Anda di halaman 1dari 12

Nama:

MODUL IPA
IPA KD 3.8 dan 4.8
Peristiwa Rotasi dan Revolusi Bumi serta Terjadinya Gerhana Bulan
dan Gerhana Matahari

Garis yang tampak pada bola dunia atau peta dunia disebut garis lintang (paralel) dan garis bujur
(meridian).
Garis lintang adalah garis khayal horizontal yang melingkari Bumi. Garis lintang dibedakan
menjadi dua, yaitu Lintang Utara (LU) dan Lintang Selatan (LS). Garis lintang itu digunakan sebagai
pedoman untuk pembagian wilayah iklim.
Garis bujur adalah garis khayal membujur yang membelah Bumi menjadi belahan barat dan
belahan timur. Garis bujur yang terletak di belahan barat disebut garis Bujur Barat (BB), sedangkan
yang terletak di belahan timur disebut garis Bujur Timur (BT). Garis bujur digunakan sebagai pedoman
untuk pembagian wilayah waktu.
Garis Bujur Barat (BB) dan garis Bujur Timur (BT) berhimpit di garis 0˚ Greenwich. Garis ini
melalui Greenwich Observatory di Kota London, Inggris. Oleh karenanya, kota itu ditetapkan sebagai
penentu waktu internasional.
Saat berotasi 1° derajat, maka Bumi membutuhkan waktu 4 menit. Apabila berputar 15°, Bumi
membutuhkan waktu satu jam. Berdasarkan perhitungan itulah, setiap tempat di muka Bumi yang
mempunyai selisih garis bujur 15° akan mempunyai perbedaan waktu satu jam.

Gerak Rotasi Bumi


Rotasi bumi: bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur. Gerak rotasi bumi berlawanan dengan
arah gerak jarum jam. Poros perputaran bumi ini berada di dekat kutub utaradan selatan Bumi.
Akibat rotasi bumi:
1. Terjadinya siang dan malam.
Ketika suatu bagian Bumi sedang menghadap ke Matahari, bagian ini menjadi siang hari. Bagian
Bumi yang sedang membelakangi Matahari akan menjadi malam hari. Wilayah Bumi di bagian
Timur akan terlebih dahulu mengalami waktu siang hari dibanding wilayah bagian barat.
2

2. Gerak semu harian matahari.


Gerak semu artinya gerak yang tidak sesungguhnya.
3. Perbedaan waktu

Waktu Indonesia Barat (WIB)


Wilayah Indonesia yang berada di zona waktu tersebut adalah, Jawa, Sumatera, Kalimantan bagian
tengah dan barat, hingga Madura.
Peebedaan waktu dengan wilayah zona bagian tengah selama satu jam. Dengan wilayah di bagian
timur, perbedaan waktunya itu dua jam.
Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA)
WITA berada pada garis 120 derajat bujur timur. Wilayah yang masuk dalam zona waktu ini adalah,
Bali, Kalimantan bagian Utara, Timur dan Selatan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga Nusa
Tenggara Timur (NTT).
Pembagian waktu di wilayah ini sangat berbeda dengan pulau lainnya. Jika di wilayah lain pukul 10.00
WITA, di wilayah bagian barat pukul 09.00 WIB dan dibagian timur pukul 11.000 WIT.

Waktu Indonesia Timur (WIT)


Wilayah bagian Indonesia timur itu berada di garis sepanjang 135 derajat bujur timur. Zona waktu ini
meliputi dua pulau, yakni Maluku dan Papua. Untuk provinsi meliputi, Maluku Utara, Maluku, Papua
Barat dan Papua. Perbedaan waktu memilik selisih dua jam untuk wilayah barat, sedangkan dengan
wilayah tengah selesihnya satu jam.

4. Pembelokan arah angin


5. Terjadinya pasang surut air laut
6. Bentuk bumi pepat di bagian kutubnya

Akibat Revolusi Bumi


1. Perubahan musim di bumi

Empat Musim di Belahan Utara dan Selatan Bumi

2. Pergantian tahun masehi


3. Gerak semu tahunan matahari
4. Perbedaan lamanya siang dan malam
5. Kenampakan rasi bintang yang berbeda

Dasar Perhitungan Kalender Masehi & Hijriyah


Bumi mengelilingi matahari (revolusi bumi) dan bulan mengelilingi bumi (revolusi bulan) dimanfaatkan
oleh manusia untuk menandai waktu dari hari ke hari. Sistem penanggalan yang digunakan ada dua
jenis, yaitu kalender Masehi atau tahun syamsiah dan kalender Hijriah atau tahun komariah. Tahun
Masehi berdasarkan revolusi bumi dan tahun Hijriah berdasarkan revolusi bulan.
A. Tahun Masehi
Tahun Masehi didasarkan pada peredaran bumi mengelilingi matahari. Satu kali revolusi bumi
memerlukan waktu 365 1/4 hari. Jadi, satu tahun Masehi sebenarnya terdiri dari 365 1/4 hari. Untuk
mempermudah perhitungan, satu tahun Masehi ditetapkan 365 hari. Sisa 1/4 hari dijumlahkan hingga
mencapai satu hari. Satu hari itu ditambahkan dalam tahun Masehi setiap empat tahun sekali, yaitu
pada bulan Februari. Dengan demikian, setiap empat tahun sekali, satu tahun Masehi memiliki 366
hari. Satu tahun Masehi dibagi menjadi 12 bulan.
Dalam tahun Masehi, orang mengenal istilah tahun biasa dan tahun kabisat. Tahun biasa berjumlah
365 hari, sedangkan tahun kabisat jumlah harinya 366 dan bulan Februari memiliki 29 hari.
Ada dua syarat mengetahui tahun kabisat.
1. Untuk angka tahun biasa, tahun kabisat adalah tahun yang angkanya habis dibagi 4.
Contohnya, tahun 2000, 2004, dan 2008.
2. Untuk angka tahun abad, tahun kabisat adalah tahun yang angkanya habis dibagi 400. Contohnya,
tahun 1200, 1600, dan 2000
B. Tahun Hijriyah
Tahun Hijriah didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi. Satu kali revolusi bulan memerlukan
29 1/2 hari. Tahun Hijriah terdiri atas 12 bulan. Jadi, dalam satu tahun Hijriah sama dengan 29 1/2 ×
12 = 354 hari. Untuk mempermudah da lam perhitungan hari, orang mengubah jumlah hari dalam satu
bulan menjadi 29 atau 30 hari. Jumlah hari dalam satu bulan dilakukan secara bergantian.
Dalam tahun Hijriah, orang mengenal tahun biasa dan tahun kabisat. Tahun biasa mempunyai hari
berjumlah 354, sedangkan tahun kabisat bejumlah 355 hari. Satu hari tersebut ditambahkan pada
bulan Dzulhijah. Pada kalender Hijriah ditentukan 11 tahun kabisat dalam periode 30 tahun. Untuk
mengetahui suatu tahun tergolong tahun biasa atau tahun kabisat pada kalender Hijriah, yaitu
membaginya dengan 30. Setelah dibagi 30 yang menjadi perhatian adalah angka yang merupakan
sisa pembagian.
Apakah tahun 1428 H termasuk tahun biasa atau tahun kabisat? Caranya jika 1428 di bagi 30 hasilnya
47, sisa 18. Pada Tabel angka 18 menunjukkan tahun kabisat. Jadi, tahun 1428 H termasuk tahun
kabisat dengan jumlah hari 355.

Gerhana Bulan dan Matahari


Gerhana bulan yaitu peristiwa terhalangnya cahaya matahari yang menuju ke bulan oleh bumi.
Peristiwa ini mengakibatkan bulan menjadi gelap karena tidak ada cahaya matahari yang dipantulkan.
Gerhana bulan terjadi jika posisi Matahari, Bumi dan Bulan dalam satu garis lurus. Posisi bumi terletak
diantara matahari dan bulan. Ada tiga jenis gerhana bulan, yakni Gerhana bulan total, gerhana bulan
sebagian, dan gerhana bulan penumbra.

Gerhana bulan total terjadi apabila bulan berada tepat pada daerah umbra (bayangan inti bumi).
Apabila hanya sebagian saja permukaan bulan yang masuk ke dalam bayangan inti dan sebagian yang
lainnya ada dalam bayangan kabur, maka dinamakan gerhana bulan sebagian (parsial). Sedangkan
gerhanan bulan penumbra jika seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra bumi. Pada saat gerh
ana bulan penumbra, bulan masih terlihat meskipun tidak terlalu terang. Lamanya gerhana bulan bisa
mencapai 6 bulan. Akan tetapi untuk gerhana total hanya 1 jam 40 menit.

Gerhana Matahari
Gerhana matahari terjadi pada siang hari ketika bulan baru atau bulan mati. Gerhana matahari yaitu
peristiwa tertutupnya matahari oleh bulan yang mengakibatkan terhalangnya cahaya matahari untuk
sampai ke bumi. Gerhana matahari akan terjadi jika matahari, bumi, dan bulan terletak pada satu garis
lurus. Pada saat gerhana matahari, bulan terletak di antara matahari dan bumi. Gerhana matahari tidak
dapat berlangsung melebihi 7 menit 40 detik. Ketika gerhana matahari, orang dilarang melihat ke arah
matahari dengan mata telanjang karena hal ini dapat merusakkan mata secara permanen dan
mengakibatkan kebutaan. Gerhana matahari ada tiga macam yaitu gerhana matahari total, gerhana
matahari sebagian, dan gerhana matahari cincin.

Gerhana Matahari Sebagian


Gerhana matahari sebagian terjadi jika permukaan bumi tertutupi penumbra bulan. Jadi, matahari tidak
tertutup sempurna oleh bulan. Pada gerhana matahari sebagian, masih ada bagian matahari yang yang
terlihat terang. Waktu berlangsungnya gerhana matahari sebagian lebih lama dibanding dengan waktu
berlangsungnya gerhana matahari total. Hal ini karena penumbra bulan lebih luas dari umbra bulan.

Gerhana Matahari Cincin


Gerhana matahari cincin terjadi di permukaan Bumi yang terkena lanjutan bayang-bayang inti.Gerhana
matahari cincin terjadi pada saat bulan berada pada titik terjauhnya dari bumi. Pada kedudukan ini panjang
kerucut umbra tidak cukup menutupi bumi tetapi perpanjangan umbra bulan yang menutupi bumi. Daerah
di permukaan bumi yang terletak di perpanjangan umbra bulan mengalami gerhana cincin. Di daerah yang
mengalami gerhana ini, matahari tampak bercahaya yang bentuknya seperti cincin. Sedangkan di bagian
tengahnya tampak kabur.
IPA KD 3.7 dan 4.7
Sistem Tata Surya

Tata Surya

Kumpulan bintang besar membentuk sebuah galaksi yang besar dan luas. Salah
satu galaksi adalah Galaks Bimasakti. Di dalam Galaksi Bimasakti terdapat Matahari dan
tata surya. Tata surya merupakan suatu sistem yang terdiri atas benda-benda langit yang
beredar atau mengorbit mengelilingi Matahari sebagai pusatnya. Mengorbit artinya
bergerak berkeliling pada orbitnya. Orbit merupakan lintasan yang dilalui oleh benda
langit dalam peredarannya mengelilingi benda langit lain yang lebih besar gaya
gravitasinya.
Identifikasi anggota tata surya (selain Matahari) dapat dilihat dari aktivitas benda
langit terhadap Matahari. Jika benda langit tersebut mengorbit Matahari, benda itu
termasuk dalam sistem tata surya. Matahari dikelilingi oleh berbagai benda langit seperti
planet, asteroid, komet, satelit, dan juga planet kecil.

Bintang Matahari
Bintang adalah benda langit yang mampu menghasilkan cahayanya sendiri. Jika
sebuah benda langit hanya memantulkan cahaya dari benda lain, benda langit itu tidak
bisa disebut sebagai bintang. Matahari merupakan bintang di sistem tata surya yang
terbentuk bulat dan terdiri atas plasma panas bercampur medan magnet, berada di
gugusan Galaksi Bimasakti. Cahaya Matahari berasal dari energi panas yang
dipancarkan Matahari. Energi panas Matahari dihasilkan dari reaksi nuklir di bagian inti
Matahari.
Matahari memiliki panjang diameter sebesar 1,39 juta kilometer atau setara
dengan 109 kali diameter Bumi. Massa Matahari sebesar 330.000 kali dari Bumi dan
merupakan 99,86% dari total massa semua benda langit di sistem tata surya. Matahari
tersusun atas hidrogen sebesar 73%, helium sebesar 25%, serta sisanya oksigen,
karbon, neon, besi, dan unsur-unsur lain. Suhu bagian inti Matahari mencapai 15 juta 0C,
sedangkan suhu permukaan Matahari mencapai 5.000 – 6.0000C. Oleh karena itu,
Matahari tampak seperti bola pijar di tata surya. Jarak rata-rata Matahari dari Bumi sekitar
149,6 juta kilometer sehingga cahaya Matahari sampai Bumi selama 8 menit 19 detik.
Bagian-bagian Matahari sebagai berikut.

1. Inti Matahari: bagian paling dalam, suhu sekitar 15 juta 0C.


2. Zona Radiasi
3. Fotosfer: sangat terang, dapat dilihat pagi atau sore hari
4. Kromosfer: lapisan tipis, ketebalan 2.000 km, berwarna merah
5. Korona: paling luar, tidak terlihat dari bumi, kecuali saat gerhana Matahari total atau
menggunakan teleskop khusus.
Planet-Planet Penyusun Tata Surya
Tata surya merupakan suatu sistem yang terdiri atas benda-benda langit yang
beredar mengelilingi Matahari sebagai pusatnya. Matahari menjadi pusat tata surya
karena mempunyai gaya gravitasi terbesar. Dengan gaya gravitasi tersebut, Matahari
mampu menarik benda-benda langit di sekitarnya untuk bergerak mengelilinginya.
Benda-benda langit yang menyusun tata surya antara lain bintang, planet, satelit, komet,
asteroid,
Planet merupakan benda langit yang bergerak mengelilingi Matahari dalam orbit
edar yang stabil. Planet memiliki orbit yang berbentuk elips. Saat ini ada delapan planet
yang diakui dalam sistem tata surya yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Pluto dikeluarkan dari sistem tata surya oleh para ahli
astronomi dalam Sidang Umum Perkumpulan Astronomi Internasional (International
Astronomical Union) ke-26 di Praha, Republik Ceko, tanggal 25 Agustus 2006.
Syarat-syarat agar benda langit dapat disebut sebagai planet.
1. Objek harus mengorbit (mengelilingi) Matahari.
2. Objek harus mempunyai massa yang cukup untuk bergravitasi sendiri sehingga
mempunyai bentuk relatif bulat.
3. Tidak ada benda langit lain di sekitar orbit dari objek yang dimaksud.
Menurut letak sabuk asteroid planet dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Planet dalam (Inner Planets), yang terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi dan Mars.
b. Planet luar (Outer Planets), yang terdiri dari Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Menurut material penyusunnya, juga dibedakan menjadi 2, yaitu:


a. Planet terestial (kebumian) antara lain: Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars
b. Planet jovian (raksasa gas) antara lain : Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus

Ciri-Ciri Planet Dalam


a. Mempunyai ukuran kecil, tetapi mempunyai massa jenis lebih besar daripada planet
luar.
b. Mempunyai kepadatan permukaan yang lebih tinggi
c. Mempunyai kala rotasi yang lebih pelan. Bumi mempunyai kala rotasi paling cepat
yaitu 1 hari, sedangkan Venus mempunyai kala rotasi paling lambat yaitu 243 hari.
d. Tidak mempunyai cincin planet.

Ciri-Ciri Planet Luar


a. Mempunyai ukuran yang besar, tetapi massa jenisnya lebih kecil daripada planet
dalam.
b. Mempunyai kepadatan permukaan yang rendah karena Sebagian besar planet luar
tersusun atas gas dan udara. Hanya Sebagian kecil permukaan planet luar yang
tersusun atas benda padat dan cair.
c. Mempunyai kala rotasi yang lebih cepat. Planet paling cepat berotasi adalah Yupiter,
sedangkan planet yang paling lambat berotasi adalah planet Uranus.
d. Mempunyai cincin planet. Semua planet luar memiliki cincin planet, tetapi tidak terlihat
jelas. Hanya cincin planet Saturnus yang terlihat jelas karena lebih padat datipada
cincin planet lainnya.

Berikut ini tabel data dan ciri-ciri planet.


No. Planet Jari-jari Kala Revolusi Kala Rotasi Ciri Khas
(km) (hari) (hari)
1. Merkurius 2.439,7 87,9691 59 Banyak kawah dan
merupkan planet
terkecil, sering disebut
Bintang Pagi Semu dan
Bintang Malam.
2. Venus 6.051,8 224,70069 243 Atmosfer mengandung
97% gas CO2 sehingga
suhunya sangat tinggi,
dikenal bintang senja,
bintang kejora, bintang
pagi.
3. Bumi 6.371 365,256366 1 Kaya air dan oksigen,
memiliki satelit alami
bulan.
4. Mars 3.396,2 686,971 1,4 Berwarna merah;
memiliki satelit
bernama Phobos dan
Deimos.
5. Yupiter 71.492 4.331,572 10 Planet terbesar;
memiliki banyak satelit,
diantaranya Europa,
Callisto, Io, Ganymede.
6. Saturnus 60.268 10.832,327 10,7 Mempunyai cincin
yang tempak jelas;
memiliki satelit
bernama titan.
7. Uranus 25.559 30.799,095 17,2 Planet terdingin.
8. Neptunus 24.764 60.190 16,1 Memiliki cincin tipis,
planet terjauh dari
Matahari, planet
pembuat ulah karena
sering keluar dari garis
edar planetnya,
memiliki satelit
diantaranya Triton,
Nereid dan Proteus.

Satelit
Satelit adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan
rotasi tertentu. Ada dua jenis satelit yakni satelit alami dan satelit buatan. Contoh satelit
alami dalah bulan. Bulan adalah satelit Bumi.

Satelit Bulan
Bulan tidak mempunyai cahaya sendiri, melainkan hanya memantulkan cahaya
matahari. Bulan merupakan satelit alami Bumi. Bulan bergerak mengelilingi Bumi.
Adakalanya Bulan menerima cahaya Matahari secara utuh, Sebagian, dan tidak
menerima cahaya. Kondisi tersebut menyebabkan kenampakan Bulan dari Bumi seakan-
akan berubah bentuk. Proses perubahan bentuk Bulan yang terlihat dari Bumi disebut
fase-fase bulan. Bentuk Bulan yang terlihat dari Bumi tergantung pada luasnya
permukaan Bulan yang terkena cahaya Matahari yang menghadap ke arah Bumi. Bentuk
Bulan berubah-ubah selama 29,5 hari.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dapat menapakkan
kakinya di Bulan dan meneliti keadaan Bulan. Penjelajahan ke Bulan pertama kali
dilakukan pada Bulan Juli 1969 menggunakan pesawat ruang angkasa Apollo XI oleh
tiga orang astronaut Amerika Serikat, yaitu Neil Amstrong, Edwin Aldrin, dan Michael
Collins.
Bulan bebentuk bulat seperti bola. Massa Bulan kira-kira 8,1 x 1022 kg. Diameter
Bulan sekitar 3.183.875 km. Permukaan Bulan tampak gersang. Di Bulan tidak ditemukan
kehidupan karena tidak adanya atmosfer. Kondisi ini menyebabkan perbedaan suhu di
Bulan sangat mencolok. Pada siang hari permukaan Bulan sangat panas, suhunya
mencapai 1000C. Suhu ini sama dengan suhu air mendidih di Bumi. Sebaliknya, pada
malam hari sangat dingin -1730C. Siang dan malam di Bulan berlangsung selama kira-
kira dua minggu.
Pada permukaan Bulan terdapat banyak lautan dan kawah. Terjadinya kawah-
kawah tersebut diperkirakan karena hujan meteor yang menimpa Bulan berjuta-juta tahun
yang lalu. Gaya gravitasi Bulan memengaruhi keadaan Bumi, yaitu terjadinya peristiwa
pasang naik dan pasang surut air laut.
Komet
Komet adalah benda langit yang mengelilingi Matahari dengan lintasan edar
berbentuk lonjong, parabolis, dan hiperbolis. Komet adalah benda dingin di tata surya
yang tersusun atas es, debu, dan partikel serta orbit lebar. Komet mempunyai tiga Komet
mempunyai ekor panjang. bagian penting yaitu inti (nukleus), koma, dan ekor. Inti
(nukleus) komet tersusun atas bahan yang sangat padat dan beku. Koma merupakan
daerah kabut di sekeliling inti. Bagian ekor dapat berupa gas atau debu yang tampak
bercahaya ketika komet mendekati Matahari.
Proses terbentuknya ekor komet dijelaskan sebagai berikut.Ketika komet melewati
Matahari, bagian padat yang membeku dari komet berubah wujud. Bagian yang berubah
wujud ini tertinggal di belakang dan membentuk pola seperti ekor. Jadi, ekor komet
menjauhi Matahari.
Ada ribuan komet yang telah diidentifikasi oleh para astronom. Para astronom
membagi komet menjadi dua jenis berdasarkan periode orbitnya, yaitu komet periode
pendek dan komet periode panjang. Salah satu komet yang mempunyai periode Panjang
dang paling terkenal adalah komet Halley. Komet ini melintas di dekat Bumi setiap 75
tahun sekali.

Persamaan komet dan planet.


a. Komet dan planet merupakan keluarga tata surya.
b. Komet dan planet mengorbit ke Matahari sebagai pusat tata surya.

Perbedaan komet dan planet.


a. Komet memiliki arti “berambut Panjang”, sedangkan planet adalah “bintang
penjelajah”.
b. Komet memiliki bentuk orbit hampir melingkar, sedangkan orbit planet berbentuk
elips.
c. Komet berjumlah sangat banyak, sedangkan planet berjumlah 8.
d. Komet akan berubah wujud Ketika mendekati Matahari, sedangkan planet tidak
memilikinya.
e. Komet memotong jalur orbit benda langit benda lain, sedangkan planet memiliki jalur
orbit sendiri.
f. Bahan penyusun utama dari komet adalah bahan yang membeku, sedangkan planet
tidak tersusun dari jenis tersebut.

Asteroid
Asteroid (planet minor) adalah benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi
lebih besar daripada meteoroid. Oleh karena itu, asteroid disebut planet kerdil. Sebagian
besar asteroid mengorbit di antara Planet Mars dan Yupiter. Kumpulan asteroid
membentuk sabut asteroid. Sabuk asteroid menjadi pembatas antara planet dalam dan
planet luar. Contoh asteroid adalah Ceres. Planet katai adalah sebutan bagi benda-benda
langit seperti planet tetapi memiliki lintasan orbit yang bercampur dengan benda langit
lain. Contoh planet katai adalah Pluto.

Meteoroid
Meteoroid merupakan benda langit yang berukuran lebih kecil daripada asteroid.
Jumlah meteoroid di angkasa luar sangat banyak, tidak terhitung jumlahnya. Meteoroid
tidak mempunyai orbit dan bebas bergerak melayang bebas di angkasa luar dengan
cepat. Akibatnya, meteoroid dapat menabrak benda-benda langit lainnya, termasuk
menabrak planet Bumi.
Namun, Bumi mempunyai sistem perlindungan alami untuk menhadang meteoroid
maupun benda langit yang akan menabrak Bumi. Sistem perlindungan alami itu berupa
lapisan atmosfer. Sebeum menghantam Bumi, benda-benda langit (termasuk meteoroid)
akan bergesekan dengan lapisan udara di atmosfer. Gesekan ini menyebabkan benda-
benda langit tersebut terbakar. Selama terbakar di atmosfer akan Nampak pijaran api
dan cahaya terang selama beberapa saat.
Benda-benda langit memasuki atmosfer Bumi ini dinamakan meteor. Ketika
terbakar di atmosfer, meteor terlihat bercahaya terang seperti bintang yang bergerak atau
jatuh ke Bumi. Oleh karena itu, masyarakat menyebutnya sebagai bintang jatuh. Dengan
demikian, bintang jatuh merupakan sebutan nama lain dari meteor. Jika jumlah meteor
tersebut sangat banyak, akan menimbulkan terjadinya fenomena hujan meteor.
Sebenarnya, setiap hari lapisan atmosfer Bumi dimasuki benda-benda langit,
seperti meteoroid, pecahan asteroid, hingga debu-debu angkas luar. Namun, Sebagian
besar benda-benda langit tersebut habis terbakar di atmosfer sebelum mencapai
permukaan Bumi. Meskipun begitu, ada juga meteor berukuran besar yang dapat
mencapai permukaan Bumi. Batu meteor yang sampai di permukaan Bumi dinamakan
meteorit.
Meteor berukuran kecil tidak berdampak besar bagi kehidupan di Bumi. Namun,
hantaman batu meteor besar dapat menimbulkan ledakan besar di permukaan bumi.
Pada bekas hantaman meteor akan tercipta kawah besar. Contohnya batu meteor yang
jatuh di Arizona, Amerika Serikat.
Misteri Alam Semesta
Para astronom dunia melakukan berbagai penelitian untuk menemukan asal-usul
alam semesta dan mengemukakan tentang teori asal-asul alam semesta. Beberapa teori
yang sangat popular yaitu teori Big Bang (Big Bang Theory), teori Keadaan Tetap (Steady
State Theory), dan teori Alam Semesta Quantum.

Teori Big Bang (Big Bang Theory)

Teori Big Bang pertama kali dicetuskan oleh seorang fisikawan Rusia bernama
Alexander Friedman pada tahun 1922. Menurut teori ini, alam semesta terbentuk dari
ledakan dahsyat yang terjadi kira-kira 13.700 juta tahun yang lalu. Akibat ledakan
tersebut banyak materi terlontar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi tersebut
akhirnya membentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid, meteor, energi, dan partikel-
partikel lain.

Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory)


Teori Keadaan Tetap dikemukakan oleh tiga orang ahli astrofisika Inggris bernama
Fred Hoyle, Thomas Gold, dan Hermann Bondi pada tahun 1948. Berdasarkan teori ini,
alam semesta bersifat statis (tetap) dan tidak ada permulaan dan akhir.
Teori Alam Semesta Quantum
Teori Alam Semesta Quantum dicetuskan oelh William Lane Craig pada tahun
1966. Menurut teori ini, alam semesta pada awalnya memang sudah ada dan akan selalu
ada untuk selamanya.
Selain teori tersebut, para astronom pada peradaban kuno telah melakukan
pengamatan dan penelitian tentang benda langit dan alam semesta. Hal ini dapat
diketahui dari artefak-artefak astronomis yang berasal dari zaman prasejarah, misalnya
monument batu kuno Stonehenge di Inggris untuk memantau benda-benda langit
sehingga mempermudah pembuatan sistem kalender yang benar serta dapat
mengetahui waktu terjadinya gerhana Bulan dan Matahari. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pengamatan telah membawa manusia untuk lebih memahani
benda-benda langit.
Galileo Galilei (1564 – 1642)

Galileo Galilei dengan teleskop refraktornya menemukan fakta bahwa perubahan


penampakan venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan
posisi Venus terhadap matahari ketika mengelilingi Matahari. Fakta ini memperkuat teori
Heliosentris yang dicetuskan oleh Nicolaus Copernicus (1473 – 1543).
Nicolaus Copernicus (1473 – 1543), penggagas teori Heliosentris

Pada abad VII M Nicolaus Copernicus membantah teori Geosentris dari Claudius
Ptolemaeus. Teori Geosentris menganggap bahwa pusat alam semesta adalah Bumi
sehingga Bumi dikelilingi oleh Matahari dan bintang-bintang lainnya. Sementara itu,
Nicolaus Copernicus yang mengatakan Matahari merupakan pusat alam semesta. Ia juga
mengatakan bahwa Bumi bergerak seperti gasing mengelilingi Matahari.
Christian Huygens (1629 – 1695): menyempurnakan teleskop Galileo dan menemukan
Titan, satelit Saturnus.
Johannes Kepler (1571 – 1630): perhitungan gerak benda-benda langit
Sir Isaac Newton (1642 – 1727) : menemukan hukum gravitasi
Tidak berhenti pengamatan di Bumi, manusia ingin mencoba menapakkan kaki di
angkasa luar. Roket modern pertama menggunakan bahan abakar cair ditemukan oleh
seorang ilmuwan Amerika Serikat bernama Robert Hutchings Goddard (5 Oktober 1882
– 10 Agustus 1945). Goddard berhasil meluncurkan roket tersebut pada 16 Maret 1926.
Sementara itu, Sputnik I buatan Uni Soviet (diluncurkan 4 Oktober 1957) merupakan
satelit pertama dan mampu bertahan selama 3 bulan.
Pada 12 April 1961 Yuri Gagarin dari Rusia berhasil mengelilingi Bumi dalam
waktu 108 menit menggunakan pesawat antariksa Vostok I. Selanjutnya, pada 5 Mei
1961 astronaut Amerika Serikat bernama Alan B. Sherpard, Jr. melakukan penerbangan
ke ruang angkasa. Dua peristiwa penting ini merupakan awal penerbangan manusia ke
ruang angkasa.
Pendaratan pertama kali di Bulan terjadi pada 20 Juli 1969. Astronaut pertama
yang menginjakkan kakinya di Bulan adalah Neil Amstrong dan disusul oleh Edwin Aldrin.
Keduanya menggunakan pesawat ruang angkasa Apollo XI berpenumpang tiga
kosmonout dan Michael Collins. Mereka melakukan penelitin di Bulan. Mereke membawa
contoh batu dan tanah yang ada di Bulan.
Luna I merupakan pesawat penjelajah Bulan pertama milik Uni Soviet. Roket ini
beredar dalam jatak 6.000 km dari permukaan Bulan. Luna III merupakan pesawat
penjelajah pertama yang mengirimkan foto Bulan dari sisi jauh ke Bumi. Luna XVI
berhasil membawa contoh tanah Bulan ke Bumi. Beberapa satelit buatan juga telah
dikirim untuk meneliti keberadaan planet-planet dan kemungkinan kehidupan di beberapa
planet. Sebagai contoh, Satelit Voyager 2 diluncurkan pada tahun 1977. Satelit ini dikirim
ke planet Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Mariner berturut-turut meluncurkan 10 penjajak planet pada tahun 1960-an dan
1970-an. Satelit mariner tersebut terbang dekat dengan Merkurius, Venus, dan Mars.
Selanjutnya, sejak tahun 1981 Amerika Serikat memelopori penggunaan pesawat
antariksa yang dapat digunakan ulang untuk beberapa kali penerbangan. Pesawat
antariksa seperti itu disebut space shuttle (pesawat ulang-alik).

Anda mungkin juga menyukai