Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL JURNAL REVIEW

MK. TEORI SASTRA

PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA


DAN SASTRA INDONESIA

SKOR NILAI :

MENULIS PUISI

Nama : VENY ADRIANA PARDEDE

NIM : 71220513035

DOSEN PENGAMPU : Emeninta Prihatini Sitepu, S.Pd, M.Pd

MATA KULIAH : TEORI SASTRA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan
Kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah “ Teori Sastra “ yang
memberik kesempatan untuk memaparkan hasil kritikan penulis.

Dalam penulisan Critical Journal Review ini, penulis menyadari terdapat banyak
kesalahan di luar sepengetahuan penulis. Sebagai manusia biasa tentu tugas ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan sara dari Dosen
Pembimbing mata kuliah ini yang sifatnya membangun kesempurnaan tugas ini. Akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 06 November 2022

Veny Adriana Pardede

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4

1.1. Rasionalisasi Pentingnya CJR.........................................................................................4

1.2. Tujuan Penulisan CJR.....................................................................................................4

1.3. Manfaat Penulisan CJR...................................................................................................4

1.4 Identitas jurnal.............................................................................................................4

1.4.1 Jurnal Utama..............................................................................................................4

1.4.2 Jurnal Pembanding.....................................................................................................5

BAB II RINGKASAN ISI JURNAL......................................................................................6

2.1 Ringkasan Jurnal I (Utama)..............................................................................................6

2.2 Ringkasan Jurnal II (Pembanding)...................................................................................9

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................18

3.1 Analisa Perbandingan Jurnal..........................................................................................18

3.1.1 Kedalaman Konsep..................................................................................................18

3.1.2 Kelebihan dan Kekurangan pada ketiga jurnal........................................................19

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20

3
BAB I

PENDUHULUAN

1.1. Rasionalisasi Pentingnya CJR


Mengkritik Jurnal merupakan kegiatan mengulas suatu jurnal agar dapat
mengetahui dan memahami apa yang disajikan dalam suatu jurnal yang
menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis) mengenai
keunggulan dan kelemahan, apa yang menarik, dan bagaimana jurnal tersebut bisa
merubah persepsi dan cara berfikir serta menjadi pertimbangan apakah dari
pengetahuan yang didapat mampu menambah pemahaman terhadap suatu bidang
kajian tertentu.
Selain itu mengkritik jurnal juga dapat melatih kemampuan kita dalam
menganalisis dan mengevaluasi pembahasan yang disajikan penulis. Sehingga
menjadi masukan berharga bagi proses kreatif kepenulisan lainnya.
1.2. Tujuan Penulisan CJR
Tujuan penulisan Critical Journal Review ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Teori Sastra. Selain itu, mengkritik jurnal bertujuan
untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai identitas jurnal,
ringakasan jurnal, kelebihan dan kekurangan jurnal, menambah wawasan para
pengkritik dan pembaca karena di dalam jurnal tersebut disajikan masalah
yang akan menambah ilmu pengetahuan kita, meningkatkan keterampilan
dalam mengkritisi jurnal puisi, serta menguatkan kemampuan dalam menganalisis
suatu jurnal.
1.3. Manfaat Penulisan CJR
Adapun manfaat dalam penulisan Critical Journal Review ini adalah:
1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah
jurnal atau hasil karya tulis ilmiah lainnya secara ringkas
2. Mempermudah pembaca untuk mengetahui pembahasan dari jurnal yang
dikritisi.
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari jurnal yang dikritisi.
1.4. Identitas Jurnal
1.4.1. Jurnal Utama
Judul Jurnal : Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi
Menggunakan Teknik Inkuiri Dan Latihan Terbimbing
4
Asal Kampus : UNNES (Universitas Negeri Semarang)
ISSN : 2252-6722
Volume dan No : Vol 9 No 1, Mei 2020
Penulis : Hendi Wahyu Prayitno
Penerbit : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Kota Terbit : Semarang
Jumlah Halaman : 10 halaman
Alamat Situs :
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi/article/view/2399/22
02
1.4.2. Jurnal Pembanding
Judul Jurnal : Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII
Smp Negeri Satu Atap 3 Langgikima Kabupaten Konawe Utara
Asal Kampus : UHO (Universitas Halu Oleo)
ISSN : 2503-3875
Volume dan No : Vol. 1, No. 1, Maret 2016
Penulis : Sulkifli dan Marwati
Penerbit : Jurnal Bastra
Kota Terbit : Kendari, Sulawesi Tenggara
Jumlah Halaman : 22 halaman
Alamat Situs :
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA/article/view/1058

5
BAB II
RINGKASAN JURNAL

2.1. JURNAL UTAMA

Pembelajaran sastra berupa pembelajaran apresiasi sastra dan pembelajaran ekspresi


sastra. Pembelajaran ekspresi sastra ada dua macam yaitu ekspresi lisan dan ekspresi tulis.
Tujuan pembelajaran ekspresi tulis sastra adalah agar siswa mampu mengungkapkan
pengalamannnya dalam bentuk sastra tulis. Dalam hal ini siswa diasah kepekaannya terhadap
lingkungan dan mampu mengungkapkannya dalam karangan tertulis, baik dalam bentuk
prosa maupun bentuk puisi.

Tujuan lain dari pembelajaran ekspresi tulis sastra adalah agar siswa memiliki
kegemaran menulis karya sastra untuk meningkatkan pengetahuan dan memanfaatkannya
dalam kegiatan sehari-hari. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran menulis puisi belum
sepenuhnya berjalan dengan baik. Pada kenyataannya pembelajaran menulis puisi masih pada
tahap teori-teori puisi, misalnya ciri-ciri puisi, nama pengarang, dan lain-lain. Pembelajaran
menulis puisi di sekolah masih banyak kendala dan cenderung dihindari.

Adapun kendala dalam pembelajaran menulis, antara lain terbatasnya alokasi waktu
yang tersedia, minim sarana dan prasarana, minat siswa masih rendah dalam menulis puisi,
dan jam pelajaran bahasa Indonesia diletakkan pada jam terakhir. Hal ini kurang mendukung
dalam proses pembelajaran. Menulis puisi merupakan salah satu kompetensi dasar yang
menjadi bagian dalam standar kompetensi kemampuan bersastra siswa kelas VIII Sekolah
Menengah Pertama. Standar kompetensi tersebut mengharapkan siswa mampu
mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas.

Oleh karena itu, keterampilan menulis puisi perlu ditanamkan kepada siswa di
Sekolah Menengah Pertama. Keterampilan menulis puisi di SMP berkaitan erat dengan
latihan mempertajam perasaan, penalaran, dan daya khayal, serta kepekaan terhadap
masyarakat, budaya, dan lingkungan hidup. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
dengan guru bahasa Indonesia yang mengajar kelas VIIIF SMP Negeri 2 Boja, keterampilan
menulis puisi yang dimiliki siswa kelas VIIIF masih rendah.

Hal ini bisa dilihat dari nilai siswa yang masih di bawah standar ketuntasan, yaitu 70.
Berkaitan dengan pengajaran sastra, kemampuan siswa kelas VIIIF SMP Negeri 2 Boja untuk
bersastra masih termasuk dalam kategori yang kurang. Ini dapat diketahui dari kurang

6
mampunya siswa dalam mengungkapkan apa yang didapatkan dari pengajaran bersastra. Hal
ini terjadi bukan karena siswa tidak menyukai sastra khususnya puisi, akan tetapi siswa
merasa belum mampu menulis puisi yang diajarkan.

Tujuan dari penelitian ini adalah

 Mendeskripsikan bagaimana proses pembelajaran keterampilan menulis dengan


menggunakan teknik inkuiri dan latihan terbimbing pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Boja;
 Mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Boja dengan teknik inkuiri dan latihan terbimbing dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis puisi;
 Mendeskripsikan perubahan sikap pada siswa kelas VIII SMP negeri 2 Boja dalam
pembelajaran menulis puisi setelah menggunakan teknik inkuiri dan latihan
terbimbing;
 Mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan teknik inkuiri dan latihan terbimbing.

Penelitian ini merujuk pada penelitian dari peneliti lain. Beberapa penelitian yang
berhubungan dengan topik penelitian ini, yaitu penelitian tentang keterampilan menulis puisi
antara lain dilakukan oleh Ikeguchi (1997), Linaberger (2004), Karningsih (2007), Widowati
(2007), Abdurrahman (2007), Mislichah (2008), dan Ngainah (2008).

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang telah ada dapat diketahui bahwa


keterampilan menulis puisi dapat dilakukan dengan metode latihan terbimbing, teknik
pengamatan objek secara langsung, metode DiscoveryInquiry, dan teknik pemberian kata
kunci. Adapun penggunaan media pembelajaran pendukungnya dapat berupa lirik lagu dan
gambar. Penelitian mengenai peningkatan keterampilan menulis puisi dengan teknik inkuiri
dan latihan terbimbing sebelumnya belum pernah dilakukan.

Oleh karena itu, sebagai pengembangan penelitian keterampilan menulis puisi,


penelitian ini dilakukan. Penulis tertarik tentang peningkatan keterampilan menulis puisi
dengan teknik inkuiri dan latihan terbimbing karaena dapat memudahkan siswa dalam
menulis puisi, serta dengan teknik inkuiri dan latihan terbimbing ini siswa tidak akan merasa
jenuh dalam menulis puisi. Kajian yang digunakan sebagai kerangka teoretis pada penelitian
ini adalah menulis puisi, teknik inkuiri dan latihan terbimbing.

7
Merujuk pada pengertian puisi menurut beberapa ahli seperti Tarigan (1993:7),
Suharianto (2009:2), Jabrohim (2003:2), dan (Waluyo 2003:1) dapat disimpulkan bahwa
puisi adalah rangkaian kata yang mengungkapkan pikiran, ide, dan perasaan penyair yang
disusun dengan baik dan indah melalui tulisan sehingga pembaca mampu memahami dan
menikmati apa yang diungkapkan penyair dalam puisinya. Dalam menulis puisi, ada unsur-
unsur puisi yang harus diperhatikan ketika proses penilaian.

Menurut Wiyanto (2005:33) unsur-unsur yang dinilai dalam menulis puisi adalah
Kesesuaian isi dengan tema, Diksi, Rima, dan Tipografi.

Roestiyah (2008:75-76) Inkuiri adalah istilah dalam bahasa Inggris, ini merupakan
suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar. Guru menggunakan teknik ini
sewaktu mengajar memiliki tujuan antara lain agar siswa terangsang oleh tugas, aktif
mencari, dan meneliti sendiri masalah tersebut. Mencari sumber sendiri dan mereka belajar
bersama di dalam kelompok. Diharapkan siswa juga mampu mengemukakan pendapatnya
serta merumuskan simpulan nantinya. Selain itu, mereka juga dapat berdebat, menyanggah,
dan mempertahankan pendapatnya. Inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi
tingkatannya. Seperti merumuskan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan
eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik simpulan, menumbuhkan sikap
objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya.

Adapun teknik inkuiri memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut.

 Dapat membentuk dan mengembangkan “sel-consept” pada diri siswa, sehingga siswa
dapat mengerti terntang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
 Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang
baru.
 Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja keras atas inisiatifnya sendiri, bersikat
objektif, jujur, dan terbuka.
 Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
 Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
 Situasi proses belajar lebih merangsang.
 Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
 Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
 Siswa dapat menghindari siswa dari sara belajar yang tradisional.

8
 Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Teknik inkuiri sangat baik untuk membelajarkan siswa, karena pada dasarnya siswa
senang dengan kenyataan atau realita yang, langsung dilihat oleh siswa. Oleh sebab itu, siswa
akan lebih peka atau lebih terangsang untuk mengekspresikan sesuatu yang dirasakannya.

Proses pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas namun dapat dilakukan di
luar kelas seperti yang telah disebutkan tadi, yaitu mengamati objek pada lingkungan di luar
kelas secara langsung. Teknik inkuiri juga sangat bermanfaat dalam pembelajaran puisi.
Hakikat menulis puisi merupakan hasil rekaman dari peristiwa atau gambaran objek menarik
yang dituangkan melalui pikirannya ke dalam bahasa tulis.

Teknik inkuiri ini dapat menggugah siswa dalam berekspresi yang dituangkan dalam
puisi dengan cara mengamati suatu objek, misalnya objek alam yang berupa pohon beringin
seperti puisinya Sutan Takdir Ali Sjahbana yang berjudul ”Pohon Beringin”. Keterampilan
menulis puisi bebas siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Boja masih rendah. Untuk mengatasi
hal tersebut, peneliti menggunakan teknik inkuiri dam latihan terbimbing.

Pembelajaran menulis puisi melalui teknik inkuiri dan latihan terbimbing diharapkan
dapat membangkitkan motivasi belajar siswa karena pembelajaran ini akan menempatkan
siswa sebagai subjek didik yang berperan aktif. Selain itu, teknik inkuiri dan latihan
terbimbing memberi kebebasan kepada siswa untuk berekspresi dalam mengungkapkan ide,
gagasan, dan perasaannya dalam kegiatan menulis puisi dengan cara mengamati langsung
objek yang akan dibuat puisi.

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah setelah dilakukan pembelajaran


menulis puisi menggunakan teknik inkuiri dan latihan terbimbing, keterampilan menulis puisi
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Boja dapat meningkat dan perilaku siswa dalam pembelajaran
menulis puisi dapat mengalami perubahan yang positif.

2.2. JURNAL PEMBANDING

Sastra merupakan salah satu karya yang mengandung unsur seni. Dalam kaitannya
dengan masyarakat, sastra adalah cermin kehidupan yang mampu memantulkan nilai-nilai
yang ada dalam masyarakat. Sastra lahir dari perenungan penciptanya tentang kehidupan
secara mendalam. Sastra dan kehidupan manusia adalah dua segi yang tidak dapat

9
dipisahkan. Keduanya saling mengisi dan melengkapi, karena sastra pada dasarnya
merupakan refleksi kehidupan manusia, sehingga tepatlah ungkapan yang menyatakan bahwa
memahami karya sastra sama dengan memahami kehidupan manusia.

Puisi adalah bahasa perasaan, yang dapat memadukan suatu respon yang mendalam
dalam beberapa kata. Puisi termasuk salah satu bentuk karya sastra, kehadiran sebuah puisi
merupakan pernyataan seorang penyair pernyataan itu berisi pengalaman batinnya sebagai
hasil proses kreatif terhadap objek seni. Objek seni ini berupa masalah-masalah kehidupan
dan alam sekitar ataupun segala kerahasiaan (misteri) dibalik alam realitas , dunia metafisis.

Menulis adalah proses mengubah pikiran/ angan-angan/ perasaan, menjadi bentuk


lambang/ tanda/ tulisan yang bermakna. Tetapi, menulis tidak bisa seperti membalikkan
kedua telapak tangan. Menulis itu harus memulai proses atau tahapan, yaitu tahap
prapenulisan, penulisan, dan pasca penulisan.

Menulis puisi merupakan salah satu bentuk kegiatan kreatif yang dilakukan oleh
manusia selama menjalani kehidupannya, baik itu dihadirkan dari proses berfikir ataupun dari
penelahan penyair terhadap suatu objek seni. Seiring dengan perkembangannya, puisi sampai
saat ini telah membingkai seluruh aspek kehidupan manusia baik itu menyangkut persoalan
moralitas, falsafah, kebijakan, kejahatan, penghianatan, cinta, kekecewaan, kebencian, dan
segala sisi kehidupan manusia lainnya.

Untuk mengetahui kemampuan menulis puisi penulis terdorong untuk mengadakan


penelitian tentang kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri Satu Atap 3
Langgikima. Penelitian ini dilakukan agar siswa memiliki kemampuan dalam menulis puisi.
Mampu mengapresiasikan puisi dan bersikap positif terhadap nilai-nilai yang terdapat dalam
sastra (puisi) yang diciptakan dalam mengembangkan kesusastraan Indonesia pada umumnya.

Konsep Menulis

Menurut Dalman (2012: 3) Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa


penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan
bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan
merangkai huruf menjadi kata atau kalimat untuk disampaikan kepada orang lain, sehingga
orang lain dapat memahaminya. Dalam hal ini, dapat terjadinya komunikasi antarpenulis dan
pembaca dengan baik Dalman (2012: 4)

10
Proses Menulis

Sebagai proses, menulis melibatkan serangkaian kegiatan yang terdiri atas tahap
prapenulisan (persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan), pasca-penulisan
(penyuntingan dan perbaikan). Ketiga tahapan ini harus dipahami sebagai komponen yang
memang ada dan dilalui oleh seseorang dalam proses tulis-menulis.

1. Tahap Pra-penulisan

Tahap pra-penulisan merupakan fase persiapan menulis, sama saja seperti pemanasan
bagi orang yang berolahraga.

2. Tahap Penulisan

Setelah selesai semua hal yang terdapat pada tahap pra-penulisan berarti kita telah
siap untuk menulis. Mengembangkan butir demi butir ide yang terdapat dalam kerangka
karangan, dengan memanfaatkan bahan atau informasi yang telah dipilih dan dikumpulkan.

3. Tahap Pasca-penulisan

Tahap pasca-penulisan merupakan fase penghalusan dan penyempurnaan tulisan yang

dihasilkan.

Cara Menulis Puisi

Menurut Aminudin (2008: 23) langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menulis
puisi adalah sebagai berikut:

1. Tentukan tema dan topiknya

2. Mengembangkan imajinasi

3. Menuangkan ide

Menulis puisi memiliki maksud sebagai iktikad pembaca. Tujuan ini kadang-kadang
sulit ditemukan karena pada umumnya hanya tersirat saja.

11
Pengertian Puisi

Puisi adalah salah satu genre atau jenis sastra. Sering kali istilah “puisi” disamakan
dengan “sajak”. Sebenarnya istilah itu tidak sama, puisi merupakan jenis sastra yang
melingkupi sajak, sedangkan sajak adalah individu puisi. Dalam istilah bahasa inggris, puisi
adalah Poetry dan sajak adalah poem (Pradopo, dalam Dewi, 2008: 11).

Konsep Puisi Baru

Hakikat puisi ada tiga hal, yaitu:

a) Sifat seni atau fungsi estetika

Sebuah puisi haruslah indah. Unsur-unsur keindahan dalam puisi, misalnya: rima,
irama, pilihan kata yang tepat, dan gaya bahasanya.

b) Kepadatan

Puisi sangat padat makna atau pesan. Artinya, penulis hanya mengemukakan inti
masalahnya. Jadi, kata-kata harus dipilih supaya mampu mengungkapkan gagasan yang
sebenarnya.

c) Ekspresi tidak langsung

Puisi banyak menggunakan kata kiasan. Bahasa kias adalah ucapan yang tidak
langsung. Jadi dia harus berpikir untuk memilih kata yang tepat untuk mengungkapkan
perasaannya.

Puisi modern adalah bentuk puisi yang benar-benar bebas maksudnya bebas dalam
bentuk maupun isi. Jenis puisi modern tidak lagi terikat oleh aturan jumlah baris, rima atau
ikatan lain yang biasa digunakan pada puisi lama maupun puisi baru (Suroto, 1989: 58).

Di dalam perkembangannya, puisi modern memiliki 9 (sembilan) bentuk, yaitu:

a. Distikon (Distichon)

Distikon adalah sajak yang terdiri atas dua baris kalimat dalam setiap baitnya,
bersajak a-a.

b. Terzina

12
Terzina atau sajak tiga seuntai, artinya setiap baitnya terdiri atas tiga buah kalimat.
Terzina dapat bersajak a-a-a; a-a-b; a-b-c; atau a-b-b.

c. Quatrain

Quatrain adalah sajak empat seuntai yang setiap baitnya terdiri atas empat buah kalimat.
Quatrain bersajak a-b-a-b, a-a-a-a, atau a-a-b-b.

d. Quint

Quint adalah sajak atau puisi yang terdiri atas lima baris kalimat dalam setiap baitnya.
Quint bersajak a-a-a-a-a.

e. Sektet (Sextet)

Sektet adalah sajak atau puisi enam seuntai, artinya terdiri atas enam buah kalimat dalam
setiap baitnya. Sektet mempunyai persajakan yang tidak beraturan. Dalam sektet,
pengarangnya bebas menyatakan perasaannya tanpa menghiraukan persajakan atau rima
bunyi.

f. Septima

Septima adalah sajak tujuh seuntai yang setiap baitnya terdiri atas tujuh buah kalimat.
Sama halnya dengan sektet, persajakan septima tidak berurutan.

g. Stanza

Stanza adalah sajak delapan seuntai yang setiap baitnya terdiri atas delapan buah kalimat.
Stanza disebut juga oktaf. Persajakan stanza atau oktaf tidak berurutan.

h. Soneta

Soneta berasal dari kata Sonetto dalam bahasa Italia yang terbentuk dari kata latin Sono
yang berarti „bunyi‟ atau „suara‟.

Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak disampaikan,

menurut Aminuddin (2008: 21) ada beberapa jenis puisi di antaranya sebagai berikut:

13
1. Puisi Naratif

Puisi naratif yakni puisi yang di dalamnya mengandung suatu cerita, dengan pelaku,
perwatakan, setting, maupun rangkaian peristiwa tertentu yang menjalin suatu cerita.
Termasuk dalam jenis puisi naratif ini adalah apa yang biasa disebut dengan balada, yang
dibedakan antara folk ballad, dengan literary ballad, sebagai suatu ragam puisi yang berkisah
tentang kehidupan manusia dengan segala macam sifat pengasihnya, kecemburuan,
kedengkian, ketakutan, kepedihan, dan keriangannya. Jenis puisi lain yang termasuk dalam
puisi naratif adalah poetic tale sebagai puisi yang berisi dongeng-dongeng rakyat.

2. Puisi Epik

Puisi epik adalah suatu puisi yang di dalamnya mengandung cerita kepahlawanan,
baik kepahlawanan yang berhubungan dengan legenda, kepercayaan maupun sejarah. Puisi
epik dibedakan antara folk epic, yakni jika nilai akhir puisi itu untuk dinyanyikan, dan
literary epic, yakni jika nilai akhir puisi itu untuk dibaca, dipahami, dan diresapi maknanya.

3. Puisi Lirik

Puisi lirik yakni puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala
macam endapan pengalaman, sikap, maupun suasana batin yang melingkupi. Jenis puisi lirik
umumnya paling banyak terdapat dalam khazanah sastra modern di Indonesia seperti tampak
dalam dalam puisi-puisi Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, Goenawan Mohammad, dan
lain-lainnya.

4. Puisi Dramatik

Puisi dramatik yakni salah satu jenis puisi yang secara objektif menggambarkan
perilaku seseorang, baik lewat lakuan, dialog, maupun monolog sehingga mengandung suatu
gambaran kisah tertentu. Dalam puisi dramatik dapat saja penyair berkisah tentang dirinya
atau orang lain yang diwakilinya lewat monolog.

5. Puisi Didaktik

Puisi didaktik yakni puisi yang mengandung nilai-nilai kependidikan yang umumnya
tertampil eksplisit.

6. Puisi Satirik

14
Puisi satirik yaitu puisi yang mengandung sindiran atau kritik tentang kepincangan
atau ketidakberesan kehidupan suatu kelompok maupun suatu masyarakat.

7. Puisi Romance

Puisi romance yakni puisi yang berisi luapan rasa cinta seseorang terhadap sang
kekasih.

8. Puisi Elegi

Puisi elegi yakni puisi ratapan yang mengungkapkan rasa pedih seseorang.

9. Puisi Ode

Puisi ode yaitu puisi yang berisi pujian terhadap seseorang yang memiliki jasa
ataupun sikap kepahlawanan.

10. Puisi Himne

Puisi himne yaitu puisi yang berisi pujian kepada Tuhan maupun ungkapan rasa cinta
terhadap bangsa ataupun tanah air. (Sumardjo: 25-28).

Unsur Pembangun Puisi

Adapun unsur-unsur pembangun puisi Somad (2010: 14-20), yaitu:

1. Diksi adalah pilihaan kata.

2. Citraan atau pengimajian adalah gambar-gambar dalam pikiran dan bahasa yang
menggambarkannya.

3. Majas sering disebut juga gaya bahasa.

4. Rima adalah persamaan atau pengulangan bunyi.

Rima bisa berupa:

1. Pengulangan bunyi-bunyi konsonan dari kata-kata berurutan (aliterasi).

2. Persamaan bunyi vocal dalam deretan kata (asonansi).

3. Persamaan bunyi yang terdapat disetiap akhir baris

15
5. Ritma Puisi dapat diartikan pengulangan bunyi yang berulang-ulang dan tersusun rapi.

6. Tema adalah ide pokok puisi. Ide-ide tersebut bisa muncul secara tiba-tiba.

7. Perasaan adalah sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkannya. Perasaan ini

sangat berkaitan dengan tema yang ditampilkan.

8. Amanat dalam puisi adalah maksud, pesan, tujuan yang hendak disampaikan penyair.

Pembelajaran Puisi di SMP Kelas VIII Berdasarkan KTSP

Pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan KTSP bertujuan untuk menjadikan


pengajaran bahasa sebagai pengajaran yang komunikatif. Artinya bahwa dalam pembelajaran
bahasa Indonesia, siswa dituntut untuk dapat menyampaikan informasi yang ia maksud
dengan lugas dan jelas agar pihak penerima informasi dapat menangkap informasi tersebut
(mengerti). Informasi yang dimaksud dapat berupa informasi lisan maupun tulisan. Oleh
karena itu dalam pembelajaran bahasa Indonesia, kemampuan berbahasa dibagi menjadi
empat aspek keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Misalnya
keterampilan berbahasa menulis yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan eksprensif. Dalam kegiatan
menulis ini maka sang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa,
dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus
melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), di kelas VIII SMP Negeri Satu
Atap 3 Langgikima memuat Kompetensi Dasar menulis kreatif puisi berkenaan dengan
menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai yang berindikator (1)
mampu mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi, (2) mampu menulis puisi
dengan menggunakan pilihan kata yang tepat. Pembelajaran menulis kreatif puisi ini
menggunakan alokasi waktu 2 x 40 menit atau 1 x pertemuan. Untuk mata pelajaran bahasa
Indonesia di SMP khususnya kelas VIII, begitu juga di SMP Negeri Satu Atap 3 Langgikima.
Khususnya pada pembelajaran menulis kreatif puisi, menggunakan alokasi waktu yang sesuai
dengan kurikulum.

16
Pembelajaran menulis puisi bebas di SMP Negeri Satu Atap 3 Langgikima tidak
hanya diajarkan berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam silabus, akan tetapi dalam proses
pembelajaran guru juga memanfaatkan bahan dan materi ajar dalam buku paket bahasa
Indonesia di kelas VIII SMP Negeri Satu Atap 3 Langgikima diajarkan dengan memadukan
antara isi silabus dengan isi buku teks yang dijadikan sebagai bahan belajar siswa.

17
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. ANALISA PERBANDINGAN JURNAL


3.1.1. Kedalam Konsep
Materi dari kedua jurnal tersebut sudah sangat jelas dalam memaparkan bagaimana
konsepnya. Pada jurnal pertama telah dijelaskan Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi
Menggunakan Teknik Inkuiri Dan Latihan Terbimbing yang mana didalamnya
penjelasannya telah dipaparkan dengan jelas. Jurnal pertama juga telah menggunakan
observasi. Pada jurnal kedua yaitu membahas Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII
Smp Negeri Satu Atap 3 Langgikima Kabupaten Konawe Utara yang didalamnya sudah
dijelaskan dengan sangat jelas bahkan dengan menggunakan penelitian. Kedua jurnal
memiliki topik yang sama yaitu puisi namun pendalaman atau pembahasan yang berbeda.
Dan kedua jurnal ini membahasnya dengan sangat jelas.
3.1.2. Kelebihan dan Kekurangan Pada Kedua Jurnal
JURNAL I
 Kelebihan:
Kelebihan dalam setiap karya tulis pastinya tersebar di berbagai
tulisannya, namun pastilah ada beberapa kelebihan yang menonjol pada setiap
karya ilmiah/tulis. Kelebihan dalam jurnal pertama yang berjudul Peningkatan
Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Teknik Inkuiri Dan Latihan
Terbimbing adalah penyampaian materi pada jurnal ini sudah jelas. Dari aspek
tata bahasa, penggunaan bahasa dan kalimat dalam jurnal ini sudah baik.
Penulis membuat jurnal ini memiliki bagan atau tabel yang dapat
mempermudah pembaca dalam memahaminya penelitiannya. Penulisan daftar
pustaka telah ditulis dengan baik dan benar. Kemudian jurnal memiliki daftar
pustaka atau referensi yang banyak sehingga terkesan lebih berisi dengan kata
lain jurnal terlihat lebih terpercaya dan kuat dikarenakan banyaknya referensi
yang tercantum. Artikel ini juga memiliki abstrak dalam bahasa indonesia dan
inggris. Abstrak yang dibuat sudah baik karena mampu mencakup isi seluruh
tulisan dan penggunaan kata kunci yang tepat.
 Kekurangan:
Jurnal ini memang memiliki lumayan banyak kelebihan namun
memiliki kekurangan. Jurnal yang berjudul Peningkatan Keterampilan

18
Menulis Puisi Menggunakan Teknik Inkuiri Dan Latihan Terbimbing ini
mengalami beberapa kesalahan dalam pengeditan kata misalnya kekurangan
huruf dalam kata bahkan kelebihan huruf pada kata.
JURNAL II
 Kelebihan:
Kelebihan pada jurnal yang berjudul Kemampuan Menulis Puisi Siswa
Kelas VIII Smp Negeri Satu Atap 3 Langgikima Kabupaten Konawe Utara
yaitu jurnal tersebut telah menjelaskannya dengan sangat jelas bahkan
menggunakan penelitian. Jurnal ini juga penulisan daftar pustakanya telah
ditulis dengan baik dan benar. Jurnal ini juga memiliki tabel penelitiannya
yang dapat mempermudah pembaca dalam memahaminya. Dalam jurnal ini
juga sudah lengkap yaitu memiliki abstrak, pendahuluan, kajian pustaka,
metode dan teknik penelitian, hasil penelitian, penutup dan daftar pustaka.
Kelebihan berikutnya terletak pada segi kepenulisan sang penulis yang cukup
baik dengan tidak bertele-tele dalam menulis/menyimpulkan materinya,
penulis juga memasukkan poin-poin penting kedalam jurnal dengan uraian
yang lengkap namun tidak boros kalimat. Dan membuat pembaca tidak bosan
membacanya. Penjelasannya juga sangat lengkap, yang mana pasti pembaca
akan mendapat ilmu lebih.
 Kekurangan:
Jurnal yang berjudul Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII Smp
Negeri Satu Atap 3 Langgikima Kabupaten Konawe Utara ini memiliki
beberapa kesalahan pada pengetikan kata. Ada kata yang typo di dalam jurnal
tersebut. Format jurnalnya juga membuat pembaca akan lebih cepat bosan dan
ngantuk pada saat membaca jurnal tersebut.

19
BAB IV

PENUTUP

4.1.Kesimpulan

Setiap karya tulis pastinya memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda antar satu dengan
yang lain,baik itu dari segi bahasanya, kelebihannya dan kekurangannnya. Jurnal pasti
mengandung informasi yang sudah dipaparkan dengan jelas oleh penulisnya terlepas dari
kekurangan yang terkandung dalam setiap jurnal, namun sudah dapat dipastikan setiap jurnal
akan membawa keuntungan bagi pembaca dalam hal pendapatan informasi lebih.

Dalam kedua jurnal ini, terkandung informasi yang sangat melimpah yang mana
membuat pembaca menjadi tertarik untuk membaca atau menganalisis jurnal ini. Diatas telah
disampaikan ringkasan dan juga kelebihan serta kekurangan dari masing-masing jurnal.

Jurnal kedua lebih cocok digunakan karena memakai bahasa yang lumayan mudah
untuk dipahami pembaca dan juga informasi didalamnya juga lebih.

4.2. Saran
Saya lebih merekomendasikan untuk menggunakan jurnal kedua. Karena jurnal kedua
sangat cocok untuk umum karna akan lebih mudah untuk dipahami dan lebih memuat banyak
informasi. Saya tidak mengatakan bahwa jurnal pertama itu buruk. Namun, pada jurnal kedua
lebih lengkap penjelasannya. Jurnal kedua menjelaskan pembagian dan karakteristik puisi
dengan sangat lengkap. Tapi jika memang pembaca yang sudah mengerti atau paham
mengenai materi-materi tersebut bisa juga menggunakan kedua jurnal agar lebih bagus.

Didalam kelebihan dari kedua jurnal tersebut agar lebih dipertahankan dan diperkuat
lagi, dan mengenai kekurangan jurnal agar lebih diteliti lagi untuk mencapai hasil yang lebih
maksimal.

20
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno, H. W. (2020). Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Teknik


Inkuiri Dan Latihan Terbimbing. Universitas Negeri Semarang, Vol. 9, No 1.

Sulkifli, & Marwati. (2016). Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII Smp Negeri Satu
Atap 3 Langgikima Kabupaten Konawe Utara. Universitas Halu Oleo, Vol. 1, No 1.

21

Anda mungkin juga menyukai