Anda di halaman 1dari 17

Page |1

Materi Ilmu Hisab Kelas 11 Semester Ganjil

Penjelasan Garis Lintang & Garis Bujur Lengkap


Penjelasan Garis Lintang & Garis Bujur Lengkap – Di dalam sebuah globe atau peta,
kita bisa melihat garis – garis yang membentang di permukaan bumi. Garis – garis
tersebut adalah garis lintang dan garis bujur. Namun, apakah yang dimaksud
dengan garis lintang dan garis bujur tersebut ? Berikut ini adalah pembahasannya.
Garis lintang dan garis bujur adalah jaringan garis – garis yang saling berpotongan
tegak lurus satu sama lain yang digambar pada peta atau globe. Kedua garis ini
memiliki manfaat yaitu dapat dijadikan sebagai penentu letak atau lokasi suatu
tempat di atas permukaan bumi.

(Dari Kiri) Garis Lintang dan Garis Bujur


Garis bujur
Garis bujur atau yang disebut juga dengan garis meridian merupakan garis lurus
yang menghubungkan bumi dari kutub selatan hingga kutub utara bumi. Semua
garis bujur tersebut berukuran sama panjangnya. Garis ini memiliki besaran 360
derajat karena mengikuti bentuk bumi yang bulat seperti bola. Garis – garis bujur
digunakan untuk menentukan waktu dan tanggal di seluruh bumi.
Garis bujur 0 derajat disebut dengan garis bujur utama. Garis ini membentang
melalui sebuah kota di utara Kota London, Inggris yaitu Kota Greenwich. Garis bujur
0 derajat ini ditetapkan sebagai titik awal perhitungan waktu internasional yang
disebut dengan waktu Greenwich Mean Time (GMT).
Garis bujur yang posisinya berada di sebelah timur Kota Greenwich disebut juga
dengan Bujur Timur (BT). Sedangkan garis bujur yang berada di sebelah barat Kota
Greenwich disebut dengan Bujur Barat (BB).
Garis bujur timur diawali dengan Bujur 0 derajat BT sampai 180 derajat BT. Begitu
pula dengan garis bujur barat yang juga diawali dari Bujur 0 derajat BB hingga 180
BB. Pertemuan antara garis bujur 180 derajat BT yang saling berhimpit dengan garis
bujur 180 derajat BB di Samudera Pasifik ditetapkan sebagai garis batas tanggal
internasional.
Garis Lintang
Garis lintang adalah garis lurus yang membentang di permukaan bumi dengan arah
timur barat. Garis ini membagi bumi menjadi dua bagian, yaitu bagian utara dan
selatan. Kita bisa melihat garis ini di dalam globe tergambar membentuk lingkaran
utuh.
Garis lintang yang membagi bumi menjadi dua bagian yang sama besar antara
belahan bumi selatan dan utara disebut dengan garis lintang 0 derajat. Ada
beberapa istilah untuk menyebut garis ini, yaitu garis khatulistiwa, garis lini atau
garis ekuator.
Page |2

Ada beberapa garis lintang yang istimewa di bumi, seperti garis lintang 0 derajat,
23½ derajat, 66½ derajat, dan garis lintang 90 derajat. Garis lintang 0 derajat disebut
sebagai garis ekuator. Garis lintang 23½ derajat disebut sebagai garis balik. Garis
lintang 66½ derjat disebut sebagai garis lingkaran kutub. Sedangkan Garis lintang
90 derajat adalah titik kutub.
Garis lintang 23½ derat LU maupun 23½ derajat LS disebut garis lintang istimewa
karena merupakan garis batas peredaran semu matahari. Apablia matahari dilihat
dari, maka matahari seolah-olah beredar dari ekuator menuju utara hingga garis
lintang 23½ derajat utara. Sesampainya di garis lintang ini matahari tidak terus
bergerak ke arah utara, tetapi kembali bergerak ke selatan menuju khatulistiwa
sampai ke garis lintang 23½° derajat selatan.
Setibanya di garis lintang 23½ derajat selatan, matahari bergerak kembali ke arah
utara menuju khatulistiwa dan terus ke lintang 23½ derajat utara kembali. Itulah
mengapa garis lintang 23½ derajat disebut sebagai garis balik.
Garis lintang digunakan untuk menandai perbedaan zona iklim di muka bumi.
Daerah – daerah yang terletak di antara garis Khatulistiwa, 23 ½ derajat LU hingga
23 ½ derajat LS, disebut juga sebagai daerah tropis karena matahari bersinar
sepanjang waktu ketika siang hari. Oleh sebab itu, daerah tropis hanya memiliki dua
musim, yaitu musim panas dan musim hujan.
Sementara itu daerah yang terletak antara 23 ½ derajat LU dan 66 ½ derajat LU,
dan antara 23 ½ derajat LS dan 66 ½ derajat LS disebut sebagai daerah subtropis.
Daerah ini memiliki 4 musim, yaitu musim panas, musim dingin, musim gugur, dan
musim semi.
Apabila kita tinggal di daerah kutub utara atau kutub selatan, kita hanya akan
menemukan satu kali siang dan satu kali malam dalam setahun (365 hari). Jadi,
siang hari di kutub sama seperti 6 bulan di Indonesia. Di daerah ini matahari tidak
pernah berada di atas kepala kita, tetapi matahari hanya berada setinggi-tingginya
sepenggalah (23½ derajat). Itulah mengapa di kutub memiliki suhu udara yang
begitu dingin.

Menghitung Jarak di Peta Berdasarkan Garis Astronomis Lintang dan Bujur


Bumi adalah planet berbentuk bulat dengan sedikit pepat di kutub dan
menggelembung di ekuator. Dalam kartografi, seringkali kita mencoba menghitung
jarak di lapangan dengan menggunakan selisih perbedaan garis bujur atau lintang.
Garis lintang dan garis bujur meurpakan garis imajiner yang dibuat manusia dengan
tujuan memudahkan dalam penentuan lokasi di bumi. Baca juga: Kondisi geografi
Indonesia

Garis yang ditarik dari kutub ke kutub atau vertikal dinamakan garis lintang
ataulatitude. Garis yang ditarik mendatar atau horizontal dinamakan garis lintang
ataulongitude.

Garis lintang membagi bumi menjadi dua wilayah yaitu belahan bumi utara dan
belahan bumi selatan dengan garis tengah titik pangkal berada di khatulistiwa.
Sementara garis bujur digunakan untuk membagi bumi menjadi bumi bagian timur dan
bumi bagian barat dengan titik pangkal di Greenwich (Inggris). Baca juga:Konsep
geosentirs dan heliosentris
Page |3

Koordinat Bujur dan Lintang

Lalu bagaimana cara perhitungan garis bujur dan lintang?. Karena bentuk bumi yang
bulat maka ketentuan dasar untuk menghitung koordinat bujur dan lintang sama
dengan metode matematis lingkaran. Dengan begitu cara menentukan garis koordinat
astronomis adalah dengan derajat (⁰), menit (') dan detik ("). Contohnya : 6⁰ 10', 45"
LU.

Cara membacanya adalah:


6 derajat 10 menit dan 45 detik Lintang Utara. Lalu berapa jarak setiap perbedaan
garis bujur/lintang?

1⁰ bujur/lintang = 111.322 km
1⁰ bujur/lintang = 60' (menit) = 3.600 detik
1' bujur/lintang = 60" (detik)
1' bujur/lintang = 1.8885,37 meter
1" bujur/lintang = 30, 9227 meter

Contoh penerapan di soal matematis adalah sebagai berikut:


Berapakah jarak antara 6⁰ 10', 45" LU sampai 7⁰ 11', 48" LU.

Jawab:
Selisih kedua jarak lintang tersebut adalah 1 derajat 1 menit dan 3 detik. Lalu cara
selanjutnya:
1 derajat x 111,322 km = 111,322 km
1 menit x 1.885,37 m = 1.885,37m
3 detik x 30, 9227 m = 927, 681 m

Jadi 111,322 km + 1.885,37 m + 927, 681 m = 113, 812 km

Cara Menentukan Bujur dan Lintang


Bujur dan lintang dapat digunakan untuk menentukan lokasi persis dari suatu titik di
permukaan globe. Ada beberapa cara untuk menemukan bujur dan lintang lokasi
Anda, dan sebagian cara membutuhkan lebih banyak sumber daya dibandingkan
yang lain. Temukan koordinat Anda menggunakan peta dan busur derajat setelah
memahami perihal bujur dan lintang dengan baik.
Page |4

Metode1
Memahami Bujur dan Lintang

1
Pahami perihal garis lintang. Lintang mengukur seberapa jauh jarak suatu titik di
utara atau selatan garis khatulistiwa/ekuator dari garis tersebut. Oleh karena bumi itu
bulat, jarak dari khatulistiwa diukur dalam derajat sudut, yaitu khatulistiwa sebagai
lintang 0 derajat dan kutub utara yang merupakan titik paling utara bumi berada di
90 derajat. Kutub selatan, yang merupakan titik paling selatan bumi, juga berada di
90 derajat. [1]
 Lintang diukur dalam derajat lintang utara ketika titik berada di hemisfer utara, dan
derajat lintang selatan saat titik berada di hemisfer selatan. [2]

2
Pahami perihal garis bujur. Bujur mengukur jarak suatu titik di sebelah timur atau
barat dari meridian utama, yang ditetapkan berada di Greenwich, Inggris. Oleh
karena bumi itu bulat, jarak dari meridian utama diukur dalam derajat sudut dengan
meridian utama ditetapkan sebagai bujur 0 derajat. Ketika Anda bergerak ke timur
atau barat, bujur mengukur jarak sampai 180 derajat dari meridian utama. [3]
 Bujur 180 derajat dikenal sebagai garis waktu internasional (international dateline).[4]
 Bujur diukur dalam derajat bujur timur jika titik berada di hemisfer timur, dan diukur
dalam derajat bujur barat jika titik berada di hemisfer barat. [5]

3
Ketahui tingkat akurasi pengukuran Anda. Derajat adalah unit pengukuran yang
besar sehingga sebaiknya untuk dapat menemukan lokasi dengan akurat, bujur dan
lintang dipisahkan oleh koma desimal, yang juga disebut dengan derajat desimal.
Sebagai contoh, Anda dapat melihat lokasi titik sebagai 35,789 lintang utara. Global
Position Systems (GPS) biasanya menampilkan koma desimal ini, tetapi peta cetak
tidak mencantumkannya. [6]
 Peta topografis daring mengekspresikan derajat desimal bujur dan lintang dalam
derajat, menit, dan detik. Setiap derajat sama dengan 60 menit, dan setiap menit
sama dengan 60 detik. Perbandingan terhadap waktu ini memungkinkan
dilakukannya subpembagian yang lebih mudah. [7]

4
Pahami tampilan bujur dan lintang di peta. Pertama-tama, selalu anggap bahwa
bagian atas peta adalah utara. Angka di sisi kanan dan kiri peta adalah lintang.
Angka-angka di sebelah atas dan bawah peta merupakan bujur. [8]
 Jangan lupa untuk mengubah angka-angka lintang/bujur pada peta yang
menggunakan derajat desimal menjadi waktu dalam format derajat, menit, dan
detik. [9]:
 15 detik = 1/4 menit = 0,25 menit
 30 detik = ½ menit = 0,5 menit
 45 detik = ¾ menit = 0,75 minutes
Metode2
Menggunakan Peta

1
Dapatkan peta dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Peta dengan Standar
Nasional Indonesia dibuat oleh Badan Informasi Geospasial di bawah pemerintahan
Indonesia. Anda bisa menemukannya di perpustakaan pusat kota, atau membelinya
dari surveyor atau di toko komersil lainnya. [10]

2
Cari bujur dan lintang. Unit pengukuran ini biasanya berada sudut peta. Di bawah
judul, Anda juga dapat mengetahui seberapa jauh cakupan peta. Sebagai contoh,
Page |5

peta dapat menyebutkan jaraknya 7,5 menit peta, yang artinya area yang
ditunjukkan peta mencakupi 7,5 menit bujur dan lintang.[11]

3
Temukan lokasi. Tergantung pada skala peta Anda, mungkin butuh waktu untuk
menemukan lokasi Anda. Perhatikan kota atau titik spesifik pada peta yang
menunjukkan posisi Anda saat ini. Kalau sudah ditemukan, tandai lokasi Anda.
Legenda peta akan memberi tahu skala peta sehingga Anda dapat memperkirakan
jarak relatif ke lokasi tertentu dengan cepat, jika Anda tidak mengetahui nama kota
Anda. Cara ini membantu Anda menemukan lokasi dengan lebih cepat.
 Tergantung pada lokasi yang dicari, pastikan Anda menggunakan peta yang
skalanya sesuai. Kalau Anda ingin mencari jarak suatu provinsi dari provinsi Anda,
sebaiknya gunakan peta pulau terkait alih-alih peta peta Indonesia atau peta dunia.

4
Gunakan penggaris peta untuk mengecek derajat. Ukur jarak dari lokasi Anda
mengarah ke luar peta menuju garis lintang atau bujur bernomor yang paling lurus.
Peta akan terbagi menjadi garis vertikal dan horizontal yang mewakili ukuran bujur
dan lintang. Keempat sudut peta akan menampilkan angka-angka koordinat bujur
dan lintang. Untuk semua titik di antaranya, hanya dua digit terakhir yang akan
ditampilkan. [12]
 Peta Anda sebaiknya memiliki garis bujur dan lintang yang membentuk “kisi” dan
membaginya menjadi empat bagian yang berseberangan. Siapkan penggaris peta
karena mudah digunakan dan dapat dibeli di toko buku, toko perlengkapan aktivitas
luar ruangan, atau di internet. Pastikan penggaris peta sesuai dengan peta berskala
1:24.000.[13]
 Ukur lintang terlebih dahulu. Garis lintang akan berada sejajar di utara dan selatan
lokasi Anda. Letakkan ujung penggaris peta berangka nol di lintang selatan. Lintang
berikutnya berada sejajar di utara dan harus disentuh oleh angka 2 ½ menit di
penggaris. Satu tepi penggaris akan ditandai dalam menit dan detik sementara tepi
lainnya dalam menit desimal. Pastikan Anda menggunakan tepi yang benar dan
cocok dengan format koordinat peta Anda. Geser penggaris ke kanan, atau ke barat,
sampai menyentuh lokasi Anda. Tandai besar jarak antara lintang selatan dengan
lokasi Anda. Tambahkan angka hasil pengukuran dengan lintang selatan untuk
memperoleh lintang lokasi Anda. [14]
 Untuk mengukur bujur, Anda harus meletakkan penggaris secara diagonal pada
meridian barat dan timur, dan sentuhkan ujung-ujung penggaris berangka 2 ½ menit
pada kedua meridian. Garis-garis bujur pada peta akan menjadi meridian timur dan
barat lokasi Anda. Anda harus mengukur secara diagonal karena penggaris
memanjang melewati kisi jika diukur secara horizontal. Hal ini disebabkan meridian-
meridian bujur semakin mendekat ketika semakin jauh dari khatulistiwa. Gerakkan
penggaris secara vertikal sampai menemukan lokasi Anda sembari memastikan
kedua ujung penggaris berada di meridian dalam posisi diagonal. Catat lokasi Anda
dalam unit menit dan detik, di sebelah barat dari meridian timur. Untuk menemukan
bujur lokasi Anda, tambahkan angka yang diperoleh dengan bujur meridian timur. [15]

5
Catat koordinat Anda. Menurut prosedur standar, lintang ditulis terlebih dahulu, lalu
diikuti bujur, dan keduanya memiliki sebanyak mungkin angka di belakang koma
desimal. Semakin banyak angka setelah koma desimal, semakin akurat dan tepat
lokasi Anda
 Saat menuliskan koordinat, Anda bisa mencatat bujur dan lintang dalam tiga
cara: [16]:
 Derajat (d.d°) – 49,5000°, -123,5000°
 Menit (d°m.m') - 49°30.0', -123°30.0'
 Detik (d°m'dtk) - 49°30'00"U, 123°30'00"B
Page |6

 Saat menangani bujur dan lintang, kata Utara, Selatan, Timur dan Barat tidak
digunakan dan digantikan dengan simbol negatif (-) untuk titik yang berada di
selatan khatulistiwa.[17]
Metode3
Mengukur Menggunakan Busur Derajat

1
Pastikan pengukuran dilakukan di siang hari. Menentukan lintang menggunakan
matahari hanya dapat dilakukan ketika matahari sedang berada di titik tertinggi. Lihat
jam tangan Anda atau gunakan metode untuk membuat kuadran dan letakkan stik
ke tanah, di ujung paling selatan pada garis utara-selatan. Matahari berada di
puncaknya ketika bayangan stik menutupi garis utara-selatan. [18]
 Gunakan plumb line untuk memastikan stik berdiri tegak vertikal. [19]Plumb line(tali
bandul) persis seperti namanya, yaitu tali yang dipasangi bandul jenis apa pun. Tali
akan dijaga tetap tegak vertikal dengan bantuan gravitasi.

2
Gunakan kompas untuk menentukan arah utara dan selatan. Anda hanya bisa
melakukan cara ini jika mengetahui arah utara dan selatan. Tandai arah utara dan
selatan dengan membuat garis yang memanjang di tanah. Buat kuadran dengan
mengatur balok pembidik (aiming block) supaya sejajar dengan garis ini.

3
Buatlah kuadran, atau tanda silang, menggunakan dua batang kayu. Balok
pembidik, atau bagian tangan-tangan tanda silang, harus terpasang persis di tengah
balok penopang (support beam), yang menjadi bagian badan dari tanda silang.
Pasang paku di setiap ujung balok pembidik, dan buat jaraknya cukup jauh sehingga
kestabilannya terjaga. Anda perlu memasang 2 paku pada bagian muka setiap ujung
balok pembidik dan 2 paku di bagian atas setiap ujung balok pembidik. [20]
 Pusatkan busur derajat di titik pivot. Gantungkan juga tali bandul di titik pivot ini. [21]

4
Luruskan paku-paku di balok pembidik dengan matahari. Jika matahari
mencapai puncaknya, luruskan paku-paku balok pembidik dengan matahari. Jangan
melihat langsung ke matahari, tetapi gunakan bayangan paku untuk mencari posisi
yang tepat. Naik turunkan balok pembidik sehingga dua bayangan dari paku
semakin mendekat dan menciptakan satu bayangan tunggal di tanah. [22]

5
Gunakan busur derajat untuk mengukur sudut runcing antara balok pembidik
dan tali bandul. Setelah balok dipasang dengan benar, gunakan busur derajat
untuk mengukur sudut antara tali bandul yang menggantung vertikal dengan tangan
balok pembidik yang terdekat dengan bandul. Usahakan cakrawala tetap pada 90
derajat saat Anda melakukan pengukuran.[23]

6
Pahami bahwa pilihan waktu dapat memengaruhi ketepatan hasil
pengukuran.Hasil pengukuran Anda hanya tepat jika waktu siang dan malam di
musim semi dan gugur sama (ekuinoks), yaitu masing-masing pada tanggal 21
Maret dan September. Jika Anda mengukur di sekitar tanggal 21 Desember, atau
pada pertengahan musim dingin, kurangi 23,45 derajat dari hasil pengukuran.
Sebaliknya, tambahkan 23,45 derajat jika pengukuran dilakukan di sekitar
pertengahan musim panas, yaitu tanggal 21 Juni [24]
 Pengukuran Anda tidak sepenuhnya akurat, kecuali pada ekuinoks musim semi dan
gugur karena bumi agak miring pada orbitnya saat mengelilingi matahari. [25]
 Walaupun ada tabel kompleks yang memberikan faktor tepat untuk menentukan
bujur dan lintang persis dari lokasi Anda di hari apa saja, perkiraan sudah cukup
Page |7

akurat dengan menggunakan tanggal yang relatif dengan ekuinoks musim semi dan
gugur. Sebagai contoh, jika Anda melakukan pengukuran di awal bulan Mei, pada
pertengahan antara musim semi (ketika matahari persis di atak khatulistiwa) dengan
ekuinoks musim panas (ketika matahari berada di atas 23,45 derajat utara
khatulistiwa, Anda hanya perlu menambahkan 23,45 derajat (11,73) pada hasil
pengukuran. [26]

Hisab Bujur/Lintang Suatu Daerah Kajian Ilmu Falak


(Budi Ahid Al Falaky At Tijani)

Untuk menghitung suatu lintang dan bujur pada suatu tempat, kita harus mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menghitung Bujur suatu tempat
Alat-alat yang digunakan :
1. Tongkat istiwa (misalnya ukuran 100 cm)
2. Kapur tulis/spidol warna
Data-data yang diperlukan :
1. Buku jadwal Efhemeris Hisab & Rukyat yang dikeluarkan oleh Kemenag RI
2. Cocokan Jam yang akan dipakai dengan waktu
3. Kalkulator jika diperlukan
Langkah-langkah ;
Contoh ; kita akan menghitung bujur Kota Cimahi
Langkah Pertama
1. Buatlah garis lingkaran tepat seukuran tongkat istiwa’
2. Perhatikan bayang-bayang ketika disaat posisi matahari zawal tepat diatas
tongkat istiwa.
3. Catat waktu dengan teliti, misalnya, jam 11’ 53” 19’
4. Ukurlah panjang bayang-bayang tersebut. Misalnya, panjang bayang-bayang
tersebut 35 cm.
5. Amatilah gerakan bayang-bayang tersebut. apakah berada di sebelah selatan
ataukah utara. Misalnya bayang-bayang zawal mengarah ke selatan. ini berarti
tempat pengukuran berada pada posisi selatan.
Langkah Kedua
1. Catat hari dan tanggal pengukuran Kamis tanggal, 19 Agustus 2009
2. Catat pada data astronomi Efhemeris 2009 dalam daftar Equation of Time; Kamis,
tanggal 19 Agustus 2009., yaitu, (12 = -3 31 detik)
3. 12 – e = 12 - (-3’ 31”) = 12’ 3’ 31” (LMT ; Local Mean Time). Matahari akan
berkulminasi pada jam 12’03” 31”
4. Pada meridian 105 ’ BT bujur WIB. 12’03”31’ – 11’ 53”19’= 0’10”12’. Dilokasi
pengukuran, matahari berkulminasi lebih awal 10 menit 12 detik dari pada di bujur
WIB. Ini berarti lokasi pengukuran berada di sebelah timur bujur WIB (105’ BT)
dengan perbedaan 00:10:12 x 15’ (1 jam) = 000 2’33”00’. Dengan demikian bujur
tempat yang diukur adalah 105’+ 2’ 30” 00’ = 107033”00’
Kesimpulan perhitungan ;
Equation of time (e) (19 Agus 2009) = -3’ 31”.
Merfass (M) = 12 – e = 12 - (-3’ 31”) = 120 3’ 31”
= 120 3’ 31” .LMT (Local Mean Time)
Meridian 1050 BT WIB. = (12003”31’ – 110 53”19’) x 15’ = 2033”00’
= 1050 + 2’33”00’ = 107’33”00’
= 107033”00’
Page |8

Bujur Kec. Cimahi Utara - Kota Cimahi adalah 107033”00’ BT


2) Menghitung Lintang suatu tempat
Contoh Menghitung Lintang Kec. Cimahi Utara- Kota Cimahi
Catat panjang bayang-bayang tongkat istiwa’ misalnya, 35 cm
Tangen h (tinggi matahari) = Panjang tongkat
Panjang bayang-bayang
= 100’ cm = 2.857142857
35 cm
Tan h = 70.70995378 = 70042”35.83’
900 - 65054”55.28’ = 19’17”24.17’
Catat daftar deklinasi tanggal 19 Agustus 2009 (Buku Efhemeris hisab & Rukyat
2009)
Waktu pengukuran jam 11053”19’ WIB = 04 :53 :19 GMT
WIB jam 11/GMT jam 4 = 120 24” 55’
WIB jam 12/GMT jam 5 = 12’ 24” 05’ -
Selisih waktu = 00’00’50’
gerakan matahari x selisih waktu = 53”19’ x 50” = 000”44.43’
WIB jam 11/GMT jam 4 = 120 24” 55’+ 0’0”44.43’ = 12025”39.43’
12’25”39.43’ - 19’17”24.17’ = -6’51”44.74’ dibulatkan = -6’ 52”
Kesimpulan Lintang dan Bujur Kota Cimahi, yaitu ;
 -6’ 52” LS (Lintang Selatan)
 107033”00’ BT (Bujur Timur)
3) Menghitung Lintang Dua Daerah
Bujur Bandung λ 1070. 37’
Bujur Mekkah λ 390 . 50’ -
670. 470 x 4 = 2710 080 0
Selisih = 2710 080 0 : 60 = 4 j 31 m 8 d

Bandung (BT) λ 1070. 37’


Jakarta (BT) λ 1070 . 00’ -
000 370 x 40 = 000 1480 Selisih = 00j 2 m 28 d
Karimun Jawa (BT) λ 1100. 25’
Jambi (BT) λ 1030. 38’ -
060 470 x 40 = 000 270 80 Selisih = 00j 27 m 8 d
Page |9

4) Menghitung Lintang suatu Daerah dalam Peta


Cara ini bisa kita tempuh dengan melihat garis bujur dan lintang terdekat dengan
kota itu dan menghitung dengan rumus interpolasi. Misalkan kita akan menghitung
lintang dan bujur dari gunung Arjuno (Jawa Timur), maka bisa kita lakukan dengan
membuka peta Jawa Timur. Perhatikan gambar berikut ini:

Pengukuran Gunung Arjuno pada peta


Data yang kita peroleh dari peta :
• Garia a pada 70 50’ LS (A) - Garis c pada 1120 50’ BT
• Garis b pada 80 LS (B) - Garis d pada 1130 BT
• Jarak a – b = 33 mm (I) - Jarak c – d = 33 mm
Posisi gunung Arjuno (G) terletak 20 mm(C) dari garis a dan 9 mm dari c. Dengan
data tersebut data kita hitung bujur dan lintang dari gunung Arjuno dengan
menggunakan rumus Interpolasi sebagai berikut :

Untuk menghitung Lintang gunung Arjuno, kita dapatkan penghitung sebagai berikut;
X = 70 50’ – ( 70 50’ – 80) x 20 / 33
X = 70 56’ 3.64’’
Sedangkan menghitung Bujur gunung Arjuno kita hitung sebagai berikut:
X = 1120 50’’ – (1120 x 1130 ) x 9/33
X = 1120 52’ 43.6”
Jadi posisi Gunung Arjuno adalah Lintang -70 56’ 3.64’’ dan Bujur 1120 52’ 43.6
5) Menghitung Jarak dan Luas suatu Daerah
• 10 (derajat) bujur/lintang = 111,322 km = 111.322 meter
• 10 (derajat) bujur/lintang = 60’ (menit) = 3600” (detik)
• 1’ (menit) bujur/lintang = 60” (detik)
• 1’(menit) bujur/lintang = 1.885,37 meter
• 1” (detik) bujur/lintang = 30.9227 meter
Berapa jarak antara 70 10’30” sampai 8015’40”
70 x 111.322 m = 111.322 m
5’ x 1.885,37 m = 9 426 85 m
10” x 30,9227 m = 309,227 m +
= 121,058,007 m
= 121,058, k m
Diasumsikan bahwa bola Bumi 360° dengan kelilingnya di ekuator 40.000 km. maka
untuk 1° busur jaraknya adalah: 40.000: 360 x 1 km = 111,1 km.
Sehingga untuk 1 menit waktu sama dengan 111,11 km: 4 = 27,77 km. Sehingga jika
kita menggunakan ihtiyath 1 menit maka jangkauannya dari pusat kota (tempat yang
dijadikan sebagai acuan koordinat geografis kota tersebut) sampai ke tepi barat kota
sejauh 27,77 km.
P a g e | 10

Bola Langit: Pengertian, Tata Koordinat Horison dan Equator, serta


Sifat- sifatnya

Dalam dunia astronomi (ilmu yang mempelajari tentang sistem tata surya), ada
banyak sekali benda- benda yang dapat kita temukan. Ada planet, ada bintang,
ada komet, ada asteroid, ada satelit, meteor, meteorit dan lain sebagainya. Pada
zaman dahulu astronomi dianggap sebagai hal yang sangat misterius karena banyak
sekali rahasia- rahasia yang tidak bisa dijelaskan karena terbatasnya pengetahuan
manusia. Namun karena semakin berkembangnya teknologi saat ini maka lebih
banyak hal dari luar angkasa yang bisa diketahui oleh manusia. Manusia bisa
mengetahui apa saja benda yang ada di luar angkasa dan juga apa saja fenomena
yang terjadi di luar angkasa.
Ada banyak hal- hal yang berada di luar angkasa yang bisa kita
bicarakan. Fenomena alam yang menakjubkan yang terjadi di luar angkasa bisa
berupa fenomena rutin dan fenomena berkala. Fenomena alam yang rutin misalnya
adalah rotasi bumidan juga revolusi bumi. Fenomena alam yang berkala misalnya
adalah melintasnya komet, jatuhnya meteor dan lain sebagainya. Nah pada
kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai salah satu benda langit yang
mungkin jarang kita dengar yaitu bola langit. Bola langit merupakan salah satu
benda yang ada di luar angkasa. Apa itu bola langit? Yuk, kita simak penjelasannya.
Pengertian Bola Langit
Bagi kita yang awam tentang ilmu astronomi, mungkin tidak begitu paham dengan
bola langit. Memang bola langit ini jarang dibahas terlebih di lingkungan sekolahan
sehingga menjadikan banyak orang tidak begitu mengetahui tentang bola langit.
Dalam ilmu astromoni dan ilmu navigasi, bola langit merupakan bola khayal yang
memiliki radius tidak terhingga yang tampak berotasi, konsentrik dan juga koaksial
dengan bumi. Pada bola langit, semua objek langit dibayangkan berada pada kulit
bola di sebelah dalam. Kemudian sebanding dengan apa yang dimiliki oleh bola
Bumi, ekuator langit serta kutub- kutub langit merupakan proyeksi ekuator bumi dam
juga kutub- kutub bumi pada bola langit. Dengan demikian kita dapat juga menyebut
bola langit dengan sebuah bola khayal yang berkedudukan sebagai tempat proyeksi
benda- benda langit.
Fungsi Bola Langit
Bola langit adalah bola khayal yang artinya adalah bola ini tidak benar- benat nyata
keberadaannya. Bola langit merupakan sebuah alat bantu yang sangat penting di
dunia astrometri. Bola langit ini bisa digunakan secara geosentrik ataupun
toposentrik. Geosentrik sendiri merupakan paham bahwa bumi sebagai pusat,
artinya apa? Artinya bahwa bola tersebut berpusat pada pengamat khayal yang
berada di pusat bumi serta efek paralaks tidak diperhitungkan. Sementara
P a g e | 11

toposentrik berarti bahwa bola tersebut berpusat pada pengamat yang berada di
permukaan bumi serta paralaks horizontal tidak bisa selalu diabaikan. Bola langit
sendiri benfungsi untuk pengolahan di bidang astrometri (astronomi dan geometri),
terlebih untuk menentukan aktivitas- aktivitas langit atau posisi langit dari bumi dan
lain sebagainya.nantinya posisi- posisi ini akan berbeda apabila dilihat dari titik- titik
yang berbeda, seperti dari kutub utara, dari kutub selatang, di ekuator maupun di
wilayah di wilayah antara keduanya yaitu antara ekuator dan kutub.
Tata Koordinat Horison dan Ekuator
Dalam mempelajari tentan bola langit dan juga hal- hal yang berkaitan dengan
astronomis, tentu tidak akan jauh- jauh dari tata koordinat. Tata koordinat sendiri
dibedakan menjadi dua yaitu tata koordinat horison dan juga tata koordinat ekuator.
Kedua tata koordinat tersebut memiliki penjelasan tersendiri. Untuk lebih mengetahui
tentang tata koordinat horison dan ekuator, berikut ini merupakan penjelasan dari
keduanya.
1. Tata koordinat horison
Horison sendiri merupakan bidang datar atau lingkaran yang dibuat melalui
pengamat dengan sumbu garis vertikal (Z-N). Berikut ini merupakan penjelasan-
penjelasan yang ada pada tata koordinat horison:
 Posisis benda langit: Azimuth bintang(A) tinggi bintang (t), azimuth bintang (A) jarak
zenith (z).
 Azimuth bintang (A) : busur sepanjang horison yang diukur dari titik acuan hingga
lingkaran vertikal bintang yang bersangkutan.
 Tinggi bintang (t) : busur yang berada di lingkaran vertikal dari horison hingga
bintang yang bersangkutan.
 Jarak zenith (z) : busur pada lingkaran vertikal dari titik Z hingga bintang yang
bersangkutan.
Dalam koordinat horison ini digunakan lingkaran vertikal dalam penyusunannya.
Yang dimaksude dengan lingkaran vertikal ini adalah lingkaran besar yang melalui
Zenith (Z) dan bersifat tegak lurus dengan horison. Untuk lebih jelas mengetahui
tentang tata koordinat horison, perhatikan gambar berikut ini:
P a g e | 12

2. Tata Koordinat Ekuator


Selain tata koordinat horison, ada juga tata koordinat ekuator. Garis ekuator seperti
yang kita tahu bahwa garis ekuator juga disebut sebagai garis khatulistiwa
atau garis lintang nol derajat. Garis ini adalah garis yang membelah bumi secara
horisontal dan membagi bumi ke dalam dua bagian yang sama besar. Ada beberapa
istilah atau penjelasan yang berkaitan dengan tata koordinat ekuator, yakni sebagai
berikut:
 Posisi benda langit: Asensiorekta (a), deklinasi (d), sudut jam bintang (h), dan
deklinasi (d).
 Asensiorekta (a) bintang adaah busur sepanjang ekuatir yang dikuur dari titik acuan
atau titikAries ke arah yang berlawanan dengan peredaran semu harian benda-
benda langit hingga ke lingkaran jam bintang yang bersangkutan.
 Titik Aries (g) merupakan titik potong antara garis ekuator dan juga ekliptika.
 Deklinasi (d) bintang merupakan busur sepanjang lingkaran jam yang diukur dari
garis ekuator hingga ke kedudukan bintang yang bersangkutan.
 Deklinasi bintang bernilai positif (+) yaitu dimiliki bintang- bintang yang berada di
belahan utara bola langit (yaitu dari 0° sampai dengan +90°).
 Deklinasi bintang bernilai negatif (-), dimiliki oleh bintang- bintang yang berada di
belahan selatan bola langit (yaitu dari 0° sampai dengan -90°).
 Sudut jam bintang (h) yaitu sudut antara meridian dan lingkaran jam bintang.
 Waktu sideris, yaitu sudut jam titik Aries.
Itulah beberapa penjelasan mengenai tata koordinat ekuator. Untuk lebih jelas
mengetahui tentang tata koordinat ini, silahkan perhatikan gambar berikut ini.
P a g e | 13

Gambar posisi bintang R dalam tata koordinat ekuator, diamati dari suatu titik pada
f0 LS. Bintang itu memiliki asensiorekta a dan juga deklinasi d pada waktu t.
Sifat- sifat Bola Langit
Bola langit memiliki sifat atau sikap- sikap tertentu. Sifat atau sikap ini misalnya
adalah posisi bola langit ini misalnya miring, sejajar, tegak dan sebagainya. Nah,
sifat- sifat dari bola langit ini sendiri akan menentukan gerak langit apabila kita lihat
dari bumi. lalu, apa sajakah sifat- sifat bola langit tersebut? Sifat- sifat bola langit
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sikap bola langit sejajar (pengamat di kutub utara Bumi, b = 90°LU)
Bumi mengalami rotasi dari barat ke timur, seolah- olah langit berotasi dari Timur ke
Barat. Jika kita sebagai pengamat maka kita akan melihat benda- benda di langit
tidak pernah tenggelam. Selain itu kita juga tidak pernah melihat benda- benda langit
yang berada di belahan selatan bola langit tidak pernah terbit.
2. Sikap bola langit tegak (pengemat berada di wilayah Ekuator, b = 0°)
Di wilayah ini kita akan melihat bahwa semua benda langit akan terbit dari sisi timur
horison dan akan tenggelam di sisi barat horison (hal ini berarti selama 12 jam
benda- benda langit ada di atas horison dan selama 12 jam pula benda langit berada
di bawah horison).
3. Sikap bola langit miring (pengamat berada di wilayah antara kutub dan ekuator)
 Bumi yang berputar pada porosnya menyebabkan semua benda langit akan beredar
dengan lintasan yang sejajar dengan ekuator langit.
 Benda langit yang berada di belahan utara bola langit namun di luar daerah
sirkumpolar memiliki lintasan dengan busur yang letaknya di atas horison lebih
panjang daripada busur lintasan yang berada di bawah horison.
 Di daerah sirkumpolar utara, benda- benda langit selalu berada di atas horison dan
seolah tidak pernah tenggelam.
Itulah posisi benda apabila yang mengamati berada di wilayah di antara ekuator dan
juga kutub utara. Penjelasan di atas hanya untuk orang- orang yang berada di
P a g e | 14

belahan utara bola langit, dan belum mewakili belahan bumi selatan maupun ekuator
sendiri.
Nah, demikianlah informasi yang dapat kami sampaikan mengenai bola langit. Tidak
banyak memang namun bisa memberikan informasi yang baik, bagi pemula
khususnya yang ingin belajar mengenai astronomi dan yang khususnya penasaran
tentang apa iu bola langit. Jadi dapat kita tarik kesimpulan bahwa bola langit
bukanlah sesuatu yang nyata ada di langit namun hanya sebuah bola khayal saja
yang mana merupakan sebuah alat bantu untuk menemukan informasi- informasi
tertentu, khususnya dalam bidang astrometri. Semoga artikel ini dapat menjadi
ladang ilmu bagi kita semua.

3. Deklinasi dan sudut jam


Yang dimaksud dengan deklinasi adalah jarak antara benda langit dengan garis
ekuator langit. Besarnya deklinasi sifatnya tetap, karena itu deklinasi ini dapat
digunakan untuk memperkirakan posisi bintang yang terlihat oleh pengamat yang
berada pada lintang berbeda-beda. Bintang dengan deklinasi 0°, terlihat oleh
pengamat di ekuator berada di zenit saat melintasi meridian. Oleh pengamat di
lintang 30°, bintang yang sama berada di belahan langit selatan dengan altitude 60°
saat melintasi meridian.

REPORT THIS AD
Pada gambar di atas, sudut jam adalah sudut XAZ. Acuan pengukuran sudut jam
adalah dari meridian pengamat ke meridian objek. Benda langit yang berada di
meridian pengamat disebut memiliki sudut jam 0h. Ketika baru terbit, sudut jam
benda langit tersebut adalah -6h, dan saat tenggelam +6h.[9]
4. Deklinasi dan ascensiorecta
Ascensiorecta adalah panjang busur yang dihitung dari titik gamma pada lingkaran
ekuator langit sampai ke titik kaki dengan arah penelusuran ke arah timur, dengan
rentang antara 0 sampai dengan 24 jam atau 0° sampai dengan 360°. Deklinasi
bernilai positif jika ke arah KLU dan bernilai negatif jika ke arah KLS, dengan rentang
antara 0° sampai dengan 90° atau 0° sampai dengan -90°.[10]
5.Tata Koordinat Ekliptika

Ekliptika adalah jalur yang dilalui oleh suatu benda dalam mengelilingi suatu titik
pusat sistem koordinat tertentu. Ekliptika pada benda langit merupakan suatu bidang
edar berupa garis khayal yang menjadi jalur lintasan benda-benda langit dalam
mengelilingi suatu titik pusat sistem tata surya.
P a g e | 15

Seandainya bumi dijadikan sebagai titik pusat sistem koordinat, maka ekliptika
merupakan bidang edar yang dilalui oleh benda-benda langit seperti planet dan
matahari untuk mengelilingi bumi. Dan bila matahari dijadikan sebagai titik pusat
sistem koordinat, maka ekliptika merupakan bidang yang terbentuk sebagai lintasan
orbit bumi yang berbentuk elips dengan matahari berada pada titik pusat elips
tersebut.

Sama halnya dengan sistem ekuator, sistem koordinat ekliptika juga merupakan
sistem yang tetap tidak dipengaruhi oleh gerak semu harian bumi. Sistem ini
biasanya digunakan untuk menentukan kedudukan benda benda langit anggota tata
surya seperti satelit, planet dan matahari karena anggota tata surya kedudukannya
tetap berada di selatan ekliptika.

Dalam sistem ini penentuan posisi benda langit yang diperlukan adalah bujur
ekliptika atau ecliptic longitude dan lintang ekliptika atau ecliptic latitude.[11]

C. Cara Menentukan Koordinat Bola Langit


1. Koordinat Horizon
Koordinat dalam system koordinat horizon ini dinyatakan dalam azimuth (Az) dan
tinggi (h). Azimuth adalah panjang busur yang dihitung dari titik acuan utara ke arah
timur (searah jarum jam) sepanjang lingkaran horizon sampai ke titik kaki suatu
posisi bintang (K). Untuk rentang azimuth adalah 0⁰ sampai 360⁰. Sedangkan tinggi
adalah panjang busur yang dihitung titik posisi suatu bintang (K) di horizon
sepanjang busur ketinggian, Jika ke arah zenith maka h bernilai positif (+) dan
apabila ke arah nadir maka h bernilai negatif (-). Untuk rentang tinggi adalah 0⁰
sampai 90⁰ atau 0⁰ sampai -90⁰ .

Jika suatu bintang berada pada posisi x seperti gambar diatas, perpanjangan dari
titik X apabila ditarik garis dari zenith ke arah lingkaran horizon ditandai dengan R,
maka dapat dinyatakan koordinatnya sebagai berikut:

Azimuth = 135⁰ yaitu diukur dari arah utara (U) pada lingkaran horizon ke arah titik R
(searah dengan jarum jam).
Tinggi = 60⁰ yaitu diukur dari lingkaran horizon ke arah titik X sepanjang busur
ketinggian, karena arahnya ke nadir maka h bernilai positif.
P a g e | 16

2. Koordinat Ekuator

REPORT THIS AD

Ketika bumi bergerak mengitari matahari di bidang Ekliptika, bumi juga sekaligus
berotasi terhadap sumbunya. Penting untuk diketahui, sumbu rotasi bumi tidak
sejajar dengan sumbu bidang ekliptika. Atau dengan kata lain, bidang ekuator tidak
sejajar dengan bidang ekliptika, tetapi membentuk sudut kemiringan (epsilon)
sebesar kira-kira 23,5 derajat. Sudut kemiringan ini sebenarnya tidak bernilai
konstan sepanjang waktu. Nilainya semakin lama semakin mengecil.

Gambar Sistem Koordinat Ekuator Geosentrik

Dari sistem koordinat ekuator ini, pusat koordinat adalah bumi. Bidang datar
referensi: Bidang ekuator, yaitu bidang datar yang mengiris bumi menjadi dua
bagian melewati garis khatulistiwa

Koordinat:

Alpha (α) = Right Ascension = Sudut antara VE dengan proyeksi benda langit pada
bidang ekuator, dengan arah berlawanan jarum jam. Biasanya Alpha bukan
dinyatakan dalam satuan derajat, tetapi jam (hour disingkat h). Satu putaran penuh =
360 derajat = 24 jam = 24 h. Karena itu jika Alpha dinyatakan dalam derajat, maka
bagilah dengan 12 untuk memperoleh satuan derajat. Titik VE menunjukkan 0 h.
Delta (δ) = Declination (Deklinasi) = Sudut antara garis hubung benda langit-bumi
dengan bidang ekliptika.Nilainya mulai dari -90 derajat (selatan) hingga 90 derajat
(utara). Pada bidang ekuator, deklinasi = 0 derajat.
Sudut jam dinyatakan dalam bentuk H (hour angle). Hubungan antara Alpha dengan
H adalah
H = LST – Alpha

Dengan -xh = 24h – xh.

(dengan LST adalah Local Siderial Time yaitu letak titik Aries pada hari itu. Pada
tanggal 23 September LST-nya adalah pukul 00h, dan kembali ke pukul 00h pada 23
September berikutnya. Jadi LST dapat dicari dengan rumus :

LST = (tanggal – 23 September)/ 365 × 24 jam


P a g e | 17

3. Koordinat Ekliptika
Pada sistem koordinat ini, bumi menjadi pusat koordinat. Matahari dan planet-planet
lainnya nampak bergerak mengitari bumi. Bidang datar xy adalah bidang ekliptika.

Gambar Sistem Koordinat Ekliptika

Dalam menentukan koordinat ekliptika ini bumi (earth) bertindak sebagai pusat
Koordinat. Bidang datar referensi: Bidang Ekliptika (Bidang orbit bumi mengitari
matahari, yang sama dengan bidang orbit matahari mengitari bumi) yaitu bidang xy.
Titik referensi: Vernal Ekuinoks (VE) yang didefinisikan sebagai sumbu x.

Untuk menentukan letak Koordinat suatu benda langit:

Lambda (λ) = Bujur Ekliptika (Ecliptical Longitude) benda langit menurut bumi,
dihitung dari VE.
Beta (β) = Lintang Ekliptika (Ecliptical Latitude) benda langit menurut bumi yaitu
sudut antara garis penghubung benda langit-bumi dengan bidang ekliptika
IV. KESIMPULAN
Bola langit adalah bola khayal dengan radius tak hingga yang tampak berotasi,
konsentrik dan koaksial dengan bumi, dan semua obyek langit dibayangkan berada
pada kulit bola sebelah dalam. Bola langit digunakan untuk menentukan posisi
benda-benda langit sehingga memudahkan dalam pengamatan. Untuk menyatakan
letak suatu benda langit diperlukan suatu tata koordinat yang dapat menyatakan
secara pasti kedudukan benda langit.

Tata koordinat bola langit terdiri dari tata koordinat horison, tata koordinat ekuator,
tata koordinat ekliptika, dan tata koordinat galaktik. Namun yang sering digunakan
dalam astronomi hanya koordinat horison dan koordinat ekuator. Tiap-tiap tata
koordinat memiliki cara penggunaan sistem yang berbeda serta terdapatnya
berbagai macam keuntungan dan kelemahan dalam penggunaan sistem tersebut.

REPORT THIS AD

Pada intinya tata koordinat langit hanya menaruh perhatian pada “arah” letak sebuah
benda langit saja, dan tidak memperhitungkan jarak benda langit tersebut.

Anda mungkin juga menyukai