(Almanak/Tarikh/Calendar System)
oleh: Mohammad Iqbal Santoso
Penanggalan atau tarikh yang digunakan oleh manusia umumnya didasarkan pada peredaran matahari, bulan atau
campuran antara peredaran bulan dan matahari. Tarikh yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia
dalam menentukan peristiwa-peristiwa penting ada tiga macam yaitu :
1. Tarikh Masehi
2. Tarikh Hijriyyah
3. Tarikh Jawa
Tarikh masehi anggaran perhitungannya didasarkan pada lamanya peredaran/pergeseran semu tahunan matahari
pada lingkaran ekliptika, sehingga disebut tarikh syamsiah (solar calendar / tahun surya). Sedangkan tarikh hijriyah
dan Jawa anggaran perhitungannya didasarkan pada peredaran sinodis bulan sehingga dinamakan tarih qomariyah
(lunar calendar/tahun chandra).
1. TARIKH MASEHI
Penanggalan ini diperkenalkan 45 tahun sebelum masehi (SM) oleh raja Romawi Julius Caesar sehingga disebut
sistem Julian. Beberapa ciri pokok dari sistem ini adalah :
a. Satu tahun lamanya 365 hari 6 jam = 365 ¼ hari atau 365,25 hari
b. Setiap 4 tahun terdapat :
Satu tahun panjang (tahun kabisat/leap year) lamanya 366 hari, serta
Tiga tahun pendek (basithah/common year) masing-masing lamanya 365 hari.
c. Tahun kabisat ditetapkan tiap tahun ke-empat dari siklus (daur) 4 tahunan atau pada setiap bilangan tahun
yang habis dibagi 4. Pada tiap tahun kabisat, bulan Februari usianya 29 hari dan pada tahun basitah 28 hari.
Sehingga satu siklus kecil 4 tahunan (daor sugra) lamanya 1.461 hari (3x365 + 366).
d. Satu tahun terdiri dari 12 bulan, masing-masing diberi nama dan urutan sebagai berikut:
1. Januari 31 hari 4. April 30 hari 7. Juli 31 hari 10. Oktober 31 hari
2. Februari 28/29 hari 5. Mei 31 hari 8. Agustus 31 hari 11. Nopember 30 hari
3. Maret 31 hari 6. Juni 30 hari 9. September 30 hari 12. Desember 31 hari
1
e. Awwal tahun dimulai setiap tanggal 1 Januari . Tanggal 25 Desember dipercayai sebagai hari kelahiran Isa
Almasih, maka mulai bulan berikutnya (Januari) diberi nomor tahun pertama, sehingga kalender Julian ini
dikenal juga sebagai kalender Masehi atau Miladiah
f. Awwal musim bunga ditetapkan pada 24 Maret, yaitu sa’at matahari berada pada gugus Aries.
Tahun 625M sistem kalender ini mengalami sedikit perubahan, yaitu awal musim bunga menjadi tanggal 21 Maret
(sebelumnya 24 Maret), perubahan ini dilakukan pada konsili (pertemuan pimpinan Gereja Katolik) di Nicea.
Tahun 1582 M awal musim bunga berubah kembali menjadi tanggal 11 Maret, 10 hari lebih awal dari musim
bunga yang ditetapkan pada konsili Nicea. Padahal awal musim bunga oleh orang Nashrani dijadikan pedoman
dalam menentukan hari Paskah (Jum’at Agung: jum’at setelah purnama di awal musim bunga). Menurut orang
Nashrani Isa al-Masih wafat pada bulan purnama pada awal musim bunga. Kemudian Paus Gregorius XIII
memperbaiki sistem Julian ini sebagai berikut:
a. Awal musim bunga ditetapkan kembali 21 Maret (sama dengan keputusan konsili Nicea).
b. Tanggal 5 Oktober 1582 M dirubah menjadi 15 Oktober 1582 M, hal ini dilakukan untuk menghilangkan
perbedaan 10 hari karena merubah awal musim bunga tanggal 11 menjadi tanggal 21 Maret. Sehingga
tanggal 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 dan 14 Oktober 1582 M ditiadakan.
c. Tahun kabisat ditetapkan pada tiap bilangan tahun yang habis dibagi 4, kecuali bilangan abad yang tidak
habis dibagi 400 bukan tahun kabisat. Jadi tahun 1700, 1800, 1900, 2100, ......dst. bukan kabisat. (karena
tidak habis dibagi 400). Tetapi tahun 1600, 2000, 2400, .... dst. adalah kabisat (karena habis dibagi 400).
Perbaikan Gregorius didasarkan pada kenyataan bahwa peredaran semu tahunan matahari pada ekliptika ada dua
macam, yaitu peredaran tropis dan peredaran sideris. Peredaran tropis atau disebut tahun tropis adalah gerak
semu matahari dari musim semi ke musim semi berikutnya, lamanya 365 hari, 5 jam, 48 menit dan 46 detik
(365,24220 hari). Sedangkan peredaran sideris adalah peredaran matahari dari sebuah rasi bintang sampai
kembali pada rasi bintang itu lagi, lamanya 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik (365,25637 hari) dan disebut tahun
sideris.
Kalender Julian berpedoman 1 tahun = 365,25 hari (bukan tahun sideris maupun tropis) Sedangkan Gregorius
menggunakan pedoman tahun tropis (365,24220 hari). Sehingga dalam 400 tahun ada selisih 3 hari. Karena, 400 x
365,25 hari = 146.100 hari, padahal 400 x 365,2422 hari = 146 096,88 hari (dibulatkan 146 097 hari). Jadi dalam
tarih Julian tiap siklus 400 tahun (daor kubro) lamanya 146.100 hari dan pada tarih Gregorius lamanya 146.097
hari. Untuk menghilangkan selisih 3 hari tersebut, oleh Gregorius bilangan tahun abad yang tidak habis dibagi 400
ditetapkan bukan tahun kabisat (walaupun habis dibagi 4). Sistem Julian yang telah diperbaiki oleh Paus Gregorius
ini kemudian disebut sebagai kalender/ tarikh Gregorian.
1
Sebelum Julius Caesar, awwal tahun dimulai tanggal 1 Martius (31 hari), lalu diikuti oleh Aprilis (29), Majus (31), Junius (29),
Quintilis (31), Sextilis (29), September (29), October (31), November (29), December (29), Januarius (29), Februarius (28). Sehingga
satu tahun berjumlah 355 hari, karena sebelum Julius Caesar, tarikh Romawi berdasarkan tarih Qomariyyah. Jumlah hari tiap
bulan dirubah oleh Julius Caesar seperti sekarang, kecuali bulan Agustus (Caesar Agustianus merubah bulan kelahirannya Sextilis
yang 30 hari menjadi Agustus 31 hari)
Sistem Gregorian ini sebenarnya belum sempurna/tepat betul, masih ada sedikit penyimpangan, tetapi sangat
kecil. Penyimpangan satu hari hanya terjadi setiap 3334 tahun sekali. Sehingga koreksi baru dapat dilakukan pada
tahun 4916 masehi mendatang.
Selain digunakan oleh kerajaan Romawi dan jajahannya, tarikh Gregorian kemudian digunakan di negara-negara
yang beragama katholik. Ratusan tahun kemudian baru digunakan secara meluas di seluruh dunia. Di Jepang
digunakan mulai tahun 1873, di Cina tahun 1912, di Sovyet tahun 1918 dan di Turki tahun 1927. Di Indonesia
Tarikh Gregorian pertama kali diterapkan oleh pemerintahan kolonial Belanda.
Dari uraian di atas, perjalanan sistem penanggalan Masehi dapat disimpulkan sbb:
a. Dari tahun 45 SM sampai 4 Oktober 1582 disebut Sistem Julian (dengan sedikit perbaikan pada konsili
Nicea tahun 625)
b. Mulai tanggal 15 Oktober 1582 sampai sekarang dikenal sebagai Sistem Gregorian.
2. TARIKH HIJRIYYAH
Sistem penanggalan atau tarikh Hijriyyah ditetapkan oleh khalifah 'Umar ibn Khattab. Dan berlaku mulai 20
Jumaditsani 17H. Permulaan tahun tarikh Hijriyah ditetapkan sama dengan "tahun hijrah"nya Rasulullah dari
Makkah ke Yatsrib (Madinah). Mayoritas ulama berpendapat nabi Nuhammad saw. berangkat hijrah dari Makkah
hari Selasa, 2 Rabi'ul-awwal tahun ke-13 dari kenabian (14 September 622 M), sedangkan tanggal 1 Muharram 1 H
bertepatan dengan hari Kamis, 15 Juli 622 M (menurut ahli ru'yat Jum’at, 16 Juli 622 M). Jadi tidak benar bahwa
Hijrah nabi tanggal 1 Muharram. Tarikh hijriyyah ini merupakan penyempurnaan dari kalender Arab sebelumnya.
Awalnya masyarakat arab menggunakan kalender berdasarkan matahari dan bulan, nama bulan disesuaikan
dengan musim yang dipengaruhi peredaran matahari, sedangkan tanggal tiap bulan berdasarkan fase bulan. Awal
tahun selalu pada ahir musim panas (September). Bulan pertama dinamai Muharram, di bulan ini diharamkan
peperangan. Bulan ke-2 bernama Shafar yang berarti kuning saat itu dedaunan mulai menguning tanda awal
musim gugur/rontok. Bulan ke-3 dan ke-4 bertepatan dengan musim gugur (rabi), keduanya diberi nama bulan
Rabi’ul awwal dan Rabi’utsani. Berikutnya adalah musim dingin atau musim beku (jumad), sehingga dinamai
Jumadilula dan Jumaditsani. Pada ahir musim dingin salju mulai mencair, maka bulan ini dinamai dengan bulan
Rajab. Setelah salju mencair masyarakat Arab turun ke lembah (syi’ib) untuk bercocok tanam atau menggembala
ternak, sehingga bulan ini disebut bulan Sya’ban. Bulan berikutnya matahari mulai terik sehingga bulan ini disebut
bulan Ramadhan (ramdhan berarti panas). Bulan selanjutnya cuaca makin panas, hingga disebut bulan Syawwal
(peningkatan). Pada puncak musim panas masyarakat Arab lebih senang duduk (qa’id) tinggal di rumah tidak
bepergian, maka bulan ini bernama Dzulqa’dah. Di bulan ke-12 masyarakat Arab pergi ke Makkah menunaikan
ibadah Haji sehingga bulan ini disebut dengan bulan haji atau Dzulhijjah. Untuk menghilangkan selisih tahun
syamsiah-qomariah, maka pada tiap tahun kabisat ditambahkan bulan ke-13, yang disebut dengan bulan Nasi’.
Kalender bulan-matahari ini ternyata bermasalah, yaitu pada bulan Muharram kerap terjadi peperangan karena
perbedaan penetapan bulan Nasi’. Pada masa Rasulullah, kalender bulan-matahari diubah menjadi kalender bulan
berdasarkan QS At Taubah: 36. Sehingga satu tahun terdiri dari duabelas bulan dan bulan ke-13 (bulan Nasi’)
dihapus. Setelah berlakunya kalender bulan, Ramadhan tak lagi selalu pada musim panas, tiap tahun terus
bergeser atau lebih cepat 11 hari dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun menguntungkan kaum
muslimin yang tinggal di daerah dengan empat musim. Sehingga Ramadhan bisa terjadi di musim dingin, musim
gugur, musim semi maupun musim panas. Nama-nama bulan tetap tak berubah karena sudah terlanjur populer.
Ciri-ciri pokok dari Kalender/tarikh Hijriyyah menurut hisab 'urfi atau hisab isthilah adalah sbb:
a. Perhitungannya berdasarkan peredaran sinodis bulan (syahrul-iqtirony /the synodic month), yaitu waktu yang
diperlukan bulan mengelilingi bumi mulai bulan baru sampai bulan baru berikutnya. Peredaran sinodis
lamanya rata-rata 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik (29.53 hari). Sehingga satu tahun (12 bulan) lamanya
menjadi 354 hari, 8 jam 48,5 menit (354,3670 hari). Disederhanakan jadi 354 11/30 hari.
b. Satu bulan terdiri dari 29 hari atau 30 hari
c. Setiap 30 tahun terdapat: 19 tahun pendek (basithah) @ 354 hari, serta 11 tahun kabisat @ 355 hari
d. Tahun kabisat ditetapkan pada tahun ke-2, 5, 7, 10, 13, 15(16), 18, 21(20), 24, 26 dan 29 setiap daur 30
tahunan, tahun ke-15 dan 21 ada yang berpendapat tahun ke-16 dan 20. Untuk memudahkan mengingat
nomor tahun kabisat sesuai dengan nomor huruf bertitik pada sya'ir berikut:
َ َف الخَ لِي ُل َكفَّـهُ ِديَانَهُ عن ُكلِّ خَ ٍل حُ بُّـهُ ف
ُصـانَه َّ َك
e. Satu tahun terdiri dari 12 bulan (QS 9:36), masing-masing diberi nama dan urutan sebagai berikut :
1. Muharram 30 hari 5. Jumadi al-ula 30 hari 9. Ramadhan 30 hari
2. Shofar 29 hari 6. Jumadi al-tsani 29 hari 10. Syawwal 29 hari
3. Rabi'u al-awwal 30 hari 7. Rojab 30 hari 11. Dzu alqa'dah 30 hari
4. Rabi'u al-tsani 29 hari 8. Sya'ban 29 hari 12. Dzu alhijjah 29/30 hari
Bulan bernomor ganjil berumur 30 hari dan bulan bernomor genap berusia 29 hari, Setiap tahun kabisath
bulan Dzulhijjah berusia 30 hari.
f. Satu daur 30 tahunan (daur sugro) lamanya 10 631 hari, hal ini diperoleh dari : (11 thn x 355 hari) + (19 thn x
354 hari) = 10631 hari
Hasil perhitungan berdasarkan hisab 'urfi ini umumnya relatif sama dengan hasil perhitungan hisab hakiki. tetapi
untuk waktu tertentu berbeda dengan perhitungan hisab hakiki. Walaupun perbedaannya jarang dan kecil
(biasanya hanya beda 1 atau 2 hari saja) hasil perhitungan hisab ‘urfi tidak dapat dijadikan pedoman dalam
ber'ibadah (shaum, haji dsb.) Hasil hisab ‘urfi dapat digunakan jika sesuai dengan hasil hisab haqiqi. karena hisab
haqiqi didasarkan pada posisi bulan yang sebenarnya.
3. TARIKH JAWA
Tarikh Jawa ditetapkan oleh Prabu Syaliwahono (Aji Saka) satu tahun setelah dia dinobatkan sebagai raja, tanggal
1 kasa thn 1 Saka, bertepatan dengan Sabtu 14 Maret 78 M. Semula sistem ini ber”windu” 30 tahun, dan
berpedoman pada peredaran matahari. 1 tahun lamanya 365 atau 366 hari dan berlaku sampai tahun 1555 Saka.
Nama-nama bulan dan urutannya adalah sebagai berikut : Kasa (41 hari); Karo (24 hari); Katigo (24 hari); Kapat
(25 hari); Kalimo (27 hari); Kanem (43 hari); Kapitu (42 hari); Kawolu (26 hari); Kasanga (25 hari); Kasepuluh (23
hari); Dista (24 hari); Sada (41/42 hari). Sistem penanggalan ini diperkenalkan bersamaan dengan penyebaran
agama Hindu di pulau Jawa. Sehingga dinamakan tarikh Jawa-Hindu
Pada tahun 1043 H (1633 M/1555 Saka) sistem ini dirubah oleh raja Mataram, Sultan Moehammad (terkenal
dengan gelar Sultan Agoeng Praboe Anyokrokoesoemo) yang menjadikan bulan sebagai pedoman, ber’windu’ 8
tahun dan sistem perhitungannya meniru tarikh Hijriyyah, sedangkan nomor tahunnya melanjutkan nomor tahun
Saka (1555, 1556, 1557,........ dst.). Kemudian sistem ini dikenal sebagai sistem penanggalan Jawa-Islam. Ciri-ciri
pokoknya adalah sebagai berikut :
a. Satu tahun lamanya 354,375 hari = 354 3/8 hari. (354 hari 9 jam)
b. Setiap windu (8 tahun) terdapat : 3 tahun Wuntu (kabisat) @ 355 hari dan
5 tahun Wastu (Basitah) @ 354 hari.
Sehingga setiap windu (daor sugro) berjumlah 2.835 hari. (3x355 + 5x354)
c. Tahun-tahun dalam tiap windu mempunyai nama, masing-masing sebagai berikut:
1. Alip 2. Ehe 3. Jimawal 4. Ze 5. Dal 6. Be 7. Wawu 8. Jim ahir
Untuk memudahkan menghafal nama-nama tahun tersebut digunakan kalimat: أ هجزدبــوج
d. Tahun wuntu (kabisath) terdapat pada tahun-tahun : Ehe, Dal dan Jim ahir (tahun ke-2, 5 & 8).
e. Nama-nama dan urutan bulannya hampir sama dengan Hijriyyah, yaitu :
1. Suro 30 hari 5. Jumadilawal 30 hari 9. Poso 30 hari
2. Sapar 29 hari 6. Jumadilahir 29 hari 10. Sawal 29 hari
3. Mulud 30 hari 7. R e j e b 30 hari 11. Dulkangidah 30 hari
4. Bakdo Mulud 29 hari 8. R u w a h 29 hari 12. Besar 29/30 hari
Di daerah Pasundan nama-nama bulan tersebut sedikit berbeda, yaitu : Muharam, Sapar, Mulud, Silih-
mulud, Jumadil-awal, Jumadil-ahir, Rajab, Rewah, Puasa, Sawal, Hapit, Rayagung
f. Setiap 30 tahun lamanya akan menjadi 10.631 ¼ hari, lebih seperempat hari dari daor tarikh Hijriyyah,
selisih ini menjadi 1 hari tiap 120 tahun (120 x 354 3/8 hari = 42525 hari dan 120 x 354 11/30 hari =
42524). Untuk itu tiap 120 tahun diadakan pengurangan satu hari. Atau pada setiap bilangan tahun kelipatan
120 yang seharusnya tahun wuntu (kabisat) diubah jadi tahun wastu (basitah). Sehingga satu daor kubro
(120 tahun) berjumlah sama dengan penanggalan Hijriyyah yaitu 42.524 hari.
g. Selain siklus (daor) 7 harian (mingguan), pada sistem Tarikh Jawa terdapat siklus 5 harian yang disebut hari
pasaran (biasanya digunakan untuk menentukan hari diselenggarakannya pasar / Kegiatan jual-beli). Nama
dan urutan hari pasaran tersebut adalah : Legi, Pahing, Pon, Wage dan Kliwon.
h. Selisih tetap kalender Hijriyah & Jawa adalah 512 tahun (Tahun 1555Saka dikurangi tahun 1043H)
Catatan : Nama-nama dan waktu hari untuk ketiga sistem almanak tersebut adalah sama, artinya Senin pada sistim
Masehi bersamaan dengan Senin pada sistim Hijriyah dan sistim Jawa-Islam.
JUMLAH HARI
1. Jumlah hari dalam Tarikh Masehi
Untuk menghitung jumlah hari tarikh masehi digunakan pedoman :
ㄱ▫ Satu daur 4 tahun lamanya 1461 hari (3 thn basithah & 1 thn kabisath).
ㄴ▫ Mulai 1582 M bilangan abad yang tidak habis dibagi 400 bukan tahun kabisat.
ㄷ▫ Terdapat penghapusan 10 hari pada bulan Oktober 1582 M
Contoh : Tentukan jumlah hari sampai tanggal 23 September 1992 !
Jawab : Jumlah hari sampai tanggal 23-09-1992 adalah: 1991 tahun + 8 bulan + 23 hari
1991 tahun = (1991 : 4) daur = 497 daur + 3 tahun
Jadi 1991 th + 8 bl + 23 hari = 497 daur + 3 tahun + 8 bulan + 23 hari, atau
497 daur = 497 x 1461 hari ................................................= 726.117 hari (Tabel-4)
3 tahun = 3 x 365 hari .........................................................= 1.095 hari (Tabel-2)
8 bulan = 31+29+31+30+31+30+31+31 hari ................= 244 hari 1) (Tabel-1)
Dari 1 sampai 23 September 1992 ....................................= 23 hari +
Jumlah ......................................................= 727.479 hari
Akibat perubahan oleh Gregorius dikurangi .................= 13 hari 2) _
Jadi jumlah hari sampai 23 September 1992 adalah: = 727.466 hari
1) 1)
Dapat juga dihitung : (8 bulan x 30 hari) + 5 hari - 1 hari = 244 hari. Angka 5 diperoleh dari jumlah bulan yang usianya 31 hari.
Dan 1 hari dari bulan Februari yang usianya 29 hari (tahun 1992 kabisat)
2) 2)
Pengurangan 13 hari perhitungannya adalah : 10 hari akibat perubahan 5 Okt 1582 jadi 15 Okt 1582. Dan 3 hari karena tahun
1700, 1800 dan 1900 dihitung sebagai tahun kabisat, padahal bukan.
3) 3)
Selama 28 tahun terdapat 10 kabisath dan 18 basithah. Sehingga 28 thn = (10 x 355) + (18 x 354) hari = 9922 hari
4) 4)
Dapat pula dihitung : (9 bulan x 30 hari) - 4 hari = 266 hari. Angka 4 adalah jumlah bulan yang usianya 29 hari
3. Menentukan tanggal jika diketahui jumlah harinya
Soal-soal Latihan
1. Tahun : 1347 H.; 1001H.; 1350 H.; 1364 H. ;1490H; 1435H.; 1072H Kabisat atau basitah ?
2. Tahun : 1774 M.; 1325 M.; 1959 M.; 2000 M; 1900 M. Kabisat atau basitah ?
3. Hitung Jumlah hari pada penanggalan Hijriah sampai tanggal :
a. 24 Jumadi-alula 1396 b. 30 Rabi’u-alula 1411 c. 16 Rajab 1417 d. 30 Ramadhan 1418
4. Hitung jumlah hari penanggalan Masehi sampai tanggal
a.. 31 Des. 1999 b. 17 Nop. 2011 c. 31 Jan. 1994 d. 1 Jan 1997 e. 1 Jan. 2001
5. Tentukanlah tanggal Hijriah jika diketahui jumlah harinya :
a. 498.765 hari b. 531.550 hari c. 456.789 hari d. 512.345 hari
6. Tentukan tanggal Masehi, jika diketahui jumlah harinya :
a. 723.456 hari b. 726.850 hari c. 698.765 hari d. 730.500 hari
7. Hitung dengan Hisab ‘Urfi : 10 Dzulhijjah 1433 H ke dalam penanggalan Masehi !
8. Tanggal berapa Hijriah tanggal 12 Desember 2012?
9. Ubahlah tanggal hijriah pada almanak yang ada di kelasmu menjadi penanggalan masehi. Begitu pula sebaliknya
ubah penanggalan masehi menjadi penanggalan Hijriah ! Apakah hasilnya sama ?
10. Ubahlah tanggal lahirmu kedalam penanggalan Hijriyyah !
Lampiran-lampiran :
Tabel-1 Usia setiap bulan dan Jumlah kumulatifnya Tabel-2 Lama Hari dalam satu Daur
Bulan Masehi Usia Jumlah Bulan Hijriyah Usia Jumlah Daur Hijriyyah Daur Masehi
1 Januari 31 31 1 Muharram 30 30 thn hari Thn hari thn hari Thn Hari
2 Februari 28/29 59 / 60 2 Shoffar 29 59 1 354 11 3.898 21 7.442 1 365
3 Maret 31 90 / 91 3 Rab-awal 30 89 2 709 12 4.252 22 7.796 2 730
4 April 30 120 / 121 4 Rab-Tsani 29 118 3 1.063 13 4.607 23 8.150 3 1.095
5 Mei 31 151 / 152 5 Jum-Ula 30 148 4 1.417 14 4.961 24 8.505 4 1.461
6 Juni 30 181 / 182 6 Jum-Tsani 29 177 5 1.772 15 5.316 25 8.859
7 Juli 31 212 / 213 7 Rajab 30 207 6 2.126 16 5.670 26 9.214
8 Agustus 31 243 / 244 8 Sya’ban 29 236 7 2.481 17 6.024 27 9.568
9 September 30 273 / 274 9 Ramadhan 30 266 8 2.835 18 6.379 28 9.922
10 Oktober 31 304 / 305 10 Syawwal 29 295 9 3.189 19 6.733 29 10.277
11 Nopember 30 334 / 335 11 Dzul-qa’dah 30 325 10 3.544 20 7.087 30 10.631
12 Desember 31 365 / 366 12 Dzul-hijjah 29/30 354 / 355 Nomor tahun yang tebal adalah tahun kabisat
Sebelah kiri garis miring untuk basitah dan sebelah kanan untuk kabisat
Untuk sistem Gregorian, bilangan abad yang tidak habis dibagi 400 harus diubah (dianggap basitah walau habis dibagi 4)
Menyusun Kalender
Berdasarkan jumlah hari tiap tahun kita bisa mengetahui hari-hari pada tahun-tahun silam atau yang akan datang. Misalnya, kita
bisa mengetahui hari apa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
Sebagaimana kita ketahui bahwa rata-rata jumlah hari dalam satu tahun kalender syamsiah adalah 365,25 hari (Berdasarkan
tarih Julian dan tiap 4 tahun ada 1 tahun kabisat). Ternyata susunan hari pada kalender syamsiah berulang setiap 28 tahun.
Tabel berikut ini disusun berdasarkan pengulangan hari setiap 28 tahun, serta memperhatikan jumlah hari tiap bulan dan tahun-
tahun kabisat. Kalender setiap bulan dibuat berumur 31 hari, yaitu jumlah hari maksimum dalam satu bulan.
Cara memakainya sebagai berikut: Misalnya bila ingin mengetahui hari kelahiran Kartini tanggal 21 April 1879. Carilah tahun
yang akan ditentukan di sisi kiri, yaitu 1879. Telusuri ke arah kanan sampai kolom bulan ke-4 (April), akan didapat angka 3. Maka
lihatlah kalender nomor 3. Pada tabel kalender nomor 3 Kita lihat tanggal 21 adalah hari Senin. Jadi, Ibu Kartini lahir pada hari
Senin. Sekarang carilah dengan cara yang sama hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Kalau benar
mencarinya akan didapat 17 Agustus 1945 itu hari Jumat.
bulan ke --> 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1792 1804 1832 1860 1888 1928 1956 1984 2012 2040 1 4 5 1 3 6 1 4 7 2 5 7
1793 1805 1833 1861 1889 1901 1929 1957 1985 2013 2041 3 6 6 2 4 7 2 5 1 3 6 1
1794 1806 1834 1862 1890 1902 1930 1958 1986 2014 2042 4 7 7 3 5 1 3 6 2 4 7 2
1795 1807 1835 1863 1891 1903 1931 1959 1987 2015 2043 5 1 1 4 6 2 4 7 3 5 1 3
1796 1808 1836 1864 1892 1904 1932 1960 1988 2016 2044 6 2 3 6 1 4 6 2 5 7 3 5
1797 1809 1837 1865 1893 1905 1933 1961 1989 2017 2045 1 4 4 7 2 5 7 3 6 1 4 6
1798 1810 1838 1866 1894 1906 1934 1962 1990 2018 2046 2 5 5 1 3 6 1 4 7 2 5 7
1799 1811 1839 1867 1895 1907 1935 1963 1991 2019 2047 3 6 6 2 4 7 2 5 1 3 6 1
1812 1840 1868 1896 1908 1936 1964 1992 2020 2048 4 7 1 4 6 2 4 7 3 5 1 3
1813 1841 1869 1897 1909 1937 1965 1993 2021 2049 6 2 2 5 7 3 5 1 4 6 2 4
1814 1842 1870 1898 1910 1938 1966 1994 2022 2050 7 3 3 6 1 4 6 2 5 7 3 5
1815 1843 1871 1899 1911 1939 1967 1995 2023 2051 1 4 4 7 2 5 7 3 6 1 4 6
1816 1844 1872 1912 1940 1968 1996 2024 2052 2 5 6 2 4 7 2 5 1 3 6 1
1817 1845 1873 1913 1941 1969 1997 2024 2053 4 7 7 3 5 1 3 6 2 4 7 2
1818 1846 1874 1914 1942 1970 1998 2026 2054 5 1 1 4 6 2 4 7 3 5 1 3
1819 1847 1875 1915 1943 1971 1999 2027 2055 6 2 2 5 7 3 5 1 4 6 2 4
1820 1848 1876 1916 1944 1972 2000 2028 2056 7 3 4 7 2 5 7 3 6 1 4 6
1821 1849 1877 1900 1917 1945 1973 2001 2029 2057 2 5 5 1 3 6 1 4 7 2 5 7
1822 1850 1878 1918 1946 1974 2002 2030 2058 3 6 6 2 4 7 2 5 1 3 6 1
1800 1823 1851 1879 1919 1947 1975 2003 2031 2059 4 7 7 3 5 1 3 6 2 4 7 2
1824 1852 1880 1920 1948 1976 2004 2032 2060 5 1 2 5 7 3 5 1 4 6 2 4
1825 1853 1881 1921 1949 1977 2005 2033 2061 7 3 3 6 1 4 6 2 5 7 3 5
1826 1854 1882 1922 1950 1978 2006 2034 2062 1 4 4 7 2 5 7 3 6 1 4 6
1827 1855 1883 1923 1951 1979 2007 2035 2063 2 5 5 1 3 6 1 4 7 2 5 7
1828 1856 1884 1924 1952 1980 2008 2036 2064 3 6 7 3 5 1 3 6 2 4 7 2
1801 1829 1857 1885 1925 1953 1981 2009 2037 2065 5 1 1 4 6 2 4 7 3 5 1 3
1802 1830 1858 1886 1926 1954 1982 2010 2038 2066 6 2 2 5 7 3 5 1 4 6 2 4
1803 1831 1859 1887 1927 1955 1983 2011 2039 2067 7 3 3 6 1 4 6 2 5 7 3 5
bulan ke --> 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Yang diarsir adalah tahun kabisat
1 2 3 4
Ahd 1 8 15 22 29 Ahd 7 14 21 28 Ahd 6 13 20 27 Ahd 5 12 19 26
Sen 2 9 16 23 30 Sen 1 8 15 22 29 Sen 7 14 21 28 Sen 6 13 20 27
Sel 3 10 17 24 31 Sel 2 9 16 23 30 Sel 1 8 15 22 29 Sel 7 14 21 28
Rab 4 11 1825 Rab 3 10 17 24 31 Rab 2 9 16 23 30 Rab 1 8 15 22 29
Kam 5 12 1926 Kam 4 11 11 25 Kam 3 10 17 24 31 Kam 2 9 16 23 30
Jum 6 13 2027 Jum 5 12 19 26 Jum 4 11 18 25 Jum 3 10 17 24 31
Sab 7 14 2128 Sab 6 13 20 27 Sab 5 12 19 26 Sab 4 11 18 25
5 6 7
Ahd 4 11 18 25 Ahd 3 10 17 24 31 Ahd 2 9 16 23 30
Sen 5 12 19 26 Sen 4 11 18 25 Sen 3 10 17 24 31
Sel 6 13 20 27 Sel 5 12 19 26 Sel 4 11 18 25
Rab 7 14 21 28 Rab 6 13 20 27 Rab 5 12 19 26
Kam 1 8 15 22 29 Kam 7 14 21 28 Kam 6 13 20 27
Jum 2 9 16 23 30 Jum 1 8 15 22 29 Jum 7 14 21 28
Sab 3 10 17 24 31 Sab 2 9 16 23 30 Sab 1 8 15 22 29
Untuk mengetahui “hari” pada suatu tanggal tertentu dapat pula dilakukan dengan membagi jumlah hari dengan 7. Nama
hari bisa diketahui dari sisa hasil pembagian berikut:
Tarikh Masehi : 0 = Sabtu; 1 = Ahad; 2 = Senin; 3 = Selasa; 4 = Rabu; 5 = Kamis; 6 = Jum’at
Tarikh Hjriyyah : 0 = Kamis; 1 = Jum’at; 2 = Sabtu; 3 = Ahad; 4 = Senin; 5 = Selasa; 6 = Rabu
Contoh: Hari apakah tanggal 15 April 2013 dan 23 Rabi’ulawwal 1413H?
Jumlah hari masehi sampai 15 April 2013 = 734.988 hari (dari contoh-2 halaman 6)
734.988 hari : 7 hari =104.998 sisa 2, maka 15 April 2013 adalah hari Senin
Jumlah hari sampai tanggal 23 Rabi’ulawwal 1413H = 500.478 hari (dari contoh-1 halaman 6)
500.478 : 7 = 71496 sisa 6, sehingga 23 Rabi’ulawwal 1413H adalah hari Rabu