Anda di halaman 1dari 3

VIII.

SIKLUS CARNOT dan REVERSIBILITAS


8.1. Proses Reversible
8.2. Siklus Carnot
8.3. Teorema Carnot
8.4. Soal-Soal
8.1. PROSES REVERSIBLE
Kita tahu : dalam termodinamika semua proses diangap berlangsung secara kuastistatik: setiap
saat Antara keadaan I dan f, system berada dalam keadaan seimbang.
Proses demikian tidak sesuai dengan kenyataan dalam alam, dimana semua proses
berlangsung secara tidak kuastistatik : proses alam (=natural processes) bersifat
spontan, dari suatu keadaan tak seimbang system beralih ke keadaan seimbang yang
lain melalui keadaan-keadaan yang bukan keadaan seimbang.
Fakta kedua yang harus diingat ialah bahwa dalam alam semua proses disertai efek-efek berikut:
 Gesekan: gaya antara benda-benda yang bergerak , bersentuhan satu dengan yang
lain;
 Viskositas: gesekan Antara partikel-partikel fluida;
 Hambatan listrik: semacam gesekan atau hambatan yang dialami electron dari
inti-inti dalam kawat logam;
 Histerisis: semacam hambatan dalam zat magnetic.
Dengan perantaraan peristiwa-peristiwa ini system dapat serelaksasi dari suatu keadaan tidak
seimbang ke keadaan seimbang. Peristiwa ini juga disebut efek disipasi, karena pada peristiwa
itu energy hilang dari system masuk ke lingkungan (to dissipate = menghilang). Sudah menjadi
kenyataan bahwa efek-efek ini tidak mungkin dicegah seluruhnya secara serempak.
Proses yang bersifat kuastistatik dan disertai efek disipasi dikatakan bersifat reversible. Dan
setiap proses yang tidak memenuhi persyaratan ini dosebut non-reversibel. Jelaslah bahwa setiap
peristiwa alam bersifat non refersibel. Hsl ini dspst dibuktikan dengan memperhatikan suatu
proses alam, dan mencoba membalikannya. Pada pembalikan ini akan ternyata bahwa hokum ke-
2 dilanggar, karena itu pembalikan tersebut tidak mungkin terjadi.
Proses-proses alam yang terpenting dapat dikategorikan menjadi 5 kelompok besar:
Kelompok ke-1 : Usaha isotermik
Proses-proses dimana usaha yang kita adakan pada system secara isotermik
diubah menjadi kalor, yang kemudian diteruskan ke keliling.
Misal : cairan kental yang tidak diisolasikan kita aduk. (contoh lain: liat buku
Zemansky)
Semua proses dalam kelompok ini dapat digambarkan dengan hokum ke-1
sebagai berikut (system ideal):
dQ  Cv dT  pdV : dT  0 , dQ  pdV atau
karena isotermik maka
Q   pdV  W ,
jadi usaha yang kita adakan pada fluida seluruhnya menjadi
kalor, yang kemudian didisipasikan ke lingkungan. Proses ini non-reversibel,
sebab seandainya reversible, maka ini akan berwarti bahwa lingkungan dapat
melepas Q joule tadi,yang oleh system akan dikonversikan seluruhnya menjadi
W . Ini bertentangan dengan hokum ke-2.

Kelompok ke-2 : Usaha adiabatik


Proses-proses dimana usaha yang kita adakan diubah menjadi energy-dalam
system adiabatic.
Misalnya: fluida kental yang terisolasi kita aduk, (contoh lain: liat zemansky)
Semua proses dalam kelompok ini dapat digambarkan dengan hokum ke-1
sebagai berikut: (system gas ideal)

Q   U f  Ui  W W  U f Ui
. Karena adiabatic, maka :
Usaha luar yang diadakan pada system seluruhnya diubah menjadi energy-
dalam; proses ini non-reversibel, sebab seandainya reversible ini akan berarti
bawba system dapat menyerahkan kembali energi tersebut dan mengubahnya
100% menjadi usaha. Ini bertentangan dengan hokum ke-2.
Atau dapat juga dilihat sebagai berikut:
Seandainya reversible, maka kita akan dapat memperoleh usaha dari satu
sumber kalor saja: hal ini di”larang” hokum ke-2.
Kelompok ke-3: Proses-proses dimana energy-dalam diubah menjadi usaha, yang kemudian
berubah lagi menjadi energy-dalam.
Contoh: ekspansi bebas
Kelompok ke-4 : Proses-proses konduksi dan radiasi kalor
Kelompok ke-5 : Pproses-proses kimiawi (lihat buku Zemansky).
Semua proses alam bersifat non-reversibel; proses reversible tidak kita dapati dalam alam.
Namun demikian ide ini tetap dipakai dalam termodinamika. (seperti halnya dalam Mekanika
dimana selalu dimisalkan bahwa katrol tidak bergesekan, tali tidak mempunyai massa dan
sebagainya).
Ada 2 jenis proses dalam teori Termodinamika memegang peranan penting: usaha luar dan
pertukaran kalor.
Bagaimana dapat kita bayangkan kedua jenis proses ini berlangsung secara kuastistatik ?
Apa arti usaha luar berlangsung secara kuastistatik ?
Pada proses demikian, perubahan volume haruslah berlangsung sedemikian “lambat”nya hingga
system setiap saat tetap berada dalam keadaan seimbang: gas mengembang dan menekan pegas.
(lihat bab 4.2)
Bagaimanakah membayangkan pertukaran kalor secara kuastistatik ?
Pada proses demikian, suhu system harus diubah sedemikian “lambat”nya sehingga system
setiap saat tetap berada dalam keadaan seimbang. Ini akan berarti bahwa kita harus menyediakan
tak terhingga banyaknya R.K. yang suhunya masing-masing berbeda sedikit sekali: (lihat bab
5.2).
Ti ; Ti  dT ; Ti  2dT ;.........................................................................................................................T f
dan system berturut-turut harus dikontakkan dengan masing-masing RK itu. Bandingkan cara
pertukaran kalorini dengan pertukaran kalor secara isotermik; untuk ini system perlu
dikontakkan pada 1 RK saja!.
Mengingat hal diatas, maka jelaslah bahwa pada siklus-siklus yang dikenal, di bagian siklus
dimana terdapat pertukaran kalor dan terjadi T , harus disediakan  banyaknya RK, kalau
proses itu diinginkan berlangsung secara kuastistatik.
Sebaiknya hanya pada siklus carnot didapatkan bahwa siklus dapat dijalankan secara kuastistatik
dengan memakai 2 buah RK saja. (mengapa?).
Inilah keunggulan siklus Carnot terhadap siklus-siklus lain.

Anda mungkin juga menyukai