, yaitu bagian yang diatas horizon (ufuq) dinamakan busur siang, karena
dilintasi matahari. Dan bagian yang dibawah horizon (ufuq) dinamakan busur
malam, karena tidak mendapat sinar matahari.
7) Equator (Khatulistiwa), adalah garis (lingkaran) yang membelah bola langit
menjadi dua bagian, yaitu bagian sebelah utara dinamakan lintang utara dan bagian
sebelah selatan dinamakan lintang selatan

2. Gerakan Harian /Deklinasi Matahari dalam Satu Tahun.
Setiap hari kita melihat matahari terbit dikaki langit sebelah timur dan terus
bergerak naik. Setelah mencapai titik kulminasi pada titik tertinggi (titik zenith)
kemudian bergerak turun dan pada akhirnya terbenam dikaki langit sebelah barat.
Demikian perjalanan matahari yang kita lihat setiap hari. Namun sebagaian ada pula
yang berpendapat bahwa yang sebenarnya adalah bumi bergerak mengitari matahari,
dan bulan bergerak mengitari bumi.
Deklinasi ialah jarak suatu benda langit (matahari) ke equator bumi diukur
melalui lingkaran waktu dan disebut lingkaran Deklinasi, dihitung dengan derajat,
aksen, dan dapat dipindahkan menjadi jam, menit dan detik.
Deklinasi yang terletak di sebelah utara equator bumi dikatakan positif diberi
tanda (+), dan Deklinasi yang terletak disebelah selatan equator bumi dikatakan
negatif diberi tanda (-). Deklinasi matahari senantiasa berubah-ubah selama satu
tahun, tetapi pada bulan dan tanggal tertentu, bilangan Deklinasi matahari itu sama.
Mulai tanggal 21 Maret sampai tanggal 23 September Deklinasi matahari berada
disebelah utara equator bumi. Mulai tanggal 23 September sampai tanggal 21 Maret
Deklinasi matahari berada disebelah selatan equator bumi. Dengan demikian selama
satu tahun hanya pada tanggal 21 Maret dan 23 September Deklinasi matahari
berada di equator bumi (garis khatulistiwa 0 derajat).
Perjalanan matahari kearah utara selama 6 bulan, mulai tanggal 21 Maret
sampai tanggal 22 Juni perjalanan matahari selama 3 bulan sejauh 23 30 dari
tanggal 22 Juni sampai tanggal 23 September perjalanan matahari selama 3 bulan
kembali menyusut ke eqoatur bumi 0 . Kemudian perjalanan matahari kearah
selatan selama 6 bulan, mulai tanggal 23 September sampai tanggal 22 Desember
perjalan matahari selama 3 bulan sejauh 23 30 dari tanggal 22 Desember sampai
tanggal 21 Maret perjalanan matahari selama 3 bulan kembali menyusut ke eqoatur
bumi 0. Untuk lebih jelas lihat tabel dibawah ini;
4
Tanggal Bulan Deklinasi Tanggal Bulan
22
21
08
23
08
21
04
16
01
23
22
Desember
Januari
Pebruari
Pebruari
Maret
Maret
April
April
Mei
Mei
Juni
- 23 30
- 20
- 15
- 10
- 05
00
+ 05
+ 10
+ 15
+ 20
+ 23 30
22
22
03
20
06
23
10
28
12
20
21
Desember
November
November
Oktober
Oktober
September
September
Agustus
Agustus
Juli
Juni


3. Sudut Waktu dengan Sistem Koordinat Geografis.
Sudut waktu dikatakan positif (+) , bila benda langit berkedudukan dibelahan
langit sebelah barat, dan dikatakan negatif (-), bila benda langit berkedudukan
dibelahan langit sebelah timur.
Lingkaran dasarnya equator bumi (garis khatulistiwa), yakni diukur dari
equator ke arah kutub utara bumi untuk lintang (u) positif disebut (LU), dan ke arah
kutub selatan bumi untuk lintang (u) negatif disebut (LS), yakni:
u = 0 untuk equator bumi (garis khatulistiwa)
u = + 23 30 untuk Garis Balik Utara
u = + 90 untuk Kutub Utara
u = 0 untuk equator bumi (garis khatulistiwa)
u = - 23 30 untuk Garis Balik Selatan
u = - 90 untuk Kutub Selatan
Adapun titik awal penelusuran sudut waktu adalah 0 : bujur : Waktu GMT
(Greenwich) berpusat di London (Inggris), dihitung kearah timur untuk bujur
timur (BT) diberi tanda (-) dan kearah barat untuk bujur barat (BB) diberi tanda (+)
dengan rentang = 0 s/d 180 BB dan 0 s/d 180 BT. Dengan demikian jumlah
derajat sudut waktu ( 360 ) dapat dipindahkan menjadi jam, menit dan detik, yakni :
360 = 24 jam 1 = 60
15 = 1 jam 15 = 1 menit
1 = 4 menit 1 = 4 detik
4. Mencari Sudut Waktu Lama Siang dan Malam.
5
Perubahan Deklinasi matahari menyebabkan lama siang dan malam di bumi
tidak sama. Artinya, pada daerah tertentu dan bulan tertentu bisa jadi siang lebih
panjang dari malam , dan begitu pula sebaliknya.
Apabila posisi matahari di equator bumi ( 0 khatulistiwa, tanggal 21 Maret
dan 23 September) maka untuk semua daerah dipermukaan bumi , siang dan malam
akan sama panjangnya.
Apabila lintang daerah yang tepat terletak di equator bumi (0 khatulistiwa),
maka sepanjang tahun daerah tersebut, siang dan malam akan sama panjangnya.yaitu
masing-masing 12 jam.
Apabila lintang dan Deklinasi sama-sama utara dan selatan, maka siang lebih
panjang dari malam, apabila lintang dan diklenasi berbeda umumnya, lintang utara
dan Diklenasi selatan atau sebaliknya, maka malam lebih panjang dari pada siang,
atau sebaliknya.
Apabila daerah yang terletak diatas 75 lintang utara atau selatan dan
diklenasi sebesar 23 30 serta terletak sama-sama utara atau selatan , maka daerah
tersebut adakalanya siang 24 jam atau malam hanya 2 jam atau sebaliknya.
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari lama waktu siang dan malam
sebagi berikut :
Cos t = - tgd . tg p
Keterangan :
to = setengah bujur siang
d = Deklinasi matahari
p = lintang tempat

Contoh Penggunaan :
a. Pada tanggal 1 Januari di Pos Observasi Bulan Pelabuhan Ratu Jakarta.
d = - 23. p = - 7 1 44.6
Cost to = - tg d x tg p (Casio fx-82 TL, Casio fx 4200 P )
= - tg (-23 ) x tg (-7 1 44.6)
= - (-0,42447) x (-0,12329935)
Cost to = - 0,0523374703 (Casio fx-82 TL) tekan SHIFT, Cos, SHIFT, , =
.hasil atau (Casio fx-4200P) tekan SHIFT, Cos, Ans, EXE,
SHIFT , .hasil 93 0 0.31
to = 93 0 0.31 = 93 (dibulatkan)
2to = 93 x 2 = 186 : 15 = 12 j 24 m (dibulatkan).

Cost to = - tg d x tg p ( Casio fx-991, 250, 570A, 580 , 550, )
= 23 +/- tg x 7 1 44.6 +/- tg
= - (-0,42447) x (-0,12329935)
Cost to = -0,05233747037 (tekan SHIFT/ INV, Cos, SHIFT/INV, , .hasil
6
to = 93 0 0.31 = 93 (dibulatkan)
2to = 93 x 2 = 186 : 15 = 12 j 24 m (dibulatkan).
Kesimpulan :
Lama siang di Pos Observasi pada tanggal 1 Januari = 12j 24 m
Lama Malam = 11j 36 m

b. Pada tanggal 1 Januari di Kec. Kateman Kab. Indragiri Hilir
d = - 23 . p = 00 18
Cost to = - tg d x tg p (Casio fx-82 TL, Casio fx 4200 P )
= -tg( -23) x tg 00 18
= - (-0,42447) x 5.236035606
Cost to = 2,222565251Casio fx-82 TL) tekan SHIFT, Cos, SHIFT, , =
.hasil atau (Casio fx-4200P) tekan SHIFT, Cos, Ans, EXE,
SHIFT , .hasil 89 52 21.56
to = 89 52 21.56 = 89 52 (dibulatkan)
2to = 89 52 x 2 = 179 44 : 15 = 11j 59m (dibulatkan).

Cost to = - tg d x tg p ( Casio fx-991, 250, 550, 570 A, 580, )
= 23 +/- tg +/- x 00 18 tg
= - (-0,42447) x 5.236035606
Cost to = 2,222565251 (tekan SHIFT/ INV, Cos, SHIFT/INV, , .hasil
to = 89 52 21.56 = 89 52 (dibulatkan)
2to = 89 52 x 2 = 179 44 : 15 = 11j 59m (dibulatkan).
Kesimpulan :
Lama siang di Kec. Kateman pada tanggal 1 Januari = 11j 59 m
Lama Malam = 12j 01 m

5. Hisab dan Rukyat.

Hisab yang dimaksud dalam uraian ini adalah perhitungan gerakan benda-
benda langit untuk mengetahui kedudukannya pada suatu saat yang dinginkan yang
dikhususkan penggunaannya pada hisab arah kiblat, awal waktu shalat, hisab awal
bulan maupun hisab gerhana matahari dan bulan.
Rukyat berarti melihat dengan mata atau melihat dengan akal akan tetapi
rukyat dalam pembicaraan ini dimaksudkan untuk melihat dengan mata. Rukyat yang
dimaksud dalam uraian ini adalah suatu kegiatan melihat dan memperhatikan hilal
dibagian langit sebelah barat pada akhir bulan/menjelang bulan baru. Kegiatan ini
dilakukan untuk mengobservasi hilal, karenanya sebelum rukyah dilakukan,
perlulah dilokalisir kedudukan hilal tersebut menurut perhitungan cermat untuk
7
menentukan berapa tinggi hilal, berapa azimutnya dan lain sebagainya (sebagaimana
hisab posisi matahari dan bulan pada saat ijtima pada uraian berikutnya).
a. Hisab Arah Kiblat
Hisab arah kiblat adalah suatu kegiatan perhitungan yang ditujukan untuk
mengetahui arah kiblat suatu daerah (tempat ) dalam rangkaian pelaksanaan ibadah
dengan menggunakan rumus-rumus yang telah ditentukan.
Kiblat menurut bahasa adalah arah, jihad, syathrah, yang dimaksud adalah
kabah. Menurut Istilah Ulama Fiqh Kiblat adalah arah kabah atau wujudul kabah,
orang yang berada dekat kabah wajib menghadap ain kabah, dan orang yang berada
jauh dari kabah (tidak melihat), maka mereka berjihad menghadap kearah kiblat.
Kegunaan arah kiblat adalah untuk menentukan Mihrab Masjid, Mushalla/
Surau, menentukan arah kiblat shalat di lapangan, menggali kuburan, membuat WC,
menentukan arah kiblat kamar hotel/penginapan dan memotong hewan.
Menghadap kiblat pada waktu shalat dan membangun tempat ibadah
hukumnya wajib, memotong hewan dan menggali kuburan hukumnya sunat,
membelakangi atau menghadap kiblat ketika buang air hukumnya makruh.
Ada Tiga Cara Menentukan Arah Kiblat:
1) Berpedoman Kepada Arah Matahari Terbenam
Negara atau daerah yang terletak disebelah timur kabah, arah kiblatnya ke
barat. Negara atau daerah yang terletak disebelah barat kabah, arah kiblatnya ke
timur. Negara atau daerah yang terletak disebelah utara kabah, arah kiblatnya ke
selatan. Negara atau daerah yang terletak disebelah selatan kabah, arah
kiblatnya ke utara.
Negara Indonesia terletak disebelah timur kabah, menetapkan arah kiblat
ke barat berpedoman kepada matahari terbenam. Penentuan arah kiblat berdasarkan
matahari terbenam tidak (akurat) tepat, karena matahari terbenam selalu berubah-
rubah. Perubahan itu mencapai 23 30 dari titik barat ke utara atau ke selatan.
Apabila diukur dari titik utara ke selatan, besar perubahannya mencapai 47. Oleh
sebab itu matahari terbenam tidak bisa dijadikan pedoman dalam penentuan arah
kiblat.
2) Berpedoman Kepada Bayangan Matahari.
Secara astronomis dalam satu tahun ada dua kali bayangan matahari tepat
melintasi kabah. Peristiwa itu terjadi diperkirakan pad tanggal 27 atau 28 Mei pada
saat matahari menuju ke utara dan pada tanggal 15 atau 16 Juli pada saat matahari
menuju ke selatan. Bayangan matahari pada tanggal tersebut dapat dijadikan
pedoman menetapkan arah kiblat untuk daerah yang berada jauh dari Mekkah.
8
Pengukuran bayangan matahari pada tanggal tersebut dilakukan setelah
matahari di Mekkah tergelincir. Penentuan waktu pengukuran disesuaikan waktu
Mekah dengan waktu daerah. Contoh perbedaan waktu Mekkah dengan Indonesia 4
jam 20 menit 40 detik, karena Indonesia terletak disebelah timur Mekkah, maka siang
lebih cepat Indonesia dari Mekkah. Kalau matahari tergelincir di Mekkah pukul 12.00
ditambah dengan beda waktu Indonesia 4j 20m 40d, berarti di Indonesia pukul 16j
20m 40d. jadi pengukuran di Indonesia dapat dilakukan pukul 16j 20m 40d. pada
waktu di Mekkah matahari baru tergelincir. Untuk kota Pekanbaru dapat dilakukan
pengukuran pada pukul 16j 06m 32d. Untuk kota Tembilahan dapat dilakukan
pengukuran pada pukul 16j 13m 20d. Untuk kota Bengkalis dapat dilakukan
pengukuran pada pukul pukul 16j 09m 12d. Untuk kota Siak Sri Indrapura dapat
dilakukan pada pukul 16j 08m 56d.
Pengukuran arah kiblat berdasarkan kepada bayangan matahari tanggal 27
atau 28 mei dan tanggal 15 atau 16 Juli menurut penelitian astronomi dipandang
sangat akurat hasilnya, dan mudah pekerjaannya, serta tidak memerlukan peralatan
dan biaya.
2) Berpedoman Kepada Perhitungan.
Untuk menghitung arah kiblat diperlukan peralatan dan data sebagai beriukut:
a) Peralatan:
- Kalkulator.
- Daftar Logaritma (desimal).
- Rul Busur.
- Kompas.
b) Data yang diperlukan:
- Lintang Daerah (LU/LS) (maksudnya daerah yang akan dihisab)
- Bujur Daerah ( (BT/BB) (daerah yang akan dihisab)
- Lintang Kabah (Mekkah) = 21 25 LU
- Bujur Kabah (Mekkah) = 39 50 BT
Ada dua rumus yang bisa digunakan :
Rumus I : Cotg B = Cotg b . Sin a - Cos a . Cotg C
Sin C

Rumus II : Tg (A+B) = Cos (a-b) . Cotg C
Cos (a+b)

Tg (A- B) = Sin (a-b) . Cotg C
Sin (a+b)
B = (A+b) (A-B)

Keterangan:
a. Rumus-rumus tersebut diatas adalah untuk mencari arah kiblat dari suatu tempat
dipermukaan bumi yang diketahui LINTANG dan BUJUR tempatnya.
9
b. B. = Arah kiblat suatu tempat
Yaitu sudut antara arah kabah dan arah ke Titik Kutub Utara.
a = 90 - lintang tempat.
b = 90 - lintang Kabah
C = Selisih antara bujur Kabah dengan bujur tempat yang akan dicari Arah
kiblatnya.
Contoh Penggunaan :
1) Mencari Arah Kiblat Kota Tembilahan.
( Litang Tempat = -00 18 LS. Bujur Tempat = 103 10 BT)
a = 90 (-00 18) = 90 18
b = 90 21 25 = 68 35 ( rumus tetap)
C = 103 10 39 50 = 63 20
Rumus I : Cotg B = Cotg b . Sin a - Cos a . Cotg C
Sin C
= Cotg 68 35 . sin 90 18 - Cos 90 18 . Cotg 63 20
Sin 63 20
= 0.3922313164 x 0.9999862922 (-0.00525963831) x( 0.5022188761)
0.8936326403
= 0.4389118326 (-0.002641489641)
Cotg B = 0.4415533222 = 66 10 33. 55

Kesimpulan :
Arah Kiblat untuk kota Tembilahan adalah : 66 11 (dibulatkan) dari titik Utara
kearah Barat atau 23 49 dari titik Barat kearah Utara
(Catatan: menentukan sin, cos, tg, tertulis dalam Casio 3 contoh : Cos 90 18 hasil
5.235963831 maka dirubah menjadi -0.005235963831 . jika nilainya plus contoh
Cos 89 26 hasil 9.890037859 maka dirubah menjadi 0.009890037859). untuk Casio
fx, 250, 550, 570, 580, 991 tekan dulu angka baru sin/cos/ tan: Contoh 90 18 Cos
hasil 5.235963831)

Rumus II : Tg (A+B) = Cos (a-b) . Cotg C
Cos (a+b)

Tg (A -B) = Sin (a-b) . Cotg C
Sin (a+b)
B = (A+b) (A-B)

a = 90 ( - 00 18) = 90 18
b = 90 (+ 21 25) = 68 35 ( rumus tetap)
c = 103 10 39 50 = 63 20
a = 90 18 a = 90 18
b = 68 35 - b = 68 35 +
21 43 158 53
a = 21 43 : = 10 51
b = 158 53 : = 79 26
C = 63 20 : = 31 40 ( Cotg)

Cos 10 51 x Cotg 31 40
Cos 79 26
0.9821233557 x 1.621246936
10
0.1833794709
5.355688676 x 1.621246936 = 8.682893856

tg (A+B) = 8.682893856 = 83 25 48. 89 = 83 26 (dibulatkan)

Sin 10 51 x Cotg 31 40
Sin 79 26
0.18823884505 x 1.621246936
0.9830422014
0.1914860265 x 1.621246935 = 0.3104461336

tg (A-B) = 0.3104461336 = 17 14 48. 31 = 17 15 (dibulatkan)

B = 83 26 - 17 15 = 66 11

Kesimpulan :
Arah Kiblat untuk kota Tembilahan adalah : 66 11 (dibulatkan) dari titik Utara
kearah Barat atau 23 49 dari titik Barat kearah Utara

U


Mekkah
Arah Kiblat, 66 11 (U-B) 23 49 (B-U)


B Tembilahan T



S



2) Mencari Arah Kiblat Kecamatan Selat Panjang.
( Litang Tempat = 01 01 LU. Bujur Tempat = 102 42 BT)
a = 90 01 01 = 88 59
b = 90 21 25 = 68 35 ( rumus tetap)
C = 102 42 39 50 = 62 52
Rumus I : Cotg B = Cotg b . Sin a - Cos a . Cotg C
Sin C
= Cotg 68 35. sin 88 59 - Cos 88 59 . Cotg 62 52
Sin 62 52
= 0.3922313164 x 0.9998425762 0.0177432496 x 0.5124601944
0.8899476287
= 0.4406658967 0.009092709139
Cotg B = 0.4315731876 = 66 39 22.56

Kesimpulan :
Arah Kiblat untuk Kecamatan Selat Panjang adalah : 66 39 (dibulatkan) dari titik
Utara kearah Barat atau 23 21 dari titik Barat kearah Utara
(Catatan: menentukan sin, cos, tg, tertulis dalam Casio 3 contoh : Cos 90 18 hasil
5.235963831 maka dirubah menjadi -0.005235963831 . jika nilainya plus contoh
11
Cos 89 26 hasil 9.890037859 maka dirubah menjadi 0.009890037859). untuk Casio
fx, 250, 550, 570, 580, 991 tekan dulu angka baru sin/cos/ tan: Contoh 90 18 Cos
hasil 5.235963831)

Rumus II : Tg (A+B) = Cos (a-b) Cotg C
Cos (a+b)
Tg (A -B) = Sin (a-b) Cotg C
Sin (a+b)
B = (A+b) (A-B)
a = 90 01 01 = 88 59
b = 90 21 25 = 68 35 ( rumus tetap)
c = 102 42 39 50 = 62 52
a = 88 59 a = 88 59
b = 68 35 - b = 68 35 +
20 24 157 34
a = 20 24 : = 10 12
b = 157 34 : = 78 47
C= 62 52 : = 31 26 ( Cotg)

Cos 10 12 x Cotg 31 26
Cos 78 47
0.984195608 x 1.636121821
0.1945196913
5.059619422 x 1.636121821 = 8.278153742
tg (A+B) = 8.278153742 = 83 06 43.39 = 83 07 (dibulatkan)
Sin 10 12 x Cotg 31 26
Sin 78 47
0.1770847403 x 1.636121821
0.9808986134
0.1805331743 x 1.636121821 = 0.2953742659
tg (A-B) = 0.2953742659 = 16 27 20.82
B = 83 06 43.39 - 16 27 20.82 = 66 39 22.56 = 66 39 (dibulatkan)
Kesimpulan :
Arah Kiblat untuk kota Selat Panjang adalah : 66 39 (dibulatkan) dari titik Utara
kearah Barat atau 23 21 dari titik Barat ke arah Utara
U


Mekkah
Arah Kiblat, 66 39 (U-B) 23 21 (B-U)


B Slt. Panjang T


S
b. Hisab Awal Waktu Sholat.

Hisab awal waktu shalat adalah suatu kegiatan perhitungan yang ditujukan
untuk mengetahui kedudukan matahari pada awal-awal waktu sholat ( Shubuh,
Imsyak, Syuruq, Zhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya) dengan menggunakan kesatuan
awal waktu tersebut.
12
Untuk mengetahui perhitungan awal waktu shalat tersebut, maka yang harus
kita ketahui terlebih dahulu sudut waktu matahari (t) dengan rumus yang digunakan ;
Cos t = - tg p . tg d + sin h : cos p : cos d
Keterangan:
a. t = Sudut Waktu
d = Diklenasi Matahari
p = Lintang Tempat
h = inggi Matahari
b. Tinggi Matahari (h) ditentukan sebagai berikut :
- Waktu Subuh = - 20
- Waktu Syuruq = - 01
- Waktu Dhuha = 12
- Waktu Zhuhur tidak diperlukan, karena matahari persis berada pada meredian
langit t = 0
- Waktu Ashar = dihitung dengan Rumus Cotg h = tg i p d i + 1
(tanda i .. i adalah tanda Mutlak (Absolut), artinya tanda plus (+) atau minus (-)
pada angka-angka pada diantara tanda i idiabaikan atau dianggap tidak ada)
- Waktu Maghrib = - 1
- Waktu Isya = - 18
Untuk menghitung awal waktu shalat tersebut, rumus yang digunakan adalah:
Waktu shalat Shubuh = 12 e t + Kwd + i
Waktu Syuruq = 12 e t + Kwd + i
Waktu Shalat Zhuhur = 12 e + Kwd + i
Waktu shalat Ashar = 12 e + t + Kwd + i
Waktu shalat Magrib = 12 e + t + Kwd + i
Waktu shalat Isya = 12 e + t + Kwd + i

Keterangan :
12 = Nilai Titik Kulminasi Matahari
e = Equation of time, dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai pranata waktu,
yaitu selisih antara waktu kulminasi Matahari Hakiki dengan waktu
kulminasi Matahari Rata-Rata.
t = Sudut Waktu Matahari ( hasil sudut waktu matahari : 15) disingkat t /15
Kwd = Koreksi Waktu Daerah adalah (Bujur Daerah Bujur Tempat)
Untuk wilayah Indonesia dapat diketahui bujur daerahnya sebagai berikut:
1. Bujur Daerah Waktu Indonesia Barat = 105 BT
2. Bujur Daerah Waktu Indonesia Tengah = 120 BT
3. Bujur Daerah Waktu Indonesia Timur = 135 BT
i = Ihtiyati adalah mengamanan, agar supaya daerah bagian barat kota tidak
mendahului awal waktu atau daerah bagian timur kota tidak melampaui batas
akhir waktu dengan menambah 1 s/d 2 menit kepada hasil perhitungan akhir
waktu berarti daerah sepanjang sekitar 25 sampai 50 km, ke arah Timur/Barat
dari pusat kota sudah dapat menggunakan hasil perhitungan tersebut.
Contoh Penggunaan :
Menghitung Awal Waktu Sholat pada tanggal 1 Januari 2004 untuk kota
Tembilahan?
13
1. Awal waktu sholat SHUBUH
a. Data diketahui
Lintang tempat (p) Tembilahan = -0 18 LS
Bujur Tempat Tembilahan = 103 10 BT
Koreksi Waktu Daerah (Kwd) = 105 - 103 10: 15 = 0 7 20
Deklinasi Matahari (d) = - 23 01
Eq. Of time = - 0 03 18
b. Rumus yang digunakan Sudut Waktu : Cos t = -tan p. tan d + Sin h : Cos p : Cos d
Awal Waktu Subuh : 12 e t + Kwd + I
h = - 20
c. Prosedur dan hasil hitungan sebagai berikut :
1). Mencari sudut Waktu Matahari ( masukan kerumus ini)
Cos t = - tan p . tan d + sin h : cos p : cos d

Casio Calculator : fx-82TL, D400, 4200P
Cos t = - tan(- 018) x tan -23 01 + sin 20 : cos - 018 : cos - 23 01
= - 0.373832488 SHIFT Cos SHIFT =SHIFT11157 7.82 (fx-82TL
= - 0.3738324882 SHIFT Cos Ans EXE SHIFT 111 57 7. 82 (fx-
4200P)
t/15 = 111 57 7.82 : 15 = SHIFT Atau EXE SHIFT 7 j 27m 48.52d

Casio Calculator : Fx-120, 250, 550, 570A, 580, 991
Cos t = 018 +/- tan +/- x 23 01 +/- Tan + 20 +/- Sin : 018+/- Cos : 23 01
+/- Cos = -0.373832488 INV/SHIFT Cos INV/SHIFT 111
577.82
t/15 = 108 28 58.3 : 15 = INV/SHIFT 7 j 27m 48.52d

2). Hasil Hitungan :
Awal Waktu SHUBUH : 12 e t + Kwd + I
Kulminasi : 12j 00m 00d
Eq. Of Time : - 0 03 18 -
12 03 18
T/15 : 07j 27m 48d. 52d -
04 35 29.48
Kwd : 00 07 20 +
: 04 42 49.48
Ikhtiyati : 00 01 10.52 +
Awal Waktu Shubuh : 04 44 WIB

14
2. Awal waktu SYURUQ (Terbit Matahari)
a. Data diketahui
Lintang tempat (p) Tembilahan = - 0 18 LS
Bujur Tempat Tembilahan = 103 10 BT
Koreksi Waktu Daerah (Kwd) = 105 - 103 10: 15 = 0 7 20
Deklinasi Matahari (d) = - 23 01
Eq. Of time = - 0 03 18
b. Rumus yang digunakan Sudut Waktu : Cos t = - tan p. tan d + Sin h : Cos p : Cos d
Awal Waktu Subuh : 12 e t + Kwd + i
h = -1
c. Prosedur dan hasil hitungan sebagai berikut :
1). Mencari sudut Waktu Matahari ( masukan kerumus ini)
Cos t = - tan p . tan d + sin h : cos p : cos d

Casio Calculator : fx-82TL, d-400, 4200P
Cos t = - tan(- 018) x tan -23 01 + sin 1 : cos - 018 : cos - 23 01
= - 0.021186567 SHIFT Cos SHIFT=SHIFT91 1250.37(fx-82TL
= - 0.0211865679SHIFTCos Ans EXE SHIFT 91 12 50. 37 (fx- 4200P)
t/15 = 91 12 50.37 : 15 = SHIFT Atau EXE SHIFT 6 j 4m 51.36d

Casio Calculator : Fx-120, 250, 550, 570A, 580, 991
Cos t = 018 +/- tan +/- x 23 01 +/- Tan + 1 +/- Sin : 018+/- Cos : 23 01
+/- Cos = -0.021186567 INV/SHIFT Cos INV/SHIFT 9112
50.37
t/15 = 91 12 50.37 : 15 = INV/SHIFT 6 j 4m 51.36d
2). Hasil Hitungan :
Awal Waktu SYURUQ : 12 e t + Kwd + i
Kulminasi : 12j 00m 00d
Eq. Of Time : - 0 03 18 -
12 03 18
T/15 : 06j 04m 51d. 36d -
05 58 26.64
Kwd : 00 07 20 +
: 06 05 46.64
Ikhtiyati : 00 01 46.64 +
Awal Waktu SYURUQ : 06 04 WIB

3. Awal waktu sholat ZHUHUR
15
a. Data diketahui
Lintang tempat (p) Tembilahan = - 0 18 LS
Bujur Tempat Tembilahan = 103 10 BT
Koreksi Waktu Daerah (Kwd) = 105 - 103 10: 15 = 0 7 20
Deklinasi Matahari (d) = - 23 01
Eq. Of time = - 0 03 18
b. Rumus yang digunakan :
Awal Waktu ZHUHUR : 12 e + Kwd + i
c. Prosedur dan hasil hitungan sebagai berikut :
Kulminasi : 12j 00m 00d
Eq. Of Time : - 0 03 18 -
12 03 18
Kwd : 00 07 20 +
: 12 10 38
Ikhtiyati : 00 01 22 +
Awal waktu ZHUHUR : 12 12 WIB

4. Awal waktu sholat ASHAR
a. Data diketahui
Lintang tempat (p) Tembilahan = - 0 18 LS
Bujur Tempat Tembilahan = 103 10 BT
Koreksi Waktu Daerah (Kwd) = 105 - 103 10: 15 = 0 7 20
Deklinasi Matahari (d) = - 23 01
Eq. Of time = - 0 03 18
b. Rumus yang digunakan Sudut Waktu : Cos t = - tan p. tan d + Sin h : Cos p : Cos d
Awal Waktu ASHAR : 12 e t Kwd + i
Cotan h = tan ( p d ) +1
Mencari tinggi Matahari (h)
Cotan h = tan ( p d ) +1
Casio Calculator fx-82TL, D400, 4200P
Tan (-018 (- 23 01) + 1
Tan 22 43 + 1 = 1.418650892
h = 1.418650895 SHIFT Tan Ans X-1 = SHIFT 35 10 47.35(fx-82)
h = 1.418650895 SHIFT Tan (Ans X-1)EXE SHIFT35 1047.35 (4200)

Casio Calculator : Fx-120, 250, 550, 570A, 580, 991
(018+/- ( 23 01 +/-) Tan + 1
22 43 Tan + 1 = 1.418650892
16
h = 1.418650895 INV Min 1/x INV Tan INV 35 10 47.35

1). Mencari sudut Waktu Matahari ( masukan kerumus ini)
Cos t = - tan p . tan d + sin h : cos p : cos d
Casio Calculator : fx-82TL, D400, 4200P
Cos t = - tan(-018) x tan-23 01 + sin 35 0 47.35 : cos - 018: cos - 23 01
= 0.623762058 SHIFTCos SHIFT = SHIFT51 24 31.02 (fx-82TL
= 0.6237620585 SHIFTCosAns EXE SHIFT 51 24 31.02 (fx-4200P)
t/15 = 51 24 31.02 : 15 = SHIFT atau EXE SHIFT 3j 25m 38.07d

Casio Calculator : Fx-120, 250, 550, 570A, 580, 991
Cos t = 018 +/- tan +/- x 23 01 +/- Tan + 35 10 47.35 Sin : 018+/- Cos
: 23 01 +/- Cos = 0.623762058 INV/SHIFT Cos INV/SHIFT 51
24 31.02
t/15 = 51 24 31.02 : 15 = INV/SHIFT 3 j 25m 38.07d

2). Hasil Hitungan :
Awal Waktu ASHAR : 12 e + t + Kwd + i
Kulminasi : 12j 00m 00d
Eq. Of Time : - 0 03 18 -
12 03 18
T/15 : 03j 25m 38.07d +
15 28 56.07d
Kwd : 00 07 20 +
: 15 36 16.07
Ikhtiyati : 00 01 43.93 +
Awal waktu ASHAR : 15 38 WIB

5. Awal waktu sholat MAGHRIB
a. Data diketahui
Lintang tempat (p) Tembilahan = - 0 18 LS
Bujur Tempat Tembilahan = 103 10 BT
Koreksi Waktu Daerah (Kwd) = 105 - 103 10: 15 = 0 7 20
Deklinasi Matahari (d) = - 23 01
Eq. Of time = - 0 03 18
b. Rumus yang digunakan Sudut Waktu : Cos t = - tan p. tan d + Sin h : Cos p : Cos d
Awal Waktu MAGHRIB : 12 e + t + Kwd + I
h = - 1
17
c. Prosedur dan hasil hitungan sebagai berikut :
1). Mencari sudut Waktu Matahari ( masukan kerumus ini)
Cos t = - tan p . tan d + sin h : cos p : cos d

Casio Calculator : fx-82TL, D400, 4200P
Cos t = - tan(- 018) x tan -23 01 + sin 1 : cos - 018 : cos - 23 01
= - 0.021186567 SHIFT Cos SHIFT = SHIFT911250.37 (fx-82TL
= - 0.0211865679 SHIFT Cos Ans EXE SHIFT 91 12 50. 37 (fx-4200P)
t/15 = 91 12 50.37 : 15 = SHIFT Atau EXE SHIFT 6 j 4m 51.36d

Casio Calculator : Fx-120, 250, 550, 570A, 580, 991
Cos t = 018 +/- tan +/- x 23 01 +/- Tan + 1 +/- Sin : 018+/- Cos : 23 01
+/- Cos = -0.021186567 INV/SHIFT Cos INV/SHIFT 9112
50.37
t/15 = 91 12 50.37 : 15 = INV/SHIFT 6 j 4m 51.36d

2). Hasil Hitungan :
Awal Waktu MAGHRIB : 12 e + t + Kwd + I
Kulminasi : 12j 00m 00d
Eq. Of Time : - 0 03 18 -
12 03 18
T/15 : 06j 04m 51. 36d +
18 08 09.36
Kwd : 00 07 20 +
: 18 15 29.36
Ikhtiyati : 00 01 30.64 +
Awal MAGHRIB : 18 17 WIB

6. Awal waktu sholat ISYA
a. Data diketahui
Lintang tempat (p) Tembilahan = - 0 18 LS
Bujur Tempat Tembilahan = 103 10 BT
Koreksi Waktu Daerah (Kwd) = 105 - 103 10: 15 = 0 7 20
Deklinasi Matahari (d) = - 23 01
Eq. Of time = - 0 03 18
b. Rumus yang digunakan Sudut Waktu : Cos t = - tan p. tan d + Sin h : Cos p : Cos d
Awal Waktu ISYA : 12 e + t + Kwd + I
h = - 18
c. Prosedur dan hasil hitungan sebagai berikut :
18
1). Mencari sudut Waktu Matahari ( masukan kerumus ini)
Cos t = - tan p . tan d + sin h : cos p : cos d

Casio Calculator : fx-82TL, D400, 4200P
Cos t = - tan(- 018) x tan -23 01 + sin 18 : cos - 018 : cos - 23 01
= - 0.337974254 SHIFT Cos SHIFT = SHIFT1094512.6 (fx-82TL
= - 0.3379742543 SHIFTCos Ans EXE SHIFT 109 45 12. 6 (fx-4200P)
t/15 = 109 45 12.6 : 15 = SHIFT Atau EXE SHIFT 7 j 19m 0.84d

Casio Calculator : Fx-120, 250, 550, 570A, 580, 991
Cos t = 018 +/- tan +/- x 23 01 +/- Tan + 18 +/- Sin : 018+/- Cos : 23 01
+/- Cos = -0.337974254 INV/SHIFT Cos INV/SHIFT 10945
12.6
t/15 = 109 45 12.6 : 15 = INV/SHIFT 7 j 19m 0.84d

2). Hasil Hitungan :
Awal Waktu ISYA : 12 e + t + Kwd + I
Kulminasi : 12j 00m 00d
Eq. Of Time : - 0 03 18 -
12 03 18
T/15 : 07j 19m 00. 84d +
19 22 18.84
Kwd : 00 07 20 +
: 19 29 38.84
Ikhtiyati : 00 01 21.16 +
Awal Waktu ISYA : 19 31 WIB


c. Hisab Awal Bulan.
Hisab Awal bulan adalah suatu kegiatan perhitungan untuk menentukan
kedudukan hilal pada saat terbenamnya matahari yang diukur dengan derajat.
Kegiatan ini dilakukan pada saat terjadinya ijtima (berkumpul) antara matahari dan
bulan yang ada perpautannya dengan pelaksanaan ibadah.
Penentuan tinggi hilal pada saat matahari terbenam bertujuan agar kedudukan
bulan dapat dialokalisir sedemikian rupa, sehingga memudahkan untuk melakukan
observasi dalam melaksanakan rukyat guna meneliti kebenaran dari hasil hisab, untuk
menarik suatu kesimpulan kapan terjadinya awal bulan. Apabila ijtima terjadi sebelum
terbenamnya matahari, maka keesokan harinya dianggap sebagai bulan baru, dengan
ketentuan tinggi matahari 2 derajat keatas, sedangan apabila tinggi matahari dibawah
2 derajat, maka termasuk ketentuan Imkan Rukyah ( tidak mungkin hilal akan
19
terlihat), maka keesokan harinya dianggap sebagai hari yang ke 30 dari bulan itu,
dan apabila ijtima terjadi sesudah matahari terbenam, maka keesokan harinya
dianggap sebagai hari yang ke 30 dari bulan itu.
Untuk menentukan hisab awal bulan tersebut, terlebih dahulu yang harus kita
ketahui dan pahami adalah sistem penanggalan atau tarikh Masehi dan tarikh Hijrah.
1) Penanggalan atau Tarikh Masehi.
Dasar perhitungan tarikh Masehi didasarkan kepada peredaran Matahari
semu, yang dimulai pada saat Matahari berada di titik Aries hingga kembali lagi ke
tempat semula. Yang menurut penelitian-penelitian matahari berada di titik Aries
pada tiap-tiap tanggal 21 Maret. Lama waktu yang diperlukan sebanyak 365,2425
hari untuk sekali peredaran atau putaran.
Sebenarnya sistem perhitungan serupa ini telah berlangsung lama sebelum
dilahirkannya Nabi Isa. Saat itu bulan yang pertama adalah bulan Maret, bulan yang
kedua April, bulan yang terakhir adalah Pebruari. Baru kemudian pada saat DPR
Yunani bersidang untuk pertama kalinya pada bulan Januari barulah Januari dianggap
bulan yang pertama dan bulan terakhir ialah bulan Desember.
Satu tahun dihitung 365,2425 hari atau 365 lebih 5 jam 48 menit 45 detik. Atas
dasar ketentuan ini maka tiap-tiap 4 tahun akan terjadi selisih satu hari . Selisih 1
hari diatasi dengan cara : tiap-tiap bilangan tahun yang tidak habis dibagi empat
dianggap tahun pendek dengan jumlah hari 365 ( basithah = Common year ), tetapi
bilangan tahun yang habis dibagi empat dihitung tahun panjang dengan jumlah hari
366 ( kabisah = leap year).
Dengan demikian dapatlah diketahui bahwa siklus kecil tahun masehi itu (4
tahun) sama dengan 1461 hari, sedangkan siklus besar selama 400 tahun sama
dengan 146.097 hari. Sistem ini disusun oleh Paus Gregorius XIII. Sistem ini berlaku
di Indonesia sejak mulai Belanda menjajah Negeri kita.
Selanjutnya ketentuan-ketentuan yang perlu diketahui ialah untuk bulan
Januari Maret Mei - Juli Agustus Oktober dan Desember ditentukan
panjangnya 31 hari. Sedangkan bulan-bulan April Juni September dan Nopember
ditentukan masing-masing lamanya 30 hari. Khusus untuk bulan Pebruari untuk tahun-
tahun pendek dihitung 28 hari dan untuk tahun-tahun panjang dihitung 29 hari.(lihat
tabel dibawah ini)
JUMLAH HARI PADA BULAN SYAMSIAH (LATIN)
JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGUS SEP OKT NOP DES
31 28/29 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
31 59 90 120 151 181 212 243 273 304 334 365
31 60 91 121 152 182 213 244 274 305 335 366

20
Untuk menghadapi perhitungan yang rumit ini memerlukan penyederhanaan.
Satu siklus 4 tahun dianggap sama rata besarnya =1461 hari. Dengan demikian untuk
memperoleh jumlah hari dapatlah dirumuskan bilangan tahun dibagi empat, kali 1461
hari, sesudah itu hasilnya dikurangi 13 hari. Bilangan 13 ini berasal dari 10 hari akibat
pembaharuan sistem Gregorius sedang 3 hari ialah abad 17, 18, dan 19, yang didalam
perhitungan dianggap sebagai tahun panjang padahal semestinya tahun pendek.
Sebagaimana dapat dilihat pada contoh dibawah ini :
Berapakah bilangan hari tanggal 10 Pebruari 2005 M. dari tanggal, bulan dan
tahun ini kita dapat memahami bahwa waktu telah berlangsung selama ;
2004 tahun + 01 bulan +10 hari
2004 tahun lamanya = 2004 : 4 = 501 daur /Siklus
501 daur = 500 x 1.461 hari = 731.961 hari
1 bulan = 31 hari
10 hari = 10 hari +
Jumlah hari pada 20 Des 2004 = 732.002 hari
Untuk memperoleh bilangan hari yang sebenarnya angka ini (732.002) harus
dikurangi 13 sehingga diperoleh : 732.002 13 = 731.989

b) Penanggalan atau Tarikh Hijriyah.
Sistem penanggalan atau tarikh Hijriyah ini dimulai sejak tahun 17 H yaitu
pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab ra.. dimana ketika itu terjadi beberapa
pendapat mengenai standar perhitungan tarikh, namun akhirnya disepakati
perhitungan tarikh Islam itu dimulai sejak hijrah Nabi dari Mekkah ke Madinah.
Yang dimulai dari bulan Muharram dan diakhiri dengan bulan Dzulhijjah. Dengan
demikian perhitungan tahun Hijriyah itu diberlakukan mundur selama 17 tahun,
sedang perhitungan bulan dimulai dengan bulan Muharram.
Menurut penelitian, Hijrah Nabi terjadi pada tanggal 12 Rabiul Awal
bertepatan dengan tanggal 14 September 622 M, dengan demikian apabila
perhitungan ini dihitung dari bulan Muharram, maka 1 Muharram 1 H itu setelah
diadakan penelitian diketahui terjadi pada tanggal 16 Juli 622 M.
Sistem perhitungan ini didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi
yang lamanya 29 hari lebih 12j 44m 2.28d. setelah dilakukan perhitungan secara
cermat diketahuilah bahwa dalam 12 bulan (1 tahun) sama dengan = 354 hari lebih
8j 48.5m.,
Untuk menghindari terjadinya pecahan tersebut diciptakanlah tahun-tahun
yang panjang dan tahun-tahun yang pendek yaitu dalam tiap-tiap 30 tahun terdapat
11 tahun panjang dan 19 tahun pendek tahun panjang umurnya 355 hari dan tahun
pendek umurnya 354 hari. Tambahan satu hari untuk tahun panjang itu diletakkan
pada bulan terakhir yaitu bulan Dzulhijjah.
21
Tahun panjang dan tahun pendek selama 30 tahun ditentukan dengan huruf-
huruf pada bait syair. Tiap huruf yang bertitik adalah tahun panjang dan huruf yang
tidak bertitik adalah tahun pendek. Syairnya sebagai berikut.
- '- -= .= . = - ', - - .,'='
Dari syair tersebut diketahuilah bahwa tahun panjang yang ditandai dengan
huruf yang bertitik terdapat pada urutan huruf yang ke 2, 5, 7, 10, 13, 16, 18, 21, 24,
26 dan 29. Nama-nama bulan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

MUH. SYFR RAB. AW RAB. AK JUM.AW JUM. AK RAJAB SABN RMDHN SYWL ZULQ ZULH
30 29 30 29 30 29 30 29 30 29 30 29/30
30 59 89 118 148 177 207 236 266 295 325
354/355

Dengan demikin bulan-bulan yang gasal ditentukan umurnya 30 hari
sedangkan bulan-bulan genap 29 hari . Atas dasar sistem perhitungan ini ditetapkan
satu unit perhitungan yang disebut dengan satu daur (siklus) yang panjangnya 30
tahun, karena dalam satu daur (siklus) tersebut terdapat 11 (sebelas tahun) panjang
maka dalam satu daurnya = 30 x 354 hari + 11 hari = 10.631 hari. Kesatuan ini
digunakan untuk memudahkan perhitungan-perhitungan bilangan hari menurut sistem
kalender Hijriyah. Sehingga untuk menghitung bilangan tahun Hijriyah bilangan
tahun dibagi dengan 30 dikalikan 10.631 hari, sisanya dikalikan dengan 354 hari,
sebagaimana contoh dibawah ini :
Berapakah bilangan hari tanggal 1 Muharram 1426 H. dari tanggal, bulan
dan tahun ini kita dapat memahami bahwa waktu telah berlangsung selama ;
1425 tahun + 0 bulan + 1 Hari
1425 : 30 = 47 + 15 tahun
47 daur = 47 x 10.631 = 499.657 hari
15 tahun = 15 x 354 hari + 5 hari = 5.315 hari
1 hari = = 1 hari +
504.973 hari
Untuk melakukan penukaran dengan tahun masehi hendaknya selalu diingat
selisih tetap tahun masehi dengan tahun hijrah yang lamanya 227.016 hari yaitu
lama hari yang dihitung dari tanggal 1 Januari 1 M sampai 15 Juli 622 M
Oleh sebab itu tanggal 1 Muharram 1426 H akan dijadikan tanggal masehi
ditempuh perhitungan sebagai berikut :
Jumlah hari pada satu Muharram 1426 H = 504.973 hari
Selisih tetap tahun masehi dengan
Tahun Hijrah = 227.016 hari +
731989 hari
anggaran baru Gregorius = 13 hari +
22
732.002 hari
Bilangan tersebut untuk dijadikan tanggal, bulan dan tahun masehi dilakukan
perhitungan sebagai berikut : bilangan tersebut diatas dibagi siklus tahun Masehi
hasilnya dikalikan empat, sisanya dibagi 365 hari selebihnya dijadikan bulan menurut
lama dari masing-masing bulan pada bulan masehi.
732.002 : 1461 = 501 siklus, lebih 41 hari
501 siklus = 501 x 4 = 2004 tahun
41 hari = 1 bulan 10 hari
Dengan demikian tgl. 1 Muharram 1426 H jatuh pada tanggal 10 Februari 2005 M
d. Hisab Posisi Matahari dan Bulan pada Saat terjadinya Ijtima.
Setelah kita mengetahui sistem perbandingan penanggalan atau tarikh masehi
dan tarikh hijriyah tersebut, maka dapatlah kita mencari posisi matahari dan bulan saat
terjadinya ijtima, dengan langkah-langkah sebagai mana contoh dibawah ini :
Kita ingin mengetahui situasi hilal menjelang awal bulan Syawal 1425
H/2004 M di kota tembilahan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Lintang tempat (p = phi ) = - 00 18 LS
Bujur Tempat ( = lamda) = 103 10 BT
Tinggi tempat = 4 meter diatas permukaan laut

1. Hitunglah (Hisab urfi) akhir bulan Ramadhan 1425 H. /mencari awal bulan
Syawal 1425 H adalah bulan Nopember 2004 M ?
Dengan mempergunakan rumus-rumus perbandingan tarikh, sebagai berikut :
a. Konversi tahun Hijriyah ke tahun masehi.
Tanggal 29 Ramadhan 1425 H
1424 tahun + 8 bulan + 29 hari
1424 : 30 = 47 daur/siklus + 14 tahun + 8 bulan +29 hari
47 Daur = 47 x 10631 = 499.657 hari
14 tahun = 14 x 354 + 5 Hari = 4.961 hari
8 bulan = (30 x 4 ) + (29 x 4) = 236 hari
29 hari = = 29 hari +
Jumlah hari ( 29 Ramdhan 1424 H) = 504.883 hari
Tafawut (Selisih. M-H ) = 227.016 hari
Ang. Baru Gregorius XIII = 13 hari +
Jumlah = 731.912 hari
731.912 : 1461 = 500 daur /siklus, + 1.412 hari
500 siklus = 500 x 4 = 2000 tahun
1412 hari = 1412 : 365 = 3 tahun, + 317 hari
317 hari = 317 - 305 = 10 bulan + 12 hari
23
Dirangkum menjadi = 12 hari + 10 bulan + 3 tahun + 2000 tahun
Sehingga menjadi = Tanggal 12 Nopember 2004 M = 29 Ramadhan 1425 H
b. Konversi tahun Masehi ke tahun Hijriyah.
Tanggal 12 Nopember 2004 M
2003 tahun + 10 bulan + 12 hari
2003 : 4 = 500 daur/siklus + 3 tahun
500 siklus = 500 x 1461 = 730.500 hari
03 tahun = 3 x 365 = 1.095 hari
10 bulan = 305 hari
12 hari = 12 hari +
Jumlah hari ( 12 Nopember 2004) = 731.912 hari
Tafawut (Ang. M-H ) = 227.016 hari
Ang. Baru Gregorius XIII = 13 hari -
Jumlah = 504.883 hari

504883 : 10631 = 47 daur /siklus + 5226 hari
47 siklus = 47 x 30 = 1410 tahun
5.226 hari = 5.226 : 354 = 14 tahun + 270 hari
270 hari = 270 (5) = 265 hari
265 hari = 08 bulan + 29 hari
Dirangkum menjadi = 29 hari + 8 bulan + 14 tahun + 1410 tahun
Sehingga menjadi Tanggal 29 Ramadhan 1425 H = tanggal 12 Nopember 2004 M

2. Hitunglah saat ijtima akhir Ramadhan 1425 H. bertepatan dengan tanggal
12 Nopember 2004 M.?
Dengan mempergunakan data Ephemeris 2004 dapat diketahui saat ijtima dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. F.I.B terkecil pada bulan Nopember 2004 M. adalah 0.00021 terjadi pada jam
14.00 GMT tanggal 12 Nopember 2004 M.
b. E.L.M pada jam 14.00 GMT adalah = 230 32 15
c. A.L.B pada jam 14.00 GMT adalah = 230 15 35
d. Sabak Matahari perjam adalah :
E.L.M pada jam 14.00 GMT adalah = 230 32 15
E.L.M pada jam 15.00 GMT adalah = 230 34 46 -
Sabak matahari (SM) = 00 02 31
e. Sabak bulan perjam adalah :
A.L.B pada jam 14.00 GMT adalah = 230 15 35
A.L.B pada jam 15.00 GMT adalah = 230 51 60 -
Sabak bulan (SB) = 00 36 25
24
f. Saat ijtima dicari dengan rumus sebagai berikut :
Jam FIB (GMT) + ELM ALB + 7 jam WIB
SB - SM
jadi = 14.00 + 230 3215 2301535 + 07.00 = 14.00 + 00 16 40 + 07.00
00 36 25 00 02 31 00 33 54
jadi = 14.00 + (0.49164208) + 07.00 = 21.49164208 (tekan Shift ) sehingga
menjadi jam = 21 jam : 29 menit : 29.91 detik WIB.
Sehingga ijtima terjadi pada hari Jumat 12 Nopember 2004 M, jam 21 : 29
WIB.
3. Hitunglah Posisi dan keadaan Hilal akhir Ramadhan 1425 H. menjelang awal
Syawal 1425 H. di kota Tembilahan.?
a. Ijtima akhir Ramadhan/awal Syawal 1425 H. terjadi pada hari Jumat tanggal 12
Nopember 2004 M pukul : 21 : 29 : 29.91 WIB
b. Mencari sudut waktu Matahari ( to ) saat terbenam :
Data : Diklenasi ( d ) Matahari jam 11.00 GMT = - 17 51 00
Equation of time/prata waktu (e) Matahari = 00 15 50
Semi diameter (s.d) = 00 16 09. 63
Refraksi = 00 34 30
Kerendahan Ufuk (D =Dip) = 1.76 4:60 = 00 03 31. 2
Koreksi waktu daerah (Kwd) 105 103 10 :15= 00 07 20
1. Rumus tinggi Matahari waktu terbenam ( h)
Rumus h = 0 s.d refr Dip
h = 0 0 16 09. 63 0 34 30 0 03 31. 2 = - 0 54 10. 83 jadi
h = - 0 54 10.83
2. Rumus sudut waktu Matahari terbenam (to)
Rumus cos t = - tg p . tg d + sin h / cos p / cos d.
Casio Calculator : fx-82TL, D400, 4200P
Cost = -tg(-018)xtg-175100+sin-05410.83:cos- 018 : cos -1751 00
= - 0.0182432 SHIFTCos SHIFT = 91.0453163 SHIFT = 91 2 43. 14
= -0.0182432 SHIFT CosAnsEXESHIFT 91 243. 14 (fx-4200P / D400)
t/15 = 91 2 43. 14 : 15 = SHIFT / EXE SHIFT 6j : 04m : 10.88d

Casio Calculator : Fx-120, 250, 550, 570A, 580, 991
Cost = 018 +/- tan +/- x 17 5100 +/- Tan + 0 54 10.83+/- Sin : 018+/-
Cos : 17 51 00 +/- Cos = -0.0182432 INV/SHIFT Cos INV/SHIFT
91 2 43.14 : 15 = INV/SHIFT 6 j : 4m 10.88d
c. Mencari saat Matahari terbenam :
25
Rumus = 12 e + t + Kwd
Kulminasi : 12j 00m 00d
Eq. Of Time : 00 15 50 -
11 44 10
T/15 : 06j 04m 10. 88d +
17 48 20.88
Kwd : 00 07 20 +
Matahari terbenam : 17 : 55 : 40.88 WIB (7j) = GMT : 10 : 55 : 40.88 d
d. Mencari Asensiorekta (A.R ) Matahari dan Bulan
Untuk mencari asensiorekta Matahari dan Bulan, dengan jalan interpolasi :
Rumus : A - ( A B) x C : 1
A.R. o jam 10 GMT = 227 55 13
A.R. o jam 11 GMT = 227 57 46
A.R. o Jam (10 : 55 : 40.88 ) = 227 55 13 (227 55 13 - 227 57 46" ) x
0 55 40.88 : 1 = 227 57 34. 9
A.R. = 227 57 34.9
A.R. c jam 10 GMT = 224 57 11
A.R. c jam 11 GMT = 225 32 59
A.R. c Jam (10: 55 : 40.88) = 224 57 11 (224 57 11 - 225 32 59" ) x
0 55 40.88 : 1 = 225 30 24. 3
A.R. c = 225 30 24. 3

e. Mencari sudut waktu bulan ( tc )
Rumus: tc = A.R. - A.R.c + to
tc = 227 57 34.9 225 30 24.3 + 91 02 43.14 = 93 29 53. 74
tc = 93 29 53.74

f. Mencari Deklinasi Bulan ( dc )
Untuk menghitung deklinasi bulan, dengan jalan interpolsasi
Rumus : A - ( A B) x C : 1
Deklinasi pukul 10 GMT = - 18 31 08
/images/stories/Tinjauan-filosofis.pdf
Deklinasi pukul 11 GMT = - 18 44 22
Deklinasi pukul (10 : 55 : 40.88) = - 18 31 08 (- 18 31 08 (- 18
44 22)) x 0 55 40.88 : 1 = - 18
43 24. 85
dc = - 18 43 24.85

g. Mencari tinggi hakiki Bulan (he)
26
Rumus: Sin h = sinp . sind + cosp . cos d . cos t
Data Lintang Tembilahan (p) = - 00 18
Deklinasi bulan (dc) = - 18 43 24. 85
Sudut waktu bulan (tc) = 93 29 53.74
Casio Calculator : fx-82TL, D400, 4200P
sin he = sin -0 18 x sin 18 43 24. 85 + cos -018 x cos- 18 43 24. 85 x
Cos 93 29 53.74 = -0.056107507 shift sin shift = - 3. 216412473
shift = - 3 12 59. 08 (82TL) SHIFT Sin Ans EXE SHIFT -3 12
59. 08 (fx-4200P / D400)
sin he = - 3 12 59. 08
Casio Calculator : Fx-120, 250, 550, 570A, 580, 991
sin he = 0 18 +/- sin x 18 43 24. 85 +/- sin + 018 +/- Cos x 8 43 24. 85
+/- Cos x 93 29 53.74 Cos = -0.056107507 INV/SHIFT Sin
INV/SHIFT - 3 12 59. 08
h. Mencari tinggi Mari (lihat) bulan (hc)
H.P ( Horizontal Parallax) = 0 59 57
Semi diameter bulan (sd.e) = 0 16 20.15
Rumus : Parallax = Cos he x H.P
Cos(- 03 12 59. 08) x 0 59 57 = 0 59 51. 33
He (tinggi hakiki) = - 03 12 59.08
Parallax = 00 59 51.33 -
- 04 12 50.41
Sd.e = 00 16 20.15 +
- 03 56 30.26
Refraksi = 00 11 48.35 +
- 03 44 41.91
Kerendahan ufuq = 00 03 31.02 +
Tinggi Mari (he) = - 03 41 10.71

i. Mukuts (lama hilal diatas ufuq)
Rumus: hc : he : 15
Mukuts = - 03 41 10. 71 : 15 = 00j : 14m : 44: 71d

j. Mencari Azimut ( A ) Matahari dan Bulan
Rumus: Cotan A = -sin p / tg t + cos p . tg d / sin t
1). Azimut Matahari (Ao)
Data : Lintang Tembilahan (p) = - 00 18
Deklinasi Matahari (do) = - 17 51 00
27
Sudut waktu Matahari (to) = 91 2 43.14
Casio Calculator : fx-82TL, D400, 4200P
Cotg A = -sin(-018) :tg 91243.14+cos-018x tg -17 51 00 : sin 91 2 43.14
= -0.322172489 = SHIFT Tan (Ans x-1) EXE SHIFT -72 08 32.95
= -0.322172489 = SHIFT Tan Ans x-1 = shift -72 08 32.95 (82TL)
Ao = -72 08 32. 95 diukur dari titik selatan ke titik barat. Atau
Ao = -17 51 27.05 diukur dari titik barat ke titik selatan.
Casio Calculator : Fx-120, 250, 550, 570A, 580, 991
Cotg A= 0 18 +/- sin +/- : 91 2 43. 14 tg + 0 18 +/- Cos x 17 51 00
+/- tg x 91 2 43.14 Sin = -0.322172489 (lihat penekanan calcolator
point 7)
2). Azimut Bulan (Ac)
Data : Lintang Tembilahan (p) = - 00 18
Deklinasi Matahari (dc) = - 18 43 24.85
Sudut waktu Matahari (to) = 93 29 53.74
Casio Calculator : fx-82TL, D400, 4200P
CotgA = -sin(- 0 18) : tg 93 2953.74 +cos -0 18 x tg -18 43 24.85: sin
93 29 53.74 = -0.339888057 =shift tg(Ansx-1)EXE shift
7113 39.78
Ae = -71 13 39.78 diukur dari titik selatan ke titik barat. atau
Ac = -18 46 20.22 diukur dari titik barat ke titik selatan.
Casio Calculator : Fx-120, 250, 550, 570A, 580, 991
Cotg A = 0 18 +/- sin +/- : 93 29 53. 74 tg + 0 18 +/- Cos x 18 43
24.85 +/- tg x 93 29 53.74 Sin = -0.3339888057 (lihat pen.
calcolator point 7)
Keterangan
1. bila azimuth matahari atau bulan bernilai minus (-), berarti azimut tersebut
dihitung dari selatan ketitik barat (S-B)
2. bila azimuth matahari atau bulan bernilai plus (+), berarti azimut tersebut
dihitung dari utara ketitik barat (U-B)

KESIMPULAN :
1. Ijtima, awal bulan Syawal 1425 H. Terjadi pada hari Jumat tanggal 12 Nopember
2004 M. pada jam 21 : 29 : 29.91 WIB.
2. Tinggi Matahari waktu terbenam (ho = -00 54 10.83
28
3. Sudut waktu Matahari terbenam (to = 91 2 43. 14
4. Matahari terbenam (saat ghuruf) jam = 17 : 55 : 40.88 WIB
4. Asensiorekta Matahari (A.Ro) = 227 57 34.9
5. Asensiorekta Bulan (A.Rc) = 225 30 24.3
6. Sudut waktu Bulan (te) = 93 29 53.74
7. Diklenasi hakiki bulan (de) = -18 43 24.85
8. Tinggi hilal hakiki ( hc) = - 03 12 59.08
9. Tinggi hilal MarI (hc) = - 03 41 10.71
10. Lama hilal diatas ufuq = 00 : 14 : 44. 71 WIB
11. Azimut matahari (Ao) = -175127.05 (B-S) /-72 08 32.92(S-B)
12. Azimut bulan (Ae) =-18 46 20.22 (B-S)/ -71 13 39.78(S-B)
13. Maka Tanggal 1 Syawal 1425 H jatuh pada hari Minggu tanggal 14
Nopember 2004 M. Karena pada saat Matahari terbenam akhir Ramadhan
Hilal masih dibawah ufuq: -03 13. Dengan demikian Ramadhan di
istimalkan menjadi 30 hari.

Dengan demikian Ijtima menjelang awal Syawal 1425 H. jatuh pada hari
Jumat tanggal 12 Nopember 2004 M pukul 21: 29 : 29.91 WIB. Pada saat
Matahari terbenam hari itu pukul 17 : 55 : 40.88 WIB, posisi Hilal masih dibawah
ufuq; - 03 12 59.08, maka bulan Ramadhan diistimalkan 30 hari dan tanggal 1
Syawal menurut hasil perhitungan jatuh pada hari Minggu tanggal 14 Nopember
2004 M.
6. Permasalahan-Permasalahan dalam Hisab Rukyat.
Selain Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah, maka penetapan awal bulan
berdasar hisab (imkan rukyat tinggi hilal + 2
o
atau 8 jam antara saat ijtima dengan
ghurub).
Untuk Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah berdasar hisab-rukyat
Data hisab & hasil rukyat sebagai masukan
Ditetapkan dalam sidang itsbat
Rukyat dilaksanakan oleh Kementerian Agama,Pengadilan Agama, instansi terkait,
Ormas Islam para ulama, dan masyarakat luas (Koordinator : Kementerian
Agama/Kanwil Agama )
a. Permasalahan penentuan Arah Kiblat
Masih ada perbedaan data koordinat kabah dan lokasi
Masih ada perbedaan sistem perhitungan
Perbedaan cara menentukan arah utara dan arah kiblat di lokasi
Kurang adanya pengembangan observasi lapangan.
b. Permasalahan penentuan Waktu Shalat
Perbedaan data (matahari,koordinat tempat)
Perbedaan sistem perhitungan
29
Perbedaan dalam penentuan sistem waktu
Perbedaan nilai ikhtiyati
Kurang adanya pengembangan observasi lapangan
c. Permasalahan penentuan Awal Bulan
Perbedaan data (bulan, matahari, koordinat tempat dan lainnya)
Perbedaan sistem perhitungan
Perbedaan sistem rukyat (fiqh)
Perbedaan kriteria penentuan masuknya awal bulan
Kurang adanya pengembangan observasi lapangan
Kurang sosialisasi
Perbedaan hasil hisab dan hasil rukyat

6. Daftar Lintang dan Bujur Daerah dalam Wilayah Provinsi Riau

NO
NAMA
DAERAH/KOTA
LINTANG BUJUR KOREKSI WAKTU
1 2 3 4 5 (105-(4) : 15

1
2
3
4
5
6

!
"
10
11
12
13
14
15
16
1
1!

#$%&'(&)*
B$'+%&,-.
#&.-) #$'+&)&/&'
B&'+%-'&'+
S$,&0 #&'1&'+
R$'+&0
T$2(-,&3&'
T&'1*'+ #-'&'+
T&'1*'+ B&,&- K&)-2*'
D*2&-
D&(4 S-'+%$5
T$)$25&
B&0&2
N&0*'&
#&'+%&,&' K$)-'6-
B&+&' S-&5--A5-
K*&'0&' S$'+-'+-
S-&% S)- I'7&)&5*)&

00 308 LU
01 318 LU
00 518 LU
00 228 LU
01 018 LU
00 238 LS
00 1!8 LS
01 058 LU
01 028 LU
01 418 LU
00 2"8 LS
03 128 LU
01 08 LU
03 58 LU
00 228 LU
02 208 LU
00 308 LS
00 4!8 LU

101 2!8 BT
102 0!8 BT
100 1!8 BT
101 028 BT
102 428 BT
102 348 BT
103 108 BT
104 308 BT
103 248 BT
101 368 BT
104 2!8 BT
106 158 BT
103 5!8 BT
10! 208 BT
101 528 BT
100 4"8 BT
101 348 BT
102 048 BT

9 142 : 0!7
9 112 : 2!7
9 1!2 : 4!7
9 152 : 527
9 0"2 : 127
9 0"2 : 447
9 02 : 207
9 022 : 007
9 062 : 247
9 132 : 367
9 022 : 0!7
- 052 : 007
9 042 : 0!7
- 132 : 207
9 122 : 327
9 162 : 447
9 132 : 447
9 112 : 447

7. Daftar Lintang dan Bujur Daerah dalam Wilayah Kab. Inhil

NO
NAMA
DAERAH/KOTA
LINTANG BUJUR KOREKSI WAKTU
1 2 3 4 5 (105-(4) : 15

30
1
2
3
4
5
6

!
"
10
11
12
13
14
15
B$%&:&' (S$- B$7&)-)
M&'7&3
B$,&)&.
S&5&0
S*'+&- #-)-'+
T$,*% #-'&'+
E'4%
K*&,& E'4%
S*'+&- G*'0*'+
;4'64'+ L*&)
#*,&* K-1&'+
K40& B&)*
S*'+&- S&,&%
K*&,& L&3&'+
#*,&* B*)*'+
00 008
00 028 LU
00 008
00 1"8 LS
00 138 LS
00 118 LS
00 308 LS
00 318 LS
00 1!8 LU
00 158 LS
00 408 LS
00 438 LS
00 268 LS
00 058 LS
00 258 LU
103 48 BT
103 2"8 BT
103 408 BT
103 1!8 BT
103 18 BT
103 218 BT
103 128 BT
103 228 BT
103 38 BT
103 3!8 BT
103 118 BT
102 558 BT
103 018 BT
103 228 BT
103 338 BT
9 042 : 527
9 062 : 047
9 052 : 207
9 062 : 4!7
9 062 : 527
9 062 : 367
9 02 : 207
9 062 : 327
9 052 : 327
9 052 : 2!7
9 02 : 167
9 0!2 : 207
9 02 : 567
9 062 : 327
9 052 : 4!7


8. Pengenalan Sistem Penekanan beberapa Jenis Calcolator.
Calculator yang bisa digunakan untuk menghisab falak, adalah Calculator
Sciensific yang mempunyai model derajat (DEG/D), mempunyai fungsi derajat (
/DEG/3
rd
DD 2ndf x, ) dan mempunyai fungsi Sin, Cos, Tan, berikut tombol
perubahannya menjadi Sin 1, Cois-1 dan Tan-1, (Tombol INV/SHIF/F/2nd ) dan
juga mempunyai fungsi 1/x. Calculator jenis ini banyak sekali merk dan modelnya;
- Casio fx 250 D - Casio fx -350 D - Casio fx 350 HA - Casio fx 550
- Casio fx 580 - Casio fx 991 - Casio fx- 82 TL -Casio fx-36000 P
- Casio fx 3800PB - Casio fx 38000 F - Casio fx 570 A - Casio fx-41000 P
- Casio fx 42000P - Casio fx 5000 P - Casio fx 8000G - Casio fx-D400

Mari kita lihat system penggunaannya, yang pada dasarnya ada sedikit perbedaan
dalam penekanannya :
1. Derajat ( angka perenampuluhan) dijadikan desimal atau sebaliknya.

Contoh: 23 26 40

a. Casio fx 250 / 350 D / 550 / 580 / 991 / 36000P
23 26 40 23.44444444
b. Casio fx 38000 PB
23.2640 3
rd
DD/HYP 23.44444444
c. Casio fx 3800 P / 570 A
23 26 40 23.44444444
d. Casio fx - 82TL
23 26 40 = SHIFT 23.44444444
e. Casio fx D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G
23 26 40 EXE 23.44444444
Cara mengembalikannya ke angka semula;
a. Casio fx 250 / 350 D / 550 / 580 / 991 / 36000P
23. 44444444 INV 23 26 40
31
b. Casio fx 38000 PB
23. 44444444 3 rd DMS 23 26 40
c. Casio fx 3800 P / 570 A
23. 44444444 SHIFT 23 26 40
d. Casio fx- 82TL
23. 44444444 SHIFT 23 26 40
e. Casio fx D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G
23. 44444444 SHIFT 23 26 40

2. Derajat dijadikan SIN / SIN dijadikan derajat

a. Casio fx 250 / 350 D / 550 / 580 / 991 / 36000P
23 26 40 Sin 0.397859675
b. Casio fx 38000 PB
23.2640 3
rd
DD/HYP Sin 0.397859675
c. Casio fx 3800 P / 570 A / 350 HA
23 26 40 Sin 0.397859675
d. Casio fx 82 TL
Sin 23 26 40 = 0.397859675
e. Casio fx D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G
Sin 23 26 40 EXE 0.397859675
Cara mengembalikannya ke angka semula;
a. Casio fx 250 / 350D / 550 / 580 / 991 / 36000P
0. 397859675 INV Sin INV 23 26 40
b. Casio fx 38000 PB
0.397859675 2
nd
Sin 3
rd
DMS 23 26 375
c. Casio fx 3800 PB / 570 A / 350 HA
0.397859675 SHIFT Sin SHIFT 23 26 40
d. Casio fx 82-TL
0.397859675 = SHIFT Sin SHIFT = SHIFT 23 26 40
e. Casio fx D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G
0.3978596751 SHIFT Sin Ans EXE SHIFT 23 26 40

3. Derajat dijadikan COS / COS dijadikan derajat

a. Casio fx 250 / 350 D / 550 / 580 / 991 / 36000P
23 26 40 Cos 0.917446281
b. Casio fx 38000 PB
23.2640 3
rd
DD/HYP Cos 0.917446281
c. Casio fx 3800 P / 570 A / 350 HA
23 26 40 Cos 0. 917446281
d. Casio fx 82-TL
Cos 23 26 40 = 0.917446281
e. Casio fx D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G
Cos 23 26 40 EXE 0.9174462812
Cara mengembalikannya ke angka semula;
a. Casio fx 250 / 350D / 550 / 580 / 991 / 36000P
0. 917446281 INV Cos INV 23 26 40
b. Casio fx 38000 PB
0.917446281 2
nd
Cos 3
rd
DMS 23 26 395
c. Casio 3800P / 570 A / 350 HA
0.917446281 SHIFT Cos SHIFT 23 26 40
d. Casio fx 82-TL
0.917446281 = SHIFT Cos SHIFT = SHIFT 23 26 40
e. Casio fx D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G
0.3978596751 SHIFT Cos Ans EXE SHIFT 23 26 40

4. Derajat dijadikan TAN / TAN dijadikan derajat

32
a. Casio fx 250 / 350 D / 550 / 580 / 991 / 36000P
23 26 40 Tan 0.433659913
b. Casio fx 38000 PB
23.2640 3
rd
DD/HYP Tan 0.433659913
c. Casio fx 3800 P / 570 A / 350 HA
23 26 40 Tan 0. 433659913
d. Casio fx 82-TL
Tan 23 26 40 = 0.433659913
e. Casio fx D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G
Tan 23 26 40 EXE 0.4336599136
Cara mengembalikannya ke angka semula;
a. Casio fx 250 / 350D / 550 / 580 / 991 / 36000P
0. 433659913 INV Tan INV 23 26 40
b. Casio fx 38000 PB
0. 433659913 2
nd
Tan 3
rd
DMS 23 26 395
c. Casio 3800P / 570 A / 350 HA
0.433659913 SHIFT Tan SHIFT 23 26 40
d. Casio fx 82-TL
0.433659913 = SHIFT Tan SHIFT = SHIFT 23 26 40
e. Casio fx D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G
0.3978596751 SHIFT Tan Ans EXE SHIFT 23 26 40

5. Derajat dijadikan Cosec (Sin 1/x) atau Cosec (Sin 1/x) dijadikan derajat

a. Casio fx 250 / 550
23 26 40 Sin INV Min 1/x 2. 513448994
b. Casio fx 350 D/ 580 / 991 / 3600 P
23 26 40 Sin INV 1/x 2. 513448994
c. Casio fx 350 HA
23 26 40 Sin SHIFT 1/x 2. 513448994
d. Casio fx 38000 PB
23.2640 3
rd
DD/HYP Sin 1/x 2.513448994
e. Casio fx 3800 P / 570 A
23 26 40 Sin 1/x 2. 513448994
f. Casio fx 82-TL
Sin 23 26 40 = X-1 = 2.513448994
g. Casio fx-D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G
Sin 23 26 40 EXE X-1 EXE 2.513448994
Cara mengembalikannya ke angka semula;
a. Casio fx 250 / 550
2.513448994 INV Min 1/x INV Sin INV 23 26 40
b. Casio fx 350 D / 580 / 991 / 3600 P
2.513448994 INV 1/x INV Sin INV 23 26 40
c. Casio fx 350 H
2.513448994 SHIFT 1/x SHIFT Sin SHIFT 23 26 40
d. Casio fx 38000 PB
2.513448994 1/x 2
nd
Sin 3
rd
DMS 23 26 395
e. Casio 3800 P/ 570 A
2.513448994 1/x SHIFT Sin SHIFT 23 26 40
f. Casio fx 82-TL
2.513448994 SHIFT Sin Ans X-1 = SHIFT 23 26 40
g. Casio fx D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G
2.513448994 SHIFT Sin ( Ans X-1) EXE SHIFT 23 26 40

6. Derajat dijadikan Sec (Cos 1/x) atau Sec (Cos 1/x) dijadikan derajat

a. Casio fx 250 / 550
23 26 40 Cos INV Min 1/x 1. 089982074
b. Casio fx 350 D / 580 / 991 / 3600 P
33
23 26 40 Cos INV 1/x 1. 089982074
c. Casio fx 350 HA
23 26 40 Cos SHIFT 1/x 1. 089982074
d. Casio fx 38000 PB
23.2640 3
rd
DD/HYP Cos 1/x 1.089982074
e. Casio fx 3800 P / 570 A
23 26 40 Cos 1/x 1. 089982074
f. Casio fx 82-TL
Cos 23 26 40 = X-1 = 1.089982074
g. Casio fx-D400 / 4100P/ 42000 P / 5000 F / 8000 G
Cos 23 26 40 EXE X-1 EXE 1.089982074
Cara mengembalikannya ke angka semula;
a. Casio fx 250 / 550
1.089982074 INV Min 1/x INV Cos INV 23 26 40
b. Casio fx 350 D / 580 / 991 / 3600 P
1.089982074 INV 1/x INV Cos INV 23 26 40
c. Casio fx 350 H
1.089982074 SHIFT 1/x SHIFT Cos SHIFT 23 26 40
d. Casio fx 38000 PB
1.089982074 1/x 2
nd
Cos 3
rd
DMS 23 26 395
e. Casio 3800 P/ 570 A
1.089982074 1/x SHIFT Cos SHIFT 23 26 40
f. Casio fx 82-TL
1.089982074 SHIFT Cos Ans X-1 = SHIFT 23 26 40
g. Casio fx D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G
1.089982074 SHIFT Cos ( Ans X-1) EXE SHIFT 23 26 40

7. Derajat dijadikan Cotg (Tan 1/x) atau Cotg (Tan 1/x) dijadikan derajat

a. Casio fx 250 / 550
23 26 40 Tan INV Min 1/x 2. 305954433
b. Casio fx 350 D/ 580 / 991 / 3600 P
23 26 40 Tan INV 1/x 2. 305954433
c. Casio fx 350 HA
23 26 40 Tan SHIFT 1/x 2. 305954433
d. Casio fx 38000 PB
23.2640 3
rd
DD/HYP Tan 1/x 2.305954432
e. Casio fx 3800 P / 570 A
23 26 40 Tan 1/x 2. 305954432
f. Casio fx 82-TL
Tan 23 26 40 = X-1 = 2.3059954432
g. Casio fx-D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G
Tan 23 26 40 EXE X-1 EXE 2.305954433
Cara mengembalikannya ke angka semula;
a. Casio fx 250 / 550
2.3059954433 INV Min 1/x INV Tan INV 23 26 40
b. Casio fx 350 D / 580 / 991 / 3600 P
2.3059954433 INV 1/x INV Tan INV 23 26 40
c. Casio fx 350 H
2.3059954433 SHIFT 1/x SHIFT Tan SHIFT 23 26 40
d. Casio fx 38000 PB
2.3059954433 1/x 2
nd
Tan 3
rd
DMS 23 26 395
e. Casio 3800 P/ 570 A
2.3059954433 1/x SHIFT Tan SHIFT 23 26 40
f. Casio fx 82-TL
2.3059954432 SHIFT Tan Ans X-1 = SHIFT 23 26 40
g. Casio fx D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G
2.3059954433 SHIFT Tan ( Ans X-1) EXE SHIFT 23 26 40
34

10. Daftar Deklinasi Matahari dalam Setahun.

TGL JANUARI #EBRUARI MARET A#RIL MEI JUNI
1 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5
6

!
"
10
11
12
13
14
15
16
1
1!
1"
20
21
22
23
24
25
26
2
2!
2"
30
31
- 23 01 58
- 22 56 58
518 31<
458 36<
3"8 14<
328 25<
258 10<
18 2!<
0"8 20<
018 2"<
- 21 51 46
428 20<
328 2"<
228 14<
118 33<
008 2!<
- 20 48 59
38 06<
248 50<
128 10<
- 19 59 07
458 43<
318 56<
18 4<
038 1<
- 18 48 26
338 14<
18 43<
018 51<
- 17 45 50
2"8 11<
-17 12 22
-16 55 16
38 52<
208 11<
028 12<
-15 43 57
258 26<
068 40<
-14 47 38
2!8 21<
0!8 4"<
-13 49 04
2"8 04<
0!8 51<
-12 48 26
28 4<
068 5<
-11 45 55
248 41<
038 1<
-10 41 43
1"8 5!<
-09 58 40
368 01<
138 4"<
-08 51 30
2"8 02<
068 0<
-07 43 44
- 07 20 56
- 06 58 01
348 60<
118 54<
- 05 48 43
258 2<
028 0<
- 04 38 43
158 55<
- 03 51 44
2!8 10<
048 34<
- 02 40 55
18 14<
538 32<
- 01 29 49
068 06<
- 00 42 22
1!8 3!<
068 46<
00 16 57
408 40<
01 04 20
3"8 4!<
518 36<
02 26 56
508 25<
03 13 52
38 14<
04 00 32
238 45<
04 46 54
05 09 57
328 55<
558 46<
06 18 32
418 11<
07 03 43
268 0!<
4!8 26<
08 10 36
328 3!<
548 31<
09 16 16
38 51<
5"8 1<
10 20 33
418 3"<
11 02 35
238 1"<
438 52<
12 04 14
248 24<
448 21<
13 04 06
238 3!<
428 5<
14 02 01
208 2<
3"< 2"<
58 51<

15 15 58
338 4"<
518 25<
16 08 46
258 50<
428 3!<
5"8 0"<
17 15 24
318 21<
48 01<
18 02 23
18 2<
328 12<
468 3"<
19 00 47
148 36<
2!8 05<
418 14<
548 03<
20 06 32
1!8 40<
308 2<
418 53<
528 31<
21 03 41
148 02<
248 01<
338 3!<
428 52<
518 43<
22 00 12
22 08 18
168 00<
238 1"<
308 15<
368 4<
428 56<
4!8 41<
538 4!<
5!8 5!<
23 03 30
08 3!<
118 32<
148 41<
18 35<
1"8 5"<
218 56<
238 51<
258 06<
258 5<
268 23<
23268 26
268 15<
258 3"<
238 5!<
228 20<
208 1<
18 50<
148 5!<
118 41<
0!8 00<









35

TGL
JULI AGUSTUS SE#TEMBER OKTOBER NO#EMBER DESEMBER
! " 10 11 12
1
2
3
4
5
6

!
"
10
11
12
13
14
15
16
1
1!
1"
20
21
22
23
24
25
26
2
2!
2"
30
31
23 03 56
22 59 58
548 33<
4"8 16<
438 36<
38 31<
318 03<
248 12<
168 5!<
0"8 20<
018 20<
21 52 56
438 4!<
358 03<
258 33<
158 41<
058 2<
20 548 52<
438 55<
328 3!<
218 00
0"8 02<
19 56 43<
448 04<
318 06<
18 4"<
048 12<
18 50 17
368 03<
218 43<
068 41<
17 51 33
368 0!<
208 26<
048 26<
16 48 11
328 20<
148 50<
15 57 46
408 2<
228 52<
058 03<
14 46 59
2!8 41<
108 0"<
13 51 23
328 25<
138 13<
12 53 49
348 12<
148 24<
11 54 24
348 12<
138 50<
10 53 18
328 35<
118 42<
09 50 40
2"8 2!<
0!8 0!<
08 46 34
258 01<
08 03 15
07 41 22
1"8 20<
06 57 12
348 5<
128 35<
05 50 07
28 33<
048 53<
04 42 08
1"8 1!<
03 56 24
338 25<
108 23<
02 47 16
248 0<
008 55<
01 37 40
148 23<
00 52 25
28 45<
00 00 30
- 00 18 58
428 20<
- 01 05 42
2"8 04<
528 25<
- 02 15 46
3"8 05<
- 03 02 33

- 03 25 38
48 51
- 04 12 02
358 10<
5!8 15<
- 05 21 16
448 13<
- 06 07 06
2"8 54<
528 3<
- 07 15 15
38 4<
- 08 00 12
228 31<
448 43<
- 09 06 48
2!8 44<
508 32<
- 10 12 12
338 42<
558 03<
- 11 16 14
38 15<
5!8 05<
- 12 18 44
3"8 11<
5"8 2<
- 13 19 31
3"8 22<
5!8 60<
- 14 18 25
- 14 37 36
568 33<
- 15 15 16
338 43<
518 56<
- 16 09 53
28 33<
448 14<
5"8 0"<
- 17 02 05
1!8 54<
518 40<
- 18 17 36
238 12<
3!8 2!<
538 25<
- 19 08 38
228 1!<
368 13<
4"8 4<
- 20 02 58
158 4!<
2!8 15<
408 20<
528 02<
- 21 03 20
148 14<
248 45<
348 51<
448 33<

- 21 53 50
- 22 02 41
118 1!<
1"8 0!<
268 43<
338 52<
408 34<
468 4"<
528 3!<
58 5"<
- 23 03 53
08 20<
118 3!<
148 51<
1!8 0"<
208 30<
228 3!<
248 1!<
258 2"<
268 12<
- 23 26 27
268 12<
258 32<
248 22<
228 24<
208 3<
1!8 03<
158 01<
118 13<
08 33<
038 0<

11. Daftar Equation of Time Matahari dalam Setahun.

TGL JANUARI #EBRUARI MARET A#RIL MEI JUNI
1 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5
- 0= 038 1!<
038 4<
048 14<
048 42<
058 0"<
- 0= 138 32<
138 40<
138 4<
138 54<
138 5"<
- 0= 128 1<
128 04<
118 52<
118 3!<
118 25<
- 0= 038 45<
038 2<
038 0"<
028 52<
028 35<
9 0= 028 5<
038 04<
038 10<
038 16<
038 21<
90= 028 0<
018 5!<
018 4!<
018 3!<
018 2<
36
6

!
"
10
11
12
13
14
15
16
1
1!
1"
20
21
22
23
24
25
26
2
2!
2"
30
31
058 36<
068 02<
068 2!<
068 53<
08 1!<
08 42<
0!8 06<
0!8 2"<
0!8 52<
0"8 13<
0"8 34<
0"8 55<
108 15<
108 34<
108 52<
118 10<
118 2<
118 43<
118 5!<
128 13<
128 2<
128 40<
128 52<
138 03<
138 14<
138 23<
148 04<
148 0!<
148 11<
148 14<
148 15<
14 16
14 16
148 15<
148 14<
148 11<
148 0!<
148 05<
148 00<
138 55<
138 4"<
138 43<
138 35<
138 2!<
138 1"<
138 10<
138 01<
128 50<
128 40<
128 2!<

118 11<
108 5<
108 41<
108 26<
108 11<
0"8 55<
0"8 3"<
0"8 22<
0"8 05<
0!8 4!<
0!8 31<
0!8 14<
08 56<
08 3"<
08 21<
08 03<
068 45<
068 2<
068 0"<
058 51<
058 33<
058 15<
048 56<
048 3!<
048 20<
048 02<
028 1!<
028 01<
018 44<
018 2!<
018 12<
008 56<
008 41<
008 26<
008 11<
9 0= 008 04<
008 1!<
008 31<
008 45<
008 5!<
018 10<
018 22<
018 33<
018 45<
018 56<
028 06<
028 16<
208 2<
02< 35<
028 42<
028 50<
038 25<
038 2"<
038 32<
038 35<
038 3<
038 3"<
038 40<
038 40<
038 40<
038 3"<
038 3!<
038 36<
038 34<
038 31<
038 2!<
038 24<
038 1"<
038 14<
038 0"<
038 038
028 56<
028 4"<
028 42<
028 34<
028 25<
028 1<
018 16<
018 05<
008 54<
008 42<
008 30<
008 1!<
008 05<
- 0= 008 0<
008 20<
008 33<
008 46<
008 5"<
018 12<
018 25<
018 3!<
018 51<
028 04<
028 1<
028 2"<
028 42<
028 55<
038 0<
038 1"<
038 31<
038 43<



TGL JULI AGUSTUS SE#TEMBER OKTOBER NO#EMBER DESEMBER
! " 10 11 12
1
2
3
4
5
6

!
"
10
11
12
13
14
15
-0= 038 55<
048 06<
048 1<
048 2!<
048 3!<
048 4!<
048 5!<
058 0<
058 16<
058 25<
058 32<
058 40<
058 4<
058 54<
058 60<
-0= 068 1!<
068 13<
068 0!<
068 03<
058 5<
058 50<
058 43<
058 35<
058 26<
058 1<
058 0!<
048 5!<
048 4<
048 35<
048 24<
90= 008 0<
008 26<
008 46<
018 05<
018 25<
018 45<
028 06<
028 2<
028 4<
038 0!<
038 2"<
038 50<
048 12<
048 33<
048 54<
9 0= 108 2<
108 46<
118 05<
118 23<
118 41<
118 5"<
128 16<
128 33<
128 50<
138 06<
138 22<
138 3<
138 51<
148 05<
148 1"<
9 0= 168 2!<
168 2!<
168 2!<
168 2<
168 26<
168 23<
168 20<
168 15<
168 10<
168 04<
158 5!<
158 50<
158 41<
158 32<
158 22<
9 0= 108 4!<
108 25<
108 02<
0"8 3<
0"8 12<
0!8 4<
0!8 21<
08 55<
08 2!<
08 01<
068 33<
068 05<
058 3<
058 0!<
048 3"<
37
16
1
1!
1"
20
21
22
23
24
25
26
2
2!
2"
30
31
068 06<
068 10<
068 15<
068 1"<
068 22<
068 25<
068 2<
068 2"<
068 30<
068 31<
06 31
06 30
068 2"<
068 2<
068 25<
068 21<
048 12<
038 5"<
038 45<
038 30<
038 1<
038 02<
028 4<
028 32<
028 15<
018 5"<
018 42<
018 25<
018 0<
008 4"<
008 31<
008 12<
058 16<
058 3<
058 5!<
068 20<
068 41<
08 02<
08 23<
08 44<
0!8 05<
0!8 26<
0!8 4<
0"8 0<
0"8 2<
0"8 4<
108 0<

148 32<
148 44<
148 56<
158 0<
158 1!<
158 2<
158 36<
158 45<
158 53<
168 00<
168 06<
168 12<
16< 16<
168 20<
168 24<
168 26<
158 10<
148 5!<
148 46<
148 32<
148 1!<
148 02<
138 46<
138 2"<
138 12<
128 538
128 34<
128 15<
118 54<
118 33<
118 11<

048 10<
038 41<
038 11<
028 42<
028 12<
018 42<
018 13<
008 43<
008 13<
- 0= 008 16<
008 46<
018 16<
018 45<
028 14<
028 43<
038 11<


DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ahmad Izzuddin,, Ilmu Falak Praktis (Metode Hisab-Rukah Praktis dan Solusi
Permasalahannya), Komala Grafika, Semarang, 2005;
Depag RI, Badan Hisab dan Rukyat, Almanak hisab rukya cet ke II, Proyek Pembinaan
Badan Peradilan Agama Islam, Jakarta, 1998/1999;
---------------------,Pedoman Tehnik Rukyah, Direktorat Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam. 1994/1995;
.

--------------------, Jurnal Hisab Rukyat, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam :Jakarta, 1999/2000;.
--------------------, Ephemeris 2004, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam, 2004;
.

Encup Supriatna, Hisab Rukyah dan Aplikasinya, Radika, Bandung, 2007;.
---------------------, Menggagas Fiqh Astronomi (Telaah Hisab Rukyah dan Pencarian
Solusi Perbedaan hari raya), Kaki Langit, Bandung, tahun 2005;
Saadoeddin Djambek, Pedoman Waktu-waktu Sholat Sepanjang Masa, Bulan
Bintang, Jakarta, 1977;
--------------------, Hisab Awal Bulan, Tintamas, Jakarta, 1976;
S. Farid Ruskanda, dkk., Rukyah Dengan Teknologi (Upaya mencari Kesamaan
Pandangan tentang Penentuan Awal ramadhan dan Syawal, Gema
Insani Press, Jakarta, 1994;
Susiknan Azhari, Pembaharuan Pemikiran Hisab Di Indonesia, Studi atas pemikiran
Saadudin Djambek, PustakaPelajar, Yogyakarta, 2002;
---------------------, Pembaharuan Pemikiran Hisab di Indonesia,(studi Analisis
Pemikiran Saadoe'ddin Djambek), Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2002;
Thomas Djamaluddin, Menuju Penyatuan Kalender Islam di Indonesia dan Tinjauan
Kreteria Posisi Hilal diatas Ufuk, disampaikan pada sosialisasi
Hisab Rukyah PD Persis Kab. Bandung tanggal 14 oktober 2006;

38

Anda mungkin juga menyukai