REAKSI INTI
Oleh:
Reaksi Nuklir 1
BAB I
PENDAHULUAN
Reaksi Nuklir 2
antara partikel penembak yang terdiri atas partikel elementer, seperti foton, neutron, dan
inti multinukleon dengan suatu inti target yang diikuti oleh transformasi inti menjadi
inti lain dengan cara menangkap atau melepaskan partikel.
Reaksi Nuklir 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Reaksi Nuklir
Suatu unsur yang ditembakkan oleh suatu partikel yang bergerak sangat cepat
(neutron, proton atau elektron), maka akan ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu inti
dapat menangkap partikel tersebut atau inti tidak dapat menangkap partikel tersebut.
Dalam banyak kasus, setelah penembakan, inti target akan meluruh dan memproduksi
hasil yang berbeda dari inti target. Ketika partikel berada pada daerah sekitar inti, maka
disini terjadi gaya tarik, sehingga memungkinkan elektron tersebut akan ditangkap oleh
inti, kemudian dipancarkanlah partikel yang berbeda dengan partikel penembak, dalam
waktu yang sangat singkat (10-13 s).
Partikel hasil
Partikel penembak
Inti hasil
Gambar 1.
Reaksi tersebut merupakan reaksi nuklir karena terjadi di dalam inti. Inti setelah
memancarkan partikel akan menjadi tidak stabil, sehingga inti akan mengalami
peluruhan dan hukum-hukum peluruhan berlaku.
Inti setelah mengalami reaksi inti akan memiliki kondisi berbeda dengan inti
target. Perubahan inti target ini disebut dengan transmutasi. Perubahan yang terjadi
pada inti target akibat proses reaksi nuklir.. Reaksi transmutasi adalah reaksi pada
proses perubahan inti target. Persamaan reaksi nuklir deapat dituliskan yaitu sebagai
berikut.
x X Y y .......................................................................................................(1)
Reaksi Nuklir 4
Dimana x merupakan partikel penembak, X adalah inti target, Y adalah inti hasil
(recoil), dan y adalah partikel hasil. Reaksi transmutasi dapat juga dinyatakan sebagai
berikut:
X ( x, y )Y ..........................................................................................................(2)
Partikel alpha yang dihasilkan dari unsur radioaktif polonium menembak inti
9 12
target 4 Be . Inti hasil dibentuk berupa 6 C dan disertai pemancaran netron, dimana
Seperti halnya reaksi kimia, reaksi inti harus seimbang, jumlah proton dan
neutron harus sama pada kedua ruas persamaan reaksi.
Karena reaksi nuklir hanya terjadi di bawah pengaruh gaya dalam (internal)
antara penembak dan target , maka reaksinya kita perkirakan mematuhi hukum
kekekalan energi, momentum linier, dan momentum sudut.
Pada jarak antara partikel penembak x, dan inti X sangat jauh, maka disana tidak ada
gaya diantara keduanya, sehingga energi potensialnya pun tidak ada. Sebelum
bertumbukan, partikel penembak, x, dan inti target X, memiliki massa diam masing-
masing mx dan MX, dan energi kinetiknya Kx dan KX. Total energi sebelum reaksi,
merupakan jumlah dari energi kinetik dan energi massa diamnya.
Kx KX
mxc2
MXc2
Reaksi Nuklir 5
E i m x c 2 k x M X c 2 K X ...........................................................................(5)
Inti hasil
Partikel hasil
Ky KY
myc2 MYc2
Gambar 3. Setelah Reaksi
Karena tidak ada gaya luar di dalam system maka energi sebelum reaksi sama
dengan energi setelah reaksi, sehingga berlaku hukum kekelan energi yang dapat
dinyatakan sebagai berikut:
E setelah E sebelum
M y c 2 K Y m y c 2 K y mx c 2 K x M X c 2 K X ...............................................(5)
Reaksi Nuklir 6
Nilai Q bernilai negatif jika energi kinetik inti hasil dan partikel hasil lebih kecil
Jika keadaan awal inti target dalam keadaan diam, maka inti target tidak
memiliki energi kinetik. Dalam kasus yang demikian, persamaan (9) dan (10) untuk
nilai Q dari reaksi inti akan menjadi:
Q KY k y K X
...........................................................................(11)
M X m x c 2 M Y m y c 2
Pada umumnya, pengukuran energi kinetik dari inti hasil, Ky, sangat sulit untuk
ditentukan, sehingga diubah menggunakan hukum kekekalan momentum. Pada
umumnya, sangat sulit mengukur dengan teliti nilai energi kinetik, Ky, dari inti recoil.
Jika mempertimbangkan kekekalan momentum, sangat mungkin untuk memperoleh
nilai Q Ky.
Dengan menganggap partikel x, dengan massa mx bergerak dengan kecepatan vx
menembak inti target, X dengan massa MX dalam keadaan diam. Setelah reaksi nuklir
berlangsung, inti hasil (recoil) Y dengan massa MY dan kecepatan VY, membentuk sudut
terhadap arah partikel x, serta partikel hasil y dengan massa my dan kecepatan vy,
my vy
mx θ
vx Ø
MX
sebelum sesudah
MY
VY
Gambar 4.
Reaksi ini dapat dinyatakan melalui persamaan sebagai berikut:
mx vx my v y cos M YVY cos ; sumbu x ...................................................(12)
Reaksi Nuklir 7
0 m y v y sin M Y VY sin ; sumbu y............................................................(13)
Atau
M Y VY cos m x v x m y v y cos ....................................................................(14)
M Y VY sin m y v y sin .................................................................................(15)
Reaksi Nuklir 8
(iv) Walaupun kita sudah menggunakan massa inti dalam mendefinisikan nilai
Q, kita boleh juga menggunakan massa atom, jika jumlah elektron sebelum dan
sesudah reaksi inti sama.
b. Persamaan (19) khusus untuk kasus dimana kecepatan partikel penembak
dibawah kecepatan cahaya, sehingga efek relativitas tidak ada. Pada umumya
kecepatan partikel lebih rendah dari 5 x 109 cm/s, dan itu hanya mungkin untuk
partikel bergerak sebagai non relativitas. Jika, kecepatan penembak mendekati
kecepatan cahaya, maka penulisan untuk nilai Q menjadi:
my m K x2 K y2 K Y2
Q 1 K y 1 x K x
2M Y c 2
MY MY
K x 1 K y .....................................(21)
2 m x m y K x K y
1
2 cos 1
2 2
1 2
2m x c 2m y c
MY
c. Sebelum meninggalkan diskusi tentang energi disintegrasi, kita akan mengkaji
kembali persamaan (19) dan menyelidiki persamaan tersebut untuk reaksi
eksorgik, atau eksotermal, dari sudut pandang penembakan energi.
Dari persamaan (19), kita mengetahui energi disintegrasi, sehingga kita dapat
menyatakan energi kinetik dari partikel hasil dalam bentuk persamaan berikut:
M Y m y K y 2 m x m y K x 2 cos K y K x M Y m x M Y Q 0 ..............(22)
1
b = 2 mx my K x 1
2 cos
c = K x M Y mx M Y Q
x = Ky
Sehingga untuk mencari nilai x1/2 dapat menggunakan rumus abc, yaitu:
1 b b 2 4ac
x 2
2a
Reaksi Nuklir 9
Jadi nilai Ky1/2 dapat diperoleh seperti berikut:
1
2 m x m y K x 2 cos 4 m x m y K x cos 2 4 M Y m y K x M Y m x M Y Q
1
Ky
2 M Y m y
2
m x m y K x cos m x m y K x cos 2 M Y m y K x M Y m x M Y Q 1
2
Ky
M Y my
...............................................................................................................................(23)
Atau
Ky a a2 b
Ky x x 2 y .............................................................................................(24)
Dimana
mx m y K x
a cos ...........................................................................................(25)
M Y my
Dan
K x M Y mx M Y Q
b
M Y m y ...................................................................................(26)
Ternyata energi kinetik, Ky, partikel hasil bergantung pada sudut θ, yaitu sudut
antara arah partikel hasil dengan partikel penembak. Persamaan (22) dan (23) tersebut
khusus untuk reaksi eksorgik atau eksotermal, dimana nilai Q lebih besar dari nol (Q >
0) dan MY > mx. Kalau sudut θ yag dibentuk 900, maka Ky, akan sama dengan b.
K x M Y mx M Y Q
Ky
M Y my ........................................................................................(27)
M Y Q
Ky untuk Q 0 .........................................................................(28)
M Y my
2
Persamaan (24) artinya bahwa energi kinetik K y dari partikel penembak dengan
massa m y adalah sama untuk semua sudut , reaksinya adalah reaksi isotropic. Hal ini
benar karena momentum total dalam sistem koordinat laboratorium adalah nol ketika
K x hampir berharga nol.
Reaksi Nuklir 10
Apabila Q 0 dan M Y m x , hanya terdapat satu dari dua penyelesaian K y
yang diambil dari persamaan (24). Nilai K y yang diambil adalah nilai yang positif
(karena nilai energi kinetik yang negatif tidak sesuai dengan situasi fisika yang
mengkehendaki nilai real yang positif), sehingga:
Ky x x 2 y
Pada kasus ini, K y dipengaruhi (terikat) oleh sudut . Berikut merupakan pengaruh
sudut terhadap nilai K y .
Ky
m m K
x y x
1
2 cos m m K
x y x
1
2
cos M Y m y K x M Y m x M Y Q
2
M Y my
Ky
m m K
x y x
1
2 cos 0 m m K x y x
1
2
cos 0 M Y m y K x M Y m x M Y Q
2
M Y my
Ky
m m K
x y x
1
2 m m K M
x y x
1
2
2
Y m y K x M Y m x M Y Q
........(29)
M Y my
Ky
m m K
x y x
1
2 cos m m K
x y x
1
2
cos M Y m y K x M Y m x M Y Q
2
M Y my
Reaksi Nuklir 11
Ky
m m K
x y x
1
2
cos 180 m m K x y x
1
2 M
cos 180
2
Y m y K x M Y m x M Y Q
M m Y y
m m K 1 m m K 1 M m y K x M Y m x M Y Q
1 1 2
2 2
x y x x y x Y
Ky
M m Y y
Ky
mx m y K x 2
1
m m K M
x y x
1
2
2
Y m y K x M Y m x M Y Q
...(30)
M Y my
K x M Y mx M Y Q
y
K y akan bernilai sama dengan
M Y my
untuk 90 ,
yaitu:
Ky
m m K
x y x
1
2 cos m m K x y x
1
2
cos M Y m y K x M Y m x M Y Q
2
M Y my
m m K m m K M m y K x M Y m x M Y Q
1 1 2
x y x
2 cos 90 x y x
2 cos 90 Y
Ky
M m Y y
m m K 0 m m K 0 M m y K x M Y m x M Y Q
1 1 2
2 2
x y x x y x Y
Ky
M m Y y
M Y m y K x M Y m x M Y Q
Ky
M Y my
M m y K x M Y m x M Y Q 2
Ky
2 Y
M my
2
Y
Reaksi Nuklir 12
M Y m y K x M Y m x M Y Q
Ky
M Y my
2
Ky
K x M Y mx M Y Q
M Y my
2 ..........................................................................(31)
Dalam hal ini, Ky bernilai tunggal. Untuk mendapatkan nilai ganda, maka K y harus
berada dalam keadaan tertentu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.1 Reaksi nuklir terjadi akibat Suatu unsure ditemabk oleh partikel yang bergerak
sangat cepat (neutron, proton atau elektron), maka akan ada dua kemungkinan
yang terjadi yaitu inti dapat menangkap partikel tersebut atau inti tidak dapat
menangkap partikel tersebut, setelah penembakan, inti target akan meluruh dan
memproduksi hasil yang berbeda dari inti target
3.2 Perubahan energi kinetik (Q) dari reaksi nuklir akan berniali positif jika energi
kinetik akhir lebih besar dari pada energi kinetik awal Dan nilai-Q akan
bernilai negatif apabila energi kinetik akhir lebih kecil dari energi kinetik awal.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan terkait makalah ini adalah sebagai
berikut.
Reaksi Nuklir 13
3.2.1 Pembaca agar lebih banyak mencari sumber lain yang terkait dan relevan
dengan isi makalah ini.
3.2.2 Penulis mengharapkan agar pembaca dapat memberikan masukan yang
sifatnya membangun untuk perbaikan makalah ini dan menambah
pengetahuan penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Reaksi Nuklir 14