Anda di halaman 1dari 19

Indikator Ketercapaian

Menuliskan persamaan reaksi inti.


Menjelaskan terjadinya
keseimbangan energi dan massa
pada reaksi inti.
Merumuskan nilai Q pada reaksi
nuklir.
Menjelaskan pengertian reaksi
eksoergik dan reaksi endoergik.
Merumuskan nilai Q pada reaksi
eksoergik dan reaksi endoergik.
Merumuskan energi ambang untuk
reaksi endoergik dan
menjelaskannya.
Menyelesaikan masalah yang terkait
dengan reaksi inti
REAKSI NUKLIR

Pengertian Reaksi Nuklir


Penembakkan partikel-partikel seperti neutron, proton
dan electron yang bergerak dengan kecepatan yang
tinggi pada sebuah inti atom, mengakibatkan partikel
tersebut ditangkap oleh inti atom.
Bila partikel penembak elektron dan terjadi
penangkapan elektron oleh inti atom, maka ketika
elektron berada pada daerah sekitar medan inti atom
akan terjadi gaya tarik antara inti dengan elektron.
Inti atom akan mengemisikan atau memancarkan
partikel yang berbeda dengan partikel penembaknya
dalam waktu yang sangat singkat (< 10 -13 sekon)
setelah elektron tertangkap inti.
Reaksi seperti ini disebut dengan Reaksi Nuklir. Reaksi
tersebut meninggalkan inti atom tidak stabil sehingga
inti atom akan mengalami peluruhan menuju ketingkat
yang lebih stabil.
Perubahan inti target akibat adanya reaksi nuklir
seperti atas akan menyebabkan munculnya inti baru
yang sifatnya berbeda dengan inti target dengan
nomor massa dan nomor atom berbeda.
Perubahan pada inti target disebut transmutasi.
Sedangkan reaksi yang terjadi disebut reaksi
transmutasi.
Hal penting yang perlu dikaji pada reaksi nuklir adalah
informasi mengenai sifat inti atom seperti ukuran,
distribusi muatan dan gaya nuklir alamiah dapat
ditentukan melalui investigasi terhadap adanya proses
reaksi nuklir tersebut.
Untuk setiap reaksi nuklir dapat dituliskan persamaan
reaksinya sebagai berikut :

Dengan: x = partikel penembak


X = inti target
x + X Y + Y = inti hasil
y y = partikel hasil

Persamaan di atas menyatakan sebuah partikel


penembak, x menembakk inti target, X menghasilkan
inti rekoil atau inti hasil Y dan sebuah partikel hasil y.
Reaksi nuklir tersebut dapat juga ditulis dengan notasi
sebagai berikut.

Dengan: x = partikel penembak


X = inti target
X (x,y) Y Y = inti hasil
y = partikel hasil

Pada beberapa kasus, lebih dari satu jenis partikel


dihasilkan dari reaksi inti.
Salah satu contoh reaksi nuklir, penembakan inti
Beryllium 4 Be 9 oleh partikel yang berasal dari unsur

radioaktif polonium. Sebuah inti baru dihasilkan pada


reaksi tersebut yaitu 6 C 12 dan sebuah partikel hasil

yaitu neutron deengan persamaan reaksi :


2 He 4 4 Be 9 6 C 12 0 n1

Contoh reaksi nuklir lainnya adalah:


2 He 4 5 B 11 7 N 14 0 n1

Transmutasi pada sebuah inti target pertama kali


ditunjukkan oleh Ernest Rutherford pada tahun 1919,
yang mana nitrogen sebagai inti target ditembak
dengan partikel yang berasal dari sumber radioaktif
alamiah sehingga menghasilkan inti hasil 8 O 17 dan

partikel hasil 1 H 1 . Adapun persamaan reaksinya

adalah sebagai berikut.


2 He 4 7 N 14 8 O 17 1 H 1

Reaksi nuklir dapat diindikasikan tidak hanya melalui


partikel yang dihasilkan oleh unsur radioaktif, seperti
kasus-kasus yang diberikan di atas tetapi reaksi nuklir
juga dapat terjadi oleh partikel berenergi tinggi dan
sinar gamma yang dihasilkan oleh pemercepat linear,
siklotron, reaktor nuklir dan mesin-mesin lainnya yang
mampu menghasilkan partikel berenergi tinggi.
Reaksi nuklir pertama kali yang menggunakan partikel
pemercepat buatan sebagai partikel penembak diteliti
oleh J. Cockcroft dan E. Walton pada tahun 1930.
Reaksinya ditunjukkan sebagai berikut.
p 3 Li 7 2 He 4

Sebuah proton yang dipercepat p atau 1 H 1 menumbuk


inti target yaitu Lithium, setelah reaksi berlangsung
dihasilkan dua buah partikel yaitu inti rekoil Helium
2
He 4 dan partikel .

Contoh-contoh reaksi nuklir yang dituliskan pada


uraian sebelumnya dapat dinotasikan sebagai berikut.
4 Be 9 , n 6 C 12 , 5 B 11 , n 7 N 14 , 7 N 14 , p 8 O 17 , dan
3 Li 7 p, 2 He 4 .

Kekekalan Energi pada Reaksi Nuklir


Persamaan reaksi pada reaksi nuklir sebagai berikut :

Dengan: x = partikel penembak


X = inti target
x + X Y + Y = inti hasil
y y = partikel hasil

Asumsikan bahwa x dan X berada sangat jauh satu


sama lainnya sehingga tidak ada gaya tarik ataupun
tolak menolak diantara keduanya. Ini
mengimplikasikan bahwa sistem tidak memiliki energi
potensial.
Massa diam partikel penembak x dan inti target X,
masing-masing adalah mx dan MX, sedangkan energi
kinetik partikel penembak x dan inti target X masing-
masing sebelum reaksi dilambangkan dengan Kx dan
KX .
Total energi sistem pada keadaan awalnya adalah
jumlah energi kinetik awal sistem dan energi massa
diam sistem dituliskan sebagai berikut.
Ei K x m x c 2 K X M X c 2 1
Total energi akhir sistem setelah reaksi nuklir terjadi
adalah sama dengan jumlah energi kinetik dan energi
massa diam partikel hasil dan inti hasil sehingga
diperoleh:

E f K y my c 2 KY M Y c 2 2

Oleh karena tidak ada gaya luar yang bekerja pada


sistem, maka total energi awal sistem sama dengan
total energi akhir sistem sehingga didapatkan:
Ei E f
K x mx c 2 K X M X c 2 K y m y c 2 KY M Y c 2 3

Persamaan (3) dapat ditulis kembali sebagai berikut.


K x mx c 2 K X M X c 2 K y m y c 2 KY M Y c 2
KY K y K x K X M X c 2 mx c 2 M Y c 2 m y c 2
K Y
K y K X K x M X c 2 mx c 2 M Y c 2 m y c 2
K Y K K K M m c M
y X x X x
2
Y m y c 2

K Y K K K M m M
y X x X x Y
my c2 4

Persamaan (4) menyatakan peningkatan energi kinetik


sistem sama dengan pengurangan energi massa diam
sistem.
Perubahan energi kinetik sistem ini disebut energi
disintegrasi atau nilai-Q dari reaksi nuklir, yang dapat
ditulis :
Q K f Ki
Q KY K y K X K x 5
Nilai-Q dapat juga diperoleh dari perubahan energi
massa diam sistem yaitu :
Q energi massa diam awal - energi massa diam akhir
Q M X m x c 2 M Y m y c 2 6

Reaksi eksoergik atau reaksi eksoterm terjadi apabila


energi kinetik akhir sistem lebih besar dari energi
kinetik awalnya, atau energi massa diam awal sistem
lebih besar dari energi massa diam akhirnya. Ini
berarti nilai Q harus bernilai positif.
Q bernilai negatif akan dipenuhi jika energi kinetik
akhir sistem lebih kecil dari energi kinetik awalnya,
atau energi massa diam awal sistem lebih kecil dari
energi massa diam akhirnya.
Reaksi yang terjadi disebut reaksi endoergik atau
reaksi endoterm.
Jika pada keadaan awal, inti target dalam keadaan
diam maka energi kinetiknya adalah nol (KX =0).
Persamaan (5) dan (6) untuk kasus ini menghasilkan
nilai Q :
Q KY K y K X K x
Q KY K y 0 K x
Q K Y K y K x M X m x c 2 M Y m y c 2 7
Energi kinetik KY inti rekoil tidaklah mudah ditentukan
secara akurat. Bila dipertimbangkan hukum kekekalan
momentum maka sangat mungkin untuk menentukan
nilai Q yang bebas dari KY.
Bagaimana cara memperoleh Q dengan besaran tanpa
KY ????

vy
my
y

X
x vx
MX
mx
Diam maka VX =0 Y

MY
(a) VY

(b)

Gambar 3.1
Reaksi Nuklir

Gambar (3.1a) sebuah partikel penembak x dengan


massa mx bergerak dengan kecepatan vx kemudian
menembak inti target X dengan massa MX dalam
keadaan diam.
Hasil reaksi, partikel hasil y dipancarkan dan
dihasilkan inti recoil, Y.
Inti rekoil Y dengan massa MY dan kecepatan VY
membentuk sudut terhadap arah gerak mula-mula
partikel penembak,x.
Partikel y membentuk sudut terhadap arah gerak
mula-mula partikel penembak,x dan mempunyai
massa my serta kecepatan sebesar vy.
Gambar (1.b) merupakan uraian komponen masing-
masing kecepatan inti hasil (Y) dan partikel hasil (y).
VY,y = VY sin

vy,y = vy sin

VY,x = VY cos
vy

VY
vy,x = vy cos

Gambar (2)
Berdasarkan kekekalan momentum, diperoleh:
Pada arah sumbu-x didapatkan:
Px awal Px akhir
P1x P2 x P1x ' P2 x '
m x v x M X V X m y v y cos M Y VY cos
karena V X 0, maka diperoleh :
m x v x 0 m y v y cos M Y VY cos
m x v x m y v y cos M Y VY cos
M Y VY cos m x v x m y v y cos 8
Kuadratkan persamaan (8) sehingga didapat :
M Y VY cos 2 m x v x 2m x m y v x v y cos m y v y 2 cos 2
2 2 2 2 2
9

Pada arah sumbu-y didapatkan:


Py awal Py akhir
P1 y P2 y P1 y ' P2 y '
karena komponen kecepatan awal x dan X dalam arah sumbu - y adalah nol ,
maka :
0 0 m y v y sin M Y VY sin
m y v y sin M Y VY sin 0
M Y VY sin m y v y sin 10
Kuadratkan persamaan (10) sehingga didapat :
2 2
M Y VY sin 2 m y v y 2 sin 2
2
11

Jumlahkan persamaan (9) dan (11) maka didapatkan:


M Y VY cos 2 m x v x 2m x m y v x v y cos m y v y 2 cos 2
2 2 2 2 2

M Y VY sin 2 m y v y 2 sin 2
2 2 2

+
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
M Y VY sin M Y VY cos mx vx 2 m x m y v x v y cos m y v y sin my vy cos

M Y VY
2 2

sin 2 cos 2 m x v x
2 2 2
2 m x m y v x v y cos m y v y
2
sin 2 cos 2

karena nilai sin2 cos2 sin 2 cos 2 1, maka diperoleh :
2 2 2 2 2 2
M Y VY m x v x 2 m x m y v x v y cos m y v y
2 2
M Y VY m x v x m y v y
2 2 2 2
2m x m y v x v y cos 12

Dengan menggunakan hubungan bahwa energi


kinetik: K 12 mv 2 maka didapatkan hubungan berikut.
2
K x 12 m x v x , K Y 12 M Y VY , K y 12 m y v y
2 2
13

Substitusikan persamaan (13) ke persamaan (12),


maka diperoleh:
2m x m y v x v y cos
2 2 2 2 2
M Y VY m x v x m y v y 2

2M Y 1
2 M Y VY
2
2m x
1
2 mx v x
2
2m
y
1
2 myv y
2
2 2m x 1
2 mx v x
2
2m
y
1
2 myvy
2
cos
2 M Y K Y 2m x K x 2m y K y 2 4m x K x m y K y cos
2 M Y K Y 2m x K x 2m y K y 4 m x m y K x K y cos

Bagi kedua ruas dengan angka 2 sehingga diperoleh:


M Y KY mx K x m y K y 2 m x m y K x K y cos

Bagi kedua ruas dengan MY , maka didapatkan:


mx my 2
KY Kx Ky m x m y K x K y cos 15
MY MY MY

Bila inti target dalam keadaan diam saat ditembak


oleh partikel penembak KX 0 , sehingga nilai Q
diberikan oleh persamaan (7) yaitu:
Q KY K y K x

Substitusikan persamaan (15) ke persamaan (7)


sehingga didapatkan:
m my 2
Q x K x Ky m x m y K x K y cos K y K x
M Y MY MY
my m 2
Q Ky Ky Kx x Kx m x m y K x K y cos
MY MY MY
my m 2
Q K y 1 K x 1 x m x m y K x K y cos 16
MY MY MY

Persamaan (16) merupakan persamaan umum nilai Q


pada saat terjadinya reaksi nuklir.
Prsamaan tersebut berlaku untuk partikel penembak
yang memiliki kecepatan di bawah kecepatan cahaya
vx c .
Perhatian persamaan 16, kesimpulan apa yang dapat
ditarik dari persamaan tersebut ??????????????
Tidak melibatkan besaran energi kinetik inti rekoil atau
energi massa diam inti target.
Pengurangan massa inti target yaitu MX mengaibatan
massa inti rekoil MY meningkat. Pada kenyataannya
jika M Y maka:
2
m x m y K x K y cos 0 .
MY

Jika partikel hasil membentuk sudut =90o terhadap


arah awal datangnya partikel penembak maka :
my mx 2
Q K y 1 K x 1 m x m y K x K y cos
MY MY MY
my mx 2
Q K y 1 K x 1 m x m y K x K y cos 90 o
MY MY MY

my mx 2
Q K y 1 K x 1 m x m y K x K y 0
MY MY MY
my mx
Q K y 1 K x 1 0
MY MY

my m
Q K y 1 K x 1 x 17
MY MY

Persamaan (17) ekuivalen dengan kasus dimana inti


hasil atau inti rekoil memiliki massa yang sangat besar
( MY ).

Kita dapat menggunakan massa atomik dalam


menentukan nilai Q, sepanjang jumlah elektron pada
keadaan awal sebelum tumbukan sama dengan pada
saat keadaan akhirnya yaitu setelah tumbukan pada
reaksi nuklir yang berlangsung.
Bagaimana perumusan Q untuk partikel penembak
dengan kecepatan yang mendekati kecepatan
cahaya ????

Namun pada umumnya, kecepatan partikel penembak


kurang dari 5 x 10 cm
9
s, sehingga dapat dianggap
bahwa gerakan partikel merupakan non-relativistik.
Jika partikel penembak memiliki kecepatan mendekati
kecepatan cahaya maka untuk mendapatkan hasil
yang lebih akurat, haruslah menuliskan persamaan
nilai Q dalam bentuk koreksi relativistik.
Persamaan nilai Q dengan koreksi relativistik :

m x K x K y K Y
2 2 2
my
Q K y 1 K x 1
MY M Y 2 MY c2

2 Kx Ky
m x m y K x K y cos 1 1
MY 2 2m c2
2 mx c y
(18)
MY

Berapa energi kinetik pada partikel hasil ?????????????


Lihat kembali persamaan 16 !!!!!!!!!!!
Persamaan (16) untuk reaksi eksoergik atau
eksotermal.

my m 2
Q K y 1 K x 1 x m x m y K x K y cos
M Y M Y M Y

kalikan kedua ruas dengan M Y sehingga diperoleh :


M Y Q K y M Y m y K x M Y m x 2 m x m y K x K y cos
K y M Y m y K x M Y m x 2 m x m y K x K y cos M Y Q 0
M Y m y K y 2 m x m y K x K y cos K x M Y m x M Y Q 0
M Y m y K y 2 m x m y K x 2 cos
1
K y K x M Y m x M Y Q 0 19
Persamaan (19) merupakan persamaan kuadrat
dalam variabel Ky , dengan menyelesaikan
persamaan di atas dengan menggunakan rumus abc
yaitu:

Rumus abc b b 2 4a c
x1, 2
2a

Berdasarkan rumus abc di atas, maka diperoleh:


a M Y my
b 2 m x m y K x 2 cos
1

c K x M Y m x M Y Q

Dengan mensubstitusikan nilai-nilai tersebut ke


rumus abc, maka diperoleh:
M Y m y K y 2 mx m y K x
1
2
K y cos K x M Y m x M Y Q 0

Ky

2 m x m y K x 2 cos
1
2 m x m y K x 2 cos
1
2
4 M Y m y K x M Y m x M Y Q
2 M Y my

Ky
2 m x
m y K x 2 cos 4 m x m y K x cos 2 4 M Y m y K x M Y m x M Y Q
1

2 M Y my

Ky
2 m x
m y K x 2 cos 4 m x m y K x cos 2 M Y m y K x M Y m x M Y Q
1

2 M Y my

Ky
2 m x
m y K x 2 cos 2 m x m y K x cos 2 M Y m y K x M Y m x M Y Q
1

2 M Y my

Ky
m x m y K x cos m x
m y K x cos 2 M Y m y K x M Y m x M Y Q
20
M Y my

Bila bentuk pada persamaan (20) disederhanakan


dengan menggati beberapa nilai menjadi suatu
variabel baru yaitu p dan q maka diperoleh:
mx m y K x
p cos 21.a
M Y my
sedangkan :
K M mx M Y Q
q x Y 21.b
M Y my
Maka diperoleh nilai Ky sebagai berikut dalam
besaran p dan q:
K y p p2 q 22

Bila energi penembak menekati nol atau partikel


penembak sehingga Kx 0, maka yang terjadi pada
kasus ini adalah reaksi penangkapan neutron termal.
Sehingga persamaan (20) menjadi:
Ky
m x m y K x 2 cos
1
m x
m y K x cos 2 M Y m y K x M Y m x M Y Q
M Y my

Ky
m x m y 0 cos m x
m y 0 cos 2 M Y m y 0 M Y m x M Y Q
M Y my
0 0 M Y m y 0 M Y Q
Ky
M m Y y

M m M Q
Y y Y
Ky
M m Y y

kuadratkan kedua ruas sehingga diperoleh :


M Y m y M Y Q
Ky
M Y my
2

M Y Q
Ky untuk Q 0 23
M Y my

Apa makna persamaan 23 ??????????????

Besar energi kinetik Ky partikel hasil dengan massa


my adalah sama untuk setiap sudut .
Reaksi semacam ini disebut dengan reaksi isotropik.
Momentum total dalam sistem koordinat seperti pada
gambar (1) adalah nol bila nilai energi kinetik partikel
penembak mendekati nol (hampir nol) atau Kx 0.

Apa yang terjadi jika Q>0 dan MY > mx,


Pada kasus ini hanya ada satu solusi yang benar dari
dua solusi terhadap nilai Ky yaitu:
K y p p2 q 24

Energi kinetik suatu partikel tidak mungkin bernilai


negatif sehingga diambil nilai yang positif saja.

Nilai Ky bergantung pada sudut yang dibentuk oleh


partikel hasil terhadap arah awal datangnya partikel
penembak. Nilai Ky berharga maksimum untuk =0o
dengan cos 0o= 1, yaitu:

Ky
m x m y K x cos 0 m x
m y K x cos 2 0 M Y m y K x M Y m x M Y Q
M Y my

Ky
m
m x m y K x 1 x m y K x 1
2
M Y m y K x M Y m x M Y Q
M m Y y

Ky
m
mx m y K x x my K x M m K M
Y y x Y m x M Y Q
25
M m Y y

Ky akan berharga minimum untuk =180o dengan cos


180o= -1, yaitu:

Ky
m x m y K x cos180 m x
m y K x cos 2 180 M Y m y K x M Y m x M Y Q
M Y my

Ky
m
m x m y K x 1 x m y K x 1
2
M Y m y K x M Y m x M Y Q
M Y my

Ky
m
mx m y K x x my K x M Y m y K x M Y m x M Y Q
26
M Y my

Sedangkan untuk untuk =90o dengan cos 90o= 0,


maka nilai Ky sama dengan nilai q yaitu:

Ky
m x m y K x cos 90 m x
m y K x cos 2 90 M Y m y K x M Y m x M Y Q
M Y my

Ky
m
m x m y K x 0 x m y K x 0
2
M Y m y K x M Y m x M Y Q
M Y my
0 0 M Y m y K x M Y m x M Y Q
Ky
M Y my
M Y m y K x M Y m x M Y Q
Ky
M Y my
Kuadratkan kedua ruas sehingga diperoleh :
M Y m y K x M Y mx M Y Q
Ky
M Y my 2
Ky
K x M Y mx M Y Q
M Y my
Ky q 27

Berapa energi threshold yang diperlukan untuk reaksi


endoergik ?????????????????????????

Apa itu energi threshold/ambang ???????????????????

Turunkan persamaan energi threshold/ambang dari sistem


koordinat lab. dan koordinat pusat
massa !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Anda mungkin juga menyukai