Anda di halaman 1dari 15

Pemikiran Mohammad Ilyas ...

(Rupi’i Amri)

PEMIKIRAN MOHAMMAD ILYAS TENTANG PENYATUAN


KALENDER ISLAM INTERNASIONAL

Rupi’i Amri
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Walisongo Semarang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Semarang 50185
Telp. 0247601291, HP. 08122512113
E-Mail: rupiiamri@gmail.com

Abstract: The object of this study is Mohammad Ilyas’s concept of the unification of Interna-
tional Islamic calendar. The Method of analysis is descriptif-analysis. The results of this re-
search show that Mohammad Ilyas’s concept of the unification of International Islamic Calen-
dar based on the hisab of the crescent visibility and the International Lunar Date Line (ILDL).
The Ilyas’s criteria of the crescent visibility use two parameter, i.e. geocentric relative altitude
and relatif azimut. The application of Mohammad Ilyas’s concept of the crescent visibility as
the unification of International Islamic calendar can’t accepted by Indonesia Moslem. This
problem is caused by the difference criteria between Indonesia Moslem (Indonesia Religious
Affair) of the crescent visibility and Ilyas. Ilyas’s concept of International Lunar Date Line is
always change every month. This condition is cause the difference in the beginning of the day
on the first month in the region of the country.

Keyword: unification, International Islamic calendar, crescent visibility.

Abstrak: Umat Islam sampai saat ini masih berbeda-beda dalam menentukan awal bulan
kamariah. Perbedaan ini mengakibatkan perbedaan pula dalam memulai peribadatan-periba-
datan tertentu, yang paling menonjol ialah perbedaan dalam memulai puasa Ramadan, Idul
Fitri, dan Idul Adha. Perbedaan penetapan awal bulan tersebut membuat para tokoh falak
dan astronomi bekerja keras untuk memikirkan upaya penyatuan kalender Islam, baik tingkat
nasional maupun internasional. Salah satu tokoh yang gigih memperjuangkan upaya pen-
yatuan kalender Islam Internasional adalah Mohammad Ilyas. Penelitian ini menunjukkan
bahwa konsep pemikiran Mohammad Ilyas tentang Kalender Islam Internasional bertumpu
pada hisab imkan ar-rukyah (crescent visibiliy/visibilitas hilal) dan Garis Tanggal Kamariah
Antar Bangsa (International Lunar Date Line). Kriteria visibilitas hilal Ilyas menggunakan
kombinasi dua parameter, yaitu parameter ketinggian relatif geosentrik (geocentric relative
altitude) dan azimut relatif (relative azimut). Kriteria visibilitas hilal yang digunakan oleh
Ilyas adalah: (1) Beda tinggi Bulan-Matahari minimum agar hilal dapat teramati adalah 4°
jika beda azimut Bulan-Matahari lebih dari 45°. Jika beda azimutnya 0°, maka beda tinggi Bu-
lan-Matahari harus lebih dari 10.5°, (2) Terbenamnya Bulan sekurang-kurangnya 41 menit
lebih lambat daripada terbenamnya Matahari dan memerlukan beda waktu yang lebih besar
untuk daerah yang lintangnya tinggi, (3) Hilal harus berumur lebih dari 16.5 jam bagi pen-
gamat di daerah tropis dan lebih dari 20 jam bagi pengamat di daerah yang lintangnya lebih
tinggi. Aplikabilitas pemikiran Mohammad Ilyas tentang kriteria visibilitas hilal (crescent
visibility) sebagai upaya penyatuan kalender Islam Internasional sampai saat ini belum dapat
diterima oleh umat Islam di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kriteria visibilitas
hilal yang dipakai oleh umat Islam di Indonesia (Kementerian Agama RI) dengan kriteria
Ilyas. Garis Tanggal Kamariah Antar Bangsa (International Lunar Date Line) yang digagas
Ilyas juga selalu berubah-ubah setiap bulan sehingga seringkali menimbulkan perbedaan hari

1
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No. 1, Juni 2016: 1-15

dalam memulai bulan baru di suatu daerah atau negara.

Kata Kunci: penyatuan; kalender Islam Internasional; visibilitas hilal.

PENDAHULUAN berbeda-beda hari dalam melaksanakan


Idul Fitri, mulai hari Kamis, Jum’at, Sabtu,
Sebagian besar umat Islam sudah lama bahkan Ahad.3
mengenal kalender hijriyah, namun ke- Perbedaan tersebut sangatlah wajar
banyakan kalender yang ada masih ber- karena penentuan awal bulan hijriyah (ka-
sifat lokal dan regional. Susiknan Azhari mariyah) didasarkan pada peredaran Bulan
menyebutkan bahwa sampai saat ini belum mengelilingi Bumi, yakni dengan munculn-
ada satu pun kalender hijriyah yang berlaku ya hilal (crescent) di ufuk langit barat setelah
secara global. Kalender-kalender yang ada Matahari terbenam (ghurub asy-Syamsi), di
hanyalah kalender lokal atau regional, sep- mana untuk menentukan tanggal satu (hilal
erti Kalender Islam Saudi Arabia, India, In- pertama) umat Islam sampai saat ini belum
ggris, Amerika, Libya, Indonesia, dan Iran. menemukan kata sepakat, baik yang ber-
Berdasarkan penelitian atas semua kelender prinsip pada metode hisab maupun rukyah.
ini terlihat adanya perbedaan antara yang Hal ini berbeda dengan kalender Syamsi-
satu dengan lainnya. Kadang-kadang tang- yah (Masehi) yang didasarkan pada pere-
gal dalam kalender-kalender tersebut tidak daran (semu) Matahari mengelilingi Bumi,
tepat berhubungan dengan visibilitas hilal di mana setiap pertama kali terbit, Matahari
lokal.1 pasti muncul dari arah Timur ke Barat den-
Ada pendapat yang mengatakan bahwa gan posisi yang sudah membentuk ling-
memang terdapat suatu kalender hijriyah karan.
yang dapat dianggap bersifat internasion- Oleh karena peredaran Bulan mengel-
al, yaitu kalender hisab urfi. Syamsul Anwar ilingi Bumi dijadikan pedoman dalam pen-
mengemukakan bahwa kalender tersebut etapan kalender hijriyah, maka peredaran
merupakan sistem penanggalan tertua da- Bulan mengelilingi Bumi menjadi hal yang
lam sejarah Islam dan digunakan secara sangat penting untuk dipelajari dan dipaha-
luas, bahkan hingga saat ini, akan tetapi mi oleh umat Islam. Bulan beredar mengel-
kalender ini mempunyai banyak kelemah- ilingi Bumi dalam waktu 27,32166 hari atau
an, baik secara tehnis maupun kesesuaiann- 27 hari 7 jam 43 menit 11,42 detik.4 Waktu
ya dengan Sunnah Nabi Muhammad Saw.2 edar ini dikenal dengan nama periode sider-
Dengan tidak (belum) adanya kalen- is atau syahr nujumi. Selain beredar mengel-
der yang komprehensif dan terunifikasi di ilingi Bumi, Bulan juga berotasi mengelilin-
kalangan umat Islam menyebabkan serin- gi sumbunya dengan periode yang hampir
gnya terjadi “kekacauan” pengorganisa- sama dengan periode siderisnya. Akibatnya
sian waktu di dunia Islam. Hal ini tampak bagian Bulan yang menghadap ke Bumi
pada perbedaan hari raya Idul Fitri dan Idul
Adha, seperti yang terjadi pada tahun 2007 3 Syamsul Anwar, “Perkembangan ..., hlm. 2.
M (1428 H). Pada tahun tersebut umat Islam 4 Waktu yang diperlukan oleh Bulan untuk melaku-
kan rotasi dan revolusi adalah sama yaitu 27 hari,
1 Susiknan Azhari, Hisab dan Rukyat (Wacana un- 7 jam, dan 43 menit. Syaikh Bakhit menjelas-
tuk Membangun Kebersamaan di Tengah Perbe- kan bahwa waktu yang ditempuh Bulan dalam
daan), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. mengelilingi orbitnya selama 27 hari 7 jam 43
25. menit 4 detik. Sedangkan waktu yang diperlukan
2 Syamsul Anwar, “Perkembangan Pemikiran oleh Bulan dari satu ijtima’ ke ijtima’ berikutnya
tentang Kalender Islam Internasional”, Maka- adalah 29,5 hari 44 menit 3 detik. Uraian lebih
lah pada Musyawarah Nasional Ahli Hisab dan lanjut tentang hal ini, baca Husein Kamaluddin,
Fikih Muhammadiyah, (Yogyakarta: 21-22 Ju- Ta’yin Awa’ili asy Syuhur al-’Arabiyyah bi al-Is-
madal Saniyah 1429 H/25-26 Juni 2008 M), hlm. ti’mal al-Hisab,( Jeddah : Dar al-Nasyir, 1979),
2. hlm. 74.
2
Pemikiran Mohammad Ilyas ... (Rupi’i Amri)

akan selalu sama.5 Revolusi Bulan ini dija- tulisan ini penulis akan menekankan pem-
dikan dasar perhitungan bulan kamariyah, bahasan tentang pemikiran Mohammad
tetapi waktu yang dipergunakannya bu- Ilyas berkaitan dengan upaya penyatuan
kan waktu sideris, melainkan waktu sinodis kalender Islam Internasional.
(syahr iqtirani), di mana lama rata-ratanya Sebelum dikemukakan pengertian ten-
adalah 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik.6 tang kalender Islam, di sini perlu diketahui
Dengan adanya peredaran Bulan menge- terlebih dahulu tentang pengertian kalen-
lilingi Bumi (dan juga Bumi mengelilingi der. Dalam literatur klasik maupun kontem-
Matahari), maka manusia dapat meng- porer istilah kalender biasa disebut dengan
hitung (hisab) hari-harinya, baik hari-hari tarikh, takwim, almanak, dan penanggalan.9
yang telah dilalui, sedang atau akan di jal- Istilah kalender berasal dari bahasa Inggris
ani. Peristiwa tersebut kemudian dijadikan modern calendar, dari bahasa Inggris per-
oleh umat manusia untuk membuat pen- tengahan, yang asalnya dari bahasa Peran-
anggalan (kalender), baik kalender syamsi- cis lama calendier, yang asal mulanya berasal
yah maupun kamariah.7 dari bahasa Latin Kalendarium yang artinya
Kalender Syamsiyah didasarkan pada buku catatan pemberi pinjaman uang. Da-
peredaran Bumi mengelilingi Matahari, se- lam bahasa Latin Kalendarium berasal dari
dangkan kalender kamariyah didasarkan kata kalendae atau calendae yang artinya
pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi. “hari permulaan suatu bulan”.10
Oleh karena Al-Qur’an dan as-Sunnah ti- Kalender dalam pengertian istilah ter-
dak menjelaskan tentang kepastian kapan dapat beberapa arti, di antaranya adalah
tanggal satu bulan hijriyah, maka penentu- “suatu tabel atau deret halaman-halaman
an tanggal satu kalender hijriyah kadang- yang memperlihatkan hari, pekan, dan bu-
kadang berbeda-beda di kalangan umat lan dalam satu tahun tertentu”. Pengertian
Islam Islam. Hal ini berakibat pada perbe- kalender yang lain adalah “Suatu sistem
daan awal-awal bulan penting bagi umat yang dengannya permulaan, panjang, dan
Islam, terutama awal Ramadhan, Syawal,
dan Zulhijah. Kasus perbedaan hari raya Internasional dengan menawarkan Garis Tanggal
Idul Fitri pada tahun 1428 H (2007 M) dan Kamariyah Internasional (International Lunar
tahun-tahun yang lain, telah menyadarkan Date Line). Moh. Syaukat Audah (Mohamed
Odeh) adalah ahli astronomi Jordania yang telah
para ahli di bidang falak (astronomi) un- berhasil membuat software Accurate Times. Ia
tuk terus melakukan kajian dan riset guna berupaya menyatukan kalender Islam internasi-
mendapatkan kesepakatan dalam penentu- onal dengan program melakukan berbagai riset
an kalender Islam yang bersifat internasion- di lembaganya, Islamic Crescent Observatorium
al dan terunifikasi. Tokoh-tokoh dalam hal Project (ICOP). Jamaluddin Abdur Raziq adalah
ini di antaranya adalah Mohammad Ilyas, ahli astronomi Maroko yang menawarkan prinsip
”satu hari satu tanggal, satu tanggal satu hari” di
Muhammad Syaukat Audah, Zaki al-Mus- seluruh dunia. Di antara tulisan Jamaluddin Ab-
tafa, dan Jamaluddin Abdur Raziq.8 Dalam dur Raziq dalam masalah ini adalah at-Taqwim
al-Islami, al-Muqarabah asy-Syumuliyyah, dan
5 Susiknan Azhari, Ilmu Falak:Teori dan Praktek, Bidayah al-Yaum wa Bidayah al-lail wa an-Na-
(Yogyakarta : Suara Muhammadiyah, 2004), har dalam <www.amastro.ma/articles/art-deb-
hlm. 15. jour.pdf>, sedangkan Zaki al-Mustafa adalah ahli
6 Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan astronomi Saudi Arabia yang gigih menyatukan
Praktek, (Yogyakarta : Buana Pustaka, 2008), kalender Islam internasional melalui inovasi-ino-
hlm. 132. vasi Kalender Ummul Qura.
7 Kalender Syamsiyah adalah kalender yang di- 9 Susiknan Azhari, Ilmu Falak (Perjumpaan Khaz-
dasarkan pada perhitungan Bumi mengelilingi anah Islam dan Sains Modern), (Yogyakarta: Su-
Matahari, sedangkan kalender kamariah adalah ara Muhammadiyah, Cetakan Kedua, 2007), hlm.
kalender yang didasarkan pada perhitungan Bu- 82.
lan mengelilingi Bumi. 10 Ruswa Darsono, Penanggalan Islam (Tinjauan
8 Moh. Ilyas merupakan ahli astronomi dari Malay- Sistem, Fiqh, dan Hisab), (Yogyakarta: Labda
sia yang gigih untuk menyatukan kalender Islam Press, 2010), hlm. 27.
3
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No. 1, Juni 2016: 1-15

pemecahan bagian tahun ditetapkan, mis- yang menjadi dasar dalam penentuan kal-
alnya Kalender Julian, Kalender Gregorius, ender Islam adalah visibilitas hilal (crescent
Kalender Hijriyah, dan lain-lain”. Dalam visibility) di suatu negara.
literatur yang lain kalender adalah “Se- Dari uraian di atas dapat diperoleh pen-
buah sistem pengorganisasian satuan-satu- jelasan bahwa pada mulanya yang menjadi
an waktu untuk tujuan menghitung waktu patokan kalender Islam adalah hijrahnya
melewati jangka yang panjang. Menurut Nabi Muhammad Saw. dari Mekah ke Ma-
konvensi, hari adalah satuan kalender ter- dinah dan penampakan hilal, bukannya
kecil dari waktu. Pengukuran bagian-ba- hisab atau rukyat, namun demikian apabi-
gian waktu dalam sehari dinamakan ta- la penampakan hilal menjadi standar dan
ta-waktu”.11 diaplikasikan di setiap wilayah maka akan
Adapun pengertian Kalender Islam menemukan kesulitan karena fenomena
atau Kalender Hijriyah adalah kalender alam yang tidak mendukung.16
yang terdiri atas dua belas bulan kamari-
ah, di mana setiap bulan berlangsung sejak METODE PENELITIAN
penampakan pertama Bulan sabit (hilal/cres-
cent) hingga penampakan berikutnya (29 Jenis penelitian ini adalah library re-
hari atau 30 hari). Sementara itu dalam isti- search, dengan menggali semua data-data
lah lain dikemukakan bahwa Kalender Hi- yang berupa dokumen yang tertulis, baik
jriyah atau Tarikh Hijriyah adalah penang- dalam buku-buku karya ilmiah atau tulisan
galan Islam yang dimulai dengan peristiwa yang berkaitan pemikiran Mohammad Ilyas
hijrahnya Rasulullah Saw.12 tentang penyatuan kalender Islam Interna-
Moedji Raharto sebagaimana dikutip tional. Sedangkan pendekatannya menggu-
oleh Susiknan Azhari mengemukakan bah- nakan pendekatan filosofis, yaitu pendeka-
wa sistem Kalender Hijriyah atau Penang- tan untuk meneliti pemikiran tokoh dan
galan Islam adalah sebuah sistem kalender mengungkapkan dibalik hakekat segala
yang tidak memerlukan pemikiran koreksi sesuatu yang nampak dari berbagai teks tu-
karena betul-betul mengandalkan fenome- lisan dan catatan naskah-naskah yang telah
na fase Bulan.13 Thomas Djamaluddin men- diterbitkan. Islam dengan ke universalan-
jelaskan bahwa kalender kamariah merupa- nya dalam ajarannya, serat mengandung
kan kalender yang paling sederhana karena hikmah bagi segenap manusia. Sedangkan
mudah dibaca di alam. Awal bulan dalam mengungkap hikmah ajaran Islam itu mer-
kalender hijriyah ditandai oleh penampa- upakan kerja filsafat, dan inilah yang dise-
kan hilal (visibilitas hilal) sesudah Matahari but aspek esoteris agama.17
terbenam (magrib).14 Karena penelitian ini berupa teks ter-
Sementara itu Mohammad Ilyas men- tulis, maka paradigma yang digunakan
jelaskan bahwa Kalender Islam adalah kal- adalah berdasarkan penelitian kualita–
ender yang didasarkan atas perhitungan tif.18 Penelitian kualitatif dalam penulisan
kemungkinan hilal atau Bulan sabit terlihat ini menitikberatkan pada proses dengan
pertama kali dari sebuah tempat pada suatu metode analisis deduktif.19 Oleh karena itu,
negara.15 Dengan ungkapan lain bahwa
1984), hlm. 58-59.
11 Ruswa Darsono, Penanggalan ..., hlm. 27. 16 Susiknan Azhari, Ilmu Falak ..., hlm. 84.
12 Susiknan Azhari, Ilmu Falak ..., hlm. 83. 17 Ibid, hlm. 15
13 Susiknan Azhari, Ilmu Falak ..., hlm. 83. 18 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang me-
14 Lihat T. Djamaluddin, “Kalender Hijriyah: Tun- nitikberatkan pada proses dengan metode anali-
tutan Penyeragaman Mengubur Kesederhanaan- sis deduktif, induktif, komparatif, interpretative,
nya”, dimuat dalam harian Republika, Jum’at, 10 analisis isi, hermeneutic dan verstehen. Lihat,
Juni 1994, hlm.8. Sudarno Shobron, dkk, Pedoman Penulisan
15 Mohammad Ilyas, A Modern Guide to Astro- Tesis, (Surakarta, Sekolah Pascasarjana UMS,
nomical Calculation of Islamic Calendar, Times, 2014), hlm. 11
and Qibla, (Kuala Lumpur: Berita Publishing, 19 Sudarno Shobron, dkk, Pedoman Penulisan Te-
4
Pemikiran Mohammad Ilyas ... (Rupi’i Amri)

penelitian kualitatif merupakan prosedur kalender (almanak) terkecil, dan sistem wak-
yang menghasilkan data deskriptif berupa tu yaitu jam, menit, dan detik.21
teks tertulis dari orang yang perilaku atau Macam-macam kalender cukup ban-
pemikiran yang dapat diamati. Pendekat- yak, bahkan dalam perhitungan mempu-
an ini juga diarahkan pada latar belakang nyai aturan siklus sendiri. Di samping itu
dan individu tersebut secara utuh (holistik). ada kalender yang mempunyai ciri-ciri
Orang dan perilaku ini bisa juga berupa teks tersendiri. Setidaknya terdapat tiga macam
yang tertulis. Sedangkan langkah-langkah kalender berdasarkan daur astronomis, yai-
yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) tu:
Paradigma penelitian, 2) Jenis Penelitian, 3)
Pendekatan, 4) Sumber Data, 5) Pengumpu- 1. Kalender Sistem Matahari (Solar System)
lan Data, 6) Validitas Data, 7) Analisis Data. Kalender Matahari menggunakan
Sumber data terdiri dari dua bagian yai- pergerakan Matahari sebagai dasar per-
tu sumber data primer dan sekunder. Perta- hitungan, di mana patokan utamanya ada-
ma, sumber primer akan menelaah berbagai lah ketika Matahari berkedudukan di equa-
karya tulis Mohammad Ilyas, baik beru�- tor atau ketika lama siang dan malam hari
pa buku-buku maupun artikel-artikelnya. sama panjangnya pada awal musim semi di
Kedua, sumber sekunder yaitu data-data bagian Bumi belahan utara.22
yang bersumber pada buku-buku serta tu- Pada prinsipnya sistem ini adalah
lisan-tulisan, atau karangan orang lain yang sistem penanggalan yang menggunakan
dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, perjalanan Bumi ketika mengorbit Matahari.
hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), Ada dua pertimbangan yang dipergunakan
dan sumber-sumber lainnya yang sesuai dalam kalender ini, yaitu pertama, adanya
(internet, koran dll), yang berhubungan pergantian siang dan malam. Kedua, adan-
dengan penelitian tersebut. ya pergantian musim yang diakibatkan oleh
Teknik analsis datanya menggunakan orbit Bumi yang berbentuk ellips ketika ia
Content analysis, sebagaimana ungkapan mengelilingi Matahari. Adapun waktu yang
Suryabrata20 bahwa conten analysis adalah digunakan oleh Bumi dalam mengelilingi
menganalisis data sesuai dengan kandun- Matahari adalah 365 hari, 5 jam, 48 menit,
gan isinya. Dengan ini data-data yang penu- 46 detik.23 Kelebihan kalender ini adalah
lis kumpulkankan adalah bersifat deskriptif kesesuaiannya dengan musim karena dasar
dan data tekstual yang bersifat fenomenal, perhitungan pada awalnya berasal dari
maka dalam mengelola data-data tersebut pergeseran musim. Contoh kalender ini
penulis menggunakan analisis ini. Dengan adalah Kalender Gregorian (Kalender Syam-
analisis ini penulis melakukan analisis data siyah) yang kita gunakan sehari-hari saat ini.
secara ilmiah dan menyeluruh tentang kon- Beberapa model lain kalender yang meng-
sepsi dan pemikiran Mohammad Ilyas ten- gunakan sistem solar di antaranya adalah:
tang penyatuan kalender Islam Internasio– Kalender Mesir Kuno, Kalender Romawi
nal. Kuno, Kalender Julian, Kalender Gregorian

HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Kalender Sistem Bulan (Lunar System)


Kalender ini menggunakan sistem Bu-
Kalender adalah sebuah sistem per- lan, artinya perjalanan Bulan ketika men-
hitungan yang bertujuan untuk pengorgan- gorbit Bumi (Bulan berrevolusi terhadap
isasian waktu dalam periode tertentu. Bulan Bumi). Kalender ini murni menggunakan
merupakan sebuah unit yang merupakan
bagian dari kalender. Hari merupakan unit 21 Slamet Hambali, Almanak Sepanjang Masa,
(Semarang: Program Pascasarjana IAIN Wali-
sis…, hlm. 11 songo, 2011), hlm. 3.
20 Sumardi Suryabrata, Metode Penelitian, Jakarta: 22 Ruswa Darsono, Penanggalan ..., hlm. 32.
Rajawali Press, 1998, hlm. 94. 23 Slamet Hambali, Almanak ...,hlm. 3-4.
5
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No. 1, Juni 2016: 1-15

lunar disebabkan mengikuti fase Bulan. yang dinamakan hilal.27


Kalender sistem lunar, pada sisi lain tidak Kalender lunar ini lamanya rata-ra-
terpengaruh terhadap perubahan musim, ta adalah 29 hari 12 jam 44 menit 3 detik
sebab kemunculan Bulan dalam satu tahun (29.5306 hari). Periode ini disebut dengan
selama dua belas kali amat mudah diamati.24 satu bulan yang dikenal dengan periode
Kalender Bulan memanfaatkan peruba- sinodis. Panjang tahun dalam kalender lunar
han fase Bulan sebagai dasar perhitungan adalah 12 bulan (12 x 29.5306 hari), yakni
waktu. Bulan dalam perjalanannya menge- 354 hari 8 jam 48 menit 34 detik (354.3762
lilingi Bumi akan mengalami perubahan hari). Kalender ini biasa digunakan untuk
fase-fase. Fase Bulan akan berubah dari bu- keperluan ibadah. Kalender Bulan yang ter-
lan mati, Bulan sabit, Bulan seperempat, Bu- tua diketahui berusia 17.000 tahun. Bukti
lan separoh, Bulan purnama, Bulan separoh, keberadaan kalender ini terpahat di dind-
Bulan sabit, dan kembali ke mati lagi. ing Gua Lascaux, Perancis.28 Beberapa kalen-
Berkaitan dengan hilal di sini perlu der yang menggunakan sistem lunar ini di
diperhatikan fase-fase Bulan ketika Bulan antaranya adalah Kalender Hijriyah (Islam/
melakukan perjalanan mengelilingi Bumi. Arab) dan Kalender Jawa Islam.
David Morrison menyebutkan ada empat
fase penting bagi Bulan25, yaitu (1) Bulan 3. Kalender Sistem Bulan-Matahari (Luni-
baru (new moon), (2) kuartal pertama (first Solar System)
quarter), (3) Bulan purnama (full moon), Kalender ini menggunakan Bulan Ma-
dan (4) kuartal ketiga atau terakhir (third tahari, artinya perjalanan sistem Bulan dan
quarter or last quarter).26 Di antara keempat Matahari di kalender pertama memang ber-
fase ini, dalam kaitannya dengan awal bu- dasarkan atas peredaran Bulan, namun hal
lan kamariah, yang perlu dicermati adalah ini tidak akurat dengan peredaran Bumi da-
pada saat Bulan baru (new moon) karena lam mengelilingi Matahari, kemudian men-
pada fase inilah Bulan sabit (hilal) terjadi. jadi dasar untuk waktu penanggalan (solar)
Fase pertama ini ditandai dengan suatu po- karena sistem peredaran Bulan (lunar) tidak
sisi di mana saat gerakan Bulan mengelilin- cocok dengan Bumi mengelilingi Matahari.29
gi Bumi secara bersamaan, terdapat bagian Dalam kalender Matahari awal bulan
Bulan yang terkena sinar Matahari semula tidak harus menyesuaikan dengan bentuk
sangat kecil berbentuk sabit (crescent). Ba- fase Bulan. Tidak demikian halnya dengan
gian ini semakin hari semakin besar. Saat kalender Bulan-Matahari (Luni-Solar Sys-
Bulan sabit pertama kali dapat dilihat inilah tem). Lama kalender ini adalah 365.2422
hari, namun pergantian bulan disesuaikan
dengan periode fase Bulan (1 bulan = 29.5306
24 Slamet Hambali, Almanak ..., hlm. 13.
25 David Morrison dan Tobias Owen, The Planetary hari). Normalnya kalender ini terdiri atas 12
System, (New York: Addison-Wesley Publishing, (dua belas) bulan. Satu bulan kadang ber-
1940), hlm. 6-7. jumlah 29 hari, dan kadang 30 hari. Apabila
26 Fase pertama ditandai dengan bagian Bulan yang dihitung, dalam satu tahun berjumlah 354
terkena sinar Matahari semula sangat kecil yang hari (12 x 29.5306 hari), lebih cepat 11 hari
membentuk hilal. Tono Saksono menjelaskan
dari yang seharusnya.Agar kalender ini
bahwa kuartal pertama (first quarter) ditandai
dengan Bulan yang semakin membesar, bahkan tetap konsisten dengan pergerakan Mataha-
sudah kelihatan separoh, yakni terjadi sekitar ri, maka dibuatlah tahun kabisat yang terdiri
seminggu sejak awal Bulan. Full moon (Bulan atas 13 bulan sebanyak 7 kali dalam 19 ta-
purnama) terjadi sekitar dua minggu dari hilal, hun. Kelebihan kalender ini adalah konsis-
di mana Bulan telah mengelilingi Bumi separoh tensinya dengan musim sekaligus penggu-
perjalanan, dan kuartal terakhir (last quarter) ter-
jadi sekitar tiga minggu setelah hilal, di mana
Bulan terbit lebih awal sekitar 6 jam daripada 27 Tono Saksono, Mengkompromikan ..., hlm. 33.
Matahari. Lihat Tono Saksono, Mengkompromi- 28 Ruswa Darsono, Penanggalan ..., hlm. 32-33.
kan ..., hlm. 33-38. 29 Slamet Hambali, Almanak ..., hlm. 18.
6
Pemikiran Mohammad Ilyas ... (Rupi’i Amri)

naannya untuk keperluan ibadah.30 Contoh masalah ini, Mohammad Ilyas mempunyai
kalender Matahari- Bulan adalah kalender dua gagasan, yakni: (1) Hisab imkan ar-ruk-
Cina (Imlek), kalender Arab pra-Islam, dan yah (crescent visibility), yang sekaligus untuk
kalender Yahudi. menemukan Garis Tanggal Kamariah Antar
Pada awalnya, baik kalender sistem kal- Bangsa (International Lunar Date Line). Hisab
ender Bulan (lunar) maupun kalender Ma- ini harus dilakukan di berbagai tempat di
tahari (solar) merupakan gabungan, namun belahan dunia untuk menemukan titik-titik
belakangan sistem kalender lunar dan solar imkan ar-rukyah (kemungkinan hilal dapat
menjadi berdiri sendiri. Pada perayaan-per- dilihat), (2) Garis Tangal Kamariah Antar
ayaan agama, kalender sistem lunar pada Bangsa (International Lunar Date Line/ILDL).33
umumnya dijadikan sebagai petunjuk, Garis tersebut dihubungkan antar wilayah
seperti pada peringatan Cristian Easter. Di- guna mendapatkan keseragaman hilal. Ber-
awali pada agama Hindu dan Yom Kippur kaitan dengan hal ini, Ilyas membagi Bumi
pada agama Yahudi, demikian juga dengan menjadi tiga zona kalender, yaitu Benua
hari-hari raya Islam. Jadi pada perayaan Amerika, Eropa, dan Asia Pasifik. Pokok-
agama-agama kalender yang digunakan pokok pemikiran Mohammad Ilyas tersebut
lebih banyak sistem kalender Bulan (lunar), adalah sebagai berikut:
sedangkan untuk kepentingan bisnis dan
catatan administrasi lebih banyak menggu- 4. Kriteria Visibilitas Hilal (Crescent Vis-
nakan sistem kalender Matahari (solar).31 ibility)
Pada saat ini kita mempunyai dua Di kalangan umat Islam terdapat dua
sistem yang berjalan berdampingan. Di macam metode untuk menentukan ma-
satu sisi, kalender Bulan mempunyai latar suknya bulan baru, yaitu pertama, metode
belakang universal, yang pada sistem so- rukyah yakni melihat hilal secara langsung
lar (Matahari) dibatasi dengan batas-ba- pada hari ke-29 (malam ke-30) bulan ber-
tas geografis. Sistem penanggalan dengan jalan. Apabila sore itu hilal (crescsent) dapat
peredaran Bulan memang tidak berhubun- dilihat, maka malam itu dan keesokan harin-
gan sepenuhnya dengan masalah pertani- ya dinyatakan sebagai bulan baru, dan apa-
an yang menyangkut cuaca dan panen, se- bila sore itu hilal tidak terlihat, maka malam
dangkan musim lebih banyak berhubungan itu dan keesokan harinya merupakan hari
dengan sistem peredaran Matahari, seperti ke-30 dari bulan yang sedang berjalan.
juga masa panen pertanian.32 Beberapa kal- Kedua, metode hisab, yakni perhitungan
ender yang didasari dengan sistem ini di dengan kriteria astronomis tertentu un-
antaranya adalah Kalender Babilonia, Kal- tuk memasuki bulan baru. Apabila kriteria
ender Yahudi, dan Kalender China. tersebut telah terpenuhi, maka malam itu
dan keesokan harinya dinyatakan sebagai
Pemikiran Mohammad Ilyas bulan baru, dan apabila kriteria itu belum
Salah satu tokoh yang gigih memper- terpenuhi, maka malam itu dan keesokan
juangkan upaya penyatuan kalender Islam harinya merupakan hari ke-30 dari bulan
Internasional adalah Mohammad Ilyas, seo- yang sedang berjalan.34
rang ahli atmosfir dan astronomi dari Ma- Pada masa Nabi Muhammad saw.
laysia. Ilyas mengemukakan bahwa dalam metode yang digunakan untuk menentu-
rangka mewujudkan penyatuan kalender kan awal bulan baru adalah dengan melihat
Islam Internasional, maka kajian ilmiah
harus dilakukan dengan data-data empiris 33 Mohammad Ilyas, A Modern Guide to Astro-
yang diperoleh dari fenomena alam atas nomical Calculation of Islamic Calendar, Times,
dasar kajian astronomi. Berkaitan dengan and Qibla, (Kuala Lumpur: Berita Publishing,
1984), hlm. 115-120.
30 Ruswa Darsono, Penanggalan ..., hlm. 33. 34 Syamsul Anwar, Interkoneksi Studi Hadis dan
31 Slamet Hambali, Almanak ..., hlm. 18-19. Astronomi, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah,
32 Slamet Hambali, Almanak ..., hlm. 19. 2011), hlm. 56-57.
7
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No. 1, Juni 2016: 1-15

hilal (rukyah). Hal ini disebabkan ilmu falak yyah di Rabat, Maroko pada tanggal 15-16
belum berkembang pada masa Nabi. Oleh Oktober 2008 memutuskan penggunaan
karena itu untuk dapat membuat perkiraan hisab dalam upaya penyatuan kalender Is-
kapan Nabi saw. dapat merukyat hilal maka lam Internasional. Salah satu keputusannya
dibuatlah kriteria-kriteria tertentu. Upaya adalah sebagai berikut:
untuk melihat hilal dengan kriteria visibili- “Masalah Penggunaan Hisab: Para peser-
tas hilal (crescent visibility) sudah sangat tua ta menyepakati bahwa pemecahan problema-
dalam sejarah peradaban manusia, setida- tika penetapan bulan kamariah di kalangan
knya dapat dicatat sejak zaman Babilonia. umat Islam tidak mungkin dilakukan kecuali
Orang-orang Babilonia merumuskan dua berdasarkan penerimaan terhadap hisab dalam
kriteria untuk dapat melihat hilal, yaitu (1) menetapkan awal bulan kamariah, seperti haln-
usia hilal di tempat terbenamnya Matahari ya penggunaan hisab untuk menentukan wak-
lebih dari 24 (dua puluh empat) jam, dan tu-waktu shalat, dan menyepakati pula bahwa
(2) Mukus hilal lebih dari 48 (empat puluh penggunaan hisab itu adalah untuk penolakan
delapan) menit.35 rukyat dan sekaligus penetapannya”.38
Meskipun kriteria Babilonia ini seder- Di kalangan umat Islam perbedaan pe-
hana, namun bertahan cukup lama dan mahaman terhadap dalil-dalil tentang hisab
tidak banyak mengalami perubahan hing- dan rukyah masih banyak terjadi, misalnya
ga beberapa waktu belum lama ini. Pada perbedaan pemahaman terhadap kata “sya-
zaman Islam kriteria ini juga tetap popul- hida” dalam Surat Al-Baqarah/2: 185. Para
er sebagaimana tampak dalam pernyataan ulama berbeda pendapat dalam menafsir-
Al-Battani (w. 317 H) tentang orang zaman kan kata tersebut. Mustafa al-Maragi dan
kuno: “Mereka menegaskan bahwa tidak Wahbah az-Zuhaili menafsirkan kata ”syahi-
mungkin melihat hilal apabila usianya ku- da” dengan rukyah dan ”asy-syahra” sebagai
rang dari sehari semalam. Apabila dipela- hilal, sehingga syuhud asy-syuhur dipahami
jari lebih lanjut, akan ternyata bahwa per- sebagai rukyat al-hilal. 39
nyataan ini merupakan dasar dari praktik Ibn Kasir, salah seorang ahli tafsir bi
yang dijalankan”.36 al-ma’sur, menafsirkan kata ”faman syahida
Namun demikian para ahli astronomi minkum asy-syahra” dengan ”orang yang be-
Muslim juga mengembangkan daftar-daft- rada (muqiman) di suatu negeri ketika bulan
ar untuk menentukan visibilitas hilal. Hal Ramadan tiba”.40 Rasyid Rida menafsirkan
yang lebih penting lagi mereka juga telah kata ”syahida” dalam ayat tersebut dengan
menyadari arti penting parameter lebar hi- ”hadara” (hadir), yakni barang siapa yang
lal (crescent’s width) untuk menentukan vis- hadir (di suatu negeri) pada saat masukn-
ibilitasnya.37 ya bulan Ramadan dan ia tidak bepergian,
Pada zaman modern kecenderungan maka hendaklah ia berpuasa.41 Sementara
kepada hisab semakin menguat. Hal ini
disebabkan adanya tuntutan untuk dapat 38 Rasyid Rida dkk., Hisab Bulan Kamariah: Tin-
menyatukan kalender Islam yang musta- jauan Syar’i tentang Penetapan Awal Ramadan,
hil dilakukan berdasarkan metode rukyat. Syawal, dan Zulhijah, alih bahasa Syamsul An-
war, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2008),
Temu Pakar II untuk “Pengkajian Perumu-
hlm. 81.
san Kalender Islam” yang diselenggarakan 39 Lihat Ahmad Mustafa al-Maragi, Tafsir al-Mar-
oleh Islamic Educational, Scientific and Cul- agi, (Beirut: Dar al-Fikr, t.t., Juz II), hlm. 172.
tural Organization (ISESCO) bekerja sama Wahbah az-Zuhaili, At-Tafsir al-Munir fi al-
dengan Asosiasi Astronomi Maroko dan ‘Aqidah wa asy-Syari’ah wa al-Manhaj, (Beirut:
Jam’iyyat ad-Da’wah al-Islamiyyah al-‘Alami- Dar al-Fikr, t.t., Juz II), hlm. 142.
40 Abi al-Fida’ Isma’il Ibn Kasir, Tafsir al-Qur’an
35 Mohammad Ilyas, A Modern ..., hlm. 84. Lihat al-‘Azim, (Jakarta: Dar al-Ihya’, t.t., Juz I), hlm.
juga Syamsul Anwar, Interkoneksi ..., hlm. 57. 216.
36 Syamsul Anwar, Interkoneksi ..., hlm. 58. 41 Muhammad Rasyid Rida, Tafsir al-Manar, (Bei-
37 Mohammad Ilyas, A Modern ..., hlm. 57. rut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2005), Jilid II,
8
Pemikiran Mohammad Ilyas ... (Rupi’i Amri)

itu Quraish Shihab memahami kata tersebut ini merupakan gagasan orisinil Ilyas yang
dengan ”hadir” pada bulan itu, yakni bagi banyak direspons oleh banyak ilmuwan
orang yang berada di negeri tempat tinggal- dengan berbagai komentar.
nya atau mengetahui munculnya awal bu- Garis Batas Tanggal adalah garis yang
lan Ramadan.42 menghubungkan daerah-daerah di permu-
Hisab imkan ar-rukyah Mohammad Ilyas kaan Bumi di mana Matahari dan Bulan
merupakan kriteria yang menggunakan terbenam secara bersamaan. Garis Batas
kombinasi dua parameter, yaitu parameter Tanggal biasanya digunakan oleh kelom-
ketinggian relatif geosentrik (geocentric rel- pok yang berpegang pada ufuk mar’i.45 Garis
ative altitude) dan parameter azimut relatif Batas Tanggal tidak bisa dijadikan pedoman
(relative azimut). Berkaitan dengan hal ini langsung dalam menentukan posisi hilal
hanya terdapat satu kategori imkan ar-ruk- untuk suatu tempat. Hal ini disebabkan
yah, yaitu rukyah dengan mata telanjang oleh beberapa faktor, yaitu: (a) Data terbe-
saja.43 Lebih jelasnya kriteria visibilitas hilal nam Matahari yang dijadikan pedoman da-
(crescent visibility) yang dikemukakan oleh lam melukis garis itu diambil rata-rata dari
Ilyas adalah sebagai berikut: (1) Beda tinggi tiga hari, dan (b) Data terbenam Matahari
Bulan-Matahari minimum agar hilal dapat dan terbenam Bulan tidak memperhatikan
teramati adalah 4° apabila beda azimut Bu- kerendahan ufuk.46
lan-Matahari lebih dari 45°. Apabila beda Garis Batas Tanggal Kamariah antar
azimutnya 0°, maka beda tinggi Bulan-Ma- Bangsa yang digagas oleh Ilyas ini dilaku-
tahari harus lebih dari 10.5°, (2) Terbenamn- kan dengan cara melakukan hisab imkan
ya Bulan sekurang-kurangnya 41 menit leb- ar-rukyah di berbagai tempat secara global
ih lambat daripada terbenamnya Matahari untuk menemukan titik-titik imkan ar-ruk-
dan memerlukan beda waktu yang lebih be- yah, misalnya hisab dimulai dari titik 0°
sar untuk daerah yang lintangnya tinggi, (3) guna menemukan titik-titik visibilitas hi-
Hilal harus berumur lebih dari 16.5 jam bagi lal (crescent visibility) pertama, kemudian
pengamat di daerah tropis dan lebih dari 20 dilakukan pada garis lintang berikutnya
jam bagi pengamat di daerah yang lintang- ke utara dan ke selatan dengan interval 5°
nya lebih tinggi.44 sampai 15° guna menemukan titik imkan
ar-rukyah. Apabila hal tersebut telah dilaku-
5. Garis Batas Tanggal Hijriyah Interna- kan dan telah ditemukan titik-titik imkan
sional (International Lunar Date Line) ar-rukyah, maka titik-titik imkan ar-rukyah
Pemikiran Ilyas yang lain dalam rang- tersebut dihubungkan dengan satu garis
ka penyatuan kalender Islam Internasional sehingga akan ditemukan garis lengkung
adalah Garis Batas Tanggal Hijriyah Antar (parabolik) yang lengkungannya menjorok
Bangsa atau yang populer dengan istilah In- ke timur. Namun demikian Ilyas juga me-
ternational Lunar Date Line (ILDL). Gagasan nerima kemungkinan garis imkan ar-rukyah
melengkung itu dibuat tegak lurus demi
hlm. 131. suatu kepraktisan.47
42 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Garis lengkung tersebut akan memis-
Lentera Hati, Juz I), hlm. 404. Quraish Shihab, ahkan Bumi menjadi dua kawasan, yaitu
meskipun menafsirkan kata syahida dalam su- kawasan sebelah barat dan sebelah timur.
rat al-Baqarah ayat 185 itu dengan ”hadir” nya
seseorang pada saat tibanya bulan Ramadan, baik
Kawasan sebelah barat adalah kawasan
dengan cara melihat atau melakukan perhitungan, yang mungkin melihat hilal dan kawasan
namun demikian ia dalam penjelasan berikutnya sebelah timur merupakan kawasan yang
lebih cenderung untuk menyarankan umat Islam
agar mengikuti penentuan awal bulan kamariah 45 Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat, (Yo-
dengan rukyah yang dilaksanakan di Mekah. gyakarta: Pustaka Pelajar, Cetakan kedua, 2008),
43 Mohammad Ilyas, Astronomy ..., hlm. 15-16. hlm. 69.
44 Mohammad Ilyas, Astronomy ..., hlm. 97-98, dan 46 Susiknan Azhari, Ensiklopedi ..., hlm. 69.
153. 47 Syamsul Anwar, Interkoneksi ..., hlm. 108.
9
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No. 1, Juni 2016: 1-15

tidak mungkin dapat melihat hilal (den- tidak ada alasan ilmiah yang sahih.50
gan catatan bahwa garis tersebut muncul Konsep Garis Tanggal Kamariah Antar
berpindah-pindah setiap bulan dan tidak Bangsa (International Lunar Date Line) yang
bersifat eksak). Apabila garis ini membe- digagas oleh Mohammad Ilyas memang
lah suatu negara menjadi dua, maka dapat sangat prospektif dalam rangka memban-
ditarik ke arah timur sesuai dengan batas gun Kalender Islam Internasional, namun
negara yang bersangkutan. Garis inilah konsep ini sebagaimana dikemukakan oleh
yang disebut Ilyas dengan International Lu- Thomas Djamaluddin tidak akan bernilai
nar Date Line (ILDL) atau Garis Tanggal Ka- guna apabila pola pikir masyarakat Muslim
mariah Antar Bangsa. Atas dasar ILDL ini, masih terbelenggu dengan konsep Garis
Ilyas merumuskan Kalender Islam Interna- Tanggal Internasional (International Date
sional, namun bersifat zonal dan membagi Line) yang ada dalam kalender syamsiyah.
Bumi menjadi tiga zona tanggal, yaitu zona Dengan kata lain umat Islam akan hidup
Asia-Pasifik, zona Eropa-Asia Barat-Afrika, dalam dua garis tanggal.51
dan zona Amerika.48 Definisi hari berdasarkan Garis Tang-
Ilyas melihat bahwa dengan Garis Tang- gal Internasional (International Date Line)
gal Kamariah Antar Bangsa (International yang disepakati melintasi garis bujur 180°
Lunar Date Line) diharapkan semangat per- di Samudra Pasifik, sementara itu defini-
satuan umat Islam di seluruh dunia dapat si awal bulan kamariah berdasarkan garis
dibina. Bagi Ilyas, Garis Tanggal Kamariah tanggal kamariah yang tidak tetap posisin-
antar bangsa digunakan karena paling mu- ya, tergantung posisi Bulan dan Matahari.52
dah menghitungnya dan dapat dipakai se- Gagasan yang dikemukakan Ilyas
bagai pemandu awal oleh pengguna rukyah tentang ILDL ini bukannya hendak men-
yang dipandu hisab sebelum menghitung egasikan realitas empiris, melainkan be-
data rukyah lokal. Garis Tanggal Kamariah rancang menunjukkan inti masalah jika
Antar bangsa tersebut membagi Bumi da- diinginkan kajian ilmiah atas kalender Is-
lam dua bagian yang pada saat magrib Bu- lam Internasional, yaitu bahwa kajian sema-
lan masih di atas ufuk atau telah tenggelam. cam itu tidak akan pernah terwujud kecuali
Pembagian ini menjadikan pemikiran Ilyas melalui pendekatan eksakta dan humaniora
mewariskan problem klasik, yaitu persoa- dari sistem budaya dan realitas yang mel-
lan matlak.49 ingkupinya.53
Keberlakuan rukyah hilal atau matlak Garis Tanggal Kamariah antar Bangsa
ini berangkat dari pemikiran bahwa Bumi dalam kalender hijriyah ini berbeda dengan
berbentuk bulat, bukan seperti selembar Garis tanggal dalam kalender Syamsiyah
kertas. Efek dari bentuk Bumi tersebut ada- yang dikenal dengan istilah International
lah ada daerah yang dapat melihat hilal leb- Date Line (IDL). Para ahli geografi mendefi-
ih awal dari yang lain. Tidak ada batasan nisikan bahwa International Date Line (Garis
fisik kuantitatif yang dapat dibuat dengan Batas Tanggal Internasional) dalam kalen-
menentukan matlak tanpa mempertim- der syamsiyah adalah garis-garis meridian
bangkan kondisi sebaran penduduk dan (bujur) sebagai garis-garis maya melalui
geopolitik pada suatu masa. Gagasan ruk- kutub Utara dan Selatan mengelilingi Bumi.
yah global akan banyak berbenturan dengan 50 T. Djamaluddin, “Redefinisi Hilal Menuju Titik
sekian banyak kesulitan, termasuk memak- Temu Kalender Hijriyah”, Makalah pada Semi-
sa orang untuk berjaga menunggu kesak- nar Kelas Program Doktor Ilmu Falak IAIN Wal-
sian hilal yang belum pasti atau mengqada’ isongo Semarang, September 2010, hlm. 3.
puasa apabila telah lewat. Sementara itu 51 T. Djamaluddin, “Kalender Hijriyah: Tuntutan
Penyeragaman Mengubur Kesederhanaannya”,
membuat batasan radius sekian derajat juga
dalam harian Republika, Jum’at, 10 Juni 1994,
hlm. 8.
48 Syamsul Anwar, “Perkembangan ..., hlm. 8-9. 52 Susiknan Azhari, Hisab dan Rukyat ..hlm. 31-32.
49 Susiknan Azhari, Hisab dan Rukyat ...,hlm. 31. 53 Susiknan Azhari, Hisab ...hlm. 29.
10
Pemikiran Mohammad Ilyas ... (Rupi’i Amri)

Garis-garis tersebut diberi sebutan sesuai yakni hari yang dimulai pada saat Mataha-
dengan titik lintasannya (Timur atau Sela- ri terbenam. Dari sini timbul kesulitan, dan
tan) dengan mengacu garis meridian Green- bahkan inkonsistensi kalender. Ketika garis
wich Observatory di London sebagai garis tanggal pada awal bulan baru bergerak ke
meridian 0°. Tahun 1884 pada International barat apakah batas dari mana hari (syar’i)
Meridian Conference, di Washington yang dimulai juga ikut bergerak dari garis tang-
dihadiri perwakilan dari 25 negara, Garis gal bulan baru ke garis tanggal bulan baru
Meridian Greenwich dipakai secara Inter- berikutnya.
national sebagai meridian utama yang mer- Gagasan-gagasan pembuatan garis
upakan basis perhitungan waktu Greenwich tanggal kamariah Internasional (Internation-
Mean Time (GMT). Berjarak 180° dari garis al Lunar Date Line) yang dipelopori oleh Mo-
tersebut didefinisikan sebagai garis tang- hammad Ilyas sejak tahun 1978 sampai saat
gal international (International Date Lines).54 ini belum dapat diaplikasikan. Ilyas menge-
Dengan kata lain Garis Tanggal Internasion- mukakan bahwa di antara penyebab belum
al (International Date Line) adalah garis maya diterimanya garis tanggal kamariah Inter-
pada permukaan Bumi yang mendekati nasional di kalangan umat Islam adalah
garis bujur 180° sebagai pemisah tanggal karena garis tersebut selalu berubah-ubah
dalam kalender gregorian/Masehi.55 setiap bulan.57
Umat Islam dalam menentukan hari Dengan demikian, karena tidak ber-
(Senin, Selasa, …dan seterusnya) selalu impitnya garis tanggal international den-
mengikuti garis tanggal Internasional terse- gan garis tanggal kalender Islam maka akan
but di atas, namun dalam penentuan tang- terjadi perbedaan antara tempat yang satu
gal kalender Islam mengikuti garis tanggal dan tempat yang lainnya (tergantung posisi
secara dinamis yang setiap bulannya beru- geografisnya) dalam penggunaan kalender
bah-ubah. Hal ini disebabkan garis tanggal Islam.
dalam kalender hijriyah tidak selalu tetap
seperti pada garis tanggal dalam kalender
syamsiyah. Kondisi ini disebabkan belum Aplikabilitas Pemikiran Mohammad Ilyas
adanya kesepakatan di antara umat Islam tentang Penyatuan Kalender Islam Inter-
tentang garis tanggal kamariah tersebut. nasional di Indonesia
Ada beberapa kesulitan dengan kon- Konsep pemikiran Mohammad Ilyas
sep garis tanggal kamariah Internasional tentang upaya penyatuan kalender Islam
(International Lunar Date Line) yang ber- Internasional sebagaimana telah dikemu-
pindah-pindah setiap bulan. Garis tanggal kakan pada pembahasan sebelumnya ber-
dalam konsep ini hanya digunakan untuk tumpu pada dua hal pokok, yaitu konsep
mendefinisikan awal bulan kamariah, ka- kriteria visibilitas hilal (crescent visibility)
pan dan di mana ia dimulai. Pendefinisian dan konsep Garis Tanggal Kamariah antar
ini tidak diselaraskan dengan pendefinisian Bangsa atau yang populer dengan istilah In-
hari dari mana ia dimulai, sehingga tidak ternational Lunar Date Line (ILDL).
ada sinkronisasi antara pendefinisian awal Lebih jelasnya kriteria visibilitas hilal
bulan dengan pendefinisian hari.56 (crescent visibility) yang dikemukakan oleh
Berkaitan dengan masalah ini definisi Ilyas adalah sebagai berikut: (1) Beda tinggi
hari yang dimaksud adalah “hari syar’i”, Bulan-Matahari minimum agar hilal dapat
teramati adalah 4° apabila beda azimut Bu-
lan-Matahari lebih dari 45°. Apabila beda
54 Khafid, “Garis Tanggal Internasional: Antara
Penanggalan Miladiyah dan Hijriyah”, makalah azimutnya 0°, maka beda tinggi Bulan-Ma-
disampaikan dalam Musyawarah Nasional Pen- tahari harus lebih dari 10.5°, (2) Terbenamn-
yatuan Kalender Hijriyah pada tanggal 17-19 ya Bulan sekurang-kurangnya 41 menit leb-
Desember 2005 di Jakarta, hlm. 4. ih lambat daripada terbenamnya Matahari
55 Khafid, “Garis Tanggal ..., hlm. 4.
56 Syamsul Anwar, Interkoneksi ..., hlm. 109. 57 Mohammad Ilyas, Astronomy..., hlm. 110-117.
11
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No. 1, Juni 2016: 1-15

dan memerlukan beda waktu yang lebih be- haya tipis di tepi bulatan Bulan yang meng-
sar untuk daerah yang lintangnya tinggi, (3) arah ke Matahari”.60
Hilal harus berumur lebih dari 16.5 jam bagi Berkaitan dengan hilal di sini perlu
pengamat di daerah tropis dan lebih dari 20 diperhatikan fase-fase Bulan ketika Bulan
jam bagi pengamat di daerah yang lintang- melakukan perjalanan mengelilingi Bumi.
nya lebih tinggi.58 David Morrison menyebutkan ada empat
Apabila diperhatikan lebih lanjut ten- fase penting bagi Bulan61, yaitu (1) Bulan
tang ketentuan Ilyas tersebut, maka rukyah baru (new moon), (2) kuartal pertama (first
al-hilal, baik dengan mata telanjang maupun quarter), (3) Bulan purnama (full moon),
alat optik harus benar-benar memperhati- dan (4) kuartal ketiga atau terakhir (third
kan faktor ketinggian hilal dan beda azimut quarter or last quarter).62
Matahari dan Bulan. Syarat visibilitas hilal Di antara keempat fase ini, dalam kai-
Ilyas dengan ketinggian minimal 4° apabila tannya dengan awal bulan kamariah, yang
beda azimut Matahari dan Bulan lebih dari perlu dicermati adalah pada saat Bulan baru
45° menunjukkan bahwa rukyah hilal bu- (new moon) karena pada fase inilah bulan
kanlah hal yang mudah. Begitu juga apabila sabit (hilal) terjadi. Fase pertama ini ditand-
beda azimutnya 0°, maka syarat ketinggian ai dengan suatu posisi di mana saat gerakan
hilal harus lebih dari 10.5°. Bulan mengelilingi Bumi secara bersamaan,
Faktor-faktor yang mempengaruhi ruk- terdapat bagian Bulan yang terkena sinar
yah terlalu banyak, yaitu: (a) faktor geome- Matahari semula sangat kecil berbentuk
tris (posisi Bulan-Matahari-Bumi), (b) faktor sabit (crescent). Bagian ini semakin hari se-
atmosferik, yaitu keadaan cuaca dan atmos- makin besar. Saat Bulan sabit pertama kali
fir, (c) faktor fisiologis, yaitu kemampuan dapat dilihat inilah yang dinamakan hilal.63
mata manusia untuk menangkap pantulan Dari definisi tersebut dapat dipaha-
sinar dari permukaan Bulan; (d) faktor psi- mi bahwa hilal merupakan goresan cahaya
kologis, yaitu keinginan kuat untuk dapat yang tipis di tepi bulatan Bulan yang men-
melihat hilal sering mendorong terjadinya garah ke Matahari sehingga sangatlah sulit
“halusinasi” sehingga sering terjadi klaim untuk dilihat (dirukyah) oleh mata manusia,
bahwa hilal telah terlihat padahal menurut apalagi kondisi cuaca pada saat itu berawan,
kriteria ilmiah, bahkan dengan teropong dan juga terdapat gangguan-gangguan lain,
canggih, hilal mustahil terlihat.59 seperti hamburan partikel-partikel debu
Hilal dalam kriteria visibilitas hilal di di langit, dan cahaya planet lain (misalnya
sini harus didefinisikan dengan jelas. Hi- planet Venus).
lal harus didefinisikan mulai dari metode Oleh karena hilal yang sangat tipis
sederhana rukyah tanpa alat bantu sampai tersebut, maka di kalangan umat Islam ter-
dengan alat canggih hasil teknologi terba- dapat perbedaan pendapat tentang berapa
ru. Hilal juga harus terdefinisi dalam krite- derajat minimal hilal dapat dirukyah (im-
ria hisab yang menjelaskan hasil observasi. kan ar-rukyah). Sebagian umat Islam men-
Hilal menurut Djamaluddin adalah ”Bulan gatakan 2° seperti kriteria Nahdatul Ula-
sabit pertama yang teramati di ufuk barat ma (NU) dan Badan Hisab Rukyat (BHR)
sesaat setelah Matahari terbenam, tampak Kementerian Agama (Kemenag) RI sampai
sebagai goresan garis cahaya yang tipis, dan
bila dengan menggunakan teleskop dengan 60 T. Djamaluddin, “Pengertian dan Perbandingan
pemroses citra bisa tampak sebagai garis ca- Mazhab tentang Hisab, Rukyat, dan Matla’”,
makalah pada Musyawarah Nasional Majelis
58 Mohammad Ilyas, Astronomy ..., hlm. 97-98, dan Tarjih di Padang, tanggal 1-5 Oktober 2003.
153. 61 David Morrison dan Tobias Owen, The Planetary
59 Penjelasan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan ..., hlm. 6-7.
Pusat Muhammadiyah Soal Penetapan Idul Fitri 62 Tono Saksono, Mengkompromikan ...., hlm. 33-
1432 H dalam www.muhammadiyah.or.id/id/ 38.
news.392, akses tanggal 20 Mei 2016. 63 Tono Saksono, Mengkompromikan ..., hlm. 33.
12
Pemikiran Mohammad Ilyas ... (Rupi’i Amri)

saat ini. Muhammad Wardan mengemu- menterian AgamaRepublik Indonesia ada-


kakan bahwa para ulama ahli hisab berbe- lah minimal 2°. Hal ini berarti akan tetap
da-beda pendapat dalam masalah ini. Ada terjadi perbedaan tanggal dalam memulai
yang berpendapat 12°, ada yang menga- bulan baru kamariah apabila kondisi hilal
takan 7°, 6°, 5°, 4°, dan lain-lain.64 Kriteria di Indonesia dalam perhitungan hisab bera-
MABIMS (Menteri-Menteri Agama Brunei da pada ketinggian sekitar 2°.
Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapu- Garis Tanggal Kamariah antar Bangsa
ra) menetapkan 2° dengan syarat jarak elon- (International Lunar Date Line) yang digagas
gasi Matahari dan Bulan minimal 3° dan Ilyas juga selalu berubah-ubah setiap bu-
umur Bulan minimal 8 jam. lan. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan
Perbedaan pendapat mengenai berapa hari dalam kalender hijriyah apabila dalam
derajat hilal dapat dilihat ini merupakan suatu negara tersebut dilewati garis tanggal
konsekuensi dari perbedaan hasil pen- tersebut, sehingga apabila di Indonesia dile-
gamatan dan penelitian yang dilakukan oleh wati Garis Tanggal Kamariah Internasional
para pakar falak dan astronomi. Di samping sebagaimana yang digagas oleh Ilyas, maka
itu kriteria visibilitas hilal (crescent visibility), tidak menutup kemungkinan akan terja-
menurut Djamaluddin merupakan kajian di perbedaan hari dalam memulai tanggal
astronomi yang terus berkembang, bukan baru bulan kamariah.
sekedar untuk keperluan penentuan awal Hal ini dapat terjadi dikarenakan ba-
bulan kamariah (lunar calendar) bagi umat tas hari juga bergerak mengikuti perpin-
Islam, tetapi juga merupakan tantangan dahan garis tanggal kamariah baru ke arah
saintifik para pengamat hilal.65 barat, maka hal ini akan mengakibatkan
Berkaitan dengan visibilitas hilal ini, hari (syar’i) terakhir bulan berjalan pada
terdapat dua aspek penting yang berpen- kawasan yang terletak antara garis tang-
garuh, yaitu kondisi fisik hilal akibat ilumi- gal kamariah lama dan garis tanggal ka-
nasi (pencahayaan) pada Bulan dan kondisi mariah baru harus diperpanjang sehingga
cahaya latar depan akibat hamburan cahaya hari syar’i itu menjadi 48 jam, tidak lagi 24
Matahari oleh atmosfir di ufuk (horizon).66 jam. Dengan kata lain, hari yang sama ha-
Kriteria visibilitas hilal yang lain adalah rus diulang dua kali, misalnya apabila hari
kriteria yang ditetapkan oleh ahli-ahli as- terakhir bulan berjalan adalah hari Selasa,
tronomi Muslim berdasarkan hasil Konfe- maka hari Selasa itu akan terjadi 2 x 24
rensi Penetapan Awal Bulan Kamariah di jam (dua hari berturut-turut). Hal ini terjadi
Istambul (Turki) pada tahun 1978. Konfer- karena batas hari (garis tanggal) bergeser ke
ensi ini menetapkan dua parameter rukyah, Barat di mana semestinya hari Selasa itu su-
yaitu : (1) Jarak elongasi minimal adalah 8°, dah berakhir pada garis tanggal yang lama,
dan (2) Tinggi Bulan di atas ufuk minimal namun tidak jadi berakhir karena menanti
5°.67 sampainya ke garis tanggal yang baru. Apa-
Kriteria visibilitas hilal Ilyas sebagaima- bila telah sampai pada garis tanggal yang
na dijelaskan tersebut di atas, menurut baru, maka tanggal 1 bulan baru dimulai
penulis sangat sulit diterapkan di Indone- bersamaan dengan dimulainya hari baru,
sia. Hal ini disebabkan kriteria visibilitas yakni hari Rabu (syar’i), meskipun hari
hilal (imkan ar-rukyah) di Indonesia sampai menurut definisi Garis Tanggal Internasi-
saat ini, sebagaimana yang dipakai oleh Ke- onal (Syamsiyah) telah berganti sejak dari
posisi 180°.68
64 Muhammad Wardan, Hisab ‘Urfi dan Hakiki, Di samping problem kriteria visibili-
(Yogyakarta: Siaran, 1957), hlm. 43. tas hilal yang berbeda antara Kementerian
65 Thomas Djamaluddin, Astronomi Memberi Solu- Agama RI dan kriteria Ilyas, dan juga Garis
si Penyatuan Ummat, (Jakarta: LAPAN, 2011), Tanggal Kamariah Antar Bangsa (Interna-
hlm. 12-13.
66 Thomas Djamaluddin, Astronomi ..., hlm. 13.
67 Syamsul Anwar, Interkoneksi...., hlm. 60. 68 Syamsul Anwar, Interkoneksi ..., hlm. 110.
13
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No. 1, Juni 2016: 1-15

tional Lunar Date Line) yang berubah-ubah ya 0°, maka beda tinggi Bulan-Matahari ha-
setiap bulan, persoalan lain yang menjad- rus lebih dari 10.5°, (2) Terbenamnya Bulan
ikan konsep pemikiran Mohammad Ilyas sekurang-kurangnya 41 menit lebih lambat
tentang Kalender Islam Internasional sulit daripada terbenamnya Matahari dan me-
diterapkan di Indonesia adalah perbedaan merlukan beda waktu yang lebih besar un-
metode dan kriteria yang digunakan oleh tuk daerah yang lintangnya tinggi, (3) Hilal
masing-masing ormas Islam di Indonesia. harus berumur lebih dari 16.5 jam bagi pen-
gamat di daerah tropis dan lebih dari 20 jam
bagi pengamat di daerah yang lintangnya
KESIMPULAN lebih tinggi.
Aplikabilitas pemikiran Mohammad
Konsep pemikiran Mohammad Ilyas Ilyas tentang kriteria visibilitas hilal (cres-
tentang Kalender Islam Internasional ber- cent visibility/imkan ar-rukyah) sebagai upa-
tumpu pada hisab imkan ar-rukyah (visibili- ya penyatuan kalender Islam Internasional
tas hilal) dan Garis Tanggal Kamariah Antar sampai saat ini belum dapat diterima oleh
Bangsa (International Lunar Date Line). Krite- umat Islam di Indonesia. Hal ini disebab-
ria visibilitas hilal Ilyas menggunakan kom- kan perbedaan kriteria visibilitas hilal yang
binasi dua parameter, yaitu parameter ket- dipakai oleh umat Islam di Indonesia (Ke-
inggian relatif geosentrik (geocentric relative menterian Agama RI) dengan kriteria Ilyas.
altitude) dan azimut relatif (relative azimut). Garis Tanggal Kamariah Antar Bangsa (In-
Kriteria visibilitas hilal yang dikemukakan ternational Lunar Date Line) yang digagas
oleh Ilyas adalah: (1) Beda tinggi Bulan-Ma- Ilyas juga selalu berubah-ubah setiap bu-
tahari minimum agar hilal dapat teramati lan sehingga seringkali menimbulkan per-
adalah 4° apabila beda azimut Bulan-Ma- bedaan hari dalam memulai bulan baru di
tahari lebih dari 45°. Apabila beda azimutn- suatu daerah atau negara. Wallahu A’lam.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Syamsul, 2011, Interkoneksi Studi Hadis dan Astronomi, Yogyakarta: Suara Muham-
madiyah.
Azhari, Susiknan, 2004, Ilmu Falak:Teori dan Praktek, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
--------------------- , 2007, Ilmu Falak (Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern), Yogyakar-
ta: Suara Muhammadiyah.
---------------------, 2007, Hisab dan Rukyat (Wacana Untuk Membangun Kebersamaan di Tengah
Perbedaan), Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
--------------------- , 2008, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Darsono, Ruswa, 2010, Penanggalan Islam (Tinjauan Sistem, Fiqh, dan Hisab), Yogyakarta: Lab-
da Press.
Departemen Agama RI, t.t., Almanak Hisab Rukyat, Jakarta : Proyek Pembinaan Badan
Peradilan Agama Islam.
Djamaluddin, T., 2005, Menggagas Fiqih Astronomis (Telaah Hisab Rukyah dan Pencarian Solusi
Perbedaan Hari Raya), Bandung: Kaki Langit.
------------------ , Thomas, 2011, Astronomi Memberi Solusi Penyatuan Ummat, Jakarta: LAPAN.
Djambek, Sa’adoeddin, 1976, Hisab Awal Bulan, Jakarta: Tinta Mas.

14
Pemikiran Mohammad Ilyas ... (Rupi’i Amri)

Ibn Kasir, Abi al-Fida’ Isma’il, t.t., Tafsir al-Qur’an al-‘Azim, Juz I, Beirut: Dar al-Fikr al-‘Arabi.
Ilyas, Mohammad, 1984, A Modern Guide to Astronomical Calculation of Islamic Calendar, Times
and Qibla, Kuala Lumpur: Berita Publishing.
------------------------ , 1997, Astronomy of Islamic Calendar, Kuala Lumpur: A.S. Noordeen.
------------------------- , 1997, Sistem Kalender Islam dari Perspektif Astronomi, Kuala Lumpur :
Dewan Bahasa dan Pustaka.
Kamaluddin, Husein, 1979, Ta’yin Awa’ili asy Syuhur al-’Arabiyyah bi al-Isti’mal al-Hisab, Jed-
dah: Dar al-Nasyr.
Khazin, Muhyiddin, 2008, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Buana Pustaka.
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2009, Pedoman Hisab Muham-
madiyah,Cetakan Kedua, Yogyakarta: Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Maragi, Ahmad Mustafa, t.t., Tafsir al-Maragi, Juz II, Beirut: Dar al-Fikr.
Morrison, David dan Tobias Owen, 1940, The Planetary System, New York: Addison-Wesley
Publishing.
Rasyid Rida, Muhammad, 1999, Tafsir Al-Manar, Jilid XI, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah.
------------------------------- , 2005, Tafsir Al-Manar, Jilid II, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah.
Saksono, Tono, 2007, Mengkompromikan Rukyat dan Hisab, Jakarta: Amythias Publicita beker-
ja sama dengan Center for Islamic Studies.
Shihab, M. Quraish, 2007, Tafsir al-Misbah, Juz I, Jakarta: Lentera Hati.
Wardan, Muhammad, 1957, Hisab ‘Urfi dan Hakiki, Jogjakarta: Siaran.
Zuhaili, Wahbah, t.t., At-Tafsir al-Munir fi al-’Aqidah wa asy-Syari’ah wa al-Manhaj, Juz II dan
XXIII, Beirut: Dar al-Fikr.

Makalah:
Anwar, Syamsul, (2008), “Perkembangan Pemikiran tentang Kalender Islam Internasion-
al”, Makalah pada Musyawarah Nasional Ahli Hisab dan Fikih Muhammadiyah pada
tanggal 21-22 Jumadal Saniyah 1429 H/25-26 Juni 2008 M di Yogyakarta.
Djamaluddin, T., (2003), “Pengertian dan Perbandingan Mazhab tentang Hisab, Rukyat,
dan Matla’”, makalah pada Musyawarah Nasional Majelis Tarjih di Padang, tanggal
1-5 Oktober 2003.
----------------------- , (2010), “Redefinisi Hilal Menuju Titik Temu Kalender Hijriyah”, maka-
lah pada Seminar Kelas Program Doktor Ilmu Falak Pascasarjana IAIN Walisongo.
--------------------- , (2009), Materi Kuliah Fikh Hisab Rukyah, Program Doktor Hukum Islam
Konsentrasi Ilmu Falak IAIN Walisongo.

Website:

www.muhammadiyah.or.id./id.news.392.

15

Anda mungkin juga menyukai