Anda di halaman 1dari 13

MENGENAL SYSTEM CALENDAR

Muhammad khoiri sodikin¹,Zahwa maila ila robbil ‘izzah²


Fakultas syari’ah dan Hukum Universitas Islam (UIN) Surabaya, Surabaya, Jawa Timur 60237,
Indonesia¹
Fakultas syari’ah dan Hukum Universitas Islam (UIN) Surabaya, Surabaya, Jawa Timur 60237,
Indonesia²
khoirisodikin21@gmail.com¹ Zahwamaila001@gmail.com²
Dosen Pengampu : Elly Uzlifatul Jannah,M.H

Abstract

Human as cultured creatures,since the beginning of civilization,have felt the need for a
system of division and determination of time for the interests and guidelines for their
daily life activities,whether routine or not.Humans make regular time divisions,and are
commonly called “calendars”.Calendars are one of the items that have a very important
role for humans.Because with calendars humans get information related to the
day,date,month.such as an important schedule or schedule,holidays,or other important
day commemorations .calendar or calendar is a system for naming a period of
time.usually the numbering or naming on the calendar is based on objects in outer space
such as the movement of the sun ( solar system calendar ),the movement of the moon (
lunar system calendar ), and the phase of the moon combined with the change of
seasons recognized by the chinese community ( Lunisolar System Calendar )

Keywords : determination of time , system calendar

Abstrak

Manusia sebagai makhluk yang berbudaya, sejak awal peradaban, sudah merasakan
kebutuhan terhadap sistem pembagian dan penentuan waktu untuk kepentingan dan
pedoman aktivitas kehidupan mereka sehari-hari, baik rutin maupun tidak. Pembagian
waktu yang teratur pun manusia buat, dan biasa disebut dengan ”kalender”.kalender
adalah salah satu barang yang memiliki peran sangat penting bagi manusia.karena
dengan kalender manusia mendapatkan informasi terkait dengan hari,tanggal,bulan.
seperti schedule atau jadwal penting,hari libur,atau peringatan hari penting lainnya.
kalender atau penanggalan merupakan sebuah sistem untuk menamai suatu periode
waktu . biasanya penomoran atau penamaan pada kalender didasarkan oleh benda di
luar angkasa seperti pergerakan matahari (solar system calendar),pergerakan bulan(lunar
system calendar),serta fase bulan yg digabungkan dengan pergantiannya musim yg
diakui masyarakat tiongkok (lunisolar system calendar).

Kata Kunci : Penentuan waktu , Sistem kalender


I.Pendahuluan
A.Pendahuluan

Puluhan Ribu Tahun yang lalu Manusia belum Mengetahui ini hari apa , ini bulan
apa atau ini tahun berapa. Setiap hari nya manusia melakukan kegiatan yang sama
seperti berburu atau mencari sesuatu untuk dimakan.Namun, ketika hewan buruan
bermigrasi,tanaman tidak tumbuh,cuaca berganti dan perubahan alam lainnya yang
menyebabkan manusia tidak bisa memenuhi kebutuhan makanan mereka . barulah
manusia sadar bahwa terdapat suatu siklus yang berulang . mereka mulai berpikir bahwa
alam selalu berubah dan kembali pada pola yang sama . pada saat itu barulah konsep
tahun mulai muncul.

Ketika Peradaban mulai mengenal Pertanian mereka mulai sadar bahwa dalam
satu tahun ada waktu tertentu yang lebih baik untuk menanam dibanding waktu yang
lainnya. Mulailah mereka membagi waktu tahunan menjadi musim dan bulan. Hal itu
membuat orang-orang Perlu membaca Pergerakan benda Langit untuk menentukan
kapan harus menanam,memanen,memancing dan lain lain.

Pada Titik ini setiap Peradaban Seluruh dunia dari mulai


mesopotamia,Arab,Maya,dan tiongkok mengembangkan sistem penanggalannya
masing-masing. Pada umumnya terdapat 3 sistem Penanggalan yaitu Solar
(Matahari),Lunar (Bulan),dan Lunisolar (sistem penanggalan orang tiongkok).

B.Rumusan dan Batasan Masalah


1).Apakah Pengertian Kalender ?
2). Jelaskan Tentang Solar System Calendar ?
3).Jelaskan Tentang Lunar System Calendar ?
4).Jelaskan Tentang Lunisolar System Calendar ?

C.Tujuan
1).Mengetahui dan Memahami Pengertian Kalender
2).Mengetahui dan Memahami Solar System Calendar
3).Mengetahui dan Memahami Lunar System Calendar
4).Mengetahui dan Memahami Lunisolar System Calendar

D.Metode
Pembahasan permasalahan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan
konseptual atau metode library research (penelitian kepustakaan).yang menggunakan
Buku dan beberapa jurnal sebagai referensi.

1
II.Pembahasan
A.Pengertian Kalender

Kalender dalam bahasa Arab disebut "taqwim" yang bermakna memperbaiki,


menyeimbangkan dan membatasi (işläh, ta'dil dan tahdid). Kalender dalam bahasa Arab
disebut juga dengan "at tarikh" atau "at-ta'rikh" yang berarti mengetahui dan membatasi
waktu (ta'rif al-waqtu wa tahdiduhu).1

Istilah kalender berasal dari bahasa Inggris modern “calendar” , berasal dari
bahasa Perancis lama “ calendrier ” yang asal mulanya dari bahasa Latin “ kalendarium”
yang artinya buku catatan pember pinjaman uang.2

Kalender dalam bahasa Indonesia adalah penanggalan. Adapun menurut istilah,


kalender dimaknai sebagai suatu tabel atau deret halaman-halaman yang
memperlihatkan hari, pekan dan bulan dalam satu tahun tertentu.Menurut Susiknan
Azhari kalender adalah sistem pengorganisasian satuan-satuan waktu, untuk tujuan
penandaan serta perhitungan waktu dalam jangka panjang3

Kalender (taqwim) adalah refleksi tentang sistem terapan waktu yang dilakukan
manusia berdasarkan dasar-dasar yang tetap untuk menjadi pegangan, tanda dan aturan
terhadap kegiatan dan perjalanan kehidupan manusia sehari-hari sepanjang sejarah.4

Dalam sejarahnya, ada tiga model dasar penanggalan yang berkembang, yaitu (1)
Solar System Calendar ( Penanggalan Matahari) (2) Lunar System Calendar
(penanggalan bulan) dan (3)Lunisolar System Calendar (penanggalan matahari-bulan).

B.Solar System Calendar (Penanggalan Matahari)

Penanggalan matahari adalah penanggalan berdasarkan pada peredaran rata-rata


bumi mengelilingi matahari. Penanggalan ini juga dikenal dengan tahun tropical (sanah
al-madariyyah) yaitu periode berakhir dan berlakunya dua kedudukan di matahari dari
titik aries (madär al-hamal) secara semu di sekitar bumi dengan waktu hakiki 365 hari, 5
jam, 48 menit, 46 detik atau 365,2422 hari. Periode ini sekaligus menggambarkan satu
rangkaian siang dan malam. Dalam perjalanannya, terdapat keragaman mengenai

1
Ibn Manzhur,Lisan al-‘Arab,jilid 1(Beirut:Dar Sadir,2005),cet.4,hlm.84.At-Tahanawi, Kasysyäf Istilähät
al-Funun wa al-'Ulüm, jilid. 1, Tahkik: Dr. Ali Dahrüj Ibn Manzhür, Lisan al-'Arab, jilid. 1 (Beirut: Där
Sädir, 2005), cet. IV, hlm. 84. (Lebanon: Maktabah Lubnan Nasyirún, 1996), cet. I, hlm. 365. Muhammad
Salim Syujjab, At-Tarikh wa at-Taqawim Inda asy-Syu'üb, (Sana'a: Wizarah as-Saqafah wa -Siyahah,
1425/1996), hlm. 17.
2
Ruswa Darsano, Penanggalan Islam, Tinjauan Sistem, Fiqh dan Hisab Penanggalan, Yogyakarta : Labda
Press, 2010, h. 27
3
Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008, cet II, h. 115
4
Ali Hasan Músa, At-Tauqit wa at-Taqwim (Lebanon: Dar al-Fikr al-Mu'asir, 419/1998), car II, hlm. 97.

2
panjang tahun matahari ini. Ada yang menetapkan 360 hari, 365 hari, 365,25 hari dan
366 hari. Demikian lagi mengenai bilangan bulan-bulannya.

Penanggalan berdasarkan matahari terhitung sebagai penanggalan yang paling


banyak digunakan di dunia hingga saat ini. Hal ini antara lain disebabkan: (1) tetapnya
panjang (masa) tahunnya, (2) keterkaitan dan ketepatannya dengan fenomena alam
khususnya perubahan musim dan pertanian.5

Di antara jenis-jenis kalender sistem matahari yang pernah eksis adalah: Kalender
Mesir Kuno, Kalender Romawi Kuno,Kalender Julian, Kalender Gregorius, Kalender
Suriah, dan lain lain.

1).Data-data Matahari

Matahari atau juga disebut Surya (dari nama Dewa "Surya" - Dewa Matahari
dalam kepercayaan Hindu) adalah bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak rata�rata
149.680.000 kilometer (93.026.724 mil). Matahari serta delapan buah planet (yang
sudah diketahui/ditemukan oleh manusia) membentuk Tata Surya. Sejauh penelusuran
mengenai tata surya, telah disimpulkan menjadi dua ; Pertama, Sistem Ptolomeus dan
Kedua, sistem Copernicus.6 Matahari adalah suatu bintang sebagai pusat peredaran
benda langit dalam tata surya.7 Pada hakikatnya Matahari adalah bintang yang
berukuran sedang. Seperti dikemukakan oleh penelitian Kepler, Matahari menjadi pusat
peredaran planet-planet dalam tatasurya kita yang orbitnya berbentuk eliptik, sedangkan
Matahari berada pada salah satu fokus elip ini.8

Jarak matahari ke bumi adalah 150 juta km.46 Dibandingkan dengan bumi,
diameter matahari kira-kira 100 kalinya.47 Gaya tarik matahari kira-kira 28 kali gaya
tarik bumi. Sinar matahari menempuh masa delapan menit untuk sampai ke Bumi.9
Kuatnya pancaran sinar matahari dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan sensor
mata dan mengakibatkan kebutaan.

2). Gerakan Matahari

Ada dua macam perputaran atau peredaran Matahari yaitu gerakan hakiki dan
gerakan semu. Gerakan hakiki terdiri dari gerakan rotasi dan bergerak di antara

5
Erlina Hasan, Penanggalan (Tarikh) (Diktat Mata Kuliah Ilmu Falak Fakultas Syariah Universitas Islam
Sumatera Utara-Medan, t.t.), hlm. 8.
6
Susiknan Azhari, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern, Yogyakarta : Suara
Muhammadiyah, 2004, hlm. 14
7
Muhyiidin Khazin, Kamus Ilmu Falak, Yogyakarta : Buana Pustaka, 2005, hlm. 77
8
Tono Saksono, mengkompromikan Rukyat dan Hisab, Jakarta : Amythas Publicita, 2007, hlm. 24
9
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta : Buana Pustaka,
2004, hlm. 125

3
gugusan- gugusan bintang. Gerakan rotasi yaitu gerakan Matahari pada sumbunya
dengan waktu rotasi yaitu gerakan Matahari pada sumbunya dengan waktu rotasi di
ekuatornya 25 hari, sedangkan di daerah kutubnya 27 hari perbedaan waktu ini dapat
dipahami mengingat Matahari itu merupakan sebuah bola gas yang berpijar.Matahari
beserta keseluruhan sistem tata surya bergerak dari satu tempat ke arah tertentu.10

Matahari Sebagai Penentu Waktu

a). Matahari sebagai Penentu Waktu dalam Ruang Lingkup Astronomi

Waktu Matahari itu didasarkan dari ide bahwa saat Matahari mencapai titik
tertinggi di langit, saat tersebut dinamakan tengah hari. Waktu Matahari nyata itu
didasarkan dari hari Matahari nyata dan waktu Matahari bisa diukur dengan
menggunakan jam Matahari.11

Waktu matahari rata-rata (mean solar time) adalah jam waktu buatan yang
dicocokan dengan pengukuran diurnal motion (gerakan nyata bintang mengelilingi
bumi) dari bintang tetap agar cocok dengan rata-rata waktu matahari nyata. Panjangnya
waktu matahari rata-rata adalah konstan 24 jam sepanjang tahun walaupun jumlah sinar
matahari di dalamnya bisa berubah. Satu hari matahari nyata bisa berbeda dari hari
matahari rata-rata (yang berisi 86.400 detik) sebanyak 22 detik lebih pendek sampai
dengan 29 detik lebih panjang. Karena banyak hari-hari panjang atau hari-hari pendek
ini terjadi secara berturut-turut, perbedaan yang terkumpul bisa mencapai hampir 17
menit lebih awal atau lebih dari 14 menit terlambat. Perbedaan antara waktu matahari
nyata dan waktu matahari rata-rata itu dinamakan persamaan waktu.

b). Matahari sebagai Penentu Waktu dalam Ruang Lingkup Falak atau Astronomi Islam

Menurut ajaran Islam, hilal ( bulan sabit pertama yang bisa diamati) digunakan
sebagai penentu waktu ibadah.12 Perubahan yang jelas dari hari ke hari menyebabkan
Bulan dijadikan penentu waktu ibadah yang baik. Bukan hanya umat Islam yang
menggunakan Bulan sebagai penentu waktu kegiatan keagamaan. Umat Hindu
menggunakan Bulan mati sebagai penentu hari Nyepi. Umat Budha menggunakan
Bulan purnama sebagai penentu waktu Waisak. Umat Kristiani menggunakan purnama
pertama setelah vernal equinax (21 maret) sebagai penentu hari Paskah.13

10
Slamet Hambali, Pengantar Ilmu Falak ( Menyimak Proses Pembentukan Alam Semesta), (Yogyakarta
: Bismillah Publisher , 2012)40
11
Danang Endarto, Pengantar Kosmodgarafi, Sukarta : LPP UNS dan UPT UNS Press, 2005, h. 94
12
Suksinan Azhari, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern, Yogyakarta : Suara
Muhammadiyah, 2004, h. 14
13
Ibid, h. 45

4
Matahari digunakan untuk penentu pergantian tahun yang ditandai dengan siklus
musim. Kegiatan yang berkaitan dengan musim seperti pertanian, pelayaran, perikanan,
migrasi banyak yang menggunakan kalender matahari.14

Kekurangan kalender matahari adalah tidak bisa menentukan pergantian hari


dengan cermat, padahal untuk kegiatan agama menggunakan kalender Bulan (
Kamariah).Perlu diketahui bahwa dalam kalender hijriah, sebuah hari diawali sejak
terbenamnya Matahari waktu setempat, dan penetapan bulan (kalender) tergantung pada
penampakan (visibilitas) bulan.

c). Matahari dalam Penentuan Waktu Awal Bulan

Kalender Islam ditentukan berdasarkan penampakan hilal (bulan sabit pertama)


sesaat sesudah Matahari terbenam. Alasan utama dipilihnya Kalender Bulan ( kamariah)
nampaknya karena alasan kemudahan dalam menentukan awal bulan dan kemudahan
dalam mengenali tanggal dari perubahan bentuk (fase) Bulan. Ini berbeda dari kalender
syamsiah (kalender Matahari) yang menekankan pada keajegan / istiqomah
(konsistensi) terhadap perubahan musim, tanpa memperhatikan tanda perubahan
hariannya.15

C.Lunar System Calendar (Penanggalan Bulan)

Penanggalan bulan adalah penanggalan berdasarkan pada peredaran bulan


mengelilingi bumi dalam orbitnya dengan periode 29 hari, 12 jam, 44 menit 2,8 detik
atau 29,530589 hari.16 Dari peredaran ini, dalam 12 bulan berarti sama dengan
354,3670694 hari atau 354 hari, 8 jam, 48 menit, 35 detik. Bilangan ini lebih sedikit
dari tahun matahari sekitar 11 hari (10 hari, 21 jam). Penanggalan bulan dimulai dari
terbenamnya matahari (setelah terjadinya konjungsi bulan dan matahari) yang ditandai
dengan terlihatnya hilal atau dengan perhitungan (hisab). Penanggalan ini digunakan
umat Islam dalam menentukan waktu-waktu ibadah terutama penentuan awal
Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah.

Di antara jenis-jenis penanggalan sistem bulan ini antara lain: Penanggalan


Hijriah, Penanggalan Arab Pra Islam, Penanggalan Cina, Penanggalan Jawa, dan
lain-lain.

14
Artikel Hilal dan Masalah Beda Hari Raya disusun oleh T. Djamaluddin ( Staf Peneliti Bidang Matahari
dan Lingkungan Antariksa, LAPAN, Bandung)
15
Susiknan Azhari, op, cit, h. 35
16
Ali Hasan Müsa, Loc. Cit.

5
Bulan Sebagai Penentu Waktu
1). Sejarah Bulan sebagai Penentu Waktu

Bulan berasal dari bahasa Latin “ luna” yang kemudian sering disebut “ lunar ’’.
Bulan adalah satu-satunya satelit alam milik Bumi yang merupakan satelit alami
terbesar ke-5 di tata surya .Bulan yang ditarik oleh gaya gravitasi Bumi tidak akan jatuh
ke Bumi disebabkan oleh gaya sentrifugal yang timbul dari orbit Bulan mengelilingi
Bumi. Besarnya gaya sentrifugal Bulan sedikit lebih besar dari gaya tarik�menarik
antara gravitasi Bumi dan Bulan. Hal ini menyebabkan Bulan semakin menjauh dari
Bumi dengan kecepatan sekitar 3,8 cm/tahun.17

Asal-usul Bulan tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi, para ilmuwan
menemukan bukti penting bahwa Bulan berasal dari tabrakan Bumi dengan planet kecil
bernama Theira sekitar 3 milyar tahun yang lalu. Tabrakan itu menghasilkan debu yang
sangat banyak dan mengorbit di sekeliling Bumi yang kemudian secara
berangsur-angsur debu-debu tersebut mengumpul dan berubah menjadi Bulan. Pada
awalnya, jarak Bulan pada pertama kalinya hanya sekitar 30.000 mil atau 15 kali lebih
dekat dari jarak Bulan dengan Bumi sekarang.18

2).Data-data Bulan

Bulan merupakan benda langit berbatu dan memiliki diameter 3.476 km dan jarak
rata-rata ke Bumi sebesar 384.000 km.19 Menurut Muhyiddin Khazin, Bulan
mempunyai diameter 3.480 km dan jarak rata-rata ke Bumi 384. 421 km.20 Bulan
memiliki massa dengan perbandingan 1:81 dari massa Bumi; berat jenis (air = 1) 3,3;
perbandingan gravitasi 1:6 dari gravitasi Bumi. Karena perbandingan gravitasi yang
kecil (1:6), maka orang yang berbobot 60 kg di Bumi hanya memiliki berat bedan
sebesar 10 kg di Bulan. Periode rotasi Bulan sama dengan periode revolusinya saat
mengelilingi Bumi yang membutuhkan waktu 27 ⅓ hari (27 hari 7 jam 43 menit 12
detik). Waktu tersebut merupakan satu kali putaran revolusi Bulan terhadap Bumi
(waktu yang diperlukan untuk mengorbit Bumi pada lintasan sekali putaran). Periode
waktu ini disebut satu bulan Sideris. Revolusi Bulan ini dijadikan sebagai salah satu
dasar perhitungan kalender, yaitu Hijriyah.21
Data Statistik Bulan:22

17
Hendra Wisesa, Mini Ensiklopedia Alam Semesta, Yogyakarta: Garailmu, 2010, hlm. 41.
18
Ibid., hlm. 42.
19
Robbin Kerrod, Bengkel Ilmu Astronomi, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005, hlm. 140.
20
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Buana Pustaka, 2008,
hlm. 131
21
Muhyiddin Khazin, Ibid., hlm. 132.
22
Tono Saksono, Mengkompromikan Rukyah & Hisab, Jakarta: Amythas Publicita, 2007, hlm.28

6
Diameter 3.476 km

Luas permukaan 37.960.000 km2

Keliling di equatornya 10.920 km

Rentang topografi 16 km

Jarak rata-rata dari Bumi 384.400 km

Jarak dari Bumi pada apogee 406.700 km

Jarak dari Bumi pada perigee 356.400 km

Jarak cahaya dari Bumi 1,3 detik

Pertambahan jarak rata-rata dari Bumi 3,8 cm/tahun

Magnitude saat quartal 1 -10,20 mag

Magnitude saat quartal III -10.05 mag

Magnitude saat purnama -10,55 mag

Bulan Sideris 27 hari 7 jam 43 menit

Bulan Sinodis 29 hari 12 jam 44 menit

Kecepatan orbit rata-rata mengelilingi 3.681 km/jam


Bumi

Kecepatan sudut rata-rata 33’/jam

Gerakan harian rata-rata terhadap bintang 13,176º

Kemiringan bidang orbit terhadap bidang 5º8’43’’


ekliptika

Penggepengan orbit Bulan terhadap Bumi 0,0549

3). Pergerakan Bulan Sebagai satelit alam Bumi

Bulan memiliki dua gerak penting yang mempunyai pengaruh secara langsung
terhadap bumi, yaitu rotasi dan revolusi Bulan. Rotasi bulan yaitu perputaran Bulan
pada porosnya dari arah Barat ke Timur.23, sedangkan Revolusi Bulan adalah Perputaran
Bulan Mengelilingi Bumi dari arah Barat ke Timur. Revolusi bulan ini dipakai sebagai
dasar dalam perhitungan hijriah dan saka Jawa. Akan tetapi yang dipergunakan dalam

23
Muhyiddin Khaizin, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta : Buana Pustaka, 2008, h. 131

7
perhitungan ini bukan waktu sideris , melainkan sinodis. Waktu sinodis atau Syahr
alIqtirol yang berjumlah 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik.

4). Fase-fase Bulan

Bulan adalah benda langit yang tidak mempunyai sinar. Cahayanya yang tampak
dari Bumi sebenarnya merupakan sinar Matahari yang dipantulkan oleh Bulan. Dari hari
kehari bentuk dan ukuran cahaya Bulan berubah-ubah sesuai dengan posisi Bulan
terhadap Matahari dan Bumi.24 Hal ini dinamakan fase Bulan (Moon’s phase) dan
berulang setiap sekitar 29,5 hari, yaitu waktu yang diperlukan Bulan untuk mengelilingi
Bumi, Empat fase utama yang penting bagi Bulan, Bulan Baru (New Moon), Kuartal
Pertama ( First Quarter), Bulan Purnama (Full Moon), Kuartal Ketiga atau Terakhir
(Third Quarter atau Last Quarter).

Revolusi bulan ini dipakai sebagai dasar dalam perhitungan hijriah dan saka Jawa.
Akan tetapi yang dipergunakan dalam perhitungan ini bukan waktu sideris , melainkan
sinodis. Waktu sinodis atau Syahr alIqtirol yang berjumlah 29 hari 12 jam 44 menit 2,8
detik.

D.Lunisolar System Calendar (Penanggalan Bulan dan Matahari)

Penanggalan bulan dan matahari adalah penanggalan berdasarkan pada dua


fenomena (bulan dan matahari). Dalam praktiknya peredaran matahari digunakan untuk
aktivitas yang bersifat tahunan, sementara peredaran bulan digunakan untuk aktivitas
yang bersifat bulanan seperti puasa, hari raya, dan perayaan-perayaan lainnya.25

Kalender China disebut sebagai Yin Yang Li yang berarti Penanggalan


Bulan�Matahari (Lunisolar Calendar). Ada juga yang menyebutnya Tarikh Imlik.
Sebagian lagi menyebutnya kalender Khongcu Lik/ Tarikh Khongcu atau tarikh bulan,
karena berdasarkan perhitungan lama bulan mengitari bumi yaitu 29,5 hari. Tarikh ini
memang bukan tarikh bulan murni karena disamping berdasarkan peredaran bulan
dicocokkan pula dengan peredaran musim yang dipengaruhi letak matahari. Sehingga
penanggalan ini dapat digunakan untuk menentukan bulan baru dan purnama, dapat
juga untuk menentukan peredaran musim, maka disebut juga Im Yang Lik (Luni Solar
Calender)26

Di antara jenis-jenis penanggalan sistem bulan-matahari antara lain: Penanggalan


Yunani Kuno, Penanggalan Babilonia, Penanggalan Yahudi, dan lain-lain.

24
Muhyiddin Khaizin,op,cit,h.133
25
Dr.H.Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar,M.A.2017.Pengantar Ilmu Falak.Depok:PT RajaGrafindo
Persada.
26
Hendrik Agus Winarso, Mengenal Hari Raya Konfusiani, Semarang: Efektif & Harmonis, 2000, hlm.55

8
Aturan penanggalannya didasarkan pada:
1. Sejarah dan Perhitungan Tahun Matahari/ Surya (Yang Lik, Solar System)
Adalah suatu perhitungan tahun yang didasarkan pada revolusi dan rotasi bumi.
Dasar perhitungannya adalah:
a.) Kala rotasi bumi selama 24 jam
b.) Kala revolusi bumi: 365,25 X kala rotasi bumi = 365,25 hari = 1 tahun

Adanya angka yang tidak bulat di atas, maka perhitungan tahun dilakukan dengan
penetapan. Penanggalan sistem ini telah dimulai sejak zaman kekaisaran Romawi di
Eropa pada tahun 47 SM. Penanggalan sistem ini dikenal dengan nama Julian karena
perintah dari kaisar Julius Caesar dengan hitungan satu tahun 365 hari 6 jam (365,25
hari). Kelebihan 6 jam tiap tahunnya ditambahkan pada tahun keempat dengan
menambahkan 1 hari pada tahun tersebut. Sehingga tahunnya disebut tahun kabisat
yang dapat diketahui dengan membagi bilangan tahun dengan angka 4, jika tidak ada
sisa berarti tahun tersebut disebut basithoh. Tambahan ini disebut juga Adhikasuradina.

2.Sejarah Perhitungan Tahun Bulan (Imlek, Lunar System)

Bulan adalah satelit bumi yang berevolusi terhadap bumi dan bersama bumi
berevolusi mengelilingi matahari. Kala rotasinya sama dengan kala revolusinya yaitu
27,3 hari yang disebut sideris. Sehingga wajah bulan yang menghadap bumi selalu
sama tidak pernah berubah.

Bulan mengelilingi bumi sebanyak 360 derajat. Karena terpengaruh oleh revolusi
bumi yang ditempuh selama 27.3 hari, maka setiap harinya bulan beredar 1/27,3 X 360o
= 13,2 selama 27,3 hari bumi telah beredar menempuh jarak 27,3 derajat karena 1 hari
bumi berevolusi satu derajat.

Bulan harus menempuh 27,3 derajat untuk berpindah dari kedudukan bulan
purnama pertama sampai purnama berikutnya. Putaran itu ditempuh bulan dalam waktu
27,3/13,2 hari = 2,2 hari. Jadi dari bulan purnama ke bulan purnama berikutnya
memerlukan waktu 27,3 hari + 2,2 hari yaitu 29,5 hari (rotasi sinodis).

Dari adanya kedua sejarah perbedaan sistem tersebut, para ahli astronomi
menemukan kejanggalan dan perbedaan (seperti yang telah dijelaskan di atas).
Penanggalan bulan yang merupakan perhitungan yang berdasarkan pada peredaran
bulan. Demikian juga untuk perhitungan hari penanggalan matahari yang berjumlah 365
hari tiap tahunnya. Ada perbedaan antara penanggalan surya dan bulan yaitu sekitar
10-11 hari per tahun atau 7 bulan tiap 19 tahun. Penyesuaian kedua sistem penanggalan
tersebut dikenal dengan nama LuniSolar Calendar.

9
Dalam penanggalan China juga dikenal konsep tahun biasa yang terdiri dari 353,
354 atau 355 hari dan tahun kabisat yang terdiri dari 383, 384, atau 385 hari. Perbedaan
antara tahun kabisat dan tahun biasa mencapai satu bulan, hal ini berbeda dengan tahun
kabisat pada penanggalan Hijriah dan Masehi yang hanya berbeda satu hari dari tahun
biasanya. Penambahan satu bulan (leap month) tersebut bisa terjadi pada bulan berapa
pun.

Tahun China terdiri atas 12 bulan atau 13 bulan jika Tahun Kabisat dalam 1 bulan
terdiri 29 atau 30 hari. Sehingga dalam setahun terdiri dari 355 hari atau 385 hari
(Tahun Kabisat). Sehingga pada sistem penanggalan Masehi (Gregorian), Tahun Baru
China pasti jatuh antara 21 Januari (paling awal) hingga 20 Februari (paling akhir)
setiap tahunnya.

Di dalam kalender China terdapat tahun Baru Imlik atau Sia Cia yang jatuh pada
tanggal satu bulan Cia Gwee atau bulan pertama penanggalan China atau Tarikh
Khongcu yang merupakan sistem penanggalan dari Dinasti He (tahun 2205–1766 SM).
Perhitungannya berdasarkan pada peredaran bulan dan matahari. Sistem inilah yang
masih dipakai hingga saat ini dan dikenal dengan nama penanggalan Imlik (baca:
Imlek)27

Sistem penanggalan tersebut dicanangkan untuk dipergunakan kembali oleh nabi


Khongcu (menurut kepercayaan mereka) yang hidup pada tahun 551 – 479 SM.
Sehingga tahun pertama dari penanggalan Imlik tersebut dihitung mulai dari tahun
kelahiran nabi Khongcu tepatnya pada tanggal 27 bulan delapan Imlik tahun 551 SM
sehingga tahun Imlik adalah tahun masehi ditambah 551.

a).Sistem Perhitungan Penanggalan Cina

Adanya perkembangan dalam ilmu Astronomi modern dimana tahun matahari (Yang
Lik) yang perhitungannya berdasarkan pada bumi mengelilingi matahari maka cara
menyeimbangkan tahun matahari (Yang Lik) dan tahun bulan (Im Lik)adalah dengan
rumus:
19 tahun matahari = 19 tahun + 7 bulan lunar

Dengan demikian dalam kurun waktu 19 tahun solar terdapat tujuh kali bulan
sisipan lunar (Adhikamasa). Cara mengisi bulan sisipan ini antara penanggalan Budhis
berbeda dengan penanggalan Im Lik, terutama berbeda pada bulan apa bulan sisipan/
daur tahun kabisat lunar (Lun Gwee) atau biasa dikenal Leap Month.

27
Hendrik Agus Winarso,Loc.cit.hlm 55

10
Dengan adanya bulan sisipan ini/ Lun Gwee/ Leap Month maka tahun baru Imlek
tidak akan bergerak maju terus-menerus. Berbeda dengan tarikh Hijriyah yang murni
menggunakan penanggalan bulan.

Nama asli kalender ini adalah He Lik atau Tarikh Dinasti He, disebut He Lik
karena Dinasti He (2205-1766 SM) adalah yang pertama kali menggunakan kalender
ini. Nama lainnya adalah Long Lik artinya penanggalan petani karena perhitungan tahun
barunya dimulai saat menjelang musim semi dan perhitungan musimnya cocok untuk
petani.

b). Tarikh Khongcu


1). Perhitungan Berdasarkan Batang Langit.
Batang langit atau Thian Kan jumlahnya 10 dengan memakai nama arah tempat
di sekitar alam raya, yaitu sepuluh penjuru:
ka = barat kie = bawah
it = tenggara ke = barat
pia = selatan sin = barat daya
ting = barat laut jim = utara
bauw = atas kui = timur laut

2).Perhitungan Tahun Berdasarkan Cabang Bumi

Cabang bumi atau Tee Ci berjumlah 12 dengan menggunakan nama


bintang�bintang/ planet dalam astrologi menurut garis edarnya yang mengelilingi
matahari. Dalam ilmu perbintangan 12 tempat itu dihubungkan dengan nama-nama
binatang dalam Shio yaitu tikus, kerbau, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing,
kera, ayam, anjing, dan babi.

3).Perhitungan Tahun Berdasarkan Permutasi

Yaitu dengan menggabungkan Thian Kan dan Tee Ci akan memperoleh 60 urutan
yang dapat dipakai sebagai notasi tahun. Permutasi dapat juga dipakai sebagai notasi
bulan, hari, dan saat (sie).Pergantian tahun terjadi pada saat tahun baru, yang selalu
jatuh pada tanggal 1 bulan 1, yaitu pada saat Tilem, sekitar Liep Chun (awal musim
semi, tanggal 4 Februari).

11
Daftar Pustaka

Darsano Ruswa.2010.Penanggalan Islam, Tinjauan Sistem, Fiqh dan Hisab


Penanggalan,Yogyakarta.Labda Press.

Azhari Susiknan.2008.Ensiklopedi Hisab Rukyat.Yogyakarta.Pustaka Pelajar.

Ali Hasan Músa.1998. At-Tauqit wa at-Taqwim.Lebanon.Dar al-Fikr al-Mu'asir.

Hasan Erlina, Penanggalan (Tarikh) .Diktat Mata Kuliah Ilmu Falak Fakultas Syariah
Universitas Islam Sumatera Utara-Medan.

Azhari Susikna.2004.Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains


Modern.Yogyakarta.Suara Muhammadiyah.

Khazin Muhyiidin,2005 Kamus Ilmu Falak.Yogyakarta.Buana Pustaka.

Saksono Tono.2007. Mengkompromikan Rukyat dan Hisab.Jakarta.Amythas Publicita.

Muhyiddin Khazin,2004.Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik.Yogyakarta.Buana


Pustaka.

Hambali Slamet,2012. Pengantar Ilmu Falak ( Menyimak Proses Pembentukan Alam


Semesta).Yogyakarta.Bismillah Publisher.

Endarto Danang.2005.Pengantar Kosmodgarafi.Sukarta.LPP UNS dan UPT UNS


Press.

Azhari Suksinan.2004.Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains


Modern.Yogyakarta.Suara Muhammadiyah.

Artikel Hilal dan Masalah Beda Hari Raya disusun oleh T. Djamaluddin ( Staf Peneliti
Bidang Matahari dan Lingkungan Antariksa, LAPAN, Bandung)

Wisesa Hendra.2010.Mini Ensiklopedia Alam Semesta.Yogyakarta.Garailmu.

Kerrod Robbin.2005.Bengkel Ilmu Astronomi.Jakarta: Penerbit Erlangga.

Dr.H.Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar.M.A.2017.Pengantar Ilmu Falak.Depok:PT


RajaGrafindo Persada.

Hendrik Winarso Agus.2000.Mengenal Hari Raya Konfusiani.Semarang.Efektif &


Harmonis.

12

Anda mungkin juga menyukai