oleh :
1142070038 Linda
1142070039 Lyra Halimatun Sa’diyah
1142070040 M. Ripki Rinaldi
1132070041 Mey Farida
Kelompok/Semester/Kelas:12 /VI/A
Hilal didefinisikan sebagai sinar bulan pertama, yaitu bulan sabit khusus dimalam
pertama atau kedua pada suatu bulan. Oleh sebab itu rukyat dan hilal itu sangat
keterkaitan yaitu melihat awal bulan sabit pada suatu bulan.
3. Rukyat Global
Rukyat global adalah kriteria penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah yang
menganut prinsip bahwa jika satu penduduk negeri melihat hilal, maka penduduk
seleuruh negeri berpuasa (dalam arti luas telah memasuki bulan Hijriyah baru) meski
yang lain mungkin belum melihatnya.1
C. Teknik Hisab
Hisab seringkali digunakan sebelum rukyat dilakukan. Salah satu hasil hisab adalah
penentuan kapan ijtimak terjadi, yaitu saat matahari, bulan, dan bumi berada dalam
1
Adam Malik,IPBA,UIN SGD Bandung,2017,hlm.124
posisi sebidang atau disebut pula konjungsi geosentris. Konjungsi geosentris terjadi pada
saat matahari dan bulan berada di posisi bujur langit yang sama jika diamati dari bumi.
Dalam hisab sedikitnya ada empat aliran, yakni Hisab Urfi, Hisab Haqiqi, Hisab Lokal.
Dan Hisab global.
A. Hisab Urfi
Hisab Urfi sering dilakukan oleh khalifah Umar bin Khattab. Teknik hisab ini
dengan cara melakukan perhitungan rata-rata waktu yang diperlukan oleh bulan
untuk mengorbit bumi. Perhitungan hisab urfi adalah berdasarkan perhitungan
tradisional bahwa bulan mengelilingi bumi selama 354 hari2
B. Hisab Haqiqi
Hisab haqiqi adalah perhitungan hisab berdasarkan perhitungan matematik dan
astronomis namun tingkat perhitungannya bermacam-macam dari yang masih
berupa pendekatan-pendekatan kasar sampai yang sangat teliti. Dari yang hanya
menggunakan tabel-tabel dan hitungan-hitungan interpolaris dan ekstrapolaris
sederhana, sampai perhitungan yang kompleks dengan bantuan komputer
berdasarkan perhitungan trigonometri bola.
C. Hisab Lokal
Hisab local yaitu menghitung posisi bulan (dinyatakan dalam satuan derajat) u
magrib pada suatu daerah pengamatan. Hasil perhitungan lokal minimal ini berupa
beda azimuth (sepanjang horizon) posisi bulan/hilal dari titik terbenam matahari
dan ketinggian bulan.
D. Hisab Global
Hisab Global yaitu menghitung posisi hilal di seluruh dunia sehingga
menghasilkan peta garis tanggal qamariyah yang analog dengan garis tanggal.
2
Adam Malik,IPBA,UIN SGD Bandung,2017,hlm.125
Kesalahan random bersifat acak dan biasanya kecil dibandingkan dengan standar
yang berlaku umum di masyarakat dan tidak menimbulkan kerugian yang terlalu
besar bagi masyarakat.
2. Kesalahan besar (gross error)
Kesalahan besar ini harus dihindari dalam proses mengumpulkan data dan
informasi, kesalahan besar tidak memiliki pola dan tidak dapat diramalkan.
3. Kesalahan sistematik
Kesalahan sistematik harus dihindarkan sebelum proses pengumpulan data dan
informasi agar tidak menghasilkan keputusan yang salah meskipun kesalahan
sistematik ini lebih kecil daripada kesalahan besar.3
3
Adam Malik,IPBA,UIN SGD Bandung,2017,hlm.128
4
Ibid,hlm.130
Kalender Hijriyah dibangun berdasarkan rata-rata siklus fase bulan (Qomariyah)
dari bulan baru, bulan sabit, bulan purnama, sabit kembali, lalu bulan mati. Kalender
Hijriyah juga mempunyai 12 bulan dalam setahun, maka bilangan hari dalam satu
tahunnya adalah (12 x 29, 53059 hari = 354,36708 hari). Hal inilah yang menjelaskan 1
tahun Kalender Hijriyah lebih pendek sekitar 11 hari dibanding 1 tahun Kalender Masehi.
(http://www.edukaislam.com/2016/06/perbedaan-hisab-dan-rukyat-html)
Bola (sphere) adalah benda tiga dimensi yang unik, dimana jarak antara setiap titik di
permukaan bola dengan titik pusatnya selalu sama. Permukaan bola itu berdimensi dua.
Karena bumi sangat mirip dengan bola, maka cara menentukan arah dari satu tempat
(misalnya masjid) ke tempat lain (misalnya Ka’bah) dapat dilakukan dengan
mengandaikan bumi seperti bola. Posisi di permukaan bumi seperti posisi di permukaan
bola. Lingkaran besar (great circle) adalah irisan bola yang melewati titik pusat O.5
5
Tono Saksono, Mengkompromikan Rukyat dan Hisab, Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2007,hlm.85
2. Cara Mengukur Arah Kiblat
Pada saat ini metode yang sering digunakan dalam pengukuran arah kiblat ada
tiga macam, yakni :
a. Memanfaatkan bayang-bayang Kiblat
b. Memanfaatkan arah Utara (true north)
c. Mengamati / memperhatikan ketika matahari tepat berada diatas Ka’bah
REFERENSI
Malik, Adam. 2017. Ilmu Pengetahuan Bumi Antariksa. Bandung : UIN Sunan Gunung Djati
Saksono,Tono.2007. Mengkompromikan Rukyat dan Hisab, Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Ismail, Syuhudi, Drs. 1993. Ilmu Falak (Diktat). IAIN Alaudin Makassar : Fak.Syari’ah
6
Drs. Syuhudi Ismail,1993, Ilmu Falak (Diktat), IAIN Alaudin Makassar,1993,hlm.83