Anda di halaman 1dari 33

MODEL INTI DAN REAKSINYA

KELOMPOK 5

1. DEBORA ULI SIDABUTAR (4182121023)

2. DIBI NASIAH (4181121024)

3. FADHILA PUTRI (4181121006)

4. FINA AULIA RITONGA (4173322019)

5. MUHAMMAD GUNTUR (4183121061)


DAFTAR ISI

1 KONSEP DASAR FISIKA INTI

2 SIFAT SIFAR INTI ATOM

3 MENGETAHUI PERBEDAAN PROTON-ELEKTRON DAN


PROTON-NEUTRON

4 BENTUK MODEL INTI


KONSEP DASAR FISIKA INTI

Jenis inti dilukiskan dengan jumlah total muatan positif dalam inti dan jumlah total satuan massa.
Muatan inti neto sama dengan +Ze, dengan Z adalah nomor atom dan e adalah besarnya muatan el
ektron. Partikel dasar yang bermuatan listrik positif dalam inti adalah proton, yang merupakan inti
atom hidrogen. Oleh karena itu, suatu inti dengan nomor atom Z mengandung Z proton dan sebua
h atom netral mengandung Z elektron yang bermuatan negatif

Menurut model itu inti terdiri dari proton-proton dan neutronneutron, yang disebut
nukleon. Secara kuantitatif dinyatakan bahwa inti terdiri dari Z proton dan (A – Z) neutron,
yang memberikan muatan total Ze dan massa total secara kasar A. Suatu jenis inti tertentu
disebut nuklide, yang dapat dituliskan sebagai
X adalah nuklide, yang menunjukkan jenis inti tertentu

Z adalah nomor atom, yang menunjukkan jumlah proton

N adalah nomor neutron, menunjukkan jumlah neutron: sering kali nomor neutron ini tidak
dituliskan

A (= Z + N) adalah nomor massa, menunjukkan jumlah total proton dan neutron atau jumlah
nukleon
Sifat Sifat Inti
Ukuran dan Distribusi Inti
Cara yang biasa digunakan untuk menentukan ukuran dan bentuk suatu benda
adalah menyelidiki radiasi yang dihamburkan dari benda itu.Agar benda itu dapat
terlihat secara jelas, panjang gelombang radiasi itu harus lebih kecil daripada
ukuran benda
Berdasarkan pengukuran-pengukuran hamburan elektron disimpulkan bahwa R 0 ≈ 1,2x1015m=1,2 fm (=
femtometer) = 1,2 F (= fermi). Kerapatan inti dapat dihitung dengan pendekatan berikut. Kerapatan inti dapat
dituliskan sebagai
Energi Ikat
Energi massa 2 N mc dari nuklide tertentu adalah energi
massa atomnya dikurangi energi massa total dari z elektron dan
energi ikat elektron total:

Energi ikat B dari suatu inti adalah perbedaan energi massa


antara inti
dan unsur penyusunnya Z proton dan N
neutron.

Karena massa-massa tersebut biasanya dinyatakan dalam satuan massa


atomik, kiranya lebih mudah jika kita menggunakan faktor konversi satuan
dalam c2, dengan
C2=931,50
. Jadi energi ikat inti sama dengan jumlah massa unsur-unsur penyusunnya
dikurangi dengan massa inti yang terbentuk dan semuanya dikalikan dengan c2
Massa dan Kelimpahan Nuklide

Untuk mengukur massa inti dengan ketelitian tinggi diperlukan alat canggih yang dikenal
sebagai spektroskop massa. Massa-massa yang dipisahkan bisa difokuskan untuk
membuat bayangan pada pelat fotografis; dalam hal ini instrumen itu disebut
spektrograf.Apabila massa-massa yang dipisahkan dilewatkan celah pendeteksi dan
direkam secara elektronis (misalnya sebagai arus), maka instrumen itu disebut
spektrometer
Dalam Gambar medan listrik E akan melakukan
gaya qE yang cenderung membelokkan ion-ion ke atas;
medan magnet B akan melakukan gaya ke bawah sebesar
qvB. Jika kedua gaya itu sama, ion-ion itu akan melewati
selektor tanpa pembelokan, sehingga

I2 = I(I+1)ℏ2
Atau

IZ = mℏ
Momen Elektromagnetik Inti

Suatu distribusi muatan dan arus listrik menghasilkan medan listrik dan medan
magnet yang bervariasi terhadap jarak. Distribusi muatan dan arus biasanya
ditunjukkan dengan momen multipol elektromagnetik yang dikaitkan dengan
sifat ketergantungan ruang – medan listrik

berasal dari muatan neto, yang dapat kita


tunjukkan sebagai momen ke-nol atau
monopoli;
Momen listrik monopol adalah muatan inti total Ze. Momen berikutnya yang tidak
hilang adalah momen dipol magnetic µ.. Simpal bundar yang mengalirkan arus i
dan melingkupi luasan A mempunyai momen magnet yang besarnya
Keadaan Tereksitasi Inti

keadaan tereksitasi inti tidak stabil dan meluruh dengan cepat ke keadaan
dasarnya.Keadaan tereksitasi inti dapat terjadi karena memindahkan nukleon ke keadaan
yang lebih tinggi energinya; jadi keadaan tereksitasi inti dapat menyingkapkan sesuatu
tentang lintasan-lintasan nukleon secara individual.Kita juga dapat menghasilkan
keadaan-keadaan tereksitasi dengan menambahkan energi pada teras nukleon-nukleon
yang berpasangan.Energi ini dapat mengambil bentuk rotasi atau getaran kolektif
keseluruhan teras, atau memisahkan satu pasangan

Sebagian sasaran spektroskopi inti adalah mengamati keadaan-keadaan


tereksitasi yang mungkin dan mengukur sifat-sifatnya.Teknik-teknik eksperimen
yang ada termasuk kajian peluruhan radioaktif dan reaksi inti. Di antara sifat yang
dapat diukur adalah energi eksitasi, umur dan ragam peluruhan, spin dan paritas,
momen dipol magnetik, dan momen kuadrupol listrik.
Model Inti
Model Tetes Cairan

Dalam cairan, energi ikat antara dua atom dalam suatu molekul tidak tergantung pada atomatom lain dalam
molekul yang sama. Keadaan semacam ini mirip dengan efek jenuh dalam gaya-gaya inti. Pada tahun 1935 C.V.
Weizacker, fisikawan Jerman, mengemukakan rumus semi-empiris tentang energi ikat inti. Jika sebuah inti
mempunyai nomor massa Z, nomor atom A, dan nomor neutron N, maka energi ikat dalam inti ini dapat dituliskan
sebagai
dengan koefisien-koefisien tersebut mempunyai nilai:

a = 15,8 b = 17,8 c = 0,71 d = 23,7 dan konstanta yang dipilih melalui tabel

Z N A d
Genap Genap genap 34
Genap Ganjil ganjil 0
Ganjil Genap ganjil 0
Ganjil Ganjil genap 34
Model tetes cairan berhasil menjelaskan beberapa gejala nuklir
sebagai berikut:

1. Disintegrasi. Pelepasan partikel dari inti dianggap mirip dengan penguapan molekul cairan dari tetes
cairan. Kenaikan temperatur menyebabkan penguapan makin cepat; demikian pula, kenaikan gerak
nukleon-nukleon dalam inti akan menyebabkan kebolehjadian disintegrasi yang lebih tinggi.

2. Dalam inti stabil, nukleon-nukleon bergerak pelan dengan energi kinetik sangat kecil.
Penembakan partikel berenergi tinggi ke dalam inti akan menaikkan energi kinetik nukleon-
nukleonnya. Selama nukleon-nukleon bergerak di dalam inti, beberapa nukleon tertentu
mempunyai peluang untuk menumbuk nukleon-nukleon lainnya dan memberikan kecepatan
cukup tinggi ke arah luar sehingga peluang nukleon-nukleon untukmenembus rintangan
potensial dan melepaskan diri dari inti menjadi makin besar.

3. Pembelahan inti (atau fisi). Bohr dan Wheeler adalah ilmuwan yang pertama kali menjelaskan proses
fisi dalam model tetes cairan. Menurut penjelasan mereka, fisi terjadi karena osilasi yang dihasilkan oleh
neutron-neutron yang bergesekan. Dalam tetes cairan gaya yang bekerja antara molekul-molekul
penyusunnya diimbangi oleh gaya tegangan permukaan. Bentuk bola tetes cairan disebabkan oleh
tegangan permukaan.
Model Kulit

Secara eksperimen dapat ditunjukkan bahwa banyak sifat-sifat nuklir yang berubah-ubah secara periodik dengan
cara yang sangat mirip dengan sifat-sifat atomik menurut tabel periodik unsur. Misalnya, inti paling stabil terjadi
bilamana jumlah proton (Z) atau jumlah neutron (N = A – Z) sama dengan salah satu bilangan berikut.

2, 8, 20, 50, 82, 126, ... yang disebut bilangan ajaib. Bilangan-bilangan ajaib dapat dijelaskan dengan model
kulit, yang mengemukakan bahwa proton-proton dan neutron-neutron membentuk kulitkulit tertutup mirip dengan
kulit-kulit elektron.
Tingkat-tingkat Energi untuk Proton dan Neutron menurut Model Kulit.
Tiap Tingkat Mengandung 0 sampai 2j + 1 Proton atau Neutron
Model kulit dapat menerangkan beberapa gejala nuklir di
samping bilangan ajaib, antara lain:

1. Kelimpahan inti. Karena tiap subtingkat hanya dapat diisi oleh dua partikel dengan spin
yang berlawanan, maka inti dengan Z genap dan N genap cenderung lebih melimpah.

2. Momentum sudut inti. Model kulit dapat meramalkan besarnya momentum sudut
inti. Dalam inti genap-genap semua proton dan neutron berpasang-pasangan, sehingga
momentum sudut spinnya salingmeniadakan dan momentum sudut orbitalnya juga
saling meniadakan.
REAKSI INTI
Reaksi inti adalah transformasi inti, sebagai akibat ditembaki oleh suatu
projektil, yang dapat berupa inti-inti ringan, nukleon bebas, atau foton
dengan energi yang sesuai. Reaksi inti berlangsung sangat cepat, dalam
waktu 10-12 detik atau kurang, menghasilkan satu atau lebih inti baru dan
mungkin juga partikel lain.
Reaksi inti dinyatakan dengan suatu persamaan, yang menyeimbangkan antara pereaksi dengan hasil reaksi. Bertindak
sebagai pereaksi adalah inti sasaran (target) dan projektil, sedangkan hasil reaksi adalah inti baru yang terbentuk dan
partikel yang dibebaskan. Untuk menyederhanakan persamaan, nomor atom Z dapat tidak dituliskan, karena Z bersifat
khas bagi masing-masing unsur maupun partikel. Dengan demikian secara umum bentuk persamaan reaksi inti adalah :

A1
X + A2
a A3
b + A4
Y

Menurut Bethe, suatu persamaan reaksi inti secara sederhana


dinyatakan dengan notasi :

A1
X (a,b)A4Y

Dimana X menyatakan inti sasaran, a adalah partikel penembak (projektil atau misil), b adalah partikel yang
dibebaskan dalam reaksi dan Y adalah inti hasil atau recoil. Disini, inti sasaran dituliskan pertama dan inti
hasil terakhir, sedangkan projektil dan partikel yang dibebaskan diletakkan di dalam tanda kurung dan
dipisahkan dengan koma.
Jenis-jenis Reaksi Inti

Hamburan Elastis

pada penembakan inti, dimana hasilnya a = b dan X = Y, disebut peristiwa hamburan elasti. Partikel penembak
menumbuk inti sasaran, ia kehilangan sebagian energi kinetiknya, yang dialihkan paad inti sasaran. Tidak
terjadi perubahan energi potensial total, dan energi kinetiknya kekal.

Jumlah energi yang ditransfer ke inti sasaran dapat dihitung dengan rumus :

dimana Em adalah energi kinetik awal dari partikel penembak dengan massa m, dan EM adalah energi kinetic
yang diterima oleh inti sasaran dengan massa M. Teta () adalah besar sudut penyimpangan dari arah datang
semula dengan arah setelah menumbuk inti sasaran.

Hamburan elastik digunakan dalam perlambatan neutron cepat oleh moderator di dalam reaktor nuklir
Hamburan Inelastik

Suatu proses penghamburan dianggap inelastik jika sebagian energi kinetik partikel misil digunakan untuk
menaikkan energi potensial inti asasaran,antara lain berupa eksitasi ketingkat energi yang lebih tinggi. Dalam
kasus ini energi kinetik sistem tidak kekal.

107
Ag (n,n)107mAg

4.43 detik
Reaksi Photonuklir

Reaksi-reaksi inti yang diinduksi oleh sinar-X atau photon  berenergi tinggi (>1 MeV) dipandang
sebagai reaksi-reaksi photonuklir. Dalam reaksi ini a =  dan b lebih sering adalah n atau p dan bila
menggunakan photon dengan energi sangat tinggi maka b kemungkinan besar adalah d, t atau 
atau bahkan campuran partikel-partikel.

Tangkapan Radiaktif

Bila partikel misil diserap oleh inti sasaran, inti sasaran tereksitasi yang kemudian
memancarkan radiasi satu atau lebih photon gamma (). Reaksi yang paling umum adalah (n, ),
dimana hasilnya adalah isotop dari inti sasaran yang massanya satu satuan massa lebih
besar.
Reaksi inti spesial

Dalam reaksi-reaksi yang telah disebutkan terdahulu, perbedaan massa inti sasaran dengan inti hasil hanya
satu atau beberapa unit massa. Ada sejumlah reaksi inti yang mengakibatkan inti sasaran tersobek-sobek
atau terpecah menjadi dua bagian yang massanya lebih kurang sama. Masuk dalam kelompok reaksi
demikian adalah :

1.Penguapan (evaporation), yaitu bila berbagai nukleon dan atau gabungan nukleon seperti
partikel alpha meninggalkan inti sasaran. Contoh 27Al (d,p) 24Na.
2.Spalasi, yaitu reaksi yang sedikit lebih hebat dari evaporasi. Sejumlah besar nukleon
dilemparkan keluar dan hasilnya jauh lebih ringan dari inti sasaran. Contoh 63Cu (p,p3n9)
24
Na. 235
U + n U
236 * 137
Te + 97Zr + 2n
3.Fisi, yaitu suatu proses dimana inti yang tereksitasi oleh neutron atau cara lain, membelah
menjadi dua bagian yang massanya seimbang. Contoh :
Inti Gabung
Neutron tidak bermuatan dan memiliki momen magnetik yang sangat kecil, sehingga
dalam perjalanannya neutron tidak berinteraksi dengan elektron atomik, tetapi hanya
berinteraksi dengan intinya. Neutron dapat berinteraksi dengan inti secara elastis (energi
kinetiknya kekal) atau secara tak elastis. Jika tumbukannya tak elastis, inti ditinggalkan
dalam keadaan tereksitasi, kemudian energi eksitasinya dikeluarkan dalam peluruhan
gamma

peluruhan beta negatif, neutron bertransformasi menjadi proton dan elektron :

no p+ + e-

peluruhan beta positif, sebuah proton menjadi sebuah neutron dan sebuah positron dipancarkan :
p+ no + e -

Elektron diabsorpsi oleh proton nuklir yang bertransformasi menjadi neutron

P+ + e- no
Salah satu contoh dari reaksi inti gabung adalah
sebagai berikut :

Makin banyak energi yang diberikan pada inti, semakin banyak neutron yang kita dapati melingkari inti.
Pembentukan Radioisotop dalam Reaksi Inti

Aktivitas sebuah sampel nuklide radioaktif ialah laju perubahan inti atom pembentuknya
jika N menyatakan banyaknya inti dalam sampel pada suatu saat, aktivitasnya R ialah
sebagai berikut :

Tanda minus dipakai supaya R menjadi kuantitas positif karena dN/dt secara intrinsik berharga negatif.
Setiap radioisotop memiliki umur-paro karakteristik, beberapa memiliki umur-paro sepersejuta detik.
Hukum aktivitas :

R = Ro e-t
Dengan  disebut sebagai konstan peluruhan, mempunyai harga yang berbeda untuk setiap
radioisotop. Hubungan antara  dengan T1/2 adalah mudah untuk menentukannya. Kemudian umur-

paro akan berlalu, yaitu apabila t = T1/2, aktivitas R telah menurun menjadi ½ Ro.
Kinematika Reaksi Energi Rendah

Dalam reaksi inti, energi seringkali dilepaskan atau diserap. Suatu reaksi melepas energi
berarti energi kinetik partikel-partikel setelah reaski lebih besar dari energi kinetik partikel-
partikel sebelum reaski. Penambahan energi ini datang dari pengubahan energi diam
menjadi energi kinetik. Jumlah energi yang dilepas diukur oleh nilai Q reaksi inti, yang
didefinisikan sebagi selisih antara energi kinetik akhir dan awal.

Dalam sistem laboratorium, energi kinetik total timbul dari partikel datang saja :

Klab =
Dalam sistem pusat massa, kedua partikel bergerak dan memberikan kontribusi pada energi
kinetik total.

Energi kinetik total partikel relatif terhadap pusat massanya ialah energi kinetik total dalam
sistem laboratorium dikurangi energi kinetik ½ (m A + mB)V2 dari pusat massa yang bergerak.

Jadi dapat dianggap bahwa Kcm sebagai energi kinetik gerak relatif partikel itu. Jika partikel
bertumbukan, energi kinetik maksimum yang dapat berubah menjadi energi eksitasi dari inti
majemuk yang terjadi dengan tetap mempertahankan kekekalan momentum ialah K cm yanng

lebih kecil dari Klab.


Harga Q suatu reaksi nuklir :

Jika Q merupakan kuantitas positif, energi dilepaskan oleh reaksi itu. Jika Q kuantitas
negatif energi kinetik dalam sistem pusat massa cukup besar harus diberikan oleh partikel-
partikel yang bereaksi sehingga

Kcm + Q  0
Energi Ambang Reaksi Inti

Untuk reaksi-reaksi eksoergik, nampaknya tidak diperlukan nilai ambang, tetapi sering di dalam praktek
menghadapi energi penghalang tertentu terdapat energi ambang minimum.

Dalam hal reaksi endoergik, energi ambang sekurang-kurangnya sama dengan –Q. Ini harus dalam
bentuk energi kinetik projektil. Fraksi energi kinetik projektil diperlukan untuk translasi inti
senyawa.

Dengan demikian suatu reaksi hanya akan berlangsung apabila :


Fisi Inti

Salah satu reaksi inti yang paling praktis adalah pembentukan inti majemuk apabila sebuah inti
dengan A > 230 menyerap sebuah neutron. Kebanyakan inti majemuk ini kemudian akan membelah
diri ke dalam dua fragmen (fragment) inti bermassa sedang (medium-mass) dan neutron tambahan.
Jenis reaksi inti ini disebut fisi inti (nuclear fission).

Salah satu reaksi fisi yang khas adalah :

Dengan Z1 + Z2 = 92, A1 + A2 +  = 236, dan  sebuah bilangan bulat. Perbandingan masa antara
fragmen-fragmen, M1/M2, secara eksperimen diperoleh kurang lebih 3/2. Bilangan  yang menyatakan
jumlah neutron yang dibebaskan dalam fisi sebuah unsur atau inti tertentu bergantung pada fragmen-
fragmen akhir yang dihasilkan
Fusi Inti

Reaksi fusi (fusion) adalah suatu reaksi iti ketika dua inti atau inti-inti yang relatif ringan (A < 20) bergabung
membentuk suatu inti yang lebih berat, dengan hasil pembebasan energi. Salah satu contoh reaksi fusi adalah
pembentukan sebuah detron dari sebuah proton dan sebuah neutron :

Q = 2,23 MeV

Q = 2,23 MeV

Meskipun energi-energi ini lebih kecil dari yang dibebaskan dalam suatu reaksi fisi khas ( 200
MeV), tetapi energi per satuan massanya lebih besar sebab massa partikel-partikel yang terlibat
lebih kecil.
.p + 56
Fe n + 56
Co
Sasaran (tebal lempeng) 1 m.  = 1,0 cm, I = 3 A. Jika berkasnya tersebar merata pada seluruh permukaan bahan
sasaran, dengan laju berapakah berkas neutron dihasilkan? Diketahui  besi = 7,9 gram/cm

v sasaran = 1 cm x 1,0 cm x 1 m = 1 x 10-4 cm3


Kesimpulan
 

Jenis inti dilukiskan dengan jumlah total muatan positif dalam inti dan jumlah total satuan massa.
Muatan inti neto sama dengan +Ze, dengan Z adalah nomor atom dan e adalah besarnya muatan elektron.
Partikel dasar yang bermuatan listrik positif dalam inti adalah proton, yang merupakan intiatom hidrogen. Oleh
karena itu, suatu inti dengan nomor atom Z mengandung Z proton dan sebuah atom netral mengandung Z
elektron yang bermuatan negatif.

Sifat Sifat Inti


Model Inti
 Ukuran dan Distribusi Inti
 Model Tetes Cairan
 Energi Ikat
 Model Kulit
 Massa dan Kelimpahan Nuklide
 Momentum Sudut Inti dan Paritas
 Momen Elektromagnetik Inti
 Keadaan Tereksitasi Inti
Thank you

Anda mungkin juga menyukai