dalam kedamaian sesuai dengan perintah Allah SWT dan petunjuk dari
1
Musfir Aj-Jahrni, poligam dari berbagai Persepsi (Jakarta: Gema Insanai Press, 1997),
66.
1
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.2
Cukup logis bahwa dalam menetapkan berbagai ketentuan untuk
sehingga dengannya kedua bela pihak suami dan istri dapat memperoleh
bahagia dunia dan akhirat, atau dengan kata lain perkawinan bertujuan
demikian itu adalah adanya ikatan lahir batin antara seorang suami dan
2
Tim Disbintalad, AL-Qur’an Terjemahan Indonesia (Jakarta: Sari Agung, 1995),
796.
3
Titik Triwulan dan Trianto, Poligami prespektif Perikatan Nikah (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), 5.
2
diatur secara tegas dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi sejauh tidak
aturan penguasa wajib untuk ditaati sebagaimana firman Allah dalam surat
an-Nisa’ ayat 59 :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
perkawinan adalah “ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
4
Kamal Muchtar, “asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan” (Jakarta:
Bulan Bintang, 2004), 58
3
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang
Dengan pasal ini dapat diliat tujuan pernikahan itu sendiri yaitu
tersebut.7
5
Undang-undang Republik Indonesia No.1 Tahun 1974 Tentang perkawinan
(surabaya; Kesindo Utama, 2006), 40
6
Asmin, Status Perkawinan Antara Agama (Jakarta: PT. Dian Rakyat, 1986), 20.
7
Ibid.
4
mempunyai kekuatan hukum”. Kemudian pasal 7 ayat (1) menyatakan :
hal ini fiqih, memang tidak memberikan perhatian yang serius terhadapan
yang berlangsung pada awal Islam belum terjadi antar wilayah negara
calon suami dan calon istri berada dalam suatu wilayah yang sama
memiliki akte nikah, secara yuridis suami atau istri dan anak yang
8
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: Akademika
Pressindo, 2001), 114
5
berkaitan dengan rumah tangganya. Anak-anak yang diakui oleh negara
keluarga dengan ibu dengan keluarga ibunya. Istri dan anak yang
bersama.9
Semarang.
proses pelaksanaan pengajuan Istbat Nikah itu sendiri yang kurang epektif
1974.10
9
Abdullah Wasian, akibat hukum perkawinan siri (tidak dicatatkan) terhadap
kedudukan istri, anak dan harta kekayaan (Tinjauan Hukum Islam dalam Undang-
undang Perkawinan).
10
Ibid 121-122
6
Berdasarkan konsep Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 serta
kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 2 (2) dan pasal 7 (1) tersebut maka
dilakukan.
B. RUMUSAN MASALAH
7
2. Bagaimana Implementasi permohonan istbat nikah dalam Pelaksanaan
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara teoritis
positif.
8
d. Sebagai acuan referensi bagi peneliti selanjutnya dan bahan
2. Secara Praktis
hukum
E. KERANGKA KONSEPTUAL
Menurut bahasa itsbat nikah terdiri dari dua kata yaitu kata “
itsbat” yang merupakan masdar atau asal kata dari “atsbata” yang
memiliki arti “menetapkan”, dan kata “ nikah” yang berasal dari kata
11
www.search.com. Pengertian Isbat, diakses tanggal 28 Desember 2014
9
oleh KUA atau PPN yang berwenang (Keputusan Ketua Mahkamah
Dengan perumusan pada Pasal 2 ayat (1) ini, tidak ada Perkawinan
12
H. Chatib Rasyid dan Syaifuddin, Hukum Acara Perdata dalam Teori dan
Praktik pada Peradilan Agama, Yogyakarta, UII Press, 2009: 21.
10
perundang-undangan yang berlaku sepanjang tidak bertentangan atau
13
Mohd. Idris Ramulyo,Hukum Perkawinan Islam: Suatu Analisis Dari
Undang-undang No.1 Tahun 1974 Dan Kompilasi Hukum Islam (Jakarta: Bumi
Aksara, 1996), hlm. 2.
14
Pasal 2 Ayat (2) Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
menyatakan, “bahwa tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku”
11
terjadi suami istri yang telah menikah tidak mempunyai Kutipan Akta
Nikah.
Islam (KHI) dan Pasal 100 KUH Perdata tersebut, adanya suatu
alat bukti tetapi bukan sebagai alat bukti yang menentukan sahnya
15
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia (Jakarta:
Kencana, 2006) hlm.6.
12
“perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum Islam
Nikah; (2) dalam hal perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan Akat
keraguan tentang sah atau tidaknya salah satu syarat perkawinan; (d)
No. 1 Tahun 1974 dan; (e) Perkawinan yang dilakukan oleh mereka
13
No.1 Tahun 1974; (4) yang berhak mengajukan permohonan itsbat
nikah ialah suami atau isteri, anak-anak mereka, wali nikah dan pihak
bagi seseorang, hal ini disebabkan karena banyak sekali mudharat yang
الضرر يزال
Syekhul Azhar (Guru Besar) DR. Jaad al-Haq ‘Ali Jaad al-Haq dalam
16
Mohd. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam: Suatu Analisis Dari
Undang-undang No.1 Tahun 1974 Dan Kompilasi Hukum Islam (Jakarta: Bumi
Aksara, 1996), hlm. 2.
14
katagori, yaitu peraturan syara’ dan peraturan yang bersifat al-
17
tawtsiqiy.
kitab fikih dari berbagai madzhab yang pada intinya adalah kemestian
adanya ijab dan kabul dari masing-masing dua orang yang berakad
(wali dan calon suami) yang diucapkan pada majelis yang sama, dengan
oleh dua orang saksi yang telah baligh berakal lagi beragama Islam, di
langsung lafal ijab kabul tersebut. Dua orang saksi tersebut mengerti
tentang isi ijab dan kabul itu serta syarat-syarat lainnya seperti yang
hukum syara’. 18
17
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia (Jakarta:
Kencana, 2006),hlm.6.
15
Syari’at Islam telah secara sempurna terpenuhi, maka menurutnya akad
nikah itu secara syar’i telah dianggap sah, sehingga halal bergaul
sebagaimana layaknya suami istri yang sah dan anak dari hubungan
tetapi tercatat pada buku register Akta Nikah yang dibuat oleh pihak
adanya para saksi, tetapi sudah tentu akan lebih dapat dilindungi lagi
16
tindakan sebagai upaya antisipasi adanya ketidak jelasan di kemudian
dianggap sah apabila tidak dicatatkan dan atau tidak ada barang
17
belaka dan sebagai jaminan bahwa utang tersebut akan dibayar sesuai
jaminan itu tidak diperlukan lagi dan utang piutang merupakan amanah
a. Qiyas
ْ فَا
...... ُ كتُبُوه َ يَاأَيُّ َها الَّذِينَ َءا َمنُوا إِذَا تَدَايَ ْنت ُ ْم بِدَ ْي ٍن إِلَى أ َ َج ٍل ُم
س ًّمى
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya ... .
18
Apabila akad hutang piutang atau hubungan kerja yang lain
harus dicatatkan, mestinya akad nikah yang begitu luhur, agung, dan
ayat 21:
b. Maslahah Mursalah.
oleh syari’at dan juga tidak dilarang oleh syari’at, semata-mata hadir
F. Metode Penelitian
a. Pendekatan penilitan
19
b. Spesifikasi pendekatan
c. Sumber data
sekunder.21
terdiri dari Alqur’an, hadits dan fiqih, ataupun pendapat para fuqaha,
21
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana prenada, Jakarta, 2010, hlm. 144-146.
20
serta akan disertakan Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-
Undang.
penilitan.
21
Dari keseluruhan bahan-bahan hukum yang ada, maka kegiatan
G. Sistematika Penulisan
bentuk tesis yang terbagi dalam 4 bab, disajikan dalam bentuk diskripsi,
adapun urutan dan tata letak masing-masing bab serta pokok bahasannya
Nikah.
22
Bab IV penutup yang memuat simpulan yang diperoleh dari
analisis pembahasan dan hasil penelitian serta saran yang brkaitan dengan
23
H. Jawdal Penelitian
BULAN
No Kegiatan
Des, 2014 Jan, 2015 Feb, 2015 Mar, 2015
1 Bimbingan prop.Tesis
3 Penelitian Tesis
4 Bimbingan Tesis
5 Ujian tesis
6 Perbaikan
7 Penggandaan
24